Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tumbuhan adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Akar, batang dan
daun merupakan organ hasil diferensiasi jaringan. Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan
mempunyai kloroplas. Didalam kloroplas terdapat pigmen klorofil. Pada umunya tumbuhan
memiliki klorofil a, klorofil b dan ada juga yang mengandung karoten. Sel-sel tumbuhan
memikili dinding sel yang mengandung selulosa, mengakibatkan tubuhnya kaku. Dalam
klasifikasi dengan system 5 kingdom diantaranya tumbuhan biji namun ditekankan pada
Phanerogamae dan lebih kepada Angiospermae.

Angiospermae merupakan tumbuhan biji tertutup. Hampir semua tumbuhan yang ada di
daratan merupakan angiospermae. Angiospermae dibedakan atas dua kelas yakni dikotil dan
monokotil. Klasifikasi angiospermae menjadi dikotiledon dan monokotiledon didasarkan
sejumlah perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif (batang, daun, akar) dan struktur
generatif (bunga dan biji).

1.2. Rumusan Masalah


a. Apakah tumbuhan angiospermae itu?

b. Terbagi atas apa sajakah tumbuhan angiospermae?

c. Bagaimanakah ciri morfologi dan struktur anatomi angiospermae?

d. Bagaimanakah reproduksi tumbuhan angiospermae

1.3. Tujuan Masalah


a. Mengetahui apa itu tumbuhan angiospermae

b. Mengetahui pembagian tumbuhan angiospermae

c. Mengetahui ciri morfologi dan struktur anatomi angiospermae

d. Memehami reproduksi tumbuhan angiospermae


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Angiospermae


Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga dan spermae
yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji yang tertutup tertutup.
Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan
yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah. Kemudian bakal buah beserta
bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji
tetap terdapat di dalamnya. Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak
dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka, karena anggota Angiospermae mencakup sekitar
300 famili dan lebih dari 250.000 spesies.Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia
ini.
Ada banyak faktor yang menentukan sehingga angiospermae terdapat di mana-mana, di iantaranya
adalah,
1. Mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. Membentukbuah, bunga dan biji.
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan
80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil /
magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies).
Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah
kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji
terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping
lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok
tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping
dua (Dicotyledonae).
2.2. Pembagian Tumbuhan Angiospermae
Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni
monokotil dan dikotil.

Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah,
mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu
Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).

1. Tumbuhan Berkeping Biji Satu atau monokotil (Monocotyledonae)

Monokotil disebut juga tumbuhan berkeping satu atau tunggal kerena memiliki
biji yang berkecambah dengan satu daun lembaga.
Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan graminae,
anggrek, palem, bambu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat
spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan
berkas pembuluh terbesar, daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar
serabut.

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan monokotil diantaranya:

1. Poaceae
Di dalamnya termasuk tumbuhan seperti padi, gandum, jagung, jelai, jewawut,
serta sorgum (cantel). Selain itu, bambu dan tebujuga termasuk di dalamnya.
Bahan pakan ternak juga banyak memanfaatkan anggota suku ini, seperti rumput
gajah dan rumput raja. Anggota suku ini beberapa di antaranya merupakan tumbuhan
pengganggu (gulma) yang penting, seperti alang-alang dan rumput bandotan. Ada
anggotanya yang merupakan sumber wangi-wangian, yaitu rumput akar
wangi dan serai (termasuk sitronela).

2.Dioscoreaceae
Gadung (Dioscorea hispida Dennst., suku gadung-gadungan atau Dioscoreaceae)
tergolong tanaman umbi-umbian yang cukup populer walaupun kurang mendapat
perhatian.
3.Bromelia
Bromelia adalah kelompok tanaman yang bernaung di bawah
keluarga Bromeliaceae yang terdiri atas sekitar 3000 spesies dan ratusan hingga ribuan
hibrida. Asal muasal tanaman yang salah satunya adalah nanas yang berasal dari Amerika.

4.Orchidaceae
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan
berbunga dengan anggota jenis terbanyak.

