dengan C0 6= 0.
Dengan menggunakan iterasi jelaskan berikut ini merupakan solusi persamaan tersebut:
n
X
xn = Arn + ck rn−k .
k=1
dan
xn = A + cn, jika r = 1.
1
Secara umum persamaan rekursif linier tingkat-k bisa dituliskan dalam bentuk:
dengan C0 6= 0.
Dengan menggunakan iterasi jelaskan berikut ini merupakan solusi persamaan tersebut:
n
X
xn = Arn + ck rn−k .
k=1
2
Secara umum persamaan rekursif linier tingkat-k bisa dituliskan dalam bentuk:
dengan C0 6= 0.
C0 xn + C1 xn−1 + C2 xn−2 = 0.
Pertama akan dicari solusi persamaan tersebut yang berbentuk xn = crn serta kom-
binasinya. Dengan mensubstitusi persamaan ini ke persamaan rekursif tunjukkan per-
samaan rekursif bisa dituliskan sebagai:
C0 r2 + C1 r + C2 = 0,
xn = c1 r1n + c2 r2n .
2. Dua akar kembar. Jika r1 = r2 = r maka solusi umum persamaan rekursif adalah
xn = c1 rn + c2 nrn .
3
4 Persamaan rekursif linier koefisien konstan dengan
akar-akar kembar
Pada pembahasan di tingkat dua di atas telah diberikan persamaan rekursif
r2 − 4r + 4 = 0
xn = a · 2n + bn · 2n .
Dengan substitusi kondisi awal didapat nilai a = 1 dan b = 0. Dengan demikian solusi
persamaan rekursif di atas adalah:
xn = 2n .
Pendekatan seperti di atas dapat dibuat generalisasinya seperti pada contoh berikut
ini. Secara umum jika r merupakan akar persamaan karakteristik dengan multiplisitas m
dari sebuah persamaan rekursif homogen maka
semuanya adalah solusi dari persamaan rekursif tersebut. Sebagai contoh persamaan
rekursif homogen yang memiliki persamaan karakteristik (r − 1)(r − 2)3 = 0 mempunyai
solusi umum:
xn = a + b2n + cn2n + dn2 2n ,
atau
xn = a + (b + cn + dn2 )2n .
Tentukan solusi dari: xn − 5xn−1 + 8xn−2 − 4xn−3 = 0 dengan kondisi awal x0 = 1,
x1 = 2 dan x2 = 3. Persamaan ini memiliki persamaan karakteristik yang berbentuk
(r −1)(r −2)2 = 0. Dengan demikian akarnya adalah r = 1 dan r = 2 dengan multiplisitas
2. Solusi umum dari persamaan tersebut adalah
xn = a + b2n + cn2n .
1=a+b
2 = a + 2b + 2c
3 = a + 4b + 8c
. Sistem persamaan ini mempunyai penyelesaian a = −1, b = 2 dan c = −0.5. Jadi solusi
4
persamaan rekursif tersebut adalah:
xn = −1 + 2 · 2n − 0, 5 · n · 2n .
Solusi persamaan rekursif tersebut (xn ) adalah jumlah dari solusi persamaan rekursif
(h) (p) (h) (p)
homogen xn dengan solusi parsial xn . dengan demikian xn = xn +xn . Untuk sebarang
f (n) belum ada cara untuk mendpatkan solusi persamaan rekursif tersebut. Oleh karena
itu dalam catatan singkat ini diberikan beberapa step secara induktif untuk mencari solusi
persamaan rekursif linier non homogen dengan beberapa tipe f (n).
Contoh. Tentukan solusi dari persamaan rekursif xn − 5n−1 + 6xn−2 = 2 dengan kondisi
awal x0 = 1 dan x1 = 2.
Untuk menyelesaikan persamaan rekursif tersebut terlebih dahulu diselesaikan persamaan
rekursif linier homogennya yaitu:xn − 5xn−1 + 6xn−2 = 0.
Persamaan karakteristiknya adalah r2 − 5r + 6 = 0 dan mempunyai akar r = 2 dan r = 3.
Solusi umum persamaan rekursif homogennya adalah:
x(h) n n
n = a2 + b3 .
(p) (p)
Untuk mendapatkan solusi parsialnya xn dengan memisalkan xn = A. Dengan mensu-
bstitusi ke persamaan rekursif awal maka diperoleh persamaan:
A − 5A + 6A = 2 atau A = 1.
(p)
Dengan demikian diperoleh xn = 1. Dari sini diperoleh solusi umum persamaan rekursif
tersebut adalah
xn = x(h)
n + xn
(p)
xn = a2n + b3n + 1.
Dengan substitusi nilai awal diperoleh:
x0 = 1 = a + b + 1
x1 = 2 = 2a + 3b + 1
5
Sistem persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai:
0=a+b
1 = 2a + 3b
Dengan menyelesaikan sistem persamaan tersebut didapat nilai a = −1 an b = 1. Solusi
khusus persamaan rekursif tersebut adalah:
xn = −2n + 3n + 1.
Contoh. Tentukan solusi dari persamaan rekursif xn − 5xn−1 + 6xn−2 = n dengan kondisi
awal x0 = 1 dan x1 = 2.
