Anda di halaman 1dari 28

MALNUTRISI

ENERGI-PROTEIN
dr. IDA AYU MADE MAHAYANI
MASALAH GIZI DI INDOSENIA
• Malnutrisi Energi-Protein
• Anemia defisensi besi
• Gangguan Akibat kekurangan yodium
• Defisensi Zn
• Defisiensi Vitamin A
• Obesitas
PERMASALAHAN MEP

• Merupakan masalah kesehatan utama


• Primadona penyakit gizi
• Berperan dalam motalitas dan morbiditas anak
• Deteksi dini dan tatalaksana penting sebagai upaya pencegahan melanjutnya
MEP
• MEP berat perlu perawatan rumah sakit
• Dampak terhadap kualitas SDM
DEFINISI
• Malnutrisi Energi-protein (MEP) adalah merupakan keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh berkurangnya konsumsi energy dan protein dalam makanan
sehari-hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak
memenuhi kecukupan gizi.
• MEP ditemukan biasanya pada anak prasekolah
• MEP merupakan masalah malnutrisi yaitu gizi kurang dan gizi buruk
termasuk marasmus dan kwashiorkor
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN
• Penyakit akibat kekurangan energy dan protein, umumnya disertai oleh
defisiensi nutrisi yang lain
• Primer :
- Masukan makanan yang kurang
- Kualitas/kuantitas yang kurang
• Sekunder :
- kebutuhan/keluaran (output) yang berlebihan
ETIOLOGI
• Lingkungan fisik
• Biologik
• Sosial ekonomi
• Kebiasaan
• dll
KLASIFIKASI MEP
1. Malnutrisi Energi Protein Ringan
2. Malnutrisi Energi Protein Sedang
3. Malnutrisi Energi Protein berat ( Gizi Buruk)
• MEP ringan dan sedang gejala klinis yang ditemuakan hanya anak yang kurus
• MEP berat ( gizi buruk ) secara garis besar dapat dibedakan menjadi
marasmus (kekurangan kabohidrat dan kalori), kwashiorkor (kekurangan
energy protein), marasmus-kwashiorkor ( kekuarangan kedua-duanya )
MARASMUS
• Marasmus merupakan adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk
paling sering ditemui pada balita  karena masukan makanan yang sangat
kurang, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas, penyakit pada masa neonatus
serta kesehatan lingkungan.
GEJALA KLINIS MARASMUS
• Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit
• Otot-otot atrofi
• Wajah seperti orang tua
• Cengeng/rewel
• Kulit keriput dan jaringan subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pakai
celana longgal/baggy pants )
• Iga gambang
• Tampak rambu kering,mudah rontok dan tipis
• Sering disertai penyakit infeksi (umumnya Kronis dan berulang ) dan diare
KWASHIORKOR

• Kwashiorkor adalah salah satu bentuk gizi buruk (busung lapar) yang
disebabkan oleh kekurangan gizi protein, dikenal juga sebagai kekurangan
gizi edematous karena tanda dominan yang ditampakkan adalah edema atau
penumpukan cairan pada tubuh terutama pada daerah mata kaki, kaki, perut,
dan bisa seluruh tubuh.
GEJALA KWASHIORKOR
• Edema
• Wajah membulat dan sembab
• Pandangan mata sayu
• Rambut tipis, kemerahan seperti warna jagung, mudah dicabut tanpa sakit dan rontok
• Perubahan status mental : apatis dan rewel
• Pembesaran hati
• Pandangan mata sayu
• Kelainan pada kulit terlihat bercak muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas ( Crazy pavement dermatosis )
• Anemia
• Diare
• Otot mengecil
Edema
• Minimal pada kedua punggung kaki bersifat pitting edem
• Derajat edema :
• +  pada tangan dan kaki
• ++  tungkai dan lengan
• +++  seluruh tubuh (wajah dan perut)
Derajat edema untuk menentukan jumlah cairan yang diberikan
MARASMUS-KWASHIORKOR

• Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik


kwashiorkor dan marasmus dengan BB/TB <-3 SD disertai edema yang
tidak mencolok
Tanda kwashiorkor-marasmus
• Edema
• Kelainan rambut
• Kelainan kulit
• Menghilangnya otot dan jaringan lain
• Gangguan metabolic pada organ-orga seperti ginjal dan pancreas
TATALAKSANA
MEP ringan-sedang
• Tidak perlu dirawat
• Identifikasi penyebab
• Penyuluhan
MEP Berat
• Rawat di RS
Kreteria dirawat di RS
• Berat sangat rendah : BB/TB <70%, BB/U <60%, BB/U >60% dengan edema.
Dengan gejala lain :
1. Edema
2. Dehidrasi berat
3. Diare persisten dan atau muntah
4. Sangat pucat, hipotermia, syok
5. Infeksi
6. Anemia berat
7. Ikterus
8. Usia < 1 tahun
5 ASPEK TATALAKSANA MEP BERAT

1. 10 LANGKAH UTAMA
2. PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA
3. KEGAGALAN PENGOBATAN
4. PULANG SEBELUM PEMULIHAN TUNTAS
5. TINDAKAN PADA KEGAWATDARURATAN
10 LANGKAH UTAMA
1. Atasi/cegah hipoglikemia
2. Atasi/cegah hipotermia
3. Atasi/cegah dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Obati/cegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Fasilitasi tumbuh-kejar
8. Koreksi defisiensi nutrient-mikro
9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukung emosi/mental
10. Siapkan dan rencanakan tindak lanjut setelah sembuh
TATALAKSANA MEP
HAL-HAL PENTING HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke-2 ( Fe diberikan pada fase stabilisasi )


2. Jangan berikan cairan intravena kecuali syok atau dehodrasi berat
3. Jangan berikan protein terlalu tinggi saat fase stabilisasi
4. Jangan berikan diuretic pada pasen kwashiorkor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai