Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MODEL BISNIS
KANVAS: PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL PISANG MENJADI
PRODUK WOENAK ABON” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-
cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Diky Nurdiansyah
S. 1317.097
i
HALAMAN PENGESAHAN
telah diujikan pada tanggal 20 Juli 2017 dan disahkan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Program Studi Bisnis
Manajemen Islam Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia Bogor.
Dewan Penguji
........................................
Ketua
Diketahui
Ketua STEI TAZKIA Ketua Program Studi
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Sutopo, MP.
iii
ABSTRACT
Abon is a traditional food made from animal flesh fiber. The appearance
is light brown to blackish. Abon looks like cotton fibers, because it is dominated
by dried-up muscle fibers disuwir-suwir. Because dry and barely have residual
moisture content. Abon lasts for weeks to months in airtight packaging. Besides
made from the basic ingredients of meat (beef, goat, horse, pig, and sheep), there
are some abon that manufacture using basic materials from seafood, such as tuna,
catfish, tuna, eel and shrimp. Woenak Abon comes with new nuances and
innovations that present abon with a base material made from plants. Woenak
Abon is a green product that utilizes banana bonggol as the basic material and is
considered garbage but in if it becomes fast food that is rich in taste. On the basis
of that thought, Woenak Abon is designed using a business model of canvas which
consists of Nine blogs, which is focused on customer segment and Value
proposition by using action research method. 30 respondents were selected to
conduct an interview on testing the problem and offer testing solutions related to
this. Abon is a food that is enough diminitai by the community where obtained
data that 50% of respondents like abon made from banana cobs, 40% of
respondents expressed doubt, while 10% of respondents stated not like So from
this data makes it easy to test problems and solutions because The respondent
himself has tasted and knows the abon. After which verification is done to obtain
business results and conclusions from this research.
Keywords: Business model canvas, Woenak Abon, green produc, fast food
iv
ABSTRAK
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika STEI Tazkia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Diky Nurdiansyah
NIM : S. 1317.097
Program Studi : Bisnis Manajemen Islam
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STEI Tazkia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non Exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“MODEL BISNIS KANVAS: PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL
PISANG MENJADI PRODUK WOENAK ABON”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini STEI Tazkia berhak menyimpan, mengalihmedia atau format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bogor
Pada Tanggal : 20 Juli 2017
Yang menyatakan
(Diky Nurdiansyah)
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidaya-
Nya, karena berkat nikmat dari-Nya penulis dapat membuat dan menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi akhir
zaman yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing ummatnya dari
masa kegelapan menuju msa yang terang benderang yang diterangi oleh iman,
islam, dan ihsan.
Skripsi ini disusun sebagai syarat mendapat gelar strata satu. Penulis
berharap skripsi ini dapat menjadi stimulus dalam ragam bisnis model kanvas
yang sesuai syariat Islam. Banyak pelajaran yang penulis dapatkan dalam masa
penyusunan skripsi ini. Motivasi, masukan, serta bantuan dari berbagai pihak
yang menguatkan penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Keluarga penulis, ayahanda Endun dan Ibunda Cicih yang telah banyak
memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan dan motivasi serta
pengorbanan keduanya baik materi dan non materi sehingga dapat
membimbing penulis hingga sampai saat ini. Dan juga kepada seluruh
keluarga penulis yang turut mendoakan kelancaran penulis dalam
menyelesaikan laporan magang ini.
2. Kepada yang terhormat Bapak Thuba Jazil, M. Sc. (Fin)., selaku Kepala
Prodi Bisnis Manajemen Islam dan Bapak Sutopo, MP., selaku dosen
pembimbing yang telah merelakan waktunya untuk mengarahkan dan
membimbing penulis selama masa kuliah hingga penulisan skripi ini
terselesaikan. Semoga tercurah limpah segala keberkahan dan keridhoan
dari Allah untuk beliau.
3. Kepada rekan-rekan kelas BMI-A-13 dan MPI-A-13 yang sudah berjuang
bersama dan saling bahu membahu dalam skripsi ini serta sahabat-sahabat
yang selalu sabar dan bersedia membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap
laporan magang ini dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan juga bagi pembaca.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
LAMPIRAN ........................................................................................................... v
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kandungan Gizi dalam 100 gram Bonggol pisang ................................. 3
Tabel 3.1 Kanvas Bisnis Model Woenak Abon .................................................... 30
Tabel 4.1 Jumlah dan Kategori Responden........................................................... 40
Tabel 4.2 Kanvas Bisnis Model Woenak Abon .................................................... 42
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Panduan Wawancara Uji Solusi Produk Woenak Abon ................... viii
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
250 19.04 20
18
200 16
12.09 14
10.6610.55
150 9.74 9.88 12
8.54 10
7.73
100 8 Produksi (ton)
5.49
6 Kontribusi (%)
3.48
50 2.76 4
2
0 0
yang sehat dan bergizi. Karena bonggol pisang mengandung gizi yang cukup
tinggi dengan komposisi yang lengkap. Dalam 100 gram bonggol pisang basah
terkandung 43,0 kalori, 0,36 gram protein, 11,60 gram karbohidrat, 86,0 gram air,
beberapa mineral seperti Ca, P dan Fe, vitamin B1 dan C,serta bebas kandungan
lemak (Litbang Pertanian, 2013).
