DISUSUN OLEH:
David Dwi Cahyo Nugroho (175010101111060)
Umi Munawaroch (175010101111132)
Isna Laila Ilhami (175010101111172)
SPV:
Guardino Ibrahim Fahmi (165010100111120)
Muhammad Irfan (155010107111115 )
Menyetujui,
Mengetahui,
Direktur Utama FKPH FH UB
Wahidiyah Putri R ii
145010100111003
SURAT PERNYATAAN PESERTA
Apabila di kemudian hari terbukti sebaliknya, maka kami bersedia mendapat sanksi
dan didiskualifikasi dari kompetisi tersebut.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan
dari siapapun.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang kami beri judul “PENAK
(Peduli Narapidana Anak) ; Gerakan Perlindungan Terhadap Narapidana Anak Sebagai
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Narapidana Anak di Indonesia”.
Karya tulis ilmiah ini merupakan karya tulis pertama bagi kami selaku penyusun.
Dalam proses penyusunannya kami mengalami cukup banyak hambatan, namun segala
proses itu kami nikamati sebagai salah satu ajang pembelajaran bagi kami untuk menulis
karya-karya selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih kepada Kak Guardino Ibrahim Fahmi
dan Kak Muhammad Irfan selaku supervisor kami yang telah membimbing kami selama
proses penyusunan karya tulis ilmiah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak lain yang telah membantu memperlancar proses penyusunan, kakak-kakak yang
selalu menyemangati dan mengingatkan kami untuk terus semangat membuat karya tulis ini.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang ada pada karya tulis
ini. Oleh karena itu kami menerima adanya kritik dan saran yang dapat dijadikan
pembelajaran ke depannya.
Akhir kata kami berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca.
NOVEMBER 2017
TIM PENYUSUN
iv
DAFTAR ISI
PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................... 15
Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16
CURRICULUM VITAE ................................................................................... 17
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Kondisi Sebelum dan Sesudah Menggunakan Gerakan PENAK ...... 14
vii
ABSTRAK
PENAK (GERAKAN NARAPIDANA ANAK) : GERAKAN PERLINDUNGAN
TERHADAP NARAPIDANA ANAK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN NARAPIDANA ANAK DI INDONESIA
David Dwi Cahyo Nugroho, Umi Munawaroch, Isna Laila Ilhami1
Tulisan ini membahas mengenai sebuah gerakan yang bernama PENAK(Peduli Narapidana
Anak) sebagai bentuk solusi terhadap masalah tidak terpenuhinnya fasilitas lapas untuk anak
dibawah umur yang terancam menjalani proses pemidanaan di lapas sesuai dengan Undang-
Undang No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak. Penelitian ini berfokus pada tiga
hal yakni : pertauran yang mengatur fasilitas narapidana di bawah umur di Indonesia,
keadaan fasilitas lapas anak dibawah umur saat ini, dan bagaimana Gerakan Penak (Peduli
Narapidana Anak) dapat mengatasi permasalahan di lapas anak. Adapun jenis penelitian yang
kami gunakan adalah yuridis normatif, yaitu dengan cara peneliti menelaah bahan hukum
baik primer (perundang-undangan), sekunder (literatur yang terkait dengan masalah yang
dikaji), serta tersier (kamus bahasa Indonesia, kamus hukum) untuk menjawab permasalahan
yang menjadi fokus penelitian kami. Hasil penelitian berkesimpulan bahwa Gerakan PENAK
(Peduli Narapidana Anak) menjadi salah satu jalan terbaik dalam sistem perlindungan dan
pengawasan narapidana anak dibawah umur demi memperoleh fasilitas lapas sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku.
Kata Kunci: Narapidana Anak, Kesejahteraan, Gerakan PENAK (Peduli Narapidana Anak)
ABSTRACT
1
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya angkatan 2017
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Yudhistira Adhi Nugraha, Tesis Pemidanaan Terhadap Terdakwa Anak Yang Terancam Pidana
Minimum Khusus Dalam Praktek Di Pengadilan Sebelum Berlakunya Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, diakses di
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20335013-T33048-Yudhistira%20Adhi%20Nugraha.pdf, diakses pada
26 november 2017.
