PENDAHULUAN
1
meliputi suhu, kelembaban, penerangan, tinggi meja, tinggi kursi dan jarak mata
ke monitor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Lapisan lemak yang diproduksi oleh kelenjar meibomian berperan sebagai
surfaktant, sama seperti lapisan aqueous (mempertahankan terjadinya evaporasi
dari lapisan aqueous) dan juga sebagai pelindung permukaan mata. Selain itu,
lapisan lemak dapat berperan sebagai barier melawan partikel asing dan dapat
juga berperan sebagai antimikroba. Kelenjar ini bersifat holokrin dan kelenjar
dapat mensekresi lipid polar (interaksi aquaous-lipid) dan lipid nonpolar (interaksi
permukaan air mata- udara) yang merupakan materi berisi protein. Semua lapisan
tersebut diikat menjadi satu dengan ikatan ion, ikatan hidrogen dan tekanan van
der Waal.
Sekresi dari lapisan air mata bersifat neuronal ( sumber parasimpatik,
simpatik dan persarafan sensoris), hormonal ( reseptor androgen dan estrogen)
dan regulasi vaskuler. Terjadinya evaporasi kebanyakan disebabkan karena
disfungsi kelenjar meibomian.
4
Komponen akuos air mata disekresi oleh kelenjar utama, kelenjar Krause
dan Wolfring. Kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan kelenjar utama
namun tidak mempunyai sistem saluran. Mekanisme sekresi akuos dipersarafi
oleh saraf kranial V. Stimulasi reseptor saraf V yang terdapat di kornea dan
mukosa nasal memacu sekresi air mata oleh kelenjar lakrimalis. Kurangnya
sekresi air mata oleh kelenjar lakrima dan sindrom dry eye dapat disebabkan oleh
penyakit maupun obat-obatan yang berefek pada sistem otonom.
Komponen musin lapisan air mata disekresi oleh sel Goblet konjungtiva
dan sel epitel permukaan. Mekanisme pengaturan sekresi musin oleh sel ini tidak
diketahui. Hilangnya sel Goblet berakibat mengeringnya kornea meskipun banyak
air mata dari kelenjar lakrimal.
5
Gambar 2. Anatomi air mata + sistem sekresi dan eksresi air mata
2.2 Definisi
Dry eye merupakan penyakit multifaktorial pada kelenjar air mata dan
permukaan okuler yang menghasilkan gejala-gejala ketidaknyamanan, gangguan
pengelihatan, air mata yang tidak stabil sehingga berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan pada permukaan okuler. Dry eye sering disertai dengan peningkatan
osmolaritas dari air mata dan peradangan dari permukaan okuler.
6
2.3 Epidemiologi
Sindroma dry eye biasanya terjadi pada pasien usia lebih dari 40 tahun
dan merupakan penyakit mata yang cukup sering terjadi, yaitu sekitar 10-30%
populasi. Di Amerika Serikat, diperkirakan ada sekitar 3.23 juta wanita dan 1.68
juta pria yang berusia 50 tahun keatas yang menderita sindroma dry eyes.
Frekuensi sindroma dry eyes di beberapa negara hampir serupa dengan
frekuensi di Amerika Serikat.
Iritasi okuler dengan gejala klinis seperti rasa kering , rasa terbakar, gatal, nyeri ,
rasa adanya benda asing pada mata, fotofobia, pandangan berkabut. Biasanya
gejala tersebut dicetuskan pada lingkungan berasap atau kering, aktivitas panas
indoor, membaca lama, pemakaian komputer jangka panjang.
Terkadang, pasien mengeluh sekret air mata yang berlebihan, hal ini disebabkan
karena reflek menangis mata yang meningkat karena permukaan kornea yang
mengering
Pemakaian obat-obatan sistemik, karena dapat menurunkan produksi air mata
seperti antihistamin, beta bloker dan kontrasepsi oral.
7
b. pemeriksaan fisik
Gejala Objektif Mata Kering
Sekresi mukus yang berlebihan
Sukar menggerakkan kelopak mata
Mata tampak kering dan terdapat erosi kornea
Pada pemeriksaan slit lamp, meniskus air mata pada tepi palpebra inferior
menghilang atau terganggu
Konjungtiva bulbi tampak edema, hiperemik, menebal, dan kusam (tidak
tampak kilauan). Kadang – kadang terdapat benang mucus kekuning-
kunigan pada forniks konjungtiva inferior.