Tabel 1.1 Kandungan Gizi dalam 100 gram Bonggol pisang
BONGGOL BONGGOL
NO KANDUNGAN ZAT
BASAH KERING
1 Kalori (Kal) 43,00 425,00
2 Protein (gram) 0,36 3,45
3 Lemak (gram) 0 0
4 Karbohidrat (gram) 11,60 66,20
5 Kalsium (gram) 15,00 60,00
6 Fosfor (mg) 60,00 150,00
7 Zat Besi (mg) 0,50 2,00
8 Vitamin A (SI) 0 0
9 Vitamin B1(mg) 0,01 0,04
10 Vitamin C (mg) 12,00 4,00
11 Air 86,00 20,00
12 Bagian yang dapat di konsumsi (%) 100 100
Sumber : (Litbang Pertanian, 2013)
Kandungan gizi bonggol pisang yang cukup lengkap dan tinggi seperti
pada tabel 1.1 membuktikan bahwa abon bonggol pisang merupakan satu
komoditi yang layak untuk di olah menjadi makanan sehat dan bergizi. Salah satu
produk olahan dari bahan bonggol pisang adalah abon. Abon merupakan produk
olahan yang cukup di gemari masyarakat sebagai makanan pendamping sekaligus
camilan. Selain karena rasanya yang lezat abon merupakan makanan yang praktis
dan mudah untuk di bawa kemana saja. Salah satu daerah yang memproduksi
makanan abon adalah daerah cianjur. Beberapa produsen di daerah Cianjur yang
cukup terkenal yaitu abon ayam KARWATI, abon sapi SALAKI dan abon ikan
SAGED Cianjur. Tidak hanya di dalam kota, produk abon juga banyak digemari
oleh masyarakat di luar kota. Diberitakan oleh Pojok Jabar.com 2015,
bahwasannya abon ayam KARWATI mampu menembus hingga sepuluh ribu
bungkus perhari. Bahkan abon KARWATI telah melejit hingga ke luar negeri
seperti ke Malaysia dan Brunei (Depa, 2015).
4
2014 2,624,279
2007 2,138,465
2006 2,125,023
Jumlah Penduduk (jiwa)
2000 1,922,106
1995 1,745,763
melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.
Faktor
Industri
Sumber
Aktifitas Posisi Keuntungan
Daya
Biaya
Customer
Key activities
Relationship
Value Customer
Key Partners
Key Proposition Segments
Channel
Resources
Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang
dihasilkan berbeda-beda.
b. Biaya Variabel
Biaya-biaya yang bervariasi secara porporsional dengan volume barang atau
jasa yang dihasilkan.
c. Skala Ekonomi
Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis ketika produksinya
berkembang.
d. Lingkup Lingkungan
Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis terkait dengan lingkup
operasional yang lebih besar.
Makanan halal tentu tidak hanyaa terbatas pada jenis atau kandungan
zatnya saja. Lebih dalam makanan halal tentu juga berkaitan dengan halal dalam
memperolehnya, halal dalam prosesnya, halal dalam penyimpanannya dan halal
dalam pendistribusiannya. Dengan terpenuhinya beberapa aspek tersebut akan
memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi konsumen dalam mengkonsumsi
produk yang ditawarkan. Dengan memberikan kenyamanan dan rasa percaya
terhadap produk yang ditawarkan maka akan menciptakan loyalitas konsumen
terhadap produk yang di tawarkan.
Produk „Woenak Abon‟ merupakan bisnis yang bergerak dibidang kuliner.
Produk „Woenak Abon‟ termasuk bisnis rumahan yang memanfaatkan sisa atau
limbah bonggol pisang. Dalam proses pembuatan produk „Woenak
Abon‟perusahaan menggunakan sistem pemberdayaan masyarakat. Tahap awal
pengolahan bonggol pisang menjadi „Woenak Abon‟ dilakukan oleh masyarakat.
Kerjasama ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
lapangan pekerjaan pada masyarakat. Proses pengolahan tahap awal berlangsung
hingga tahap barang setengah jadi yaitu bonggol kering. Tahap selanjutnya,
bonggol kering yang telah diolah diserahkan kepada perusahaan untuk melalui
tahap akhir pengolahan. Tahap akhir pengolahan meliputi pemisahan dari benda
asing, pemberian bumbu, dan pengemasan.
Produksi „Woenak Abon‟ bekerjasama dengan petani pisang yang ada di
wilayah sekitar sebagai supplier bonggol pisang. Produk „Woenak Abon‟
memiliki perbedaan dengan abon biasa. Perbedaan „Woenak Abon‟ dibandingkan
dengan biasa terletak pada keunikan bahan baku yang diolah. Perbedaan yang
mencolok ini menjadi nilai tambah bagi „Woenak Abon‟. Produk „Woenak Abon‟
dikemas menggunakan kemasan yang berukuran kecil dan besar. Penggolongan
kemasan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dapat
dijangkau oleh semua kalangan.