3
Lihat Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak
1
menjadi buruk juga. Hal itu tentu saja dapat merugikan dirinya sendiri dan
masyarakat.4
Namun kasus ketidaksesuaian fasilitas lapas kerap kali terjadi, seperti di
Lapas Kelas I Makassar bahwa pelaksanaan pemenuhan hak narpidana anak
untuk mendapatkan pendidikan belum sepenuhnya terpenuhi5, ada juga di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Bandar Lampung Masih ada anak tidak
dipisahkan dari orang dewasa. Dalam aturannya menurut Pasal 3 huruf b
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
menyatakan bahwa anak dipisahkan dengan orang dewasa6, dan lain
sebagainnya
4
Yudhistira Adhi Nugraha, Op.Cit.,2.
5
Affandi Haris Raharjo, Skripsi Pemenuhan Hak Narapidana Anak Untuk Mendapatkan
Pendidikan Di Lembaga Pemasyarakata, diakses di
http://repository.unhas.ac.id/123456789/11017/skripsi%20lengkap-pidana-
afandi%20haris%20raharjo.pdf, diakses pada 26 November 2017.
6
Serly Rahmawati, Skripsi Analisis Penerapan Hak-Hak Anak Dalam Lembaga
Pemasyarakatan Anak (Studi Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas Iii Bandar Lampung), diakses
di digilib.unila.ac.id/22169/3/skripsi%20tanpa%20bab%20pembahasan.pdf, diakses pada 26
November 2017.
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
a) Manfaat Teoritis
b) Manfaat Praktis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
4. Balai Pemasyarakatan (BAPAS), yaitu unit pelaksana teknis
pemasyarakatan yang melaksanakan tugas dan fungsi penelitian
kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan dan pendampingan.
5. Pembimbing kemasyarakatan, yaitu pejabat fungsional penegak hukum
yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan, pembimbingan,
pengawasan, dan pendampingan terhadap anak di dalam dan di luar proses
peradilan pidana.
6. Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial, yaitu
seseorang yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial untuk
melaksanakan tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial anak.
2.3 Peraturan yang mengatur Pidana Anak
Sesuai dengan ketentuan Konvensi Hak Anak (Convention on the Right of
the Child) yang diratifikasi pada tanggal 20 November 1989 oleh pemerintah
Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 dan merupakan
Negara ke 191 yang meratifikasi konvensi tersebut. Kemudian dituangkan dalam
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang semuanya
mengemukakan prinsip-prinsip umum perlindungan anak, yaitu non diskriminasi,
kepentingan terbaik bagi anak, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang serta
menghargai pertisipasi anak. Dalam kehidupan sehari-hari anak dapat saja
berhubungan bahkan berkonflik dengan hukum seperti melakukan tindak pidana.7
7
Serly Rahmawati, Op.Cit., hal.2-3.
5
BAB III
METODE PENULISAN
8
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenada Media), 2005, hlm. 29-36
9
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana), 2007, Hal. 96.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Nyata Lapas Narapidana Anak di Indonesia
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah suatu badan hukum yang
menjadi wadah / menampung kegiatan pembinaan bagi narapidana, baik
pembinaan secara fisik maupun pembinaan secara rohaniah agar dapat hidup
normal kembali di tengah masyarakat. 10
Sejak tahun 1964 sistem pembinaan narapidana dan anak pidana telah
berubah secara mendasar, yaitu dari sitem kepenjaraan menjadi sistem
pemasyarakatan. Begitu pula institusinya yang semula disebut rumah penjara dan
rumah pendidikan negara berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan. 12
10
Affandi Haris Raharjo, Op.Cit., Hal.30-31.
11
Ibid
12
Affandi Haris Raharjo, Op.Cit., Hal.34
13
Affandi Haris Raharjo, Op.Cit., Hal.30-31.
7
dan kemampuannya serta hak lain berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
14
Rakei Yunardhani, Jurnal Efektifitas Lembaga Pemasyarakatan Di Indonesia, diakses di
publikasi.fisip.unila.ac.id/index.php/sosiologi/article/download/187/194, diakses pada 26
November 2017.
