Anda di halaman 1dari 27

PASANGGIRI

APRESIASI BAHASA, SASTRA, DAN SENI DAERAH


BAGI SISWA SD/MI, SMP/MTs DAN SMA/SMK /MA
SE-KOTA DEPOK
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PROGRAM KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KESENIAN DAERAH
PENGEMBANGAN PEMAHAMAN APRESIASI BAHASA DAN
SASTRA DAERAH
BAGI SISWA SD/MI, SMP/MTS, DAN SMA/SMK/MA
SE-KOTA DEPOK
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PEMERINTAH KOTA DEPOK


DINAS PENDIDIKAN KOTA DEPOK
PASANGGIRI
APRESIASI BAHASA, SASTRA, DAN SENI DAERAH
BAGI SISWA SD/MI, SMP/MTS, DAN SMA/SMK/MA
SE- KOTA DEPOK

I. Latar Belakang
Karya sastra dan kesenian daerah hakekatnya merupakan manifestasi
kehidupan jiwa bangsa yang berbudaya, dan sangat tinggi nilainya. Belajar sastra dan
kesenian daerah selain untuk meningkatkan kemampuan siswa-siswi dalam
mengapresiasi sastra dan kesenian daerah, juga belajar menghargai nilai-nilai
kemanusiaan serta nilai-nilai kehidupan. Karena itu karya sastra dan kesenian daerah
perlu digali dan digarap untuk diresapi dan dinikmati isinya.
Dalam dunia pendidikan, sastra dan kesenian daerah sebenarnya memiliki
kemampuan luar biasa untuk mengasah logika dan retrika berpikir. Hanya saja,
dalam kebanyakan kasus, kemampuan sastra dan kesenian daerah ini belum
sepenuhnya disadari masyarakat. Melalui pembelajaran bahasa, sastra, akasara dan
kesenian daerah diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
mempunyai kecakapan menyikapi perubahan masa kini dan masa mendatang.
Pembelajaran sastra dan kesenian daerah juga diarahkan agar siswa-siswi
memperoleh pengalaman berprestasi dan berekspresi. Maka fungsi utama sastra dan
kesenian daerah sebagai penghalus budi, peningkatan kepekaan, rasa kemanusiaan,
dan kepedulian sosial, serta penyaluran gagasan dan imajinasi secara kreatif dapat
tercapai dan tersalurkan.
Dalam sastra dan kesenian daerah terkandung pengalaman manusia, yaitu
meliputi pengalaman penginderaan, perasaan hati, khayalan, dan perenungan, yang
secara terpadu diwujudkan dalam penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun
tulisan. Melalui sastra dan kesenian daerah siswa-siswi diajak untuk memahami,
menikmati, dan menghayati karya sastra daerah.
Karya sastra dan kesenian daerah memberikan khasanah sejarah ilmu
pengetahuan yang beraneka macam ragamnya. Penghayatan hasil karya sastra dan
kesenian daerah akan memberi keseimbangan antara kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern di satu pihak dan pembangunan jiwa di lain pihak. Kedua hal
ini sampai masa kini masih dirasakan belum dapat saling isi mengisi, padahal
keseimbangan atau keselarasan antara kedua masalah ini besar sekali peranannya
bagi pembangunan dan pembinaan lahir dan batin.
Melalui sastra dan seni daerah juga diperoleh nilai-nilai, tata hidup dan sarana
kebudayaan sebagai sarana komunikasi masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Sebagai wujud aplikasi dari hasil pembelajaran di sekolah, maka Dinas Pendidikan
Kota Depok menggangap perlu untuk mengadakan suatu pertunjukan dalam bentuk
perlombaan (pasanggiri) hasil pembelajaran bahasa, sastra, aksara dan kesenian
daerah baik pada jenjang SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/SMK/MA.
II. Landasan Hukum

1. Undang-undang RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Undang-undang RI No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Barat no 5 tahun 2003 tentang
Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah
4. Peraturan Daerah (PERDA) Propinsi Jawa Barat no 6 Tahun 2003 tentang
Pemeliharaan Kesenian Daerah
5. Surat keputusan Gubernur No 910/Kep 59 Dal Prog/2007 tentang DPA SKPD
Kegiatan Peningkatan Mutu Pendidikan Kesenian Daerah
6. Misi Dinas Pendidikan Jawa Barat tentang pengembangan Manusia yang
beriman dan bertaqwa, mandiri dan bermartabat serta menjungjung nilai-nilai
luhur budaya masyarakat Jawa Barat (silih asih, silih asah, silih asuh,
cageur, bageur, bener, pinter, tur singer) dan berwawasan kebangsaan.
7. Rencana kerja Dinas Pendidikan Kota Depok tahun anggaran 2019
8. Program MGMP Bahasa Daerah Dinas Pendidikan Kota Depok tentang
Peningkatan Mutu Pendidikan dalam Pengembangan dan Pembinaan
Apresiasi Bahasa Daerah bagi Siswa-Siswi SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/SMK/MA

III. Maksud dan Tujuan


1. Maksudnya
Adalah meningkatkan mutu pembelajaran bahasa, sastra maupun
kegiatan pembinaan kesenian daerah sebagai salah satu penunjang pelestarian
nilai-nilai luhur budaya daerah di lingkungan persekolahan.

2. Tujuannya
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para siswa di SD/MI,
SMP/MTS dan SMA/SMK/MA melalui kegiatan (lomba) Apresiasi
Sastra, Bahasa, Aksara dan Seni Daerah.
2. Membina sikap para siswa dan warga belajar dalam kecintaan terhadap
seni daerah yang mengandung nilai-nilai luhur (kepribadian).
3. Mengembangkan dan memasyarakatkan model pembelajaran seni daerah
sebagai upaya memotivasi belajar siswa dalam pembinaan mental dan
spritual dan pembinaan karakter.
4. Melaksanakan Kurikulum Bahasa Daerah yang berkaitan dengan seni
sastra daerah yang tumbuh kembang di Jawa Barat.
5. Meningkatkan upaya pemeliharaan kesenian daerah yang menjadi modal
pembinaan sikap generasi muda di persekolahan dan sebagai kebanggaan
masyarakat Jawa Barat.
6. Ikut berperan serta dalam memelihara dan melestarikan budaya bangsa.
IV. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan perlombaan ini dapat dibedakan dalam dua kategori:


a) Sasaran personil peserta kegiatan :
1. Siswa/siswi SD/MI se-Kota Depok.
2. Siswa/siswi SMP/MTS se-Kota Depok.
3. Siswa/siswi SMA/SMK/MA se-Kota Depok.

b) Sasaran materi yang menjadi bahan lomba dan kegiatan kesenian :


1. Lomba Maca Sajak (baca puisi) tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
2. Lomba Ngadongéng (bercerita) dalam Bahasa Sunda tingkat SD/MI,
SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
3. Lomba Tembang Pupuh tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA
se-Kota Depok.
4. Lomba Kawih Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-
Kota Depok.
5. Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
6. Lomba Maca Biantara tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-
Kota Depok.
PEDOMAN PELAKSANAAN PERLOMBAAN
APRESIASI BAHASA, SASTRA, DAN SENI DAERAH
TINGKAT SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SE-KOTA DEPOK

A. PESERTA
Peserta perlombaan dalam Apresiasi Bahasa, Sastra, Aksara dan Seni Daerah
tahun pelajaran 2018/2019 diikuti oleh siswa/siswi tingkat SD/MI, SMP/MTS
dan SMA/SMK/MA yang mewakili sekolah masing-masing, setelah diadakan
lomba antar UPT (SD/MI Juara 1 dan 2), teman atau antar kelas (SMP/MTs. dan
SMA/SMK/MA) di sekolah masing-masing.
Peserta pasanggiri yang pernah meraih juara 1 di tingkat Kota Depok,
diperkenankan untuk kembali mengikuti pasanggiri di bidang yang sama,
dengan syarat belum pernah menjadi juara (3 besar) dalam pasanggiri tingkat
provinsi.

1) Jumlah Peserta
Jumlah seluruh peserta yang menjadi perwakilan dari setiap sekolah:
a. Peserta untuk lomba Maca Sajak (baca puisi)
sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri)
b. Peserta untuk lomba Ngadongeng (mendongeng)
sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri)
c. Peserta untuk lomba Tembang Pupuh
sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri)
d. Peserta untuk lomba Kawih
sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri)
e. Peserta untuk lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda
sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri)
f. Peserta untuk lomba Maca Biantara
sebanyak 2 orang (1 putra dan 1 putri)

3. Ketentuan Peserta
Setiap peserta yang mengikuti lomba Maca Sajak, Ngadongéng,
Tembang Pupuh, Kawih Murangkalih, dan Maca jeung Nulis Aksara
Sunda dan Maca Biantara adalah siswa/siswi kelas IV dan V (untuk
SD/MI), VII dan VIII (untuk SMP/MTS), dan kelas X dan XI (untuk
SMA/SMK/MA) dari masing-masing sekolah harus menyerahkan biodata
dari sekolah masing-masing yang diketahui oleh kepala sekolah yang
bersangkutan.

B. MATERI LOMBA
a. Lomba Maca Sajak (baca puisi) tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
b. Lomba Ngadongéng (bercerita) dalam Bahasa Sunda tingkat SD/MI,
SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
c. Lomba Tembang Pupuh tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan
SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
d. Lomba Kawih Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA
se-Kota Depok.
e. Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda tingkat SD/MI, SMP/MTS,
dan SMA/SMK/MA se-Kota Depok.
f. Lomba Maca Biantara tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA se-
Kota Depok.

C. WAKTU DAN TEKNIS PERLOMBAAN

1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada
Hari /Tanggal : Sabtu, 6 April 2019
Pukul : 08.00 WIB. – selesai

2. Technical Meeting
Kegiatan Technical Meeting akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 4 April 2019
Pukul : 13.30 WIB. – selesai

3. Tempat Pelaksanaan Lomba dan Technical Meeting


SD ISLAM AL-AZHAR 46 DEPOK
JL.Boulevard Grand Depok City Kel. Kalimulya Kec.Cilodong Kota Depok

CP: Aas Sutisna, Telp. 081285709446


Gugun Dedi Guntara, Telp. 085220950184
Anita Rohani, Telp. 085624581004
Usep Kusnadi, Telp. +6285853566320

4. Teknis Perlombaan
Pelaksanaan perlombaan tidak melalui babak penyisihan, tetapi langsung
pada babak final.
a. Dewan juri akan memilih masing-masing 6 (enam) orang finalis putra dan
putri pada setiap lomba untuk menjadi Juara I, II, dan III, Harapan I, II dan
III untuk tiap tingkat SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA.

5. Teknis Pelaksanaan Setiap Jenis Lomba


A. Lomba Maca Sajak (membaca puisi)
1. Ketentuan Lomba Maca Sajak (membaca puisi)
a. Setiap peserta lomba Maca Sajak adalah siswa-siswi yang telah
menjadi juara di sekolah masing-masing.
b. Setiap peserta membacakan sajak yang telah ditentukan oleh
panitia (tidak ada pembacaan sajak pilihan), serta tidak mengubah
bentuk sajak tersebut.
c. Setiap peserta memakai pakaian yang disesuaikan dengan
kebutuhan (bebas). Pakaian tidak mempengaruhi penilaian.

2. Materi Lomba Maca Sajak (membaca puisi)


Materi sajak telah ditentukan oleh panitia. Setiap jenjang disediakan 2
judul sajak untuk dipilih peserta, keduanya berlaku untuk putra dan
putri. Materi lomba Maca Sajak terlampir.

3. Kriteria Penilaian Lomba Maca Sajak


a. Penguasaan Materi Sajak:
1) Lapal (kejelasan artikulasi)
2) Lentong (intonasi)
3) Suara (keras/pelan)
b. Penguasaan Penampilan:
1) Penjiwaan isi
2) Ekspresi
3) Kreasi

B. Lomba Ngadongéng (bercerita)

1. Ketentuan Lomba Ngadongéng


a. Setiap peserta lomba Ngadongéng adalah siswa/siswi yang telah
menjadi juara di sekolah masing-masing.
b. Setiap peserta membawakan dongéng atau cerita rakyat dengan
durasi waktu 5 – 10 menit.
c. Saat membawakan dongeng, setiap peserta tidak diperbolehkan
membawa atau membaca naskah.
d. Setiap peserta memakai pakaian yang disesuaikan dengan
kebutuhan (bebas). Pakaian tidak mempengaruhi penilaian.
d. Setiap peserta menyerahkan naskah masing-masing sebanyak 3
rangkap untuk diserahkan kepada Dewan Juri.

2. Materi Lomba Ngadongéng (bercerita)


Materi lomba Ngadongéng untuk SD/MI, SMP/MTs.,
SMA/SMK/MA diserahkan kepada setiap peserta untuk mengambil
dari daerahnya masing-masing atau genre dongeng Sunda lainnya.
3. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian yang digunakan sebagai acuan penilaian untuk
lomba Ngadongéng meliputi:
a. Aspek bahasa:
4) Pilihan kata/diksi, gaya bahasa, dan undak-usuk bahasa Sunda.
5) Struktur bahasa (bentukan kata maupun kalimat) yang benar
sesuai dengan kaidah tata bahasa Sunda.
6) Intonasi/lentong (lagu kalimat) dan pelafalan.

b. Penguasaan Penampilan:
1) Penguasaan isi
2) Penghayatan dan penjiwaan (imaji)
3) Organisasi dan sistematika penyampaian isi

c. Penampilan/Ekspresi
1) Gesture (mimik dan gerak)
2) Kreasi dan gaya bicara

C. Lomba Tembang Pupuh

1. Ketentuan Lomba Pupuh


a. Setiap peserta lomba Pupuh adalah siswa/siswi yang telah menjadi
juara di sekolah masing-masing.
b. Rumpaka (syair) pupuh disiapkan oleh panitia, namun setiap peserta
boleh membawakan rumpaka (syair) sendiri dengan tidak
mengubah bentuk lagu pupuh yang telah ditentukan.
c. Peserta lomba untuk setiap kategori (putra dan putri) dari sekolah
yang sama tampil bersama dengan melantunkan lagu pupuh
bergantian dan menyambung secara harmonis.
d. Setiap peserta bisa membawa sendiri waditra (alat musik pengiring)
dan pangrawit (pengiring).
e. Setiap peserta memakai pakaian seragam sekolah (batik).

