Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK

SITOTAKSONOMI TUMBUHAN

“ANGIOSPERMAE”

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
NIKE OKTOVIANI (181770
NOVIA INDRA (18 177019
NULDA AZMI (18177020)
NURHAJAH SINTIA (18177021)

DOSEN PEMBIMBING : Dr MORALITA CHATRI, M.P

PASCASARJANA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk
dalam Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan yang
mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000
spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi
berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya wortel,
kangkung, buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, pepaya; buah dan
biji Leguminosae, buah kariopsis dari Graminae misalnya padi dan
jagung.
Angiospermae merupakan tumbuhan biji tertutup. Hampir semua
tumbuhan yang ada di daratan merupakan angiospermae. Angiospermae
dibedakan atas dua kelas yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi
angiospermae menjadi dikotiledon dan monokotiledon didasarkan
sejumlah perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif (batang, daun,
akar) dan struktur generatif (bunga dan biji).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah tumbuhan Angiospermae?
2. Apakah definisi dari Angiospermae?
3. Bagaimanakah klasifikasi Angiospermae?
4. Bagaimanakah ciri struktur anatomi dan morfologi dari Angiospermae?
5. Bagaimanakah reproduksi tumbuhan Angiospermae?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah tumbuhan Angiospermae?
2. Untuk mengetahui definisi dari Angiospermae?
3. Untuk mengetahui klasifikasi Angiospermae?
4. Untuk mengetahui ciri struktur anatomi dan morfologi dari
Angiospermae?
5. Untuk mengetahui reproduksi tumbuhan Angiospermae?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Angiospermae

Sejarah penemuan Angiospermae tidak terlepas dari penemuan Robert


Brown pada tahun 1827.Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh
Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang
terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae.

Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-
benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia
memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun
1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada
kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil
penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar
berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua
tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown.
Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.

B. Definisi Angiospermae

Angiospermae dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat


perkembangan yang tertinggi. Tumbuhan berbunga adalah kelompok terbesar
tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya diambil dari cirinya yang khas,
yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk suatu bunga. Bunga
sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem
pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup (dikatakan tertutup karena
bakal biji terlindung di dalam bakal buah atau ovarium) ini juga menjadi ciri
khasnya yang lain. Ciri yang terakhir ini membedakannya dari kelompok
tumbuhan berbiji yang lain tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermae.

Dari kedua ciri tersebut muncullah nama Anthophyta ("tumbuhan bunga")


dan Angiospermae ("berbiji terbungkus"). Nama lain yang juga dikenakan
kepadanya adalah Magnoliophyta ("tumbuhan sekerabat dengan magnolia").

Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani


Kuno: αγγειον (aggeion, "penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (sperma,
bentuk jamak untuk "biji") yang diperkenalkan oleh Paul Hermann pada tahun
1690. Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern, kelompok ini sekarang
menempati takson sebagai divisio.

Sebagian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam
Angiospermae yang merupakan kelompok tumbuhan yang mendominasi
daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan
berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan
berbunga dapat berupa akar misalnya wortel, kangkung, bit; buah-buahan
misalnya apel, mangga, pisang, papaya; buah dan biji kacang-kacangan
Leguminosae, buah kariopsis dari padi- padian (Graminae) misalnya padi dan
jagung.

C. Klasifikasi Angiospermae

Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah


kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil. Ciri-ciri Angiospermae memiliki
bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati,
umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.Dalam
reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua
yaitu Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
Berikut tabel perbedaam Monokotil dengan Dikotil

No Perbedaan cirri Monokotil Dikotil


1 Bentuk akar Memiliki system akar Memiliki system akar
serabut tunggang
2 Bentuk sumsum Melengkung atau sejajar Menyirip atau menjari
dan pola tulang
daun
3 Kaliptrogen/tudun Ada tudung akar / Tidak terdapat tudung
g akar kaliptra akar
4 Jumlah keping Satu buah keping biji Ada dua buah keping
biji/kotiledon saja biji
5 Kandungan akar Tidak terdapat cambium Ada cambium
dan batang
6 Jumlah kelopak Umumnya kelipatan tiga Biasanya kelipatan
bunga empat atau lima
7 Pelindung akar Ditemukan batang Tidak ada pelindung
dan batang lembaga/koleoptil dan kelorhiza maupun
tembaga akar lembaga/kelorhiza keleoptil
8 Pertumbuhan akar Tidak dapat tubuh Biasa tumbuh
dan batang berkembang menjadi berkembang menjadi
membesar mebesar

