CONVEYOR

SUATU ALAT - ANGKUT (KARET MAUPUN LOGAM), YANG DAPAT BEKERJA

SECARA BERKESINAMBUNGAN (CONTINUOUS TRANSPORTATION),
PADA KEADAAN MIRING, TEGAK MAUPUN MENDATAR.

MACAM-MACAM CONVEYOR

1. BELT-CONVEYOR 11. APRON CONVEYOR

2. CHAIN-CONVEYOR 12. FLIGHT CONVEYOR
3. SHAKING-CONVEYOR 13. OVERHEAD CONVEYOR
4. LOAD PROPELLING CONVEYOR 14. ROLLER CONVEYOR
5. SCREW CONVEYOR 15. HYDRAULIC CONVEYOR
6. PNEUMATIC CONVEYOR
7. V-BUCKET, PIVOTTED-BUCKET AND SWING TRAY CONVEYOR
8. BUCKET, ARM AND SWING-TRAY CONVEYOR
9. OSCILATING OR VIBRATING OR SHAKING CONVEYOR
10. CAR OR PLATFORM CONVEYOR

BELT-CONVEYOR
( BAN BERJALAN / KONVEYOR SABUK / SABUK BERJALAN )

UNTUK MENGANGKUT MATERIAL UNIT LOAD ATAU BULK MATERIAL

SECARA MENDATAR ATAU MIRING ( KE ATAS / KE BAWAH, DENGAN SUDUT
10O - 20O ) DAN DAPAT MENERIMA UMPAN DARI SEGALA ARAH

1
 BAGIAN - BAGIAN BELT - CONVEYOR

1. BELT ( BAN / SABUK )

TERDIRI DARI : KARET PENUTUP, KARET PENGIKAT, LAPISAN PENGUAT
• KARET PENUTUP ( TOP COVER / BOTTOM COVER ) : 1/16 - ¼ INCHI
• KARET PENGIKAT ( TIE RUBBER )
• LAPISAN PENGUAT (REINFORCEMENT / PLY )
TERBUAT DARI : NYLON, VINYLON, POLYESTER, COTTON ( LAPIS
TEBAL MEMBENTUK CARCASS ), KAWAT BAJA
KEKUATAN BELT DINYATAKAN DALAM JUMLAH LAPISAN PENGUAT
(PLY RATE : 4, 6, 8 DST.) DAN KUAT TARIK (TENSILE STRENGTH) PER PLY
SYARAT : MEMPUNYAI SIFAT HIGROSKOPIS RENDAH, STRENGTH YANG
TINGGI, NILAI MULUR RENDAH, FLEKSIBEL, BERAT RENDAH
(28, 32, 36, 42 OZ, DST.), MASA PAKAI LAMA.
2. PULLEY ( RODA )
DIGERAKKAN DENGAN ELECTRIC MOTOR ATAU GASOLINE ENGINE
MACAM : HEAD PULLEY, TAIL PULLEY, SNUB PULLEY, BEND PULLEY,
TAKE - UP PULLEY
3. IDLER ( ROL )
• CARRYING IDLER ( IDLER PENGANGKUT / IDLER PEMBAWA )
ADA DUA BENTUK : TROUGHING IDLER, FLAT IDLER
• RETURN IDLER ( IDLER PEMBALIK )
• IMPACT IDLER ( IDLER PENAHAN )
• TRAINING IDLER ( IDLER PENENGAH )
JARAK ANTAR IDLER DIPENGARUHI OLEH LEBAR BELT DAN BERAT
MATERIAL YANG DIANGKUT ( TABEL : MAKSIMUM TIAP ROL CEKUNG )
4. KERANGKA ( FRAME ) BAJA, PENYANGGA SELURUH RANGKAIAN BELT
5. CENTERING DEVICE ( PENCEGAH BELT MELESET DARI ROL )
6. TRIPPERS ( ALAT PENUMPAH MUATAN )
2
7. UNIT PENGGERAK (DRIVE UNITS), DENGAN SISTEM PERPINDAHAN
GIGI.
TENAGA ( HP ) DISESUAIKAN KEPERLUAN, HARUS MAMPU :
• MENGGERAKKAN BELT KOSONG DAN MENGATASI GESEKAN
ANTARA IDLER DENGAN KOMPONEN LAIN
• MENGGERAKKAN MUATAN MENDATAR ( HORIZONTAL )
• MENGANGKUT MUATAN TEGAK ( VERTIKAL )
• MENGGERAKKAN TRIPPERS DAN PERLENGKAPAN LAIN
• MEMBERIKAN PERCEPATAN PADA BELT, BILA DIPERLUKAN
8. PENEGANG / PEMBERAT ( TAKE-UP ATAU COUNTER WEIGHT ), MACAM
:
• SCREW TAKE-UP
• COUNTER WEIGHT (GRAVITY) TAKE-UP : VERTICAL, HORIZONTAL
9. PENGUMPAN ( FEEDER ), PEMUATAN DENGAN KECEPATAN TERATUR,
LANGSUNG ATAU MELALUI CORONG ( CHUTE )
MACAM :
• APPRON FEEDER
• RECIPROCATING FEEDER
• ROTARY VANE FEEDER
• ROTARY PLOW FEEDER
10. CORONG ( CHUTE )
11. PEMBERSIH BELT ( BELT CLEANER ), AGAR UMUR BELT PANJANG
12. SKIRT BOARD, SEKAT LOGAM ATAU KAYU PADA LOADING POINT
PENCEGAH CECERAN ( SPILLS )
13. HOLD BACK, PENCEGAH MUATAN BERPUTAR KEMBALI SAAT BELT
BERGERAK KE ATAS, JIKA MOTOR TIBA-TIBA RUSAK / DIHENTIKAN
14. BENDING THE BELT, PELENGKUNG BELT, TERDIRI DARI :
• PULLEY TERAKHIR ATAU PERTENGAHAN
• SUSUNAN ROLLERS, BEBAN DAN SIFAT KELENTURAN BELT
3
 DASAR TEKNIS PENGGUNAAN BELT-CONVEYOR