2. Materi Lomba Tembang Pupuh


Materi lomba Pupuh terlampir.

3. Kriteria Penilaian Lomba Pupuh


a. Penguasaan Materi Lagu
Meliputi: melodi lagu, lirik lagu, dan iringan lagu
b. Penguasaan Penampilan
Meliputi: penjiwaan isi, ekspresi, dan kreasi.

4. Fasilitas
Disediakan fasilitas, di antaranya:
a. Sound system secukupnya;
b. Ruangan, kursi, meja, dan panggung yang memadai.
D. Lomba Kawih
1. Ketentuan Lomba Kawih
a. Setiap peserta lomba Kawih adalah siswa/siswi yang telah
menjadi juara di sekolah masing-masing.
b. Materi lagu kawih telah ditentukan dan disiapkan oleh panitia.
c. Peserta lomba untuk setiap kategori tampil bersama (putra dan
putri) dengan melantunkan lagu kawih bergantian dan
menyambung secara harmonis.
d. Setiap peserta bisa membawa sendiri waditra (alat musik
pengiring) dan pangrawit (pengiring).
e. Setiap peserta memakai pakaian seragam sekolah (batik).

2. Materi Lomba Kawih


Materi lomba Kawih terlampir.

3. Kriteria Penilaian Lomba Kawih


a. Penguasaan Materi Lagu
Meliputi: melodi lagu, lirik lagu, dan iringan lagu
b. Penguasaan Penampilan
Meliputi: penjiwaan isi, ekspresi, dan kreasi.

4. Fasilitas
Disediakan fasilitas, di antaranya:
a. Sound system secukupnya;
b. Ruangan, kursi, meja, dan panggung yang memadai.

E. Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda


1. Ketentuan Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda
a. Setiap peserta lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda adalah
siswa/siswi yang telah menjadi juara di sekolah masing-masing.
b. Materi Aksara Sunda telah ditentukan dan disiapkan oleh panitia.
c. Peserta lomba untuk setiap kategori tampil tampil bersama-sama
dalam satu ruangan sesuai dengan jenjangnya.
d. Setiap peserta memakai pakaian seragam sekolah (batik).

2. Materi Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda


Materi lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda terlampir.

3. Kriteria Penilaian Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda


a. Penguasaan Menulis
Meliputi: benar dalam penulisan, keindahan aksara, dan kerapian
b. Penguasaan Membaca
Meliputi: benar dan lancar dalam membaca.
4. Fasilitas
Disediakan fasilitas, di antaranya:
a. Kertas;
b. Ruangan, kursi, meja, dan panggung yang memadai.

F. Lomba Maca Biantara

1. Ketentuan Lomba Maca Biantara


1. Setiap peserta lomba Maca Biantara adalah siswa/siswi yang telah
menjadi juara di sekolah masing-masing.
2. Setiap peserta membacakan biantara dengan durasi waktu 5 – 10
menit.
3. Saat membacakan biantara, setiap peserta diperbolehkan
membawa atau membaca naskah.
4. Setiap peserta memakai pakaian yang disesuaikan dengan
kebutuhan (bebas). Pakaian tidak mempengaruhi penilaian.
5. Setiap peserta menyerahkan naskah biantara masing-masing
sebanyak 3 rangkap untuk diserahkan kepada Dewan Juri.

2. Materi Lomba Maca Biantara


Materi lomba Maca Biantara untuk SD/MI, SMP/MTs.,
SMA/SMK/MA dibuat oleh peserta/pendamping menyesuaikan
dengan tema masing-masing jenjang.

3. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian yang digunakan sebagai acuan penilaian untuk
lomba Maca Biantara meliputi:
a. Aspek bahasa:
1) Pilihan kata/diksi, gaya bahasa, dan undak-usuk bahasa
Sunda.
2) Struktur bahasa (bentukan kata maupun kalimat) yang
benar sesuai dengan kaidah tata bahasa Sunda.
3) Intonasi/lentong (lagu kalimat) dan pelafalan.

b. Penguasaan Penampilan:
1) Penguasaan isi
2) Penghayatan dan penjiwaan (imaji)
3) Organisasi dan sistematika penyampaian isi

c. Penampilan/Ekspresi
1) Gesture (mimik dan gerak)
2) Krreasi dan gaya bicara
V. Dewan Juri

Dewan juri untuk pelaksanaan perlombaan ini adalah praktisi dari organisasi
keSundaan, organisasi kesenian yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota
Depok dan Tim MGMP Basa Sunda Kota Depok.
LAMPIRAN
MATERI LOMBA MACA SAJAK
PASANGGIRI BASA SUNDA TINGKAT KOTA DEPOK

a. Jenjang
1. SD :
a. Silih Tulungan karya Taufik Ampera
b. Nini Antéh karya Taufik Ampera
c. Budak Pahatu karya Yus Rusyana
d. Budak Pahatulalis Karya Taufik Ampera

2. SMP
a. Di Hiji Leuweung Geledegan karya Surachman R.M
b. Lalaki Di Tegal Jurit karya Rachmat M. Sas. Karana
c. Aki Jeung Balon karya Ami Raksanagara
d. Kean Santang Karya Yus Rusyana

3. SMA
a. Janté Arkidam karya Ajip Rosidi
b. Grand Prix karya Godi Suwarna
c. Cadas Pangéran karya
d. Tanah Sunda Karya Ayip Rosidi
LAMPIRAN MATERI PASANGGIRI SAJAK TAHUN 2018-2019

1. SAJAK SD
A. Silihtulungan
Karya Taufik Ampera

Nyiruan dina pancuran


titeuleum méh baé paéh
Titiran nenjo Nyiruan
kanyaah mapaés haté.

Geuwat metik dangdaunan


diragragkeun kana cai
ngarayap éta Nyiruan
teu tulus nemahan pati.

Titiran ku paninggaran
diintip-intip dipanah
Nyiruan mulang tarima
nyeureud bitis paninggaran.

Paninggaran ngagurubug
teu tulus manah Titiran
geus lésot kabéh bangbaluh
lantaran silih tulungan.

B. Nini Antéh

Karya Taufik Ampera

Di langit bulan nembongan


cahayana hurung ngempur
ngadamaran alam dunya.

Di bulan Nini keur anteng


ngentrung ninun kaén poléng
awak Nini mani bongkok
balas terus baé ninun
meureun geus rebuan taun.

Di bulan Nini bumetah


dibaturan Candramawat
buluna nu tilu warna
watekna matak diasih.

C. BUDAK PAHATULALIS
Karya Taufik Ampera

Dua budak pahatu lalis


adi lanceuk awéwé lalaki
kasarung di leuweung ganggong
adina ceurik ngalengis
mana jalan geusan balik.

13
Budak lalaki ngala kupa
leungeunna parigel metik
buah kupa dialungkeun
dipulungan ku adina.

Tina rungkun buni kacida


luar-léor oray sanca
gep ngegél awak adina
nu keur anteng murak kupa.

Jrut turun budak lalaki


ana rét ka sakuriling
Si Nyai ka mana geuning
reuwas kacida teuing.

Manuk Cukrik disada semu nalangsa


“Cukrik, cukrik turih ku pucuk eurih”
pucuk eurih bakal matih
Si Nyai bakal kapanggih.

Geberan ku hihid aing


hihid aing kabuyutan
mawa bayu kahuripan.

“Geber-geber hihid aing


hihid aing kabuyutan
titinggal nini awaking”.

Usik ngulisik raga tangtungan


paripurna hirup waras
ku saktina rasa asih.

D. Budak Pahatu

BUDAK PAHATU
Karya Yus Rusyana

Manuk kapinis ku naon teu hihiberan?


Henteu Elu, kuring keur reureuh
Hayang senang-senang di jero sayang

Manuk kapinis ti mana basa tadi hihiberan?


Jauh Elu, nyaba ka itu ka gunung

Manuk kapinis neangan naon ka gunung?


Dahareun Elu, ngarah awak teu teunangan

Manuk kapinis naha di gunung papanggih jeung indung kuring?


Henteu Elu, henteu papanggih

14
Budak pahatu teh indit
Leumpang mapay erel kareta
Diharudum samping butut
Bari teu kendat nyambat indungna

2. SAJAK SMP

A. DI HIJI LEUWEUNG GELEDEGAN

KARYA : SURACHMAN R. M.
Aya tulang nyangsang na dahan, deudeuh
Sésa raga arucutan
Langlayangan teu kapuruk teu karucu
Di hiji leuweung geledegan

Tangkorékna diranggeum areuy, deudeuh


Topi waja bangkarak tadah cihujan
Bedil, sekin ngarumpuyuk lumpuh
Di hiji leuweung geledegan

Ka mana pasukan tambur


Ilaharna jajap ka basisir kubur
Teu muni rampak témbak kahormatan
Di hiji leuweung geledegan

Jeung lahanna di taman pahlawan, deudeuh


Aya nu ngali nu ngandih
Béh ngaranna dina daftar kapanggih
Diémbohan catetan ilang raratan

B. Lalaki Di Tegal Jurit

Karya Rachmat M. Sas. Karana


Wanci layung hurung konéng
Manéhna datang leungeunna euweuh sapotong
Bedil nyoléngkrangna tonggong
Pélor ngabérés handapeun cangkéng

Hiji lalaki bajuna héjo kapulas taneuh


Di pangperangan taya waktu pikeun nyeseuh
Sakiceup waktu ngingintip lengahna musuh
Mun manéhna masih kénéh embungeun paéh

Lebah pager imah manéhna ngarandeg heula


Uteukna nyarita mépés kanyeri nu baris tumiba
“Ema, kuring untung bisa mulang
sedeng mitra réa nu palastra
di hiji taneuh nu direbut ditebus getih.”

