Anda di halaman 1dari 5

STUDI ALTERASI DAN MINERALISASI PADA ENDAPAN BIJIH

BESI DI DAERAH PAKKE, KECAMATAN BONTOCANI,


KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN
BAB I

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bijih besi merupakan salah satu bahan galian logam yang memiliki nilai komoditas

cukup tinggi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu

pesat pada era milenium ketiga, menyebabkan permintaan dunia industri terhadap mineral

logam seperti besi (Fe) akhir-akhir ini meningkat tajam (Ishlah, 2004).

Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian

dan Pengembangan Geologi Bandung, yaitu pada Lembar Ujungpandang, Bantaeng dan

Sinjai (Sukamto dan Supriatna, 1982), di Daerah Pakke, Kabupaten Bone terdapat indikasi

mineralisasi mangan.

Mineralisasi mangan yang terbentuk di Daerah Pakke berasosiasi dengan hematit

dan magnetit pembawa bijih besi, bijih besi yang ditemukan pada Daerah Pakke berupa

bongkah-bongkah yang terbentuk pada batugamping yang berasosiasi dengan intrusi

granodiorit dan pegmatit granodiorit berarah Timur Laut sampai Tenggara, serta kuarsa

dari hasil naiknya larutan magma yang mengandung bijih besi. Kemudian diperkaya dengan

naiknya larutan hidrotermal mengisi rekahan-rekahan yang merupakan larutan sisa magma

pembentuk granodiorit menghasilkan mineralisasi, dengan kandungan besi dan silika pada

mineralisasi tersebut masing-masing adalah 54% dan 24% (Widi et al., 2007; Utoyo, 2008).

Prospek ini telah diinvestigasi oleh PT. Rio Tinto Indonesia pada pertengahan tahun

1970 melalui pengeboran terbatas dengan mineralisasi logam dasar sebagai targetnya.

Umumnya urat-urat (veins) yang ditemukan di lokasi ini memiliki ketebalan kurang dari 5
meter dan terdiri atas deseminasi, gelembung kecil, dan veinlets argentiferous galena, pirit,

arsenopirit, magnetit serta sedikit kalkopirit, dan pirhotit (Leeuwen and Pieters, 2012).

Hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan diatas secara umum belum

mengakaji berdasarkan aspek alterasi dan mineralisasi bijih besi pada Daerah Pakke, oleh

karena itu penulis tertarik untuk melalukan penelitian yang berkaitan dengan studi alterasi

dan mineralisasi yang berkembang pada bijih besi di Daerah Pakke.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah

yang akan diangkat yaitu:

1. Bagaimana karakteristik alterasi hidrotermal yang berasosiasi dengan mineralisasi

bijih besi di daerah penelitian?

2. Bagaimana himpunan dan paragenisis mineral bijih di daerah penelitian?

3. Bagaimana tipe endapan bijih besi di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari studi alterasi dan mineralisasi ini berdasarkan

rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, yaitu:

1. Mengidentifikasi mineral dan tipe alterasi di daerah penelitian.

2. Mengidentifikasi mineral dan paragenesis mineral bijih di daerah penelitian.

3. Mengestimasi temperatur pembentukan mineralisasi dan karakteristik fluida

hidrotermal di daerah penelitian berdasarkan himpunan mineral alterasinya.

4. Menginterpretasi tipe endapan bijih besi di daerah penelitian.


1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat menjadi data acuan tentang studi alterasi dan

mineralisasi bagi perusahaan yang sedang melakukan eksplorasi di Daerah Pakke. Penelitian

ini juga sebagai bentuk penerapan ilmu eksplorasi, dan penambahan pemahaman penulis

terhadap proses alterasi dan mineralisasi pada endapan bijih besi.


RESUME

STUDI ALTERASI DAN MINERALISASI PADA ENDAPAN BIJIH


BESI DI DAERAH PAKKE, KECAMATAN BONTOCANI,
KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN

Dari hasil bacaan saya diatas tentang latar belakang terhadap rumusan masalah

sudah memenuhi persyratannya yaitu tentang studi alterasi dan mineralisasi, namun pada

rumusan masalah ke tujuan penelitian itu agak keliru pada bagian tiga yaitu “ bagaimana

tipe endapan bijih besi di daerah penelitian” dan di jawab di tujuan penelitian yaitu

“mengistimasi temperatur pembentukan mineralisasi dan karakteristik fluida hidrotermal di

daerah penelitian berdasarkan himpunan altersinya” hal ini sangat keliru di karenakan lain

yang di tanyakan dan lain pula dijawabkan.

Pada bagain empat di tujuan penelitian itu adalah pertanyaan dari bagian tiga di

rumusan masalah, yang sebenarnya ketika bagian tiga di rumusan masalah harus juga

mengikuti di bagian ketiga tujuan penelitian.

Adapun manfaat dari penelitian itu sudah baik di karenakan sesuai manfaat

penelitian yaitu Rumuskan manfaat penelitian baik secara teori maupun terapan. Manfaat

secara teoritis adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan sedangkan manfaat terapan

adalah untuk penyelesaian masalah yang ada di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai