Anda di halaman 1dari 23

dr. A. Yusmanedi, MMRS, SpEM.

 Insidensi kematian akibat tenggelam


bervariasi, kematian akibat tenggelam
hanya 1 dari 20 kematian di air
 WHO 2010 0,7% penyebab kematian di
dunia atau lebih dari 500 ribu kematian
setiap tahunnya
 Drowning syndrome bervariasi dari minimal
aspirasi air dengan angka keselamatan
mulai dari yang ringan sampai pada severe
pulmonary injury yang dapat menyebabkan
kematian.
 Penyelamatan segera (< 5 menit) dan
resusitasi awal di tempat kejadian
merupakan kunci keselamatan pasien.
 Bagian penting pemeriksaan adalah unuk
mencari penyebab (cth trauma, usaha
bunuh diri, keracunan, sengatan organisme
laut).
 Hipotermi merupakan komplikasi yang
potensial, terutama pada usia yang lebih
muda.
Air tawar Air laut
 osmolariti <darah osmolariti>darah
 hipotonis hipertonis
 hipervolemia hipovolemia
 hemodilusi hemokonsentrasi
 spasme laring --hipoksia
 obstruksi jalan napas
 bronkokonstriksi
 surfaktan hilang
 kerusakan alveoli
 kerusakan endotel kapiler
 cedera otak
 --> pirau (shunt): penyebab hipoksemia
KOMPOSISI AIR LAUT

mikroorganisme
Pasir
Diatom
Algae
Lumpur
Edema paru
Peningkatan pirau (shunt)
Toksisiti langsung cairan aspirasi
Aspirasi

Washout surfaktan
Inaktivasi surfaktan
Trauma membran alveoli langsung

alveoli
Vagal refleks
vasokonstriksi pulmoner
Hipertensi pulmoner

Aspirasi cairan 
kerusakan struktur paru PENINGKATAN
PERMIABILITI MEMBRAN

EKSUDASI PROTEIN
Surfaktan hilang/inaktif
Kolaps alveoli karena EDEMA PARU
Compliance paru menurun

Ketidakimbangan
ventilasi perfusi 
hipoksemia
hipotermia
hemolisis
edema paru
pneumonia
gangguan metabolik
Hipoksemia
(asidosis)
Asfiksia
Gangguan hematokrit
ARDS
Edema paru
Aritmia
Edema otak
Gagal organ ganda
 Penyelamatan cepat mengeluarkan korban
dari air
 Pemeriksaan ABC
 Lakukan CPR jika diperlukan
 Berikan oksigen
 Pasang akses intravena (jika peralatan
tersedia).
Manajemen
 Focus manajemen adalah ABC dan koreksi
hipoksia
 Membedakan jenis air, fresh water
(surfaktan masih ada) dan salt water
(surfaktan hilang dengan denaturasi), basah
atau kering cukup bermanfaat untuk
memahami kemungkinan mekanisme
patofisiologi morbiditas dan mortalitas
namun tidak mempengaruhi manajemen
pasien di ED.
 Prosedur drainase paru seperti Heimlich
maneuver bersifat controversial. Tindakan
ini tidak direkomendasikan karena
efektivitasnya belum terbukti, bahkan dapat
menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
 Antibiotik dan steroid pada korban
drowning dapat diberikan pada kondisi2
tertentu.
 Diuretik dapat diberikan bila terdapat
tanda2 cardiogenic pulmonary oedema.
 Pindahkan psien ke high acuity area
 Primary Survey:
◦ cek ABC. Pertimbangkan intubasi jika
diperlukan
◦ C-spine harus distabilkan, hindari
gerakan leher
◦ berikan oksigen 100%. Beri ventilasi
jika pernafasan tidak adekuat.
◦ berikan PEEP untuk membantu
oksigenasi.
◦ resusitasi : mulai CPR jika pasien collaps
◦ pasang IV line, periksa darah : FBC,
urea/elektrolit/kreatinin, dan BGA
◦ monitoring penuh px : EKG, parameter
dan pulse oksimetri
◦ CXR untuk mengetahui severitas aspirasi
◦ pastikan px dalam keadaan hangat
Gambaran opak dapat terjadi pada kedua paru pada aspirasi
◦ Terapi pd hipotermia (bisaanya didaerah
tropis jarang terjadi, dan bisaanya ringan :
32-35oC)
semua pakaian yang basah harus
dipindahkan dan px dikeringkan
berikan insulation yang adekuat
(bungkus pasien dengan selimut kering)
 berikan cairan/minuman hangat
 Secondarry Survey : lakukan
pemeriksaan kepala sampai kaki untuk
mencari penyebab tenggelamnya px
 Berikan perhatian khusus pada :
◦ perubahan sensorium setelah
resusitasi : pengguna alcohol dan
obat
◦ cedera kepala : lihat tanda pada
kepala dan wajah
◦ cedera cervical spine merupakan
penyebab near drowning
◦ Epilepsi : abrasi dan injury pada lidah
merupakan petunjuk
◦ Disritmia jantung : pemeriksaan EKG dan
monitoring penting
 lakukan pemeriksaan serial GCS
 semua kasus near drowning diMRS-kan
 pasien yang terlihat baik harus ditangani
dan diawasi selama 12 jam dan di-KRS-kan
bila:
◦ pasien terlihat baik dan sadar
◦ tidak ada abnormalitas tanda vital
◦ CXR normal
◦ memiliki pengawas yang dapat
diandalakan di rumah
MRS di ICU jika:
 pasien diintubasi
 AMS berkelanjutan
 parameter tidak stabil setelah resusitasi
Buruk jika :
 anak usia < 3 tahun
 durasi tenggelam diperkirakan > 5 menit
 tidak resusitasi selama 10 menit setelah
penyelamatan
 datang pada ED dalam keadaan koma atau
kollaps
 delayed respiratory gasp hanya 20 menit
setelah penyelamatan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai