KELOMPOK 3/C
Fasilitator :
drg. Dyah Nawang Palupi P., M.Kes.
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas laporan diskusi kelompok praktikum IKGMP.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB 1 Skenario...................................................................................................1
BAB 2 Pembahasan............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
SKENARIO
Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari tingkat kesakitan dari poli gigi
Puskesmas Gondanglegi, terdapat 9 penyakit gigi mulut yang memiliki prevalensi
tertinggi pada bulan April-Juni 2019, dengan total pengunjung di poli gigi
sebanyak 1273 pasien, sebagai berikut:
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1.1 Definisi
NGT dikembangkan oleh Delbecq dan Van de Ven pada 1960-an
(Murto et al., 2016). NGT merupakan brainstorming terstruktur yang
ditujukan untuk mendapatkan ide-ide yang heterogen (berbagai tipe
orang, tingkatan suatu organisasi, latar belakang pendidikan yang
berbeda). NGT dapat digunakan untuk mendapatkan jawaban-jawaban
dari pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended question). NGT
mengumpulkan informasi dengan meminta salah satu anggota
kelompok untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh
moderator, dan kemudian meminta anggota kelompok untuk
memprioritaskan ide atau saran (CDC, 2018).
2
1.1.2 Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
Kelebihan NGT menurut CDC (2018), yaitu:
Menghasilkan lebih banyak ide
Menyeimbangkan pengaruh individu dengan membatasi
kekuatan pembuat opini (sangat menguntungkan untuk
digunakan oleh remaja, di mana pemimpin sebaya mungkin
memiliki efek berlebihan atas keputusan kelompok, atau dalam
pertemuan kolaboratif, jika pemimpin cenderung mendominasi
diskusi).
Mengurangi persaingan dan tekanan untuk menyesuaikan diri,
berdasarkan status dalam grup.
Mendorong peserta untuk menghadapi masalah melalui
pemecahan masalah yang bertahap/tertata.
Memungkinkan kelompok untuk memprioritaskan gagasan
secara demokratis
Biasanya memberikan rasa pendekatan yang lebih besar
daripada melalui diskusi kelompok.
Kelebihan metode NGT menurut Murto et al (2016):
Memungkinkan peserta untuk bertemu secara langsung.
Proses kelompok terstruktur yang menggabungkan
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh
penilaian individu, yang pendapatnya berkontribusi dalam
membuat keputusan kelompok konsensus.
Lebih sedikit memakan waktu dan biaya untuk melakukan.
Menghasilkan hasil langsung
Persentase kesalahan dan variabilitas terendah
Menghasilkan lebih banyak ide dan potensi diskusi dan debat.
Keterbatasan termasuk jumlah peserta yang lebih sedikit dan
potensi peserta dominan untuk mempengaruhi kelompok
secara berlebihan.
3
b) Kekurangan
Kekurangan NGT menurut CDC (2018), yaitu:
Membutuhkan persiapan
Teratur dan hanya dapat digunakan untuk pertemuan satu topik
dengan satu tujuan
Meminimalkan diskusi, dengan demikian tidak memungkinkan
ide tidak dapat dikembangkan seutuhnya. Maka dapat menjadi
diskusi yang kurang dalam menyuarakan pendapat secara
panjang lebar.
4
bahwa ide lain tersebut memberikan penekanan yang berbeda
atau variasi, jangan ragu untuk memasukkannya. Lanjutkan
sampai ide-ide semua anggota telah didokumentasikan.
3. Discussing Ideas
Setiap ide direkam kemudian dibahas untuk menentukan
kejelasan dan pentingnya ide-ide tersebut. Untuk setiap ide,
moderator bertanya, "Apakah ada pertanyaan atau komentar
anggota kelompok tentang ide ini?" Langkah ini memberikan
kesempatan bagi anggota untuk mengungkapkan pemahaman
mereka tentang ide tersebut. Pencipta ide tidak perlu merasa
berkewajiban untuk mengklarifikasi atau menjelaskan ide tersebut.
4. Voting on Ideas
Individu suara pribadi untuk memprioritaskan ide-ide. Suara
yang dihitung untuk mengidentifikasi ide-ide yang dinilai paling
tinggi oleh kelompok secara keseluruhan. Moderator menetapkan
kriteria apa yang digunakan untuk memprioritaskan ide-ide. Untuk
memulai, setiap anggota kelompok memilih lima ide yang paling
penting dari daftar kelompok dan menulis satu ide pada setiap
kartu indeks. Selanjutnya, setiap anggota meranking lima ide yang
dipilih dengan yang paling penting menerima ranking 1, dan yang
paling tidak penting menerima peringkat 5.
Setelah anggota meranking dalam urutan prioritas,
moderator menciptakan tally sheet pada flip chart, yang sesuai
dengan ide-ide dari Round-Robin. Moderator mengumpulkan
semua kartu dari peserta dan meminta salah satu anggota
kelompok untuk membaca nomor ide masingmasing, kemudian
moderator menuliskannya pada lembar tally. Ide-ide dinilai paling
tinggi oleh semua anggota kelompok adalah ide yang paling
disukai dalam menanggapi pertanyaan arau masalah yang
diajukan oleh moderator.
5
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2017) menjelaskan bahwa
langkah - langkah dalam melakukan NGT sebagai berikut:
1. Nominal Group Activity (Silent Generation of Ideas in writing)
Peserta diminta untuk menuliskan masalah pada form NGP
dengan tanpa suara. Masalah boleh ditulis sebanyak banyaknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ketua/moderator:
a. Peserta diminta memikirkan kembali apa yang telah selesai
ditulis.
b. Menggunakan sanksi bagi mereka yang berbicara atau
mengacaukan jalannya proses.
c. Peserta yang telah selesai menulis tidak diperkenankan
memengaruhi peserta yang lain.
2. Recorded Round Robin Procedur (Round Robin Listing Of
Ideas On Flip Chart)
Ketua atau moderator akan menuliskan semua ide dari form
NGT pada sebuah flip chart (tanpa form NGT dikumpulkan). Setiap
peserta diminta untuk menyampaikan atau membacakan ide yang
telah ditulis pada form NGT, untuk ditulis pada kertas flip chart.
Sebaiknya setiap peserta menyampaikan satu ide saja dulu (ide
yang lain disimpan), agar memberikan kesempatan pada peserta
yang lain. Bagi peserta yang mendapat kesempatan
menyampaikan ide, tetapi ide yang ingin disampaikan sudah
disampaikan oleh peserta lain maka peserta tersebut dapat
menyatakan PAS, kemudian lanjutkan dengan peserta berikutnya.
Hal ini diulang lagi pada peserta pertama (jika masih punya ide
yang belum tersampaikan) sampai semua ide telah tertulis pada
kertas flip chart.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketua/moderator:
a. Pencatat tidak diperkenankan untuk mengklarifikasi,
menambah, atau mengurangi ide peserta.
b. Hindarkan diskusi setiap ide yang ditulis.
c. Peserta diperkenankan engacungkan tangan apabila ada
duplikasi ide.
6
3. Diskusi (Serial Discussion Of Ideas)
Tahap ini merupakan kesempatan bagi peserta untuk
mendiskusikan ideide yang telah ditulis pada kertas flip chart,
dengan pedoman diskusi sebagai berikut:
a. Peserta diminta mendiskusikan ide-ide yang telah ditulis untuk
mengklarifikasi (minta penjelasan maksud dari ide).
Ketua/moderator meminta peserta yang menyampaikan ide
tersebut memberikan penjelasan tanpa ada argumentasi.
b. Hindarkan penggabungan atau penghilangan salah satu ide.
c. Ide yang luas atau abstrak dirumuskan untuk menjadi lebih
spesifik.
4. Voting Priority
a. Listing dan penentuan ranking. Setiap peserta diminta
membuat daftar ide-ide yang paling penting dari yang ada
pada kertas 3x5 cm dengan ditulis nomor ide atau uraian
idenya. Sebaiknya pilih kurang dari 5 ide (umunya 2 atau 3
ide). Kemudian kertas dikumpulkan, diserahkan pada pencatat
dan dituliskan pada kertas flip chart. Hasil yang diharapkan
adalah mempertajam fokus masalah, sehingga
mempermudah dalam penyusunan prioritas, jumlah ide yang
perlu disusun menurut urutan pentingnya masalah sudah
dapat ditentukan atas dasar kesepakatan bersama. Misal
disepakati 3 atau 5 masalah/ide yang mempunyai jumlah
pemilih terbanyak dan hasil yang menunjukkan prioritas
pertama adalah lingkungan kelas yang gaduh, prioritas kedua
adalah mahasiswa sering tidak siap mengikuti perkuliahan
dan prioritas ketiga adalah jam kuliah sering tidak tepat.
