Anda di halaman 1dari 13

Komunikasi Data Dan Jaringan 43

BAB III
Atenuasi Dan Distorsi

3.1 Keadaan Sinyal yang Ditransmisikan

Bit yang dikirim 1 0 1 0

Sinyal yang dikirim

Atenuasi

Pengaruh lebar pita yang


terbatas

Distorsi tunda
(delay distortion)

Derau saluran

Nilai ambang
untuk samping

Sinyal yang diterima

Sampling

Bit yang diterima 1 0 1 1


Gambar 3.1 Keadaan Sinyal yang Ditransmisikan

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 44

Jika Anda perhatikan gambar di atas, ternyata sinyal yang ditransmisikan


tidak bebas dari berbagai gangguan. Mulai dari pelemahan sinyal (atenuasi),
delay, lebar pita terbatas sampai derau saluran.

Para pembuat perangkat keras jaringan selain mengembangkan


teknologi jaringan yang canggih, biasanya waktu mereka juga dihabiskan
untuk memerangi berbagai macam gangguan atau distorsi semacam ini.

Pada bagian ini kita akan membahas beberapa gangguan tadi.


Harapannya agar mahasiswa dapat memahami mengapa media transmisi
yang kita bicarakan dalam bab sebelumnya memiliki keterbatasan-
keterbatasan.

3.2 Atenuasi
Atenuasi adalah menurunnya level daya sinyal akibat pengaruh jarak
transmisi. Untuk menghindari hal ini, jarak media transmisi dibatasi sehingga
pengaruh atenuasi tidak banyak mengganggu kualitas sinya. Pengaruh
atenuasi terhadap sinyal berbeda-beda antar satu media transmisi dengan
lainnya. Untuk mengatasi atenuasi, bisa juga diganakan perangkat seperti
amplifier atau repeater, yang berfungsi meningkatkan kembali level daya
sinyal.

Selain jarak, atenuasi sinyal juga merupakan fungsi dari frekuensi.


Karena sinyal data biasanya memiliki beberapa komponen frekuensi, maka
amplifier biasanya didesain berbeda-beda menyesuaikan dengan frekuensi
sinyal. Alat seperti ini disebut dengan equalizer.
Untuk mengukur atenuasi, digunakan rumus sebagai berikut:

Atenuasi = 10 log10 (P1/P2) dB

dimana :
P1 = daya sinyal yang dikirim (watt)
P2 = daya sinyal yang diterima (watt)
Atenuasi diukur dalam satuan dB (decibel).

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 45

Contoh-contoh:
1. Sebuah sinyal dikirim melalui media transmisi dengan daya 100 mW.
Jika pada penerima daya terukur sebesar 50 mW, berapa Atenuasi
media transmisi tersebut?
Jawab:
P1 = 100 mW
P2 = 50 mW
Atenuasi = 10 log10 (P1/P2) = 10 log10 (100/50) = 3 dB

2. Sebuah media transmisi diketahui memiliki Atenuasi sebesar 10 dB. Jika


daya terkirim diketahui sebesar 100 mW. Berapa daya yang diterima?
Jawab:
Diketahui: Atenuasi = 10 dB dan P1 = 100 mW
Atenuasi = 10 log10 (P1/P2)
log10 (P1/P2) = 1
P1/P2 = 10
P2 = P1/10 = 100/10 = 10 mW

3. Sebuah saluran transmisi yang menghubungkan dua buah DTE dibuat


dari tiga bagian. Masing-masing bagian memiliki atenuasi berbeda.
Bagian pertama memiliki atenuasi 16 dB. Bagian kedua menggunakan
amplifier dengan penguatan 20 dB. Dan bagian ketiga memiliki
atenuasi 10 dB. Jika daya sinyal yang ditransmisikan sebesar 400 mW,
tentukan daya sinyal di bagian penerima?
Jawab:
Untuk bagian pertama (atenuasi):
16 dB = 10 log10 (P1/P2) = 10 log10 (400/P2)
P2 = 10,0475 mW

Untuk bagian kedua (amplifikasi/penguatan):


20 dB = 10 log10 (P2/P1) = 10 log10 (P2/10,0475)
P2 = 1004,75 mW

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 46

Untuk bagian ketiga (atenuasi):


10 dB = 10 log10 (P1/P2) = 10 log10 (1004,75/P2)
P2 = 100,475 mW
Jadi daya sinyal pada bagian penerima = 100,475 mW.