15
Skalanews, Lapas Anak Palembang Minim Fasilitas Pendidikan, diakses di
http://skalanews.com/berita/nasional/daerah/213119-lapas-anak-palembang-minim-fasilitas-
pendidikan , diakses pada 26 November 2017.
16
Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Bandung, 2013, hlm. 16.
8
d. Faktor kedudukan anak dalam keluarga
2. Yang termasuk dorongan ekstrinsik adalah :
a. Faktor rumah tangga
b. Faktor pendidikan dan sekolah
c. Faktor pergaulan anak
d. Faktor media massa
Faktor Intrinsik :
a. Faktor Intelegentia
Intelegentia adalah kecerdasan seseorang, menurut pendapat Wundt dan
Eisler (dalam Romli Atmasasmita : 1983, 46) adalah kesanggupan seseorang
untuk menimbang dan memberi keputusan. Anak-anak yang memiliki
pencapaian rendah di sekolah biasanya mudah menerima ajakan buruk
b. Faktor Usia
Stephen Hurwitz ( dalam Romli Atmasasmia, 1983:48 ) mengungkapkan “age
is importance factor in the causation of crime” usia adalah faktor yang paling
penting dalam sebab musabab timbulnya kejahatan. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan terhadap para narapidana anak di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Tangerang pada tahun 1998, diperoleh data-data
bahwa yang paling banyak melakukan kejahatan adalah mereka yang berusia
antara enam belas sampai delapan belas tahun (mencapai 119-134 orang
narapidana anak).
c. Faktor Kelamin
Dalam Romli Atmasasmita (1983:49) kenakalan anak dapat dilakukan oleh
anak laki-laki ataupun perempuan. Hasil penelitian membuktikan anak laki-
laki lebih banyak melakukan kenakalan daripada anak perempuan.
Faktor Ekstrinsik :
a. Faktor Keluarga
Keluarga yang dapat menjadi sebab timbulnya delinquency dapat berupa
keluarga yang tidak normal (broken home) dan keadaan jumlah keluarga yang
kurang menguntungkan.
b. Faktor Pendidikan dan Sekolah
9
Di sekolah terjadi interaksi anak yang satu dengan anak yang lain. Tidak
jarang interaksi anaj itu menimbulkan akibat sampingan yang negatif bagi
perkembangan mental anak sehingga anak menjadi delikuen.
c. Faktor Pergaulan Anak
Anak menjadi delinkuen disebabkan oleh partisipasinya di tengah-tengah
suatu lingkungan sosial yang ide dan teknik delinkuen tertentu dijadikan
sebagai sarana yang efisien untuk mengatasi kesulitan hidupnya.
d. Pengaruh Medua Massa
Dorongan untuk bertindak nakal atau melakukan kejahatan terkadang timbul
karena pengaruh bacaan, gambar-gambar dan film.
1. Batas umur Anak Nakal yang dapat diajukan ke sidang anak adalah sekurang-
kurangnya 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah
kawin.
2. Dalam hal anak melakukan tidak pidana pada batas umur sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan diajukan ke sidang pengadilan, setelah anak
yang bersangkutan melampaui batas umur tersebut tetapi belum mencapai
umur 21 tahun, tetap diajukan ke sidang anak.
1. Dalam hal anak belum mencapai umur delapan tahun melakukan atau
diduga melakukan tindak pidana, maka terhadap anak tersebut dapat
dilakukan pemeriksaan oleh penyidik.
2. Apabila menurut hasil pemeriksaan, penyidik berpendapat bahwa anak
sebagimana dimaksud dalam ayat (1) masih dapat dibina oleh orang tua, wali,
atau orangtua asuhnya, penyidik menyerahkan kembali anak tersebut kepada
orangtua, wali, atau orangtua asuhnya.