Panto hareup ngagerét aya nu muka


Hiji wanoja nu geus aya umurna
Ngagoak lumpat ngarangkul anu ngajanteng
Cimata indung maseuhan buuk anakna

15
Hiji lalaki bajuna héjo kapulas taneuh
Wanci layung hurung konéng
Manéhna datang dipapag cimata indung
Sedeng’na beungeutna taya kagambar rasa tugenah

C. Aki jeung Balon

Aki Jeung Balon


Ami Raksanagara

Beurat teuing lengkah aki ngukur jalan


kota bandung geus biasa ku aki mah dilengkahan
dibaturan ku sobat ngaran rancatan
anu rantuy digantungan barang-barang kaulinan

kakapalan kukudaan tarompet heunteu tinggaleun


geus biasa unggal poe ka unggal budak nawarkeun
ujang, eulis yeuh tingali barang aki
geura galeuh keur ameng engke di bumi

Aki! aki! Abdi mah da hoyong balon


Deudeuh teuing kasep di aki mah henteu aya
Niupna ge aki mah geus teu kawasa
Ripuh teuing da kedah nganggo tanaga
Ari aki sakieu nya kakolotan

Mending oge kasep ieu yeuh kokoloceran


Lamun angin muterna teh aduh jeung tarik pisan
Resep teuing engke ameng lulumpatan

Aki! Ka dieu! Ketang da abdi mah moal meuli


Ulah kitu kasep bet abong ka aki-aki
Ceuk sepuh mah kasep ngaheureuyan teh pamali

Hiji dua lengkahna teuing ku beurat


Aya hate milu lewang paur umurna bret pegat
Teuing dimana si aki tetep nya matuh
Bodo dina iuh tanjung atawa dipayung layung
Ngan nu nyata kulitna asak ku poe

Aki, mun ngajoprak sisi jalan saha teuing nu nulungan


Aki, mun ngajoprak di jambatan dimana nya pamatuhan
Aki, mun umur pegat dijalan saha anu ngarawatan
Aki! aki! Rek kamana lamun panon poe sare

16
3. SAJAK SMA/SMK
A. Jante Arkidam
Ajip Rosidi

Panonna beureum siki saga


Leungeunna seukeut lalancip gobang
Niplasan badan palapah gedang
Arkidam, Janté Arkidam

Di pangaduan di kalangan ronggéng


Ngan hiji jagoan
Arkidam, Janté Arkidam

Ti peuting angkeub ku mendung


Janté raja alam peteng
Matek aji panarawangan
Manjing ka liang sasoroting sinar
Jariji beusi pakgadé miley ku ramona

Ti peuting ngadalingding wangi


Janté raja dina tayuban
Ngagakgak seuri ngibingan ronggéng

“Mantri pulisi ngalieuk ka dieu!


Bantingkeun kartu bantingkeun dadu!
Wadana, ulah nundutan di dinya!
Urang ngibing jeung kula – Janté Arkidam!”

Silihteuteup
Wadana jeung Mantri pulisi:
Janté, Janté Arkidam!
Ngabongkar pakgadé peuting tadi
Ayeuna makalangan di nu tayuban!”

“Enya, kaula Janté Arkidam


Sing saha nu wani maju rék ditigas
Leungeun kula lalancip pedang!”

Ngahéphép sapanglalajoan
Neuteup ka Janté nu matana ngembang wéra

“Ku naon neuteup ka kula?


Teruskeun ngibing, peuting nyérélék béak.”

Ramé deui kalangan, ramé deui pangaduan


Janté masih ngibing nyolémpang saléndang
Nguyup arak sloki ka salapan likur
Waktu beurang datang, janté ngagolér
Diburu ku Mantri pulisi:
“Janté, Janté Arkidam, Nusa Kambangan!”

17
Ngagisik hayang sidik
Janté mencrong Mantri pulisi:
“Ki Mantri, tindakan andika léléwa bikang
Ngabokong jalma keur tibra!”
Arkidam ditalikung leungeunna dua
Sorot matana ngentab seuneuan
Saméméh béak poé kahiji
Janté minggat nitih cahya
Kaluar ti panjara

Saméméh cunduk peuting kahiji


Mantri pulisi nyungseb di dasar walungan
Teu nyawaan

“Saha jago nu nungtut béla?


Datang mun kaula nyaring!”

B. Grand Prix

Godi Suwarna
Nincak gas sataker kebek mobil sport ngagerung mangprung rék ngundag jorélat waktu
da startna kapandeurian. Jalan lempeng, jalan nanjak, pungkal péngkol kénca
katuhueun jungkrang. Sakiceup demi sakiceup tihang bulan tihang taun diliwatan. Ti
saban-saban simpangan mobil deungeun milu nyemprung di sirkuit pada-pada teu
hayang kapandeurian. “I can’t get no satisfaction!” sora kasét gumuruh nyasaak langit,
ngendag-ngendag dungus mangsa. Gumuruh manglaksa mobil haseup knalpot ngeput
jagat. Anjeun kudu nabrak deungeun tinimbang ditabrak batur. Nu nyakakak, nu
jumerit, mecut niat hayang gancang nyiap waktu nu can témbong kelemengna. “Boa
sapéngkolan deui!” omong anjeun sabot setir guwar-giwer. “boa di itu péngkolan!”
ceuk nu séjén bari hantem silih sénggol. Dina hiji mangsa: anjog anjeun jeung nu séjén
méh bareng ka garis finish; persis di jero kubur tuluy nanpa paiala tetengger batu!

C. Cadas Pangéran

Ginggeung Nusa Jawa ku gidirna Mas Galak


Curukna ngagurat ti Anyer ka Banyuwangi
Saciduh kudu metu ngembat jalan kebat
Ngagurat warna getih ti Anyer ka Banyuwangi

Nantrat carita dijungkiringkeun dina cadas


Di dieu aya satria tandang
Di dieu aya lalanang

Papay raratan anu dicaritakeun deui


Carita seungit seumatkeuneun dina dada lalaki
Di dieu aya kajadian amarah rongkah anu kapegung
Di dieu melotna linggis kadugalan ku teuasna cadas galih
Tingburinyanyna ketit tina pedang kakawasaaan budi
Jeung keris kalemesan budi

Kekerot deandels nyabak gobang

18
Ayem pangéran nyabak landéan
Kaula baris nandéan

Mureleng jendral-jendral singa lapar


Kami nu geus tandang di ranca getih di front-front buana
Kami nu geus nguyup getih di berezina
Teu suka dipapalangan
Kami gobang keur nyacar urat-urat nu bedang
Ayem putra geusan ulun
Kaula suarianagara
Nu geus ngalalana ka congar rasa
Leuwih hadé mandi getih nguyup getih
Manan migawé nu teu sapuk jeung lelembutan

D. Tanah Sunda
Ayip Rosidi

Héjo pagunungan
Paul lautan
Héjo
Paul
Langit ‘na haté kuring

Masing di mana kuring nangtung


Masing ka mana kuring leumpang
Tanah lémbok tempat bumetah
Angin nyéot nyiuman tarang

Masing di mana anjeun nunjuk


Masing iraha anjeun cumeluk
kuring’mo mungpang kuring rék datang
Neueulkeun tarang neueulkeun jantung

Kuring tungtung teuteupan


Kuring tungtung
Teuteupan
Tungtung bedil
Ngincer dada

Kuring geus nyaksian getih ngabayabah


Getih maranéhanana nu mikacinta anjeun
Kuring geus nyaksian panon carelong tanggah
Jasad nu ruksak ngalungsar ‘na dada anjeun

Héjo pagunungan paul lautan


Taya kamarasan ngan katugenahan
Héjo pagunungan paul lautan
Taya katengtreman ngan ancaman

Ngan lantaran kuring cinta


Ngan lantaran kuring trésna
Langit hibar lembur musnah
Jalan lecek ngabulungbung ka kota

Kembang beureum buah biru

19
Kembang wéra kembang jayanti
Tanah tempat kuring sideku
Ngurugan mun kuring tepi ka pati

MATERI LOMBA PUPUH


PASANGGIRI BASA SUNDA TINGKAT KOTA DEPOK

A. Materi SD
Putra:
MIJIL
Bebas wirahma Sekar tandak
Aduh gusti anu maha suci Aduh Gusti nu Kawasa
sim abdi rumaos jisim abdi ageung dosa
pangna abdi dumugi ka késrék pangna abdi gering nangtung
réh ka sepuh parantos ngusir réh ka sepuh wantun nundung
takabur sareng dir
téga nundung sepuh Pedah sepuh taya harkat
kokoro sareng masakat
Pédah sepuh hina sareng miskin ku sim abdi teu diaku
sangsara kokoro ditokér sarta disatru
ku sim abdi dihina ditokér
moal boa manahna ngerik
lir digerih hinis
manahna mo lipur

Putri:
WIRANGRONG
Bebas wirahma Sekar tandak
Barudak mangka ngalarti He barudak mangka ngarti, ulah rék kadalon-dalon
ulah rék kadalon-dalon Nungtut élmu jeung pangarti, masing rajin soson-soson
enggon-enggon nungtut élmu Pibekeleun hirup tandang, modal bakti ka nagara
mangka getol mangka tigin Lemah cai anu urang, perlu dijaga dibéla
pibekeleun saréréa
modal bakti ka nagara Indonésia nu merdeka, perlu pangrojong pangjaring
Pamumulé nu sampurna, pangraksa beurang jeung peuting
Nagara jeung lemah cai Malar nagri jaya sakti, pinareng unggah darajat
perlu pangjaring pangrojong Kaagungan lemah cai, wajib dijaga dirumat
pamumulé panyarungsum
malar tetep jaya sakti
nagara tetep merdeka
sampurna mukti wibawa