1. Tumbuhan Berkeping Biji Satu atau Monokotil (Monocotyledonae)


Monokotil disebut juga tumbuhan berkeping satu atau tunggal
kerena memiliki biji yang berkecambah dengan satu daun lembaga.
Bijinya mempunyai satu daun lembaga berfungsi untuk menyerap zat
makanan dari endosperma pada saat biji berkecambah. Ciri lainnya adalah
bunganya memiliki bagian-bagian yang jumlahnya berkelipatan 3.
Daunnya tunggal dan mempunyai tulang daun sejajar atau melengkung.
Tumbuhan monokotil mempunyai sistem akar serabut. Sebagian besar
berbatang basah, tetapi beberapa anggota yang lain merupakan tumbuhan
berkayu. Batang tidak bercabang, mempunyai buku-buku dan ruas-ruas
yang jelas. Batang dan akar tumbuhan monokotil tidak berkambium,
sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Monocotyledoneae (tumbuhan monokotil) memiliki beberapa ciri,
yaitu sebagai berikut.
 Keping biji tunggal atau satu.
 Berkas vaskuler (pembuluh angkut) pada batang bertipe kolateral
tertutup (antara xilem dengan floem tidak terdapat kambium). Letak
xilem dan floem tersebar atau tidak teratur.

 Pada umumnya batang dan akar tidak memiliki kambium sehingga


tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan tidak tumbuh membesar.
Namun, ada pula tumbuhan monokotil yang berkambium, misalnya
sisal (Agave sisalana).
 Pada umumnya batang tidak bercabang, memiliki rambut rambut
halus, dan ruas-ruas pada batang tampak jelas.

 Berakar serabut.

 Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi


oleh koleoptil.

 Pada umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok palem. Urat


daun sejajar atau melengkung dan berpelepah daun.

 Bagian bunga (kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari)


berjumlah tiga atau kelipatan tiga.

 KLASIFIKASI MONOCOTYLEDONAE

a) Ordo Liliales

 Famili Liliaceae

Liliaceae merupakan semak basah, ada yang memanjat,memiliki


akar rimpang, umbi atau umbi lapis. Contohnya Lilium regale
( bunga lili) dan bunga tulip.

b) Ordo Asparagales

 Famili Amaryllidaceae

Amaryllidaceae merupakan semak basah menahun. Memiliki


umbi, umbi lapis, atau akar rimpang. Contohnya Polianthes
tuberosa (bunga sedap malam) dan Zephyranthes rosea (kembang
cokelat).

 Famili Orchidaceae
Orchidaceae merupakan kelompok anggrek yang merupakan
tumbuhan semak menahun. Sebagian Orchidaceae hidup epifit, memiliki
akar rimpang, dan memiliki daun berdaging. Contohnya Vanda tricolor
dan Spathoglottis plicata (anggrek tanah).

c) Ordo Arecales

 Famili Palmae (Arecaceae)

Palmae berbentuk pohon atau memanjat. Pada batang terdapat bekas


daun berbentuk cincin. Daun Palmae menyirip atau berbentuk kipas,
dengan pangkal pelepah daun yang melebar. Contohnya Metroxylon sagu
(sagu) dan Cocos nucifera (kelapa).

d) Ordo Poales

 Famili Gramineae (Poaceae)

Gramineae merupakan kelompok rumput-rumputan. Gramineae


memiliki batang silindris, agak pipih, persegi, dan berongga; berdaun
tunggal dan berpelepah; dan bunga tersusun dalam bulir, berbiji satu, dan
batang berbuku-buku. Contohnya Imperata cylindrica (alang-alang) dan
Oryza sativa (padi).

 Famili Bromeliaceae

Bromeliaceae termasuk kelompok nanas-nanasan yang berbentuk


semak basah. Contohnya Ananas comosus (nenas).

e)Ordo Zingiberales
 Famili Musacea

Musaceae merupakan kelompok pisang-pisangan. Musaceae memiliki


bentuk semak atau pohon, berbatang semu yang terdiri atas pelepah daun;
anak tulang daun menyirip; dan bunga membehtuk karangan. Contohnya
Musa paradisiaca (pisang).

