Anda di halaman 1dari 8

PERUBAHAN WUJUD ZAT

 Mencair, mencair merupakan perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Peristiwa

mencair terjadi karena adanya peubahan suhu (dingin-->panas). Contoh peristiwa mencair antara
lain : (1) mentega yang dipanaskan, (2) es yang dibiarkan terkena udara, (3) gula yang dipanaskan.

 Membeku, membeku merupakan peristiwa perubahan wujud benda dari cair menjadi padat. Contoh
peristiwa membeku antara lain : (1) air yang dimasukkan ke dalam kulkas, (2) proses pembuatan gula
kelapa, (3) proses pembuatan agar-agar.
 Menguap, menguap adalah proses perubahan wujud benda dari cair menjadi gas. Contoh peristiwa
menguap antara lain : (1) bensin yang dibiarkan di udara terbuka, (2) minyak kayu putih dalam botol
yang terbuka, (3) proses menjemur baju.
 Mengembun, mengembun adalah proses perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contoh
peristiwa mengembun antara lain : titik-titik embun di pagi hari, dan butiran air di bagian luar gelas
yang berisi es.
 Menyublim, menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya (gas
menjadi padat). Contoh peristiwa menyublim antara lain kamper yang dibiarkan di udara. Kamper
berubah dari padat menjadi gas yang dapat kita rasakan dengan adanya bau kamper. Proses
pembuatan es kering juga merupakan contoh peristiwa menyublim.

FASE PERUBAHAN WUJUD ZAT

Energi kalor dapat mengubah wujud suatu benda. Contohnya, air dalam suhu yang
amat rendah (-40o Celcius ) akan berbentuk sebagai es yang berwujud padat, sedangkan pada
suhu 0o Celcius air akan mengalami perubahan wujud dari padat ( es ) menjadi cair. Suhu air
akan terus mengalami kenaikan ketika dipanaskan, yang pada akhirnya hinga di titik 100o
Celcius akan mengalami perubahan wujud dari cair menjadi gas ( uap air ).

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah :


Gambar diatas menunjukkan grafik perubahan wujud air mulai dari fase es pada suhu -40o
Celcius hingga menjadi uap air pada suhu 120o Celcius.
Perhatikan grafik yang diberi warna merah dan hijau !! Hal ini dimaksudkan untuk
membedakan antara fase dimana air mengalami kenaikan suhu dan fase dimana air
mengalami perubahan wujud.

Perlu diingat bahwa :

1. Ketika air mengalami perubahan wujud maka air TIDAK mengalami perubahan suhu.
2. Sedangkan, ketika air mengalami perubahan suhu maka air TIDAK mengalami perubahan
wujud.

dikarenakan hal ini maka kita mengenal dua jenis rumus untuk menghitung besarnya energi
kalor.
energi kalor dilambangkan dengan huruf Q dengan satuan Joule ( J ).

Q = M. C. Δ T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu )

ket :

M = Massa ( Kg )

C = Kalor Jenis ( J/KgC )

Δ T = Perubahan Suhu ( C )

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar
1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah
kalorimeter.

Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud )

ket :
M = Massa ( Kg )

L = Kalor Laten ( J/Kg )

Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada
dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor
lebur (J/kg)

contoh soal :

Tentukan energi kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es yang memiliki massa 2 Kg dan
bersuhu -20o Celcius hingga menjadi air yang bersuhu 70o Celcius ( Kalor jenis air = 4.200
Joule/kg°C, Kalor lebur es = 334.000 J/kg, Kalor jenis es= 2.090 Joule/kg°C )

Pembahasan :
Untuk mengerjakan soal ini, maka kamu harus mengetahui bahwa ada tiga fase yang terjadi :
1. Fase perubahan suhu es dari -20o C menjadi es bersuhu 0o C.
2. Fase perubahan wujud es menjadi air pada suhu 0o C.
o o
3. Fase perubahan suhu air dari 0 C menjadi es bersuhu 70 C.

Maka kita harus menghitung satu per satu energi kalor dari setiap fase.
Fase 1 :
Q1 = M. C. Δ T
Q1 = 2 x 2.090 x 20 << menggunakan kalor jenis es bukan kalor jenis air
Q1 = 83.600 Joule

Fase 2 :

Q2 = M. L

Q2 = 2 x 334.000

Q2 = 668.000 Joule

Fase 3 :

Q3 = M. C. Δ T

Q3 = 2 x 4.200 x 70 << baru menggunakan kalor jenis air

Q3 = 588.000 Joule

Maka kita jumlahkan hasil dari ketiga fase tersebut dan didapatkan hasil akhir senilai :
83.600 + 668.000 + 588.000 = 1.339.600 Joule.

perpindahan kalor yang terbagi atas konduksi, konveksi, dan radiasi. Simak artikel berikut
ya.
PERPINDAHAN KALOR

Perpindahan Kalor Secara Konduksi Konveksi dan Radiasi

1) Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami
perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan
perpindahan partikel-partikelnya.

