Anda di halaman 1dari 16

Proposal Penelitian

FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT PATI JAGUNG (Zea mays)

SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Diajukan Oleh :

NUR HASANAH

NIM: 1313194056

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2015
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian

FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT PATI JAGUNG (Zea mays)

SEBAGAI ANTIOKSIDAN

Diajukan Oleh :

NUR HASANAH

NIM : 1313194056

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Menyetujui :

Medan, November 2015

Pembimbing I

(Ihsanul Hafiz, S.Farm., Apt)

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Farmasi

(Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt)


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT yang melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Seiring shalawat dan salam
penulis sampaikan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW,Keluarga san sahabat beliau
semoga kelak akan mendapatka limpahan safaat dari beliau.
Adapun judul proposal saya ini adalah : “Formulasi Sediaan Sabun Padat Pati Jagung
(Zea mays) Sebagai Antioksidan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungannya, serta memberikan fasilitas sehingga proposal
ini dapat disusun, antara lain penulis sampaikan kepada :
1. Ibu dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan STIKes Helvetia
Medan.
2. Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si., selaku Ketua STIKes Helvetia Medan.
3. Ibu Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt., selaku Ketua Progra Studi D-III Farmasi
STIKes Helvetia Medan.
4. Bapak Ihsanul Hafiz, S.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis
dalam penyelesain Proposal ini.
5. Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda, Ibunda, Kakak-kakak dan keluarga besar
yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis baik secara
moril maupun materil.
6. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi D-III Farmasi yang tekah meluangkan waktu dalam
membantu penyelesaian Proposal ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal ini jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis juga mengharapkan Proposal ini
menjadi sesuatu yang berarti bagi ilmu pengetahuan.

Medan, November 2015


Penulis

Nur Hasanah
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................
1.5 Hipotesis........................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................
3.1 Metodologi Penelitian ...................................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................
3.2.1 Tempat Penelitian.................................................................................
3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................................
3.3 Alat dan Bahan ..............................................................................................
3.3.1 Alat-ala yang di gunakan......................................................................
3.3.2 Bahan-bahan yang digunakan...............................................................
3.4 Kerang Konsep...............................................................................................
3.5 Penumpulan dan Pengolahan Sampel............................................................
3.5.1 Pengumpulan Sampel............................................................................
3.5.2 Pengolahan Sampel...............................................................................
3.6 Pembuatan Formulasi Sabun .........................................................................
3.6.1 Susunan Formula..................................................................................
3.6.2 Prosedur Kerja Pembuatan Sediaan Sabun...........................................
3.7 Evaluasi Sediaan ...........................................................................................
3.7.1 Uji Organoleptis ...................................................................................
3.7.2 Uji pH ...................................................................................................
3.7.3 Uji Iritasi...............................................................................................
3.7.4 Uji Stabilitas Busa.................................................................................
3.7.5 Uji Kekerasan Sabun.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di bagian luar yang tersusun atas sel-sel

tanduk (keratonosit) dan sel melanosit yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh yang

cukup kompleks dan memiliki berbagai fungsi yang vital. Kulit merupakan organ tubuh yang

memiliki luas yang paling besar kira-kira 1,9 m2 pada orang dewasa. Kulit mempunyai banyak

fungsi selain, didalam terdapat saraf peraba, membantu mengatur tubuh dan hilangnya air dalam

tubuh. Kulit setiap kali tidak henti-hentinya menerima berbagai rangsangan mekanik dari dalam

tubuh itu sebabnya tidak diherankan bahwa setiap hari banyak sel kulit rusak yang harus

diperbaharui [1,2].

saat ini lapisan ozon semakin menipis sehingga membuka peluang timbulnya berbagai

penyakit dan gangguan kesehatan. Sinar UV hanya sebagian kecil dari spektrum sinar matahari

tetapi sinar ini paling berbahaya bagi kulit karena reaksi yang ditimbulkannya dapat berpengaruh

buruk terhadap kulit manusia seperti aritema, pigmentasi, fotosensitivitas, maupun efek jangka

panjang berupa penuaan dini dan kanker kulit [8]. Sehingga untuk menetralisir radikal bebas

tersebut diperlukan antioksidan.

Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas yang dapat

menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh, membran dinding sel, pembuluh darah, basa

DNA, protein, dan liprotein didalam tubuh yang akhirnya dapat memicu terjadinya penyakit [9].

Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan antioksidan dari luar atau antioksidan eksogen

seperti vitamin E, vitamin C maupun berbagai jenis buah-buahan dan sayur-sayuran. Sekarang
ini banyak kemasan antioksidan yang dapat menarik para konsumen untuk membeli barang

tersebut seperti diantaranya adalah sabun.

Produk sabun mandi telah berkembang menjadi kebutuhan primer di masyarakat dunia

saat ini. Produk tersebut dimanfaatkan setiap hari oleh semua kalangan masyarakat, baik kelas

atas, menengah, maupun bawah. Industri sabun mandi pun berlomba-lomba menciptakan produk

sabun mandi yang inovatif dan bermanfaat, bervariasi baik dari segi bentuk, warna, maupun

aroma. mengemukakan bahwa di dunia, produk sabun mandi berbasis bahan alam masih jarang

ditemukan di pasaran. Kebanyakan masih menggunakan bahan sintetik sebagai bahan aktifnya.

Bahan aktif sintetik ini memiliki efek negatif terhadap kulit manusia, karena berpotensi

menimbulkan iritasi pada konsumen yang memiliki kulit sensitif [10].

Sabun mandi merupakan senyawa natriun dengan asam lemak yang dapat membersihkan

tubuh,berbentuk padat,busa,tanpa zat tambahan tidak dapat menimbulkan iritasi pada kulit.Sabun

mandi merupakan salah satu turunan dari minyak atau lemak dengan basa KOH atau NaOH.

Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dari asam lemak dari minyak nabati atau

lemak hewani berbentuk padat, cair atau lunak berbusa, yang dapat digunakan sebagai pembersih

dan menambahkan zat pewangi, dan bahan tambahan lainnya tidak membahayakan kesehatan

[5].

Seperti diketahui bahwa jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang

pangan dunia yang terpenting,selain gandum dan pati. Sebagai sumber karbohidrat utama di

Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.

Penduduk beberapa daerah diindonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga

menggunakan jagung sebagai makanan pokok [6]. Selain sebagai sumber karbohidrat,biji jagung
di ekstrak sebagai minyak dan dibuat menjadi tepung (maizena) jagung yang telah direkayasa

genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi [4]. untuk penelitian kali ini

diperlukan pati jagung yang merupakan komponen yang paling banyak dalam biji jagung, zat

pati terutama terdapat pada bagian endosperma biji jagung [11].

Berdasarkan hasil penelitian secara penelitian ilmiah membuktikan jagung mengandung

vitamin A, vitamin E dan juga mengandung senyawa antosianin. antosianin merupakan

kelompok flavonoid, karotenoid, antoxantin, B-sianin yang tedapat pada jagung. Beberapa ahli

juga mengutarakan antosianin adalah sebagai antioksidan alami yang dapat menghambat

kerusakan degeneratif sel selain itu juga dapat meningkatkan imunitas tubuh. Senyawa

betakarotennya juga dapat memperlambat penuaan dini, mengantisipasi kanker, penyakit

jantung, stroke, katarak, menambah kekebalan, sengatan matahari dan gangguan otot [7].

Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba membuat sediaan sabun mandi dari pati

jagung. Sediaan padat dengan menambahkan zat pembangkit, pengaroma dan pewarna sehingga

mendapatkan hasil yang terbaik.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakag diatas dapat dibuat perumusan masalah, sebagai berikut:

1. Apakah pati jagung (Zea mays) dapat diformulasikan sebagai bahan tambahan dalam

pembuatan sabun mandi padat ?

2. Bagaimana stabilitas sediaan sabun mandi padat pati jagung ?

3. Berapa pH yang sesuai dalam pembuatan sediaan sabun mandi padat pati jagung (Zea mays)

4. Bagaimana organoleptis sediaan sabun mandi padat pati jagung (Zea mays) ?
5. Apakah sabun mandi padat pati jagung dapat beriritasi bagi kulit ?

6. Bagaimana menentukan kekerasan sabun mandi padat pati jagung (Zea mays) ?

1.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah pati jagung (Zea mays) dapat diformulasikan sebagai bahan

tambahan dalam pembuatan sabun mandi padat.

2. Untuk mengetahui stabilitas sediaan sabun mandi padat dari pati jagung (Zea mays).

3. Untuk mengetahui pH yang sesuai dalam pembuatan sediaan sabun mandi pati jagung (Zea

mays).

4. Untuk mengetahui organoleptis sediaan sabun mandi padat pati jagung.

5. Untuk mengetahui viskositas sediaan sabun mandi padat pati jagung.

6. Untuk mengetahui bentuk kekerasan sabun mandi padat pati jagung (Zea mays) sediaan

sabun mandi padat.

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan daya dan hasil guna dari pati jagung (Zea mays).

2. Selain itu juga dapat memberikan informasi bahwa pati (Zea mays) dapat digunakan sebagai

sabun padat alami yang relatif aman dan praktis.

3. Memberikan informasi serta manfaat kepada masyarakat tentang manfaat dari pati jagung

(Zea mays) digunakan sebagai sediaan sabun mandi.

4. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa/i khususnya mahasiswa/i

tentang sediaan sabun mandi padat.


1.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Pati dari jagung (Zea mays ) dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun dengan

sediaan sabun mandi padat.

2. Pati dari jagung (Zea mays) dapat membuktikan hasil yang lebih baik yang dapat digunakan

sebagai sabun antioksidan dan dapat menyehatkan kulit serta menyegarkan kulit.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental labolatorium.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah Labolatorium Formulasi Program Studi D-III Farmasi Stikes

Helvetia Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015.

3.3 Alat Dan Bahan

3.3.1 Alat-alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah lumpang dan alu atau blender, saringan,

magnetic stirrer, baskom, wadah, batang pengaduk, gelas ukur, ayakan, kertas perkamen, tisu

gulung, beaker glass, pipet tetes, spatula, timbangan digital, cetakan sabun, thermometer skala,

corong kaca, cawan porselin, kain kasa, statif, perkolator dan alat-alat yang lain yang

dibutuhkan.
3.3.2 Bahan-bahan Yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati jagung (Zea mays), minyak

kelapa, minyak zaitun, NAOH 30 %, asam stearat, etanol 96 %, Gliserin, betain, parfum, asam

sitrat, aquadest, coco dietanolemida (DEA).

3.4 Kerangka Konsep

Sampel Variabel Bebas Variabel Terikat

Organoleptis

pH
Formulasi sediaan
Ekstrak
Sabun padat pati Kekerasan sabun
Pati Jagung jagung

Uji Busa

Uji Iritasi

3.5 Pengumpulan, dan pengolahan sampel

3.5.1 Pengumpulan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jagung (Zea mays). Bagian tumbuhan

yang digunakan adalah pati jagung (Zea mays) dan jagung diambil dari pasar perbelanjaan yang

ada di daerah Helvetia, Medan, Sumatera Utara.


3.5.2 Pengolahan Sampel

Bahan yang digunakan adalah pati jagung (Zea mays) pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive yaitu tanpa membandingkan dengan tanaman yang sama dengan daerah
lain. Ekstrak pati jagung dapat dilakukan dengan cara jagung yang telah dikeringkan digiling
hingga menjadi tepung. Tepung jagung direndam dalam larutan NaOH 0,1 % untuk
menghilangkan protein selama perendaman dilakukan pengadukan beberapa kali. Campuran
dibiarkan pada suhu ruang sampai patinya mengendap (±3 jam) dan cairannya merupakan
larutan protein dalam NaOH. Cairan selanjutnya dipisahkan dari butir-butir pati dan pati dicuci
dengan air untuk menghilangkan sisa NaOH. Hasil ekstraksi berupa endapan pati yang keras
berupa bongkahan atau gumpalan pati basah,selanjutnya dikeringkan dengan kadar air 14%. Lalu
giling kembali bongkahan pati jagung tersebut sampai halus kemudian ayak dengan pengayakan
yg berukuran 80 mesh.