b. Penetuan ranking kedua. Dari ketiga prioritas ide dapat
dilanjutkan dengan meminta peserta melakukan ranking ulang
terhadap ketiga prioritas ide tersebut. ide yang penting diberi
nilai terendah (nilai 1) dan ide yang tidak penting diberi nilai
tertinggi (nilai 3), sesuai dengan jumlah ide yang akan disusun
menurut prioritasnya. Kumpulkan hasilnya, dan tulis pada
7
kertas flip chartdan sajikan hasil akhir NGT yang berupa
urutan prioritas.
8
Langkah-langkah dalam menentukan penyebab masalah pada
skenario menggunakan metode NGT;
1. Mengumpulkan Ide
Ketua kelompok membacakan masalah yang tertulis pada
skenario kepada seluruh anggota kelompok. Kemudian, ketua
menginstruksikan kepada seluruh anggota kelompok untuk
memberikan pendapat singkat terkait penyebab masalah yang
mungkin terjadi berdasarkan skenario yang ada.
2. Mencatat Ide
Sekertaris mencatat seluruh ide yang disampaikan oleh
masing-masing anggota kelompok pada kolom penyebab
masalah. Ide yang sudah ada sebelumnya tidak perlu dicatat
kembali namun apabila anggota kelompok meyakinkan bahwa ide
yang tersebut memiliki penekanan atau variasi lain maka boleh
dimasukkan. Langkah ini terus berlanjut hingga semua ide dicatat.
Berikut catatan ide berdasarkan diskusi kelompok:
a. Penyebab masalah persistensi yang paling banyak dipilih
adalah kurangnya pengetahuan orang tua terhadap masa
pertumbuhan gigi anak, sehingga saat pertumbuhan gigi anak
berlangsung tidak ada pengawasan dari orang tua.
b. Penyebab kedua yaitu kurangnya kesadaran masyarakat
sekitar terhadap kesehatan gigi dan mulut. Hal ini mungkin
disebabkan karena tidak adanya penyuluhan atau edukasi
kepada orang tua. Selain itu mungkin juga bisa disebabkan
oleh karena tenaga kesehatan kesulitan untuk menjangkau
masyarakat daerah tersebut.
c. Penyebab ketiga yaitu gangguan nutrisi ibu hamil,
dikarenakan kurangnya pendapatan/ keadaan ekonomi yang
rendah yang tidak memungkinkan untuk membeli makanan
yang bergizi, sehingga mengganggu proses resorpsi akar gigi
sulung menjadi lambat.
d. Pendapatan masyarakat yang rendah mungkin disebabkan
karena kurangnya pendidikan yang mengakibatkan kesulitan
untuk mencari pekerjaan, sehingga masyarakat enggan untuk
9
memeriksakan gigi ke dokter gigi yang mengakibatkan jika
terdapat masalah seperti persistensi, tenaga kesehatan tidak
dapat mengetahuinya.
e. Penyebab kurangnya fasilitas yang memadai di Puskesmas
dapat dikarenakan oleh karena kurangnya dana dari
pemerintah. Hal ini juga mempengaruhi adanya persistensi,
karena keterbatasan kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut
masyarakat.
3. Mendiskusikan Ide
Seluruh ide yang sudah dicatat kemudian didiskusikan untuk
menentukan kejelasan dan kepentingannya. Untuk masing-masing
ide yang ada ketua menyakan “apakah ada komentar atau
pertanyaan” kepada seluruh anggota kelompok. Langkah ini
memberikan kesempatan bagi anggota untuk memberikan
pengertian dan pendapatnya terkait kepentingan ide tersebut.
4. Memilih Ide
Setiap anggota secara individual memberi suara untuk
memprioritaskan ide. Pengambilan suara dilakukan untuk
mengetahui ide yang memiliki rate tertinggi yang dipilih oleh
kelompok secara kesatuan. Ketua memberitahukan kriteria apa
saja yang digunakan untuk memilih prioritas. Seluruh anggota
mengirimkan private chat melalui zoom kepada sekertaris dengan
format penulisan yang sudah ditentukan. Yakni, setiap anggota
kelompok memiliki jatah I buah lidi yang dianggap sebagai satu
suara pada masing-masing pernyataan. Setiap anggota kelompok
dapat memilih lebih dari satu pernyataan. Setelah itu, sekertaris
akan menghitung seluruh total suara dan memberikan rangking
pada masing-masing pernyataan berdasarkan hasil vote yang ada.
1.2 CARL
1.2.1 Definisi
Menurut Chang et al (2017), metode CARL merupakan sebuah
teknik yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah jika data
10
yang tersedia adalah data kualitatif. Hal ini dikarenakan tidak ada data
pasti seberapa banyak kecacatan yang disebabkan oleh sebuah
masalah.
11
Penentuan skor sangat subyektif sehingga sulit
distandarisasikan
Penilaian atas masing-masing kriteria yang di skor, perlu
kesepakatan agar diperoleh hasil maksimal dalam penentuan
peringkat.
Obyektifitas hasil peringkat masalah (solusi) kurang bisa
dipertanggungjawabkan karena penentuan skor atas kriteria
yang ada
12
Misal: Telah disepakati bersama skor atau nilai yang diberikan
adalah 1-5, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah
b. Nilai 2 = tidak menjadi masalah
c. Nilai 3 = cukup menjadi masalah
d. Nilai 4 = sangat menjadi masalah
e. Nilai 5 = sangat menjadi masalah (mutlak)
3. Memberikan skor atau nilai untuk setiap alternatif masalah
berdasarkan kriteria CARL (Capability atau kemampuan,
Accessibility atau Kemudahan, Readiness atau kesiapan,
Leverage atau Daya Ungkit) kemudian dikalikan CxAxRxL dan
didapatkan total skor.
4. Menentukan prioritas solusi dari masalah yang ada dengan
menggunakan total skor tertinggi.
13
anak, sehingga saat pertumbuhan gigi anak berlangsung orang
tua sudah mengetahui dan dapat mengawasi masa pertumbuhan
gigi anaknya.
2. Solusi kedua yaitu menyediakan infografis dan poster mengenai
pertumbuhan gigi yang mudah diakses, karena salah satu
penyebab utama persistensi adalah kurangnya edukasi kepada
orang tua mengenai pertumbuhan gigi dan anak.
3. Solusi ketiga adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil, dengan penyuluhan ini diharapkan pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil meningkat,
sehingga ibu hamil sadar akan pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut sehingga bayi dikandungannya juga dapat bertumbuh
dan berkembang dengan baik dan mendapatkan nutrisi yang
cukup, dengan begitu diharapkan perkembangan gigi bayi juga
baik.
4. Solusi keempat adalah membentuk kader kesehatan gigi dan
mulut, untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
pada orang tua dan masyarakat sekitar. Kehadiran dari kader
kesehatan diharapkan dapat mengkoordinasi dan mengingatkan
kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut
sehingga kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik. Kader
kesehatan diharapkan dapat mengkoordinir ibu hamil maupun
orang tua untuk memperhatikan kesehatan gigi dan mulut
anaknya, sehingga dapat menekan angka persistensi dan
mengurangi dampaknya.
5. Solusi kelima adalah screening persistensi dan dilakukan tindakan,
karena dengan dilakukannya screening dan tindakan maka angka
masalah persistensi dapat berkurang.
1.3 HANLON
1.3.1 Definisi
Metode hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan yang
14
berbeda-beda dengan cara relatif dan bukan absolute, framework,
seadil mungkin dan objektif dengan menggunakan 4 kelompok kriteria,
yakni besarnya masalah (magnitude), kegawatan masalah
(emergency), kemudahan penanggulangan masalah (causability) serta
faktor yang menentukan dapat tidaknya program dilaksanakan (PEARL
factor) (Bimmaharyanto et al., 2017).
15
sulit, 2 = sulit, 3 = cukup sulit/cukup mudah, 4 = mudah, 5 = sangat
mudah.
Contoh simulasi hasil konsensus yang dicapai pada langkah ini
memberikan nilai rata-rata, yaitu:
3+2+1+4 +3+2+4 19
a. Masalah A = = = 3,17
6 6
2+ 2+ 3+2+2+3+3 17
b. Masalah B = = = 2,83
6 6
3+4 +5+3+3+5+ 4 27
c. Masalah C = = = 4,5
6 6
4. Menetapkan Kriteria Kelompok PEARL Faktor
Masing-masing masalah harus diuji dengan faktor PEARL.
Tujuannya adalah untuk menjamin terselenggaranya program
dengan baik.
P = Kesesuaian (Appropriateness). Apakah masalah tersebut
E = Secara ekonomi murah (Economic feasibility)
A = Dapat diterima (Acceptability)
R = Tersedia sumber daya (Resources availability)
L = Legalitas terjamin (Legality)
Jawaban hanya dua, yaitu ya atau tidak. Jawaban ya nilai 1
dan jawaban tidak nilainya 0. Semua komponen tersebut
diterjemahkan ke dalam dua rumus yang merupakan nilai numerik
yang memberikan prioritas utama kepada mereka penyakit / kondisi
dengan skor tertinggi. Prioritas pertama adalah masalah dengan
skor NPT tertinggi.
Nilai Prioritas Dasar ( A +B ) C
a) =
NPD 3
Nilai Prioritas Keseluruhan ( A+ B)C
b) = xD
NPT 3
16
1.3.3 Implementasi dalam kasus
17
Kriteria B
18
Kriteria D
19
BAB 3
KESIMPULAN
Metode ini dilakukan dengan menentukan skor dari kriteria yang ada yaitu
capability, accessibility, readiness, dan leverage (Hasan et al., 2018). Nilai yang
diisi menurut metode CARL memiliki angka minimum 1 hingga yang tertinggi
adalah 10. Hasil akhir dari nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L dan
urutan ranking atau prioritas pemecahan suatu masalah yang harus dilakukan
terlebih dahulu (hasilnya berupa nilai tertinggi sampai nilai terendah) (Chang dan
Octavia, 2017; Hasan et al.,2018).
Metode hanlon merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan cara relatif, framework,
seadil mungkin dan objektif dengan menggunakan 4 kelompok kriteria, yakni
besarnya masalah (magnitude), kegawatan masalah (emergency), kemudahan
20
penanggulangan masalah (causability), dan faktor yang menentukan dapat
tidaknya program dilaksanakan (PEARL factor) (Bimmaharyanto et al., 2017).
21
DAFTAR PUSTAKA
Bimamaharyanto D.E., Fudholi H.A., dan Widodo G.P. 2017. Evaluasi Tingkat
Kesesuaian Standar Akreditasi Terhadap Pelayanan Farmasi dan Strategi
Perbaikan Dengan Metode Hanlon di RSUD Kabupaten Bima. JIME, 3(2):
209-215.
Chang, J., & Octavia, T. 2017. Upaya Penurunan Produk Cacat Departemen
Blow Molding PT. X Surabaya. Jurnal Titra, 5(2): 111-116.
Elliott, M. J., Straus, S. E., Pannu, E., et al. 2016. A Randomized Controlled Trial
Comparing In-Person And Wiki-Inspired Nominal Group Techniques For
Engaging Stakeholders In Chronic Kidney Disease Research Prioritization.
BMC Medical Informatics and Decision Making, 16(113): 1-12.
Hariyanti. Tuti., Jaya. A. P., Widyaningrum. Kurnia. 2018. Sistem Evaluasi Pasca
Pelatihan di Rumah Sakit X Malang. Jurnal Dinamika Manajemen Dan
Bisnis. Malang: Universitas Brawijaya.
Hussainy, S. Y., Crum, M. F., White, P. J., et al. 2016. Developing A Framework
For Objective Structured Clinical Examinations Using The Nominal Group
Technique. American Journal of Pharmaceutical Education, 80(9): 1-10.
Krisma, R., Lidya, F., Oktaviani, R., et al. 2015. Tahap Penentuan Prioritas
Masalah Metode Hanlon & Tahap Analisis Akarpenyebab Masalah Fish
Bone. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
22
Mompewa, R.S.M., Wiedyaningsih C., Widodo G.P. 2019. Evaluasi Pengelolaan
Obat dan Strategi Perbaikan Dengan Metode Hanlon di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Poso Provinsi Sulawesi Tengah. CHMK
Pharmaceutical Scientific Journal, 2(1): 10-18.
Murto, S. H., Varpio, L., Gonsalves, C. 2016. Using Consensus Group Methods
Such As Delphi and Nominal Group In Medical Education Research.
Medical Teacher, 39(1): 14-19.
23