Anda di halaman 1dari 98

SKRIPSI

MODEL BISNIS KANVAS


PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL PISANG
MENJADI PRODUK WOENAK ABON

DISUSUN OLEH DIKY


NURDIANSYAH NIM.
S.1317.097

PROGRAM STUDI BISNIS MANAJEMEN ISLAM


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM TAZKIA
BOGOR
2017 M / 1438 H
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MODEL BISNIS
KANVAS: PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL PISANG MENJADI
PRODUK WOENAK ABON” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.

Bogor, 20 Juli 2017


Yang membuat pernyataan,

Diky Nurdiansyah
S. 1317.097

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “MODEL BISNIS KANVAS: PEMANFAATAN


LIMBAH BONGGOL PISANG MENJADI PRODUK WOENAK ABON”
yang disusun oleh:
Nama : Diky Nurdiansyah
NIM : S. 1317.097

telah diujikan pada tanggal 20 Juli 2017 dan disahkan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Program Studi Bisnis
Manajemen Islam Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia Bogor.
Dewan Penguji

........................................
Ketua

...................................... Sutopo, MP.


, Anggota
Anggota

Diketahui
Ketua STEI TAZKIA Ketua Program Studi

Dr. Muhammad Syafi‟i Antonio, M.Ec Thuba Jazil M. Sc. (Fin).

ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “MODEL BISNIS KANVAS: PEMANFAATAN


LIMBAH BONGGOL PISANG MENJADI PRODUK WOENAK ABON”
yang disusun oleh:
Nama : Diky Nurdiansyah
NIM : S. 1317.097
Program Studi : Bisnis Manajemen Islam
telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam sidang skripsi pada
Program Studi Bisnis Manajemen Islam Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia
Bogor.

Bogor, 20 Juli 2017


Pembimbing,

Sutopo, MP.

iii
ABSTRACT

Name : Diky Nurdiansyah


NIM : S. 1317.097
Study Program : Islamic Business Management
Tittle : Business Model Canvas: Utilization of Banana
Bonggol Become a Product Woenak Abon

Abon is a traditional food made from animal flesh fiber. The appearance
is light brown to blackish. Abon looks like cotton fibers, because it is dominated
by dried-up muscle fibers disuwir-suwir. Because dry and barely have residual
moisture content. Abon lasts for weeks to months in airtight packaging. Besides
made from the basic ingredients of meat (beef, goat, horse, pig, and sheep), there
are some abon that manufacture using basic materials from seafood, such as tuna,
catfish, tuna, eel and shrimp. Woenak Abon comes with new nuances and
innovations that present abon with a base material made from plants. Woenak
Abon is a green product that utilizes banana bonggol as the basic material and is
considered garbage but in if it becomes fast food that is rich in taste. On the basis
of that thought, Woenak Abon is designed using a business model of canvas which
consists of Nine blogs, which is focused on customer segment and Value
proposition by using action research method. 30 respondents were selected to
conduct an interview on testing the problem and offer testing solutions related to
this. Abon is a food that is enough diminitai by the community where obtained
data that 50% of respondents like abon made from banana cobs, 40% of
respondents expressed doubt, while 10% of respondents stated not like So from
this data makes it easy to test problems and solutions because The respondent
himself has tasted and knows the abon. After which verification is done to obtain
business results and conclusions from this research.
Keywords: Business model canvas, Woenak Abon, green produc, fast food

iv
ABSTRAK

Nama : Diky Nurdiansyah


NIM : S. 1317.097
Program Studi : Bisnis Manajemen Islam
Judul : Model Bisnis Kanvas: Pemanfaatan Limbah Bonggol
Pisang Menjadi Produk Woenak Abon
Abon adalah makanan tradisional yang yang terbuat dari serat daging
hewan. Penampilannya berwarna cokelat terang hingga kehitam-hitaman. Abon
tampak seperti serat-serat kapas, karena didominasi oleh serat-serat otot yang
mengering yang disuwir-suwir. Karena kering dan nyaris tak memiliki sisa kadar
air. Abon awet disimpan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dalam
kemasan yang kedap udara. Selain terbuat dari bahan dasar daging (sapi, kambing,
kuda, babi, dan domba), ada beberapa abon yang pembuatannya memakai bahan
dasar dari makanan laut, seperti ikan tuna, ikan lele, ikan tongkol, belut, dan
udang. Woenak Abon hadir dengan nuansa dan inovasi baru yaitu menghadirkan
abon dengan bahan dasar yang terbuat dari tumbuhan. Woenak Abon merupakan
green product yang memanfaatkan bonggol pisang sebagai bahan dasar dan
dianggap sampah namun di olah menjadi makanan siap saji yang kaya akan cita
rasa. Atas dasar pemikiran tersebut, Woenak Abon dirancang menggunakan bisnis
model kanvas yang terdiri atas Sembilan blog, dimana difokuskan pada customer
segment dan Value proposition dengan menggunakan metode action research.
Ditentukan 30 responden untuk melakukan wawancara mengenai pengujian
masalah dan menawarkan pengujian solusi terkait hal ini. Abon merupakan
makananyang cukup diminitai oleh masyarakat dimana didapatkan data bahwa
50% responden menyukai abon yang terbuat dari bonggol pisang, 40% responden
menyatakan ragu-ragu, sedangkan 10% responden lainnya menyatakan tidak suka
Sehingga dari data ini memudahkan untuk melakukan pengujian masalah dan
solusi dikarenakan responden sendiri telah mencicipi dan mengetahui abon.
setelah itu dilakukan verifikasi untuk mendapatkan hasil bisnis dan kesimpulan
dari penelitian ini.
Kata kunci : Bisnis model kanvas, Woenak Abon, green produc,makanan siap saji

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika STEI Tazkia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Diky Nurdiansyah
NIM : S. 1317.097
Program Studi : Bisnis Manajemen Islam
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STEI Tazkia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non Exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“MODEL BISNIS KANVAS: PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL
PISANG MENJADI PRODUK WOENAK ABON”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini STEI Tazkia berhak menyimpan, mengalihmedia atau format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bogor
Pada Tanggal : 20 Juli 2017

Yang menyatakan

(Diky Nurdiansyah)

vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA

Arab Latin Arab Latin Arab Latin


‫ا‬ A ‫س‬ S ‫ل‬ L
‫ب‬ B ‫ش‬ Sy ‫و‬ M
‫ت‬ T ‫ص‬ Sh ٌ N
‫ث‬ Ts ‫ض‬ Dh ٌ W
‫ج‬ J ‫ط‬ Th ٌ H
‫ح‬ H ‫ظ‬ Zh ‫ء‬ ‟
‫خ‬ Kh ‫ع‬ ‟ ‫ي‬ Y
‫د‬ D ‫غ‬ Gh
‫ذ‬ Dz ‫ف‬ F
‫ز‬ R ‫ق‬ Q
‫ش‬ Z ‫ك‬ K
Catatan:
1. Konsonan ber syaddah ditulis rangkap, seperti kata : ”‫” َزتََََا‬, ditulis =
Rabbanâ
2. Vokal panjang (madd) fathah (baris di atas), kasrah (baris di bawah) dan
dhammah (baris di depan), ditulis â, î, û, misalnya kata :
َ‫ان ََسا َك َي‬ditulis : al-masâkîn
َََ ‫ان ََ َفهَ َح‬ditulis : al-muflihûn
3. Diftong ditulis : ََ‫ =أ‬aw, ََ‫ =أ‬û,‫ =أ ي‬ay, ‫ =إ ي‬î
4. Kata sandang alif dan lam (‫)ال‬, baik diikuti oleh huruf Qamariyah maupun
huruf Syamsiyah, ditulis “al” di awalnya, misalnya :
‫انََساء‬ditulis : al-nisâ
َ‫ان ََؤ َي‬ditulis : al-mu‟min
5. Ta‟ al marbuthah bila terletak di akhir kalimat ditulis : h, seperti
‫انثقسج‬ditulis : al-Baqarah. Bila terletak di tengah kalimat, ditulis “t”,
misalnya : ‫شكاج انَال‬ditulis : zakât al-mâl.
6. Penulisan kalimat arab di dalam kalimat Indonesia ditulis menurut
tulisannya:ََ ‫َي‬ ََ ََ , ditulis : wa huwa khair al-râziqîn.
َ‫خ َي َس ان ََسا َشق‬ َ

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidaya-
Nya, karena berkat nikmat dari-Nya penulis dapat membuat dan menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi akhir
zaman yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing ummatnya dari
masa kegelapan menuju msa yang terang benderang yang diterangi oleh iman,
islam, dan ihsan.
Skripsi ini disusun sebagai syarat mendapat gelar strata satu. Penulis
berharap skripsi ini dapat menjadi stimulus dalam ragam bisnis model kanvas
yang sesuai syariat Islam. Banyak pelajaran yang penulis dapatkan dalam masa
penyusunan skripsi ini. Motivasi, masukan, serta bantuan dari berbagai pihak
yang menguatkan penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Keluarga penulis, ayahanda Endun dan Ibunda Cicih yang telah banyak
memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan motivasi serta
pengorbanan keduanya baik materi dan non materi sehingga dapat
membimbing penulis hingga sampai saat ini. Dan juga kepada seluruh
keluarga penulis yang turut mendoakan kelancaran penulis dalam
menyelesaikan laporan magang ini.
2. Kepada yang terhormat Bapak Thuba Jazil, M. Sc. (Fin)., selaku Kepala
Prodi Bisnis Manajemen Islam dan Bapak Sutopo, MP., selaku dosen
pembimbing yang telah merelakan waktunya untuk mengarahkan dan
membimbing penulis selama masa kuliah hingga penulisan skripi ini
terselesaikan. Semoga tercurah limpah segala keberkahan dan keridhoan
dari Allah untuk beliau.
3. Kepada rekan-rekan kelas BMI-A-13 dan MPI-A-13 yang sudah berjuang
bersama dan saling bahu membahu dalam skripsi ini serta sahabat-sahabat
yang selalu sabar dan bersedia membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap
laporan magang ini dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan juga bagi pembaca.

Bogor, 20 Juli 2017


Penulis

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

ABSTRACT ........................................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA .................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Referensi Bisnis Model dan Kanvas......................................................... 7

2.1.1 Bisnis Model Kanvas ........................................................................ 8

2.2 Gambaran Produk ................................................................................... 13

2.2.1 Konsep Produk ................................................................................ 13


x
2.2.2 Proses Produksi ............................................................................... 19

2.2.3 Konsep Penjualan ............................................................................ 20

2.2.4 Contoh Produk yang Ditawarkan .................................................... 21

2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 23

3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 23

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 23

3.3 Pengumpulan Data dan Analisis Data .................................................... 24

3.3.1 Pengumpulan data ........................................................................... 24

3.3.2 Analisis Data ................................................................................... 24

3.3 Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis........................................................... 30

3.4.1 Segmen Pelanggan (Customer Segmentations)............................... 30

3.4.2 Proposisi Nilai (Value Proposition) ................................................ 31

3.4.3 Saluran (Chanels) ............................................................................ 32

3.4.4 Customer Relationship .................................................................... 33

3.4.5 Aliran Laba (Revenue Streams) ...................................................... 33

3.4.6 Sumber Daya Utama (Key Resources) ............................................ 34

3.4.7 Aktifitas Utama (Key Activities) ..................................................... 35

3.4.8 Mitra Kerja (Key Partner) ............................................................... 36

3.4.9 Struktur Biaya (Cost Structure) ...................................................... 37

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 40

4.1 Gambaran Umum Penelitian .................................................................. 40

4.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan ............................................................... 40

4.2.1 Brand Woenak Abon ....................................................................... 41

4.2.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 41

4.2.3 Penyajian dan Kemasan Produk ...................................................... 42


xi
4.3 Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis........................................................... 42
4.4 Deskripsi Hipotesis................................................................................. 42

4.4.1 Segmen Pelanggan (Customer Segmentations).................................... 43

4.4.2 Proposisi Nilai (Value Proposition) ................................................ 43

4.4.3 Saluran (Chanels) ............................................................................ 44

4.4.4 Customer Relationship .................................................................... 45

4.4.5 Aliran Laba (Revenue Streams) ...................................................... 46

4.4.5 Sumber Daya Utama (Key Resources) ............................................ 46

4.4.6 Aktifitas Utama (Key Activities) ..................................................... 47

4.4.7 Mitra Kerja (Key Partner) ............................................................... 48

4.4.8 Struktur Biaya (Cost Structure) ...................................................... 49

4.5 Analisis Industri ..................................................................................... 51

4.5.1 Persaingan industri analisis SWOT pesaing ................................... 51

4.5.2 Abon Sapi Diamond ........................................................................ 52

4.5.3 Abon Ayam Karawati ..................................................................... 53

4.5.4 Analisis SWOT Abon Ikan Bandeng ............................................. 53

4.6 Kelebihan dan Kekurangan Woenak Abon ............................................ 54

4.7 Ukuran Pasar (Market Size) ................................................................... 54

4.7.1 TAM (Total Available Market) ....................................................... 54

4.7.2 SAM (Served Available Market) .................................................... 54

4.7.3 TM (Target Market) ........................................................................ 55

4.8 Uji Masalah ............................................................................................ 55

4.8.1 Karakteristik Responden ................................................................. 55

4.8.2 Customer Segment (Validasi) ......................................................... 56

4.8.3 Value Proposition (Validasi) ........................................................... 61

4.9 Perbaikan Model Bisnis Kanvas 1.......................................................... 64


xii
4.9.1 Customer Segment .......................................................................... 66

4.9.2 Value Proposition ............................................................................ 68


4.10 Pengujian Solusi ..................................................................................... 70

4.10.1 Perbaikan Model Bisnis Kanvas 2 ..................................................... 70

4.10.2 Verifikasi Model Bisnis ..................................................................... 71

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 72

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 72

5.2 Saran ........................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ v

LAMPIRAN ........................................................................................................... v

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kandungan Gizi dalam 100 gram Bonggol pisang ................................. 3
Tabel 3.1 Kanvas Bisnis Model Woenak Abon .................................................... 30
Tabel 4.1 Jumlah dan Kategori Responden........................................................... 40
Tabel 4.2 Kanvas Bisnis Model Woenak Abon .................................................... 42

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Produktivitas Pisang per propinsi di Indonesia ................................... 1


Gambar 1.2 Kabupaten/Kota Sentra Produksi di Provinsi Jawa Barat, 2013 ......... 2
Gambar 1.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur tahun 2014 .............................. 4
Gambar 2.1 Komponen Bisnis Model..................................................................... 7
Gambar 2.2 Kanvas Bisnis model Osterwalder dan Pigneur (2015) ...................... 8
Gambar 2.3 Bunga Pisang ..................................................................................... 16
Gambar 2.4 Daun Pisang....................................................................................... 17
Gambar 2.5 Batang Pisang .................................................................................... 17
Gambar 2.6 Buah Pisang ....................................................................................... 17
Gambar 2.7 Kulit Buah Pisang.............................................................................. 18
Gambar 2.8 Bonggol Pisang ................................................................................. 18
Gambar 2.9 Alur Produksi „Woenak Abon‟ ......................................................... 20
Gambar 2.10 Contoh Produk Woenak Abon ........................................................ 21
Gambar 3.1 Model Dasar Penelitian ..................................................................... 25
Gambar 3.2 Model Metodelogi Penelitian ............................................................ 26
Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2014 ...................................... 55

xv
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Kategori Responden ......................................................................... 55


Diagram 4.2 Rentang Usia .................................................................................... 56
Diagram 4.3 Penikmat Abon ................................................................................. 57
Diagram 4.4 Tempat Pembelian Abon .................................................................. 57
Diagram 4.5 Alokasi Biaya Pembelian ................................................................. 58
Diagram 4.6 Gambaran Produk............................................................................. 58
Diagram 4.7 Informasi Produk.............................................................................. 59
Diagram 4.8 Media Pembelian .............................................................................. 60
Diagram 4.9 Kendala Pembelian Online ............................................................... 60
Diagram 4.10 Minat Responden ........................................................................... 61
Diagram 4.11 Pengetahuan Responden tentang Bonggol Pisang ......................... 61
Diagram 4.12 Varian Rasa .................................................................................... 62
Diagram 4.13 Quote Dakwah ................................................................................ 62
Diagram 4.14 Tanpa Pengawet ............................................................................. 62
Diagram 4.15 Harga .............................................................................................. 63
Diagram 4.16 Pengaruh Harga Ongkos Kirim ...................................................... 63
Diagram 4.17 Rentang Usia .................................................................................. 67
Diagram 4.18 Pengadaan Kuis di Media Sosial .................................................... 67
Diagram 4.19 Garansi Uang Kembali ................................................................... 68
Diagram 4.20 Edukasi Pasar melalui Media Sosial .............................................. 69
Diagram 4.21 Layanan Bebas Ongkos Kirim ....................................................... 69

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Panduan Wawancara Uji Masalah Woenak Abon .............................. v

Lampiran 2 Panduan Wawancara Uji Solusi Produk Woenak Abon ................... viii

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pisang merupakan tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Pisang (Musa parasidiaca) adalah salah satu
komoditas buah unggulan di Indonesia. Hal ini mengacu pada besarnya luas panen
dan produksi pisang yang selalu menempati posisi pertama. Selain besarnya luas
panen dan produksi pisang, Indonesia juga merupakan salah satu sentra primer
keragaman pisang. Lebih dari 200 jenis pisang terdapat di Indonesia, yang
memberikan peluang untuk pemanfaatan dan komersialisasi pisang sesuai
kebutuhan konsumen (Litbang Pertanian, 2013). Indonesia adalah salah satu
negara produsen pisang dunia. Indonesia telah memproduksi 6,20% dari total
produksi dunia dan 50% produksi pisang Asia berasal dari Indonesia. Sementara
produksi pisang di Indonesia tersebar di Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi, Bali,
serta Nusa Tenggara Barat. (Suyanti & Supriyadi, 2008). Hal ini dapat terlihat
pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Produktivitas Pisang per propinsi di Indonesia


Sumber : pertanian (datahorti, 2016), diolah

1
2

Pada Gambar 1.1, dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas pisang


selalu meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data pada Gambar 1.1
membuktikan bahwa Indonesia memiliki ketersediaan tanaman pisang yang cukup
besar pada setiap provinsi. Ketersediaan komoditi pisang yang begitu berlimpah
tidak diimbangi dengan kemampuan pemanfaatan tanaman pisang. Pengolahan
tanaman pisang hanya terbatas pada pemanfaatan buah, daun, dan batang pohon
pisang saja. Namun terdapat komoditi lain yang dapat dimanfaatkan dari tanaman
pisang dan justru sering diabaikan serta dianggap sebagai limbah, yaitu bonggol
pisang.
Sentra produksi pisang Jawa Barat tersebar di beberapa kabupaten
diantaranya Cianjur, Ciamis, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Subang,
Majalengka, Bandung Barat, dan lainnya.

