Anda di halaman 1dari 34

PERATURAN INTERNAL

(HOSPITAL BYLAWS)
DAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK
(MEDICAL STAF BYLAWS)

RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA


DESA BALESONO KECAMATAN NGUNUT
KABUPATEN TULUNGAGUNG
PERATURAL INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS)
RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
DESA BALESONO KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat kedua dan ketiga (diantaranya
Rumah Sakit) sesuai dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan merupakan suatu sarana kesehatan dan dapat diselenggarakan oleh
Pemerintah dan atau oleh masyarakat (pasal 30 ayat 2 dan 3). Rumah Sakit
merupakan suatu institusi tempat pelayanan kesehatan terhadap individu, keluarga
dan masyarakat dengan inti pelayanan medik baik segi promotif, preventif,kuratif
dan rehabilitatif yang diproses secara terpadu agar tercapai pelayanan kesehatan
yang pari purna.
Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Desa Balesono Kecamatan
Ngunut Kabupaten Tulungagung adalah salah satu Rumah Sakit swasta yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dalam menjalankan visi dan misinya
telah berkembang semakin pesat sehingga Pengembangan Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung ke depan
diharapkan adanya pemanfaatan sumberdaya yang tersedia dengan memberikan
peluang kepada masyarakat yang ada disekitarnya untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Dengan tersedianya pelayanan kesehatan tersebut, maka diharapkan
terjadi peningkatan penerimaan rumah sakit yang pada giliranya akan
meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Namun demikian dengan adanya perubahan paradigma rumah sakit dari
lembaga sosial menjadi lembaga sosio-ekonomik memberi konsekuensi logis
diantisipasi dengan adanya kejelasan tentang peran dan fungsi dari masing-masing
pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan rumah sakit baik pemilik,
pengelola dan staf medis di Rumah Sakit yang diatur dalam peraturan internal
Rumah Sakit (Hospital Bylaws) yang merupakan konstitusi bagi pengelolaan
organisasi.
Hospital Bylaws merupakan salah satu bentuk aturan tertulis yang
berlaku di rumah sakit dengan tujuan untuk melindungi semua pihak yang terkait
secara baik dan benar berdasarkan rasa keadilan. Pengelolaan rumah sakit pada
dasarnya ditentukan oleh pihak yang berperan besar yaitu Pemilik dalam hal ini
PT. Satiti Prima Husada, Direktur dan staf Medis Fungsional yang tergabung
dalam Komite Medik. Oleh karena itu dalam Hospital Bylaws dari Pemilik atau
yang mewakili Pemilik, Pengelola atau Direktur dan Staf Medis Fungsional yang
terhimpun dalam Komite Medik di rumah sakit.
Rumah Sakit sebagi institusi pelayanan kesehatan yang tenaganya multi
dislipin sarat dengan sumber daya, baik dana dan teknologi yang kompleks,
sehingga tidak menutup kemungkinan adanya konflik antar pihak yang
berkepentingan baik antara Pelanggan (Customer) dengan Pemberi Pelayanan,
antara pemilik dengan pengelola maupun antara pengelola dengan stafnya.
Meningkatnya kesadaran serta kepekaan hukum masyarakat akhir – akhir
ini, mendorong timbulnya tuntutan hukum terhadap rumah sakit, sehingga adanya
Hospital Bylaws sebagai aturan tertulis di rumah sakit akan menjadi acuan tertulis
yang sangat penting.

B. Maksud dan Tujuan Hospital Bylaws


Secara umum, Peraturan Internal (Hospital Bylaws) Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada Desa Balesono Kec. Ngunut Kab. Tulungagung adalah
merupakan peraturan dasar yang bertujuan mengatur Pemilik ( PT. Satiti Prima
Husada ) melalui Direktur Rumah Sakit ( selaku Pengelola ) dan Staf Medis yang
terhimpun dalam Komite Medik, sehingga penyelenggaraan rumah sakit dapat
berjalan secara efektif, efisien, dan berkualitas.
Sedangkan secara khusus, dengan adanya Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital Bylaws) tersebut, diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada Desa
Balesono Kec. Ngunut Kab. Tulungagung, baik yang berhubungan dengan
kebijakan teknis operasional maupun pengaturan Staf Medis.

C. Manfaat Hospital Bylaws


Adapun manfaat dari peraturan Internal Rumah Sakit ( Hospital Bylaws ), adalah :
1. Sebagai acuan bagi direktur dalam mengelola dan menyusun kebijakan teknis
operasional.
2. Sebagai sarana menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.
3. Sebagai sarana dalam perlindungan hokum.
4. Sebagai acuan penyelesaian konflik.
5. Sebagai persyaratan dalam akreditasi
D. Dasar Hukum
1. Undang – undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang
Peraturan Internal Staf Medis ( Medical Staff By Laws ) di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang izin
Prakrtik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012 tahun 2012 tentang Akreditasi
Rumah Sakit
BAGIAN KESATU
PERATURAN INTERNAL KORPORASI
(CORPORATE BAYLAWS)

BAB I
TENTANG BADAN USAHA RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
DESA BALESONO KEC. NGUNUT KAB. TULUNGAGUNG

Bagian Pertama
Pasal 1
Nama, Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan

(1) Nama Rumah sakit ini adalah RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA
HUSADA selanjutnya disingkat RSUSTT, milik PT.Satiti Prima Husada yang
beralamat didesa Balesono, kecamatan Ngunut, kabupaten Tulungagung.
(2) Visi Rumah Sakit Umum Satiti adalah “Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada
yang profesional dan bermutu”.
(3) Misi Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada adalah :
- Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri dan terjangkau.
- Memberikan pelayanan berdasarkan kemanusiaan dan kesetaraan.
(4) Falsafah Organisasi adalah “Efektif, Produktif, Transfaran, Komunikasi dan
Humanis dengan semua pihak “
(5) Tujuan Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada adalah terwujudnya layanan
kesehatan yang bermutu sesuai standart dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat serta meningkatkan sumber daya rumah sakit sehingga mampu bersaing
dalam segala hal.