Pada keadaan lanjut, biasa ditemukan filament (benang-benang) yang satu
ujungnya melekat di kornea sedangkan ujung lainnya bergerak bebas. Pada
keadaan ini dapat ditemukan neovaskularisasi kornea
c.Pemeriksaan diagnostik.
Tes Schimer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan lapisan air mata dan memasukkan
strip Schirmer (kertas saring Whartman No. 41) ke dalam cul de sac konjungtiva
inferior pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebra inferior. Bagian
basah yang terpapar diukur lima menit setelah dimasukkan. Panjang bagian basah
kurang dari 10 mm tanpa anestesi dianggap abnormal.
8
Gambar 4. Tes Schimmer
mata kemudian diperiksa dengan bantuan filter cobalt pada slitlamp, sementara
penderita diminta tidak berkedip. Selang waktu sampai munculnya titik-titik
kering yang pertama dalam lapis fluorescein kornea adalah break-up time.
9
Biasanya lebih dari 15 detik. Selang waktu akan memendek pada mata dengan
defisiensi lipid pada airmata.
Sitologi
Impresi Adalah cara menghitung densitas sel Goblet pada permukaan konjungtiva.
Pada orang normal, populasi sel Goblet paling tinggi di kuadran infra nasal.
Pemulasan Fluorescein
Dilakukan dengan secarik kertas kering fluorescein untuk melihat derajat
basahnya air mata dan melihat meniskus air mata. Fluorescein akan memulas
daerah yang tidak tertutup oleh epitel selain defek mikroskopik pada epitel
kornea.
10
Laktoferin
Laktoferin dalam cairan air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi
kelenjar lakrimalis
2.5 Penyebab
11
Defektif film air a. Kelainan palpebra
mata (Coloboma, Ektropion atau entropion, Keratinisasi tepian palpebra, Kedipan
berkurang (gangguan neurologik, hipertiroid, lensa kontak, keratitis herpes
simpleks, lepra), Lagophthalmos )
b. Kelainan konjungtiva (Pterygium, Symblepharon)
c. Proptosis
2.6 Penatalaksanaan
12
Jika menggunakan kontak lens, jangan sembarangan memakai kontak
lensa karena tidak semua tetes mata cocok digunakan untuk kontak lensa. Untuk
memberi tetes mata, maka sebaiknya kontak lensa dilepaskan dahulu dari mata
dan biarkan 15 menit tanpa kontak lensa.
Jika permasalahan timbul akibat lingkungan, maka dapat digunakan
kacamata hitam ketika beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi paparan
sinar matahari, angin dan debu.
Silicon plug yang dimasukkan ke dalam kelenjar lakrimalis pada ujung
mata dapat menjaga air mata terdrainase lebih lambat sehingga menjaga
kelembaban mata. Alat ini dikenal dengan istilah lakrimal plug dan diletakkan
tanpa nyeri oleh spesialis mata. Untuk sebagian orang silicon plug terasa tidak
nyaman di mata maka saat ini dapat juga dilakukan puncta kauterisasi.
Dapat juga mengkonsumsi obat-obatan seperti restasis, kortikosteroid
topikal, tetrasiklin oral, doksisiklin. Obat restasis memiliki efek dalam
memproduksi cairan air mata sehingga mata dapat menghasilkan air mata alami
sehingga dapat mengurangi kekeringan pada mata yang disebabkan oleh proses
penuaan atau agen yang menyebabkan produksi menurun.
2.7 Prognosis
Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom
mata kering adalah baik.
Sebagian besar pasien dengan derajat keparahan ringan hingga sedang dapat
diobati gejalanya dengan pemberian lubricant, dan gejalanya bisa teratasi.
Pada mata kering yang berat, bisa mengganggu kualitas hidup karena
seringkali pasien mengeluhkan penglihatan kabur, iritasi berat sehingga mereka
kesulitan membuka mata dan mereka aktivitas kerja menjadi terganggu
13
BAB III
KESIMPULAN
1. Dry eye merupakan penyakit multifaktorial pada kelenjar air mata dan permukaan
okuler yang menghasilkan gejala-gejala ketidaknyamanan, gangguan
pengelihatan.
2. Karena bersifat multifaktorial, maka penyebab dry eyes sangat bervariasi dan
penanganannya disesuaikan dengan causanya.
3. Deteksi dini dry eyes diperlukan karena keluhan dry eyes ini sangat mengganggu
pengelihatan kita.
14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
15