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :

1. MATERIAL ( KONDISI MATERIAL, KANDUNGAN AIR, KOMPOSISI )
2. KEADAAN LAPANGAN DAN JARAK PENGANGKUTAN
3. PRODUKSI BELT CONVEYOR

1. MATERIAL
1.1. KONDISI MATERIAL ( UKURAN MATERIAL, SIFAT KEMENGALIRAN
MATERIAL, ABRASIVITAS, KARAKTERISTIK KHUSUS DARI SIFAT
MATERIAL DAN DENSITY MATERIAL ).
LIHAT TABEL KLASIFIKASI MATERIAL ( CEMA, 1979 )
1.2. KANDUNGAN AIR
1.3. KOMPOSISI MATERIAL

1.1. KONDISI MATERIAL

1.1.1. UKURAN MATERIAL
1.1.2. TINGKAT KEMENGALIRAN
TERGANTUNG PADA : UKURAN, BENTUK PERMUKAAN MATERIAL,
PARTIKEL PENYUSUN MATERIAL, KOHESI,
ADHESI MATERIAL
DIBEDAKAN MENJADI DUA : ( TABEL : SUDUT GEMING, CEMA 1979 )
• SUDUT GEMING STATIS ( ANGLE OF REPOSE ) < DARI
• SUDUT GEMING DINAMIS ( ANGLE OF SURCHARGE )
1.1.3. ABRASIVITAS
MEMPENGARUHI PEMILIHAN KUALITAS COVER BELT ( TABEL :
PEMILIHAN KUALITAS COVER BELT, CEMA 1979 ) DAN KETEBALAN

4
 COVER BELT ( KONDISI NORMAL : MATERIAL TIDAK MENGANDUNG
MINYAK DAN ZAT KIMIA SERTA TEMPERATUR < 150 OF, TABEL)
KLASIFIKASI METODA PENGANGKUTAN ( HARTMAN, 1987 )

Operasi Metoda Jarak Angkut Gradeability ( o )

Rata-rata Maks.
Permukaan Rail (kereta api) Tak terbatas 2 3
Berantai Truck, Trailer 0,3 – 8 km 8 12
Scraper (roda karet) 150 – 1500 m 12 15
Front – end Loader < 300 m 8 12
Dozer < 150 m 15 20
Skip < 2400 m Tak terbatas
vertikal
Kereta Tram 0,8 – 8 km 5 20
Berkesinambungan Ban Berjalan 0,3 – 16 km 17 20
Pengangkutan < 1,6 km 40 60
kemiringan tinggi
Pengangkutan Hidrolik Tak terbatas Tak terbatas
(pompa – pipa)

KLASIFIKASI MATERIAL ( CEMA, 1979 )

Kondisi Material Karakteristik Material Kode

Sangat halus – 100 mesh dan dibawahnya A
Halus – 1/8 inchi dan dibawahnya B
Ukuran Butiran – di bawah ½ inchi C
Bongkahan – di atas ½ inchi D
Tak teratur – menyerat dan saling bertaut E
Sangat mudah mengalir – sudut geming < 19o 1
Tingkat Mudah mengalir – sudut geming 20o – 29o 2
kemengaliran Mengalir rata-rata – sudut geming 30o – 39o 3
Sulit mengalir – sudut geming > 40o 4
Tidak bersifat abrasif 5
Abrasivitas Abrasif 6
Sangat abrasif 7
Sangat tajam – mudah menggores ban 8
Karakteristik Sangat berdebu L
khusus Mudah mengembang, mengandung udara dan gas M
Mengandung debu yang mudah meledak N
Mudah mencemarkan penggunaan P
Dapat menurunkan kadar penggunaan Q
Menghasilkan asap dan gas berbahaya R
Sangat korosif S
Agak korosif T
Hygroscopic U
Kompak atau saling berpaut V
Mengandung minyak dan bahan kimia W
5
 Bungkusan (pak) X
Sangat ringan dan mudah terhembus angin Y
Menaikkan temperatur Z

1.1.4. KARAKTERISTIK KHUSUS MATERIAL (MISCELLANEOUS CHARACTERISTIC)

MEMPENGARUHI PEMILIHAN KUALITAS COVER BELT (LIHAT TABEL)
1.1.5. BOBOT ISI (DENSITY) MATERIAL
BERAT PER VOLUME ( ISO : TON/M3 ), DIBEDAKAN MENJADI DUA :
• DENSITY MATERIAL INSITU
• DENSITY MATERIAL LEPAS ( UNTUK MENGHITUNG KAPASITAS
PRODUKSI BELT CONVEYOR ). SEMAKIN BESAR, SEMAKIN BERAT
MATERIAL YANG DIANGKUT PER SATUAN PANJANG BELT
1.2. KANDUNGAN AIR
MEMPENGARUHI PRODUKSI BELT CONVEYOR
PADA KANDUNGAN TERTENTU MENAMBAH KEMAMPUAN MATERIAL
UNTUK DIANGKUT PADA KEMIRINGAN TINGGI, BILA TERLALU
BANYAK AKAN MUDAH LONGSOR
1.3. KOMPOSISI MATERIAL
DIHARAPKAN TIDAK MENGANDUNG :
• LAPISAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)
• MATERIAL SISIPAN ( TANAH LIAT, MATERIAL LAPUK ), BILA
KANDUNGAN AIR TINGGI MENYEBABKAN LENGKET PADA IDLER
PEMBALIK, SEHINGGA BELT BERJALAN BERGELOMBANG DAN
DAYA MOTOR PENGGERAK YANG DIBUTUHKAN MENJADI BESAR
2. KEADAAN LAPANGAN DAN JARAK PENGANGKUTAN
MEMPENGARUHI PENGGUNAAN BELT CONVEYOR, COCOK UNTUK
DAERAH DENGAN TOPOGRAFI BERBUKIT-BUKIT DENGAN KEMIRINGAN
TINGGI ( LIHAT TABEL : KLASIFIKASI METODA PENGANGKUTAN )

