FISIKA TERAPAN
ACARA II
PENENTUAN MASSA JENIS ZAT CAIR
Penanggung Jawab:
Sebuah benda memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg/m3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan suatu zat berapapun massanya, berapapun
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Massa jenis air lebih besar
daripada massa jenis minyak. Massa jenis air 1 gram/cm3 dan massa jenis minyak
0,8 gram/cm3. Oleh karena itu, berapapun banyaknya minyak yang dicampurkan ke
dalam air maka minyak akan tetap di atas.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini untuk memahami hukum hidrostatika sebagai
landasan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan alau ukur pipa U.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum sangat penting
mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu kita butuhkan dan
selalu kita gunakan dalam praktikum lanjutan atau dalam pengaplikasiannya dalam
penelitian (Bresnick, 2002). Massa jenis (density) suatu zat adalah kuantitas
konsentrasi zat dan dinyatakan dalam massa persatuan volume. Nilai massa
jenis suatu zat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperatur, kerapatan
suatu zat semakin rendah karena molekul - molekul yang saling berikatan akan
terlepas. Kenaikan temperatur menyebabkan volume suatu zat bertambah,
sehingga massa jenis dan volume suatu zat memiliki hubungan yang
berbanding terbalik (Besari, 2005).
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (density)-nya,
didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Bahan yang homogen seperti es atau
besi, memiliki densitas yang sama pada setiap bagiannya. Kita gunakan huruf
Yunani ρ (“rho”) untuk densitas. Jika sebuah bahan yang materialnya homogen
bermasa m memiliki volume v, densitasnya ρ adalah
𝑚
ρ= (1)
𝑣
keterangan:
ρ = massa jenis air (kg/m3);
m = massa benda (kg);
V = volume benda (m3)
Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya; contohnya adalah
atmosfer bumi (yang seakin tinggi akan semakin kecil densitasnya) dal lautan (yang
semakin dalam akan semakin besar densitasnya). Untuk bahan-bahan ini persamaan
(1) memperlihatkan densitas rata-rata.. Secara umum, densitas bahan tergantung
pada faktor lingkungan suhu dan tekanan (Juliastuti, 2002).
Pipa U adalah pipa lengkung berbentuk
huruf U. Pipa ini termasuk bejana berhubungan. Jika
pipa U diisi dengan satu jenis zat cair, tinggi
permukaan zat cair pada pada kedua mulutnya selalu
sama. Tetapi, jika pipa U diisi dengan dua zat cair
yang tidak bercampur, tinggi permukaan zat cair
pada kedua mulut pipa berbeda. Bagaimana
hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair
dalam pipa U? Misalkan, massa jenis zat cair pertama adalah ρ1 dan massa jenis zat
cair kedua adalah ρ2. Dan titik pertemuan kedua zat cair, kita buat garis mendatar
yang memotong kedua kaki pipa U. Misalkan, tinggi permukaan zat cair pertama
dari garis adalah h1 dan tinggi permukaan zat cair kedua dari garis adalah h2. Zat
cair prtama setinggi h1 melakukan tekanan yang sama besar dengan tekanan zat cair
kedua setinggi h2.
P1 = P2
ρ 1 g h1 = ρ 2 g h 2
ρ1 h1 = ρ2 h2 (2-2)
a) Kedalaman zat cair (cm) adalah ketinngian zat cair, yang diukur dari
permukaan zat cair ke permukaan zat cair yang berada di dalam corong
b) Massa jenis zat cair adalah kerapatan massa dari zat cair yang dimasukkan
kedalam pipa U dan gelas kimia
c) Tekanan hidrostatik adalah besarnya tekanan yang disebabkan oleh tinggi
permukaan zat cair yang dicari berdasarkan rumus tekanan berbanding lurus
dengan massa jenisnya dan tinggi permukaan zat cair pada pipa U dikali
dengan percepatan gravitasi 9,80
d) Tinggi permukaan zat cair (cm) adalah Selisih ketinggian zat cair pada pipa
U akibat dari tekanan yang diberikan. (Tim Dosen Fisika Dasar I, 2013)
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah:
a. Minyak goreng baru,
b. Minyak jelantah dari beberapa kali penggorengan, dan
c. Aquades.
B. Prosedur Kerja
Kedudukan Pipa U diatur sedemikian rupa sehingga letaknya tidak miring.
Pipa U diisi dengan aquades (𝜌1 = 1 g/cm3).
Zat cair yang akan diselidiki dimasukkan ke dalam pipa U pada kaki yang lain.
Massa jenis zat cair yang diselidiki (𝜌2) dihitung dengan menggunakan rumus
ℎ1
𝜌2 = 𝜌1 ℎ2
Langkah 2-4 sebanyak 1 kali diulangi dengan merubah tinggi permukaan zat air
yang diselidiki (pipet digunakan untuk memasukkan/mengeluarkan zat cair).
A. Hasil
Perhitungan:
Perlakuan 1 (Minyak jelantah 15 ml + aquades 30 ml)
Sebelum dikurangi
ℎ1
𝜌minyak jelantah = 𝜌air x ℎ2
7
= 1 g/cm3 x 8,5
= 0.823 g/cm3
Sesudah dikurangi
ℎ1
𝜌minyak jelantah = 𝜌air x ℎ2
5,5
= 1 g/cm3 x 6
= 0,916 g/cm3
= 0,778 g/cm3
Sesudah dikurangi
ℎ1
𝜌minyak baru = 𝜌air x ℎ2
5
= 1 g/cm3 x
5,5
= 0,903 g/cm3
3. Perlakuan 4 (Minyak baru 20 ml + aquades 40 ml)
Sebelum dikurangi
ℎ1
𝜌minyak baru = 𝜌air x ℎ2
9
= 1 g/cm3 x 11
= 0,818 g/cm3
Sesudah dikurangi
ℎ1
𝜌minyak baru = 𝜌air x ℎ2
7
= 1 g/cm3 x 9,5
= 0,736 g/cm3
B. Pembahasan
Praktikum penentuan massa jenis zat cair ini menggunakan 2 sample
minyak, minyak baru dngan minyak jelantah, dan dengan dua kali ulangan (pertama
tanpa pengurangan minyak dan yang kedua dengan pengurangan minyak).
Penentuan massa jenis minyak ini menggunakan massa jenis yang telah diketahui,
yaitu massa jenis air 1 g/cm3. Mula-mula mengatur kedudukan pipa U sedemikian
rupa sehingga letaknya tidak miring. Pipa U diisi dengan akuades. Minyak dituang
ke dalam pipa U pada kaki yang lain. Penentuan massa jenis ini menggunakan
indikator tinggi minyak dan air dengan rumus:
ℎ1
𝜌2 = 𝜌1 x ℎ2
dengan:
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, S., et al, (2015) massa
jenis minyak jelantah pada suhu 400C sebesar 850 kg/m3 yang setara dengan 0,850
g/cm3. Namun, pada percobaan yang telah dilakukan, terdapat perbedaan selisih
lebih cukup signifikan pada perlakuan minyak jelantah yang sudah dikurangi.
Mungkin ini bisa terjadi disebebkan kurang telitinya kemampuan mengukur mistar,
ataupun kurang telitinya pengamat dalam melihat hasil tinggi minyak maupun air.
Bisa jadi karena kurang tepatnya penentuan batas permukaan batas cairnya.
B. Saran
Dari praktikum penentuan massa jenis zat cair yang dilakukan, praktikan
menyarankan Dalam melakukan percobaan ini hendaknya menggunakan metode
dan langkah kerja yang sesuai dengan panduan agar kita terhindar dari banyak
kesalahan. Sehingga tidak perlu banyak melakukan pengulangan dalam
memperoleh data, dan tidak menyia-nyiakan bahan yang ada dan praktikan harus
teliti dalam membaca hasil pengukuran panjang, agar hasil data yang diperoleh
akan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Vera, K. 2005. Efek Temperatur pada Proses Chemisorpsi Katalis NZA dan H5-
NZA dalam proses Peningkatan Kualitas Jelantah dengan Reaktor Fluida
Fixed Bed. Skripsi. FMIPA UNEJ. Universitas Jember: tidak diterbitkan.
Wahyuni, S., et al. 2015. “Pengaruh Suhu Proses dan Lama Pengendapan Terhadap
Kualitas Biodesel dari Minyak Jelantah”. Jurnal Pillar of Physics. (6). 33-
40.
Wihantoro,. et al. 2005. Fisika Dasar Universitas. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman.
LAMPIRAN
A. ACC
B. Dokumentasi
Penuangan air pada sisi kanan pipa Proses penakaran minyak baru 15 ml
dan 30 ml
Prosespenuangan minyak Pengukuran tinggi minyak dan air