Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Frekuensi
Bedasarlan Jumlah (n) Persen (%)
Usia
60 – 67 tahun 41 44.6
68 – 74 tahun 51 55.4
Total 92 100
Jenis Kelamin
Laki – laki 43 46.7
Perempuan 49 53.3
Total 92 100
Pendidikan
Tidak sekolah 10 10.9
SD 20 21.7
SMP 24 26.1
SMA 20 21.7
S1 15 16.3
S2 3 3.3
Total 92 100
Pekerjaan
Tidak Bekerja 22 23.9
Petani 10 10.9
Nelayan 14 15.2
Wiraswasta 29 31.5
Pensiunan PNS 17 18.5
Total 92 100
Konsumsi Obat
Ya 35 38.0
Tidak 57 62.0
Total 92 100
Kecemasan
Normal 10 10.9
Ringan 15 16.3
Sedang 23 25.0
Berat 32 34.8
Sangat Berat 12 13.0
Total 92 100
Hipertensi
Ya 53 57.6
Tidak 39 42.4
Total 92 100

Sumber : data primer dan data sekunder hasil analisis tahun 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 92 responden, usia

responden yang didapatkan sebagian besar dalam rentang usia (68 – 74 tahun)
dengan jumlah sebanyak 51 orang (55.4%), sedangkan responden dengan rentang

usia (60 – 67 tahun) sebanyak 41 orang (44.6%). Data yang didapatkan berdasarkan

jenis kelamin responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 49

orang (53.3%) dan jumlah responden laki – laki sebanyak 43 orang (46.7%).

Data responden dari aspek pekerjaan didapatkan hasil sebagian besar bekerja

sebagai wiraswasta sebanyak 29 orang (31.5%), kemudian diikuti oleh tidak bekerja

sebanyak 22 orang (23.9%), pensiunan PNS sebanyak 17 orang (18.5%), nelayan

sebanyak 14 orang (15.2%) dan sebagian kecil bekerja sebagai Petani yaitu sebanyak

10 orang (10.9%).

Data responden dari aspek pendidikan didapatkan hasil pendidikan terakhir

responden sebagian besar adalah SMP sebanyak 24 orang (26.1%), sedangkan yang

pendidikan terakhir S2 sebanyak 3 orang (3.3%). Data responden dari aspek

konsumsi obat anti hipertensi terdapat 57 orang (62.0%) responden yang mengalami

hipertensi tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi, sedangkan yang mengkonsumsi

obat anti hipertensi sebanyak 35 orang (38.0%) responden.

Data responden dari aspek kecemasan didapatkan hasil responden dengan

kecemasan normal sebanyak 10 orang (10.9%), dengan kecemasan ringan sebanyak

15 orang (16.3%), dengan kecemasan sedang sebanyak 23 orang (25.0%), dengan

kecemasan berat sebanyak 32 orang (34.8%) dan responden dengan kecemasan

sangat berat sebanyak 12 orang (13.0%). Dan data responden dari aspek yang

terkena hipertensi di dapatkan hasil responden sebagian besar mengalami hipertensi

sebanyak 53 orang (57.6%) dan responden yang tidak mengalami hipertensi

sebanyak 39 orang (42.4%).


4.1.2 Analisis Bivariat

Tabel 4.2 Tabel Silang Dan Analisis Bivariat Hubungan Kecemasan dengan

Kejadian Hipertensi pada Lansia

Hipertensi
Tingkat Jumlah P-Value
Ya Tidak
kecemasan
N % N % N %
Normal 3 3.3 7 7.6 10 10.9
Ringan 5 5.4 10 10.9 15 16.3
Sedang 25.0
13 14.1 10 10.9 23
0.008
Berat 34.8
26 28.3 6 6.5 32
Sangat Berat 6 6.5 6 6.5 12 13.0
Jumlah 53 57.6% 39 42.4% 92 100
Sumber: data primer

