Anda di halaman 1dari 4

PEMBUATAN DAN ANALISIS BRIKET SABUT KELAPA

(Cocos Nucifera) DITINJAU DARI PERBANDINGAN PENGGUNAAN


JUMLAH PEREKAT

YULIANA
J1B116002

PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Metode Penelitian
Di Pogram Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jambi

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan dan konsumsi energi dewasa ini semakin meningkat dan
terfokus kepada penggunaan bahan bakar minyak dan gas yang harganya semakin
meningkat dan cadangannya sangat terbatas, pada sisi lain tersedia sumber energi
alternatif yang jumlahnya cukup melimpah dan dapat diperbaharui tetapi belum
optimal digunakan. Energi alternatif yang disarankan diantaranya adalah energi
yang berasal dari tanaman. Pengembangan energi alternatif ini menyebabkan
terjadinya kompetisi antara tanaman sebagai sumber energi dan tanaman sebagai
bahan pangan. Salah satu limbah biomassa yang potensial dan jumlahnya
melimpah adalah limbah dari sabut kelapa.
Penggunaan biomassa sebagai sumber energi diyakini dapat mengurangi
beban pencemaran seperti pemanasan global yang dihasilkan dari penggunaan
energi fosil sebagai akibat diproduksinya gas CO2 dalam proses pembakaran.
Produksi gas CO2 dari proses pembakaran biomassa jumlahnya sama dengan gas
CO2 yang diserap tanaman sehingga tidak mengakibatkan pemanasan global.
Biomassa adalah energi yang dapat diperbarui dan dapat dijadikan bahan bakar
padat, cair atau gas, dan saat ini proses gasifikasi, liqualifikasi juga pembakaran
langsung merupakan teknologi penggunaan biomassa yang paling banyak
digunakan (Rismayani S,2011).
Sabut kelapa merupakan limbah dari industri geotekstil yang
menggunakan serat alam (kelapa dan jute), dengan produksi limbah sabut kelapa
mencapai 0,5 ton/hari. Limbah sabut kelapa mempunyai kadar zat terbang yang
tinggi mencapai 60 - 70 % dan nilai kalori yang cukup tinggi yaitu berkisar 3900 -
4000 kkal/kg, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan bakar
briket (Sjaifudin A. T dan Sugiyana D, 2016).
Briket merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari campuran
biomassa, bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar alternatif yang paling
murah dan dapat dikembangkan secara massal dalam waktu yang relatif singkat.
Pembuatan briket meliputi tahapan pengarangan, penggilingan, pencampuran
dengan perekat, pencetakan / pengempaan dan pengeringan. Menurut Nurhayati
(1983) dalam Sumangat dan Wisnu (2009), ukuran serbuk arang yang halus untuk
bahan baku briket arang akan mempengaruhi ketahanan tekan dan kerapan briket
arang. Semakin halus maka kerapatannya akan semakin meningkat. Makin halus
ukuran partikel, makin baik briket yang dihasilkan.
Bahan perekat yang digunakan untuk memberikan daya rekat pada briket
sebagai bahan bakar padat. Penggunaan bahan pengikat harus diatur sehingga
bahan pengikat tersebut dapat aktif dalam penggunaannya. Mutu briket ditentukan
berdasarkan sifat fisik dan kimianya, antara lain oleh nilai kalor, kadar air, kadar
abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, kerapatan (densitas), dan
kuat tekan.
Limbah sabut kelapa dipilih karena kelimpahannya yang banyak di
Indonesia sebagai penghasil produk tanaman kelapa, di samping itu karena
diantara biomassa yang lain, sabut kelapa termasuk yang mempunyai nilai kalori
yang tergolong tinggi sehingga diharapkan dapat menaikkan nilai kalor briket
yang dihasilkan. Berdasarkan uraian dan permasalahan yang terjadi di atas penulis
berkeinginan membuat penelitian dengan judul “Pembuatan Dan Analisis Briket
Sabut Kelapa (Cocos Nucifera) Ditinjau Dari Perbandingan Penggunaan Jumlah
Perekat”.

1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Melakukan pengujian hasil nilai kalor, kadar air, dan kadar abu briket
berbahan sabut kelapa.
2. Menentukan kuat tekan dan kerapatan briket berbahan sabut kelapa.
3. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan perbandingan penggunaan jumlah
perekat terhadap kualitas mutu briket yang dihasilkan.
4. Membandingkan biobriket dengan perbedaan perbandingan penggunaan
jumlah perekat.
1.3 Hipotesis
Berikut adalah hipotesis penelitian yang diperoleh:
1. Diduga dengan adanya sumber energi alternatif biobriket dapat membantu
mengatasi krisis cadangan energi di Indonesia pada masa yang akan datang.
2. Diduga dengan adanya perbedaan penggunaan jumlah perekat pada briket
berbahan dasar serabut kelapa dapat meningkatkan kualitas mutu briket.

1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu alternatif produk bahan bakar padat yang dapat digunakan
oleh masyarakat.
2. Menghasilkan briket dengan perbedaan perbandingan jumlah pemberian
perekat berdasarkan kualitas mutu briket.
3. Menghasilkan kuat tekan dan kerapatan briket sabut kelapa.

Anda mungkin juga menyukai