B. Materi SMP
Putra:
PANGKUR
Bebas wirahma Sekar tandak
Bapa Doblang pada terang Euleuh itu Bapa Doblang
kumis baplang nuruban biwir nu jeding notorogan boro baé kumis baplang
pipi kemong irung mancung puas nyorang weureu gadung
panon buringas hérang beuteung bebeng lieur lanjung humaregung
goréng omong gawang-geuweung harung gampung matak ogé hirup urang
pantang mayar kana hutang entong bedang bedegong curaling
licik sarta sok curaling bisi kawas bapa doblang
wawalesna ti suksruk jeung suwing

20
Putri:
MAGATRU
Bebas wirahma Sekar tandak
Coba teguh naon nu sukuna tilu Sukuna pakupis tilu
panon opat henteu galib panonna opat harérang
leumpang rumanggieung laun leumpangna semu nu lesu
éstuning ku matak watir ngaléngkah teu bisa gancang
dongko bari aha-oho
Buntutna ngacung ka langit
Hulu nutug buntutna ngacung ka luhur buluna carentik rintit
buluna carentik rintit matana mangpuluh-puluh
matana mangpuluh-puluh tangginas anu rék neguh
rasa haseum semu amis
rajeg narangtung di kebon Sumurna di awang-awang
caina amis tur hérang
Aya sumur di awang-awang ngagantung dagingna bodas ngagenyas
caina hérang tur amis mesékna kudu dikupas
eusi daging bodas alus
nyokotna éstu babari
boh dicokél boh dikerok

C. SMK/K
Putra:
DANGDANGGULA
Bebas wirahma Sekar tandak
Lambang RI jero ngandung harti Hiji basa hiji bangsa
lamun bener diamalkeunana basa bangsa Indonésia
persatuan tangtu témbong hiji bangsa hiji nusa
teu cukup ku disebut nusa tunggal nusantara
atawana apal na biwir sélér-sélér suku bangsa
Bhinéka Tunggal Ika ti wewengkon mana-mana
maksudna gumulung saka suka saka duka
kabéh sélér-sélér bangsa béda-béda wujud Bangsa Indonésia
tatapi asal sagetih
béda tapi saasal

Putri:
SINOM
Bebas wirahma Sekar tandak
Harta pada naréangan Harta pada naréangan
harti pada nyararungsi harti pada narambahan
sabab duanana guna harta harti sarwa guna
harti bisa méré bukti pada bisa méré bukti
harta pon kitu deui bisa hasil sapaneja
bisa ngabul nu dimaksud sok nyumponan cita-cita
nedunan sakahayang harta harti sok mangpaat
tapi harta gampang leungit dapon diraksa taliti
mungguh harti mangpaat dunya ahérat

21
Materi Lomba Maca jeung Nulis Aksara Sunda

Materi aksara Sunda yang disalin dan dibaca oleh peserta lomba, disediakan oleh panitia.

22
23
24
25
MATERI KAWIH

1. SD: Nataan Pupuh atau Jasa Guru


2. SMP: Jalan Layang atau Jabodétabek
3. SMA/K: Internétan atau Cita-cita

Jalan Layang

Jalan layang jalan layang


Jalan di luhur ngembat panjang
Tinggeleyeng pasuliwer kendaraan
Malar gancang muru pangjugjugan

Jalan layang jalan layang


Jalan di luhur ngembat panjang
Motor mobil ngalaju antay-antayan
Tartib lancar nepi ka tujuan

Jalan layang liliwatan


Meulah kota diatur unggal jalur
Jalan layang peupeuntasan pareng nyemprung asa lelenyapan
Jalan layang liliwatan
Meulah kota diatur unggal jalur
Jalan layang peupeuntasan pareng nyemprung asa lelenyapan

JABODETABÉK

Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi


Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi
Jabodetabék dayeuh maneuh tatar Sunda
Jabodetabék panyangga ka ibukota

Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi


Jakarta Bogor Dépok Tangerang Bekasi
Jabodetabék ngadeg nanjung sauyunan
Jabodetabék nanjung ngudag kamajuan

Kota asri héy kota industri


Pangwangunan mekar motékar
Kota asri héy kota industri
Pangwangunan keur karaharjan

Seni jeung tradisina


Basa jeung budayana
Alam lingkunganana
Kota métropolitan
Jabodetabék

26
MACA BIANTARA

Tema:

1. SD/MI: Pentingna Ngajaga Kaséhatan

2. SMP/MTs: Ngamumulé Basa jeung Budaya Sunda

3. SMA/SMK/MA: Bahaya Narkoba dina Kahirupan Rumaja

27

Anda mungkin juga menyukai