Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam menjalani
suatu aktifitas, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Keadaan ini menjadikan para
pengelola dan pembina pendidikan selalu memperhatikan masalah prestasi belajar anak
didiknya dilembaga pendidikan yang dikelolanya, sebagai wujud perhatiannya para
pengelola dan pembina pendidikan melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan
prestasi yang maksimal bagi para anak didiknya.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
motivasi, intelegensi, bakat, minat, dan kondisi fisik. Faktor eksternal meliputi faktor
sosial termasuk hubungan siswa dengan guru, manajemen sekolah, kurikulum pendidikan
serta sarana dan dan fasilitas sekolah, kurikulum pendidikan serta sarana dan fasilitas
sekolah (Purwanto, 1998). Lingkungan sekolah yang memberi pengaruh yang memberi
pengaruh terbesar pada kondisi siswa dalam proses belajar disekolah adalah iklim
didalam kelas (Winkel, 2005). Disamping itu, Woofolk (2004) mengemukakan bahwa
prestasi belajar siswa lebih dipengaruhi oleh motivasi instrinsik daripada hal lainnya.
Motivasi instrinsik mempengaruhi siswa untuk menguasai keterampilannya (task
orientation) dan dengan menguasai keterampilan ia akan lebih mudah memperoleh
sasaran prilakunya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik inilah yang memberi pengaruh
terbesar pada siswa untuk berprestasi lebih baik (Paimin, 1998).
Kualitas pendidikan di Indonesia selama ini cukup memprihatinkan (Mutu pendidikan
memprihatinkan, 2005). Jumlah siswa SMU yang tidak lulus sekolah mencapai angka
yang cukup memprihatinkan, dan ada kecenderungan persentase kegagalan siswa untuk
lulus ujian nasional setiap tahun makin meningkat, dari angka di bawah 10% kini
mendekati angka 15%. Di Indonesia, sebagian besar sekolah merupakan bentuk sekolah
ko-edukasi (heterogen), dan penelitian Trickett, et al. (1982), menunjukkan bahwa
perasaan terlibat (involvement), kecenderungan berafiliasi (affiliation), dan pengawan
guru (teacher control) pada sekolah heterogen lebih rendah daripada sekolah homogen
(non-koedukasional).
Andina Nurul Wahidah merupakan dosen terbaik di Instutut Agama Islam Negeri
Pontianak. Beliau juga merupakan salah satu dosen berprestasi dengan berbagai karya-
karyanya.
B. Fokus Penelitian
1. Apa saja prestasi yang sudah didapatkan selama masa kuliah dari tahun 2012-2018?
2. Bagaimana proses memperoleh prestasi yang didapatkan selama masa kuliah dari
tahnu 2012-2018?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi
Menurut Benjamin S. Bloom (Abdurrahman, 2003: 38), mengemukakan bahwa
“Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar”. Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha. Prestasi
diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka
pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang.
Suryabrata (2010), memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam
raport. Prestasi dapat diartikan hasil dari usaha atau ketekunan yang dilakukan dalam
setiap kegiatan. Haryati (2008: 43), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil
usaha yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk
simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu
tertentu. Ada tiga aspek prestasi belajar yaitu kognitif, psikomotif dan afektif. Susilo
(2006: 69) menyatakan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi
dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual,
serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang
yang berprestasi adalah mencintai pekerjaanmemiliki inisiatif dan kreatif, pantang
menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter
tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.
Prestasi yang dicapai tiap-tiap individu berbeda, tergantung dari level performansi
individu atau kelompok terhadap tugas yang diberikan. Menurut Van de Bos (dalam
Iksan 2012:11) level performansi inilah yang disebut dengan achievement level.
Selanjutnya, prestasi yang dicapai tiap individu juga berkaitan erat dengan motivasi
beprestasi yaitu keinginan untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang sulit
termasuk dalam hal pendidikan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
merupakan suatu hasil yang telah dicapai melalui suatu usaha yang telah dikerjakan
oleh individu atau sekelompok orang yang berupa pengetahuan maupun keterampilan.
B. Pengertian Motivasi Berprestasi
Dalam kehidupan psikis manusia, ada daya yang mampu emndorongnya
kearah suatu kegiatan yang hebat, sehingga dengan daya tersebut seseorang dapat
mencapai kemajuan yang teramat cepat. Daya tersebut akan berkembang baik dengan
cepat dan akan meluas dan menimbulakn dampak dalam kehidupan.