250 19.04 20
18
200 16
12.09 14
10.6610.55
150 9.74 9.88 12
8.54 10
7.73
100 8 Produksi (ton)
5.49
6 Kontribusi (%)
3.48
50 2.76 4
2
0 0

Gambar 1.2 Kabupaten/Kota Sentra Produksi di Provinsi Jawa Barat, 2013


Sumber: (Pertanian, 2014) , diolah
Cianjur merupakan salah satu sentra produksi pisang terbesar di Indonesia.
Dengan ketersedian tanaman pisang dan kemampuan produktivitas yang selalu
meningkat setiap tahunnya, maka ketersediaan limbah bonggol pisang juga akan
meningkat setiap tahunnya. Bonggol pisang merupakan limbah tanaman pisang
yang masih belum dimanfaatkan secara optimal. Ketersediaan sumber daya yang
melimpah tidak diikuti dengan meningkatnya kemampuan dalam pengolahan
limbah bonggol pisang. Limbah bonggol pisang dapat diolah menjadi makanan
3

yang sehat dan bergizi. Karena bonggol pisang mengandung gizi yang cukup
tinggi dengan komposisi yang lengkap. Dalam 100 gram bonggol pisang basah
terkandung 43,0 kalori, 0,36 gram protein, 11,60 gram karbohidrat, 86,0 gram air,
beberapa mineral seperti Ca, P dan Fe, vitamin B1 dan C,serta bebas kandungan
lemak (Litbang Pertanian, 2013).
Tabel 1.1 Kandungan Gizi dalam 100 gram Bonggol pisang
BONGGOL BONGGOL
NO KANDUNGAN ZAT
BASAH KERING
1 Kalori (Kal) 43,00 425,00
2 Protein (gram) 0,36 3,45
3 Lemak (gram) 0 0
4 Karbohidrat (gram) 11,60 66,20
5 Kalsium (gram) 15,00 60,00
6 Fosfor (mg) 60,00 150,00
7 Zat Besi (mg) 0,50 2,00
8 Vitamin A (SI) 0 0
9 Vitamin B1(mg) 0,01 0,04
10 Vitamin C (mg) 12,00 4,00
11 Air 86,00 20,00
12 Bagian yang dapat di konsumsi (%) 100 100
Sumber : (Litbang Pertanian, 2013)
Kandungan gizi bonggol pisang yang cukup lengkap dan tinggi seperti
pada tabel 1.1 membuktikan bahwa abon bonggol pisang merupakan satu
komoditi yang layak untuk di olah menjadi makanan sehat dan bergizi. Salah satu
produk olahan dari bahan bonggol pisang adalah abon. Abon merupakan produk
olahan yang cukup di gemari masyarakat sebagai makanan pendamping sekaligus
camilan. Selain karena rasanya yang lezat abon merupakan makanan yang praktis
dan mudah untuk di bawa kemana saja. Salah satu daerah yang memproduksi
makanan abon adalah daerah cianjur. Beberapa produsen di daerah Cianjur yang
cukup terkenal yaitu abon ayam KARWATI, abon sapi SALAKI dan abon ikan
SAGED Cianjur. Tidak hanya di dalam kota, produk abon juga banyak digemari
oleh masyarakat di luar kota. Diberitakan oleh Pojok Jabar.com 2015,
bahwasannya abon ayam KARWATI mampu menembus hingga sepuluh ribu
bungkus perhari. Bahkan abon KARWATI telah melejit hingga ke luar negeri
seperti ke Malaysia dan Brunei (Depa, 2015).
4

Cianjur memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup besar.


Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya merupakan satu kesempatan bagi
para pebisnis dalam memamasarkan produknya.

2014 2,624,279

2007 2,138,465

2006 2,125,023
Jumlah Penduduk (jiwa)

2000 1,922,106

1995 1,745,763

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000

Gambar 1.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur tahun 2014


Sumber : Portal Resmi PemKab Cianjur (cianjurkab.go.id, 2014), diolah
Potensi pasar yang begitu besar dengan jumlah permintaan yang cukup
besar baik dari dalam kota maupun dari luar kota, bisnis abon merupakan bisnis
yang cukup menggiurkan. Diberitakan oleh Republika.co.id, permintaan terhadap
produk abon akan meningkat ketika memasuki bulan ramadhan. Jika di bulan
biasa pedagang abon hanya mampu menjual 10 kilo gram abon, di bulan
ramadhan para pedagang abon mampu menjual hingga 50-60 kilo gram perhari
(Aini, 2015). Dengan terbukanya pangsa pasar dan besarnya permintaan abon
membuka peluang bisnis bagi pemanfaatan limbah bonggol pisang menjadi abon.
Abon bonggol pisang ini di harapkan menjadi buah tangan dan icon dari kota
Cianjur sebagai salah satu daerah sentra penghasil pisang di Jawa Barat.
Agama Islam telah mengatur segala hal aktifitas manusia baik hubungan
kepada manusia maupun kepada Sang Pencipta. Dalam kegiatan konsumsi atau
istihlak, Islam mengajarkan kita untuk mengkonsumsi makanan halal dan
menyehatkan serta tidak berlebih-lebihan dalam memgkonsumsi makanan. Seperti
dalam QS. Al-Maidah ayat 87-88 yang berbunyi:
‫اًيً سًً تم ح ًأ ىك ًن اًدً ًتعً ً ًي ٍ يدً ًتعًًً ًهكً اًًًي‬ ً‫ًي‬ ‫يًً ًأاًي ًًنا‬
ً‫) ً ا‬78( ‫نً اة‬ ‫ً لًًً ٌ ًإ لً لًح‬
‫اي اللًً ت‬ ‫اء اً ً لً اًثًًيط‬ ً‫ًا ٍ ير‬
‫ال‬ ‫حً ًت‬
‫( ًًٌ ًًيًؤًي‬77) ً‫ي‬‫لًا ًتاً ى ًتً ًأ ر‬ ً ‫ىًكً ًقشًز‬
‫ً ًت‬ً‫لً ااثًًيط ًقً ً ًنا الل‬
ً‫ا‬ ‫لًح‬ ‫ال‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
5

melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.

Pada QS.Al-Maidah ayat 88 di atas terkandung makna agar mengkonsumsi


makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan. Makanan yang
baik dapat diartikan makanan yang sesuai dengan tubuh dan mengandung gizi
agar terhindar dari masalah kesehatan tubuh. Penyakit yang sering ditimbulkan
akibat konsumsi makanan yang tidak baik diantaranya jantung koroner, asam urat,
dan kolesterol. Konsumsi makanan berlebih juga akan memberikan dampak atau
efek tidak baik pada tubuh dan mengganggu kesehatan tubuh.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik membuat rancangan
model bisnis dengan produk „Woenak Abon‟ dengan tetap menjaga dan
menghadirkan nilai-nilai Islam. Produk „Woenak Abon‟ diharapkan mampu
menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen dalam memperoleh makanan sehat
dan bergizi dengan harga yang terjangkau. Melalui pengemasan produk yang
menarik, penulis bermaksud menjadikan produk „Woenak Abon‟ sebagai media
dakwah dan pengentas kemiskinan, sehingga tak hanya keuntungan yang
diutamakan namun terdapat nilai dakwah dan sosial yang terkandung didalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penlitian ini :
a. Bagaimana proses penetapan customer segmens pada produk „Woenak
Abon‟?
b. Bagaimana proses penerapan value proposition pada produk „Woenak
Abon‟?
c. Bagaimana perancangan model bisnis kanvas yang menitikberatkan pada
customer segment dan value proposition?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui pembentukan proses customer segments yang tepat untuk
usaha „Woenak Abon‟.
b. Mengetahui pembentukan proses value proposition yang tepat untuk
usaha „Woenak Abon‟.
6

c. Mengetahui perancangan model bisnis kanvas yang menitikberatkan pada


customer segments dan value proposition.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian bisnis model kanvas „Woenak Abon‟ adalah :
a. Penulis bermaksud untuk memberikan manfaat nyata untuk penulis agar
memiliki sistem untuk bisnis produk „Woenak Abon‟ sehingga untuk
proses penciptaan produknya bisa terlaksana dengan baik.
b. Akademisi
1. Memberikikan gambaran analisis ilmiah terkait bisnis model kanvas
pada suatu unit usaha
2. Memberikan referensi bentuk rencana bisnis model kanvas pada suatu
unit usaha
c. Praktisi
1. Memvalidasi secara kualitatif rencana bisnis model kanvas suatu unit
usaha melalui studi ilmiah
2. Memberikan referensi terhadap evaluasi suatu unit usaha
d. Pemerintah
1. Memberikan kontribusi nyata pembangunan ekonomi sektor riil pada
usaha „Woenak Abon‟ melalui bisnis model kanvas.
2. Memberikan kontribusi nyata penurunan taraf kemiskinan melalui
pemberdayaan produk „Woenak Abon‟
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini, antara lain:
a. Customer segment
b. Value proposition
c. Channel
d. Customer relationships
e. Revenue stream
f. Key resources
g. Key activities
h. Key partners
i. Cost structure
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Referensi Bisnis Model dan Kanvas


Model bisnis merupakan gambaran dasar pemikiran tentang bagaimana
organisasi atau perusahaan menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai
(Ostelwader & Pigneur, 2015). Model bisnis menggambarkan operasi perusahaan,
termasuk semua komponen, fungsi dan proses, yang mengakibatkan biaya untuk
dirinya sendiri dan nilai bagi pelanggan. Model bisnis adalah metode dalam
melakukan bisnis di mana sebuah perusahaan dapat berdiri sendiri dan
menghasilkan pendapatan. Menurut Steven dan Richard (2014) terdapat empat
komponen yang mempengaruhi kegiatan perusahaan, yaitu :

Faktor
Industri

Sumber
Aktifitas Posisi Keuntungan
Daya

Biaya

Gambar 2.1 Komponen Bisnis Model


Sumber: (Stevan & Richard, 2014)
Keempat komponen ini mempengaruhi semua kegiatan di perusahaan.
Faktor industri menganalisis dampak dari elemen pasar yaitu pesaing, hambatan
dan pelanggan. Sumber daya membantu menciptakan value differentiation. Biaya
membantu menciptakan model biaya rendah. Posisi menjelaskan tentang
pencarian tempat yang tepat sehingga perusahaan dapat menyampaikan kepada
pasar terkait nilai-nilai yang menarik pada perusahaan. Kerjasama komponen ini
menciptakan sebuah model bisnis yang sukses dan keunikan mereka adalah
sumber keunggulan kompetitif. Terdapat beberapa model bisnis yang dapat
digunakan diantaranya SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) dan
Blue Ocean Strategy oleh Kim & Mauborgne (Ostelwader & Pigneur, 2015).
7
8

Penelitian yang dilakukan oleh Osterwalder (2015) terhadap perusahan


maupun pihak lain yang memakai bisnis model dalam kegiatan usahanya
menunjukkan bahwa BMC telah melampaui tingkat popularitas kedua model
tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan model bisnis yang dikonsep
oleh Osterwalder dan Pigneur yaitu Business Model Canvas.

2.1.1 Bisnis Model Kanvas


Menurut Osterwalder dan Pigneur (2015) bisnis model kanvas merupakan
bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai dan
mengubah model bisnis. Kanvas model bisnis memungkinkan perusahaan atau
organisasi agar dapat menganalisa pesaing bisnis dan menciptakan inovasi.
Dengan kanvas model bisnis suatu perusahan atau organisasi juga dapat
mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen sehingga tercipta satu
produk yang sesuai dengan pasar. Dalam bukunya, Osterwalder dan Pigneur
(2015) membagi kanvas model bisnis menjadi sembilan blok yaitu customer
segment, value proposition, channels, customer relationship, revenue streams, key
activities, key Resources, key partnership dan cost structure.

Customer
Key activities
Relationship
Value Customer
Key Partners
Key Proposition Segments
Channel
Resources

Cost Structure Revenue Stream

Gambar 2.2 Kanvas Bisnis model Osterwalder dan Pigneur (2015)


Customer Segment atau Segmen Pelanggan, yaitu blok bangunan yang
menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau
atau dilayani oleh perusahaan. Customer segment adalah segmen pelanggan
seperti pengguna, pembayar atau para ibu atau remaja (Blank & Dorf, 2015).
Customer segment merupakan pembagian pasar menjadi kelompok konsumen
atau segmen dengan kebutuhan dan keinginan berbeda. Dengan Customer
segments perusahaan dapat mengelompokan konsumen berdasarkan pada
kesamaan kebutuhan, perilaku, atau atribut lain. Pengelompokan pelanggan
9

bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Ada beberapa jenis


segmen pelanggan yang berbeda, antara lain :
a. Pasar masa, yaitu pasar yang berfokus pada suatu kelompok besar pelanggan
dengen kebutuhan dan masalah yang sebagian besar sama. Model bisnis jenis
ini sering ditemukan pada sektor produk konsumen elektronik.
b. Pasar ceruk adalah pasar yang dibuat khusus untuk kebutuhan spesifik pasar
ceruk. Model bisnis ini sering ditemukan pada hubungan pemasok dan
pembeli. Contohnya, pabrikan suku cadang komputer yang sangat bergantung
pada pembelian yang dilakukan pabrikan komputer skala besar.
c. Tersegmentasi, yaitu pasar yang membedakan segmen pasar dari kebutuhan
dan masalahnya masing-masing. Contohnya, perusahaan penyediaan jasa
karyawan atau outsourching.
d. Terdiversifikasi, merupakan pasar yang dirancang untuk melayani dua
segmen pelanggan yang tidak saling terkait satu sama lain.
e. Platform banyak, yaitu pasar yang melayani dua tau lebih segmen pelanggan
yang saling bergantung. Contohnya, perusahaan kartu kredit.
Value Proposition atau Proporsi Nilai, merupakan blok bangunan yang
menggambarkan gabungan produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk
segmen pasar yang spesifik. Nilai adalah kombinasi kualitas, pelayanan, dan
harga, yang disebut juga sebagai tiga elemen pelanggan (Kotler & Kevin, 2008).
Proporsi nilai adalah alasan yang menyebabkan pelanggan beralih dari satu
perusahaan ke perusahaan lain. Proporsi nilai merupakan gabungan manfaat-
manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Menurut Osterwelder
dan Pigneur (2015), terdapat beberapa elemen- elemen yang berkontribusi pada
penciptaan nilai pelanggan diantaranya :
a. Sifat baru
Proposisi nilai dengan sifat baru ini dimaksudkan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan konsumen yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
b. Kinerja
Meningkatkan kinerja layanan atau produk merupakan cara yang umum dilakukan
untuk menciptakan sebuah nilai tambahan untuk memenuhi kepuasan konsumen.
c. Menyelesaikan pekerjaan
10

Nilai dapat diciptakan untuk membantu konsumen menyelesaikan masalah


yang dihadapi.
d. Desain
Sebuah desain suatu produk terlihat menonjol karena mewah, dan ini bisa
menjadi daya tarik konsumen.
e. Harga
Menawarkan nilai yang sama dengan yang lain pada harga lebih rendah
sering dilakukan untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang sensitif
terhadap harga.
f. Merek
Konsumen dapat menemukan nilai lebih dalam sebuah tindakan sederhana
karena
menggunakan produk dengan merek tertentu.
g. Pengurangan resiko
Konsumen memberikan harga ketika mereka dapat mengurangi resiko ketika
membeli suatu produk atau jasa.
h. Pengurangan biaya
Membantu konsumen mengurangi biaya merupakan cara penting untuk
menciptakan sebuah nilai pada produk atau jasa.
i. Kemampuan dalam mengakses
Menyediakan produk atau jasa bagi konsumen yang sebelumnya sulit
mengakses produk atau jasa tersebut merupakan cara lain menciptakan
sebuah nilai.
j. Kenyamanan
Menjadikan segala sesuatunya lebih nyaman dan mudah digunankan dapat
menciptakan nilai yang berati bagi konsumen.
Chanels atau Saluran, yaitu blok bangunan yang menggambarkan bagaimana
sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau
mereka untuk memberikan proporsi nilai (Ostelwader & Pigneur, 2015). Untuk
mencapai sasarannya pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran, yaitu
saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran layanan (Kotler & Kevin,
2008). Chanels atau saluran memiliki beberapa fungsi, antara lain :
11

a. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan


b. Membantu pelanggan mengevaluasi proporsi nilai perusahaan
c. Memungkinkan pelanggan untuk membeli produk dan jasa yang spesifik
d. Memberikan proporsi nilai kepada pelanggan
e. Memberikan dukungan purna jual kepada pelanggan
Customer Relationship adalah proses mengelola informasi rinci tentang
pelanggan perorangan dan semua titik kontak pelanggan secara seksama untuk
memaksimalkan loyalitas pelanggan (Kotler & Kevin, 2008). Customer
Relationship atau Hubungan pelanggan, merupakan blok bangunan yang
menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama
segmen pelanggan yang spesifik (Ostelwader & Pigneur, 2015). Customer
Relationship atau hubungan pelanggan yang diterapkan pada suatu perusahaan
sangat mempengaruhi pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
Revenue Stream atau Arus Pendapatan, yaitu blok bangunan yang
menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing
segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan
pendapatan) (Ostelwader & Pigneur, 2015). Model bisnis melibatkan dua jenis
arus pendapatan:
a. Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran pelanggan
b. Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik
untuk memberikan proporsi nilai kepada pelanggan maupun menyediakan
dukungan pelanggan paca pembelian
Blank dan Dorf (2015) mengatakan bahwa key resource adalah sumber-
sumber daya yang dibutuhkan agar model bisnis dapat berjalan. Key Resources
atau sumber daya utama adalah blok bangunan yang menggambarkan aset-aset
terpenting yang dimiliki perusahaan agar model bisnis dapat berjalan (Ostelwader
& Pigneur, 2015). Key Resources dapat dikategorikan menjadi empat kategori
yaitu :
a. Fisik, merupakan semua bentuk aset yang berwujud atau tangible seperti
bangunan, mobil, kendaraan pabrik mesin, sistem dan lainnya.
b. Intelektual, yaitu aset yang tidak berwujud atau intangable seperti merek,
brand, hak paten, dan data base pelanggan.
12

c. Manusia, setiap perusahaan memiliki dan memerlukan sumber daya manusia


dalam melakukan akfititas bisnisnya. Sumberdaya manusia yang kompeten
serta kerjasama merupakan aset yang sangat diperlukan oleh perushaan.
d. Finansial, yaitu aset perusahaan berupa finanisal seperti uang tunai, kredit,
saham, deposito.
Key Activities atau aktifitas kunci, merupakan blok bangunan yang
menggambarkan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh perusahaan agar
model bisnisnya dapat bekerja (Ostelwader & Pigneur, 2015). Key aktivities dapat
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu :
a. Produksi, yaitu kegiatan perusahaan yang meliputi perancangan, pembuatan,
dan penyampaian produk dalam kualitas unggul.
b. Pemecahan Masalah, merupakan aktifitas kunci yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada.
c. Jaringan atau platform adalah akfitas kunci yang berkaitan dengan jaringan
perusahaan seperti aktifitas web perusahaan dan ketentuan layanan.
Key Partnership atau Kemitraan Utama, merupakan blok bangunan yang
menggambarkan jaringan pemasok atau supplier dan mitra, sehingga model bisnis
dapat bekerja (Ostelwader & Pigneur, 2015). Terdapat empat jenis kemitraan yang
berbeda :
a. Aliansi strategis antar non-pesaing
b. Kemitraan strategis antar pesaing
c. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis
d. Hubungan pembeli – pemasok agar memiliki pasokan yang terjaga
Blank dan Dorf (2015) mengatakan cost structure yaitu struktur biaya
yang dihasilkan oleh model bisnis. Cost structure atau Struktur Biaya, yaitu blok
bangunan yang menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan model bisnis Blank dan Dorf (2015) mengatakan cost structure yaitu
struktur biaya yang dihasilkan oleh model bisnis. Biaya diperlukan untuk
menyampaikan proporsi nilai kepada pelanggan, mempertahankan hubungan
dengan pelanggan, dan menghasilkan keuntungan. Cost Structure memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Biaya Tetap
13

Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang
dihasilkan berbeda-beda.
b. Biaya Variabel
Biaya-biaya yang bervariasi secara porporsional dengan volume barang atau
jasa yang dihasilkan.
c. Skala Ekonomi
Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis ketika produksinya
berkembang.
d. Lingkup Lingkungan
Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis terkait dengan lingkup
operasional yang lebih besar.

