Peranan Konsorsium Bakteri Dalam Degradasi Limbah Tekstil
Peranan Konsorsium Bakteri Dalam Degradasi Limbah Tekstil
Oleh:
Heru Purwanto
NIM: 18/435085/PMU/09596
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
1.1. Latar Belakang
Salah satu jenis pewarna yang paling banyak digunakan adalah zat pewarna
azo. Zat ini banyak digunakan karena mudah dan murah dalam sintesisnya, stabil,
dan memiliki warna yang bervariasi. Zat warna azo bila terbuang ke perairan tetap
bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama dan mengalami akumulasi yang
nantinya memberikan efek toksik bagi organisme akuatik (Pandey et al, 2007).
Toksisitas zat warna reaktif azo menurut kriteria Uni Eropa sebagai bahan berbahaya
adalah tergolong rendah, akan tetapi keberadaannya dalam air dapat menghambat
penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga mengganggu aktivitas fotosintesis
mikroalga. Dampak lanjutannya adalah pasokan oksigen dalam air menjadi
berkurang dan akhirnya memicu aktivitas mikroba anoksik-anaerobik yang
menghasilkan produk berbau tak sedap. Disamping itu, perombakan zat warna azo
secara anaerobik di dasar perairan menghasilkan senyawa amin aromatik yang lebih
toksik dibandingkan dengan zat warna azo itu sendiri (Van der Zee, 2002).
Objek kajian dalam makalah ini berfokus pada Bioremediasi Lahan Tercemar
Limbah Tekstil dengan Menggunakan Kemampuan Biodegradasi dan
Biodekolorisasi Konsorsium Bakteri. Penggunaan konsorsium bakteri memiliki
beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan kultur tunggal. Salah satu kelebihan
tersebut adalah limbah akan terdegradasi secara sempurna atau termineralisasi
secara lengkap. Degradasi menggunakan bakteri juga lebih cepat jika dibandingkan
dengan kemampuan jamur dalam mendegradasi jenis limbah yang sama.
1.3. Keterangan Empiris
1.4. Gagasan
1.5. Pembahasan
1.6. Usulan