6
 BERDASARKAN JARAK ANGKUT, DAPAT DIBUAT BELT CONVEYOR
DALAM BEBERAPA UNIT ( BERANTAI )

3. PRODUKSI BELT CONVEYOR

3.1. KONDISI MATERIAL
• JUMLAH MATERIAL YANG DIANGKUT (RATA-RATA)
• BENTUK DAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIR MATERIAL
• JENIS MATERIAL (KERING, BASAH, LENGKET)
• TINGKAT KEMENGALIRAN MATERIAL
• DENSITY/KERAPATAN/BOBOT ISI MATERIAL
BERAT MATERIAL PER PANJANG BELT ( kg/m ATAU lb/ft )
DENSITY BESAR, PRODUKSI BESAR, BEBAN PERSATUAN PANJANG
BELT MENINGKAT, TETAPI KECEPATAN RENDAH / MENURUN
3.2. KEADAAN LAPANGAN DAN JARAK ANGKUT
KEMIRINGAN BELT MEMPENGARUHI PRODUKSI BELT CONVEYOR
BILA KEMIRINGAN TANJAKAN > 10O, MAKA PRODUKSI BERKURANG,
KARENA DIPERLUKAN TENAGA YANG LEBIH BESAR UNTUK
MENGATASI TANJAKAN, SEHINGGA PERLU DIKALIKAN KONSTANTA
(TABEL KONSTANTA KEMIRINGAN BELT CONVEYOR, PARTANTO, 1985,
ATAU TABEL KOEFISIEN PENGARUH KEMIRINGAN BELT CONVEYOR )
SUDUT KEMIRINGAN MAKSIMUM TERGANTUNG PADA :
• BENTUK MATERIAL TERATUR : MISAL BRIQUETTES YANG BULAT,
PELLETS, CENDERUNG MUDAH MENGGELINDING, SUDUT
KEMIRINGAN KECIL 10O-12O (TABEL SUDUT KEMIRINGAN
MAKSIMUM BERBAGAI MATERIAL)
• ALIRAN UMPAN YANG TIDAK BERKESINAMBUNGAN
MENGAKIBATKAN PENGGUMPALAN ATAU PENUTUPAN PADA
7
 UJUNG BAWAH BELT, CENDERUNG MEMPERBESAR MELUNCURNYA
MATERIAL
• PENYEBARAN / DISTRIBUSI UKURAN BUTIR : BILA DIANGKUT
DENGAN BELT YANG MENANJAK, MATERIAL YANG DIAYAK TIDAK
SEBAIK MATERIAL YANG TIDAK DIAYAK, KARENA BUTIR SERAGAM
MUDAH MENGGELINDING
• KANDUNGAN AIR
• SIFAT MATERIAL : MUDAH DIPENGARUHI AIR, TERLALU KERING,
FLUIDA, AKAN MEMPERKECIL KEMIRINGAN MAKSIMUM BELT
JARAK ANGUT MEMPENGARUHI TENAGA UNTUK BELT CONVEYOR
3.3. LEBAR BELT
• UKURAN LEBAR BELT ( W ATAU b ) MENURUT CEMA : 18 - 96 INCHI
• HARUS MENCUKUPI KEBUTUHAN PENGANGKUTAN MATERIAL
• SESUAI DENGAN UKURAN CORONG ALAT PENUMPAH MATERIAL,
SEHINGGA TIDAK TERCECER
• UNTUK MENCEGAH TUMPAHNYA MATERIAL, SEBAIKNYA BAGIAN
BAN YANG TIDAK TERISI MATERIAL = 0,05 W + 1 ATAU 0,05 b +
0,9
• PEMILIHAN DIDASARKAN PADA UKURAN MATERIAL DAN SIFAT
KEMENGALIRAN MATERIAL
HUBUNGAN LEBAR BELT DAN UKURAN MATERIAL DIRUMUSKAN :
W > 2 amax + 200 mm ATAU W > 3,3 a + 200 mm
a = UKURAN RATA-RATA DAN amax = UKURAN MAKS.
MATERIAL
UKURAN MATERIAL BESAR, LEBAR BELT BESAR, KECEPATAN
TINGGI ( TABEL : UKURAN MAKSIMUM MATERIAL, LEBAR DAN
KECEPATAN BELT )
3.4. SUDUT IDLER TERHADAP BIDANG DATAR

8
 • MEMPENGARUHI LUAS PENAMPANG PEMUATAN BELT
• MENURUT CEMA DIBAGI 3 KELOMPOK : 20O, 35O, 45O
• SUDUT IDLER BESAR, LUAS PENAMPANG BESAR, PRODUKSI BESAR
• HUBUNGAN SUDUT IDLER DENGAN PRODUKSI PADA TABEL :
KAPASITAS PRODUKSI BERDASARKAN SUDUT IDLER

3.5. LUAS PENAMPANG PEMUATAN BELT

UNTUK IDLER PEMBAWA TROUGHING IDLER TYPE ( GAMBAR LUAS
PENAMPANG BELT-CONVEYOR )
DIBAGI DUA BIDANG :
• LUAS BIDANG SURCHARGE ( As ) DIPENGARUHI SUDUT GEMING
DINAMIS ( α )
• LUAS BIDANG TRAPEZZOID ( Ab ) DIPENGARUHI SUDUT IDLER ( β )
LUAS PENAMPANG PEMUATAN TOTAL = As + Ab
HUBUNGAN LEBAR BELT, SUDUT KEMENGALIRAN DAN LUAS
PENAMPANG PEMUATAN LIHAT TABEL LUAS PENAMPANG
MELINTANG BELT
LUAS PEMUATAN DAPAT DIHITUNG DENGAN RUMUS :
A = K ( 0,9 b - 0,05 )2 M2
DIMANA :
A = LUAS PENAMPANG MELINTANG MUATAN DI ATAS BELT,
M2
K = KOEFISIEN LUAS PENAMPANG MELINTANG MUATAN DI ATAS
BELT ( TABEL SUDUT TUMPUKAN MATERIAL DAN SESUAIKAN
DENGAN TABEL LUAS PENAMPANG MELINTANG MUATAN BELT )
b = LEBAR BELT CONVEYOR
3.6. KECEPATAN BELT
• TERGANTUNG PADA KODISI MATERIAL DAN LEBAR BELT

9
 • PENAMBAHAN LEBAR BELT TIDAK SELALU MENJADI ALTERNATIF
PILIHAN UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI BELT, KARENA
PENAMBAHAN LEBAR BELT AKAN MENURUNKAN KECEPATAN

TABEL : BATAS KECEPATAN MAKSIMUM BELT

• MATERIAL HALUS DIANGKUT DENGAN KECEPATAN RENDAH, AGAR
DEBU YANG DIHASILKAN BERKURANG
• MATERIAL BERAT DAN TAJAM DIANGKUT DENGAN KECEPATAN
MENENGAH, UNTUK MENGURANGI TERGORESNYA COVER

3.7. PERHITUNGAN PRODUKSI

PRODUKSI NYATA BELT CONVEYOR DAPAT DIHITUNG DENGAN
BEBERAPA RUMUS, UNTUK BEBERAPA KEADAAN
3.7.1. PRODUKSI SAAT BELT BERHENTI ( P1 )
3.600 x S x Wm
P1 =
1000
DIMANA :
P1 = PRODUKSI NYATA BELT SAAT BERHENTI, ( TON / JAM )
S = KECEPATAN BELT, ( METER / DETIK )
Wm = BERAT MATERIAL PERSATUAN PANJANG BELT, ( KG / M )
ATAU
60 x S x Wm
P1 =
2000
DIMANA :
P1 = PRODUKSI NYATA BELT SAAT BERHENTI, ( TON / JAM )
S = KECEPATAN BELT, ( FEET / MENIT )
Wm = BERAT MATERIAL PERSATUAN PANJANG BELT, ( lb / ft )
ATAU
A x S x D
P1 =
2000
DIMANA :
P1 = PRODUKSI NYATA BELT SAAT BERHENTI, ( TON / JAM )
A = LUAS PENAMPANG MATERIAL YANG DIANGKUT, ( ft2 )
S = KECEPATAN BELT, ( FEET / JAM )

10
 D = DENSITY MATERIAL, ( lb / ft )
3.7.2. PRODUKSI SAAT BELT BERJALAN ( P2 )
3.600 x Wt
P2 =
1000 x T
DIMANA :
P2 = PRODUKSI NYATA BELT SAAT BERJALAN, (TON / JAM )
Wt = BERAT MATERIAL TERTAMPUNG, ( KG )
T = WAKTU PENAMPUNGAN, ( DETIK )

3.7.3. PRODUKSI MAKSIMUM BELT CONVEYOR ( Pmax )

Pmax = ( 60 x A x S x δ x C ) TON / JAM
DIMANA :
Pmax = PRODUKSI MAKSIMUM BELT CONVEYOR, ( TON / JAM )
A = LUAS PENAMPANG MELINTANG PEMUATAN, ( M2 )
S = KECEPATAN BELT, ( METER / MENIT )
δ = DENSITY MATERIAL, ( TON / M3 )
C = KOEFISIEN PENGARUH KEMIRINGAN BELT (LIHAT
TABEL)

11
4. TENAGA ( E )YANG DIPERLUKAN, HP
MERUPAKAN JUMLAH DARI TENAGA UNTUK :
• MENGGERAKKAN BELT KOSONG ( E1 )
• MENGGERAKKAN MUATAN SECARA MENDATAR ( E2 )
• MENGANGKAT ATAU MENURUNKAN MUATAN SECARA MIRING ( E3 )
• MENGGERAKKAN / MEMUTAR PULLEYS ( E4 )
• MENGATASI KEHILANGAN TENAGA DAN HAMBATAN PADA
TRANSMISI ( E5 )
• MENGGERAKKAN TRIPPER ( E6 ), JIKA MENGGUNAKANNYA
SELAIN ITU TENAGA KUDA (HP) YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENGGERAKKAN BELT DAPAT DIHITUNG BERDASARKAN TEGANGAN
EFEKTIF ( Te ) YANG DIPERLUKAN PADA DRIVE PULLEY UNTUK
MENAHAN ATAU MENGATASI MUATAN BELT PADA KECEPATAN ( S )
Te x S
E = HP ( MENURUT CEMA )
33.000
4.1. TENAGA UNTUK MENGGERAKKAN BELT KOSONG ( E1 )
TERGANTUNG PADA : JENIS BEARING PADA IDLER, DIAMETER
IDLER, JARAK ANTAR IDLER, PANJANG DAN
BERAT BELT, KECEPATAN BELT

12
 L x S x F x Q
E1 =
33.000
DI MANA :
E1 =
TENAGA UNTUK MENGGERAKKAN BELT KOSONG, HP
L =
PANJANG BELT, FEET ( ft )
S =
KECEPATAN BELT, fpm
F =
FAKTOR GESEKAN IDLER (LIHAT TABEL)
Q =
BERAT BAGIAN YANG BERGERAK PER ft PANJANG
BELT (LIHAT TABEL)
E1 DAPAT DITABELKAN JIKA ADA DATA : PANJANG BELT, LEBAR
BELT DAN KECEPATAN BELT, CONTOH 100 fpm ( LIHAT TABEL :
TENAGA UNTUK MENGGERAKKAN BELT KOSONG )
4.1. TENAGA UNTUK MENGGERAKKAN MUATAN
SECARA MENDATAR ( E2 DALAM HP )
L x S x F x Wm
E2 =
33.000
Wm = BERAT MATERIAL YANG DIANGKUT, lb / ft
PANJANG BELT
Wm DAPAT DINYATAKAN DALAM TON/JAM, YAITU JIKA :
T = MATERIAL YANG DIANGKUT, TON / JAM
SW = MATERIAL YANG DIANGKUT, lb / min
60 SW = MATERIAL YANG DIANGKUT, lb / JAM