3.6 Pembuatan Formulasi Sabun Jagung

3.6.1 Susunan Formula


Tabel 1: rancangan bahan pembuatan formula sabun yang akan digunakan.

Bahan Satuan FormulaI Formula II Formula III


Pati jagunng gram 0 20 30
Minyak kelapa gram 20 20 20
Minyak zaitun gram 10 10 10
NaOH 30 % gram 18 18 18
Cocamid DEA mL 10 10 10
Etanol 96% mL 5 5 5
Asam stearat gram 7 7 7
Asam sitrat gram 3 3 3
Gliserin mL 15 15 15
NaCl gram 5 5 5
Aquades mL qs qs qs
Pewarna mL qs qs qs
Parfum mL qs qs qs
Keterangan:

Formula : Pati Jagung

q.s : quantum suffinit (secukupnya)


3.6.2 Prosedur Kerja Pembuatan Sediaan Sabun Jagung

Tahap Pembuatan Sabun padat :

1. tahapan Pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan sabun adalah mempersiapkan bahan

baku dan bahan tambahan yang diperlukan untuk memproduksi sabun. Bahan baku yang

diperlukan adalah pati jagung, asam stearat, minyak kelapa, minnyak zaitun, NaOH,

gliserin,etanol,coco DEA. Adapun bahan tambahan lain yang harus disiapkan adalah Asam

sitrat,parfum dan pewangi.

2. Bahan-bahan yang telah disiapkan kemudian ditimbang sesuai dengan formula yang telah

ditentukan. Penimbangan bahan yang dilakukan seteliti mungkin. Jika keliru dalam

penimbangan bahan baku dan bahan tambahan berdampak pada terjadinya perbedaan

karesteristik, sehingga karesteristik produk sabun yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar.

3. Kemudian pemanasan dilakukan untuk melelehkan bahan yang berbentuk padatan agar dapat

dengan mudah dicampur dengan bahan lain yang berbentuk cairan. Bahan yang perlu

dipanaskan minyak zaitun pada temperatur 60 oC.

4. Masukkkan larutan NaOH sebanyak 18 g.

5. Lalu panaskan dengan suhu 70 oC sambil diaduk dengan pengadukan secara kontinyu sampai

berbentuk larutan yang kental.

6. Menambahkan asam stearat 7 g yang sudah dilelehkan pada suhu 65-70 oC.

7. Menambahkan gliserin 15 g, etanol 15 ml, gula 8 g, asam sitrat 3 g. Pencampuran bahan-

bahan dilakukan pada kisaran suhu 70-75 oC. selama proses pencampuaran berlangsung

dilakukan pengadukan secara kontinyu, sampai seluruh campuran menjadi homogen

tambahkan minyak kelapa dan. Aduk sampai merata.


8. Kemudian ditambahkan ditambahkan pati jagung dengan cara pelan pelan ketika larutan

sudan dingin lalu aduk rata secara kontinyu.

9. Sedian sabun padat dituangkan kedalam cetakan sabun. setelah dituang kedalam cetakan

sabun dibiarkan selama satu hingga dua hari pada suhu ruang atau dengan lemari pendingin

agar sabun mengeras dengan sempurna.

10. Setelah sabun mengeras dengan sempurna keluarkan sabun dari cetakan kemudian kemas

dengan cara manual dengan menggunakan bahan kemasan plastik atau kertas. untuk

bahan plastik gunakan bahan plastik wrapping yang elastis. untuk bahan

kertas digunakan bahan kertas yang tipis pengemasan dengan rapi.

3.7 Evaluasi Sediaan

Evaluasi sediaan sabun mandi padat meliputi uji organoleptis, uji pH, uji iritasi, uji busa,

uji kekerasan sabun.