Contoh:

 Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika memegang kembang api yang sedang dibakar.

 Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.

 Tutup panci menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.

 Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

Contoh Konduksi (Sumber: belajarbagus.net)

2) Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah konveksi.
Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
Contoh:

 Gerakan naik dan turun air ketika dipanaskan.

 Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya ketika dipanaskan.

 Terjadinya angin darat dan angin laut.

 Gerakan balon udara.

 Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

Contoh konveksi (Sumber: wonderfulengineering.com)

3) Radiasi

Perpindahan kalor tanpa zat perantara merupakan radiasi. Radiasi adalah perpindahan
panas tanpa zat perantara. Radiasi biasanya disertai cahaya.

Contoh radiasi:

 Panas matahari sampai ke bumi walau melalui ruang hampa.

 Tubuh terasa hangat ketika berada di dekat sumber api.

 Menetaskan telur unggas dengan lampu.

 Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.


PEMUAIAN ZAT

Pada umumnya pemuaian pada suatu benda akan terjadi pada saat panas, sedangkan pada saat
dingin maka akan terjadi penyusutan. Berikit ini, teman-teman akan mempelajari mengenai
sifat pemuaian dan penyusutan yang terjadi pada zat padat, cair dan pada gas.
Pada umunya, zat-zat akan memuai ketika dipanaskan dan menyusut kembali ketika
didinginkan. Hal ini terjadi karena molekul-molekul benda bergetar lebih cepat dan
molekul tersebut memerlukan lebih banyak ruang sehingga terjadilah pemuain. Akan
tetapi, ada pula sebagian zat yang menyusut jika didinginkan pada suhu tertentu.

Pemuaian zat umumnya terjadi ke segala arah . Namun, kita dapat memperhatikan
pemuaian pada arah tertentu, Misalya bertambah panjang atau luasnya suatu benda
dan arah lain bisa diabaikan. Ada 3 macam proses pemuaian yang akan kita bahas,
yaitu zat padat, zat cai, dan zat gas.

Proses pemuaian berkaitan erat dengan kalor dan suhu tertentu pada zat. Pada
umumnya, zat yang mempunyai suhu tinggi akan mengalami pemuain dan benda
yang memuai akan mengalami pertambahan ukuran.

rel kereta yang memuai

1. Proses pemuaian pada zat padat

Proses pemuaian pada zat padat bisa kita lihat saat kita sedang memanaskan
batang logam. Semakin lama dipanaskan batang logam tersebut akan semakin
panjang beberapa sepermili. Mengapa hal tersebut terjadi? Hal ini terjadi karena
partikel-partikel zat selalu bergerak (bergetar) saat dipanaskan.

Jika zat padat tersebut dipanaskan, gerakan partikelnya akan semakin cepat dan
saling menumbuk dengan partikel di dekatnya. Hal ini mengakibatkan jarak antar
partikel menjadi renggang dan zat padat tersebut menjadi bertambah panjang.
Pertambahan panjang bisa semakin besar jika waktu pemanasan semakin lama dan
suhu semakin besar (panas).

2. Proses pemuaian pada zat cair

Proses pemuaian pada zat cair terjadi misalnya pada saat kita memasak air dalam
panci dan kita mengisinya sampai penuh. Ketika mendidih, air itu akan tumpah. Hal
ini menunjukkan bahwa air memuai.

Dalam zat cair terjadi muai volume karena zat cair tersebut menempati ruang sesuai
tempatnya. Pemuaian pada zat cair berbeda-beda bergantung besar koefisien muai
volume. Semakin besar koefisien muai volume suatu zat, semakin besar pula
pemuaiannya.

3. Proses pemuaian pada zat gas

Proses pemuaian gas terjadi jika gas tersebut mendapat kalor yang semakin besar.
Misalnya kamu meniup balon dan balon tersebut kamu letakkan di halaman yang
terkena terik sinar matahari, maka lama-kelamaan balon tersebut akan pecah.
Pecahnya balon tersebut karena gas/udara dalam balon akan memuai dan terdesak
keluar sampai balon tak lagi mampu menahan ikatan partikel.

Kesimpulan:

-Pemuaian adalah bertambahnya ukuran sautu benda karena pengaruh perubahan


suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
-Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu zat padat, cair dan gas
-Semakin panas benda maka pemuaian akan semakin besar
-Pemuain zat pada ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang, luas dan volume

Anda mungkin juga menyukai