60 SW 3 SW 100 T
MAKA : T = = ATAU SW =
2.000 100 3

100 x L x F x T L x F x T
JADI : E2 = =
3 x 33.000 990
E2 DAPAT DITABELKAN JIKA ADA DATA : PANJANG BELT, MUATAN
YANG DIANGKUT DAN DIAMETER IDLER, MISAL 5 INCHI ( LIHAT
TABEL : TENAGA UNTUK MENGANGKUT BEBAN MENDATAR )
4.3. TENAGA UNTUK MENGANGKAT ATAU
MENURUNKAN MUATAN SECARA MIRING ( E3 )

13
 TERDIRI DARI DUA MACAM :
• TENAGA UNTUK MENGANGKUT BEBAN MENDATAR ( E2 )
• TENAGA UNTUK MENGANGKUT MUATAN SECARA MIRING ( E3.1 )
100 x H x T T x H
E3.1 = =
3 x 33.000 990
DI MANA : H = BEDA TINGGI TITIK MUAT DAN TITIK BUANG, ft
JIKA DATA H DAN T DIKETAHUI, MAKA E3.1 DAPAT DITABELKAN
(LIHAT TABEL : TENAGA UNTUK MENGANGKUT BEBAN NAIK)
JADI : E3 = E2 + E3.1
E3 POSITIF BILA DIGUNAKAN UNTUK MENGANGKAT MUATAN
E3 NEGATIF BILA DIGUNAKAN UNTUK MENURUNKAN MUATAN
4.4. TENAGA UNTUK MENGGERAKKAN / MEMUTAR PULLEYS ( E4 )
TERGANTUNG PADA : TEGANGAN BELT, BERAT PULLEY DAN
POROSNYA, SERTA JENIS BEARINGNYA

DIPERLUKAN UNTUK MENGATASI GESEKAN ANTARA PULLEYS

DENGAN BELT

BESARNYA DINYATAKAN DALAM PROSEN ( LIHAT TABEL : PROSEN

TENAGA UNTUK MENGATASI GESEKAN ), MENURUT HEWITT ROBINS,
INC. UNTUK MENGATASI ANTIFRICTION BEARING CUKUP
DIPERGUNAKAN SETENGAH DARI PROSENTASE DARI TABEL

4.5. TENAGA UNTUK MENGATASI KEHILANGAN TENAGA

DAN HAMBATAN PADA TRANSMISI ( E5 )

BIASANYA UNTUK MENGGERAKKAN BELT CONVEYOR CUKUP

MENGGUNAKAN SATU PULLEY SAJA, AKAN TETAPI JIKA DIPERLUKAN
TENAGA YANG LEBIH BESAR MAKA DIPERLUKAN LEBIH DARI SATU
PULLEYS, YAITU DENGAN CARA TANDEM UNTUK MENAMBAH LUAS
DAERAH KONTAK DENGAN BELT
TENAGA DARI MOTOR DIPINDAHKAN KE PULLEY MELALUI
TRANSMISI, MISALNYA GEAR, RANTAI ATAU V - BELT

14
 BESARNYA KEHILANGAN TENAGA PADA TRANSMISI ANTARA 5 - 10
% ATAU LEBIH TERGANTUNG DARI JENIS TRANSMISINYA
5. TEGANGAN BELT
• BELT BERGERAK KARENA ADANYA PERBEDAAN TEGANGAN
ANTARA TITIK KONTAK AWAL DENGAN PULLEY DAN TITIK KONTAK
SAAT BELT MENINGGALKAN PULLEY ( LIHAT GAMBAR : TEGANGAN
PADA BELT )
• TEGANGAN INI DAPAT BERUPA TEGANGAN EFEKTIF ( Te ), TIGHT
SIDE TENSION ATAU TEGANGAN SISI KETAT BELT ( T1 ), SLACK SIDE
TENSION ATAU TEGANGAN SISI KENDUR BELT ( T2 ), TEGANGAN
MAKSIMUM BELT ( Tm ) DAN TEGANGAN MINIMUM BELT ( To )
5.1. TEGANGAN EFEKTIF ( Te ), lb
ADALAH TEGANGAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGGERAKKAN
BELT BESERTA MUATANNYA
DARI RUMUS UNTUK MENGHITUNG TENAGA, MAKA MENURUT
HETZEL :
33.000 x E 33.000 x E
Te = ATAU Te =
S D x N
DIMANA : D = DIMETER PULLEY, ft
N = PUTARAN PULLEY, rpm
Te JUGA DAPAT DIHITUNG DENGAN RUMUS : Te = T1 - T2
MENURUT CEMA, JIKA DIHITUNG SECARA RINCI, TEGANGAN EFEKTIF
PADA BELT MERUPAKAN PENJUMLAHAN TEGANGAN-TEGANGAN,
YAITU : TEGANGAN AKIBAT GESEKAN IDLER ( Tx ), TEGANGAN
LENTURAN IDLER PEMBAWA (Tyc), TEGANGAN LENTURAN IDLER
PEMBALIK (Tyr), TEGANGAN AKIBAT TAHANAN MATERIAL (Tym),
TEGANGAN GAYA PENGANGKATAN ATAU PENURUNAN ( Tm ),
TEGANGAN UNTUK MEMUTAR PULLEY ( Tp ), TEGANGAN AKIBAT

15
PERCEPATAN MATERIAL ( Tam ), TEGANGAN AKIBAT ADANYA
PERLENGKAPAN BELT ( Tac )
Te = Tx + Tyc + Tyr + Tym + Tm + Tp + Tam + Tac