 Famili Zingiberaceae

Zingiberaceae merupakan kelompok jahe-jahean. Zingiberaceae berbentuk


semak basah menahun, memiliki batang tegak dengan daun berpelepah yang
memeluk batang. Contohnya Zingiber officinale (jahe) dan Alpinia galanga
(lengkuas).

f) Ordo Caryophyllales

 Famili Cactaceae

Cactaceae merupakan kelompok kaktus, memiliki batang yang


menyimpan air (sukulen). Daunnya kecil, berbentuk sisik (rambut) atau
berbentuk duri tempel. Contohnya Opuntia elatior (buahnya dapat dimakan).

g)Ordo Pandanales

 Famili Pandanaceae

Pandanaceae berbentuk pohon, perdu, atau semak. Daun Pandanaceae


terkumpul rapat dan bertulang daun sejajar. Daun yang rontok meninggalkan
bekas berbentuk cincin pada batangnya. Contohnya Pandanus tectorius
(pandan).

2. Tumbuhan Berkeping Biji Dua / Dikotil (Dicotyledonae)


Tumbuhan anggota kelas dikotil mempunyai ciri-ciri
umum, terutama saat biji berkecambah, biji mempunyai dua daun
lembaga yang terbelah menjadi dua bagian. Ciri lainnya adalah bagian-
bagian bunga berkelipatan 2, 4, atau 5. Daunnya tunggal atau majemuk
dan mempunyai tulang daun menjari atau menyirip. Tumbuhan dikotil
mempunyai sistem akar tunggang, dapat berupa tumbuhan semak, herba,
atau pohon. Batang bercabang dengan buku-buku dan ruas-ruas tidak
jelas. Batang dan akar tumbuhan dikotil berkambium (di antara xilem dan
floem), sehingga mengalami pertumbuhan sekunder (tumbuh membesar).
Dicotyledoneae (tumbuhan dikotil) memiliki beberapa ciri, yaitu
sebagai berikut.
 Keping biji berbelah dua.
 Berkas vaskuler (pembuluh angkut) pada batang bertipe kolateral terbuka
(antara xilem dengan floem terdapat kambium). Sementara berkas
vaskuler pada akar bertipe radial (letak xilem dan floem di dalam batang
tersusun melingkar dengan kedudukan xilem di sebelah dalam dan floem
di sebelah luarnya).

 Batang dan akar memiliki kambium sehingga terjadi pertumbuhan


sekunder dan dapat tumbuh membesar.

 Batang bercabang-cabang dengan ruas batang yang tidak jelas.

 Berakar tunggang yang bercabang-cabang.

 Tidak memiliki pelindung ujung akar (koleoriza) dan pelindang ujung


batang (koleoptil).

 Berdaun tunggal atau majemuk, dengan urat daun menyirip atau menjari,
dan umumnya tidak berpelepah.

 Bagian bunga (kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari) berjumlah 4


atau 5, atau kelipatannya.

Kelas dikotil dibagi menjadi tiga sub anak kelas (subclass) yang
didasarkan pada ada tidaknya mahkota bunga (petal):
1) Monochlamydeae (Apetalae)

Kelompok ini tidak memiliki daun mahkota, A = tidak, petalae=


petal/mahkota. atau ditemukan memiliki hiasan bunga lainnya (kelopak)
yang berjumlah satu, sehingga disebut juga monochlamydeae (mono=satu;
chlamydeae= hiasan). Tumbuhan dalam kelas ini memiliki struktur batang
berkayu, bunga berkelamin tunggal (jantan dn betina). Dan penyerbukan
sangat dibantu oleh angin (anemogami). Beberapa bangsa/ordo dalam anak
kelas Apetalae,

b) Ordo Urticales

Golongan ini memiliki penampakan seperti terna, semak, ataupun pohon.


Memiliki bunga berkelamin tunggal, penyerbuan dibantu oleh angin.Contoh :
Ficus benjamina(beringin) – suku moraceae dan Canabis sativa (ganja) –
suku Cannabinaceae

c) Ordo Euphorbiales

Bunga tanpa hiasan bunga, jarang memiliki kelopak dan mahkota.


memiliki perawakan sebagaiterna atau semak, memiliki getah.Contoh:
patikan (Ephorbia hirta), ketela pohon (Manihot utillissima), jarak (Jatropha
curcas).