10
4.3 Gerakan PENAK
Gerakan PENAK merupakan aktivitas sosial berupa Gerakan pengawasan
terhadap fasilitas lapas yang berhak didapatkan oleh narapidana anak dalam
menjalankan masa pidanannya, yang bertujuan mendukung berjalannya Undang-
Undang No.11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan anak sehingga berdampak
pada peningkatan kesejahteraan narapidana anak di Indonesia. Gerakan ini
menerapkan sistem penyebaran isu secara online dan langsung untuk
menggerakan masyarakat dalam proses pengawasan. Gerakan ini hadir untuk
memberikan jawaban terhadap masalah ketidaksesuaian fasilitas lapas anak
dengan Undang-Undang yang berlaku, adapun isi dari Gerakan PENAK yaitu:
1. Mengedukasi masyarakat mengenai kasus ketidaksesuaian lapas
anak, dan tindakan yang dapat dilakukan.
2. Menemukan kasus-kasus yang berkaitan ketidaksesuaian lapas
untuk anak dengan Undang-Undang yang berlaku.
3. Melaporkan kasus ketidaksesuaian lapas anak kepada pihak atau
lembaga terkait.
11
Gerakan PENAK seperti update berita dan Gerakan tentang kasus
pelanggaran hak yang didapatkan narapidana anak, tempat memposting
kasus jika seseorang menemui kasus yang terkait ketidaksesuaian lapas
anak, tempat diskusi online untuk menyelesaiakan suatu permasalahan
narapidana anak, tempat melakukan donasi jika ada suatu Gerakan yang
membutuhkan dana , dan lain-lain. Untuk membuat website ini, kerja sama
dari pihak ahli sangatlah dibutuhkan. Contoh pihak-pihak yang diharapkan
bisa bekerja sama dalam membangun sistem ini adalah Mahasiswa Jurusan
Ilmu Komputer, Programer, Website Designer serta seorang admin yang
memiliki keahliah dibidang hukum.
2. Tahap Sosialisasi dan Organisasi Gerakan PENAK
Dalam menjalankan Gerakan PENAK sosialisasi berguna sebagai
pengenalan kepada masyarakat. Dalam tahap ini, brosur dan selembaran
untuk membuat masyarakat lebih mengerti tentang sistematis Gerakan
PENAK. Untuk membuat masyarakat lebih mengenal apa itu Gerakan
PENAK, sebuah organisasi yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat
dapat dibuat dan diimplementasikan sebagai contoh dan persiapan
pengimplementasian Gerakan PENAK.
3. Tahap Implementasi
Setelah semua persiapan tentang pengenalan dan sosialisasi selesai dan
masyarakat sudah dinilai siap, pengimplementasian Gerakan PENAK bisa
dilakukan. Dalam tahap implementasi, masyarakat akan diberi contoh
bagaimana Gerakan PENAK berkerja. Setelah itu, masyarakat akan
merespon terhadap gerakan yang diprogramkan. Dalam tahap ini
kemungkinan adanya kendala-kendala sangatlah besar sehingga diperlukan
kesabaran dan ketelitian agar sistem ini dapat berjalan sesuai rencana
12
1.Masyarakat
mengirim kasus 4. Gerakan
ketidaksesuaian diposting
lapas anak ke admin ke
admin melalui dalam
website website
5.Masyarakat
melakukan
2. Admin gerakan
memunculkan
3. Admin PENAK
kasus terpilih dan
Website
pengunjung
membuat
Website
gerakan yang
melakukan
didasarkan
diskusi untuk
kepada hasil
pemecahan
diskusi online
masalah
13
4. Tahap Controlling
Setelah pengimplementasian program secara benar dan masyarakat dinilai
bisa menjalankan Gerakan Ini, akan diadakan open recruitment sebagai
admin website untuk tiap-tiap daerah. Admin pada tiap daerah diharapkan
bisa melakukan sesi controlling, sehingga gerakan ini bisa berjalan sesuai
dengan rencana dan tidak mati di pertengahan jalan.
Dalam tabel digunakan tiga indikator yaitu, Pihak yang mengawasi lapas
anak, pemenuhan fasilitas anak di lapas, dan efesiensi. Indikator ini digunakan
untuk membandingkan antara kondisi sebelum dan sesudah menggunakan
Gerakan PENAK. Dari tabel tersebut dapat terlihat jelas perbedaannya. Gerakan
PENAK memiliki kelebihan, seperti kondisi lapas anak diawasi oleh orang
banyak, sehingga fasilitas lapas anak terpenuhi sesuai Undang-undang yang
berlaku.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kondisi lapas anak dibawah umur belum bisa dikatakan selalu sesuai
aturan yang berlaku. Terbukti masih terdapat kasus-kasus ketidaksesuaian lapas
anak di berbagai daerah. Salah satu faktor penyebab kasus ketidaksesuaian lapas
anak tersebut adalah kurangnya pengawasan dan perlindungan dari masyarakat
yang mengetahui hukum. Hal ini sangat disayangkan, karena anak yang
seharusnya menjadi bagian dari generasi muda, merupakan penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional, yang
diharapkan menjadi sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, yang
mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa, harus
kehilangan beberapa haknya karena terkena kasus pidana.
Gerakan PENAK (Peduli Narapidana Anak) hadir untuk menjawab
tantangan ini melalui terobosan baru sistem perlindungan dan pengawasn secara
online dan langsung yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan narapidana
anak di Indonesia.. Diharapkan dengan adanya partisipasi yang besar oleh
Masyarakat bisa meningkatkan kualitas anak-anak di Indonesia.
5.2 Saran
Pihak-pihak yang berwenang dalam pemerintahan hendaknya dapat
mendukung, memberikan perhatian, atapun menguji Gerakan PENAK (Peduli
Narapidana Anak) agar kekurangan dan kelemahannya dapat diketahui dan
dapat dikembangkan lagi. Degan memberikan beberapa peningkatan dan
pengujian. tujuan dari Gerakan PENAK (Peduli Narapidana Anak) sebagai
suatu gerakan soial yang membantu narapidana anak dibawah umur dapat
diwujudkan.
Selain itu, Pemerintah diharapkan bisa menambah atau memperbaiki
undang-undang yang berlaku yang menyangkut kesejahteraan narapidana anak
sehingga fasilitas narapidana anak dapat terpenuhi secara menyeluruh di Negara
Republik Indonesia.
15
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana.
Soetedjo, Wagiati dan Melani. 2013. Hukum Pidana Anak, Bandung, Refika
Aditama.
JURNAL :
Raharjo, Affandi Haris. 2017. Pemenuhan Hak Narapidana Anak Untuk
Mendapatkan Pendidikan Di Lembaga Pemasyarakatan. skripsi
UNHAS.
INTERNET :
Skala News. “Lapas Anak Palembang Minim Fasilitas Pendidikan” 2012.
http://skalanews.com/berita/nasional/daerah/213119-lapas-anak-
palembang-minim-fasilitas-pendidikan , 26 November 2017.
TESIS :
Nugraha, Yudhistira Adhi (2017). Pemidanaan Terhadap Terdakwa Anak
Yang Terancam Pidana Minimum Khusus Dalam Praktek Di
Pengadilan Sebelum Berlakunya Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Tesis,
Universitas Indonesia.
16
CURRICULUM VITAE
KETUA KELOMPOK
Nama : David Dwi Cahyo Nugroho
Tempat, tanggal lahir : Madiun, 20 November 1998
Nomor Telepon : 083845434736
Email : kobarmejayan@gmail.com
Alamat tinggal : Jl.Terusan Sigura-sigura, Poharin,
RT3/RW4 No.173, Kota Malang
Hasil Karya Ilmiah : -
Penghargaan-penghargaan : -
ANGGOTA 1
Nama : Umi Munawaroch
Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 29 Januari 1999
Nomor Telepon : 085803651801
Email : munawarochumi@gmail.com
Alamat tinggal : Griya Brawijaya
Hasil Karya Ilmiah :-
Penghargaan-penghargaan : -
ANGGOTA 2
Nama : Isna Laila Ilhami
Tempat, tanggal lahir : Purworejo, 4 April 1999
Nomor Telepon : 089670235383
Email : isnalailailhami16@gmail.com
Alamat tinggal :Jl.Bendungan Sutami No.5,
Sumbersari, Lokowaru, Malang
Hasil Karya Ilmiah :-
Penghargaan-penghargaan : -
17