Tx = L . Kx . Kt
DIMANA : L = JARAK ANTAR PULLEY DEPAN DAN BELAKANG,
ft
Kx = FAKTOR GESEKAN ANTARA IDLER DAN PULLEY,
lb/ft
Kt = FAKTOR KOREKSI TEMPERATUR
Tyc = L . Ky . Wb . Kt
DIMANA : Ky = FAKTOR UNTUK MENGHITUNG TAHANAN BELT
Wb = BERAT BELT PER PANJANG BELT, lb / ft
Tyr = L . 0,015 . Wb . Kt
Tym = L . Ky . Wm
DIMANA : Wm = BERAT MATERIAL PER SATUAN PANJANG BELT, lb /
ft
Tm = + H . Wm
DIMANA :
H = TINGGI PENGANGKATAN (+) ATAU PENURUNAN (-) BELT,
ft
Tp = n . Pk
DIMANA :
n = JUMLAH PULLEY YANG DIGUNAKAN
Pk = TEGANGAN BELT UNTUK MEMUTAR PULLEY, lb
( LIHAT TABEL )
Tam DICARI MENGGUNAKAN GRAFIK HARGA Tam DENGAN
MEMASUKKAN DATA KECEPATAN BELT PADA SUMBU HORIZONTAL
KEMUDIAN BACA Tam DENGAN KAPASITAS 1000 TON / JAM PADA

16
 SUMBU VERTIKAL, KEMUDIAN HITUNG Tam DENGAN KAPASITAS
SESUNGGUHNYA
Tac = Tpl + Tbc + Tsb
DIMANA :
Tpl= TEGANGAN AKIBAT GESEKAN PLOW, lb
= Pl . W
Pl = ADDITIONAL BELT PULL PER PLOW, lb, ( LIHAT TABEL )
W= LEBAR BELT, INCHI
Tbc = TEGANGAN SISTEM PEMBERSIH BELT, lb
= Bc . W
Bc = ADDITIONAL BELT PULL FOR BELT CLEANER, lb
= 2 lb - 3 lb PER LEBAR PEMBERSIH BELT
Tsb = TEGANGAN GESEKAN SKIRT BOARD, lb
= Lb ( Cs . Hs2 + 6 )
DIMANA :
Lb = PANJANG SKIRT BOARD, ft
Cs = FAKTOR GESEKAN SKIRT BOARD, ( LIHAT TABEL )
Hs = TINGGI SKIRT BOARD, INCHI
5.2. TEGANGAN SISI KETAT BELT ( TIGHT SIDE TENSION ) = T1,
lb
ADALAH TEGANGAN BELT PADA TITIK SINGGUNG PERTAMA ANTARA
BELT DENGAN PULLEY
T1 = 1,08 Te UNTUK PENGGERAK RANGKAP ( TANDEM )
T1 = 1,38 Te UNTUK SNUB DRIVE
5.3. TEGANGAN SISI KENDUR BELT ( SLACK SIDE TENSION ) = T2, lb
ADALAH SEJUMLAH TEGANGAN YANG HARUS ADA PADA BELT
SEBELUM MENINGGALKAN PULLEY, SEHINGGA PULLEY DAPAT
MENGGERAKKAN BELT ( TIDAK SELIP PADA PULLEY PENGGERAK )
TEGANGAN AWAL DIBUAT DENGAN MENEGANGKAN BELT MELALUI
PENGATURAN TAIL PULLEY ATAU PENGATURAN PEMBERAT BELT
17
 MENURUT CEMA :
BESARNYA T2 TERGANTUNG PADA BESARNYA Te DAN Cw (
SUDUT KONTAK BELT TERHADAP PULLEY )
T2 = Te . Cw
Cw TERGANTUNG PADA TIPE PULLEY PENGGERAK DAN JENIS
PENEGANG YANG DIGUNAKAN ( LIHAT TABEL : FAKTOR SUDUT
KONTAK BELT DENGAN PULLEY PENGGERAK )
MENURUT HETZEL, F.V AND ALBRIGHT, R.K :
T2 = 0,08 Te UNTUK PENGGERAK RANGKAP ( TANDEM )
T2 = 0,38 Te UNTUK SNUB DRIVE
PERBEDAAN HARGA INI DISEBABKAN PERBEDAAN SUDUT KONTAK
ANTARA BELT DENGAN PULLEY, YAITU 210O UNTUK SNUB DRIVE DAN
420O UNTUK PENGGERAK RANGKAP ( TANDEM )
5.4. TEGANGAN MAKSIMUM BELT = Tm, lb
MERUPAKAN TEGANGAN TERTINGGI DARI BELT YANG DIIJINKAN
UNTUK MENGATASI WORKING STRESS ( LIHAT TABEL )
PADA BELT MENDATAR, Tm DEKAT T1 DAN HARGA Tm = T1