2) Dialypetalae

Ciri khas memiliki bunga yang menarik (mencolok), memiliki hiasan


bunga ganda (di, double / ganda), kelopak dan mahkota dapat dibedakan
dengan jelas.

a) Ordo Ranales

Sebagian besar berupa batang berkayu, daun bunga bebas dari bunganya
sehingga akan terbentuk banyak buah.Contoh: liana (Clematis paniculata),
cempaka putih (Michelia alba), sirsat (Annona muricata), kenanga (Cananga
odorata), srikaya (Annona squamata), teratai (Nymphaea lotus).
b) Ordo Rosales

Ternak, semak, perdu dengan bunga banci, memiliki mahkota kelipatan 5


yang bebas. Contoh: cocor bebek (Kalanchoe pinnata), mawar (Rosa gallica),
apel (Pyrus malus), arbei (Frograria vesca), pete (Parkia speciosa), kedelai
(Soja max), kacang tanah (Arachis hypogea).

c) Ordo Myrtales

Sebagian besar merupakan tumbuhan berkayu. Memiliki daun tunggal


yang duduknya bersilang berhadapan. Bunga banci, mahkota kelipatan
Contoh: pacar (Lawsonia inermis), bungur (Lagerstroemia speciosa),
ketapang (Terminallia catappa), cengkeh (Eugenia aromatica).

d) Ordo Malvales

Kebanyakan merupakan semak dn pohon. Daun tunggal tersebar, bunga


banci dengan mahkota kelipatan 5. Beberapa merupkan tanaman obat.
Contoh: coklat (Theobroma cacao), durian (Durio zibethinus), waru
(Hibiscus tiliaceus), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), kapas
(Gossypium sp.)

3) Sympetalae

Kelompok ini memiliki ciri-ciri utama yaitu memiliki bunga dengan hiasan
bunga yang lengkap, seperti kelopak, mahkota yang saling berlekatan satu
sama lain, memiliki bakal biji yang banyak. Setiap ruang memiliki 1-2 bakal
biji. Beberapa bangsa (ordo) dalam kelompok ini:
a) Ordo Ebenales

Ciri khas pada bangsa ini memiliki bunga berkelamin ganda (banci),
mahkota kelipatan 5, benang sari tersusun dalam 2-3 lingkaran. Contoh:
sawo (Achras zapota), kesemek (Diospyros khaki).
b) Ordo Rubiales

Memiliki bunga berkelamin ganda (banci), mahkota kelipatan 4-5 yang


berlekatan. Memiliki ruang bakal buak yang banyak, sekitar 1-5, tiap ruang
memiliki 1 bakal biji. Contoh: kopi (Coffea arabica), mengkudu (Morinda
citrifolia), kembang soka (Ixora grandiflora)
c) Ordo Solanales

Memiliki penampakan sebagai ternak, semak, pohon, bunga banci,


mahkota kelipatan 5 berlekatan, bakal buah sebagian besar beruang 2,
kadang-kadang 1.Contoh: kentang (Solanum tuberosum), terong (Solanum
melongena), tomat (Solanum lycopersicum), cabai (Capsicum annuum),
kecubung (Datura metel), ciplukan (Physalis angulata),ketela rambat
(Ipomoea batatas), kangkung (Ipoemoea reptants).

d) Ordo Cucurbitales

Tipikal tumbuhan memanjat memiliki batang yang berbentuk sulur dan


dilengkapi dengan alat pembelit. Bunga berkelamin tunggal memiliki
mahkota seperti katup. Terdiri dari 800 jenis dari 100 marga. Contoh: waluh
(Cucurbita moshata), timun (Cucumis sativus), oyong (Luffa acutangula),
semangka (Citrulus vulgaris), pare (Momordica charantia).

Berikut contoh famili dalam suatu ordo pada kelas Dicotyledoneae

a) Ordo Casuarinales

 Famili Casuarinaceae

Casuarinaceae berbentuk pohon, berumah satu atau dua, memiliki ranting


jarum yang hijau dengan sendi antar-ruas yang beralur. Daun Casuarinaceae
tereduksi (kecil), bunga dalam bulir berbentuk kerucut, dan buah bongkol
berbentuk kerucut. Terdapat sekitar 70 spesies Casuarinaceae. Contohnya
Casuarina equisetifolia (cemara laut, banyak tumbuh di pantai berpasir) dan
Casuarina junghuhniana (cemara gunung).
b) Ordo Capparales

 Famili Capparaceae

Capparaceae berbentuk perdu, pohon, atau liana berkayu. Daunnya


tunggal atau majemuk menjari, dan berukuran kecil. Buah berbentuk kapsul
memanjang (disebut buah buni). Contohnya Gynandropsis speciosa dan
Capparis spinosa.

c) Ordo Malvales

 Famili Malvaceae

Malvaceae berbentuk perdu atau pohon. Daunnya tunggal, menjari atau


berurat daun menjari di bagian pangkal. Bunganya memiliki 5 daun kelopak
dan 5 daun mahkota, berkelamin dua, benang sari banyak, tangkai sari
bersatu dan tangkai putik berada di atasnya. Contohnya kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis), kapas (Gossypium sp.), dan Abutilon sp.

e) Ordo Myrtales

 Famili Myrtaceae

Myrtaceae berbentuk pohon atau perdu. Daunnya tampak selalu hijau dan
beraroma jika diremas. Contohnya Eucalyptus dan Eugenia caryophyllus
(cengkih).

f) Ordo Fabales

 Famili Leguminosae (Fabaceae)

Leguminosae berbentuk perdu atau pohon, ada pula yang memanjat.