Pasal 2
Sejarah Pendirian, Kelas dan Alamat

Cikal bakal Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada diawali dengan berdirinya
BP/RB/BKIA Satiti (Balai Pengobatan, Rumah Bersalin dan Balai Kesejahteraan Ibu
dan Anak). Dalam perjalanan waktu BP/RB/BKIA Satiti berkembang dengan cukup
pesat, kemudian dilaksanakan konversi dari BP/RB/BKIA Satiti ke Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada pada tahun 2008. Pengajuan konversi dimaksud disetujui oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
yang ditandai dengan terbitnya ijin operasional sementara dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Nomor 442.1/915/101.4/2010 Tanggal : Februari 2010
(Perpanjangan kesatu). Perpanjangan Ijin Operasional sementara yang kedua diterbitkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Nomor : 005/RS/103/I/2013
Tanggal 25 Januari 2013.

Bagian Kedua
Pasal 3
Nilai-Nilai, Logo dan Motto

1. Nilai – nilai yang terkandung dalam simbol Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada yaitu berupa gambar empat sudut ruang saling berkaitan dengan warna
merah dan biru menunjukan Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada selalu siap
siaga dan selalu ingin menjalin hubungan yang harmonis dengan klien dalam
memberikan pelayanan.
2. Logo Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada adalah sebagai berikut :

Bagian – bagian Logo :


a. Bagian lingkaran luar, terdiri dari segi empat dengan sudut tumpul warna dasar
biru.
b. Bagian dalam terdapat simpul 4 sudut yang saling berkaitan dengan 2 warna
biru dan 2 warna merah disertai tulisan RSU Satiti Prima Husada dengan Logo
“STT” ditengah-tengah.
3. Motto Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada adalah : “ PROFESIONAL YANG
BERMUTU ”

Bagian Ketiga
Pengertian
Pasal 4
Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Internal ( Hospital Bylaws) ini, yang dimaksud dengan :


1. Peraturan Internal (Hospital Bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tatacara
penyelenggaraan rumah sakit, yang mengatur hubungan antara Pemilik ( dalam hal
ini PT.Satiti Prima Husada), Pengelola atau (Direktur) dan Staf Medis Fungsional
( yang terhimpun dalam wadah Komite Medik ).
2. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada.
3. Pemilik Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada adalah PT. Satiti Prima Husada.
4. Direktur adalah pimpinan tertinggi yaitu seseorang yang diangkat menjadi
Direktur Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada.
5. Staf Rumah Sakit adalah seseorang yang diangkat untuk membantu direktur.
6. Komite Medik adalah wadah non-struktural yang keanggotaanya berasal dari
ketua-ketua Staf Medik Fungsional (SMF) atau yang mewakili secara tetap yang
berada di bawah dan tanggung jawab kepada Direktur.
7. Komite Etik dan Hukum adalah wadah non-struktural yang bertugas memberikan
pertimbangan kepada Direkur dalam hal menyusun dan merumuskan
medicoetikolegal dan etika pelayanan rumah sakit, penyelesaian masalah etika
Rumah Sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan Rumah Sakit,
pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi Rumah Sakit, kebijakan yang terkait
dengan “Hospital Baylaw” dan “medical staf Baylaw”, gugus tugas bantuan
hukum dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit Umum Satiti Prima
Husada.
8. Satuan pemeriksaan Intern (SPI) adalah wadah non-struktural yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan intern di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada.
9. Staf Medik Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi yang melakukan pelayanan dan telah disetujui serta diterima sesuai
dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan profesi masing-masing di Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada.
10. Dokter dan dokter gigi adalah dokter dan / atau dokter spesialis serta dokter gigi
yang melakukan pelayanan di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada.
11. Dokter tetap atau dokter Purnawaktu adalah dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi yang sepenuhnya bekerja di Rumah Sakit Umum Satiti
Tulungagung.
12. Dokter tidak tetap atau paruh waktu adalah dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi yang bekerja di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada pada
waktu tertentu, yang disepakati bersama antara Komite Medik dan Direktur serta
mendapat izin tertulis dari Direktur untuk melaksanakan pelayanan medis di Rumah
Sakit Umum Satiti Prima Husada.
13. Dokter Tamu adalah dokter yang bukan berstatus sebagai pegawai Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada, yaitu dokter dan/atau dokter spesialis serta dokter gigi
yang diundang atau ditunjuk karena kompetensinya untuk melakukan atau
memberikan pelayanan medis dan tindakan medis di Rumah Sakit Umum Satiti
Prima Husada untuk jangka waktu dan/atau kasus tertentu.
14. Dokter Kontrak dan/atau dokter Honorer adalah dokter, baik dokter dan/atau
dokter spesialis serta dokter gigi yang diangkat dengan status tenaga kontrak dan /
atau tenaga honorer di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada, yang ditetapkan
dengan keputusan Direktur dengan masa kerja untuk jangka waktu tertentu.
15. Dokter konsultan adalah dokter spesialis tertentu yang karena kompetensinya
diminta membantu pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada .
16. Hak Klinis Khusus (Clinical Privilege) adalah kewenangan yang diberikan kepada
dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi oleh Direktur atas rekomendasi dari
Komite Medik untuk melakukan pelayanan Medik di Rumah Sakit yang diatur
dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada.
BAB II
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Pasal 5
Direktur