Persamaan rekursif ini sama dengan persamaan di atas namun berbeda nilai f (n)-nya
(h)
yaitu f (n) = n. Tentunya untuk solusi xn adalah sama seperti di atas. Persoalan
(p)
muncul adalah bagaimana solusi xn -nya?
(p)
Dimisalkan solusi khusunya berbentuk xn = c+dn. Dengan mensubstitusi ke persamaan
awal didapat:
(c + dn) − 5(c + d(n − 1)) + 6(c + d(n − 2)) = n
(c − 5c + 6c) + (dn − 5dn + 6dn) + 7d = +n
(2c − 7d) + 2dn = n
Dari persamaan terakhir ini diperoleh c = 47 dan d = 21 dan solusi parsialnya adalah
(p)
xn = 74 + n2 . Solusi umum persamaan rekursifnya adalah:
7 n
xn = x(h) (p) n n
n + xn = a · 2 + b · 3 + + .
4 2
Langkah berikutnya adalah dengan mensubstitusi nilai awal yaitu x0 dan x1 dan didapat
sistem persamaan berikut ini.
7 −3
x0 = 1 = a + b + atau =a+b
4 4
9 −1
x1 = 2 = 2a + 3b + atau = 2a + 3b.
4 4
5
Dengan menyelesaikan sistem persamaan tersebut di dapat a = −2 dan b = 4
. Jadi
persamaan rekursif tersebut mempunyai penyelesaian:
5 n 7 n
xn = x(h) (p) n
n + xn = −2 · 2 + ·3 + + .
4 4 2
6
Contoh. Tentukan solusi dari persamaan rekursif xn −5xn−1 +6xn−2 = n2 dengan kondisi
awal x0 = 1 dan x1 = 2.
(h)
Persamaan rekursif ini memiliki xn = a2n + b3n sama pada contoh di atasnya. Langkah
(p)
selanjutnya adalah mencari xn . Bagaimanakah ini? Perhatikan bahwa f (n) = n2 meru-
(p)
pakan suku banyak derajat dua sehingga dicoba dicari xn = p+qn+rn2 yang merupakan
polinomial derajat dua secara umum. Dengan mensubstitusi ke persamaan rekursif awal
maka diperoleh:
6 Fungsi Pembangkit
Misal a0 , a1 , a2 , . . . , ak , . . . merupakan sebuah barisan bilangan riil. Fungsi pembangkit
dari barisan tersebut didefinisikan sebagai:
∞
X
2 k
G(x) = a0 + a1 x + a2 x + · · · + ak x + · · · = ak x k .
k=0
Berikut diberikan beberapa barisan bilangan riil. Selanjutnya tentukan fungsi pembang-
kitnya.
1. an = 1
2. an = 2
3. an = 2n
4. an = n + 3
1
5. Selidiki bahwa fungsi pembangkit dari barisan 1, a, a2 , . . . adalah 1−ax
7
7 Solusi relasi rekursif dengan fungsi pembangkit
Tentukan solusi dari persamaan rekursif berikut ini.
1. an = 3an−1 + 2 dengan a0 = 1.
1. Misal ∞
X
G(x) = an x n
n=0
1
G(x) − a0 = 3xG(x) + 2( − 1)
1−x
hal ini disebabkan ∞ ∞
X X
n+1
xG(x) = an x = an−1 xn .
n=0 n=1
2. Misal Misal ∞
X
G(x) = an x n
n=0
merupakan fungsi pembangkit dari barisan an . Mengalikan semua suku pada barisan
rekursif dengan xn untuk n = 2, 3, . . . maka diperoleh:
∞
X ∞
X ∞
X
n n
an x − 9 an−1 x + 20 an−2 xn = 0
n=2 n=2 n=2
atau
(G(x) − a0 − a1 x) − 9x(G(x) − a0 ) + 20x2 G(x) = 0
8
atau
G(x)(1 − 9x + 20x2 ) = a0 + a1 x − 9a0 x
atau
a0 + a1 x − 9a0 x −3 − 10x + 27x
G(x) = 2
=
1 − 9x + 20x 1 − 9x + 20x2
karena a0 = −3 dan a1 = −10.
−3 + 17x 2 5
G(x) = = − .
(1 − 5x)(1 − 4x) 1 − 5x 1 − 4x
3. Misal ∞
X
G(x) = an x n
n=0
atau
G(x) − a0 − a1 x G(x) − a0 1
2
− 2( ) + G(x) =
x x 1 − 2x
atau
G(x) − 2 − x G(x) − 2 1
2
− 2( ) + G(x) =
x x 1 − 2x
atau
x2
(x2 − 2x + 1)G(x) = 2 + 3x +
1 − 2x
atau
2 3x x2
G(x) = + +
(1 − x)2 (1 − x)2 (1 − 2x)(1 − x)2
x2 1 1
pembagian parsial didapat (1−2x)(1−x)2
= 1−2x
− (1−x)2
. Jadi diperoleh:
1 3x 1
G(x) = 2
+ 2
+
(1 − x) (1 − x) 1 − 2x
∞
X ∞
X ∞
X ∞
X
n n n
an x = (n + 1)x + 3 nx + 2n xn
n=0 n=0 n=0 n=0