PADA BELT MIRING, Tm DEKAT TAIL PULLEY DAN HARGA Tm

TERGANTUNG PADA BEBAN DAN KEMIRINGANNYA
MENURUT HETZEL, F.V AND ALBRIGHT, R.K :
1,08 x 33.000 x E
Tm = UNTUK PENGGERAK RANGKAP
S
1,38 x 33.000 x E
Tm = UNTUK SNUB DRIVE
S
DIMANA : Tm (lb), E TENAGA (HP), V KECEPATAN BELT (rpm)
Te JUGA BERARTI TEGANGAN UNTUK MEMPERTAHANKAN BELT
PADA BUSUR KONTAK ANTARA TEGANGAN BELT YANG MENUJU
PULLEY PENGGERAK DAN TEGANGAN BELT YANG MENINGGALKAN
PULLEY PENGGERAK
18
 FAKTOR TEGANGAN PULLEY, F , ( LIHAT TABEL ) DIRUMUSKAN :
T1
F = MAKA T1 = F . Te
Te
5.5. TEGANGAN MINIMUM BELT = To , lb
ADALAH TEGANGAN YANG DIBUTUHKAN AGAR PERSEN KENDUR
(SAG) BELT SESUAI DENGAN YANG DIANJURKAN
PENENTUAN PERSEN KENDUR DIPENGARUHI OLEH SUDUT IDLER
TERHADAP BIDANG DATAR DAN UKURAN MATERIAL
PERSEN KENDUR YANG DIANJURKAN ANTARA 1,5 % - 3 % ( TABEL )
To DIHITUNG BERDASARKAN PERSEN KENDURNYA DENGAN RUMUS :
SAG 3 % To = 4,20 Si ( Wb + Wm ) , lb
SAG 2 % To = 6,25 Si ( Wb + Wm ) , lb
SAG 1,5 % To = 4,20 Si ( Wb + Wm ) , lb
6. PEMILIHAN JUMLAH PLY
MENURUT JUNKOVSKY, 1966 : JUMLAH PLY i , DIPENGARUHI OLEH :
TEGANGAN MAKSIMUM BELT T1 ( KG ), FAKTOR KEAMANAN k (
LIHAT TABEL ), KUAT TARIK BELT PER PLY Kt ( KG / cm / PLY ) DAN
LEBAR BELT W ( cm )
k . T1
i >
W . Kt
7. PENGARUH SELIP PADA BELT
HUKUM EULER, UNTUK MENGHITUNG AGAR BELT TIDAK SELIP :

T1 = T2 . eµ α

DIMANA :
e = 2,718
µ = FAKTOR GESEKAN BELT DAN PULLEY
‘α = SUDUT KONTAK BELT DENGAN PULLEY

UNTUK MENGETAHUI NILAI eµ α LIHAT TABEL

19
 RANCANGAN PEMILIHAN BELT-CONVEYOR

PEMILIHAN SPESIFIKASI DAN RANCANGAN DETAIL BELT-CONVEYOR

TERGANTUNG PADA :

1. MATERIAL YANG DIANGKUT

• KONDISI MATERIAL
• KANDUNGAN AIR
• KOMPOSISI MATERIAL
• JENIS MATERIAL YANG DIANGKUT

20
 TABEL-TABEL YANG DIGUNAKAN :
• KLASIFIKASI MATERIAL
• SUDUT GEMING DINAMIS
• PEMILIHAN KUALITAS COVER BELT
• KETEBALAN MINIMUM COVER BELT
• SUDUT TUMPUKAN UNTUK MATERIAL
• SUDUT KEMIRINGAN MAKSIMUM UNTUK BERBAGAI MATERIAL
PADA TROUGHED BELT-CONVEYOR
• KOEFISIEN LUAS PENAMPANG MELINTANG MUATAN BELT
• LUAS PENAMPANG MELINTANG MATERIAL DI ATAS BELT
2. KAPASITAS MAKSIMUM PENGANGKUTAN (TON/JAM)
TABEL-TABEL YANG DIGUNAKAN :
• KAPASITAS PRODUKSI BELT COVEYOR BERDASARKAN SUDUT
IDLER TERHADAP BIDANG DATAR
• PRODUKSI TROUGHED BELT-CONVEYOR DALAM TON/JAM UNTUK
KECEPATAN 100 FPM

3. LEBAR DAN KECEPATAN BELT

TABEL-TABEL YANG DIGUNAKAN :
• BATAS KECEPATAN MAKSIMUM BELT
• UKURAN MAKSIMUM MATERIAL, LEBAR DAN KECEPATAN BELT
• KECEPATAN MAKSIMUM BELT CONVEYOR, FPM
4. KEADAAN BELT CONVEYOR
• JARAK TAIL PULLEY DAN HEAD PULLEY
• TINGGI PENGANGKATAN ATAU TINGGI PENURUNAN BELT
• SUDUT KEMIRINGAN BELT
• SUDUT KEMIRINGAN MAKSIMUM UNTUK BERBAGAI MATERIAL
PADA TROUGHED BELT-CONVEYOR

TABEL-TABEL YANG DIGUNAKAN :

• KLASIFIKASI METODA PENGANGKUTAN
• KONSTANTA KEMIRINGAN BELT CONVEYOR
• KOEFISIEN PENGARUH KEMIRINGAN BELT
5. MOTOR PENGGERAK
JUMLAH MOTOR PENGGERAK, TUNGGAL ATAU GANDA
21
 • SUDUT KONTAK BELT DENGAN PULLEY (WRAP/SAG)
• PENEMPATAN SUMBER PENGGERAK
• PERMUKAAN PULLEY, POLOS ATAU BERLAPIS
• JENIS PENGOPERASIAN YANG DIGUNAKAN
• TENAGA (HP) DAN TEGANGAN
TABEL-TABEL YANG DIGUNAKAN :
• FAKTOR GESEKAN ROL ATAU IDLER ( C )
• BERAT BAGIAN YANG BERGERAK PER FT PANJANG BELT ( Q )
• TENAGA UNTUK MENGGERAKKAN BELT KOSONG
• TENAGA UNTUK MENGANGKUT BEBAN MENDATAR
• TENAGA UNTUK MENGANGKUT BEBAN NAIK
• PROSEN TENAGA UNTUK MENGATASI GESEKAN
• TEGANGAN YANG DIIJINKAN BEKERJA PADA BELT CONVEYOR
• FAKTOR TEGANGAN RODA (PULLEY), F
• TEGANGAN BAN UNTUK MEMUTAR PULLEY ( Pk)
• GRAFIK HARGA Tam DIDASARKAN PADA KAPASITAS 1000 TON/JAM
• ADDITIONAL BELT PULL PER PLOW ( Pl )
• FAKTOR GESEKAN SKIRTBOARD BEBERAPA MATERIAL ( Cs )
• FAKTOR SUDUT KONTAK BAN DENGAN PULLEY PENGGERAK ( Cw )
• PERSEN KENDUR BAN YANG DIANJURKAN
• NILAI FAKTOR KEAMANAN, k, BERDASARKAN JUMLAH PLY
(UNTUK PEMILIHAN JUMLAH PLY)
• HARGA ema DAN FAKTOR GESEKAN m (UNT. PENGARUH SELIP)