3.7.1 Uji Organoleptis

Uji Organoleptis dapat dilakukan secara manual yaitu dengan indra peraba manusia dapat

dilihat mengenai warna,aroma,tekstur.

3.7.2 Uji pH

Penentuan pH dilakukan menggunakan alat bernama pH meter dengan cara melarutkan

sedikit sabun (kurang lebih 0,5 gram) menggunakan pelarut universal (air) dan dicek

menggunakan indikator universal. pH yang baik berkisar antara 8-10. Wasitaatmadja (1997)

menjelaskan bahwa pH merupakan parameter yang sangat penting dalam suatu produk kosmetik

karena pH dari kosmetik yang dipakai mempengaruhi daya absorbsi kulit. Kosmetik dengan pH
yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat meningkatkan daya absorbsi kulit sehingga kulit

menjadi teriritasi.

3.7.3 Uji Iritasi

Uji iritasi kulit dilakukan terhadap 3 orang panelis dengan jenis kulit yang berbeda yaitu,

kulit normal, kulit sensitif, kulit berminyak. Kemudikan dilakukan percobaan dan tunggu hingga

beberapa jam, kemudian lihat apakah ada iritasi pada kulit tersebut atau tidak.

3.7.4 Uji Busa

Dilakukan percobaan dengan parameter yang digunakan adalah melihat tinggi busa sabun

mandi padat pada tabung reaksi dan diamati penurunan busa tiap 5, 10, 20, dan 30 menit.

3.7.5 Uji Kekerasan Sabun

Pengujian tingkat kekerasan sabun dibutuhkan untuk pengujian mutu dari sabun padat.

Pengujiannya cukup dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tangan saja.
DAFTAR PUSTAKA

1. Irianto, K. 2010. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis, Bandung : Yrama
Widya. 233
2. Aris, dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Trans Info Media. Hal 214-215
3. Suarni dan Yasin, M dan. 2011. jagung sebagai sumber pangan fungsional Vol.6 No 1
(Diakses 21 Oktober 2015, 9:51 WIB)
4. GPEI Jawa Timur. Peluang Ekspor Agribisnis Jagung (Zea Mays. L). 5 Juli 2009. Diak- ses
3 November 2015
5. Langingi, R., Momuat, L.I., dan Kumaunang, M.G. 2012. Pembuatan Sabun Mandi Padat
dari VCO yang Mengandung Karotenoid Wortel. Jurnal FMIPA UNSRAT
Jurusan Kimia. Manado (Diakses 20 Oktober 2015, 8:27 WIB)
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo
6. Anonym, 2011a. Jagung. http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung. Diakses Pada Tanggal 5
November 2015.
7. Suarni, I.U. Firmansyah, dan M. Aqil. 2013. Keragaman mutu pati beberapa varietas
jagung. Balai Penelitian Tanaman Pangan Vol.32 No.1. Sulawasi Selatan. (Dieakses
20 November 2015, 18:32 WIB)
8. Wungkana, I, Edi Suryanto, Lidya Momuat. 2013. Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya
Fraksi Fenolitik Dari Limbah Tonggol Jagung. Jurnal Ilmiah Farmasi Jurusan Kimia
FMIPA UNSRAT Vol.2 No. 04, Manado. (Diakses 17 November 2015, 14:22
WIB)
9. Sie, J.O. 2013. Daya Antioksidan Ektrak Etanol Kulit Buah Manggis Hasil Pengadukan dan
Refluk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Jurusan Farmasi Universitas Surabaya Vol.2
No.1, Surabaya. (Diakses 17 November 2015, 14:53 WIB)
10. Mukiyo. (2011). Zat-zat Berbahaya yang Terdapat Dalam Produk Kosmetik, (Online),
diakses 14 Oktober 2015, 18:00 WIB.
11. Koswara sutrisno,(2009). Teknologi Pengolahan Jagung (Teori dan Praktek). Vol 1 (Diakses
21 Oktober 2015, 9:26 WIB)

Anda mungkin juga menyukai