5.Araceae
Suku talas-talasan atau Araceae mencakup berbagai macam
tumbuhan monokotil dengan ciri khas bunga majemuk bertipe "tongkol" yang
berseludang(spatha).

6. Liliaceae
Tanaman Liliaceae adalah angiosperma, adalah kelas monokotil. Liliaceae baik di
bunga, obat-obatan lain. Beberapa juga bisa dimakan. Allium genus utama, Smilax, Lilium,
Ophiopogon, Polygonatum, aspartat genus Fritillaria spp. Anemarrhena genus Cymbidium
kuntul, paku bunga putih yang endemik ke Cina dan sebagainya.

7. Amaryllidaceae
Suku bakung-bakungan atau Amaryllidaceae adalah nama botani suatu suku tumbuhan
berbunga. Tumbuhan ini dapat hidup sepanjang tahun dan memiliki umbi serta biasanya
bunga yang bentuknya khas.

8.Cannaceae
Suku kana-kanaan atau Cannaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan
berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam
bangsa Zingiberales, klad commelinids (core monocots).

9.Marantaceae
Suku patat-patatan atau Marantaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan
berbunga.

10. Musaceae
Contohnya, pisang (Musa paradisiaca) dan pisang kipas (Musa madagaskariensis).
2. Tumbuhan Berkeping Biji Dua / Dikotil(Dicotyledonae)
Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies dari tumbuhan
dikotil. Kelompok tumbuhan ini meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak
tumbuhan yang penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada
biji; pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar,
daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan dikotil diantaranya:

1. Suku getah-getahan (Euhorbiaceae), misalnya: singkong, jarak, karet, puring

2. Suku polong-polongan (Leguminosae), misalnya: putri malu, petai, flamboyan,


kembang merak, kacang kedelai, kacang tanah

3. Suku terung-terungan (Solanaceae), misalnya: kentang, terong, tomat, cabai,


kecubung

4. Suku jeruk-jerukan (Rutaceae), misalnya: jeruk manis, jeruk bali

5. Suku kapas-kapasan (Malvaceae), misalnya: kembang sepatu, kapas

6. Suku jambu-jambuan (Mirtaceae), misalnya: cengkih, jambu biji, jambu air, jambu
monyet, jamblang

7. Suku komposit (Compositae), misalnya: bunga matahari, bunga dahlia, bunga krisan
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas yaitu dikotil dan monokotil. Perbedaan dua kelas ini
berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :
No Perbedaan cirri Monokotil Dikotil
1 Bentuk akar Memiliki system akar Memiliki system akar
serabut tunggang
2 Bentuk sumsum dan Melengkung atau sejajar Menyirip atau menjari
pola tulang daun
3 Kaliptrogen/tudung Ada tudung akar / kaliptra Tidak terdapat tudung
akar akar
4 Jumlah keping Satu buah keping biji saja Ada dua buah keping
biji/kotiledon biji
5 Kandungan akar Tidak terdapat cambium Ada cambium
dan batang
6 Jumlah kelopak Umumnya kelipatan tiga Biasanya kelipatan
bunga empat atau lima
7 Pelindung akar dan Ditemukan batang Tidak ada pelindung
batang tembaga lembaga/koleoptil dan kelorhiza maupun
akar lembaga/kelorhiza keleoptil
8 Pertumbuhan akar Tidak dapat tubuh Bias tumbuh
dan batang berkembang menjadi berkembang menjadi
membesar mebesar
2.3. Ciri Morfologi dan Struktur Anatomi Angiospermae
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan
tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk mengabsorsi air dan mineral dari
dalam tanah. Menyerap cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta
kemempuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling bergantung satu
sama lain, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya. Karena tidak memiliki
kloroplas dan hidup di tempat yang gelap menyebabkan akar tidak dapat tumbuh tanpa gula
dan nutrisi organic lainnya yang diangkut dari daun yang merupakan bagian dari sistem dari
tajuk.

Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air dan mineral yang diserap oleh akar.
Akar tumbuhan berfungsi sebagai penompang berdirinya tumbuhan (jangkar), pengabsorpsi air
dan mineral, serta tempat peyimpanan cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan
bunga (bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi tumbuhan Angiospermae). Batang adalah
bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah, mendukung daun-daun dan bunga.

Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok danseua cabang-cabang, termasuk


ranting-ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga
mempunyai ruas yakni jarak diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya
fotosintesis, kendati ada beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat melakukan
fotosintesis karena mengandung kloroplas. Daun terdiri dari helaian daun yang melebar
(lamella) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan daun dengan batang. Pada ujung
batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu di jumpai
juga tunas aksilar/ tunas lateral/ tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya
dorman. Pada banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat
pertumbuhan tunas aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan
suatu adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal
ini sangat penting apabila kerpatan suatu vegetasi di suatu tempat tinggi.

Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi
tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberpa tunas tersebut kemudian berkembang
menjadi cabang-cabang yang menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi
capang non reproduktif, lengkap dengan ujung tunas, daun-daun dan tunas aksilar. Struktur
tubuh tumbuhan dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, buah, bunga dan biji,
seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan yang masing-masing jaringan tersebut mempunyai
struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing jaringan disusun dari sel-sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.

Beberapa modifikasi akar dan tajuk. Akar tumbuhan mengalami beberapa modifikasi
antara lain menjadi akar yang menyimpan cadangan makanan (pati) misalnya bit gula atau akar
penyimpan air pada beberapa famili Cucurbitaceae yang tumbuh di daerah kering atau daerah
yang tidak turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas (pneumatofor) yang dapat
meningkatkan pertukaran gas antara udara dengan akar-akar yang terendam air pada tanaman
bakau/Avicennia nitida, akar udara pada anggrek yang dapat membantu penyerapan air hujan,
akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp, dan mikoriza yaitu simbiosis mutualisme antara
akar tumbun dan cendawan.

Beberapa modifikasi akar yakni tempat penimbun pati, akar nafas, akar udara,
haustorium, mikoriza. Seperti halnya akar batang dan dun juga mengalami modifikasi untuk
fungsi yang beragam, antara lain rhizome, stolon, runner, umbi batang (tuber), umbi lapis
(bulb) serta umbi kormus (corm). Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal dalam tanah
atau dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada bukunya
terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizome, terutama di
permukaan bawahnya. Rhizome dapat relative tebal, berdaging, mereupakan tempat
disimpannya cadangan makanan misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean).

Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang
permukaan tanah, mempunyai ruas panjang misalnya pada tanaman strawberry. Stolon mirip
sengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegas di dalam tanah, umumnya di sepanjang
permukaan tanah. Pada kentang, beberapa ujung stolon berkembang membentuk umbi batang.
Mata tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setia mata
tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru. Berbeda dengan umbi kentang,
umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu
batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging mengandung cadangan makanan.
Pada bawang merah, daun berdangin selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis
juga dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain. Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi
bagian yang membengkak seluruhnya merupakan bagian batang. Helaian daun berbentuk sisik
yang menutupi seluruh permukaan kormus.

Beberapa modifikasi batang yakni stolon pada strawberry, rhizome pada tanaman iris,
umbi kentang, umbi lapis, kormus. Beberapa modifikasi daun antara lain sulur (tendril), duri
dan daun penangkap serangga ditemukan dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang
daunnya sebagian atau seluruhnya mengalami modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur menyentuh
benda padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut membelitnya dngan erat. Pada
tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur. Sulur dijumpai pada famili
Cucurbitaceae (waluh-waluhan), tanaman anggur dan lainnya. Duri yang dijumpai pada kaktus
merupakan modifikasi dari daun. Duri sekaligus berfungsi untuk melindungi tanaman dari hewan
pengganggu, disamping untuk mengurangi kehilangan air dari tumbuhan. Daun penangkap
serangga pada tumbuhan karnivor akan menutup sewaktu serangga tertangkap, selanjutnya
serangga tersebut akan segera dicerna oeleh enzim pencerna dan nutrisinya digunakan
tumbuhan untuk pertumbuhan.
Ciri Khusus Angiospermae
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri
terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini terletak pada
bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut:
1. Bunga
Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup dikarenakan bakal biji yang dimiliki tumbuhan ini
dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan ini juga telah memiliki bunga yang sesungguhnya,
memiliki bentuk dan susunan urat daun yang beranekaragam. Ada daun yang pipih, sempit,
ataupun lebar, dan susunan urat daunnya ada yang menyirip, menjari, melengkung, ataupun sejajar
seperti pita. Alat perkembangbiakan secara generatif berupa bunga. Macam-macam bunga:

1) Bunga lengkap
Merupakan bunga yang memiliki semua bagian bunga tanpa terkecuali, yaitu tangkai bunga,
kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Contohnya adalah bunga mawar, melati
(Jasminum sambac), dan bunga sepatu.

2) Bunga tidak lengkap


Merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga. Contohnya adalah bunga
tanaman rumput-rumputan yang tidak memiliki mahkota bunga.

3) Bunga sempurna
Merupakan bunga yang memiliki benang sari dan putik sekaligus, selain itu juga memiliki
bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga sepatu.

4) Bunga tidak sempurna


Merupakan bunga yang hanya memiliki benang sari atau hanya memiliki putik saja, selain itu
juga memiliki bagian-bagian bunga yang lain. Contohnya adalah bunga salak, bunga kelapa,
jagung, dan melinjo. Bunga yang hanya memiliki benang sari biasa disebut juga sebagai
bunga jantan dan bunga yang hanya memiliki putik saja biasa disebut sebagai bunga betina.
Gambar 2.1 Struktur bunga
Link:http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/spermathophyta-tumbuhan berbiji.html#.UtzAANL-LVQ

2. Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan
berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi
denganpenyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas
jangkauan ruang hidupnya.

3. Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi


Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari
tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai
organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24
jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.

4. Karpela menutup rapat bakal biji


Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah
pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel
telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan
berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji
dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang
lebih luas.
5. Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi
hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu
mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki
perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah
lungkang yang jauh lebih luas.

6. Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung
adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam
perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang
diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.

7. Struktur Anatomi Akar


Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas
pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar
tumbuhan monokotil dan dikotilberbeda.

8. Struktur Anatomi Batang


Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata,
sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas
xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem
dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.

9. Struktur Anatomi Daun


Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma.
Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil
sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak
demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas
xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun.
2.4. Reproduksi Tumbuhan Angiospermae
1. Reproduksi Seksual (Generatif)

a. Perkembangan Gamet Jantan dan Betina

Tumbuhan dalam siklus hidupnya mengalami pergantian generasi haploid (n) dengan
generasi diploid (2n). Akar, batang daun dan sebagian besar struktur reproduktif
tanaman angiospermae dan gymnospermae lainnya bersifat diploid. Tubuh tumbuhan yang
bersifat diploid dikenal dengan sebutan sporofit. Pada angiospermae sporofit menghasilkan
struktur khusus berupa anter (kotak sari) dan ovule (bakal biji) yang sel-selnya akan
mengalami meiosis. Anter (kotak sari) pada umumnya terdiri atas 4 kantong polen (serbuk
sari) yang masing-masing berupa ruangan memanjang. Pada awal perkembangan anter (kotak
sari) mampu berkembang dan disebut dengan mikrosporofil. Mikrosporofil mengalami
pembelahan meiosis, setiap sel menghasilkan 4 sel haploid yang disebut mikrospora.
Selanjutnya mikrospora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk 2 sel yaitu sel
tabung dan sel generatif yang berukuran lebuh kecil.

Kedua sel yang berdampingan tersebut diselubungi oleh lapisan yang tebal dalam suatu
struktur butiran yaitu butir serbuk sari (polen). Bila serbuk sari telah masak, dinding antar
(kotak sari) membuka dan menebarkan butir-butir serbuk sari tersebut. Pada
tumbuhan angiospermae butir serbuk sari berfungsi sebagai gametofit jantan yang
menghasilkan gamet jantan yaitu sel-sel sperma.