6. DIAMETER PULLEY
DIDASARKAN PADA :
• JUMLAH PLY
• JENIS LAPISAN PENGUAT(NN, EP)
• KUAT TARIK (KG/CM/PLY)
TABEL-TABEL YANG DIGUNAKAN :
• DIAMETER MIN. PULLEY DEPAN DAN PULLEY BELAKANG (mm)
7. PENEGANG (TAKE-UP)
• JENIS PENEGANG
• LOKASI PENEGANG
8. IDLER (ROL)
22
 • JENIS IDLER, FLAT ATAU TROUGH (CEKUNG)
• SPASI IDLER, DIPENGARUHI LEBAR BELT DAN DENSITY (lb/cuft)
TABEL-TABEL YANG DIGUNAKAN :
• KLASIFIKASI IDLER
• SPASI IDLER PEMBALIK DAN PEMBAWA PADA KONDISI NORMAL
• JARAK MAKSIMUM SETIAP ROL CEKUNG
• FAKTOR GESEKAN ROL YANG MENGGUNAKAN ANTIFRICTION ( C )
• BERAT BAGIAN YANG BERGERAK DARI BELT CONVEYOR ( Q )
9. JENIS PEMUATAN MATERIAL KE BELT
• CORONG
• PANJANG SKIRTBOARD
• TINGGI SKIRTBOARD
10. TEMPERATUR TERENDAH PADA LOKASI
11. JENIS PENYAMBUNGAN BELT (BELT SPLICE)
• PENYAMBUNGAN SISTEM VULKANISASI (VULCANIZED SPLICE)
ADALAH PENYAMBUNGAN DENGAN BANTUAN BAHAN PEREKAT
UNTUK MEREKATKAN KEDUA UJUNG BELT, KEMUDIAN
DIPANASKAN
• PENYAMBUNGAN SISTEM MEKANIK (MECHANICAL SPLICE)
ADALAH PENYAMBUNGAN DENGAN ALAT BANTU MEKANIS YANG
DIRANCANG UNTUK MEREKATKAN KE DUA UJUNG BELT
12. PENGUMPANAN
BAK PENGUMPANAN SANGAT MEMPENGARUHI PRODUKSI BELT
DARI ALAT INI : MATERIAL DI SUPLAY UNTUK DIANGKUT
DITENTUKAN KONTINUITAS MUATAN DITENTUKAN
KAPASITAS PRODUKSI BAK PENGUMPANAN ( TON / JAM ) :
PHF = Pmax + ( SfHF x Pmax )
DIMANA :
PHF = PRODUKSI MINIMUM BAK PENGUMPANAN, TON/JAM
Pmax = PRODUKSI MAKSIMUM BELT CONVEYOR, TON/JAM
SfHF = FAKTOR PENGAMAN BAK PENGUMPANAN, DIAMBIL 100 %

23
 CONTOH PERHITUNGAN

Pada pengamatan dilapangan data-data belt conveyor yang diperoleh, sebagai berikut :
• Panjang belt conveyor = 12 m = 39,37 ft
• Lebar belt ( b ) = 24 inchi = 0,6096 m
• Diameter rol / idler ( d ) = 5 inchi = 0,417 ft
• Diameter roda / pulley ( D ) = 10,83 inchi = 0,9 ft
• Beda tinggi ( H ) = 3,5 m = 11,5 ft
• Density material ( δ ) = 1,53 ton/m3
• Sudut longsor / surcharge angle material = 20o
• Troughing angle belt conveyor = 30o
• Kecepatan belt conveyor ( S ) = 0,34 m/det. = 66,93 ft/menit = 20,4 m/menit
24
• Berat rata-rata conto terambil ( Wm ) = 18 kg
• Panjang pengambilan conto ( L ) = 1m
3.600 x S x Wm
Produksi nyata ( P ) =
1000 x L
3.600 X 0,34 x 18
= = 22,03 ton / jam
1000 x 1
Produksi maksimum belt conveyor ( Pmax ) = 60 x A x S x δ x C ton/jam
• Luas penampang melintang pemuatan (A) = K [ (0,9 b) - 0,05 ]2 m2
• Berdasarkan data surcharge angle (20o) dan troughing angle belt (30o), maka besarnya koefisien
melintang K, adalah 0,1488 (lihat Tabel : Koefisien Luas Penampang Melintang Muatan Belt
Conveyor)
• Jadi : A = 0,1488 [ ( 0,9 x 0,6096 ) - 0,05 ]2 m2
= 0,037 m2
• Berdasarkan data beda tinggi (H = 3,5 m) dan panjang belt 12 m, maka kemiringan belt conveyor adalah
17o, maka koefisien pengaruh kemiringan belt ( C ) adalah 0,87 (lihat Tabel : Koefisien Pengaruh
Kemiringan Belt conveyor)
Jadi : Pmax = 60 x 0,037 x 20,4 x 1,53 x 0,87
= 60,283 ton/jam

22,03
Hasil guna kerja (efektifitas) = x 100 % = 36,54 %
60,283

Tenaga ( E ) yang digunakan :

Te x S T x H
E = + HP
33.000 990
Te = Tegangan efektif
Lx Fxd x(X+Y+ Z)
=
D
L = Panjang belt = 39,37 ft
F = Faktor gesekan idler = 0,036 ( Tabel : Faktor gesekan rol yang menggunakan antifriction
)
d = Diameter idler = 0,417 ft
X = Berat bagian dari rol yang bergerak per feet panjang = 26 + 17 = 43 lb (Tabel : berat bagian
yang bergerak dari belt conveyor )
Y = Berat bagian dari rol yang bergerak per ft panjang belt kosong = 17 lb

25
26