1. Pengelolaan atau pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di Rumah Sakit Umum


Satiti Prima Husada dilakukan oleh Direktur.
2. Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Pemilik.
3. Direktur bertanggung jawab kepada Pemilik dalam hal ini PT.Satiti Prima Husada
tentang pengelolaan dan pengawasan rumah sakit beserta fasilitasnya,personil dan
sumber daya terkait.
4. Direktur bertugas untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan Rumah Sakit Umum
Satiti Prima Husada dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan
peraturan kebijakan serta segala ketentuan umum yang berlaku, dan berbagai aturan
dalam Peraturan Internal ( Hospital Bylaws ) ini, serta memperhatikan hasil
pelaksanaan tindakan/audit yang dilaksanakan oleh Komite Medik di Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada.
5. Tugas pokok , fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direktur ditentukan oleh
Pemilik dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara tertulis dalam Struktur
Organisasi dan Tata Laksana Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada.
6. Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Memimpin dan mengelola Rumah Sakit sesuai dengan tujuan RSU Satiti Prima
Husada dengan senantiasa meningkatkan daya guna dan hasil guna.
b. Menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan RSU Satiti Prima Husada.
c. Memiliki RSU Satiti Prima Husada baik didalam dan diluar pengadilan.
d. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola RSU Satiti
Prima Husada, sebagaimana yang telah digariskan oleh pemilik.
e. Menetapkan kebijakan operasional RSU Satiti Prima Husada.
f. Menyiapkan rencana jangka panjang dan rencana bisnis dan anggaran RSU
Satiti Prima Husada.
g. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi RS sesuai dengan
kelaziman yang berlaku bagi RSU Satiti Prima Husada.
h. Mengangkat dan memberhentikan tenaga honorer dan/atau kontrak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tenaga honorer
dan/atau kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
j. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

Pasal 6
Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Direktur

1. Anggota Direktur diangkat dan diberhentikan oleh pemilik dalam hal ini PT . Satiti
Prima Husada.
2. Anggota Direktur diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
3. Anggota Direktur dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya apabila
berdasarkan kenyataan anggota Direktur :
a. Tidak melaksanakan tugas dengan baik.
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit.
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan pengurusan rumah sakit.
4. Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga), diberitahu-
kan secara tertulis oleh pemilik (PT. Satiti Prima Husada) kepada anggota direktur
yang bersangkutan.
5. Keputusan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
huruf a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesem-
patan membela diri.
6. Pembelaan diri sebagimana dimaksud dalam ayat (5), dilakukan secara tertulis
kepada pemilik (PT. Satiti Prima Husada) dalam jangka waktu 1 (satu) bulan ter--
hitung sejak anggota direktur yang bersangkutan diberitahu secara tertulis, sebagai-
mana dimaksud dalam ayat 4 (empat).
7. Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimasud dalam ayat 4 (empat) masih
dalam proses, maka anggota direktur yang bersangkutan dapat melanjutkan
tugasnya.
8. Jika dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penyampaikan pembelaan
diri sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 (enam), pemilik tidak memberikan
keputusan pemberhentian anggota direktur tersebut, maka rencana pemberhentian
tersebut batal.
9. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 (tiga) huruf d,
merupakan pemberhentian tidak dengan hormat.
10. Kedudukan sebagai direktur berakhir dengan dikeluarkannya keputusan pember-
hentian oleh pemilik.

Pasal 7
Persyaratan Menjadi Direktur

Yang dapat diangkat menjadi anggota direktur adalah orang perorangan yang :
1. Memenuhi kriteria keahlian, intregritas, kepemimpinan, pengalaman dibidang
perumah sakitan.
2. Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan kinerja guna
kemajuan rumah sakit.
3. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu rumah sakit dinyatakan pailit.
4. Berkewarganegaraan Indonesia.
5. Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 (tiga) huruf d,
merupakan pemberhentian tidak dengan hormat.
6. Kedudukan sebagai direktur berakhir dengan dikeluarkannya keputusan pember-
hentian oleh pemilik.

Pasal 8
Rapat Direktur

Yang dapat diangkat menjadi anggota direktur adalah orang perorangan yang :
1. Rapat Direktur diselenggarakan sekurang – kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
2. Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibicarakan hal – hal yang ber-
hubungan dengan kegiatan RSU Satiti Tulungagung sesuai dengan tugas,
kewenangan dan kewajibannya.
3. Keputusan Rapat Direktur diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
4. Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
5. Untuk setiap rapat dibuat daftar hadir dan risalah rapat oleh sekretaris selaku
notulen.

Pasal 9
Tugas dan Fungsi

1. Direktur mempunyai tugas pokok untuk memimpin pelaksanaan tugas pengelolaan


RSU Satiti Prima Husada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Direktur mempunyai fungsi
merumuskan kebijakan operasional, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang pelayanan medis,
keperawatan, penunjang medis, Diklat dan Litbang serta administrasi dan
keuangan.
3. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur dibantu
oleh para kepala bidang.