Leguminosae memiliki daun buah memanjang yang akan berkembang
menjadi polong (legum). Sebagian besar Leguminosae memiliki bintil-bintil
pada akar yang merupakan bentuk simbiosis dengan bakteri penambat
nitrogen (Rhizobium sp.). Leguminosae terdiri atas tiga subfamili, yaitu
Mimosoideae, Caesalpinioideae, dan Papilionoideae (Faboideae). Contoh
Mimosoideae, yaitu Mimosa pudica (putri malu) dan Leucaena leucocephala
(petai cina). Contoh Caesalpineae, yaitu Caesalpinia pulcherrima (bunga
merak) dan Delonix regia (flamboyan). Contoh Papilionoideae (berbunga
bentuk kupu-kupu), yaitu Arachis hypogaea (kacang tanah) dan Crotalaria
juncea .

g) Ordo Gentianales

 Famili Apocynaceae

Apocynaceae berbentuk pohon, perdu, atau liana berkayu. Batangnya


bergetah putih. Pada umumnya memiliki bunga dengan warna mencolok,
berukuran besar, dan berbau harum. Contohnya Catharanthus roseus (tapak
dara) dan Allamanda cathartica (alamanda).

 Famili Compositae (Asteraceae)

Compositae berbentuk perdu atau pohon. Bunganya memiliki bonggol


berbentuk tabung. Contohnya Lactuca sativa (selada) dan Chrysanthemum.

h) Ordo Piperales

 Famili Piperaceae

Piperaceae berbentuk perdu atau semak, ada yang memanjat dengan akar
lekat. Daun memiliki bau aromatik atau rasa pedas. Contohnya Piper betle
(sirih) dan Piper nigrum (lada).

i) Ordo Rosales

 Famili Rosaceae

Rosaceae merupakan kelompok mawar, berbentuk semak namun ada pula


yang memanjat, berkayu, berduri tempel atau tidak berduri. Contohnya Rosa
hybrida (mawar) dan Malus sylvestris (apel).
j) Ordo Solanales

 Famili Solanaceae

Solanaceae merupakan kelompok terong-terongan. Berbentuk perdu atau


semak basah. Bunganya berbentuk terompet. Contohnya Datura metel
(kecubung) dan Solanum lycopersicum (tomat).

k) Ordo Magnoliales

 Famili Magnoliaceae

Magnoliaceae berbentuk pohon atau perdu. Daun tunggal dan pada saat
rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin pada ranting. Kelopak dan
mahkota tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas. Contohnya Michelia
champaca (cempaka atau kantil).

l) Ordo Caryophyllales

 Famili Nyctaginaceae

Nyctaginaceae berbentuk pohon, perdu, atau memanjat; berdaun tunggal;


ada yang memiliki daun pelindung berwarna hijau atau berwarna lain.
Contohnya Bougainvillea spectabilis dan Mirabilis jalapa (bunga pukul
empat).

m) Ordo Nymphaeales

 Familia Nymphaeaceae

Nymphaeaceae merupakan tumbuhan air atau rawa. Daun tenggelam atau


mengapung. Contohnya Nymphaea nouchali (teratai kecil) dan Nelumbium
nelumbo (teratai besar).

n) Ordo Sapindales
 Famili Rutaceae

Rutaceae berbentuk pohon atau perdu. Daun memiliki kelenjar minyak.


Contohnya Citrus maxima (jeruk Bali) dan Murraya paniculata (kemuning).

D. Ciri Morfologi dan Struktur Anatomi Angiospermae

Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang
memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk
mengabsorsi air dan mineral dari dalam tanah. Menyerap cahaya matahari dan
mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemempuannya untuk hidup
dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling bergantung satu sama lain,
akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya. Karena tidak
memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap menyebabkan akar tidak
dapat tumbuh tanpa gula dan nutrisi organic lainnya yang diangkut dari daun
yang merupakan bagian dari sistem dari tajuk.

Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air dan mineral yang diserap
oleh akar. Akar tumbuhan berfungsi sebagai penompang berdirinya tumbuhan
(jangkar), pengabsorpsi air dan mineral, serta tempat peyimpanan cadangan
makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga (bunga merupakan adaptasi
untuk reproduksi tumbuhan Angiospermae). Batang adalah bagian tumbuhan
yang terletak di atas tanah, mendukung daun-daun dan bunga.

Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok danseua cabang-


cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai
tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yakni jarak diantara dua buku.
Daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis, kendati ada
beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat melakukan fotosintesis
karena mengandung kloroplas. Daun terdiri dari helaian daun yang melebar
(lamella) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan daun dengan batang.
Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas
ujung. Selain itu di jumpai juga tunas aksilar/ tunas lateral/ tunas samping yang
terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak tumbuhan,
tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas
aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan
suatu adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk
memperoleh cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerpatan suatu vegetasi di
suatu tempat tinggi.

Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada


kondisi tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberapa tunas
tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang yang menghasilkan
bunga dan yang lainnya berkembang menjadi capang non reproduktif, lengkap
dengan ujung tunas, daun-daun dan tunas aksilar. Struktur tubuh tumbuhan
dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, buah, bunga dan biji,
seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan yang masing-masing jaringan
tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing
jaringan disusun dari sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.

Beberapa modifikasi akar dan tajuk. Akar tumbuhan mengalami beberapa


modifikasi antara lain menjadi akar yang menyimpan cadangan makanan (pati)
misalnya bit gula atau akar penyimpan air pada beberapa famili Cucurbitaceae
yang tumbuh di daerah kering atau daerah yang tidak turun hujan dalam waktu
yang panjang, akar nafas (pneumatofor) yang dapat meningkatkan pertukaran
gas antara udara dengan akar-akar yang terendam air pada tanaman
bakau/Avicennia nitida, akar udara pada anggrek yang dapat membantu
penyerapan air hujan, akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp, dan
mikoriza yaitu simbiosis mutualisme antara akar tumbun dan cendawan.

Beberapa modifikasi akar yakni tempat penimbun pati, akar nafas, akar
udara, haustorium, mikoriza. Seperti halnya akar batang dan dun juga
mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam, antara lain rhizome, stolon,
runner, umbi batang (tuber), umbi lapis (bulb) serta umbi kormus (corm).
Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal dalam tanah atau dekat dengan
permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada bukunya
terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizome,
terutama di permukaan bawahnya. Rhizome dapat relative tebal, berdaging,
mereupakan tempat disimpannya cadangan makanan misalnya pada famili
Zingiberaceae (jahe-jahean).

Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di


sepanjang permukaan tanah, mempunyai ruas panjang misalnya pada tanaman
strawberry. Stolon mirip sengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegas di dalam
tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah. Pada kentang, beberapa ujung
stolon berkembang membentuk umbi batang. Mata tunas pada umbi kentang
merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setia mata tunas tersebut
akan mampu berkembang menjadi individu baru. Berbeda dengan umbi
kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah
daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun
berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun
berdangin selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga
dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain. Kormus mirip dengan umbi
lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan bagian batang.
Helaian daun berbentuk sisik yang menutupi seluruh permukaan kormus.

Beberapa modifikasi batang yakni stolon pada strawberry, rhizome pada


tanaman iris, umbi kentang, umbi lapis, kormus. Beberapa modifikasi daun
antara lain sulur (tendril), duri dan daun penangkap serangga ditemukan
dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang daunnya sebagian atau
seluruhnya mengalami modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur menyentuh benda
padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut membelitnya dngan erat.
Pada tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur. Sulur dijumpai
pada famili Cucurbitaceae (waluh-waluhan), tanaman anggur dan lainnya. Duri
yang dijumpai pada kaktus merupakan modifikasi dari daun. Duri sekaligus
berfungsi untuk melindungi tanaman dari hewan pengganggu, disamping untuk
mengurangi kehilangan air dari tumbuhan. Daun penangkap serangga pada
tumbuhan karnivor akan menutup sewaktu serangga tertangkap, selanjutnya
serangga tersebut akan segera dicerna oeleh enzim pencerna dan nutrisinya
digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan.

1. Struktur Anatomi Akar


Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis,
sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem
berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan
floem yang tersusun berselang seling. Stuktur anatomi akar tumbuhan
monokotil dan dikotil berbeda.

2. Struktur Anatomi Batang

Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang
terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteksdan empulur, dan
sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem. Xylem dan floem
tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xylem dan floem
tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan
monokotil.

3. Struktur Anatomi Daun

Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat


stomata dan trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil
dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil)
dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang., tidak demikian
halnya pada monokotil khususnya famili graminae. Sistem berkas pebuluh
terdiri atas xylem dan floem yang terdapat pada tulang daun.

D. REPRODUKSI TUMBUHAN ANGIOSPERMAE

1. Reproduksi Seksual (Generatif)

a. Perkembangan Gamet Jantan dan Betina

Tumbuhan dalam siklus hidupnya mengalami pergantian generasi haploid


(n) dengan generasi diploid (2n). Akar, batang daun dan sebagian besar struktur
reproduktif tanaman angiospermae dan gymnospermae lainnya bersifat diploid.
Tubuh tumbuhan yang bersifat diploid dikenal dengan sebutan sporofit. Pada
angiospermae sporofit menghasilkan struktur khusus berupa anter (kotak sari)
dan ovule (bakal biji) yang sel-selnya akan mengalami meiosis. Anter (kotak sari)
pada umumnya terdiri atas 4 kantong polen (serbuk sari) yang masing-masing
berupa ruangan memanjang. Pada awal perkembangan anter (kotak sari) mampu
berkembang dan disebut dengan mikrosporofil. Mikrosporofil mengalami
pembelahan meiosis, setiap sel menghasilkan 4 sel haploid yang disebut
mikrospora. Selanjutnya mikrospora mengalami pembelahan meiosis sehingga
terbentuk 2 sel yaitu sel tabung dan sel generatif yang berukuran lebuh kecil.

Kedua sel yang berdampingan tersebut diselubungi oleh lapisan yang


tebal dalam suatu struktur butiran yaitu butir serbuk sari (polen). Bila serbuk sari
telah masak, dinding antar (kotak sari) membuka dan menebarkan butir-butir
serbuk sari tersebut. Pada tumbuhan angiospermae butir serbuk sari berfungsi
sebagai gametofit jantan yang menghasilkan gamet jantan yaitu sel-sel sperma.

Gamet betina berkembang di dalam suatu struktur di sebelah dalam ovari


disebut ovul (bakal biji). Ovul memiliki 1 atau 2 lapis jaringan pelindung yang
disebut integumen. Pada bagian ujung ovul, integumen tidak menyambung
mengakibatkan terbentuk celah kecil yang disebut mikropil.

Pada awal perkembangan ovul ini satu sel dalam dinding ovul yang disebut
megasporofit membesar sebagai persiapan pembelahan meiosis. Megasporofit
tertanam pada jaringan yang disebu nuselus. Megasporofit mengalami
pembelahan meiosis menghasilkan empat sel yang berderet: sel-sel ini bersifat
haploid dan disebut megaspore. Tiga sel yang dekat dengan mikrofil mengecil,
sedangkan sel yang terjauh dari mikrofil membesar dan kemudian akan
berkembang menjadi kantung embrio, setelah mengalami 3 tahap pembelahan
meiosis. Perkembangan megaspore membentuk kantung embrio melalui beberapa
tahap yaitu:

1. Megaspore mengalami 3 kali pembelahan meiosis menghasilkan sebuah


kantung embrio dengan 8 inti.
2. Inti-inti bermigrasi.
3. Terbentuk dinding sel yang menyelubungi inti.

Pada akhir proses tersebut sebuah sel telur dan dua sel sinergid berada pada
kantung embrio yang terdekat dengan mikropil. Dua inti bermigrasi berada pada
bagian tengah kantung embrio disebut inti kutub. Tiga inti berada pada ujung lain
kantung embrio bersebrangan dengan mikropil, membentuk 3 sel antipodal.
Kantung embrio merupakan fase gametofit dalam siklus hidup tumbuhan
berbunga, karena intinya bersifat haploid.

b. Pembuahan Ganda pada Angiosperma

Tahap awal yang mendahului proses pembuahan adalah penyerbukan


(polinasi), yaitu pengantaran butir serbuk sari ke kepala putik. Sebagian besar
tumbuhan angiospermae mengandalkan bantuan hewan, serangga, burung atau
kelelawar dalam proses penyerbukan. Namun beberapa tumbuhan seperti rumput-
rumputan melakukan penyerbukan dengan bantuan angin. Setelah penyerbukan,
butir serbuk sari yang menempel pada stigma berkecambah membentuk tabung
serbuk sari.

