STUDI KASUS
Ngopi belakangan menjadi gaya hidup yang tengah digemari masyarakat urban. Kegiatan menyeruput
kopi di coffee shop sambil berbincang atau sekadar menyelesaikan perkerjaan pun kian marak ditemui.
Ya, aktivitas ngopi ini memang tengah booming sejak awal tahun 2000-an. Salah satu penandanya
adalah masuknya ritel kopi raksasa asal Amerika, Starbucks ke Tanah Air. Menyusul The Coffee Bean
& Tea Leaf Indonesia (2001) dan beberapa kedai kopi asing lainnya.
Ternyata wanginya pasar kedai kopi tidak hanya digemari peritel asing. Bak cendawan di musim
penghujan, dari dalam negeri pun bermunculan ritel-ritel kopi yang menawarkan keunggulan masing-
masing. Segmen yang dibidik pun beragam. Mulai dari kelas premium sampai mahasiswa. Satu lagi
pemain lokal yang ikut uji peruntungan di pasar ini adalah Maxx Coffee.
Ritel kopi berlambang burung hantu ini merangsek pasar Indonesia sejak April 2015 lalu. Terhitung
pemain baru memang, namun siapa sangka penetrasi kedai kopi yang berada di bawah PT Maxx Coffee
Prima ini cukup gencar, terutama dalam hal ekspansi ritel.
Geoffry Samuel, Head of Marketing Maxx Coffee, memaparkan coffee shop memang tengah
digandrungi. Namun sayangnya para pemain cenderung berkumpul di lokasi yang sama, yaitu pusat
kota. Padahal, banyak daerah lain yang tidak kalah potensi bisnisnya.
“Sampai saat ini belum banyak jaringan coffee shop yang menggarap pasar daerah. Ini tentu potential
market untuk kami. Oleh karena itu, selain di Jakarta, Maxx Coffee juga gencar berekspansi ke
daerah,” ungkap Geoffry.
Di tahun pertama berdiri (2015), Maxx Coffee telah hadir di Lippo Plaza Medan, Lippo Plaza Kairagi
Manado, Lippo Plaza Kupang, Lippo Plaza Jogja, Palembang Icon, Maxx Box Orange County
Cikarang, Aeon Mall BSD, dan yang terbaru merupakan flagshipshop Maxx Coffee di Maxx Box
Lippo Village Karawaci. Menyusul beberapa gerai lainnya di Kupang, Surabaya, Manado Bali, dan
Pulau Buton, hingga total 50 gerai per Maret 2016.
Diakui Geoffry, bukan perkara mudah mengedukasi masyarakat di pasar daerah. Bukan berarti mereka
tidak mengenal kebiasaan ngopi, hanya saja menurut dia berbeda lifestyle-nya.
“Kopi kan sudah kental dengan kebudayaan Indonesia sejak dulu. Jadi edukasinya lebih ke jenis
minuman dan kelebihan service yang ditawarkan. Yang pasti market di daerah haus dengan sesuatu
yang baru,” selorohnya.
Berbekal nama besar Lippo Group yang menaunginya, Geoffry pun berani mematok target 150 gerai di
pengujung tahun 2016. Setidaknya dengan memanfaatkan puluhan properti Lippo Group, seperti mal,
universitas, gedung perkantoran, apartemen, hotel, dan residensial, yang tersebar di lebih dari 40 kota
di Indonesia, Maxx Coffee Prima bisa memuluskan target ekspansinya. Beberapa daerah yang dibidik
selanjutnya adalah Sulawesi Tenggara (Palu) serta Lombok.
Konsep Ritel Unik dan Harga Bersaing
Sebagai kedai kopi lokal, tentulah Maxx Coffee harus mampu bersaing menghadapi ritel kopi raksasa
yang lebih dulu merajai pasar. Lebih lanjut Geoffry menjelaskan, ada beberapa keunggulan Maxx
Coffee yang menjadi modal ampuh menghadapi kompetitor. Pertama adalah strategi marketing dengan
mengoptimalkan media sosial, menggandeng komunitas, menggelar brand activation, dan melakukan
beragam program promo.
“Semuanya berkonsep interaktif. Misalnya, bersama radio Light FM dan komunitas Classic Disco,
kami menggelar aktivasi yang sifatnya engagement dengan konsumen. Kami juga menggelar promosi
‘Buy 1 Get 1 Free’. Saat puasa pun kami menggelar program promo,” ungkapnya.
Dari segi strategi harga, produk yang ditawarkan lebih bersaing daripada kedai kopi lainnya. Banderol
harga minuman di Maxx Coffee berkisar Rp19.000─Rp47.000. Ketimbang gerai kopi asing, harga
minuman di Maxx Coffee bisa lebih murah karena tidak perlu membayar royalti. Selain itu, metode
penyajian kopi di Maxx Coffee juga adalah cold brew, yakni proses menyarikan bubuk kopi dengan air
es di wadah khusus. Ini merupakan metode penyajian kopi terbaru yang tengah booming di kalangan
barista.
Sementara dari segi ritel, gerai Maxx Coffee didesain senyaman dan seterang mungkin dengan bentuk
berupa full coffee shop, counter, maupun kontainer di wilayah parkiran. Konsep ini disebut Geoffry
sebagai “melting pot” atau tempat yang nyaman untuk berkumpulnya berbagai komunitas masyarakat.
“Beberapa gerai Maxx Coffee di antaranya bergaya vintage dan dikolaborasikan dengan toko buku
Books & Beyond. Kami juga melengkapi dengan fasilitas WiFi hingga 100 Mbps,” pungkasnya.
Angelina Merlyana Ladjar
MM072016/W
SOURCE : http://www.marketing.co.id/maxx-coffee-gencar-buka-gerai-di-daerah/
6. Dari lima konsep sebagai bentuk filosofi dalam pemasaran yaitu konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran kemasyarakatan. Apa
filosofi pemasaran yang diterapkan Maxx Coffee? Filosofi pemasaran yang diterapkan Maxx Coffee
adalah konsep pemasaran.