Pasal 10
Hubungan Direktur Dengan Komite Medik

1. Komite medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RSU Satiti
Prima Husada.
2. Pelaksanaan tugas-tugas komite medis dilaporkan secara tertulis kepada direktur
dalam bentuk rekomendasi.
3. Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

Pasal 11
Hubungan Direktur Dengan Komite Etik dan Hukum

1. Komite etik dan hukum berada di bawah dan bertanggung jawab kepada direktur
RSU Satiti Prima Husada.
2. Tugas secara terperinci dari komite etik dan hukum adalah :
a. Memberikan pertimbangan kepada direktur dalam hal menyusun dan merumus-
kan medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta penyelesaian masalah etika
rumah sakit dan pelanggaran terhadap etika pelayanan RSU Satiti Prima Husada.
b. Membantu direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
medico-legal dan etiko-legal.
c. Pemeliharaan etika penyelenggarakan fungsi rumah sakit, yang meliputi
kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws.
d. Gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum diRumah Sakit
Umum.
3. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Komite Etik
dan Hukum berfungsi :
a. Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi medico-etikolegal, baik
internal maupun ekternal RSU Satiti Prima Husada.
b. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan hukum bagi
petugas RSU Satiti Prima Husada.
c. Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risk manajemen terhadap
masalah-masalah etika dan hukum diRSU Satiti Prima Husada.
4. Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan secara
tertulis kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.
5. Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

Pasal 12
Hubungan Direktur dengan Satuan Pemeriksaan Intern (SPI)

1. Satuan Pemeriksaan Intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada


Direktur RSU Satiti Prima Husada.
2. Tugas pokok Satuan Pemeriksaan Interen melaksanakan pengawasan dan
penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Satuan
Pemeriksaan Intern berfungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b. Merancang dan melaksanakan pengawasan pelaksanaan pengendalian intern.
c. Melakukan identifikasi resiko.
d. Mencegah terjadinya penyimpangan.
e. Memberikan konsultasi pengendalian intern.
f. Melakukan hubungan dengan Eksternal Auditor.
4. Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan
dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur.
5. Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

BAB IV
STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 13
Tugas Staf Medis Fungsional

Staf Medis Fungsional (SMF) mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan medis,
penelitian pengembangan pelayanan medis sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran,
meningkatkan ketrampilan dan ilmu pengetahuan, serta memberikan pendidikan dan
penelitian kepada para tenaga kesehatan di RSU Satiti Prima Husada.

Pasal 14
Kewajiban Staf Medis Fungsional

1. SMF wajib menyusun Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis yang terdiri
dari :
a. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis bidang keilmuan yang terdiri
dari Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional di bawah
koordinasi Komite Medik.
b. Standar Prosedur Operasional bidang administrasi/manajerial yang meliputi
pengaturan tugas rawat jalan, rawat inap, pengaturan tugas jaga, rawat darurat,
pengaturan tugas di kamar operasi, kamar bersalin, dan lain sebagainya,
pengetahuan klinik, presentasi kasus (kasus kematian, kasus langka, kasus sulit,
kasus penyakit tertentu), prosedur konsultasi dan lain-lain di bawah koordinasi
Direktur.
2. SMF wajib menyusun indikator kinerja mutu klinis/mutu pelayanan medis yang
meliputi indikator output atau outcome.

Pasal 15
Kewenangan Staf Medis Fungsional

1. Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota SMF baru dan penempatan


ulang anggota SMF kepada Direktur melalui Ketua Komite Medik.
2. Melakukan evaluasi kinerja anggota SMF di dalam kelompoknya dan bersama
sama dengan Komite Medik menentukan kompetensi dari anggota SMF tersebut.
3. Melakukan evalusi dan revisi (bila diperlukan) terhadap Peraturan Internal Staf
Medis (Medical Staff Bylaws), Standar Pelayanan Medis, Standar Prosedur
Operasional tindakan medis dan Standar Prosedur Operasional bidang
administrasi/managerial.

Pasal 16
Hubungan Direktur dengan Staf Medis Fungsional

1. Sebagai pengelola, Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk menetapkan


strategi organisasi dan tata kerja lengkap dengan rincian tugasnya, menetapkan hal-
hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Staf Medis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
2. Dalam pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur berkewajiban
menjamin Staf Medik melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai Standart
Pelayanan Medis dan Standart Prosedur Operasional.
3. Kewajiban Staf Medis untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban dilaksanakan
dengan baik, maka ketua Staf Medis bertanggung jawab kepada Direktur.
4. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat bersifat
pertanggungjawaban proporsional-administratif managerial antara Pengelola
(direktur) dengan Staf Medis atau bersifat pertanggungjawaban secara mandiri oleh
Staf Medis.
Pasal 17
Pengangkatan Staf Medis Fungsional (SMF)

1. Direktur mengangkat dan memberhentikan Staf Medis Fungsional (SMF) atas


rekomendasi Komite Medik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan peraturan kebijakan yang berlaku serta Peraturan Internal Rumah
Sakit (Hospital Baylaw) RSU Satiti Prima Husada.
2. Direktur dapat membentuk Sub Komite dan Tim Klinis yang berkaitan dengan
kegiatan pelayanan teknis maupun non teknis medis atas rekomendasi Komite
Medik

Pasal 18
Penugasan Staf Medis Fungsional (SMF)

1. Direktur menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap Staf Medis untuk
suatu tugas atau jabatan klinis tertentu di RSU Satiti Prima Husada berupa Surat
Keputusan Direktur dan telah disepakati oleh Pemilik Rumah Sakit.
2. Kriteria dan penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Direktur setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik, dan akan disampaikan
kepada setiap tenaga medis yang menghendaki penugasan klinis di RSU Satiti
Prima Husada.
3. Tenaga medis yang telah mendapat hak klinis di RSU Satiti Prima Husada dapat
berstatus sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
4. Jangka waktu penugasan tenaga medis adalah 6 bulan sampai dengan 2 tahun,
kecuali ditetapkan lain oleh Direktur dengan memperhatikan kondisi yang akan
menyebabkan penugasan dirumah sakit akan berakhir.
5. Berakhirnya penugasan dirumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
disebabkan beberapa hal sebagai berikut, apabila :
a. Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, atau
b. Kondisi fisik atau mental tenaga medis secara menetap, atau
c. Tenaga medis telah berusia 60 tahun, namun yang bersangkutan masih dapat
pula diangkat sesuai dengan pertimbangan Direktur, atau
d. Tenaga Medis tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam penugasan klinis atau kontrak, atau
e. Tenaga Medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak professional,
kelainan, atau perilaku menyimpang lainnya sebagaimana ditetapkan oleh
Komite Medik, atau
f. Tenaga Medis diberhentikan oleh Direktur karena yang bersangkutan
mengakhiri kontrak dengan rumah sakit setelah mengajukan pemberitahuan satu
bulan sebelumnya.
6. Penugasan klinis pada seorang tenaga medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
huruf d, hanya dapat ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundang-
undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Internal (Hospital Baylaw) ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Direktur
setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit, dan bila
diperlukan rekomendasi dari Komite Medik.
c. Mencatat segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin agar rekam medis
tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit diisi dengan lengkap, benar dan
tuntas dalam kurun waktu sesuai dengan ketentuan.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar
sehubungan dengan tindakan di rumah sakit dengan mengacu pada ketentuan
atau pedoman pelayanan yang berlaku di rumah sakit.
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia, baik yang berkaitan
dengan kewajiban masyarakat, kewajiban terhadap pasien, teman sejawat dan
diri sendiri.
f. Memperhatikan syarat-syarat umum praktek klinis yang berlaku di rumah sakit.
BAGIAN KEDUA
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK
(MEDICAL STAFF BAYLAW)

RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA


DESA BALESONO KECAMATAN NGUNUT
KABUPATEN TULUNGAGUNG
BAGIAN KEDUA
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK
(MEDICAL STAFF BAYLAW)

BAB V
NAMA DAN TUJUAN ORGANISASI
Pasal 19
Kelompok Staf Medis Fungsional (SMF)

(1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medik di rumah sakit ini adalah Staf
Medik Fungsional (SMF) RSU Satiti Prima Husada.
(2) Pengelompokan anggota SMF adalah berdasarkan keahlian dan/atau spesialisasi
yang ada di RSU Satiti Prima Husada.
(3) Untuk Kelompok Dokter Umum, masuk dalam SMF Dokter Umum dan untuk
Kelompok Dokter Gigi masuk dalam SMF Gigi.
(4) Untuk Kelompok Dokter Spesialis, masuk dalam SMF sesuai dengan bidang
spesialisasinya.
(5) Nama wadah profesional medis yang keanggotaanya berasal dari Ketua Staf Medis
Fungsional dan/atau yang mewakili SMF secara tetap adalah Komite Medik RSU
Satiti Prima Husada.

Pasal 20
Tujuan

Tujuan dari pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF) adalah agar Staf Medis di
RSU Satiti Prima Husada dapat lebih menata diri dengan fokus terhadap kebutuhan
pasien, sehingga menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung
jawab.
Pasal 21
Tanggung Jawab

Secara administrasi managerial, Staf Medis Fungsional (SMF) berada dibawah Direktur
RSU Satiti Prima Husada, tetapi secara fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis
Fungsional (SMF) berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Komite Medik
melalui Ketua SMF.

BAB VI
PENERIMAAN, PENERIMAAN KEMBALI
DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA SMF
Pasal 22
Persyaratan Penerimaan Calon Anggota SMF

(1) Usia, maksimal 65 tahun bagi tenaga medik spesialis dan 60 tahun bagi tenaga
medik bukan spesialis.
(2) Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah.
(3) Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di Rumah RSU Satiti Prima Husada.
(4) Sehat jasmani dan rohani.

Pasal 23
Prosedur Penerimaan Calon Anggota SMF

(1) Prosedur penerimaan calon anggota SMF dilakukan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional Penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh
Direktur Medik dan Komite Medik.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Secara administratif, disusun oleh Direktur
b. Secara profesi, disusun oleh Komite Medik
(3) Penerimaan dan penempatan Staf Medis diRSU Satiti Prima Husada adalah melalui
Surat Keputusan Direktur RSU Satiti Prima Husada, dengan terlebih dahulu
meminta rekomendasi dari Komite Medik.
Pasal 24
Penerimaan Kembali Anggota SMF

(1) Prosedur penerimaan kembali anggota SMF, dilakukan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional Penerimaan Kembali Anggota Staf Medis Fungsional yang
disusun oleh Komite Medik.
(2) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu sakit atau menjalankan
ibadah haji sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai anggota SMF, dapat
diterima kembali sebagai anggota SMF.
(3) Apabila yang bersangkutan akan kembali menjadi anggota SMF, maka yang
bersangkutan diharuskan mengikuti prosedur yang berlaku.
(4) Bagi anggota SMF yang purna tugas bila ingin bekerja kembali di Rumah Sakit
Umum Satiti Prima Husada, maka 1 (satu) bulan sebelum masa pensiun yang
bersangkutan diharuskan untuk mengajukan permohonan untuk bekerja di RSU
Satiti Prima Husada sebagai dokter tidak tetap.
(5) Permohonan penempatan kembali atau ulang dokter di RSU Satiti Prima Husada
adalah melalui Surat Keputusan Direktur RSU Satiti Prima Husada, dengan terlebih
dahulu meminta rekomendasi dari Komite Medik.

Pasal 25
Pemberhentian Anggota SMF

Tenaga Medik Anggota Staf Medik Fungsional (SMF) di RSU Satiti Prima Husada
dapat diberhentikan keanggotaanya oleh Direktur bila:
1. Meninggal dunia.
2. Memasuki masa purna tugas.
3. Tidak mematuhi dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan
yang berlaku di RSU Satiti Prima Husada.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 26

Syarat untuk menjadi anggota Staf Medik Fungsional (SMF):


a. Mempunyai ijasah dari Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi Pemerintah/Swasta
yang diakui Pemerintah dan memiliki Surat Penugasan dan/atau Surat Tanda
Registrasi (STR) yang masih berlaku dari Pejabat Yang Berwenang.
b. Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di RSU Satiti Prima Husada.
c. Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF RSU Satiti Prima Husada.
Yang dilaksanakan oleh Komite Medik dan Direktur Rumah RSU Satiti Prima
Husada.
d. Memiliki Surat Keputusan Penugasan sebagai anggota SMF, berupa Hak Klinik
Khusus dari Direktur RSU Satiti Prima Husada.
e. Mengikuti program pengenalan tugas (pra tugas) di lingkungan kerja di RSU Satiti
Prima Husada.
f. Mengikuti ketentuan disiplin jam yang berlaku di RSU Satiti Prima Husada.

Pasal 27
(1) Kategori keanggotaan SMF adalah :
a. Anggota tetap SMF, yaitu dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi yang
bekerja secara tetap di RSU Satiti Prima Husada.
b. Anggota tidak tetap SMF, yaitu dokter dan dokter spesialis serta dokter yang
bekerja secara tidak tetap atau paruh waktu di RSU Satiti Prima Husada.
(2) Masa berlaku keanggotaan adalah selama 3 ( tiga ) tahun sejak Keputusan Direktur
dikeluarkan dan dapat diperpanjang kembali.

Pasal 28
(1) Tugas Staf Medik Fungsional :
a. Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis, pengobatan,
pencegahan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan.
b. Memberikan pelayanan Medik yang bermutu kepada pasien sesuai dengan
Standar Pelayanan Medik dan Standar Prosedur Operasinal yang berlaku di RSU
Satiti Prima Husada.
c. Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan dan pela-
tihan berkelanjutan.
d. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang ada dalam
program SMF dan Rumah Sakit.
e. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standart
pelayanan medis dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan.
f. Menyusun , mengumpulkan, menganalisis dan membuat laporan pemantauan
indikator mutu klinis.
(2) Fungsi Staf Medik Fungsional adalah sebagai pelaksana pelayanan medis,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis.
(3) Wewenang masing-masing anggota Staf Medis Fungsional disusun oleh Ketua
SMF dan kemudian disetujui dan dibuatkan rekomendasi oleh Komite Medik untuk
dibuatkan Surat Keputusan oleh Direktur RSU Satiti Prima Husada.
(4) Tanggung Jawab Staf Medik Fungsional
a. Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam tempo 2 x 24 jam.
b. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik kepada Direktur
terhadap permohonan penempatan dokter baru di RSU Satiti Prima Husada.
c. Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data yang
komprehensif, melalui pereview, audit medis atau program quality improvement.
d. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik kepada Direktur
terhadap permohonan penempatan ulang dokter di RSU Satiti Prima Husada.
e. Memberikan kesempatan bagi para dokter untuk mengikuti “continuing
professional development” (CDP).
f. Memberikan masukan kepada Direktur RSU Satiti Prima Husada melalui Ketua
Komite Medik, hal-hal yang terkait dengan praktek kedokteran.
g. Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dan dokumen
terkait lainnya.
(5) Kewajiban Staf Medis Fungsional
a. Mentaati Peraturan Internal Staf Medis/Medical Staf Bylaws.
b. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
c. Mentaati Kode Etik dan disiplin profesi Kedokteran Indonesia dan Kode Etik
Rumah Sakit.
d. Mempunyai surat ijin praktek di RSU Satiti Prima Husada.
e. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan Standar
Prosedur Operasional serta kebutuhan medis pasien.
f. Mematuhi kebijakan RSU Satiti Prima Husada tentang penggunaan obat dan
formularium RS, Informed Consent, dan Rekam Medis RSU Satiti Prima
Husada.
g. Merujuk pasien ke staf medis yang mempunyai kemampuan/keahlian yang lebih
baik apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan dan/atau pengobatan.
h. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.
i. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
j. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya secara terus menerus dengan
ikut serta secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan dan penelitian yang
berkesinambungan dan program-program pengembangan medik lainya yang
diatur SMF dan RSU Satiti Prima Husada.
k. Membangun dan membina kerjasama tim yang baik dengan sesama sejawat
anggota SMF, paramedik dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran
pelayanan medik di Rumah Sakit.
l. Bersedia ikut dalam Sub Komite dan Tim Klinis pada Komite Medik dan
Kepanitiaan di Rumah Sakit.
m. Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan Rumah Sakit
n. Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat merugikan pasien
dan Rumah Sakit.

Pasal 29
Hak-hak Anggot SMF

(1) Menggunakan hak klinik khusus di RSU Satiti Prima Husada.


(2) Mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti serta hak lain sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan “Peraturan Pemberian Jasa
Pelayanan” di RSU Satiti Prima Husada.
(4) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 30
Hak Klinik Khusus (Clinical Privilege)

(1) Hak Klinik Khusus adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan
pelayanan Medik sesuai dengan kompetensi profesi dan keahliannya.
(2) Tanpa hak klinik khusus, maka seorang tenaga medik tidak dapat menjadi anggota
SMF dan bekerja di RSU Satiti Prima Husada.
(3) Hak Klinik Khusus diberikan oleh Direktur atas rekomendasi Komite Medik,
sesuai dengan Prosedur Penerimaan Anggota SMF.
(4) Hak Klinik Khusus diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 2
(dua) tahun.

Pasal 31
Pembatasan Hak Klinik Khusus

(1) Komite medik bila memandang perlu dapat memberikan rekomendasi kepada
Direktur agar hak klinik khusus anggota SMF dibatasi.
(2) Pembatasan hak klinik khusus ini dapat dipertimbangkan bila anggota SMF
tersebut dalam pelaksanaan tugasnya di RSU Satiti Prima Husada dianggap tidak
sesuai dengan standart pelayanan medis dan standart prosedur operasional yang
berlaku, dapat dipandang dari sudut kinerja klinik, sudut etik dan disiplin profesi
medis dan dari sudut hukum.

Pasal 32
Pencabutan / Pembatasan Hak Klinik Khusus

(1) Pencabutan / pembatasan hak klinik khusus dilaksanakan oleh Direktur atas
rekomendasi Komite Medik.
(2) Pencabutan Hak Klinik Khusus dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan RSU Satiti.
2. Meninggal dunia.
3. Tidak mentaati ketentuan peraturan perundang – undangan dan kebijakan yang
berlaku di RSU Satiti Prima Husada.

BAB 33
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 34
Struktur Organisasi

(1) Anggota SMF dikelompokkan ke dalam masing – masing Staf Medik Fungsional
(SMF) sesuai dengan profesi dan keahliannya.
(2) SMF yang ada di RSU Satiti Prima Husada adalah :
a. SMF MEDIS.
b. SMF Bedah dan SMF Non Bedah.

BAB X
KOMITE MEDIK

Bagian Pertama
Nama dan Struktur Oraganisasi
Pasal 35
Komite Medik

(1) Komite medik mempunyai otoritas tertinggi didalam pengorganisasian Staf Medis
Fungsional ( SMF ).
(2) Komite medik berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RSU
Satiti Prima Husada.
(3) Komite Medik melaksanakan pengawasan dan review terhadap pelayanan pasien,
mutu pelayanan medis, rekomendasi penetapan Staf Medis, audit medis dan
pengawasan Etika dan disiplin profesi medis.
(4) Pengawasan dan review sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3 ), dilakukan oleh
Sub Komite dan Tim Klinis.
Pasal 36
Organisasi komite Medik

(1) Komite medik RSU Satiti Prima Husada adalah wadah non struktural kelompok
professional medis yang keanggotaannya terdiri dari ketua – ketua Staf Medis
Fungsional atau yang mewakili SMF secara tetap.
(2) Susunan kepengurusan Komite Medik terdiri dari :
a. Ketua merangkap anggota.
b. Wakil ketua merangkap anggota.
c. Sekretaris.
d. Anggota.
3) Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah minimal 2 ( dua ) tahun.
4) Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih Ketua,
Wakil Ketua dan Sekretaris.
5) Pemilihan dilaksanakan sesuai prosedur tetap yang telah diatur di dalam Medical
Staf Bylaws / Peraturan Internal Staf Medis.

Pasal 37
Pemilihan Komite Medik

1) Pemilihan calon ketua / wakil ketua komite medik dilakukan secara musyawarah
mufakat / demokratis dalam rapat pleno dengan prosedur yang telah ditetapkan
oleh Komite medik.
2) Ketua dan Wakil Ketua Komite Medik dipilih oleh Direktur dari 3 ( tiga ) orang
calon yang diajukan.

Bagian kedua
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG
Pasal 38
Tugas Komite Medik
Tugas Komite Medik RSU Satiti Prima Husada adalah:
1. Membantu Direktur menyusun standar pelayanan medis dan memantau
pelaksanaannya,
2. Membantu Direktur menyusun Peraturan Internal Staf Medis dan memantau
pelaksanaannya.
3. Melakukan koordinasi dengan Direktur dalam melaksanakan pemantauan dan
pembinaan pelaksanaan tugas kelompok SMF.
4. Melaksanakan pembinaan etika dan disiplin profesi medis.
5. Mengatur kewenangan profesi antar Kelompok SMF.
6. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis.

Pasal 39
Fungsi Komite Medik

Fungsi Komite Medik RSU Satiti Prima Husada adalah :


1. Memberikan saran kepada direktur dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan
kegiatan pelayanan medis.
2. Menangani hal – hal yang berkaitan dengan etika dan disiplin profesi medis.
3. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan
oleh semua SMF di Rumah Sakit.

Pasal 40
Wewenang Komite Medik

Wewenang Komite Medik RSU Satiti Prima Husada adalah :


1. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis.
2. Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeli-
haraan peralatan pelayanan medis dan peralatan penunjang medis serta pengem-
bangan pelayanan medis.
3. Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis, sesuai yang
tercantum dalam tugas Komite Medik.
4. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan profesi antar
kelompok Staf Medik Fungsional.
5. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus – kasus pela-
yanan medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
6. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara Rumah Sakit dan Institusi
pendidikan lain.
7. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit.
8. Memantau dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas penggunaan alat kedokteran
di Rumah Sakit.
9. Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite / Tim Klinis dalam Lingkungan
Komite medik.