a. Sejarah Pisang
Pisang adalah tanaman herbal yang berasal dari kawasan Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Penyebaran
tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah
15
tropis dan subtropis, dimulai dari Asia Tenggara ke timur melalui Lautan Teduh
ke Hawai. Selain itu tanaman pisang menyebar ke barat melalui Samudra
Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai Benua Amerika. Menurut Suyanti dan
Ahmad Supriyadi (2008) uraian sistematika (Taksonomi) tumbuhan, kedudukan
tanaman pisang diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Beberapa bukti sejarah, baik tertulis maupun berupa relief, di tempat-tempat
yang dianggap penting menunjukkan bahwa tanaman pisang memang telah lama
dibudidayakan. Tulisan pertama tentang pemeliharaan pisang berasal dari India,
yakni disebutkan bahwa pemeliharaan tersebut dilakukan di Epics, Pali
Boeddhist., pada 500 – 600 SM. Disebutkan pula bahwa buah sebesar taring itu
memang disukai binatang – binatang bertaring atau bertanduk seperti kera dan
gajah. Di Cina, awal kebudayaan pisang dimulai dan terpusat di Yangtze dan
sungai kuning. Sementara pada zaman batu – batuan kuno, dari tanah Yunani
diperoleh data bahwa pisang termasuk flora dari tanah India yang hadir pada 300
tahun SM. Sumber lain menyebutkan bahwa sebelum perhubungan Benua Eropa
dengan Benua Asia ditemukan, bangsa Portugis telah mengenal pisang dari Teluk
Guines di Afrika.
Menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008), buah pisang mempunyai
kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi
dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Pisang kaya akan mineral seperti
kalium, magnesium, besi, fosfor, dan kalium, mengandung vitamin B, B6, dan C,
serta mengandung serotonin yang aktif sebagai neutransmitter untuk kelancaran
fungsi otak. Bila dibandingkan dengan buah apel, nilai energi pisang bernilai lebih
tinggi, yakni 136 kalori per 100 gr, sedangkan buah apel hanya 54 kalori per 100
gr. Karbohidrat pada pisang mampu menyuplai energi lebih cepat daripada nasi
16
dan biskuit sehingga para atlet olahraga banyak yang mengkonsumsi pisang pada
saat jeda untuk me-recharge energy mereka.
Kandungan energi pisang merupakan energi instan yang mudah tersedia
dalam waktu singkat sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori
sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan
tersedia secara bertahap sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu cepat.
Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik bagi tubuh.
Pisang, termasuk salah satu jenis buah yang nilai gizinya cukup tinggi.
Kandungan vitamin dan mineralnya dipercaya mampu menyuplai cadangan
energi secara cepat sehingga mudah diserap tubuh ketika dibutuhkan. Dalam hal
budi dayanya pun, pisang tergolong jenis tanaman yang mudah tumbuh sehingga
tak heran bila tanaman pisang banyak dijumpai dimana saja, baik dipekarangan
rumah, pinggir jalan, tepi sawah, atau di kebun-kebun.
b. Manfaat Tanaman Pisang
Manfaat tanaman pisang menurut Suyanti dan Ahmad Supriyadi (2008)
diantaranya :
a) Bunga
b) Daun
Buah pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang sangat dikenal
dan merupakan bagian utama dari produksi tanaman pisang. Buah pisang kerap
dijadikan sumber vitamin dan mineral, sebagai buah meja, sebagai produk olahan
salle pisang, tepung pisang, selai, sari buah, sirup, keripik, dan berbagai jenis
olahan kue.
e) Kulit Buah Pisang
Abon
Bonggol Pengolahan Produk
Packaging Bonggol
Pisang Bahan Baku Makanan
Pisang
gizi dan info terkait produk. Dengan adanya website akan memudahkan konsumen
unutk mengakses informasi dan melakukan pemesanan produk. Produk „Woenak
Abon‟ juga dijual pada situs-situs online resmi seperti OLX, Bukalapak, dan
Tokopedia.
Proses penjulan juga dilakukan secara offline. Penjualan offline dilakukan
dengan cara mengikuti bazar dan pameran makanan pada suatu event. Dengan
cara ini produk „Woenak Abon‟ akan semakin dikenal dimasyarakat. Konsumen
juga dapat datang dan membeli Abon secara langsung di toko offline. Penjualan
offline juga dilakukan dengan menggunakan bantuan reseller dan dropshiper agar
menambah peningkatan penjualan.
2.2.4 Contoh Produk yang Ditawarkan
Berikut merupakan contoh produk Woenak Abon:
produk ini mengarah pada wisatawan yang memiliki budaya untuk membawa
oleh-oleh ketika pulang dari tempat tertentu.
Arianto (2010) dalam tulisannya yang berjudul Analisis Usaha Abon Ikan
Lele, menyebutkan bahwa value proposition dari produk ini diantaranya bahan
baku yang mudah diperoleh, menggunakan teknologi yang relatif sederhana serta
mudah dipelajari dan diaplikasikan. Sedangkan segmentasi pasarnya yaitu orang-
orang yang suka mengonsumsi ikan (penikmat ikan).
Wahyuni (2014) dalam tulisannya yang berjudul Analisis Abon Ikan Bandeng,
menyebutkan bahwa value proposition dari produk tersebut diantaranya kemasan
yang menarik, adanya hubungan kerja sama, dan mempunyai ciri khas dari varian
rasa. Selain itu segmentasi pasar yang disebutkan adalah orang-orang yang suka
mengonsumsi ikan (penikmat ikan).
Khatimah, Mappatoda dan Rauf (2013) dalam tulisannya yang berjudul
Strategi Pengembangan Usaha Abon Ikan Melalui Pendekatan Marketing Mix
Pada Industri “Raja Bawang” Di Kota Palu menyebutkan bahwa value
proposition dari produk ini adalah kualitas yang baik, memiliki merk/brand, dan
pilihan rasa yang bervariasi. Selain itu segmentasi dari produk tersebut adalah
para penikmat ikan.