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai
rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup.
Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan.
Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk
memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
David McClelland adalah seorang ahli psikologi sosial yang terkenal dengan
pemikirannya mengenai motivasi berprestasi. Menurutnya, dorongan atau motivasi
berprestasi merupakan sesuatu yang ada dan dibawa sejak lahir. Namun ternyata,
dalam banyak hal motivasi berprestasi merupakan sesuatu hal yang ditumbuhkan,
dikembangkan, hasil dari mempelajari melalui interaksi lingkungan (Sobur, 2003 :
284).
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua
faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan,
dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
Motivasi beprestasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu keinginan yang
berhubungan dengan pencapaian standar internal yang optimal atau terbaik. Seseorang
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mempunyai ketahanan diri, keberanian
mengambil resiko dan akan bertanggung jawab (Iksan, 2012:11).
Motivasi berprestasi merupakan prediktoor terbaik dari kesuksesan hidup dan
akademik (Kenneth & Eller dalam Iksan, 2012:12) yang menyatakan bahwa need for
achievment merupakan kebutuhan sosial yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai hasil yang terbaik dan kesuksesan dalam melaksanakan tugas.
C. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Berprestasi
McClelland (dalam Sukadji, 2000:146) menyatakan bahwa orang yang
mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai tanggung jawab pribadi
Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah
atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil
usahanya sendiri.
b. Menetapkan standar unggulan atau menetapkan nilai yang akan dicapai
Seseorang menetapkan nilai yang akan dicapai, nilai itu lebih tinggi dan senilau
(internal) atau lebih tinggi dengan nilai yang dapat dicapai orang lain (eksternal).
c. Berusaha bekerja efektif
Seseorang yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk
menyelesaikan tugas sekolahnya.
d. Berusaha mencapai cita-cita
Seseorang yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dan
mempunyai motivasi yang tinggi dalam menggapai cita-cita ataupun
keinginannya.
e. Memiliki tuags yang moderat
Memiliki tugas yang moderat yakni memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Mengerjakan tugas dengan membagi menjadi beberapa
bagian sehingga menjadi lebih mudah untuk mengerjakan.
f. Melakukan tugas sebaik-baiknya
Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan
semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak akan ada kegiatan yang lupa
dikerjakan.
g. Mengadakan antisipasi
Melakukan kegiatan antisipasi untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang
mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan seseorang dengan menyiapkan semua
kebutuhan atau keperluan sebelum melaksanakan sesuatu.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
a. Faktor Internal
1) Inteligensi
Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya
disemua mata pelajaran (Wingkel dalam Maghfiroh 2011:27). Jadi, ada
korelasi antara inteligensi dengan kesuksesan di sekolah (Gege & Berliner
dalam Maghfiroh 2011:27).
Seseorang dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat
mencapai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan seseorang yang
memiliki inteligensi yang lebih rendah. Namun inteligensi bukan satu-satunya
faktor penentu keberhasilan prestasi akademik karena masih ada faktor lainnya
seperti motivasi dan kepribadian serta faktor eksternal.
2) Motivasi
Wingkel (1997) mengatakan bahwa motivasi adalah daya penggerak
yang menjadi aktif ada saat-saat tertentu dimana ada kebutuhan untuk
mencapai tujuan. Sukadji (2000) juga menjelaskan bahwa motivasi adalah
sesuatu yang menggerakkan individu dari perasaan bosan menjadi berminat
untuk melakukan sesuatu. Tercakup disini adalah motivasi untuk mencapai
kelulusan dan motivasi dan motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi.
3) Kepribadian
Kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisik seseorang yang menentukan bagaiman individu dapat menyesuaikan
diri secara unik dengan lingkungannya (Allport Hurlock, 1995:237).
Kepribadian dapat berubah dan dimunculkan dalam bentuk tingkah laku.
Organisasi adalah hubungan antara traits yang selalu berubah dan diwujudkan
dalam bentuk traits-trits yang dominan. Sedangkan sistem psikofisik adalah
kebiasan-kebiasan, sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, keadaan
emosi dan dorongan-dorongan. Sistem inilah yang akan mendorong seseorang
uttuk menentukan penyesuaian dirinya sebagai hasil belajar atau pengalaman.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Rumah
Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang peranan penting
serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah
pengasuh, pendidik dan membantu proses sosialisasi anak. Utami Munandar
(dalam Maghfiroh 2011:31) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi anak.

2) Lingkungan sekolah
Menurut Ormord (dalam Maghfiroh, 2011:31) lingkungan sekolah
yang baik adalah lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk
belajar dan berprestasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan analisis data deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif artinya data yang
diperoleh akan dikumpulkan dan diwujudkan secara langsung dalam bentuk deskrisi
atau gambaran tentang suasana atau keadaan objek secara menyeluruh dan apa adanya
berupa kata-kata lisan atau tertulis dari orang atau perilaku yang diamati (Moleong,
2010:3). Jadi, penelitian kualitatif deskriptif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis yang merupakan deskripsi tentang suatu
hal. Data-data tersebut diperoleh melalui kegiatan pengamatan di lapangan dan
wawancara.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini diambil pada hari Jum’at tanggal 21 Februari 2018
tapatnya jam 11.15-11.50 wib. Penelitian ini dilakukan di wilayah Institut Agama
Islam Negeri Pontianak, tepatnya di gedung Zuhri ruangan dosen Pendidikan Agama
Islam.
C. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti tanpa ada perantara. Data
diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung dilapangan. Data atau
informasi juga diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunkan
kuesioner lisan dengfan menggunakan wawancara (Moleong, 2010: 175). Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah Andina Nurul Wahidah.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber tidak langsung yang mampu
memberikan tambahan serta penguatan terhadap data penelitian. Sumber data
sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi kepustakaan dengan bantuan
media cetak dan media elektronik. Selain itu, sumber data sekunder dapat berupa
arsip dan berbagai sumber data tambahan yang sesuai.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Moleong (2005:58) teknik pengumpulan data adalah cara atau
strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan.
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data dengan cara yang
sesuai dengan penelitian sehingga peneliti akan memperoleh data yang lengkap
baik secara lisan maupun tertulis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dan wawancara.
1) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian, melainkan sebagai data
pendukung yang sangat dibutuhkan oleh peneliti (Deddy, 2004: 180-181).
Dalam penelitian ini, penelitian mendapatkan satu dokumen resmi berupa
arsip fortopolio diri dari tokoh yang diteliti.
2) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan
seseorang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Deddy,
2004:180). Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi
terstruktur. Teknik wawancara ini diharapkan peneliti untuk memperoleh
informasi sesuai yang diharapkan dari informan.
Tujuan peneliti menggunakan merode ini adalah untuk memperoleh
data secara jelas dan konkret tentang bagaimana proses dari Andina Nurul
Wahidah mendapatkan prestasinya selama masa kuliah. Wawancara dilakukan
sambil direkam sehingga data yang diperoleh dapat dikonfirmasi kembali.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan langsung dengan tokoh biografi
yang diteliti oleh peneliti.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Didalam sebuah penelitian dibutuhkan instrumen untuk mendapatkan data
yang valid (Moleong, 2010:168). Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dan yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini,
peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam
upaya pengumpulan data dilapangan. Instrumen dalam penelitian ini berupa
fortopolio diri.
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia, karena itu
yang diperiksa adalah keabsahan datanya. Untuk menguji kredibilitas data penelitian,
peneliti menggunakan teknik Triangulasi. Teknik triangulasi adalah menjaring data
dengan berbagai metode dan cara dengan menyilangkan informasi yang diperoleh
agar data yang didapatkan lebih lengkap dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
dan orang lain.
Analisis data berguna untuk mereduksi kumpulan data menjadi perwujudan
yang dapat yang dapat dipahami melalui pendeskripsian secara logis dan sistematis
sehingga fokus studi dapat ditelaah, diuji dan dijawab secara cermat dan teliti (Arief
Purhan dan Agus Maimun, 2005:14).
C. Hasil dan Pembahasan
1. Biografi Andina Nurul Wahidah
Andina Nurul Wahidah lahir di Pontianak pada tanggal 26 Oktober 1994. Ia
merupakan wakil dosen di Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Ia wakil dosen dari
Dra. H. Khairawati, M.Pd. Andina Nurul Wahidah tinggal di Jalan Bakri D1 No. 8,
Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak,
Kalimantan Barat. Pendidikan terakhirnya adalah S-2 di Universitas Negeri
Yogyakarta.
Untuk riwayat pendidikannya, Andina Nurul Wahidah
Andina Nurul Wahidah memiliki berbagai karya
G. Proses Andina Nurul Wahidah Mendapatkan Prestasinya
Proses Andina Nurul Wahidah mendapatkan berjumlah prestasi, tidak serta-
merta langsung dari kemampuan yang ada sejak lahir, tetapi prestasi itu didapatkan
karena selalu dilatih dan mau belajar. Awalnya beliau saat kuliah tidak berani untuk
berbicara didepan ataupun tampil didepan. Beliau mulai berani bicara sejak
organisasi, walaupun saat masa SMA beliau sudah pernah mengikuti organisasi tetapi
bukan menjadi pengurus inti hanya sebagai anggota saja. Karena beliau mengikuti
organisasi di kampusnya, beliau menjadi termotivasi untuk mencoba mengikuti
lomba. Walaupun saat pertama-pertama beliau tidak pernah menang, tetapi beliau
tidak pernah menyerah. Sampai pada akhirnya beliau mendapatkan prestasi
pertamanya yaitu menulis, mendapatkan juara III dari lomba menulis tersebut. Dari
prestasi pertamanya tersebut, beliau semakin termotivasi lagi untuk mengikuti lomba
menulis lainnya, yang sampai sekarang beliau sudah mendapatkan beberapa piagam
kemenangan dari lomba menulis tersebut. Saat SMA, beliau juga pernah mengikuti
lomba catur. Beliau berkata, ”apapun yang beliau bisa pasti akan dikerjakan, apapun
yang menjadi kekuatan kita itu yang kita kembangkan tetapi jika kamu tidak
menyukainya, jangan lakukan. Tetapi jika kamu merasa kamu bisa ataupun kamu
menyukainya, kembangkan saja”. Beliau juga berkata, jika kita mau belajar semuanya
pasti bisa. Seperti menulis, semuanya butuh proses, yang awalnya masih tidak
beraturan tulisan itu, lama-lama juga akan bisa dan tulisan menjadi teratur karena
sering berlatih dan belajar.
Berbicara tentang keberanian berbicara atau tampil didepan, beliau
memberanikan dirinya semenjak beliau masuk organisasi dan terpilih sebagai wakil
ketua himpunan yang membawahi lima prodi. Selanjutnya, saat ada pemilihan duta
pendidikan perjurusan, beliau mencoba mengikuti pemilihan tersebut meskipun beliau
tidak memiliki pengalaman akan modeling karena bukan basicnya beliau. Beliau
memang tidak menang menjadi duta pendidikan tersebut, tetapi beliau menang
kategori duta intelegensia. Beliau terpilih sebagai duta intelegensia karena wawasan
beliau dan keyakinan beliau akan sesuatu yang menurut beliau itu adalah kekuatan
beliau yang memang harus beliau kembangkan.
Dari berbagai prestasi yang beliau dapatkan, tentu saja beliau pernah
merasakan kesulitan. Akan tetapi, kesulitan itu tidak membuat beliau untuk patah
semangat bahkan beliau semakin
Dari sejumlah prestasi yang sudah beliau dapatkan, beliau juga pernah
mengalami kegagalan, tapi itu beliau jadikan sebagai batu loncatan. Pernah ketika
beliau SMA, beliau mengalami kegagalan dan itu merupakan sesuatu kegagalan yang
masih beliau ingat sampai sekarang. Kegagalan yang membuat beliau merasa bersalah
dan marah kepada dirinya sendiri. Alasan beliau merasa bersalah dan marah kepada
dirinya sendiri, karena waktu itu beliau menyepelekan lawannya dari perlombaan
tersebut. Beliau berpiir, jika lawannya itu tidak seberapa. Bahkan beliau sampai
menangisi kegagalan itu sampai berhari-hari. Beliau marah kepada diri sendiri, karena
kejadian tersebut beliau menjadikan itu sebagai pelajaran agar kedepannya beliau
tidak menyepelekan hal sekecil apapun dari lawannya.
D. Kesimpulan
E. Saran
Daftar Pustaka
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Sukadji, Soetarlinah. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok :
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikolgi.

Anda mungkin juga menyukai