2.2 Gambaran Produk


2.2.1 Konsep Produk
Makanan merupakan salah satu faktor penting untuk kehidupan manusia,
maka Allah Swt mengatur bahwa aktifitas makan selalu diikuti dengan rasa
nikmat dan puas, sehingga manusia sering lupa bahwa makan itu bertujuan untuk
kelangsungan hidup dan bukan sebaliknya hidup untuk makan. Pada dasarnya
semua makanan dan minuman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sayur-sayuran,
buah-buahan dan hewan adalah halal kecuali yang beracun dan membahayakan
nyawa manusia. Dasar hukum Al- Qur‟an tentang makanan halal diantaranya yaitu
:
‫ۚ ااثًًيط ًتاً ى ًتً ًأ ر‬
‫يً ٌ ً ًًيًؤًي‬ ً ً‫اهكً ً ك ًشق‬
‫ً ًت‬ً‫لالًح ًقً ً ًنا الل‬
ً‫ً ز ىً ل‬
ً‫ا‬ ‫ال‬ ً
‫ا‬
‫ي‬
Artinya : “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-
Nya” (QS.Al-maidah 88).

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 172, yang berbunyi


‫كً شًا ٌ ًإ ًت ًًاًًيًإ‬ ‫ًش ز‬‫ً ًهك ًًيط ىك اً ق‬
‫آ ٍ يرً ً ان‬ ‫يًً ًأ اًي‬
ً‫ك ٌ ًدً ًثع‬ ًًً ً‫اًس‬ ‫ايت‬ ‫ًا اً ًًيً اً ي اًث‬
ًً‫ى ًت‬ ‫لل‬ ًًٍ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-
benar kepada-Nya kamu menyembah”.
14

Makanan halal tentu tidak hanyaa terbatas pada jenis atau kandungan
zatnya saja. Lebih dalam makanan halal tentu juga berkaitan dengan halal dalam
memperolehnya, halal dalam prosesnya, halal dalam penyimpanannya dan halal
dalam pendistribusiannya. Dengan terpenuhinya beberapa aspek tersebut akan
memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi konsumen dalam mengkonsumsi
produk yang ditawarkan. Dengan memberikan kenyamanan dan rasa percaya
terhadap produk yang ditawarkan maka akan menciptakan loyalitas konsumen
terhadap produk yang di tawarkan.
Produk „Woenak Abon‟ merupakan bisnis yang bergerak dibidang kuliner.
Produk „Woenak Abon‟ termasuk bisnis rumahan yang memanfaatkan sisa atau
limbah bonggol pisang. Dalam proses pembuatan produk „Woenak
Abon‟perusahaan menggunakan sistem pemberdayaan masyarakat. Tahap awal
pengolahan bonggol pisang menjadi „Woenak Abon‟ dilakukan oleh masyarakat.
Kerjasama ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
lapangan pekerjaan pada masyarakat. Proses pengolahan tahap awal berlangsung
hingga tahap barang setengah jadi yaitu bonggol kering. Tahap selanjutnya,
bonggol kering yang telah diolah diserahkan kepada perusahaan untuk melalui
tahap akhir pengolahan. Tahap akhir pengolahan meliputi pemisahan dari benda
asing, pemberian bumbu, dan pengemasan.
Produksi „Woenak Abon‟ bekerjasama dengan petani pisang yang ada di
wilayah sekitar sebagai supplier bonggol pisang. Produk „Woenak Abon‟
memiliki perbedaan dengan abon biasa. Perbedaan „Woenak Abon‟ dibandingkan
dengan biasa terletak pada keunikan bahan baku yang diolah. Perbedaan yang
mencolok ini menjadi nilai tambah bagi „Woenak Abon‟. Produk „Woenak Abon‟
dikemas menggunakan kemasan yang berukuran kecil dan besar. Penggolongan
kemasan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dapat
dijangkau oleh semua kalangan.
a. Sejarah Pisang
Pisang adalah tanaman herbal yang berasal dari kawasan Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Penyebaran
tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah
15

tropis dan subtropis, dimulai dari Asia Tenggara ke timur melalui Lautan Teduh
ke Hawai. Selain itu tanaman pisang menyebar ke barat melalui Samudra
Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai Benua Amerika. Menurut Suyanti dan
Ahmad Supriyadi (2008) uraian sistematika (Taksonomi) tumbuhan, kedudukan
tanaman pisang diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Beberapa bukti sejarah, baik tertulis maupun berupa relief, di tempat-tempat
yang dianggap penting menunjukkan bahwa tanaman pisang memang telah lama
dibudidayakan. Tulisan pertama tentang pemeliharaan pisang berasal dari India,
yakni disebutkan bahwa pemeliharaan tersebut dilakukan di Epics, Pali
Boeddhist., pada 500 – 600 SM. Disebutkan pula bahwa buah sebesar taring itu
memang disukai binatang – binatang bertaring atau bertanduk seperti kera dan
gajah. Di Cina, awal kebudayaan pisang dimulai dan terpusat di Yangtze dan
sungai kuning. Sementara pada zaman batu – batuan kuno, dari tanah Yunani
diperoleh data bahwa pisang termasuk flora dari tanah India yang hadir pada 300
tahun SM. Sumber lain menyebutkan bahwa sebelum perhubungan Benua Eropa
dengan Benua Asia ditemukan, bangsa Portugis telah mengenal pisang dari Teluk
Guines di Afrika.
Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008), buah pisang mempunyai
kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi
dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan mineral seperti
kalium, magnesium, besi, fosfor, dan kalium, mengandung vitamin B, B6, dan C,
serta mengandung serotonin yang aktif sebagai neutransmitter untuk kelancaran
fungsi otak. Bila dibandingkan dengan buah apel, nilai energi pisang bernilai lebih
tinggi, yakni 136 kalori per 100 gr, sedangkan buah apel hanya 54 kalori per 100
gr. Karbohidrat pada pisang mampu menyuplai energi lebih cepat daripada nasi
16

dan biskuit sehingga para atlet olahraga banyak yang mengkonsumsi pisang pada
saat jeda untuk me-recharge energy mereka.
Kandungan energi pisang merupakan energi instan yang mudah tersedia
dalam waktu singkat sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori
sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan
tersedia secara bertahap sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu cepat.
Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik bagi tubuh.
Pisang, termasuk salah satu jenis buah yang nilai gizinya cukup tinggi.
Kandungan vitamin dan mineralnya dipercaya mampu menyuplai cadangan
energi secara cepat sehingga mudah diserap tubuh ketika dibutuhkan. Dalam hal
budi dayanya pun, pisang tergolong jenis tanaman yang mudah tumbuh sehingga
tak heran bila tanaman pisang banyak dijumpai dimana saja, baik dipekarangan
rumah, pinggir jalan, tepi sawah, atau di kebun-kebun.
b. Manfaat Tanaman Pisang
Manfaat tanaman pisang menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008)
diantaranya :
a) Bunga

Gambar 2.3 Bunga Pisang


Bunga pisang biasanya dijadikan sebagai sayur karena memiliki
kandungan protein, vitamin, dan lemak karbohidrat yang tinggi. selain dibuat
sayur, bunga pisang juga dijadikan manisan, acar, dan lalapan.
17

b) Daun

Gambar 2.4 Daun Pisang


Oleh masyarakat pedesaan Jawa, daun pisang yang tidak rusak atau robek
dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan. sementara daun-daun yang sudah
tua dan terkoyak digunakan sebagai pakan kambing atau sapi karena banyak
menagndung unsur yang diperlukan hewa atau bisa juga menjadi kompos.
c) Batang

Gambar 2.5 Batang Pisang


Batang pisang banyak digunakan manusia. misalnya, unutk membuuat
lubang pada bangunan, alas untuk memandikan mayat, untuk menutup saluran air
bila ingin mengalirkan air atau membagi air, sebagai tancapan wayang,
pembungkus bibit, tali industri pengolahan tembakau, dan bahan untuk membuat
kompos. Batang pisang dari jenis abaca dapat dijadikan bahan dasar pembuatan
pakaian atau kertas. Selain itu dapat juga digunakan sebagai pakan ternak
ruminansia dan air dari batang pisang dapat dijadikan penawar racun.
d) Buah

Gambar 2.6 Buah Pisang


18

Buah pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang sangat dikenal
dan merupakan bagian utama dari produksi tanaman pisang. Buah pisang kerap
dijadikan sumber vitamin dan mineral, sebagai buah meja, sebagai produk olahan
salle pisang, tepung pisang, selai, sari buah, sirup, keripik, dan berbagai jenis
olahan kue.
e) Kulit Buah Pisang

Gambar 2.7 Kulit Buah Pisang


Selain untuk pakan ternak kulit buah bonggol pisang juga digunakan
sebagai bahan cream anti nyamuk. Bagian dalam pisang matang yang dikerok dan
dihancurkan dapat menjadi bahan nata pisang. Sementara tepung kulit pisang
yang dicampur dengan ampas tahu dapat menjadi pakan ayam buras untuk
meningkatkan pertumbuhannya. Manfaat lainnya dapat digunakan sebagai sebagai
pengusir larva serangga dengan sedikit penambahan urea dan bakteri. Berdasarkan
shasil temuan dari taiwan mengandung vitamin B6 dan sorotonin yang sangat
bagus untuk kesehatan mata.
f) Bonggol Pisang

Gambar 2.8 Bonggol Pisang


19

Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008), pengertian Bonggol Pisang


adalah tanaman pisang berupa umbi batang (batang aslinya). Bonggol Pisang
muda dapat dimanfaatkan untuk sayur dan diolah menjadi keripik yang kaya akan
serat. Secara tradisional, air umbi dari pisang kepok dipercaya dapat dijadikan
sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar.
2.2.2 Proses Produksi
Proses produksi produk „Woenak Abon‟ melalui beberapa tahapan. Pada
tahap pertama proses pengambilan „Woenak Abon‟ dari supplier yaitu petani
pisang. Setelah bonggol pisang basah didapatkan tahap berikutnya dilakukan
pengupasan kulit luar bonggol pisang hingga bersih dan didapatkan bonggol
pisang basah yang bersih dari tanah dan siap diolah.
Proses selanjutnya adalah proses perebusan bonggol pisang. Proses
perebusan dilakukan agar bonggol pisang menjadi lunak dan mudah untuk
dihancurkan. Selain agar menjadikan bonggol pisang lunak proses perebusan juga
berfungsi unutk menghilangkan kandungan getah yang terdapat pada bonggol
pisang basah.
Setelah proses perebusan selesai bonggol pisang diangkat dan ditiriskan
hingga dingin. Tahap selanjutnya adalah proses pemotongan bonggol pisang
basah yang ditirskan menjadi potongan kecil. Kemudian potongan bonggol pisang
basah dihancurkan secara manual menggunakan alat penumbuk. Proses
penumbukan dilakukan untuk menghancurkan serat bonggol pisang dan
didapatkan bonggol pisang bassah yang halus. Tahap selanjutnya pemerasan
bonggol pisang bassah yang telah dihancurkan hingga kering. Proses pemerassan
bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada bonggol pisang.
Setelah didapatkan bonggol pisang kering hasil pemerasan, berikutnya
dilakukan proses penjemuran bonggol pisang. Proses penjemuran dilakukan
langsung dibawah terik matahari hingga kandungan air dalam bonggol pisang
habis. Setelah bonggol pisang kering, bonggol pisang diangkat dan dikumpulkan
dalam satu tempat.
Tahapan terakhir yaitu proses pemasakan bonggol pisang kering. Sebelum
bonggol pisang kering dimasak, dilakukan proses penyortiran bonggol pisang
kering. Proses ini dilakukan agar tidak ada benda asing yang masuk dan ikut
20

terbawa ketika proses pemasakan bonggol pisang. Setelah proses penyortiran,


dilakukan proses tahap akhir yaitu pencampuran bumbu dan pemasakan bonggol
pisang. Setelah bonggol pisang dibumbui dan dimasak maka masuklah ketahap
finishing yaitu pengemasan. Pengemsan dilakukan menggunakan kemasan plastik.
Proses produksi „woenak Abon‟ menggunakan bahan baku pilihan dengan
menjaga kehalalan dan kandungan gizi yang terdapat pada bahan baku. Makanan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan. Allah
memerintahkan kita untuk memakan makanan yang bukan cuma halal, tapi juga
baik (Halalan Thoyyiban) agar tidak membahayakan tubuh kita. Bahkan perintah
ini disejajarkan dengan bertaqwa kepada Allah, sebagai sebuah perintah yang
sangat tegas dan jelas. Perintah ini juga ditegaskan dalam ayat yang lain, seperti
yang terdapat pada Surat Al-Baqarah, ayat 168 yang berbunyi :
ٍ ًًٌ
‫ً يًثي‬ ً ‫لًالًً ثًًتًت اًً نات‬ ‫ا ي ًف‬ ‫يًً ًأ اًي ًنا ساهك‬
ً‫ي ً ًًًإ دع‬ ‫يزً ًلًً ح‬
‫ض ااثًًيط لًً اًع ً طخ‬ ًً‫ا‬
ًً ‫ش ًن‬ ًًً‫ا‬ ً‫ا‬
ً‫ًٌاىًك‬
ًۚ
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Abon
Bonggol Pengolahan Produk
Packaging Bonggol
Pisang Bahan Baku Makanan
Pisang

Gambar 2.9 Alur Produksi „Woenak Abon‟

2.2.3 Konsep Penjualan


Proses penjualan produk „Woenak Abon‟ menggunakan media online dan
offiline. Pada media online pemassaran dilakukan menggunakan media sosial dan
website. Media sosial yang digunakan adalah whatshap, BBM, Instagram, dan
line. Dengan media sosial diharapkan dapat mengirimkan dan menyebarkan
informasi secara cepat. Proses yang dilakukan diantaranya melakukan broadcast
secara langsung pada media sosial dan melakukan upload foto pada media sosial.
Selain media sosial, dalam melakukan penjualan online produk „Woenak Abon‟
juga menggunakan website sebagai media penghubung antara produsen dan
konsumen. Pada website terdapat informasi produk, deskripsi produk, kandungan
21

gizi dan info terkait produk. Dengan adanya website akan memudahkan konsumen
unutk mengakses informasi dan melakukan pemesanan produk. Produk „Woenak
Abon‟ juga dijual pada situs-situs online resmi seperti OLX, Bukalapak, dan
Tokopedia.
Proses penjulan juga dilakukan secara offline. Penjualan offline dilakukan
dengan cara mengikuti bazar dan pameran makanan pada suatu event. Dengan
cara ini produk „Woenak Abon‟ akan semakin dikenal dimasyarakat. Konsumen
juga dapat datang dan membeli Abon secara langsung di toko offline. Penjualan
offline juga dilakukan dengan menggunakan bantuan reseller dan dropshiper agar
menambah peningkatan penjualan.
2.2.4 Contoh Produk yang Ditawarkan
Berikut merupakan contoh produk Woenak Abon:

Gambar 2.10 Contoh Produk Woenak Abon

2.3 Penelitian Terdahulu


Dalam melakukan penelitian ini penulis merujuk pada beberapa penelitian
yang dilakukan sebelumnya, namun berbeda dari segi bahan baku abon yang
diproduksi. Beberapa penelitian yang menjadi referensi pada penelitian ini akan
diuraikan sebagai berikut.
Christiyani (2008) dalam tulisannya yang berjudul Analisis abon sapi
„DIOAMOND‟ menyatakan bahwa value proposition dari produk ini diantaranya
pengalaman pengusaha dalam usaha pembuatan abon cukup lama, harga produk
yang bersaing, dan daya simpan produk yang tahan lama. Selain itu, segmentasi
22

produk ini mengarah pada wisatawan yang memiliki budaya untuk membawa
oleh-oleh ketika pulang dari tempat tertentu.
Arianto (2010) dalam tulisannya yang berjudul Analisis Usaha Abon Ikan
Lele, menyebutkan bahwa value proposition dari produk ini diantaranya bahan
baku yang mudah diperoleh, menggunakan teknologi yang relatif sederhana serta
mudah dipelajari dan diaplikasikan. Sedangkan segmentasi pasarnya yaitu orang-
orang yang suka mengonsumsi ikan (penikmat ikan).
Wahyuni (2014) dalam tulisannya yang berjudul Analisis Abon Ikan Bandeng,
menyebutkan bahwa value proposition dari produk tersebut diantaranya kemasan
yang menarik, adanya hubungan kerja sama, dan mempunyai ciri khas dari varian
rasa. Selain itu segmentasi pasar yang disebutkan adalah orang-orang yang suka
mengonsumsi ikan (penikmat ikan).
Khatimah, Mappatoda dan Rauf (2013) dalam tulisannya yang berjudul
Strategi Pengembangan Usaha Abon Ikan Melalui Pendekatan Marketing Mix
Pada Industri “Raja Bawang” Di Kota Palu menyebutkan bahwa value
proposition dari produk ini adalah kualitas yang baik, memiliki merk/brand, dan
pilihan rasa yang bervariasi. Selain itu segmentasi dari produk tersebut adalah
para penikmat ikan.
Yudhaningsih (2012) dalam tulisannya yang berjudul Proses Produksi
Pembuatan Abon Cabai Naga serta Respati, Alit dan Widiatmoko (2013) dalam
penelitiannya menggunakan jenis abon cabe dengan judul Perancangan Ulang
Identitas Dan Media Promosi Ninoy Abon Cabe, telah disebutkan bahwa abon
cabai memiliki value proposition yaitu menambah nilai ekonomis dari cabai dan
mengandung banyak senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Segmentasinya adalah orang-orang yang menyukai cabai (penikmat pedas).
Safri, Rustam, Dafina (2013) dalam tulisannya yang berjudul Analisis Nilai
Tambah Abon Sapi pada Industri Rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota
Palu. menyebutkan bahwa jenis abon yang digunakan yaitu abon sapi dengan
menganalisa nilai tambahnya. Value proposition tersebut diantaranya baku yang
mudah diperoleh, menggunakan teknologi yang relatif sederhana serta mudah
dipelajari dan diaplikasikan. Sedangkan segmentasi pasarnya yaitu orang-orang
yang suka mengonsumsi daging sapi.
23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini mengggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif untuk
mendeskripsikan model bisnis perusahaan woenak abon. Penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun
dalam peristilahannya (Kirk & Miller dalam Moleong (2013)). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode case study (studi kasus).
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan unutk meniliti kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peniliti adalah instrumen
kunci, pengambilan sumber sampel data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualittaif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013).
Pada penelitian kualitatif perumusan masalah, pengumpulan data, sampai
pada pembuatan laporan hasil penelitian tidak digunakan kuantifikasi atau
perhitungan statistik seperti lazimnya dalam penelitian kuantitatif. Penelitian
dilakukan dalam dua tahap yaitu pengujian terhadap masalah (test the problem)
dan pengujian terhadap solusi (test the solution).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Cianjur yang dianggap sebagai salah satu
wilayah penghasil pisang di Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama tiga
bulan. Mulai dari bulan Februari hingga bulan April. Peneliti memilih lokasi
Cianjur sebagai supplier karena menurut data kabupaten/kota sentra produksi
pisang di provinsi Jawa Barat tahun 2013, Cianjur merupakan salah satu sentra
penghasil pisang terbanyak se-Jawa Barat.
24

3.3 Pengumpulan Data dan Analisis Data


3.3.1 Pengumpulan data
Dalam melakukan penelitian ini digunakan dua teknik pengumpulan data,
antara lain :
a. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013), wawancara merupakan teknik pengumpulan
yang dilakukan untuk mengetahu hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik wawancara
digunakan dalam pengumpulan data secara langsung dengan proses tanya
jawab yang sesuai dengan topik yang akan dibahas. Metode ini dilakukan
untuk mendapatkan target konsumen yang sesuai dengan produk woenak
abon .
b. Observasi
Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu prose
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah pengamatan dan
ingatan.
3.3.2 Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan analisis data dengan menggunakan metode
Action research. Menurut Peter Reason dan Hilary Bradbury (2001) dalam Naufal
(2015), action research adalah proses partisipasi dan demokrasi dalam
mengembangkan pemahaman praktis untuk memenuhi tujuan penelitian, yang
didasarkan pada pengamatan lingkungan dan dipercaya untuk melaksanakan
pelaksanaan dan refleksi, teori dan praktik, dan keterkaitan lainnya seperti solusi
praktis terhadap masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini
terdapat empat tahap, yaitu pencarian pelanggan (Customer Discovery), Validasi
pelanggan (Customer Validation), penciptaan pelanggan (Customer Creation),
pedirian perusahaan (Company Building).
25

1.Customer
Discovery

4. Company 2. Customer
Building Validation

3. Customer
Creation

Gambar 3.1 Model Dasar Penelitian


Customer Discovery merupakan proses menemukan pelanggan yang
sesuai untuk produk dan mengetahui bahwa solusi yang ditawarkan dari masalah
merupakan hal penting bagi pelanggan. Langkah ini merupakan langkah dalam
menemukan masalah, produk dan hipotesis pelanggan (Steven G.Bllank dalam
Kertajaya (2006).
Customer Validation merupakan suatu proses pembuktian terhadap
pelanggan dan pasar yang bereaksi positif terhadap produk yang ditawarkan
(Kertajaya, 2006).
Customer Creation, yaitu proses dalam menciptakan pelanggan. Tujuan
dari proses Customer Creation adalah permintaan end-User dan mengarahkan
permintaan tersebut ke saluran penjualan perusahaan (Kertajaya, 2006).
Company Building merupakan proses transisi perusahaan dari bentuk tidak
resmi, tahap belajar, dan pengembangan pelanggan hingga menjadi perusahaan
resmi (Kertajaya, 2006).
Proses atau tahapan model bisnis digambarkan dari tahap awal rencana
model bisnis hingga mendapatkan rencana model bisnis tervalidasi yang
mengkhususkan pada dua unsur yaitu segmen pasar dan proporsi nilai. Tahapan
model bisnis dapat dilihat pada Gambar 3.2 :
26

Ekstraksi
Analisis
Hipotesis Analisis Uji Masalah
Market
model Industri
Size

Pembaruan Verifikasi
Uji Solusi
Model Bisnis model bisnis

Gambar 3.2 Model Metodelogi Penelitian


Berikut ini adalah penjabaran dari model metodologi penelitian yang
penulis lakukan :
a. Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Pada penelitian kualitatif, tidak diruuskan hipotesis tetapi justru
menemukan hipothesis (Sugiyono, 2013). Ekstraksi hipotesis model bisnis
merupakan deskripsi rancangan bisnis yang di peroleh dari asumsi - asumi yang
peneliti lakukan. Penentuan asumsi diperoleh berdasarkan pengamatan langsung,
observasi, interaksi sosial secara langsung, penyebaran kuesioner dan nilai-nilai
yang ditangkap oleh penulis. Proses tahapan hipothesis bertujuan untuk
membuktikan kesesuaian segmen pelanggan dengan produk yang ada. Tahapan
hipothesis ini juga membuktikan kebenaran solusi yang ditawarkan dengan
masalah yang ada pada segmen pelanggan.
Proses pembuktian hipotesis pada customer discovery berbeda dengan
tahapan pembuktian hipotesis dalam statistika. Perbedaan ini desebabkan jenis
data yang diperoleh dan diolah berbeda. Jika dalam statistik hipotesis dibuktikan
dengan adanya data empiris yang bersifat kuantitatif, dalam customer discovery
dibuktikan dengan melakukan uji hipotesis menggunakan jawaban-jawaban yang
diberikan responden. Hasil yang ingin dicapai tentu tidak hanya sekedar
menerima atau menolak hipotesis. Tujuan yang lebih mendalam adalah untuk
menggali informasi lebih dalam terkait kebenaran hipotesis yang dilakukan dan
mencari alternatif yang paling tepat jika terjadi kesalahan pada hipotesis yang
dilakukan.
27

Ekstraksi hipotesis model bisnis mengacu kepada sembilan blok bangunan


dalam model bisnis canvas yang terdiri dari:
1. Customer Segment atau Segmen Pelanggan, yaitu blok bangunan yang
menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang yang
ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Dengan Customer segments
perusahaan dapat mengelompokan konsumen berdasarkan pada kesamaan
kebutuhan, perilaku, atau atribut lain. Pengelompokan pelanggan bertujuan
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
2. Value Proposition atau Proporsi Nilai, merupakan blok bangunan yang
menggambarkan gbungan produk dan layanan yang menciptakan nilai
untuk segmen pasar yang spesifik. Proporsi nilai adalah alasan yang
menyebabkan pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Proporsi nilai merupakan gabungan manfaat-manfaat yang ditawarkan
perusahaan kepada pelanggan.
3. Chanels atau Saluran, yaitu blok bangunan yang menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen
pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proporsi nilai.
4. Customer Relationship atau hubungan pelanggan, merupakan blok
bangunan yang menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun
perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Customer
Relationship atau hubungan pelanggan yang diterapkan pada suatu
perusahaan sangat mempengaruhi pengalaman pelanggan secara
keseluruhan.
5. Revenue Stream atau Arus Pendapatan, yaitu blok bangunan yang
menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-
masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk
menghasilkan pendapatan).
6. Key Resources atau sumberdaya utama adalah blok bangunan yang
menggambarkan aset-aset terpenting yang di miliki perusahaan agar model
bisnis dapat berjalan.
28

7. Key Activities atau aktifitas kunci, merupakan blok bangunan yang


menggambarkan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh perusahaan
agar model bisnisnya dapat bekerja.
8. Key Partnership atau Kemitraan Utama, merupakan blok bangunan yang
menggambarkan jaringan pemasok atau supplier dan mitra, sehingga
model bisnis dapat bekerja.
9. Cost structure atau Struktur Biaya, yaitu blok bangunan yang
menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan model
bisnis. Biaya diperlukan untuk menyampaikan proporsi nilai kepada
pelanggan, mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dan
menghasilkan keuntungan. Biaya yang dikeluarkan harus efektif dan
efisienn agar diperoleh keuntungan yang besar.
b. Analisis Industri
Dalam melakukan analisis industri dgunakan metode analisis SWOT.
Analisis SWOT merupakan merupakan sebuah metode yang membandingkan
antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat membantu untuk
memformulasikan strategi (Bateman & Snell dalam Kertajaya (2006)).
c. Analisis Market Size
Menurut Naufal (2015), ukuran pasar dilakukan untuk mengukur sebesar apa
pasar yang ingin dijejaki. Besaran pasar berisi sejumlah konsumen atau
pengguna aktif dengan pertumbuhan yang jelas. Besaran pasar dapat dibagi
menjadi tiga tingkat, yaitu:
1. TAM (Total Available Market), yaitu seberapa banyak populasi
pengguna.
2. SAM (Served Available Market), yaitu berapa banyak yang dapat
kita jangkau dengan model bisnis yang dirancang.
3. TM (Target Market) siapa yang akan membeli produk kita.
d. Uji Masalah
Pengujian masalah dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis model
bisnis yang dirancang sesuai dengan masalah yang dihadapi konsumen. Menurut
Blank dan Dorf (2015) dalam tahap ini adalah melakukan survei langsung
terhadap minimal 50 calon konsumen potensial untuk menguji permasalahan
29

dalam model bisnis. Survei ini dilakukan pada 52 orang calon responden yang
dibagi berdasarkan usia yaitu usia < 25 tahun sebanyak 18 orang dan usia > 25
tahun sebanyak 34 orang (Aisyah, 2015).
e. Pembaharuan Model Bisnis
Pembaharuan model bisnis merupakan tahapan yang menggambarkan hasil
dari analisis dan validasi data berdasarkan uji masalah yang telah dilakukan.
Pembaharuan model bertujuan agar diperoleh model bisnis yang valid
berdasarkan analisis uji masalah yang telah dilakukan.
f. Uji Solusi
Setelah masalah konsumen ditemukan dan dipahami maka solusi untuk
masalah manisan tersebut dibuat dan dituliskandalammodel bisnis kanvas. Uji
solusi dilakukan untuk mengetahui apakah solusi yang dibuat dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen sehingga konsumen tertarik
untuk membeli produk ini (Blank & Dorf, 2015).
g. Verifikasi Model Bisnis
Verfikasi model bisnis dilakukan setelah tahap pengujian masalah dan
pengujian solusi selesai. Pada tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi hipotesis
model bisnis pertama sebagai hasil dari pengujian masalah (test the problem) dan
pengembangan profil produk serta memperbaiki sembilan elemen model bisnis
berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian solusi (test the solution). Model
bisnis ini menyesuaikan dengan kebutuhan apa yang diinginkan konsumen
(Aisyah, 2015).
30

3.3 Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis


Tabel 3.01 Bisnis Model Kanvas Woenak Abon
Business Idea: Woenak Abon
Key Partners Key Activities Value Customer Customer
 Petani  Pengolahan Propositions Relationships segment
pisang bahan baku  Terbuat dari  Komunitas  Pengusaha
 Agen  packaging bonggol  Promosi catering
pengiriman  Pemasaran pisang  Pelatihan  Wisatawan
 Reseller  Pemesanan  Varian rasa pengolahan  Traveler
 Drop  Pengiriman  Quote bonggol
shipper  Customer dakwah pisang
 Toko Pedia, service  Tanpa
Buka lapak, pengawet
Lazada Key Resources  Harga Channels
 Koki Human Resources  Green  Sentra petani
: Product pisang
 Koki  Iklan secara
 Marketer online
 Operational  Iklan secara
staff offline
Supplier :  Penggunaan
 Bonggol Web
pisang  Sosial Media
 Pameran dan
bazar
Cost Structure Revenue Streams
Fixed cost : Online sales
 Web Hosting  Penjualan melalui web dan media sosial
 Peralatan produksi Offline sales
 Sewa gedung  Penjualan Woenak Abon di toko
 Listrik + air
 Gaji Karyawan
Variable cost :
 Pembelian bahan baku
 Brandmaking
 Beban pengeluaran
 Ongkos kirim
 Biaya transportasi

3.4.1 Segmen Pelanggan (Customer Segmentations)


1. Pengusaha catering
Segmentasi pertama adalah para pengusaha catering. Dengan
varian rasa yang dimiliki dan kelezatan rasa serta harga yang murah tentu
produk Woenak Abon akan menjadi pilihan para pengusaha catering untuk
melengkapi varian makanan pelengkap pada produk catering yang
dimiliki.
31

2. Wisatawan
„Woenak Abon‟ diharapkan mampu menjadi icon sekaligus buah
tangan bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah sehingga
memberikan daya tarik tersendiri bagi daerah dan memberikan nilai jual
yang tinggi bagi produk Woenk Abon.
3. Traveler
Bagi para traveler tentu sangat memerlukan makanan yang mudah
dan praktis untuk memenani perjalannnya. Dengan adanya „Woenak
Abon‟ akan sangat membantu para traveler dalam perjalannya.
3.4.2 Proposisi Nilai (Value Proposition)
1. Terbuat dari bonggol pisang
Produk Woenak Abon merupakan produk abon yang terbuat dari bonggol
pisang. Produk Woenak Abon merupakan produk yang sangat mainstream.
Dengan bahan dasar bonggol pisang yang sangat bergizi.
2. Varian rasa
Produk Woenak Abon memiliki varian rasa yang beragam. Adanya varian
rasa bertujuan agar konsumen tidak merasa bosan dan memberikan kepuasaan
rasa kepada konsumen. Varian rasa yang akan diberikan pada Woenak Abon
yaitu rasa pedas yang memiliki level sehingga akan menambah sensasi rasa
pedas saat mengkonsumsinya.
3. Quote Dakwah
Produk Woenak Abon tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan
semata. Penulis bermaksud menjadi produk Woenak Abon sebagai sarana
dakwah dengan menghadirkan konsep dakwah pada kemasan Woenak Abon .
Penambahan quote dakwah pada kemasan diharapkan memberikan nilai
positif bagi masyarakat agar slalau berada dalam kebajikan.
4. Tanpa Bahan Pengawet
Produk Woenak Abon merupakan produk abon yang dihasilkan dari
bonggol pisang. Dalam penyimpanannya Woenak Abon tidak menggunakan
bahan pengawet apapun. Hal ini dimaksudkan agar mengurangi biaya dan
bahaya bagi tubuh.
32

5. Harga
Produk Woenak Abon merupakan produk makanan bergizi dengan
harga yang sangat terjangkau. Produk Woenak Abon diharapkan mampu
menjawab pangsa pasar masyarakat menengah kebawah.
6. Green Product
Kasali (2005) dalam Mantho (2015) memberikan definisi dari produk
hijau (green product) sebagai ilustrasi dari barang atau produk yang
dihasilkan oleh produsen yang terkait dengan rasa aman dan tidak
menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia serta tidak berpotensi merusak
lingkungan hidup.
3.4.3 Saluran (Chanels)
1. Sentra Petani Pisang
Penjualan produk Woenak Abon menggunakan konsep daerah sentra
penghasil Woenak Abon. Konsep daerah sentra penghasil Woenak Abon
bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Konsep kerja sama daerah
sentra penghasil Woenak Abon akan membawa dampak positif baik pada
daerah maupun bada brand image produk Woenak Abon .
2. Online Advertising
Penjualan produk Woenak Abon juga merambah dunia online. Penjualan
menggunakan online iklan dilakukan dengan media iklan online resmi seperti
toko pedia, buka lapak, dan lazada.
3. Offline Advertising
Penjualan melalui offline advertising dilakukan melalui penyebaran
brosur, pamflet dan poster. Kemudian menggunakan kekuatan dari world of
mouth untuk mendistribusikan dan mengenalkan produk Woenak Abon ke
pada masayarakat.
4. Official website
Official website digunakan untuk menambah daya jual dari produk
Woenak Abon di media online. Dengan adanya official website diharapkan
semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pemesanan dan
mengetahui lebih dalam tentang produk Woenak Abon.
33

5. Social Media
Adanya sosial media untuk membantu daya jual produk Woenak Abon
dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Termasuk didalamnya
mempermudah konsumen melakukan pemesanan. Diantara media yang
digunakan yaitu BBM, Whatshap, Line dan Instagram. Tujuan lainnya yaitu
untuk menyatukan dan memberikan pengarahan online bagi para reseller dan
dropshiper.
6. Pameran dan Bazar
Kegiatan pameran dan bazar tak luput dari sasaran penjualan produk
Woenak Abon. Ini dimaksudkan agar masyarakat cepat mengenal produk
Woenak Abon dan memberikan brand awarenes dibenak masyarakat.
3.4.4 Customer Relationship
1. Komunitas
Menjaga hubungan antara produsen dan konsumen merupakan satu hal
yang sangat penting guna mempertahankan loyalitas konsumen jangka
panjang. Pada produk Woenak Abon dilakukan pengadaan komunitas untuk
mempermudah hubungan dan interaksi kepada konsumen.
2. Promosi
Promosi dilakukan agar konsumen lebih loyal kepada produk abon bonggl
pisang. Promosi yang dilakukan adalah pemberian diskon atau potongan harga
di hari senin dan kamis serta memberikan promo hadiah di akhir bulan dengan
menukarkan 50 logo produk Woenak Abon ke outlet resmi Woenak Abon .
3. Pelatihan pengolahan bonggol pisang
Pelatihan pengolahan Woenak Abon dilakukan agar memberikan nilai atau
citra positif pada brand produk Woenak Abon. Dengan adanya pelatihan
pengolahan Woenak Abon, masyarakat akan semakin mengenal produk
Woenak Abon serta memberikan nilai tambah dimata masyarakat terhadap
produk Woenak Abon.
3.4.5 Aliran Laba (Revenue Streams)
Aliran Laba pada produk Woenak Abon diperoleh dari penjualan online
dan offline. Penjualan online dilakukan dengan cara penjualan melalui web
dan penggunaan media sosial. Penjualan secara offline dilakukan dengan cara
34

menjual abon secara langsung atau direct selling serta memberikan pelatihan
pembuatan abon.

3.4.6 Sumber Daya Utama (Key Resources)


1. Human Resources :
a. Koki
Keberadaan koki merupakan sau hal yang sangat penting dalam
dunia masak memasak. Kemampuan seorang koki dalam mengolah dan
menyajikan makanan akan sangat menentukan rasa dan kepuasaan
konsumen terhadap masakan. Pada produk Woenak Abon
memperkerjakan satu orang kaki sebagai juru utama dalam pengolahan
barang setengah jadi hasil pengolahan masyarakat agar menjadi
Woenak Abon yang lezat dan sesuai dengan lidah konsumen.
b. Marketer
Marketer memegang peranan sangat penting pada pemasaran
produk Woenak Abon. Pemasaran produk merupakan unsur utama yang
sangat krusial. Jika marketer berhasil melakukan pemasaran dengan
hasil yang memuaskan maka secara otomatis produk Woenak Abon
akan melejit dan bahkan menguasai pasar begitupun sebaliknya.
c. Operational staff
Operational staff bertugas untuk melakukan kegiatan
operasional dalam proses produksi Woenak Abon. Kegiatan operasi ini
dimulai dari pembersihan bonggol pisang hingga pengolahan bonggol
pisang menjadi makan pendamping yaitu Woenak Abon. Semua
kegiatan operasional dalam pembuatan Woenak Abon akan ditangani
dan dilakukan oleh staf operasional. Staf operasional juga berperan
dalam proses pergudangan dan pengiriman barang.
2. Supplies :
Bonggol pisang
Bonggol pisang merupakan bahan baku utama pembuatan
produk Woenak Abon. Ketersediaan bonggol pisang sebagai bahan
baku utama merupakan hal yang sangat penting. Dalam menjaga
35

ketersediaan bonggol pisang, perusahaan bekerjasama dengan petani


pisang untuk memenuhi bonggol pisang sebagai bahan mentah.

3.4.7 Aktifitas Utama (Key Activities)


1. Pengolahan bahan baku
Pengolahan bahan baku sebagai aktifitas utama dilakukan mulai
dari pengambilan bonggol pisang sebagai bahan mentah dari para petani
pisang, kemudian pembersihan bonggol pisang dari benda asing dan diolah
menjadi Woenak Abon. Pengolahan bahan baku dilakukan bersama binaan
masyarakat yang diberdayakan.
2. Packaging
Salah satu hal yang sangat penting dalam pemasaran adalah
packaging atau kemasan. Packaging yang menarik tentu akan memberikan
daya tarik kepada konsumen. Produk Woenak Abon dikemas dalam
kemasan standingpouch, dan kemasan biasa. Pada setiap kemasan
ditambahkan quote dakwah sebagai nilai dakwah dan kepedulian sosial.
3. Pemesanan
Pemesanan dilakukan dengan menggunakan media online dan
offline. Kegiatan pemesanan secara online dapat dilakukan melalui website
Woenak Abon, melalui media sosial seperti facebook, BBM, line,
whatshap, dan instagram. Pemesanan secar offline dilakukan dengan cara
langsung datang ketoko atau langsung bertemu dengan reseller.
4. Pengiriman
Kegiatan pengiriman merupakan instrumen yang sangat penting
dalam menjaga hubungan dengan konsumen. Ketepatan waktu dan
keakuratan dalam pengiriman barang merupakan hal yang sangat
diperhitungkan oleh konsumen. Produk Woenak Abon menggunakan jasa
pengiriman barang resmi yang telah ada, diantaranya JNE dan TIKI.
5. Customer Service
Layanan terhadap konsumen yang baik akan memberikan dampak
positif kepada konsumen baik secara sadar mapun bawah alam sadar dari
konsumen. Konsumen tidak hanya memperhatikan produk yang didapat
36

namun juga mengharapkan pelayanan terbaik dari perusahaan. Produk


Woenak Abon kami memberikan layanan hotline number pada media
sosial, web dan media cetak yang digunakan, sehingga memberikan
kemudahan kepada konsumen untuk memberikan saran, kritik dan
keluhan.
3.4.8 Mitra Kerja (Key Partner)
1. Petani Pisang
Petani pisang memiliki kedudukan yang sangat penting kaitannya dengan
produk Woenak Abon . Petani pisang merupakan mitra kerja sebagai suplier
utama pemasok bonggol pisang. Woenak Abon bekerjasama dengan para
petani pisang di sekitar bogor dan juga masyarakat sekitar yang memiliki
limbah bonggol pisang.
2. Shipping Agency
Dalam proses pengiriman produk Woenak Abon digunakan jasa
pengiriman resmi yang sudah ada di Indonesia. Diantara jasa pengiriman
resmi yang digunakan yaitu JNE, TIKI, dan POS. Dengan adanya kerjasama
antara pihak perusahaan dengan pihak jasa pengiriman maka mempermudah
konsumen untuk melakukan pengecekan barang melalui resi dan menambah
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
3. Reseller
Keberadaan reseller merupakan satu kebutuhan yang tidak bisa dipungkiri
keberadaannya. Dengan adanya reseller akan membantu daya jual dan
pemasaran produk Woenak Abon keberbagai daerah. Perusahaan Woenak
Abon melakukan perekrutan melalui media online dan offline sehingga
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Reseller akan mendapatkan
harga khusus penjualan dan potongan harga. Bagi masyarakat yang berminat
untuk menjadi reseller dikenakn minimal pembelian terlebih dahulu yaitu
sejumlah dua puluh bungkus dengan harga normal di awal dan pembelian
berikutnya mendpatkan harga spesial. Pengontrolan dan manajerial reseller
dilakukan melalui pembuatan grup-grup di media sosial baik facebook, line
whatshap, instagram, dan BBM.
37

4. Dropshipper
Dropshiper tak jauh berbeda dengan reseller, keberadaannya bertujuan
untuk menambah daya jual dan pemasaran produk Woenak Abon. Dengan
adanya dropshiper diharapkan keutungan dapat ditingkatkan. Sistem
perekruttan tidak jauh berbeda dengan sistem perekrutan reseller.
5. Situs Online Resmi (Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada)
Peruasaan menjalin kerjasama dengan penyedia situs online resmi untuk
meningkatkan pemasaran. Dengan adanya kerjasama antara penyedia situs
online produk Woenak Abon akan semakin mudah didapatkan dan semakin
cepat dikenal masyarakat secara luas.
6. Koki
Perusahaan Woenak Abon memperkerjakan satu orang koki sebagai juru
masak kunci pengolahan bonggol pisang menjadi abon. Keberadaan koki
merupakan hal yang sangat penting karena kelezatan rasa dan kesesuian rasa
yang dinginkan oleh konsumen terletak dari hasil masakan koki.
3.4.9 Struktur Biaya (Cost Structure)
Struktur biaya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis. Produk „Woenak Abon‟ memiliki struktur
biaya yang terdiri atas fix cost berupa Web Hosting dan variabel cost
pembelian bahan baku dan brand making.
Tabel 3.2 Biaya Tetap (Fix Cost)
Harga Satuan
Komponen Jumlah Harga/bulan
/minggu Harga/tahun
Biaya angkut
240 Kg Rp 75.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000
Bonggol pisang
Kompor 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 3.000.000
Tabung Gas 1 unit Rp 65.000 Rp 260 .000 Rp 3.120.000
Peralatan masak 1 set - Rp 200.000 Rp 2.400.000
Timbangan 1 unit - Rp 100.000 Rp 1.200.000
Mesin Press
1 unit - Rp 100.000 Rp 1.200.000
Plastik
Ember Besar 2 unit Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 360.000
Listrik + Air - - Rp 150.000 Rp 1.800.000
Sewa Tempat 1 unit - Rp 350.000 Rp 4.200.000
Web Hosting - Rp 450.000
Pulsa Internet 16 GB - Rp 120.000 Rp 1.440.000
Gaji Karyawan 2 orang - Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Total Rp 2.897.500 Rp 34.770.000
38

Tabel 3.3 Variable Cost


Harga
Komponen Jumlah Harga/bulan Harga/tahun
Satuan
Cabai 24 Kg Rp 100.000 Rp 2.400.000 Rp 14.400.000
Minyak Goreng 16 Liter Rp 13.000 Rp 208.000 Rp 1.284.000
Serai 12 Kg Rp 35.000 Rp 420.000 Rp 420.000
Bawang putih 20 Kg Rp 20.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
Laos 4 Kg Rp 9.000 Rp 18.000 Rp 216.000
Garam 4 Kg Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 120.000
Gula 4 Kg Rp 13.000 Rp 26.000 Rp 312.000
Plastik + sablon 1440 Pcs Rp 1.000 Rp 1.440.000 Rp 8.640.000
Ongkos Kirim 72 Kg Rp 14.000 Rp 1.080.000 Rp 4.320.000
Biaya
72 Kg Rp 14.000 Rp 1.080.000 Rp 12.960.000
Transportasi
Total Rp 6.882.000 Rp 45.180.000

Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP):


1. Total Cost = Total Fixed Cost + Total Variable Cost
= Rp 2.897.000 + Rp 6.882.000
= Rp 9.779.500 (perbulan)
2. HPP = Total Cost Jumlah Produksi
= Rp 9.779.500 1440
= Rp 6.791,3
3. Selisih Harga Jual = Harga Jual – HPP
= Rp 15.000 – Rp 6.791,3
= Rp 8.208,7
Berdasarkan hasil perhitungan fixed cost dan variable cost di atas, dapat
disimpulkan bahwa keuntungan yang akan didapatkan dari setiap penjualan
produk berukuran 100 gram adalah Rp 8.208,7 atau 120,9% dari HPP.
Revenue Streams
Harga yang direncanakan untuk acuan sumber pendapatan pada kemasan 100
gram adalah Rp 15.000. Sedangkan proyeksi pendapatan selama satu bulan
pertama adalah: 1.440 x Rp 15.000 = Rp 21.600.000
Jika pada bulan pertama diasumsikan terjual 1.440 produk kemasan 100 gram,
maka dapat disimpulkan bahwa:
39

1. Laba kotor (Bruto)


Bruto = harga jual x jumlah produk yang terjual
= Rp 15.000 x 1.440
= Rp 21.600.000
2. Laba bersih (Netto)
Netto = selisih harga jual x jumlah produk yang terjual
= Rp 8.208,7 x 1.440
= Rp 11.820.528
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian


Penelitian Business Model Canvas dengan judul “Rencana Bisnis Woenak
Abon” yang telah penulis lakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan April
menghasilkan data dari responden yang berjumlah 30 orang responden
berdasarkan kategori sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jumlah dan Kategori Responden
No Kategori Jumlah Responden
1 Pengusaha catering 10
2 Wisatawan 10
3 Traveler 10
Total 30

Penelitian dilakukan sesuai dengan metodologi penelitian yang direncanakan


pada Bab III, dengan pengumpulan data melalui teknik wawancara dan observasi.
Maka dihasilkan data responden yang akan menjadi bahan untuk menghasilkan
simpulan penelitian.
4.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan
Berawal dari tugas kampus guna memenuhi tugas UAS (Ujian Akhir
Semester) munculah ide untuk membuat Woenak Abon. Perusahaan Woenak
Abon merupakan perusahaan start up bisnis. Perusahaan Woenak Abon ini
muncul ketika melihat potensi daerah Cianjur yang terdapat banyak pohon pisang
dan banyaknya bonggol pisang yang tidak dimanfaatkan secara baik. Mayoritas
masyarakat hanya memanfaatkan bonggol pisang sebagai pakan ternak saja atau
dibuang. Berdasarkan hal ini penulis merasa memiliki rasa tanggung jawab untuk
memberikan hal yang bermanfaat bagi masyarakat, sehingga terciptalah Woenak
Abon. Untuk merealisasikan ide ini penulis mengadopsi penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.
Adanya perusahaan Woenak Abon ini diharapkan mampu menambah
nilai kegunaan dari bonggol pisang sendiri dan mampu meningkatkan pendapatan
masryarakat. Harapan terbesar adalah mampu memberikan dan membuka
lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi masyarakat. Keberadaan Woenak

40
41

Abon diharapkan mampu untuk memberikan makanan sehat dan bergizi dengan
harga yang terjangkau.
4.2.1 Brand Woenak Abon

Gambar 4. Brand Woenak Abon

Brand dan merk pada Woenak Abon terdiri dari:


1. Kata “Woenak Abon” merupakan identitas produk.
2. Tulisan berwarna “kuning” melambangkan ketenangan.
3. Warana “hijau gelap” disekitar tulisan melambangkan nuansa alam dan
tradisional.
4. Warna “merah” disekitar tulisan melambangkan keberanian dan
petualanagan.
5. Gabungan antara tulisan dan warna ini melambangkan bahwa logo
“Woenak Abon” bersifat global. Artinya produk Woenak Abon
merupakan produk yang mewakili keberanian cita rasa makanan
tradisional yang ditampilkan dengan nuansa alam yang penuh dengan
petualangan.
4.2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi sebuah perusahaan abon yang mendunia dan mampu bersaing
dikancah nasional maupun internasional pada tahun 2025.
Misi
a. Menciptakan makanan murah dengan kualitas dan mutu terbaik
b. Menciptakan makanan sehat dan bergizi
42

c. Memberdayakan masyarakat dengan produk Woenak Abon


d. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
4.2.3 Penyajian dan Kemasan Produk
Woenak Abon disajikan dalam bentuk kemasan dan packaging yang
menarik. Pada produk Woenak Abon akan digunakan kemaasan botol plastik dan
kemasan standing pouch. Hal ini dimaksudkan agar memberikan tampilan lebih
dinamis dan memberikan banyak pilihan bagi konsumen. Adanya produk dalam
berbagai kemasan diharapkan mampu menarik minat konsumen lebih banyak.
4.3 Ekstraksi Hipotesis Model Bisnis
Tabel 4.2 Kanvas Bisnis Model Woenak Abon
Business Idea: Woenak Abon
Key Partners Key Activities Value Customer Customer
 Petani pisang  Pengolahan Propositions Relationships segment
 Agen bahan baku  Terbuat dari  Komunitas  Pengusaha
pengiriman  packaging bonggol  Promosi catering
 Reseller  Pemasaran pisang  Pelatihan  Wisatawan
 Drop shipper  Pemesanan  Varian rasa pengolahan  Traveler
 Toko Pedia,  Pengiriman  Quote dakwah bonggol
Buka lapak,  Customer  Tanpa pisang
Lazada service pengawet
 Koki  Harga
Key Resources  Green Channels
Human Resources : Product  Sentra petani
 Koki pisang
 Marketer  Iklan secara
 Operational online
staff  Iklan secara
Supplier : offline
 Bonggol pisang  Penggunaan
Web
 Sosial Media
 Pameran dan
bazar
Cost Structure Revenue Streams
Fixed cost : Online sales
 Web Hosting  Penjualan melalui web dan media sosial
 Peralatan produksi Offline sales
 Sewa gedung  Penjualan Woenak Abon di toko
 Listrik + air
 Gaji Karyawan
Variable cost :
 Pembelian bahan baku
 Brandmaking
 Beban pengeluaran
 Ongkos kirim
 Biaya transportasi
4.4 Deskripsi Hipotesis
43

4.4.1 Segmen Pelanggan (Customer Segmentations)


a. Pengusaha catering
Segmentasi pertama adalah para pengusaha catering. Adanya
varian rasa yang dimiliki dan kelezatan rasa serta harga yang murah tentu
produk Woenak Abon akan menjadi pilihan para pengusaha catering
untuk melengkapi varian makanan pelengkap pada produk catering yang
dimiliki.
b. Wisatawan
Woenak Abon diharapkan mampu menjadi icon sekaligus buah tangan
bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah sehingga memberikan
daya tarik tersendiri bagi daerah dan memberikan nilai jual yang tinggi
bagi produk Woenak Abon.
c. Traveler
Bagi para traveler tentu sangat memerlukan makanan yang mudah
dan praktis untuk memenani perjalannnya. Adanya „Woeank Aboen‟
akan sangat membantu para traveler dalam perjalannya.

4.4.2 Proposisi Nilai (Value Proposition)


a. Terbuat dari bonggol pisang
Produk Woenak Abon merupakan produk abon yang terbuat dari
bonggol pisang. Maka dari itu produk ini sangat anti-mainstream dan
sangat bergizi.
b. Varian rasa
Produk Woenak Abon memiliki varian rasa yang beragam. Adanya
varian rasa bertujuan agar konsumen tidak merasa bosan dan memberikan
kepuasaan rasa kepada konsumen. Varian rasa yang akan diberikan pada
Woenak Abon yaitu rasa pedas yang memiliki level sehingga akan
menambah sensasi rasa pedas saat mengkonsumsinya.
c. Quote Dakwah
Produk Woenak Abon tidak semata-mata berorientasi pada
keuntungan semata. Penulis bermaksud menjadi produk Woenak Abon
sebagai sarana dakwah dengan menghadirkan konsep dakwah pada
kemasan Woenak Abon. Penambahan quote dakwah pada kemasan
44

diharapkan memberikan nilai positif bagi masyarakat agar selalu berada


dalam kebajikan.
d. Tanpa Bahan Pengawet
Proses pembuatan produk abon Woenak Abon tidak menggunakan
bahan pengawet apapun. Hal ini dimaksudkan agar mengurangi biaya dan
bahaya bagi tubuh.
e. Harga
Produk Woenak Abon merupakan produk makanan bergizi dengan
harga yang sangat terjangkau. Produk Woenak Abon diharapkan mampu
menjawab pangsa pasar masyarakat menengah kebawah.
f. Green Product
Kasali (2005) dalam Mantho (2015) memberikan definisi dari
produk hijau (green product) sebagai ilustrasi dari barang atau produk
yang dihasilkan oleh produsen yang terkait dengan rasa aman dan tidak
menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia serta tidak berpotensi
merusak lingkungan hidup.

4.4.3 Saluran (Chanels)


a. Sentra Petani Pisang
Penjualan produk Woenak Abon menggunakan konsep daerah
sentra penghasil Woenak Abon. Konsep daerah sentra penghasil Woenak
Abon bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Konsep kerja
sama daerah sentra penghasil Woenak Abon akan membawa dampak
positif baik pada daerah maupun bada brand image produk Woenak Abon.
b. Online Advertising
Penjualan produk Woenak Abon juga merambah dunia online.
Penjualan menggunakan online iklan dilakukan dengan media iklan online
resmi seperti toko pedia, buka lapak, dan lazada.
c. Offline Advertising
Penjualan melalui offline advertising dilakukan melalui penyebaran
brosur, pamflet dan poster. Kemudian menggunakan kekuatan dari world
of mouth untuk mendistribusikan dan mengenalkan produk Woenak Abon
kepada masayarakat.
45

d. Official website
Official website digunakan untuk menambah daya jual dari produk
Woenak Abon di media online. Adanya official website diharapkan
semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pemesanan dan
mengetahui lebih dalam tentang produk Woenak Abon.
e. Social Media
Adanya media sosial untuk membantu daya jual produk Woenak
Abon dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Termasuk
didalamnya mempermudah konsumen melakukan pemesanan. Diantara
media yang digunakan yaitu BBM, Whatshap, Line dan Instagram. Tujuan
lainnya yaitu untuk menyatukan dan memberikan pengarahan online bagi
para reseller dan dropshiper.
g. Pameran dan Bazar
Kegiatan pameran dan bazar tak luput dari sasaran penjualan
produk Woenak Abon. Ini dimaksudkan agar masyarakat cepat mengenal
produk Woenak Abon dan memberikan brand awarenes dibenak
masyarakat.
4.4.4 Customer Relationship
a. Komunitas
Menjaga hubungan antara produsen dan konsumen merupakan satu
hal yang sangat penting guna mempertahankan loyalitas konsumen jangka
panjang. Pada produk Woenak Abon dilakukan pengadaan komunitas
untuk mempermudah hubungan dan interaksi kepada konsumen.
b. Promosi
Promosi dilakukan agar konsumen lebih loyal kepada produk abon
bonggl pisang. Promosi yang dilakukan adalah pemnerian diskon atau
potongan harga di hari senin dan kamis serta memberikan promo hadiah di
akhir bulan dengan menukarkan 50 logo produk Woenak Abon ke outlet
resmi Woenak Abon.

c. Pelatihan pengolahan bonggol pisang


46

Pelatihan pengolahan Woenak Abon dilakukan agar memberikan


nilai atau citra positif pada brand produk Woenak Abon . Dengan adanya
pelatihan pengolahan Woenak Abon, masyarakat akan semakin mengenal
produk Woenak Abon serta memberikan nilai tambah dimata masyarakat
terhadap produk Woenak Abon .

4.4.5 Aliran Laba (Revenue Streams)


Aliran Laba pada produk Woenak Abon diperoleh dari penjualan online
dan offline. Penjualan online dilakukan dengan cara penjualan melalui web dan
penggunaan media sosial. Penjualan secara offline dilakukan dengan cara menjual
abon secara langsung atau direct selling.

4.4.5 Sumber Daya Utama (Key Resources)


a. Human Resources :
1. Koki
Keberadaan koki merupakan sau hal yang sangat penting dalam
dunia masak memasak. Kemampuan seorang koki dalam mengolah
dan menyajikan makanan akan sangat menentukan rasa dan kepuasaan
konsumen terhadap masakan. Pada produk Woenak Abon
memperkerjakan satu orang kaki sebagai juru utama dalam pengolahan
barang setengah jadi hasil pengolahan masyarakat agar menjadi
Woenak Abon yang lezat dan sesuai dengan lidah konsumen.
2. Marketer
Marketer memegang peranan sangat penting pada pemasaran
produk Woenak Abon. Pemasaran produk merupakan unsur utama
yang sangat krusial. Jika marketer berhasil melakukan pemasaran
dengan hasil yang memuaskan maka secara otomatis produk Woenak
Abon akan melejit dan bahkan menguasai pasar begitupun sebaliknya.
3. Operational staff
Operational staff bertugas untuk melakukan kegiatan operasional
dalam proses produksi Woenak Abon . Kegiatan operasi ini dimulai
dari pembersihan bonggol pisang hingga pengolahan bonggol pisang
menjadi makan pendamping yaitu Woenak Abon. Semua kegiatan
47

operasional dalam pembuatan Woenak Abon akan ditangani dan


dilakukan oleh staf operasional. Staf operasional juga berperan dalam
proses pergudangan dan pengiriman barang.
b. Supplier : Bonggol pisang
Bonggol pisang merupakan bahan baku utama pembuatan produk
Woenak Abon.Ketersediaan bonggol pisang sebagai bahan baku utama
merupakan hal yang sangat penting. Untuk menjaga ketersediaan bonggol
pisang, perusahaan bekerjasama dengan petani pisang untuk memenuhi
bonggol pisang sebagai bahan mentah.

4.4.6 Aktifitas Utama (Key Activities)


a. Pengolahan bahan baku
Pengolahan bahan baku sebagai aktifitas utama dilakukan mulai dari
pengambilan bonggol pisang sebagai bahan mentah dari para petani
pisang, kemudian pembersihan bonggol pisang dari benda asing dan diolah
menjadi Woenak Abon. Pengolahan bahan baku dilakukan bersama binaan
masyarakat yang diberdayakan.
b. Packaging
Salah satu hal yang sangat penting dalam pemasaran adalah packaging
atau kemasan. Packaging yang menarik tentu akan memberikan daya tarik
kepada konsumen. Produk Woenak Abon dikemas dalam kemasan
standingpouch, dan kemasan biasa. Pada setiap kemasan ditambahkan
quote dakwah sebagai nilai dakwah dan kepedulian sosial.
c. Pemesanan
Pemesanan dilakukan dengan menggunakan media online dan offline.
Kegiatan pemesanan secara online dapat dilakukan melalui website.
Woenak Abon, melalui media sosial seperti facebook, BBM, line,
whatshap, dan instagram. Pemesanan secar offline dilakukan dengan cara
langsung datang ketoko atau langsung bertemu dengan reseller.
d. Pengiriman
Kegiatan pengiriman merupakan instrumen yang sangat penting dalam
menjaga hubungan dengan konsumen. Ketepatan waktu dan keakuratan
dalam pengiriman barang merupakan hal yang sangat diperhitungkan oleh
48

konsumen. Produk Woenak Abon menggunakan jasa pengiriman barang


resmi yang telah ada, diantaranya JNE dan TIKI.
e. Customer Service
Layanan terhadap konsumen yang baik akan memberikan dampak
positif kepada konsumen baik secara sadar mapun bawah alam sadar dari
konsumen. Konsumen tidak hanya memperhatikan produk yang didapat
namun juga mengharapkan pelayanan terbaik dari perusahaan. Produk
Woenak Abon kami memberikan layanan hotline number pada media
sosial, web dan media cetak yang digunakan, sehingga memberikan
kemudahan kepada konsumen untuk memberikan saran, kritik dan
keluhan.

4.4.7 Mitra Kerja (Key Partner)


a. Petani Pisang
Petani pisang memiliki kedudukan yang sangat penting kaitannya
dengan produk Woenak Abon. Petani pisang merupakan mitra kerja
sebagai supplier utama pemasok bonggol pisang. Woenak Abon bekerja
sama dengan para petani pisang di sekitar Bogor dan juga masyarakat
sekitar yang memiliki limbah bonggol pisang.
b. Shipping Agency
Pada proses pengiriman produk Woenak Abon digunakan jasa
pengiriman resmi yang sudah ada di Indonesia. Jasa pengiriman resmi
yang digunakan yaitu JNE, TIKI, dan POS. Adanya kerjasama antara
pihak perusahaan dengan pihak jasa pengiriman maka mempermudah
konsumen untuk melakukan pengecekan barang melalui resi dan
menambah kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
c. Reseller
Keberadaan reseller merupakan satu kebutuhan yang tidak bisa
dipungkiri keberadaannya. Adanya reseller akan membantu daya jual dan
pemasaran produk Woenak Abon ke berbagai daerah. Perusahaan Woenak
Abon melakukan perekrutan melalui media online dan offline sehingga
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Reseller akan
mendapatkan harga khusus penjualan dan potongan harga. Bagi
49

masyarakat yang berminat untuk menjadi reseller dikenakan minimal


pembelian terlebih dahulu yaitu sejumlah dua puluh bungkus dengan harga
normal pada awal dan pembelian berikutnya mendpatkan harga spesial.
Pengontrolan dan manajerial reseller dilakukan melalui pembuatan grup-
grup di media sosial baik facebook, line whatshap, instagram, dan BBM.
d. Dropshipper
Dropshiper tak jauh berbeda dengan reseller, keberadaannya
bertujuan untuk menambah daya jual dan pemasaran produk Woenak
Abon. Dengan adanya dropshiper diharapkan keutungan dapat
ditingkatkan. Sistem perekruttan tidak jauh berbeda dengan sistem
perekrutan reseller.
e. Situs Online Resmi (Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada)
Peruasaan menjalin kerjasama dengan penyedia situs online resmi
untuk meningkatkan pemasaran. Adanya kerjasama antara penyedia situs
online produk Woenak Abon akan semakin mudah didapatkan dan
semakin cepat dikenal masyarakat secara luas.
f. Koki
Perusahaan Woenak Abon memperkerjakan satu orang koki
sebagai juru masak kunci pengolahan bonggol pisang menjadi abon.
Keberadaan koki merupakan hal yang sangat penting karena kelezatan rasa
dan kesesuian rasa yang dinginkan oleh konsumen terletak dari hasil
masakan koki.

4.4.8 Struktur Biaya (Cost Structure)


Struktur biaya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis. Produk „Woenak Abon‟ memiliki struktur biaya
yang terdiri atas fix cost berupa Web Hosting dan variabel cost pembelian bahan
baku dan brand making.
50

Tabel 4.4 Biaya Tetap (Fix Cost)


Harga Satuan
Komponen Jumlah Harga/bulan
/minggu Harga/tahun
Biaya angkut
240 Kg Rp 75.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000
Bonggol pisang
Kompor 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 3.000.000
Tabung Gas 1 unit Rp 65.000 Rp 260 .000 Rp 3.120.000
Peralatan masak 1 set - Rp 200.000 Rp 2.400.000
Timbangan 1 unit - Rp 100.000 Rp 1.200.000
Mesin Press
1 unit - Rp 100.000 Rp 1.200.000
Plastik
Ember Besar 2 unit Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 360.000
Listrik + Air - - Rp 150.000 Rp 1.800.000
Sewa Tempat 1 unit - Rp 350.000 Rp 4.200.000
Web Hosting - Rp 450.000
Pulsa Internet 16 GB - Rp 120.000 Rp 1.440.000
Gaji Karyawan 2 orang - Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Total Rp 2.897.500 Rp 34.770.000

Tabel 4.5 Variable Cost


Harga
Komponen Jumlah Harga/bulan Harga/tahun
Satuan
Cabai 24 Kg Rp 100.000 Rp 2.400.000 Rp 14.400.000
Minyak Goreng 16 Liter Rp 13.000 Rp 208.000 Rp 1.284.000
Serai 12 Kg Rp 35.000 Rp 420.000 Rp 420.000
Bawang putih 20 Kg Rp 20.000 Rp 200.000 Rp 2.400.000
Laos 4 Kg Rp 9.000 Rp 18.000 Rp 216.000
Garam 4 Kg Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 120.000
Gula 4 Kg Rp 13.000 Rp 26.000 Rp 312.000
Plastik + sablon 1440 Pcs Rp 1.000 Rp 1.440.000 Rp 8.640.000
Ongkos Kirim 72 Kg Rp 14.000 Rp 1.080.000 Rp 4.320.000
Biaya
72 Kg Rp 14.000 Rp 1.080.000 Rp 12.960.000
Transportasi
Total Rp 6.882.000 Rp 45.180.000
Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP):
4. Total Cost = Total Fixed Cost + Total Variable Cost
= Rp 2.897.000 + Rp 6.882.000
= Rp 9.779.500 (perbulan)
5. HPP = Total Cost Jumlah Produksi
= Rp 9.779.500 1440
= Rp 6.791,3
51

6. Selisih Harga Jual = Harga Jual – HPP


= Rp 15.000 – Rp 6.791,3
= Rp 8.208,7
Berdasarkan hasil perhitungan fixed cost dan variable cost di atas, dapat
disimpulkan bahwa keuntungan yang akan didapatkan dari setiap penjualan
produk berukuran 100 gram adalah Rp 8.208,7 atau 120,9% dari HPP.
Revenue Streams
Harga yang direncanakan untuk acuan sumber pendapatan pada kemasan 100
gram adalah Rp 15.000. Sedangkan proyeksi pendapatan selama satu bulan
pertama adalah: 1.440 x Rp 15.000 = Rp 21.600.000
Jika pada bulan pertama diasumsikan terjual 1.440 produk kemasan 100 gram,
maka dapat disimpulkan bahwa:
3. Laba kotor (Bruto)
Bruto = harga jual x jumlah produk yang terjual
= Rp 15.000 x 1.440
= Rp 21.600.000
4. Laba bersih (Netto)
Netto = selisih harga jual x jumlah produk yang terjual
= Rp 8.208,7 x 1.440
= Rp 11.820.528
4.5 Analisis Industri
4.5.1 Persaingan industri analisis SWOT pesaing
Analisa industri pada penelitian digunakan analisa SWOT sebagai acuan
utama. Analisis SWOT merupakan sebuah metode yang membandingkan antara
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat membantu untuk
memformulasikan strategi (Bateman & Snell, 2009). Pada analisa industri di
ambil tiga pesaing sebagai pembanding sekaligus untuk mengetahui sejauh mana
bisnis Woenak Abon dapat bertahan dan bersaing di pasaran. Pada analisa industri
Woenak Abon ini diambil tiga pesaing diantaranya abon sapi Diamond, Abon
Ayam Karawati, dan Abon Ikan Bandeng.
52

4.5.2 Abon Sapi Diamond


Perusahaan abon ”diamond” didirikan oleh bapak Paryoko pada tahun
1975. Didirikan untuk meneruskan usaha pembuatan abon yang telah dirintis oleh
orang tua dari bapak Paryoko. Berikut analisis SWOT terhadap abon sapi
Diamond:
Tabel 4.6 SWOT Abon Sapi Diamond
Abon Sapi Diamond
Kelebihan Kekurangan
a) Hubungan antara pemilik atau a) Tingkat pendidikan sumber daya
pimpinan perusahaan dengan manusia perusahaan yang rendah
karyawan sangat dekat b) Kurangnya pelatihan dan
b) Pengalaman pengusaha dalam pengembangan tehadap karyawan
usaha pembuatan abon cukup lama mengenai pentingnya higienitas
c) Kemudahan dalam memperoleh tempat dan proses produksi
tenaga kerja luar c) Sistem akuntasi keuangan yang
d) Teknologi pembuatan abon telah masih sederhana
dikuasai dengan baik d) Higienitas dalam proses produksi
e) Kapasitas produksi dapat e) Promosi produk yang masih
memenuhi permintaan kurang
f) Harga produk yang bersaing
g) Daya simpan produk yang tahan
lama
Ancaman Peluang
a) Kenaikan dan fluktuasi harga input a) Pangsa pasar yang masih luas
bahan baku b) Adanya budaya masyarakat untuk
b) Perhatian yang kurang dari membawa oleh-oleh ketika akan
pemerintah mengenai bantuan berkunjung ke rumah saudara,
permodalan pada waktu mudik lebaran dan hari
c) Pengalaman usaha yang dimiliki libur nasional
pesaing hampir sama sehingga c) Hambatan masuk untuk pendatang
persaingan antar perusahaan abon baru sangat kuat
cukup tinggi d) Adanya jaminan kontinyuitas
d) Belum menguasai dan bahan baku dari pemasok
memanfaatkan teknologi informasi e) Tidak terpengaruh oleh produk
e) Merk produk pesaing lebih dikenal makanan subtitusi
masyarakat f) Kepercayaan pembeli terhadap
f) Jangkauan pemasaran pesaing lebih produk abon cukup tinggi
luas
53

4.5.3 Abon Ayam Karawati


Berikut analisa SWOT terhadap abon ikan lele:
Tabel 4.7 Analisis SWOT Abon Ayam Karawati
Abon Ayam Karawati
Kelebihan Kekurangan
a) Bahan baku mudah di dapat a) keterbatasan modal
b) Ketersediaan ikan lele dan sumber b) proses pengolahannya masih
daya manusia merupakan salah satu sederhana dan menggunakan alat
faktor kekuatan pengembangan semi manual
usaha pembuatan abon ikan lele. c) Tidak tersedianya alat pengemas
c) Introduksi teknologi yang relatif otomatis
sederhana, mudah dipelajari dan d) Pemasaran termasuk kegiatan
diaplikasikan menjadikan usaha ini promosi dan managemen yang
cocok dikelola dalam rangka masih sederhana
pemberdayaan masyarakat sekitar.
Ancaman Peluang
a) Harga bahan baku yang tidak stabil Trend konsumsi ikan yang kian
(fluktuatif) tergantung musim semakin meningkat
b) Daya beli masyarakat kurang baik
c) Persaingan produk sejenis dengan
kompetitor besar

4.5.4 Analisis SWOT Abon Ikan Bandeng


Berikut analisa SWOT pada abon ikan bandeng :
Tabel 4.8 Analisis SWOT Abon Ikan Bandeng
Abon Ikan Bandeng
Kelebihan Kekurangan
a) Kualitas yang baik dan selalu a) Volume produksi/ persediaan
dipertahankan sedikit
b) Kemasan yang menarik b) Promosi belum efektif
c) Adanya hubungan kerja sama c) Harga yang relatif mahal
d) Pilihan rasa bervariasi dan d) Distribusi produk belum luas
mempunyai ciri khas
Ancaman Peluang
a) Adanya pesaing baru a) Pasar tersedia
b) Adanya produk subtitusi b) Dukungan pemerintah
c) Harga bahan baku c) Perkembangan teknologi yang
d) Tingkat persaingan industri semakin meningkat
yanng semakin tinggi d) Tersedianya lapangan pekerjaan
e) Daya beli konsumen menurun
54

4.6 Kelebihan dan Kekurangan Woenak Abon


Kelebihan dan kekurangan Woenak Abon sebagai berikut :
Kelebihan :
a) Daur ulang produk
b) Rendah Lemak
c) Varian rasa
d) Quote dakwah
e) Rendah lemak
f) Tanpa pengawet
Kekurangan :
a) Produk belum dikenal
b) Serat agak kasar dan warna yang sedikit berbeda dari abon pada umumnya
c) Brand yang belum dikenal masyarakat
d) packaging yang belum maksimal

4.7 Ukuran Pasar (Market Size)


4.7.1 TAM (Total Available Market)
Total Available Market (TAM), yaitu jumlah pembeli yang tersedia untuk
produk yang akan ditawarkan. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa
jumlah penduduk Kabupaten dan Kota Bogor mencapai sekitar 6.162.720 jiwa.
Data tersebut di dapat dari data kependudukan tahun 2014 (BPS, 2017)

4.7.2 SAM (Served Available Market)


Served Available Market (SAM), yaitu kemampuan yang dapat dijangkau
dengan menggunakan bisnis model yang telah di rencanakan. Berdasarkan jumlah
populasi jumlah masyarakat kota Bogor, maka diputuskan bahwa served available
market dari Woenak Abon adalah pengusaha catering, traveller, dan wisatawan
Kota Bogor. Market yang dituju adalah kota Bogor dengan total jumlah penduduk
sekitar 1.030,720 jiwa.
55

Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2014


250000
200000 194179 186098
150000
100000 101984 104120
50000
0
Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah

Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2014


Sumber BPS Kota Bogor
4.7.3 TM (Target Market)
Target Market (TM), yaitu siapa yang menjadi target sasaran pembelian
produk yang kita jual. Berdasarkan jumlah SAM bahwa segmentasi pasar produk
Woenak Abon berjumlah 1.030.720 juta jiwa, peneliti mengasumsikan target
pasar yang disasar adalah sebesar 50% dari jumlah SAM atau sekitar 515.360 juta
jiwa.
4.8 Uji Masalah

4.8.1 Karakteristik Responden


Uji masalah yang dilakukan pada bisnis model kanvas yaitu untuk menguji
customer segment dan value proposition. Pengujian masalah ini dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara dan observasi terhadap 30 responden.
Wawancara dan observasi yang ditujukan berdasarkan karakteristik yang telah di
tetapkan sbelumnya yaitu dilakukan kepada pengusaha catering, traveler, dan
wisatawan yang dijelaskan dalam diagram yaitu :

Kategori Responden

pengusaha catering
33% 34%
Traveler
wisatawan
33%

Diagram 4.1 Kategori Responden


56

Pada diagram 4.1 dijelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan


persentase sesuai dengan kategori customer segment. Jumlah responden
Pengusaha Catering yaitu sebanyak 10 responden atau 34%, Traveler sebanyak 10
responden atau 33%, dan Wistawan 10 responden atau 33% dari keseluruhan total
responden yaitu 30 responden. Sedangkan untuk mengklasifikasikan usia penulis
membagi kedalam 5 batasan usia yaitu : <20, (21 – 30), (31 – 40), 40>.

Rentang usia
7%

13%
< 20
21-30
27% 31-40
53%
> 40

Diagram 4.2 Rentang Usia

Diagram 4.2 menjelaskan bahwa mayoritas penikmat abon adalah


respon dengan kisaran usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 53%, usia <20
sebanyak 7%, usia 31-40 sebanyak 27% dan 13% respondenberusia >40
tahun.

4.8.2 Customer Segment (Validasi)


Penelitian yang dilakukan untuk membantu penulis dalam memperoleh
data konsumen potensial, maka penulis melakukan pengujian terhadap responden
mengenai produk Woenak Abon. Pengujian masalah di elemen customer segment
ada beberapa hal yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Perilaku Konsumen
Permasalahan yang sering dihadapai oleh pihak start up bisnis dan
produsen dalam memasarkan produknya adalah sulitnya memperkenalkan
produk yang ada dan menanamkan rasa percaya kepada konsumen. Untuk
merealisasikan bisnis woenak abon dan memperkenalkan produk abon ini
kepada konsumen, maka dilakukan penelitian terhadap minat konsumen
pada Woenak Abon yang dijelaskan pada diagram berikut :
57

Penikmat Abon
10%
Suka
23%
agak suka

67% tidak suka

Diagram 4.3 Penikmat Abon

Diagram 4.3 menjelaskan bahwa 67% responden menyukai susu


produk abon, dan 23% responden masih ragu-ragu dalam menyukai
produk abon, sedangkan 10% responden lainnya menyatakan tidak suka
terhadap produk abon.
Berikut data yang diperoleh untuk mengetahui informasi tempat
pembelian abon konsumen :

Tempat Pembelian
Toko Makanan
Toko Oleh Oleh
7%
7%
Swalayan
3% Pasar
Alfamart
3% 30%

Warung
10%

Super Market /
minimarket
40%

Diagram 4.4 Tempat Pembelian Abon

Digram 4.4 menjelaskan bahwa responden 40% cenderung


membeli abon di supermarket atau mini market,30 % responden
melakukan pembelian abon di pasar, 7% responden melakukan pembelian
abon di toko makanan dan toko oleh – oleh, dan 3% responden melakukan
pembelian di warung.
58

Berikut data yang diperoleh untuk mengetahui informasi alokasi


biaya pembelian konsumen :

Alokasi Biaya Pembelian


10%
7%
Rp 10.000 - Rp20.000
27%
Rp 21.000- Rp50.000
RP 51-.000 - Rp 100.000
56% Tidak ada

Diagram 4.05 Alokasi Biaya Pembelian

Diagram 4.5 menjelaskan bahwa 56% responden mengalokasikan


biaya pembelian abon sebesar Rp. 21.000 – Rp. 50.000, 27% responden
mengalokasikan biaya sebesar Rp 10.000 – Rp 20.000, 10 % responden
tidak mengalokasikan biaya, dan 7% sisanya sebesar Rp 51.000 – Rp
100.000.
b. Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen dalam membeli sebuah produk abon adalah
sebagai berikut :

Gambaran Produk
3%
10% Rasa
Jenis abon
7% Kemasan
37% Expired date
Kehalalan
13% Harga
Merek
20% Komposisi
7%
3%

Diagram 4.6 Gambaran Produk

Diagram 4.6 menunjukkan bahwa 37% responden memperhatikan


pembelian produk abon dari rasa, 20% responden memperhatikan produk
melalui expired date, 13% responden memilih produk abon dengan
59

memperhatikan kehalalan produk tersebut, 10% responden memperhatikan


merek abon, 7% responden memperhatikan harga dan 3% responden
memperhatikan komposisi. Data ini menunjukkan bahwa dalam membeli
produk abon, responden akan memperhatikan produk abon dari rasa dan
tanggal kadaluarsa yang menjadi data potensial.
Berikut data yang diperoleh untuk mengetahui informasi pencarian
data oleh responden terkait produk abon :

Informasi Produk
7% 3% Keluarga/Teman
7% Mulut Kemulut
3% Pasar
7% Tidak Tahu
Internet
10% 63%
Iklan
Toko Oleh Oleh

Diagram 4.7 Informasi Produk

Diagram 4.7 menunjukkan bahwa 63% responden memperoleh


informasi produk abon dari keluarga atau teman, 10% responden
mendapatkan informasi produk melalui mulut ke mulut, 7% responden
memperoleh informasi produk abon melalui iklan, internet, dan pasar, dan
3% responden menjawab tidak tahu. Data ini menunjukan bahwa
responden cenderung memperoleh informasi produk abon melalui
lingkungan keluarga atau teman yang menjadi data potensial.
c. Keputusan Konsumen
Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di pengaruhi
beberapa faktor diantaranya yaitu seberapa besar manfaat yang akan di
dapatkan jika melakukan pembelian produk yang di jual. Penelitian
selanjutnya dilakukan untuk mengetahui keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian abon, diantaranya :
60

Media Pembelian

10%

Langsung
Online

90%

Diagram 4.8 Media Pembelian

Diagram 4.8 menjelaskan bahwa 90% responden lebih cenderung


melakukan pembelian abon secara langsung, sedangkan 10% responden
lainnya memilih melakukan pembelian melalui media online. Hasil
pengujian dilapangan menunjukan bahwa terdapat keraguan konsumen
terhadap kualitas produk yang di beli secara online dan memilih
melakukan pembelian secara langsung.
Berikut data kendala yang dihadapi konsumen ketika melakukan
pembelian secara online :

Kendala Pembelian Online


3%

13%
Ribet
Lama pengiriman
47% Tingkat kepercayaan
37%
Tidak ada

Diagram 4.9 Kendala Pembelian Online

Data pada diagram 4.9 menunjukan bahwa 47% responden merasa kurang
percaya terhadap pembelian barang secara online, 37% responden merasa bahwa
pembelian online terlalu memakan waktu, 13% responden merasa berbelanja
online terlalu rumit, dan 3% responden lainnya merasa puas berbelanja online.
61

4.8.3 Value Proposition (Validasi)


a) Terbuat dari bonggol pisang

Minat Responden
10%

suka
50% Kurang suka
40%
Tidak suka

Diagram 4.10 Minat Responden

Data pada diagram 4.10 menunjukan bahwa 50% responden


menyukai abon yang terbuat dari bonggol pisang, 40% responden
menyatakan ragu – ragu, sedangkan 10% responden lainnya menyatakan
tidak suka.
Berikut data pengetahuan responden terhadap bonggol pisang :

Pengetahuan Responden Tentang


Bonggol Pisang
7%
3%

bagian phon pisang


37%
tidak tahu / sampah
Pakan lele
53% Jenazah

Diagram 4.11 Pengetahuan Responden tentang Bonggol Pisang

Data pada diagram 4.11 menunjukan bahwa 53% responden tidak


mengetahui atau menganggap sampah bonggol pisang, 37% responden
mengetahui bonggol pisang, 7% responden mengatakan bahwa bonggol
pisang digunakan untuk memandikan jenazah, dan 3% responden lainnya
menganggap bonggil pisang sebagai pakan lele.
62

b) Varian Rasa

Varian Rasa
27%
Setuju
Tidak Setuju
73%

Diagram 4.12 Varian Rasa

Data pada diagram 4.12 menunjukan bahwa 73% responden


menyatakan setuju dengan adanya penambahan varian rasa pada produk
abon, sedangkan 27% lainnya menyatakan bahwa tidak setuju dengan
adanya penambahan varian rasa pada produk abon.
c) Quote Dakwah

Quote Dakwah
30%
Setuju
Tidak Setuju
70%

Diagram 04.13 Quote Dakwah

Data pada diagram 4.13 menunjukan bahwa 70% responden


menyatakan setuju dengan adanya penambahan kata-kata mutiara atau quote
dakwah pada kemasan, sedangkan 30% lainnya menyakatan tidak setuju.
Contoh quote dakwah “Berdoalah sebelum makan”.
d) Tanpa Pengawet

Tanpa Pengawet
0%
Setuju
Tidak Setuju
100%

Diagram 4.14 Tanpa Pengawet


63

Pada diagram 4.14 menunjukan bahwa 100% responden menyatakan


setuju dengan hadirnya produk abon tanpa pengawet, tetapi pada uji
lapangan responden mengatakan bahwa abon pada dasarnya memang tidak
menggunakan bahan pengawet sehingga value proposition tanpa pengawet
ini dirasa kurang tepat.
e) Harga

Harga
10%

Ya
Tidak

90%

Diagram 4.15 Harga

Diagram 4.15 menunjukan bahwa 90% responden menyatakan


bahwa harga sangat berpengaruh dalam melakukan keputusan pembelian
produk abon, sedangkan 10% responden lainnya menyatakan bahwa harga
tidak berpengaruh dalam keputusan pembelian produk abon.
Berikut data pengaruh ongkos kirim terhadap pembelian online :

Pengaruh Harga Ongkos Kirim

30% pengaruh
kurang pengaruh
63% tidak pengaruh
7%

Diagram 4.16 Pengaruh Harga Ongkos Kirim

Data pada diagram 4.16 menunjukan bahwa 63% responden


menyatakan ongkos kirim berpengaruh terhadap pembelian barang secara
online, 30% responden menyatakan bahwa ongkos kirim tidak beropengaruh
dan 7% responden menyatakan kurang berpengaruh.
64

Berdasarkan hasil pengujian masalah di lapangan, menyebabkan


adanya perubahan pada customer segment dan value proposition. Sehingga
menyebabkan terjadinya penambahan, pengurangan, dan penggeseran pada
model bisnis kanvas, dengan detail sebagai berikut :
Value proposition
a. Kurangnya pengetahuan responden terhadap pemanfaatan dan kegunaan
bonggol pisang
b. Pengaruh ongkos kirim dalam keputusan pembelian online responden
Customer segment
c. Didapatkan customer segment baru berdasarkan data demografi
responden yaitu kalangan usia 21-30 tahun
d. Terdapat kendala kepercayaan dalam melakukan pembelian secara
online
e. Kurangnya minat responden untuk melakukan pembelian secara online
4.9 Perbaikan Model Bisnis Kanvas 1
Pada tahapan ini, model bisnis kanvas yang tidak sesuai dengan hasil uji
permasalahan yaitu customer segment dan value proposition, dilakukan perbaikan
kanvas model bisnis. Perbaikan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir
model bisnis yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Woenak Abon. Pada tahap
ini dilakukan beberapa perubahan sesuai dengan hasil penelitian uji masalah yang
di dapat. Beberapa bagian kanvas model bisnis yang mengalami pembaruan yaitu
pada value proposition dan customer segment :
Tabel 4.9 Perbaikan Model Bisnis Kanvas I
No Model Bisnis Awal Pembaharuan Model Bisnis
Customer segment  Pengusaha catering
Pengusaha catering  Wisatawan
1
Wisatawan  Traveler
Traveler  Konsumen usia 21-30

Model bisnis pada diagram 4.7 mengalami perubahan pada customer


segment yaitu dimana terjadi penambahan customer segment baru. Hal ini
dilakukan untuk menambah customer segment potensial.
Berdasarkan hasil uji masalah, terdapat empat permasalahan baru yang
belum di jelaskan oleh bisnis model awal, yaitu pertama kurangnya pengetahuan
65

responden terhadap pemanfatan dan kegunaan bonggol pisang sehingga hanya


menganggap bonggol pisang sebagai sampah. Permasalahan kedua pengaruh
ongkos kirim terhadap penjualan secara online. Permasalahan ketiga kurang
percayanya responden terhadap pembelian barang secara online, sehingga
responden lebih memilih untuk berbelanja abon secara langsung. Permasalahan ke
empat kurangnya minat belanja konsumen terhadap penjualan online.
Keempat permasalahan tersebut harus diberikan solusi yang tepat sehingga
masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan menghasilkan value
proposition dan customer segment yang baru untuk menjawab kebutuhan-
kebutuhan konsumen yang ada. Permasalahan pertama adalah kurangnya
pengetahuan konsumen terhdap pemanfaatan dan kegunaan bonggol pisang.
Sehingga dibutuhkan penyampaian atau sosialisasi kecil kepada konsumen agar
konsumen mengetahui tentang bonggol pisang. Mengatasi permasalahan diatas,
maka solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan note kecil yang
digantungkan pada kemasan produk sehingga kemasannya menarik. Note tersebut
berisi pengertian dasar bonggol pisang yang membuat konsumen mengetahui
tentang bonggol pisang.
Permasalahan kedua adalah pricing yang kaitanya dengan biaya pengiriman
di luar pulau jawa solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan ongkir
gratis. Seringkali seorang konsumen membatalkan pembeliannya, karena ongkir
yang terlalu mahal. Ini merupakan salah satu kekurangan dalam jual beli online,
namun jika dapat disiasati hal ini bisa menjadi kelebihan. Hal ini yang menjadikan
Woenak Abon membuat kebijakan untuk memberikan faslitas ongkir gratis.
Permasalahan ketiga kendala yang dihadapi konsumen yaitu kurang
percayanya konsumen terhadap pembelian secara online. Sehingga Solusi yang
dapat ditawarkan penulis memberikan garansi uang kembali. Salah satu strategi
yang Woenak Abon tawarkan adalah memberikan garansi dalam setiap
penjualanya. Jika memang konsumen merasa sepesifikasi yang di informasikan
tidak sesuai dengan kenyataanya, maka konsumen memiliki hak untuk
mengembalikan barangnya.
Permasalaahn keempat adalah kurangnya minat konsumen terhadap
penjualan online. Solusi yang ditawarkan oleh woenak abon adalah dengan
66

memberikan kuis melalui media social. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menarik
para pelanggan untuk berbelanja secara online.
Tabel 4.10 Pembaharuan Bisnis Model Kanvas 1
Business Idea: Woenak Abon
Key Partners Key Activities Value Customer Customer
 Petani pisang  Pengolahan bahan Propositions Relationships segment
 Agen baku  Terbuat dari  Komunitas  Pengusaha
pengiriman  packaging bonggol  Promosi catering
 Reseller  Pemasaran pisang  Pelatihan  Wisatawan
 Drop shipper  Pemesanan  Varian rasa pengolahan  Traveler
 Toko Pedia,  Pengiriman  Quote dakwah bonggol pisang  Konsumen
Buka lapak,  Customer service  Tanpa usia 21-30
Lazada pengawet
 Koki  Harga
Key Resources Channels
Human Resources :  Sentra petani
 Koki pisang
 Marketer  Iklan secara
 Operational staff online
Supplies :  Iklan secara
 Bonggol pisang offline
 Penggunaan
Web
 Sosial Media
 Pameran dan
bazar
Cost Structure Revenue Streams
Fixed cost : Onli ne sales
 Web Hosting  Penjualan melalui web dan media sosial
 Peralatan produksi Offline sales
 Sewa gedung  Penjualan Woenak Abon di toko
 Listrik + air
 Gaji Karyawan
Variable cost :
 Pembelian bahan baku
 Brandmaking
 Beban pengeluaran
 Ongkos kirim
 Biaya transportasi

4.9.1 Customer Segment


a) Perilaku Konsumen
Berdasarkan hasil uji masalah dilapangan didapatkan customer
segment baru yaitu mayoritas penikmat abon adalah respon dengan
kisaran usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 53%, usia <20 sebanyak 7%, usia
31- 40 sebanyak 27% dan 13% responden berusia >40 tahun.
67

Berikut data responden berdasarkan usia :

Rentang usia
13% 7%
< 20
21-30
27%
31-40
53%
> 40

Diagram 4.17 Rentang Usia

Pada diagram 4.2 dijelaskan bahwa mayoritas penikmat abon adalah


respon dengan kisaran usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 53%, usia <20
sebanyak 7%, usia 31-40 sebanyak 27% dan 13% responden berusia >40
tahun.
b) Persepsi Konsumen
Komunikasi antar keluarga atau teman menjadi salah satu cara yang
paling banyak digunakan oleh konsumen untuk mendapatkan informasi
terkait pembelian abon yaitu sebanyak 63%. Hanya 3% konsumen yang
tertarik untuk menggunakan internet dalam mencari informasi terkait
pembelian abon. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen kurang
berminat untuk melakukan pembelian secara online.
Solusi yang ditawarkan adalah pola interaksi dengan konsumen akan
di rubah dimna akan dilakukan pendekatan konsumen melalui layanan
informasi dan pengadaan kuis melalui media sosial. Berikut adalah data
tanggapan konsumen terkait pengadaan kuis di media sosial :

Pengadaan Kuis di Media Sosial


10%
23% setuju
67% kurang setuju
Tidak setuju

Diagram 4.18 Pengadaan Kuis di Media Sosial


68

Data pada diagram 4.18 menunjukan bahwa 67% responden


menyatakan setuju di adakannya kuis pada media social, 23% responden
menyatakan kurang setuju dan 10% responden lainnya menyatakan tidak
setuju.
c) Keputusan Konsumen
Kendala yang di hadapi konsumen ketika melakukan pembelian
secara online adalah kurangnya kepercayaan terhadap toko online. Hal ini
menjadi permasalahan utama pada setiap toko online yang ada. Untuk
mengatasi permasalahan ini pihak Woenak Abon menawarkan solusi
kepada konsumen dengan memberikan garansi uang kembali jika barang
tidak sesuai. Berikut data pendapat konsumen terkait garansi kembali
uang jika barang tidak sesuai :

Garansi uang kembali


10%

Setuju
90% tidak setuju

Diagram 4.19 Garansi Uang Kembali

Data padadiagram 4.19 menunjukan bahwa 90% responden setuju


dengan adanya layanan garansi kembali uang jika tdiak sesuai sedangkan
10% responden lainnya menyatakan tidak setuju.

4.9.2 Value Proposition


Pengujian masalah pada value proposition telah dilakukan umtuk
mengetahui permasalahan yang terjadi dikalangan konsumen. Kefir Makcik
menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam uji solusi.
Berikut adalah pembahasan uji solusi value proposition :
a) Terbuat dari bonggol pisang
Hasil pengujian masalah menyatakan bahwa kurangnya
pengetahuan konsumen terkait pemanfaatan dan kegunaan dari bonggol
pisang. Tidak semua konsumen mengetahui apa itu bonggol pisang bahkan
69

bentuknya. Hal ini menjadi ancaman bagi produk Woenak Abon yang
berbahan dasar bonggol pisang. Menanggapi masalah ini, maka solusi
yang ditawarkan untuk memecahkan masalah ini yaitu dengan
memberikan edukasi pasar kepada konsumen melalui media social.
Berikut data pendapat konsumen terakit edukasi pasar melalui media
sosial:

Edukasi Pasar melalui Media Sosial


10% 3%

setuju
kurang setuju
87%
tidak setuju

Diagram 4.20 Edukasi Pasar melalui Media Sosial

Diagram 4.20 menunjukan bahwa 87% responden menyatakan


setuju terkait edukassi pasar melalui media social, 10% menyatakan
kurang setuju dan 3% menyatakan tidak setuju.
b) Harga
Permasalahan utama yang dihadapi konsumen ketika membeli
abon adalah ongkos kirim. Hal tersebut menjadi salah satu kendala
konsumen enggan untuk melakukan pembelian secara online. mengatasi
permasalahn yang terjadi ini, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan
memberikan pelayanan bebas ongkos kirim kepada konsumen.
Berikut adalah hasil data survey terkait layanan bebas ongkos kirim:

Layanan Bebas Ongkos Kirim


7%
10%

setuju
kurang setuju
83%
tidak setuju

Diagram 4.21 Layanan Bebas Ongkos Kirim


70

Diagram 4.21 menujukan bahwa 83% responden menyakatan setuju


terkait layanan bebas ongkos kirim, 10% responden menyatakan kurang
setuju sedangkan 7% lainnya menyatakan tidak setuju.

4.10 Pengujian Solusi


Berikut adalah hasil pengujian solusi yang ditawarkan Woenak Abon pada
konsumenya baik pada costumer segment atau value proposition yang sebelumnya
telah diujikan dalam uji masalah.

4.10.1 Perbaikan Model Bisnis Kanvas 2


Setelah melakukan pengujian solusi terkait bisnis ini, untuk mendapatkan
pengujian yang valid, maka langkah selanjutnya ialah melakukan verifikasi atau
perbaikan model bisnis. Berikut ini adalah Perbaikan Model Bisnis Kanvas
setelah diadakan uji solusi pada Model Bisnis Kanvas uji masalah sebelumnya:
Tabel 4.11 Pembaharuan Model Bisnis Kanvas 2
Hasil Test Uji
No Model Bisnis Awal Pembaharuan Model Bisnis
Solusi
Customer segment Customer segment
 Pengusaha  Pengusaha catering
catering  Wisatawan
1 Valid
 Wisatawan  Traveler
 Traveler  Masyarakat usia 21-30
tahun
Value Propositions Value Propositions
 Terbuat dari  Terbuat dari bonggol
bonggol pisang pisang
 Varian rasa  Varian rasa
 Quote dakwah  Quote dakwah
2 Valid
 Tanpa pengawet  Tanpa pengawet
 Harga  Harga
 Green product  Green product
 Garansi uang kembali
 Bebas biaya ongkos kirim
71

4.10.2 Verifikasi Model Bisnis


Tabel 4.12 Verifikasi Model Bisnis
Business Idea: Woenak Abon
Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Customer
 Petani pisang  Pengolahan bahan  Terbuat dari Relationships segment
 Agen baku bonggol pisang  Komunitas  Pengusaha
pengiriman  packaging  Varian rasa  Promosi catering
 Reseller  Pemasaran  Quote dakwah  Pelatihan  Wisatawan
 Drop shipper  Pemesanan  Tanpa pengolahan  Traveler
 Toko Pedia,  Pengiriman pengawet bonggol pisang  Konsumen
Buka lapak,  Customer service  Harga usia 21 – 30
Lazada  Green product tahun
 Koki  Garansi uang
kembali
 Bebas ongkos
kirim
Key Resources Channels
Human Resources :  Sentra petani
 Koki pisang
 Marketer  Iklan secara
 Operational staff online
Supplies :  Iklan secara
 Bonggol pisang offline
 Penggunaan Web
 Sosial Media
 Pameran dan
bazar
Cost Structure Revenue Streams
Fixed cost : Online sales
 Web Hosting  Penjualan melalui web dan media sosial
 Peralatan produksi Offline sales
 Sewa gedung  Penjualan Woenak Abon di toko
 Listrik + air
 Gaji Karyawan
Variable cost :
 Pembelian bahan baku
 Brandmaking
 Beban pengeluaran
 Ongkos kirim
 Biaya transportasi
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bisnis Woenak Abon dari hasil pengujian
hingga mendapatkan hasil maka Woenak Abon memiliki kesimpulan,
yaitu:
1. Customer segment untuk Woenak Abon adalah pengusaha catering,
traveller, wisatawan, dan kalangan usia 21 – 30 tahun.
2. Value proposition untuk Woenak Abon ialah Terbuat dari bonggol pisang,
Varian rasa, Quote dakwah, Tanpa pengawet, Harga, Garansi uang
kembali, dan Bebas ongkos kirim.
3. Mendapatkan gambaran utuh sembilan elemen dari produk Woenak Abon.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari pembahasan rencana bisnis
Woenak Abon, maka penulis memiliki saran untuk pihak-pihak yang
bersangkutan, antara lain:
1. Bagi yang ingin meneruskan penelitian ini diharapkan untuk menganalisis
lebih dalam mengenai customer segment, agar customer segment untuk
usaha Woenak Abon ini luas dan bertambah banyak. Seperti melakukan
penambahan customer segment pada kategori pelajar, komunitas, dan
lembaga sehingga penentuan customer segment nya menjadi luas dan
mudah dijangkau.
2. Bagi yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai Woenak Abon, diharapkan
untuk menciptakan ide-ide yang menarik agar value proposition produk
Woenak Abon bisa bertambah lebih banyak. Seperti dari teknik
pemasarannya, dari kemasan produknya, dan dari segi produksinya.
Sehingga hal ini dapat memperbanyak value proposition yang berkualitas
terhadap produk Woenak Abon.
3. Bagi yang yang ingin meneruskan penelitian ini diharapkan untuk lebih
mengkaji dan meneliti ekstraksi hipotesis sembilan elemen Woenak Abon.

72
73

Seperti menambah kategori pada ekstraksi, menambah produk baru untuk


meningkatkan pendapatan jualan, dan memperbaiki cost structure untuk
lebih baik lagi, sehingga Woenak Abon mendapatkan gambaran sembilan
elemen yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-Karim
Aini. (2015, November). Pasar Abon Jakarta Menggiurkan. Jawa Barat, Jakarta.
Aisyah, I. Y. (2015). PENGEMBANGAN MODEL BISNIS MANISAN CABAI
MERAH (Capsicum annum). E-Jurnal Agroindustri Indonesia, 6.
Arianto. (2010). Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Usaha Abon Ikan.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2017) www.bpskotabogor.go.id
Blank, S., & Dorf. (2015). The Startup Owner's : Manual Panduan Langkah Demi
Langkah Untuk Membangun Sebuah Perusahaan Hebat. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, Kelpmpok Gramedia Jakarta.
Chistiyani, D. P. (2008). Analisis Abon Sapi Diamond. Skripsi: Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
cianjurkab.go.id. (2014). Portal Resmi PemKab Cianjur. Cianjur:
cianjurkab.go.id.
datahorti. (2016, Agustus). Pertanian. Dipetik Oktober 2016, dari
www.pertanian.go.id/datahorti
Depa. (2015). Keren… Abon Karwati Cianjur Melesat ke Luar Negeri. Cianjur:
pojok.jabar.com.
Ideal, D. H. (2016). Pengembangan Bisnis Singgalang Motor di Kota Padang .
Bogor: Skripsi : Bisnis Manajemen Islam STEI Tazkia.
Kertajaya, H. (2006). Hermawan Kertajaya on Segmenting. Bandung: Mizan
Pustaka.
Khatimah, H., Mappatoda, M., & Rauf, R. A. (2013). Strategi Pengembangan
Usaha Abon Ikan melalui Pendekatan Marketing Mix pada Industri Raja
Bawang di Kota Palu. e-J Agrotekbisnis 1, 5, 464-470.
Kotler, P., & Kevin, K. (2008). Manajemen Pemasaran. Erlangga dan
Powermacpro.
Litbang Pertanian. (2013, April). Dipetik Oktober 2016, dari
www.litbang.pertanian.go.id
Moloeng, L. J. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

v
Naufal, A. M. (2015). Analisis Penerapan Bisnis Model Kanvas dalam
membangun Football Clothing Company. Bogor: Skripsi: Bisnis
Manajemen Islam STEI Tazkia.
Ostelwader, A., & Pigneur, Y. (2015). Business Model Genertaion. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Pertanian, D. (2014, Desember). Pusdatin Setjen Pertanian. Dipetik Oktober
2016, dari pusdatin.setjen.pertanian.go.id
Resati, Alit, D., & Widiatmoko, D. D. (2013). Perancangan Ulang Identitas dan
Media Promoi Ninoy Abon Cabe. e-J Agrotekbisnis 1, 5.
Safitri, Rustam, & Dafina. (2013). Analisis Nilai Tambah Abon Sapi pada Industri
Rumah Tangga Mutiara Hj Mbok Sri di Kota Palu. e-J Agrotekbisnis 1, 4,
370-376.
Septiara, S. N. (2016). Rencana Bisnis Kefir Makcik Dengan Penerapan Zero.
Bogor: Skripsi: Bisnis Manajemen Islam STEI Tazkia.
Siregar. (2013). Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stevan, S., & Richard, B. (2014). Analysis of Business Models. journal of
competitiveness, 4.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alvabeta CV.
Sugiyono, P. D. (2013). metode penelitian bisnis. Bandung: Anggota Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI).
Suyanti, & Supriyadi, A. (2008). Pisang Budidaya, Pengolahan dan Prospek
Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wahyuni, S. (2014). Analisis Abon Ikan Bandeng. Skripsi: Universitas Negeri
Makassar.
Yudhaningsih, A. F. (2012). Proses Produksi Pembuatan Abon Cabai Naga.
Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

vi
LAMPIRAN

Lampiran 1
Panduan Wawancara Uji Masalah Woenak Abon

Karakteristik Responden
Nama :
Alamat :
Alamat Email :
Jenis Kelamin : Laki- Laki / Perempuan
Usia : a. ≤ 20 Tahun
b. 21 – 30 Tahun
c. 31 – 40 Tahun
d. ≥ 40 Tahun
Pekerjaan : a. Karyawan Swasta
b. Wiraswasta
c. Pegawai Negeri
d. Mahasiswa / Pelajar
e. dll,sebutkan……………
Pendapatan Perbulan : a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.001 s.d Rp. 2.500.000
c. Rp. 2.500.001 s.d Rp. 5.000.000
d. Rp. 5.000.001 s.d Rp. 10.000.000
e. > 10.000.000
I. Customer Segment
a. Perilaku Kostumer
1) Apakah anda menyukai abon?
2) Dimana biasanya anda membeli abon?
3) Apakah anda memfavoritkan salah satu merek abon?
4) Seberapa sering anda membeli abon?
5) Berapa biaya yang anda alokasikan untuk membeli abon tersebut ?

v
b. Persepsi kostumer
6) Hal apa yang paling anda perhatikan ketika anda membeli abon?
7) Siapa yang mempengaruhi anda dalam membeli abon?
8) Dari mana anda mendapatkan informasi mengenai produk abon yang anda
cari?
9) Informasi apa yang anda butuhkan ketika anda ingin membeli abon
tersebut?
c. Keputusan kostumer
10) Hal apakah yang menjadi pertimbangan anda ketika membeli woenak
abon?
11) Apakah anda lebih suka membeli abon secara online atau melakukan
pembelian langsung?
12) Apa yang menjadi pertimbangan anda ketika anda membeli abon secara
online?
13) Apa yang menjadi hambatan anda ketika anda berbelanja secara online?

I. Value Proposition ?
a. Terbuat dari bonggol pisang
14) Apa yang terbesit di benak anda ketika mendengar kata bonggol pisang?
15) Apakah anda akan menyukai produk abon yang terbuat dari bonggol
pisang?
b. Varian rasa
16) Kualitas produk seperti apa yang anda harapkan dalam membeli abon?
17) Apakah menurut anda produk abon harus memiliki beragam rasa?
18) Dalam produk abon spesfikasi varian rasa seperti apa yang anda harapkan?
19) Apakah anda setuju jika varian rasa produk abon berupa pedas?
c. Quote dakwah
20) Apakah packaging mempengaruhi anda dalam pembelian produk abon?
21) Apakah ketika packaging abon diberikan seruan atau kata-kata yang
menyeru untuk kebersihan lingkungan, akan mempengaruhi anda dalam
membeli abon?

vi
d. Tanpa Pengawet
22) Apa pendapat anda, mengenai bahan pengawet pada abon?
23) Apakah anda selama ini sering mengkonsumsi abon dengan menggunakan
bahan pengawet?
24) Bagaimana perasaan anda jika abon hadir dengan tanpa bahan pengawet?

e. Harga
25) Apakah harga sangat mempengaruhi keputusan anda dalam melakukan
pemblian produk abon?
26) Apakah ketika berbelanja secara online ongkos kirim mempengaruhi
keputusan anda dalam melakukan pembelian?

vii
Lampiran 2
Panduan Wawancara Uji Solusi Produk Woenak Abon

Karakteristik Responden
Nama :
Alamat :
Alamat Email :
Jenis Kelamin : Laki- Laki / Perempuan
Usia : a. ≤ 20 Tahun
b. 21 – 30 Tahun
c. 31 – 40 Tahun
d. ≥ 40 Tahun
Pekerjaan : a. Karyawan Swasta
b. Wiraswasta
c. Pegawai Negeri
d. Mahasiswa / Pelajar
e. dll,sebutkan……………
Pendapatan Perbulan : a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.001 s.d Rp. 2.500.000
c. Rp. 2.500.001 s.d Rp. 5.000.000
d. Rp. 5.000.001 s.d Rp. 10.000.000
e. > 10.000.000

1. Apakah anda setuju jika adanya edukasi pasar kepada konsumen mengenai
kegunaan dan manfaat bonggol pisang melalui social media Woenak
Abon?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :

viii
2. Apakah anda setuju dengan adanya penambahan kuis pada twitter dan
instgaram, misalnya seperti pertanyaan tentang sejarah pisang dan
kandungan gizinya?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :

3. Setujukah anda jika produk Woenak Abon menambahkan layanan bebas


ongkos kirim sebagai ?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :

4. Setujukah anda jika produk Woenak Abon menambahkan layanan garansi


uang kembali jika barang tidak sesuai ?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :

5. Apakah anda setuju jika Woenak Abon memberikan potongan harga atau
diskon bagi pelanggan tetap dan di hari-hari tertentu?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :

ix

Anda mungkin juga menyukai