Yudhaningsih (2012) dalam tulisannya yang berjudul Proses Produksi
Pembuatan Abon Cabai Naga serta Respati, Alit dan Widiatmoko (2013) dalam
penelitiannya menggunakan jenis abon cabe dengan judul Perancangan Ulang
Identitas Dan Media Promosi Ninoy Abon Cabe, telah disebutkan bahwa abon
cabai memiliki value proposition yaitu menambah nilai ekonomis dari cabai dan
mengandung banyak senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Segmentasinya adalah orang-orang yang menyukai cabai (penikmat pedas).
Safri, Rustam, Dafina (2013) dalam tulisannya yang berjudul Analisis Nilai
Tambah Abon Sapi pada Industri Rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota
Palu. menyebutkan bahwa jenis abon yang digunakan yaitu abon sapi dengan
menganalisa nilai tambahnya. Value proposition tersebut diantaranya baku yang
mudah diperoleh, menggunakan teknologi yang relatif sederhana serta mudah
dipelajari dan diaplikasikan. Sedangkan segmentasi pasarnya yaitu orang-orang
yang suka mengonsumsi daging sapi.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.Customer
Discovery
4. Company 2. Customer
Building Validation
3. Customer
Creation
Ekstraksi
Analisis
Hipotesis Analisis Uji Masalah
Market
model Industri
Size
Pembaruan Verifikasi
Uji Solusi
Model Bisnis model bisnis
dalam model bisnis. Survei ini dilakukan pada 52 orang calon responden yang
dibagi berdasarkan usia yaitu usia < 25 tahun sebanyak 18 orang dan usia > 25
tahun sebanyak 34 orang (Aisyah, 2015).
e. Pembaharuan Model Bisnis
Pembaharuan model bisnis merupakan tahapan yang menggambarkan hasil
dari analisis dan validasi data berdasarkan uji masalah yang telah dilakukan.
Pembaharuan model bertujuan agar diperoleh model bisnis yang valid
berdasarkan analisis uji masalah yang telah dilakukan.
f. Uji Solusi
Setelah masalah konsumen ditemukan dan dipahami maka solusi untuk
masalah manisan tersebut dibuat dan dituliskandalammodel bisnis kanvas. Uji
solusi dilakukan untuk mengetahui apakah solusi yang dibuat dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen sehingga konsumen tertarik
untuk membeli produk ini (Blank & Dorf, 2015).
g. Verifikasi Model Bisnis
Verfikasi model bisnis dilakukan setelah tahap pengujian masalah dan
pengujian solusi selesai. Pada tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi hipotesis
model bisnis pertama sebagai hasil dari pengujian masalah (test the problem) dan
pengembangan profil produk serta memperbaiki sembilan elemen model bisnis
berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian solusi (test the solution). Model
bisnis ini menyesuaikan dengan kebutuhan apa yang diinginkan konsumen
(Aisyah, 2015).
30
2. Wisatawan
„Woenak Abon‟ diharapkan mampu menjadi icon sekaligus buah
tangan bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah sehingga
memberikan daya tarik tersendiri bagi daerah dan memberikan nilai jual
yang tinggi bagi produk Woenk Abon.
3. Traveler
Bagi para traveler tentu sangat memerlukan makanan yang mudah
dan praktis untuk memenani perjalannnya. Dengan adanya „Woenak
Abon‟ akan sangat membantu para traveler dalam perjalannya.
3.4.2 Proposisi Nilai (Value Proposition)
1. Terbuat dari bonggol pisang
Produk Woenak Abon merupakan produk abon yang terbuat dari bonggol
pisang. Produk Woenak Abon merupakan produk yang sangat mainstream.
Dengan bahan dasar bonggol pisang yang sangat bergizi.
2. Varian rasa
Produk Woenak Abon memiliki varian rasa yang beragam. Adanya varian
rasa bertujuan agar konsumen tidak merasa bosan dan memberikan kepuasaan
rasa kepada konsumen. Varian rasa yang akan diberikan pada Woenak Abon
yaitu rasa pedas yang memiliki level sehingga akan menambah sensasi rasa
pedas saat mengkonsumsinya.
3. Quote Dakwah
Produk Woenak Abon tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan
semata. Penulis bermaksud menjadi produk Woenak Abon sebagai sarana
dakwah dengan menghadirkan konsep dakwah pada kemasan Woenak Abon .
Penambahan quote dakwah pada kemasan diharapkan memberikan nilai
positif bagi masyarakat agar slalau berada dalam kebajikan.
4. Tanpa Bahan Pengawet
Produk Woenak Abon merupakan produk abon yang dihasilkan dari
bonggol pisang. Dalam penyimpanannya Woenak Abon tidak menggunakan
bahan pengawet apapun. Hal ini dimaksudkan agar mengurangi biaya dan
bahaya bagi tubuh.
32
5. Harga
Produk Woenak Abon merupakan produk makanan bergizi dengan
harga yang sangat terjangkau. Produk Woenak Abon diharapkan mampu
menjawab pangsa pasar masyarakat menengah kebawah.