Pasal 41
Sub Komite

(1) Sub Komite adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu pelaksanaan
tugas – tugas Klinik Bidang Medis.
(2) Sub Komite dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
(3) Sub Komite kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
(4) Keanggotan Sub Komite terdiri dari anggota tetap Staf Medis Fungsional dan
tenaga lain secara ex officio.
(5) Susunan kepengurusan Sub Komite terdiri :
a. Ketua merangkap anggota.
b. Sekretaris merangkap anggota.
c. Anggota.
d. Pokja.
(6) Tata kerja Sub Komite :
a. Sub Komite membuat kebijakan, program dan prosedur operasional.
b. Sub Komite membuat laporan berkala dan laporan tahunan kepada Komite
Medik, dimana laporan tahunan berisi evaluasi kegiatan dan rencana kegiatan
berikutnya.
c. Sub Komite mempunyai masa kerja sama dengan periode masa kerja Komite
Medik.
d. Biaya operasional Sub Komite dibebankan pada Anggaran Belanja RSU Satiti
Prima Husada.

BAB XI
KERAHASIAAN INFORMASI MEDIS
Pasal 42
Kerahasiaan Pasien

(1) Kerahasiaan Pasien rumah sakit adalah sebagaimana diatur dalam Undang –
undang nomor 44 tahun 2009.
(2) Pengungkapan kerahasiaan pasien dimungkinkan pada keadaan :
a. Atas ijin / otorisasi pasien.
b. Menjalankan Undang – undang ( Pasal 50 KUHP ).
c. Perintah jabatan ( Pasal 51 KUHP ).
d. Bela diri ( Pasal 49 KUHP ).
e. Daya Paksa ( pasal 48 KUHP ).
f. Pendidikan dan penelitian.

Pasal 43
Informasi medis

(1) Pasien dapat meminta informasi medis atau penjelasan kepada Dokter yang mera-
wat, sesuai dengan hak nya.
(2) Informasi medis atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) yang harus
diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien.
b. Rencana terapi dan alternatifnya.
c. Manfaat dan resiko masing – masing alternative tindakan.
d. Prognosis.
e. Kemungkinan komplikasi.

Pasal 44
Hak dan Kewajiban Dokter

(1) Hak dan kewajiban dokter yang dimaksud adalah hak dan kewajiban dokter
sebagaimana yang diatur di dalam Undang – undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran.
(2) Hak dokter sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) adalah sebagai berikut :
a. Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Profesi dan Standar Prosedur Operasional.
b. Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional.
c. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur.
d. Hak menerima imbalan jasa.
(3) Kewajiban Dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Operasional serta kebutuhan medis.
b. Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu.
c. Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien meninggal.
d. Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada oreang lain yang
bertugas dan mampu.
e. Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.

Pasal 45
Hak dan Kewajiban Pasien

(1) Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang
diatur di dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran dan Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
yaitu :
a. Mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran tanpa diskriminasi.
b. Memperoleh asuhan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan.
c. Berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan.
d. Berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk
data-data medisnya.
e. Berhak atas informasi yang meliputi : penyakit yang dideritanya, tindakan
medis apa yang hendak dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai akibat
tindakan tersebut, prognose dan perkiraan biaya pengobatan.
f. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan.
g. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit.
(2) Kewajiban pasien adalah sebagai berikut :
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di RSU Satiti Prima Husada.
b. Mematuhi segala untruksi Dokter dan Perawat dalam pengobatannya.
c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada Dokter yang merawat.
d. Melunasi semua imbalan atas pelayanan Rumah Sakit dan/atau Dokter.
e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati /diperjanjikan.

Pasal 46
Hak dan Kewajiban Rumah Sakit

(1) Hak Rumah Sakit adalah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit sebagai berikut :
a. Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang sesuai dengan
keadaan / kondisi yang ada di Rumah Sakit (Hospital by laws)
b. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala
peraturan rumah sakit.
c. Rumah sakit berhak memilih dokter di Rumah Sakit melalui panitia krodensial
d. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum
e. Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi
(termasuk pasien, pihak ketiga dan lain-lain).
(2) Kewajiban Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
a. Mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan
kebijakan yang berlaku bagi RSU Satiti Prima Husada.
b. Memberikan pelayanan kepada pasien tanpa diskriminasi.
c. Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan.
d. Menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan.
e. Memberikan pertolongan di Instalasi Rawat Darurat tanpa meminta jaminan
materi terlebih dahulu.
f. Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan.
g. Menjaga agar sarana, prasarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap
pakai.
h. Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana
dan peralatan serta tenaga yang diperlukan
i. Mengusahakan adanya sistem, sarana dan prasarana pencegahan kecelakaan
dan penanggulangan bencana.
j. Melindungi dokter dan tenaga lainya dengan memberikan bantuan
administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas ternyata petugas
yang bersangkutan mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari
pasien atau keluarganya
k. Mengadakan perjanjian tertulis dengan Dokter dan Dokter Spesialis serta
Dokter Gigi yang bekerja di RSU Satiti Prima Husada.
l. Membuat Standart dan Prosedur tetap, baik untuk pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, maupun non medik.

BAB XII
AMANDEMEN/PERUBAHAN
Pasal 47

(1) Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan.
(2) Perubahan dapat dilakukan, apabila ada permohonan secara tertulis dari salah satu
Pihak yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit, yaitu Direktur dan
Komite Medik.
(3) Usulan untuk merubah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya dapat
dilaksanakan apabila ada pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak kepada
pihak lainya, yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya.
(4) Perubahan dilakukan dengan meng-addendum Peraturan Internal Rumah Sakit ini.
(5) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Internal Rumah Sakit ini.
Pasal 48
Ketentuan Penutup

(1) Peraturan internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf medis ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
(2) Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan
Internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal staf medis ini dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan Internal rumah sakit atau
Peraturan Internal Staf Medis.

Tulungagung,

Ketua Komite Medik Direktur RSU. Satiti Prima Husada

dr. dr. I Komang Gede Arnawa

Pemilik
Direktur PT. Satiti Prima Husada

Suprapti, SKM

Anda mungkin juga menyukai