Dari table 4.2 Hasil analisis bivariat tingkat kecemasan dengan kejadian

Hipertensi pada lansia diketahui bahwa responden yang memiliki kecemasan sangat

berat yang mengalami Hipertensi sebanyak 6 orang (6.5%), responden yang

memiliki kecemasan sangat berat yang tidak mengalami Hipertensi sebanyak 6 orang

(6.5%), responden yang memiliki kecemasan berat yang mengalami Hipertensi

sebanyak 26 orang (28.3%), responden yang memiliki kecemasan berat yang tidak

mengalami Hipertensi sebanyak 6 orang (6.5%), responden yang memiliki

kecemasan sedang yang mengalami Hipertensi sebanyak 13 orang (14.1%),

responden yang memiliki kecemasan sedang yang tidak mengalami Hipertensi

sebanyak 10 orang (10.9%), responden yang memiliki kecemasan ringan yang

mengalami Hipertensi sebanyak 5 orang (5.4%), responden yang memiliki

kecemasan ringan yang tidak mengalami Hipertensi sebanyak 10 orang (10.9%),


sedangkan responden yang memiliki kecemasan normal yang mengalami Hipertensi

sebanyak 3 orang (3.3%) dan responden yang memiliki kecemasan normal yang

tidak mengalami Hipertensi sebanyak 7 orang (7.6%). Hasil tersebut dijelaskan

dalam tabel 4.2.

Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rank menggunakan alat bantu

SPSS 20.0 dan diperoleh hasil nilai signifikan 0.008 (p<0.05), yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara kedua variable yaitu kecemasan dengan kejadian

Hipertensi pada Lansia.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan hipertensi di Puskesmas

Meninting kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019. Dimana

didapatkan hasil Uji Spearman Rank didapatkan nilai p value 0,008 yang artinya

terdapat hubungan antara kecemasan dengan hipertensi.

Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh peneliti, dapat diketahui bahwa

kecemasan pada responden, sebagian besar responden mengalami kecemasan berat

yang memiliki hipertensi sebanyak 26 orang (28.3%). Data yang didapatkan

berdasarkan jenis kelamin responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan

sebanyak 49 orang (53.3%) sesuai dengan faktor resiko yang disebutkan dalam

NHLBI (2015) bahwa perempuan lebih mungkin menderita hipertensi dibandingkan

laki – laki. Data yang didapatkan berdasarkan usia responden yang sebagian besar

dalam rentang usia (68 – 74 tahun) dengan jumlah sebanyak 51 orang (55.4%) sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tuminah (2009) dimana

kelompok usia > 70 tahun beresiko 11,53 kali menderita hipertensi, hal ini

disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen
menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, akibatnya ialah

meningkatnya tekanan darah sistolik.

Dari hasil penelitian pada responden yang mengalami hipertensi dengan

kecemasan sangat berat lebih sedikit karena pada pasien tersebut memperbaiki gaya

hidupnya dengan rutin mengkosumsi obat anti hipertensi ini sesuai dengan Santrock

(2002) yang mengemukakan bahwa seseorang yang menderita hipertesi harus

mengubah gaya hidupnya seperti melakukan diet, konsumsi obat anti hipertensi,

olahraga, dan mengentikan kebiasaan merokok untuk menghindari munculnya

kecemasan pada seseorang.

Hal ini juga didukung oleh Bacon (2014) yang menyimpulkan bahwa ada

hubungan bermakna antara kecemasan dengan hipertensi. Hasil uji hipotesis

didapatkan nilai p value = 0,016 < α (0,05) yang berarti data dinyatakan signifikan,

dengan nilai OR = 4.14 yang memiliki arti bahwa pasien yang memiliki gangguan

kecemasan 4 kali lipat beresiko mengalami hipertensi. Begitu juga Hamer (2010),

mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara kecemasan dan hipertensi

memiliki nilai OR = 1,57 dengan batas minimal berpengaruh sebanyak 1.41 kali dan

tidak lebih dari 1.74 kali untuk menimbulkan hipertensi (95%CI lower=1.41;

upper=1.74).

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat keterbatasan yaitu penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional sehingga tidak dapat secara kuat

menjelaskan hubungan sebab akibat antara kecemasan dengan hipertensi dan

Penelitian ini tidak dapat mengevaluasi seluruh factor perancu karena tidak

mengikuti perjalanan penyakit pasien secara berkala.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai hubungan kecemasan pada

lansia dengan hipertensi di Puskesmas Meninting kabupaten Lombok Barat Nusa

Tenggara Barat tahun 2019. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden yang memiliki kecemasan di Puskesmas Meninting

kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019 mengalami kecemasan

berat yaitu sebanyak 32 orang (34.8%).

2. Sebagian besar responden yang terdiagnosis hipertensi di Puskesmas Meninting

kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019 yaitu sebanyak 53 orang

(57.6%).

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan pada lansia dengan hipertensi

di Puskesmas Meninting kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2019.

Berdasarkan uji statistik Spearman Rank (p value =0,008).

5.2 Saran

1. Bagi masyarakat yang mengalami hipertensi disarankan untuk melakukan

pemeriksaan rutin dan mengkonsumsi obat anti hipertensi secara rutin

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor

resiko lainnya dari variable penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai