FISIKA TERAPAN
ACARA II
PENENTUAN MASSA JENIS ZAT CAIR
Penanggung Jawab:
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini untuk memahami hukum hidrostatika
sebagai landasan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan alau ukur pipa U.
keterangan:
= massa jenis air (kg/m3);
m = massa benda (kg);
V = volume benda (m3)
Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya; contohnya adalah
atmosfer bumi (yang seakin tinggi akan semakin kecil densitasnya) dal lautan
(yang semakin dalam akan semakin besar densitasnya). Untuk bahan-bahan ini
persamaan (1) memperlihatkan densitas rata-rata.. Secara umum, densitas bahan
tergantung pada faktor lingkungan suhu dan tekanan (Juliastuti, 2002).
Pipa U adalah pipa lengkung berbentuk huruf U. Pipa ini termasuk bejana
berhubungan. Jika pipa U diisi dengan satu jenis zat cair, tinggi permukaan zat
cair pada pada kedua mulutnya selalu sama. Tetapi, jika pipa U diisi dengan dua
zat cair yang tidak bercampur, tinggi permukaan zat cair pada kedua mulut pipa
berbeda. Bagaimana hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa
U? Misalkan, massa jenis zat cair pertama adalah 1 dan massa jenis zat cair kedua
adalah 2. Dan titik pertemuan kedua zat cair, kita
buat garis mendatar yang memotong kedua kaki
pipa U. Misalkan, tinggi permukaan zat cair
pertama dari garis adalah h1 dan tinggi permukaan
zat cair kedua dari garis adalah h2. Zat cair prtama
setinggi h1 melakukan tekanan yang sama besar
dengan tekanan zat cair kedua setinggi h2.
P1 = P2
1 g h1 = 2 g h2
1 h1 = 2 h2 (2-2)
a) Kedalaman zat cair (cm) adalah ketinngian zat cair, yang diukur dari
permukaan zat cair ke permukaan zat cair yang berada di dalam corong
b) Massa jenis zat cair adalah kerapatan massa dari zat cair yang dimasukkan
kedalam pipa U dan gelas kimia
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah:
a. Minyak goreng baru,
b. Minyak jelantah dari beberapa kali penggorengan, dan
c. Aquades.
B. Prosedur Kerja
Kedudukan Pipa U diatur sedemikian rupa sehingga letaknya tidak miring.
Pipa U diisi dengan aquades ( 1 = 1 g/cm3).
Zat cair yang akan diselidiki dimasukkan ke dalam pipa U pada kaki yang lain.
Langkah 2-4 sebanyak 1 kali diulangi dengan merubah tinggi permukaan zat
air yang diselidiki (pipet digunakan untuk memasukkan/mengeluarkan zat
cair).
ak
(cm) (cm) (cm) (cm) (g/cm3)
3
(g/cm )
Minyak jelantah 15
1 7 8,5 0.823 5,5 6 0,916
ml + aquades 30 ml
Minyak jelantah 20
2 8,5 10 0,85 8,5 9 0,94
ml + aquades 40 ml
Minyak baru 15 ml
3 7 9 0,778 5 5,5 0,903
+ aquades 30 ml
Minyak baru 20 ml
4 9 11 0,818 7 9,5 0,736
+ aquades 40 ml
Perhitungan:
Perlakuan 1 (Minyak jelantah 15 ml + aquades 30 ml)
Sebelum dikurangi
h1
= x
minyak jelantah air h2
7
= 1 g/cm3 x 8,5
= 0.823 g/cm3
Sesudah dikurangi
h1
= x
minyak jelantah air h2
5,5
= 1 g/cm3 x 6
= 0,916 g/cm3
B. Pembahasan
Praktikum penentuan massa jenis zat cair ini menggunakan 2 sample
minyak, minyak baru dngan minyak jelantah, dan dengan dua kali ulangan
(pertama tanpa pengurangan minyak dan yang kedua dengan pengurangan
minyak). Penentuan massa jenis minyak ini menggunakan massa jenis yang telah
diketahui, yaitu massa jenis air 1 g/cm3. Mula-mula mengatur kedudukan pipa U
sedemikian rupa sehingga letaknya tidak miring. Pipa U diisi dengan akuades.
Minyak dituang ke dalam pipa U pada kaki yang lain. Penentuan massa jenis ini
menggunakan indikator tinggi minyak dan air dengan rumus:
h1
= 1 x
2 h2
dengan:
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, S., et al, (2015) massa
jenis minyak jelantah pada suhu 400C sebesar 850 kg/m3 yang setara dengan 0,850
g/cm3. Namun, pada percobaan yang telah dilakukan, terdapat perbedaan selisih
lebih cukup signifikan pada perlakuan minyak jelantah yang sudah dikurangi.
Mungkin ini bisa terjadi disebebkan kurang telitinya kemampuan mengukur
mistar, ataupun kurang telitinya pengamat dalam melihat hasil tinggi minyak
maupun air. Bisa jadi karena kurang tepatnya penentuan batas permukaan batas
cairnya.
B. Saran
Dari praktikum penentuan massa jenis zat cair yang dilakukan, praktikan
menyarankan Dalam melakukan percobaan ini hendaknya menggunakan metode
dan langkah kerja yang sesuai dengan panduan agar kita terhindar dari banyak
kesalahan. Sehingga tidak perlu banyak melakukan pengulangan dalam
memperoleh data, dan tidak menyia-nyiakan bahan yang ada dan praktikan harus
teliti dalam membaca hasil pengukuran panjang, agar hasil data yang diperoleh
akan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiatma, A. Anshory., et al. 2012. The Enhancement of Waste Cooking Oil
Esterification Catalyzed by Sulfated Zirconia and Assisted by The Addition
of Silica Gel", Proceeding of 19th Regional Symposium on Chemical
Engineering, Bali.
Vera, K. 2005. Efek Temperatur pada Proses Chemisorpsi Katalis NZA dan H5-
NZA dalam proses Peningkatan Kualitas Jelantah dengan Reaktor Fluida
Fixed Bed. Skripsi. FMIPA UNEJ. Universitas Jember: tidak diterbitkan.
Wahyuni, S., et al. 2015. Pengaruh Suhu Proses dan Lama Pengendapan
Terhadap Kualitas Biodesel dari Minyak Jelantah. Jurnal Pillar of
Physics. (6). 33-40.
Wihantoro,. et al. 2005. Fisika Dasar Universitas. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman.
LAMPIRAN
A. ACC
B. Dokumentasi
Minyak Minyak Goreng baru belum
jelantah digunakan
yang dipakai dalam percobaaan