Gamet betina berkembang di dalam suatu struktur di sebelah dalam ovari disebut ovul
(bakal biji). Ovul memiliki 1 atau 2 lapis jaringan pelindung yang disebut integumen. Pada
bagian ujung ovul, integumen tidak menyambung mengakibatkan terbentuk celah kecil yang
disebut mikropil.

Pada awal perkembangan ovul ini satu sel dalam dinding ovul yang disebut megasporofit
membesar sebagai persiapan pembelahan meiosis. Megasporofit tertanam pada jaringan yang
disebu nuselus. Megasporofit mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat sel yang
berderet: sel-sel ini bersifat haploid dan disebut megaspore. Tiga sel yang dekat dengan
mikrofil mengecil, sedangkan sel yang terjauh dari mikrofil membesar dan kemudian akan
berkembang menjadi kantung embrio, setelah mengalami 3 tahap pembelahan meiosis.
Perkembangan megaspore membentuk kantung embrio melalui beberapa tahap yaitu:

1. Megaspore mengalami 3 kali pembelahan meiosis menghasilkan sebuah kantung


embrio dengan 8 inti.

2. Inti-inti bermigrasi.

3. Terbentuk dinding sel yang menyelubungi inti.

Pada akhir proses tersebut sebuah sel telur dan dua sel sinergid berada pada kantung embrio
yang terdekat dengan mikropil. Dua inti bermigrasi berada pada bagian tengah kantung embrio
disebut inti kutub. Tiga inti berada pada ujung lain kantung embrio bersebrangan dengan
mikropil, membentuk 3 sel antipodal. Kantung embrio merupakan fase gametofit dalam siklus
hidup tumbuhan berbunga, karena intinya bersifat haploid.

b. Pembuahan Ganda pada Angiosperma

Tahap awal yang mendahului proses pembuahan adalah penyerbukan (polinasi), yaitu
pengantaran butir serbuk sari ke kepala putik. Sebagian besar
tumbuhan angiospermae mengandalkan bantuan hewan, serangga, burung atau kelelawar
dalam proses penyerbukan. Namun beberapa tumbuhan seperti rumput-rumputan melakukan
penyerbukan dengan bantuan angin. Setelah penyerbukan, butir serbuk sari yang menempel
pada stigma berkecambah membentuk tabung serbuk sari.

Sel tabung bergerak ke tabung serbuk sari yang menuju bakal buah (ovari). Sementara
itu sel gametofit membelah secara mitosis enghasilkan 2 sel sperma. Saat tabung polen (serbuk
sari) mencapai ovul (bakal biji), ujung tabung menembus kantung embrio melalui mikropil, dan
melepaskan ke 2 sel sperma. Satu sel sperma membuahi sel telur membentuk zigot yang bersifat
diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya membuahi 2 ini kutub sehingga terbentuk sel triploid
(3n). sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan cadangan makanan yang disebut
endosperm. Selanjutnya endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang
dari zigot. Dua peristiwa fusi yang terjadi antar sel sperma dengan sel telur dan sel sperma
dengan sel kutub inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pa angiospermae. Sel antipoda
serta sinergid biasanya mengalami degenerasi. Proses pembuahan selanjutnya akan diikuti
dengan perkembangan buah dan biji.

2. Reproduksi Aseksual (Vegetatif)

a. Reproduksi Vegetatif Alami

Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bias jadi memiliki sifat-sifat yang berbeda dari
induknya. Pada proses pebentukan buah dan biji, pollen dari suatu tumbuhan membuai bunga
dari tumbuhan lain, tumbuhan membawa karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan
kombinasi karakter yang beragam pada generasi berikutnya. Hal ini berbeda dengan fenomena
yang terjadi pada reproduksi aseksual.