6. Green Product
Kasali (2005) dalam Mantho (2015) memberikan definisi dari produk
hijau (green product) sebagai ilustrasi dari barang atau produk yang
dihasilkan oleh produsen yang terkait dengan rasa aman dan tidak
menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia serta tidak berpotensi merusak
lingkungan hidup.
3.4.3 Saluran (Chanels)
1. Sentra Petani Pisang
Penjualan produk Woenak Abon menggunakan konsep daerah sentra
penghasil Woenak Abon. Konsep daerah sentra penghasil Woenak Abon
bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Konsep kerja sama daerah
sentra penghasil Woenak Abon akan membawa dampak positif baik pada
daerah maupun bada brand image produk Woenak Abon .
2. Online Advertising
Penjualan produk Woenak Abon juga merambah dunia online. Penjualan
menggunakan online iklan dilakukan dengan media iklan online resmi seperti
toko pedia, buka lapak, dan lazada.
3. Offline Advertising
Penjualan melalui offline advertising dilakukan melalui penyebaran
brosur, pamflet dan poster. Kemudian menggunakan kekuatan dari world of
mouth untuk mendistribusikan dan mengenalkan produk Woenak Abon ke
pada masayarakat.
4. Official website
Official website digunakan untuk menambah daya jual dari produk
Woenak Abon di media online. Dengan adanya official website diharapkan
semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pemesanan dan
mengetahui lebih dalam tentang produk Woenak Abon.
33
5. Social Media
Adanya sosial media untuk membantu daya jual produk Woenak Abon
dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Termasuk didalamnya
mempermudah konsumen melakukan pemesanan. Diantara media yang
digunakan yaitu BBM, Whatshap, Line dan Instagram. Tujuan lainnya yaitu
untuk menyatukan dan memberikan pengarahan online bagi para reseller dan
dropshiper.
6. Pameran dan Bazar
Kegiatan pameran dan bazar tak luput dari sasaran penjualan produk
Woenak Abon. Ini dimaksudkan agar masyarakat cepat mengenal produk
Woenak Abon dan memberikan brand awarenes dibenak masyarakat.
3.4.4 Customer Relationship
1. Komunitas
Menjaga hubungan antara produsen dan konsumen merupakan satu hal
yang sangat penting guna mempertahankan loyalitas konsumen jangka
panjang. Pada produk Woenak Abon dilakukan pengadaan komunitas untuk
mempermudah hubungan dan interaksi kepada konsumen.
2. Promosi
Promosi dilakukan agar konsumen lebih loyal kepada produk abon bonggl
pisang. Promosi yang dilakukan adalah pemberian diskon atau potongan harga
di hari senin dan kamis serta memberikan promo hadiah di akhir bulan dengan
menukarkan 50 logo produk Woenak Abon ke outlet resmi Woenak Abon .
3. Pelatihan pengolahan bonggol pisang
Pelatihan pengolahan Woenak Abon dilakukan agar memberikan nilai atau
citra positif pada brand produk Woenak Abon. Dengan adanya pelatihan
pengolahan Woenak Abon, masyarakat akan semakin mengenal produk
Woenak Abon serta memberikan nilai tambah dimata masyarakat terhadap
produk Woenak Abon.
3.4.5 Aliran Laba (Revenue Streams)
Aliran Laba pada produk Woenak Abon diperoleh dari penjualan online
dan offline. Penjualan online dilakukan dengan cara penjualan melalui web
dan penggunaan media sosial. Penjualan secara offline dilakukan dengan cara
34
menjual abon secara langsung atau direct selling serta memberikan pelatihan
pembuatan abon.
4. Dropshipper
Dropshiper tak jauh berbeda dengan reseller, keberadaannya bertujuan
untuk menambah daya jual dan pemasaran produk Woenak Abon. Dengan
adanya dropshiper diharapkan keutungan dapat ditingkatkan. Sistem
perekruttan tidak jauh berbeda dengan sistem perekrutan reseller.
5. Situs Online Resmi (Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada)
Peruasaan menjalin kerjasama dengan penyedia situs online resmi untuk
meningkatkan pemasaran. Dengan adanya kerjasama antara penyedia situs
online produk Woenak Abon akan semakin mudah didapatkan dan semakin
cepat dikenal masyarakat secara luas.
6. Koki
Perusahaan Woenak Abon memperkerjakan satu orang koki sebagai juru
masak kunci pengolahan bonggol pisang menjadi abon. Keberadaan koki
merupakan hal yang sangat penting karena kelezatan rasa dan kesesuian rasa
yang dinginkan oleh konsumen terletak dari hasil masakan koki.
3.4.9 Struktur Biaya (Cost Structure)
Struktur biaya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan model bisnis. Produk „Woenak Abon‟ memiliki struktur
biaya yang terdiri atas fix cost berupa Web Hosting dan variabel cost
pembelian bahan baku dan brand making.
Tabel 3.2 Biaya Tetap (Fix Cost)
Harga Satuan
Komponen Jumlah Harga/bulan
/minggu Harga/tahun
Biaya angkut
240 Kg Rp 75.000 Rp 300.000 Rp 3.600.000
Bonggol pisang
Kompor 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 3.000.000
Tabung Gas 1 unit Rp 65.000 Rp 260 .000 Rp 3.120.000
Peralatan masak 1 set - Rp 200.000 Rp 2.400.000
Timbangan 1 unit - Rp 100.000 Rp 1.200.000
Mesin Press
1 unit - Rp 100.000 Rp 1.200.000
Plastik
Ember Besar 2 unit Rp 60.000 Rp 60.000 Rp 360.000
Listrik + Air - - Rp 150.000 Rp 1.800.000
Sewa Tempat 1 unit - Rp 350.000 Rp 4.200.000
Web Hosting - Rp 450.000
Pulsa Internet 16 GB - Rp 120.000 Rp 1.440.000
Gaji Karyawan 2 orang - Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Total Rp 2.897.500 Rp 34.770.000
38
40
41
Abon diharapkan mampu untuk memberikan makanan sehat dan bergizi dengan
harga yang terjangkau.
4.2.1 Brand Woenak Abon
d. Official website
Official website digunakan untuk menambah daya jual dari produk
Woenak Abon di media online. Adanya official website diharapkan
semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pemesanan dan
mengetahui lebih dalam tentang produk Woenak Abon.
e. Social Media
Adanya media sosial untuk membantu daya jual produk Woenak
Abon dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Termasuk
didalamnya mempermudah konsumen melakukan pemesanan. Diantara
media yang digunakan yaitu BBM, Whatshap, Line dan Instagram. Tujuan
lainnya yaitu untuk menyatukan dan memberikan pengarahan online bagi
para reseller dan dropshiper.
g. Pameran dan Bazar
Kegiatan pameran dan bazar tak luput dari sasaran penjualan
produk Woenak Abon. Ini dimaksudkan agar masyarakat cepat mengenal
produk Woenak Abon dan memberikan brand awarenes dibenak
masyarakat.
4.4.4 Customer Relationship
a. Komunitas
Menjaga hubungan antara produsen dan konsumen merupakan satu
hal yang sangat penting guna mempertahankan loyalitas konsumen jangka
panjang. Pada produk Woenak Abon dilakukan pengadaan komunitas
untuk mempermudah hubungan dan interaksi kepada konsumen.
b. Promosi
Promosi dilakukan agar konsumen lebih loyal kepada produk abon
bonggl pisang. Promosi yang dilakukan adalah pemnerian diskon atau
potongan harga di hari senin dan kamis serta memberikan promo hadiah di
akhir bulan dengan menukarkan 50 logo produk Woenak Abon ke outlet
resmi Woenak Abon.
Kategori Responden
pengusaha catering
33% 34%
Traveler
wisatawan
33%
Rentang usia
7%
13%
< 20
21-30
27% 31-40
53%
> 40
Penikmat Abon
10%
Suka
23%
agak suka
Tempat Pembelian
Toko Makanan
Toko Oleh Oleh
7%
7%
Swalayan
3% Pasar
Alfamart
3% 30%
Warung
10%
Super Market /
minimarket
40%
Gambaran Produk
3%
10% Rasa
Jenis abon
7% Kemasan
37% Expired date
Kehalalan
13% Harga
Merek
20% Komposisi
7%
3%
Informasi Produk
7% 3% Keluarga/Teman
7% Mulut Kemulut
3% Pasar
7% Tidak Tahu
Internet
10% 63%
Iklan
Toko Oleh Oleh
Media Pembelian
10%
Langsung
Online
90%
13%
Ribet
Lama pengiriman
47% Tingkat kepercayaan
37%
Tidak ada
Data pada diagram 4.9 menunjukan bahwa 47% responden merasa kurang
percaya terhadap pembelian barang secara online, 37% responden merasa bahwa
pembelian online terlalu memakan waktu, 13% responden merasa berbelanja
online terlalu rumit, dan 3% responden lainnya merasa puas berbelanja online.
61
Minat Responden
10%
suka
50% Kurang suka
40%
Tidak suka
b) Varian Rasa
Varian Rasa
27%
Setuju
Tidak Setuju
73%
Quote Dakwah
30%
Setuju
Tidak Setuju
70%
Tanpa Pengawet
0%
Setuju
Tidak Setuju
100%
Harga
10%
Ya
Tidak
90%
30% pengaruh
kurang pengaruh
63% tidak pengaruh
7%
memberikan kuis melalui media social. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menarik
para pelanggan untuk berbelanja secara online.
Tabel 4.10 Pembaharuan Bisnis Model Kanvas 1
Business Idea: Woenak Abon
Key Partners Key Activities Value Customer Customer
Petani pisang Pengolahan bahan Propositions Relationships segment
Agen baku Terbuat dari Komunitas Pengusaha
pengiriman packaging bonggol Promosi catering
Reseller Pemasaran pisang Pelatihan Wisatawan
Drop shipper Pemesanan Varian rasa pengolahan Traveler
Toko Pedia, Pengiriman Quote dakwah bonggol pisang Konsumen
Buka lapak, Customer service Tanpa usia 21-30
Lazada pengawet
Koki Harga
Key Resources Channels
Human Resources : Sentra petani
Koki pisang
Marketer Iklan secara
Operational staff online
Supplies : Iklan secara
Bonggol pisang offline
Penggunaan
Web
Sosial Media
Pameran dan
bazar
Cost Structure Revenue Streams
Fixed cost : Onli ne sales
Web Hosting Penjualan melalui web dan media sosial
Peralatan produksi Offline sales
Sewa gedung Penjualan Woenak Abon di toko
Listrik + air
Gaji Karyawan
Variable cost :
Pembelian bahan baku
Brandmaking
Beban pengeluaran
Ongkos kirim
Biaya transportasi
Rentang usia
13% 7%
< 20
21-30
27%
31-40
53%
> 40
Setuju
90% tidak setuju
bentuknya. Hal ini menjadi ancaman bagi produk Woenak Abon yang
berbahan dasar bonggol pisang. Menanggapi masalah ini, maka solusi
yang ditawarkan untuk memecahkan masalah ini yaitu dengan
memberikan edukasi pasar kepada konsumen melalui media social.
Berikut data pendapat konsumen terakit edukasi pasar melalui media
sosial:
setuju
kurang setuju
87%
tidak setuju
setuju
kurang setuju
83%
tidak setuju
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan bisnis Woenak Abon dari hasil pengujian
hingga mendapatkan hasil maka Woenak Abon memiliki kesimpulan,
yaitu:
1. Customer segment untuk Woenak Abon adalah pengusaha catering,
traveller, wisatawan, dan kalangan usia 21 – 30 tahun.
2. Value proposition untuk Woenak Abon ialah Terbuat dari bonggol pisang,
Varian rasa, Quote dakwah, Tanpa pengawet, Harga, Garansi uang
kembali, dan Bebas ongkos kirim.
3. Mendapatkan gambaran utuh sembilan elemen dari produk Woenak Abon.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari pembahasan rencana bisnis
Woenak Abon, maka penulis memiliki saran untuk pihak-pihak yang
bersangkutan, antara lain:
1. Bagi yang ingin meneruskan penelitian ini diharapkan untuk menganalisis
lebih dalam mengenai customer segment, agar customer segment untuk
usaha Woenak Abon ini luas dan bertambah banyak. Seperti melakukan
penambahan customer segment pada kategori pelajar, komunitas, dan
lembaga sehingga penentuan customer segment nya menjadi luas dan
mudah dijangkau.
2. Bagi yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai Woenak Abon, diharapkan
untuk menciptakan ide-ide yang menarik agar value proposition produk
Woenak Abon bisa bertambah lebih banyak. Seperti dari teknik
pemasarannya, dari kemasan produknya, dan dari segi produksinya.
Sehingga hal ini dapat memperbanyak value proposition yang berkualitas
terhadap produk Woenak Abon.
3. Bagi yang yang ingin meneruskan penelitian ini diharapkan untuk lebih
mengkaji dan meneliti ekstraksi hipotesis sembilan elemen Woenak Abon.
72
73
Al-Quran Al-Karim
Aini. (2015, November). Pasar Abon Jakarta Menggiurkan. Jawa Barat, Jakarta.
Aisyah, I. Y. (2015). PENGEMBANGAN MODEL BISNIS MANISAN CABAI
MERAH (Capsicum annum). E-Jurnal Agroindustri Indonesia, 6.
Arianto. (2010). Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Usaha Abon Ikan.
Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2017) www.bpskotabogor.go.id
Blank, S., & Dorf. (2015). The Startup Owner's : Manual Panduan Langkah Demi
Langkah Untuk Membangun Sebuah Perusahaan Hebat. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, Kelpmpok Gramedia Jakarta.
Chistiyani, D. P. (2008). Analisis Abon Sapi Diamond. Skripsi: Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
cianjurkab.go.id. (2014). Portal Resmi PemKab Cianjur. Cianjur:
cianjurkab.go.id.
datahorti. (2016, Agustus). Pertanian. Dipetik Oktober 2016, dari
www.pertanian.go.id/datahorti
Depa. (2015). Keren… Abon Karwati Cianjur Melesat ke Luar Negeri. Cianjur:
pojok.jabar.com.
Ideal, D. H. (2016). Pengembangan Bisnis Singgalang Motor di Kota Padang .
Bogor: Skripsi : Bisnis Manajemen Islam STEI Tazkia.
Kertajaya, H. (2006). Hermawan Kertajaya on Segmenting. Bandung: Mizan
Pustaka.
Khatimah, H., Mappatoda, M., & Rauf, R. A. (2013). Strategi Pengembangan
Usaha Abon Ikan melalui Pendekatan Marketing Mix pada Industri Raja
Bawang di Kota Palu. e-J Agrotekbisnis 1, 5, 464-470.
Kotler, P., & Kevin, K. (2008). Manajemen Pemasaran. Erlangga dan
Powermacpro.
Litbang Pertanian. (2013, April). Dipetik Oktober 2016, dari
www.litbang.pertanian.go.id
Moloeng, L. J. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
v
Naufal, A. M. (2015). Analisis Penerapan Bisnis Model Kanvas dalam
membangun Football Clothing Company. Bogor: Skripsi: Bisnis
Manajemen Islam STEI Tazkia.
Ostelwader, A., & Pigneur, Y. (2015). Business Model Genertaion. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Pertanian, D. (2014, Desember). Pusdatin Setjen Pertanian. Dipetik Oktober
2016, dari pusdatin.setjen.pertanian.go.id
Resati, Alit, D., & Widiatmoko, D. D. (2013). Perancangan Ulang Identitas dan
Media Promoi Ninoy Abon Cabe. e-J Agrotekbisnis 1, 5.
Safitri, Rustam, & Dafina. (2013). Analisis Nilai Tambah Abon Sapi pada Industri
Rumah Tangga Mutiara Hj Mbok Sri di Kota Palu. e-J Agrotekbisnis 1, 4,
370-376.
Septiara, S. N. (2016). Rencana Bisnis Kefir Makcik Dengan Penerapan Zero.
Bogor: Skripsi: Bisnis Manajemen Islam STEI Tazkia.
Siregar. (2013). Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stevan, S., & Richard, B. (2014). Analysis of Business Models. journal of
competitiveness, 4.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alvabeta CV.
Sugiyono, P. D. (2013). metode penelitian bisnis. Bandung: Anggota Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI).
Suyanti, & Supriyadi, A. (2008). Pisang Budidaya, Pengolahan dan Prospek
Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wahyuni, S. (2014). Analisis Abon Ikan Bandeng. Skripsi: Universitas Negeri
Makassar.
Yudhaningsih, A. F. (2012). Proses Produksi Pembuatan Abon Cabai Naga.
Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
vi
LAMPIRAN
Lampiran 1
Panduan Wawancara Uji Masalah Woenak Abon
Karakteristik Responden
Nama :
Alamat :
Alamat Email :
Jenis Kelamin : Laki- Laki / Perempuan
Usia : a. ≤ 20 Tahun
b. 21 – 30 Tahun
c. 31 – 40 Tahun
d. ≥ 40 Tahun
Pekerjaan : a. Karyawan Swasta
b. Wiraswasta
c. Pegawai Negeri
d. Mahasiswa / Pelajar
e. dll,sebutkan……………
Pendapatan Perbulan : a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.001 s.d Rp. 2.500.000
c. Rp. 2.500.001 s.d Rp. 5.000.000
d. Rp. 5.000.001 s.d Rp. 10.000.000
e. > 10.000.000
I. Customer Segment
a. Perilaku Kostumer
1) Apakah anda menyukai abon?
2) Dimana biasanya anda membeli abon?
3) Apakah anda memfavoritkan salah satu merek abon?
4) Seberapa sering anda membeli abon?
5) Berapa biaya yang anda alokasikan untuk membeli abon tersebut ?
v
b. Persepsi kostumer
6) Hal apa yang paling anda perhatikan ketika anda membeli abon?
7) Siapa yang mempengaruhi anda dalam membeli abon?
8) Dari mana anda mendapatkan informasi mengenai produk abon yang anda
cari?
9) Informasi apa yang anda butuhkan ketika anda ingin membeli abon
tersebut?
c. Keputusan kostumer
10) Hal apakah yang menjadi pertimbangan anda ketika membeli woenak
abon?
11) Apakah anda lebih suka membeli abon secara online atau melakukan
pembelian langsung?
12) Apa yang menjadi pertimbangan anda ketika anda membeli abon secara
online?
13) Apa yang menjadi hambatan anda ketika anda berbelanja secara online?
I. Value Proposition ?
a. Terbuat dari bonggol pisang
14) Apa yang terbesit di benak anda ketika mendengar kata bonggol pisang?
15) Apakah anda akan menyukai produk abon yang terbuat dari bonggol
pisang?
b. Varian rasa
16) Kualitas produk seperti apa yang anda harapkan dalam membeli abon?
17) Apakah menurut anda produk abon harus memiliki beragam rasa?
18) Dalam produk abon spesfikasi varian rasa seperti apa yang anda harapkan?
19) Apakah anda setuju jika varian rasa produk abon berupa pedas?
c. Quote dakwah
20) Apakah packaging mempengaruhi anda dalam pembelian produk abon?
21) Apakah ketika packaging abon diberikan seruan atau kata-kata yang
menyeru untuk kebersihan lingkungan, akan mempengaruhi anda dalam
membeli abon?
vi
d. Tanpa Pengawet
22) Apa pendapat anda, mengenai bahan pengawet pada abon?
23) Apakah anda selama ini sering mengkonsumsi abon dengan menggunakan
bahan pengawet?
24) Bagaimana perasaan anda jika abon hadir dengan tanpa bahan pengawet?
e. Harga
25) Apakah harga sangat mempengaruhi keputusan anda dalam melakukan
pemblian produk abon?
26) Apakah ketika berbelanja secara online ongkos kirim mempengaruhi
keputusan anda dalam melakukan pembelian?
vii
Lampiran 2
Panduan Wawancara Uji Solusi Produk Woenak Abon
Karakteristik Responden
Nama :
Alamat :
Alamat Email :
Jenis Kelamin : Laki- Laki / Perempuan
Usia : a. ≤ 20 Tahun
b. 21 – 30 Tahun
c. 31 – 40 Tahun
d. ≥ 40 Tahun
Pekerjaan : a. Karyawan Swasta
b. Wiraswasta
c. Pegawai Negeri
d. Mahasiswa / Pelajar
e. dll,sebutkan……………
Pendapatan Perbulan : a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.001 s.d Rp. 2.500.000
c. Rp. 2.500.001 s.d Rp. 5.000.000
d. Rp. 5.000.001 s.d Rp. 10.000.000
e. > 10.000.000
1. Apakah anda setuju jika adanya edukasi pasar kepada konsumen mengenai
kegunaan dan manfaat bonggol pisang melalui social media Woenak
Abon?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :
viii
2. Apakah anda setuju dengan adanya penambahan kuis pada twitter dan
instgaram, misalnya seperti pertanyaan tentang sejarah pisang dan
kandungan gizinya?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :
5. Apakah anda setuju jika Woenak Abon memberikan potongan harga atau
diskon bagi pelanggan tetap dan di hari-hari tertentu?
a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju
Alasan :
ix