Sumber : data primer dan data sekunder hasil analisis tahun 2019
responden yang didapatkan sebagian besar dalam rentang usia (68 – 74 tahun)
dengan jumlah sebanyak 51 orang (55.4%), sedangkan responden dengan rentang
usia (60 – 67 tahun) sebanyak 41 orang (44.6%). Data yang didapatkan berdasarkan
orang (53.3%) dan jumlah responden laki – laki sebanyak 43 orang (46.7%).
Data responden dari aspek pekerjaan didapatkan hasil sebagian besar bekerja
sebagai wiraswasta sebanyak 29 orang (31.5%), kemudian diikuti oleh tidak bekerja
sebanyak 14 orang (15.2%) dan sebagian kecil bekerja sebagai Petani yaitu sebanyak
10 orang (10.9%).
responden sebagian besar adalah SMP sebanyak 24 orang (26.1%), sedangkan yang
konsumsi obat anti hipertensi terdapat 57 orang (62.0%) responden yang mengalami
sangat berat sebanyak 12 orang (13.0%). Dan data responden dari aspek yang
Tabel 4.2 Tabel Silang Dan Analisis Bivariat Hubungan Kecemasan dengan
Hipertensi
Tingkat Jumlah P-Value
Ya Tidak
kecemasan
N % N % N %
Normal 3 3.3 7 7.6 10 10.9
Ringan 5 5.4 10 10.9 15 16.3
Sedang 25.0
13 14.1 10 10.9 23
0.008
Berat 34.8
26 28.3 6 6.5 32
Sangat Berat 6 6.5 6 6.5 12 13.0
Jumlah 53 57.6% 39 42.4% 92 100
Sumber: data primer
Dari table 4.2 Hasil analisis bivariat tingkat kecemasan dengan kejadian
Hipertensi pada lansia diketahui bahwa responden yang memiliki kecemasan sangat
memiliki kecemasan sangat berat yang tidak mengalami Hipertensi sebanyak 6 orang
sebanyak 26 orang (28.3%), responden yang memiliki kecemasan berat yang tidak
sebanyak 3 orang (3.3%) dan responden yang memiliki kecemasan normal yang
SPSS 20.0 dan diperoleh hasil nilai signifikan 0.008 (p<0.05), yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara kedua variable yaitu kecemasan dengan kejadian
4.2 Pembahasan
Meninting kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019. Dimana
didapatkan hasil Uji Spearman Rank didapatkan nilai p value 0,008 yang artinya
Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh peneliti, dapat diketahui bahwa
sebanyak 49 orang (53.3%) sesuai dengan faktor resiko yang disebutkan dalam
laki – laki. Data yang didapatkan berdasarkan usia responden yang sebagian besar
dalam rentang usia (68 – 74 tahun) dengan jumlah sebanyak 51 orang (55.4%) sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tuminah (2009) dimana
kelompok usia > 70 tahun beresiko 11,53 kali menderita hipertensi, hal ini
disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen
menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, akibatnya ialah
kecemasan sangat berat lebih sedikit karena pada pasien tersebut memperbaiki gaya
hidupnya dengan rutin mengkosumsi obat anti hipertensi ini sesuai dengan Santrock
mengubah gaya hidupnya seperti melakukan diet, konsumsi obat anti hipertensi,
Hal ini juga didukung oleh Bacon (2014) yang menyimpulkan bahwa ada
didapatkan nilai p value = 0,016 < α (0,05) yang berarti data dinyatakan signifikan,
dengan nilai OR = 4.14 yang memiliki arti bahwa pasien yang memiliki gangguan
kecemasan 4 kali lipat beresiko mengalami hipertensi. Begitu juga Hamer (2010),
memiliki nilai OR = 1,57 dengan batas minimal berpengaruh sebanyak 1.41 kali dan
tidak lebih dari 1.74 kali untuk menimbulkan hipertensi (95%CI lower=1.41;
upper=1.74).
Penelitian ini tidak dapat mengevaluasi seluruh factor perancu karena tidak
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019 mengalami kecemasan
kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019 yaitu sebanyak 53 orang
(57.6%).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan pada lansia dengan hipertensi
di Puskesmas Meninting kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019.
5.2 Saran