Reproduksi aseksual sering juga disebut dengan reproduksi vegetatif., merupakan tipe
reproduksi yang lazim pada tumbuhan. Reproduksi vegetaif meliputu fragmentasi yaitu
pemisahan bagian tubuh tumbuhan yang diikuti dengan regenerasi membentuk individu utuh.
Umbi bawang putih sesungguhnya merupakan batang di bawah tanah yang berfungsi sebagai
penyimpanan cadangan makanan. Sebuah umbi yang besar terdiri atas bagian-bagian yang
disebut siung (clove). Setiap siung bawang dapat tumbuh menjadi satu individu. Adapun
selubung berwarna putih pada umbi tersebut sebenarnya adalah daun-daun yang memprl pada
batang.
Reproduksi aseksual memiliki beberapa keuntungan. Tumbuhan tertua yang telah mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat membentuk klon yang terdiri dari indiidu-
individu yang merupakan kembaran dari dirinya. Pada masa-masa awal kehidupannyaketurunan
vegetatif yang merupakan fragmen dewasa yang berasal dari tetuanya tidak terlalu beresiko
menghadapi kondisi lingkungan dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari kecambah.
Reproduksi seksual serta seksual memiliki peranan yang penting dalam evolusi adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungan.

b. Reproduksi Vegetatif Buatan

Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif telah lama dimanfaatkan


manusia. Cara perbanyakan vegetatif buatan yang paling banyak dilakukan adalah melalui stek,
menurut organ yang digunakan dikenal stek batang, stek akar dan stek daun. Stek batang
merupakan cara paling lazim digunakan, biasa dilakukan terhadap jenis-jenis pohon dan semak.
Stek akar sering dilakukan pada perbanyakan tanaman sukun. Stek daun banyak dilakukan pada
beberpa tanaman hias derupa herba seperti African violet, Begonia, Peperomia serta beberapa
tumbuhan lain yang berdaun tebal.
Selain akar dan batang biasa, modifikasi dari ke dua bagian ini seperti rhizome dan umbi
yang mengandung sekurang-kurangnya 1 mata tunas dapat berkembang menjadi tumbuhan.
Tumbuhan baru juga dapat dipeoleh dengan memotong stolon pada tanaman seperti
strawberry, sehingga anakan terpisah dari induknya.
BAB III
KESIMPULAN

Tumbuhan angiospermae merupakan tumbuhan berbiji tertutup, dan merupakan


tumbuhan dengan Golongan tumbuhan Angioipermae disebut juga tumbuhan berbunga dan
masuk ke dalam divisi Magnoliophyta. Angiospermae dianggap sebagai golongan tumbuhan
dengan tingkat perkembangan yang tertinggi.

Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni


monokotil dan dikotil.

Tumbuhan Angiospermae memiliki ciri morfologi yaitu tubuh tumbuhan terdiri dari akar
dan tajuk yang saling bergantung satu sama lain.

Tumbuhan angiospermae bereproduksi dengan dua cara, dengan cara


seksual(generative) dan aseksual(vegetative). Reproduksi aseksual pada angiospermae
dikelompokkan mmenjadi dua, yaitu reproduksi vegetative alami dan buatan.
Daftar pustaka

Andriyani,imuth.blogspot.com/.../perbedaan-tanaman-monokotil-dan-dikotil.html. diakses
tanggal 29 april jam 13.35

http://stealsblog.blogspot.co.id/2011/10/makalah-pengenalan-tumbuhan.html Diakses20-09-2015
Udin, Ahmad.2012. BOTANI TUMBUHAN TINGGI “Angiospermae” (online)

http://kuplukluntur.blogspot.co.id/2012/10/makalah-angiospermae.html.Diakses20-09-2015

Anonomus. Angiospermae dan gimnospermae. Diakses tanggal 29 april jam 13.40

Tjitrosoepomo,gembong.2003. MorfologiTumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Tjitrosoepomo,gembong.2002. TaksonamiTumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada University


Press.

Tjitrosoepomo,gembong.2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Van,C.G.J.2008.Flora.Jakarta: PT Pradnya Paramita

Steals, Bayu.2011. Makalah: Pengenalan Tumbuhan Angiospermae (online)

Anda mungkin juga menyukai