4. Sebuah media transmisi memiliki 4 bagian. Masing-masing dengan


atenuasi 20dB, amplifikasi 20 dB, atenuasi 5 dB dan atenuasi 5 dB. Jika
daya sinyal yang dikirim sebesar 100 mW, berapa daya sinyal yang
diterima?
Jawab:
Keseluruhan atenuasi dari media transmisi adalah = 20 dB – 20 dB + 5
dB + 5 dB = 10 dB
10 dB = 10 log10 (P1/P2) = 10 log10 (100/P2)
P2 = 10 mW

Jadi daya sinyal yang diterima adalah 10 mW.

3.3 Lebar Pita Terbatas


Seperti telah dibahas sebelumnya, lebar pita media transmisi selalu
terbatas. Tidak ada media transmisi yang memiliki lebar pita sampai tak
terhingga. Akibat lebar pita yang terbatas inilah, ada beberapa komponen
frekuensi dari sinyal data yang hilang, yang menyebabkan sinyal menjadi
tidak lagi sempurna di sisi penerima.

Secara sederhana, pengaruh efek lebar pita terbatas ini bisa dilihat pada
gambar berikut:

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 47

S(f) H(f) R(f) = S(f) x H(f)

Spektrum sinyal terkirim Media transmisi dengan lebar Spektrum sinyal diterima
pita terbatas

Gambar 3.2 Pengarug Efek Lebar Pita Terbatas

Dapat dilihat bagaimana spektrum sinyal R(f) tidak lagi seperti S(f), yang
artinya ada informasi yang hilang akibat pengaruh keterbatasan lebar pita ini.
Seorang ahli komunikasi, Nyquist, mendapati bahwa ada hubungan
antara bit rate dengan lebar pita sebuah saluran transmisi. Rumusannya
dinyatakan oleh persamaan berikut:

C = 2W log2 M

dimana:
C : laju data maksimum (bps)
W : lebar pita saluran transmisi (Hz)
M : jumlah level pensinyalan

Contoh:
Sebuah data akan disalurkan melalui kabel telpon dengan skema pensinyalan
menggunakan 8 level. Jika lebar pita saluran telpon adalah 3000 Hz, berapa
laju data maksimum yang bisa disalurkan?
Jawab:
C = 2W log2 M
= 2 x 3000 x log2 8
= 2 x 3000 x 3
= 18000 bps

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 48

3.4 Distorsi Tunda (Delay Distortion)


Karakteristik dari sinyal sinusoidal adalah kecepatannya berbeda-beda
sesuai frekuensi sinyalnya. Padahal, sinyal data yang kita kirim melalui media
transmisi, seperti telah disinggung sebelumnya, memiliki beberapa komponen
frekuensi. Ini mengakibatkan waktu sampai sinyal berbeda-beda sesuai
komponen frekuensinya. Akibatnya, sinyal akan mengalami distorsi tunda,
yaitu ketika satu simbol dengan simbol lainnya tidak sampai dalam waktu
yang tetap.

Distorsi semacam ini bisa juga mengakibatkan satu simbol bertindihan


dengan simbol lainnya, atau yang disebut dengan interferensi antar
simbol (intersymbol interference). Analoginya, Anda bisa membayangkan
kalau kecepatan antar gerbong kereta api berbeda-beda, yang bisa
mengakibatkan tabrakan antar gerbongnya.

3.5 Derau Saluran


Idealnya, ketika sebuah saluran transmisi tidak dialiri sinyal maka tidak
ada arus listrik di dalamnya alias kosong. Namun pada kenyataannya, sebuah
sinyal acak (random) tetap berada di saluran biarpun tidak dialiri sinyal data.
Ini bisa disebabkan oleh kualitas media transmisi, suhu, cuaca, atau keadaan
fisik lainnya seperti terkoyaknya kabel, terkelupasnya isolasi bahkan sampai
pecahnya kaca saluran serat optik.

Sinyal acak seperti ini akan bersifat additif (menambahkan) pada sinyal
data yang disalurkannya. Sehingga disebut juga sebagai derau saluran atau
line noise. Dan karena bentuknya yang acak menyerupai distribusi Gaussian,
derau ini disebut juga AWGN (Additive White Gaussian Noise).

Tidak ada ahli komunikasi yang bisa memprediksi atau memodelkan


derau jenis ini. Mereka hanya bisa memodelkannya sebagai gangguan yang
dapat mengurangi performansi sinyal data. Dalam hal ini mengurangi daya
sinyal terkirim.

Pemodelannya sendiri menggunakan paramater yang disebut SNR


(Signal to Noise Ratio) dengan rumus:

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 49

SNR = 10 log10 (S/N) dB


dimana:
SNR = rasio sinyal terhadap derau (dB)
S = daya sinyal (Watt)
N = daya derau (Watt)

Jelasnya, semakin tinggi SNR maka semakin baik kualitas saluran


transmisi. Sebaliknya, maka kualitasnya sangat buruk.

Contoh:
Suatu media transmisi memiliki SNR sebesar 20 dB. Jika diketahui daya sinyal
adalah sebesar 100 mW, berapada daya noise pada saluran transmisi?

Jawab:
SNR = 10 log10 (S/N)
20 = 10 log10 (100/N)
log10 (100/N) = 2
100/N = 100  N = 100 mW
Jadi daya noise di saluran transmisi adalah 100 mW.

Kita telah bahas sebelumnya, bahwa ada hubungan antara laju data
dengan lebar pita saluran transmisi, yang telah dirumuskan oleh Nyquist.
Namun pada teori tersebut diasumsikan saluran transmisi tidak terdapat
derau alias bersih dari gangguan.

Untuk saluran transmisi yang memiliki derau, maka Shanon dan Hartley
mengemukakan teorinya, yang dirumuskan dalam persamaan Shanon-Hartley
sebagai berikut:

C = W log2 (1 + S/N) bps

dimana:

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 50

C = laju data maksimum (bps)


W = lebar pita saluran transmisi (Hz)
S = daya sinyal (Watt)
N = daya noise (Watt)

Contoh:
Sebuah saluran telpon memiliki lebar pita 3000 Hz dengan SNR sebesar 20
dB. Tentukan laju data maksimum yang mampu dialirkan oleh saluran telpon
tersebut!
Jawab:
SNR = 20 dB maka S/N = 100
C = W log2 (1 + S/N)
C = 3000 log2 (1 + 100)
C = 19.963 bps
Jadi laju data maksimum yang bisa dialirkan adalah 19,963 Kbps.

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 51

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam gangguan yang mungkin ada


dalam saluran transmisi!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 52

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

2. Sebuah saluran transmisi terdiri dari lima bagian masing-masing


dengan atenuasi 10 dB, 5 dB, -10dB, 10 dB dan 10 dB. Jika daya
sinyal yang terukur di sisi penerima adalah sebesar 1 kW, tentukan
daya sinyal terkirim!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 53

3. Sebuah sinyal dengan daya 100 mW dialirkan melalui media


transmisi. Pada sisi penerima diketahui daya sinyal telah berkurang
10 % dari daya sinyal yang dikirim. Tentukan atenuasi dari media
transmisi tersebut!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

4. Sebuah saluran memiliki lebar pita 100 MHz. Jika sebuah sinyal
dengan 16 level pensinyalan akan dialirkan melalui saluran transmisi
tersebut, berapa laju data bit maksimum yang diperbolehkan?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 54

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. Sebuah kanal transmisi memiliki SNR sebesar 2 dB. Jika dialirkan
sinyal dengan daya 1 Watt, berapa daya sinyal yang diterima?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

6. Sebuah sinyal transmisi dengan SNR = 10 dB akan dialiri sinyal


dengan daya 100 mW. Jika diketahui lebar pita saluran transmisi
tersebut sebesar 1 MHz, dan kemampuan maksimum untuk
mengalirkan data adalah 1 Mbps. Berapakah daya derau saluran
transmisi tersebut?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG


Komunikasi Data Dan Jaringan 55

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

AMIK DCC BANDAR LAMPUNG

Anda mungkin juga menyukai