Sel tabung bergerak ke tabung serbuk sari yang menuju bakal buah
(ovari). Sementara itu sel gametofit membelah secara mitosis enghasilkan 2 sel
sperma. Saat tabung polen (serbuk sari) mencapai ovul (bakal biji), ujung tabung
menembus kantung embrio melalui mikropil, dan melepaskan ke 2 sel sperma.
Satu sel sperma membuahi sel telur membentuk zigot yang bersifat diploid (2n),
sedangkan sel sperma lainnya membuahi 2 ini kutub sehingga terbentuk sel
triploid (3n). sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan cadangan
makanan yang disebut endosperm. Selanjutnya endosperm akan menyediakan
makanan bagi embrio yang berkembang dari zigot. Dua peristiwa fusi yang
terjadi antar sel sperma dengan sel telur dan sel sperma dengan sel kutub inilah
yang dikenal dengan pembuahan ganda pa angiospermae. Sel antipoda serta
sinergid biasanya mengalami degenerasi. Proses pembuahan selanjutnya akan
diikuti dengan perkembangan buah dan biji.

2. Reproduksi Aseksual (Vegetatif)

a. Reproduksi Vegetatif Alami

Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bias jadi memiliki sifat-sifat
yang berbeda dari induknya. Pada proses pebentukan buah dan biji, pollen dari
suatu tumbuhan membuai bunga dari tumbuhan lain, tumbuhan membawa
karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan kombinasi karakter yang
beragam pada generasi berikutnya. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi
pada reproduksi aseksual.
Reproduksi aseksual sering juga disebut dengan reproduksi vegetatif.,
merupakan tipe reproduksi yang lazim pada tumbuhan. Reproduksi vegetaif
meliputu fragmentasi yaitu pemisahan bagian tubuh tumbuhan yang diikuti
dengan regenerasi membentuk individu utuh. Umbi bawang putih sesungguhnya
merupakan batang di bawah tanah yang berfungsi sebagai penyimpanan cadangan
makanan. Sebuah umbi yang besar terdiri atas bagian-bagian yang disebut siung
(clove). Setiap siung bawang dapat tumbuh menjadi satu individu. Adapun
selubung berwarna putih pada umbi tersebut sebenarnya adalah daun-daun yang
memprl pada batang.

Reproduksi aseksual memiliki beberapa keuntungan. Tumbuhan tertua yang telah


mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat membentuk klon yang
terdiri dari indiidu-individu yang merupakan kembaran dari dirinya. Pada masa-
masa awal kehidupannyaketurunan vegetatif yang merupakan fragmen dewasa
yang berasal dari tetuanya tidak terlalu beresiko menghadapi kondisi lingkungan
dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari kecambah. Reproduksi seksual
serta seksual memiliki peranan yang penting dalam evolusi adaptasi tumbuhan
terhadap lingkungan.

b. Reproduksi Vegetatif Buatan

Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif telah lama


dimanfaatkan manusia. Cara perbanyakan vegetatif buatan yang paling banyak
dilakukan adalah melalui stek, menurut organ yang digunakan dikenal stek
batang, stek akar dan stek daun. Stek batang merupakan cara paling lazim
digunakan, biasa dilakukan terhadap jenis-jenis pohon dan semak. Stek akar
sering dilakukan pada perbanyakan tanaman sukun. Stek daun banyak dilakukan
pada beberpa tanaman hias derupa herba seperti African violet, Begonia,
Peperomia serta beberapa tumbuhan lain yang berdaun tebal.

Selain akar dan batang biasa, modifikasi dari ke dua bagian ini seperti
rhizome dan umbi yang mengandung sekurang-kurangnya 1 mata tunas dapat
berkembang menjadi tumbuhan. Tumbuhan baru juga dapat dipeoleh dengan
memotong stolon pada tanaman seperti strawberry, sehingga anakan terpisah dari
induknya.
BAB III

KESIMPULAN

Tumbuhan angiospermae merupakan tumbuhan berbiji tertutup, dan


merupakan tumbuhan dengan Golongan tumbuhan Angioipermae disebut juga
tumbuhan berbunga dan masuk ke dalam divisi Magnoliophyta. Angiospermae
dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang
tertinggi.

Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah


kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil.

Tumbuhan Angiospermae memiliki ciri morfologi yaitu tubuh tumbuhan


terdiri dari akar dan tajuk yang saling bergantung satu sama lain.

Tumbuhan angiospermae bereproduksi dengan dua cara, dengan cara


seksual(generative) dan aseksual(vegetative). Reproduksi aseksual pada
angiospermae dikelompokkan mmenjadi dua, yaitu reproduksi vegetative alami
dan buatan.

DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo,gembong.2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.
Tjitrosoepomo,gembong.2002. Taksonami Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai