Anda di halaman 1dari 13

FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No.

BLOW OUT PREVENTER TEST


SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERIKSAAN RUTIN

OLEH :
AGUS ALEXANDRI (PUSDIKLAT MIGAS)
SITI NURBAYANAH (DITJEND MIGAS)
JUNIARTO MATASAK PALILU (DITJEND MIGAS)

ABSTRAK
Salah satu resiko yang dihadapi dalam proses pemboran sumur minyak dan/atau gas
bumi adalah masuknya fluida formasi ke dalam lubang sumur (kick) dengan tidak terkendali
atau yang disebut semburan liar (blow out). Semburan liar dapat dicegah dengan
menghentikan kick sebelum kick menjadi tidak terkendali. Semburan liar merupakan bahaya
yang selalu mengancam kegiatan usaha hulu migas baik pada sumur pengeboran ataupun
sumur workover dan well services. Semburan liar menyebabkan kerugian yang besar, antara
lain kebakaran, pencemaran lingkungan, kecelakaan pekerja (ringan sampai dengan fatal), dll.
Pencegah Semburan Liar (PSL) merupakan salah satu peralatan pada instalasi pengeboran
yang digunakan untuk mencegah terjadinya semburan liar. Alat ini mejaga agar kegiatan tetap
aman bagi pekerja, alat, masyarakat, dan lingkungan. Berdasarkan SNI 13-6910-2002 tentang
Operasi Pemboran Darat dan Lepas Pantai yang Aman di Indonesia bahwa pemasangan,
pengujian, dan pengoperasian PSL harus mengacu pada API RP 53. Salah satu tahapan
dalam menghentikan kick yakni dengan menutup puncak sumur menggunakan peralatan
peralatan pencegah sembur liar atau Blow Out Preventer (BOP). Dengan demikian, BOP
berfungsi apabila ia dapat menutup sumur, menahan tekanan yang ditimbulkan oleh formasi,
dan membuka kembali pasca penanganan kick.

Oleh karena salah satu fungsi BOP adalah menahan tekanan yang ditimbulkan oleh
kick, maka perlu untuk mengetahui besarnya tekanan maksimum yang dapat ditahan oleh
suatu BOP yang diistilahkan dengan Rated Working Pressure dari BOP tersebut. Function test
dan pressure test/wellbore test merupakan cara untuk menguji apakah suatu BOP dapat
berfungsi sesuai dengan Rated Working Pressure-nya

Kata Kunci: Kick, Semburan liar, Pencegah Semburan Liar (PSL), kick, function test, pressure
test/wellbore test

20
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

1. LATAR BELAKANG 2. DASAR HUKUM PEMERIKSAAN


RUTIN
Kegiatan usaha hulu migas merupakan
kegiatan yang tinggi resiko, tinggi biaya, Undang-Undang No.22 tahun 2001 tentang
tinggi teknologi. Salah satu kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi pasal 40
yang tinggi resiko adalah kegiatan menyebutkan bahwa Badan Usaha/Bentuk
pengeboran. Resiko di kegiatan Usaha Tetap mempunyai tanggung jawab
pengeboran dapat berupa semburan liar. sebagai berikut :
Semburan liar ini bisa berupa gas ataupun
1. Menjamin standar dan mutu sesuai
fluida dan bahkan sering kali menimbulkan
ketentuan peraturan perundangan yang
kebakaran yang menyebabkan kebakaran,
berlaku
pencemaran lingkungan, kerusakan alat,
dan kecelakaan sampai tingkat fatality. 2. Menerapkan kaidah keteknikan yang
Semburan ini tidak bisa diprediksi dan bisa baik
terjadi sewaktu-waktu, sehingga diperlukan 3. Menjamin Keselamatan dan kesehatan
persiapan yang matang untuk menyambut kerja
kedatangan semburan liar ini. Oleh karena
itu, dalam instalasi pengeboran senantiasa 4. Pengelolaan lingkungan hidup
dipasang peralatan pencegah semburan PP No. 35 tahun 2004 tentang Kegiatan
liar. Pemasangan alat pencegah semburan Usaha Hulu Migaspasal 72 juga
liar merupakan tindakan preventif untuk menyebutkan bahwa BU/BUT yang
melindungi rig dan para pekerjanya pada melaksanakan kegiatan usaha hulu migas
saat terjadi semburan liar. wajib menjamin dan menaati ketentuan
Gagalnya pengoperasian PSL beresiko keselamatan dan kesehatan kerja dan
tinggi mengakibatkan fatality pada pekerja, pengelolaan lingkungan hidup serta
kerusakan lingkungan, dan kerugian pengembangan masyarakat setempat.
finansial. Oleh karena itu standar dan mutu
Dalam pelaksanaan kegiatan usaha minyak
alat yang digunakan pada kegiatan ini harus
dan gas bumi, pemerintah wajib melakukan
sesuai dengan peraturan perundangan
pembinaan dan pengawasan BU/BUT
yang berlaku dan menerapkan kaidah
terhadap ditaatinya peraturan perundangan
keteknikan yang baik. Dalam
yang berlaku. Tanggung jawab
pelaksanaannya, hal tersebut diawasi oleh
pengawasan dan pembinaan tersebut
pemerintah sesuai dengan UU 22 tahun
dilakukan oleh Kepala Inspeksi Tambang
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan PP
dengan dibantu oleh Inspektur Migas dalam
No.35 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha
pelaksanaannya. Hal tersebut tercantum
Hulu Migas. Tanggung jawab tersebut
dalam Peraturan Menteri Pertambangan
diterjemahkan dalam bentuk pemeriksaan
dan Energi Nomor: 06.P/0746/M.PE/1991
keselamatan kerja secara rutin dan berkala
tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja
sesuai Permen ESDM No.
atas Instalasi, Peralatan, dan Teknik yang
06.P/0746/M.PE/1991 oleh Kepala Inspeksi
Dipergunakan dalam Pertambangan
Tambang yang dibantu oleh Pelaksana
Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan
Inspeksi Tambang dalam pelaksanaannya.
Sumber Daya Panas Bumi pasal 2 dan 3 :
Salah satu bentuk pemeriksaan rutin
instalasi, peralatan, dan teknik yang
tersebut adalah pemeriksaan rutin terhadap
dipergunakan dalam operasi pertambangan
alat pencegah semburan liar.
minyak dan gas bumi wajib dilaksanakan
pemeriksaan keselamatan kerja.
Pemeriksaan keselamatan kerja tersebut

21
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

dilaksanakan oleh Kepala Inspeksi instalasi pengeboran yang berfungsi untuk


Tambang dan Pelaksana Inspeksi mencegah semburan liar pada saat terjadi
Tambang. Pelaksana Inspeksi Tambang kick. Kick adalah masuknya aliran fluida
diangkat oleh Direktur Jenderal dari formasi ke dalam lubang sumur. Kick terjadi
pegawai Direktorat Jenderal Minyak dan ketika tekanan formasi lebih besar
Gas Bumi yang wajib memenuhi dibandingkan tekanan hidrostatik.
persyaratan keahlian dan penguasaan Akibatnya terjadi intrusi aliran fluida tidak
teoritis pertambangan minyak dan gas bumi terkontrol tekanan tinggi di sepanjang
yang diperlukan. wellbore yang disebut semburan liar. BOP
mencegah semburan liar dengan cara
Berdasarkan peraturan perundangan yang
menutup lubang sumur pada saat kick. BOP
berlaku, pemeriksaan teknis yang dilakukan
memonitor dan mengontrol aliran dan
oleh Inspektur Migas terbagi menjadi dua
tekanan minyak dan gas yang fluktuatif
jenis yaitu
selama pengeboran.
1. Pemeriksaan rutin dan Setiap BOP yang diinstal pada instalasi
2. Pemeriksaan teknis dalam rangka pengeboran, harus mempunyai tekanan
sertifikasi SKPP/SKPI/SKKP. kerja minimal sama dengan maximum
Peraturan Menteri Pertambangan dan anticipated surface pressure. Susunan
Energi Nomor: 06.P/0746/M.PE/1991 peralatan BOP adalah berdasarkan rated
menyebutkan bahwa Pemeriksaan working pressure. Berikut adalah contoh
keselamatan kerja dilaksanakan sebagai susunan BOP dengan rated working
berikut : pressure sebesar 10000 psi dengan ukuran
13 5/8” dan susunan BOP adalah SRRRA
a. Pada saat instalasi dan atau peralatan berdasarkan API RP53.
akan dipasang;
b. Saat unjuk kerja teknik yang akan
dipergunakan;
c. Secara berkala sesuai dengan sifat dan
jenis instalasi, peralatan dan teknik
yang dipergunakan;
d. Setiap saat apabila dianggap perlu oleh
Direktur Jenderal c.q. Direktur Direktorat
Teknik Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi
Instalasi pengeboran merupakan salah
satu instalasi yang dilakukan pemeriksaan
teknis secara rutin, dimana terdapat alat
Pencegah Semburan Liar di dalamnya.

3. PERALATAN PENCEGAH
SEMBURAN LIAR (PSL)
Berdasarkan API RP 53, Blow Out
Preventer adalah alat yang dipasang di
casing head untuk menutup sumur
Gambar 1 Contoh susunan sistem PSL
sehingga fluida terkurung di dalam lubang
tekanan 10000 psi (API RP 53)
sumur. BOP merupakan salah satu alat di
22
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Keterangan gambar 1 :
A = Annular Preventer
R = Ram Preventer
S = Drilling Spool

3.1. Komponen Utama dan Prinsip Kerja 3. Dapat dipergunakan untuk


mengendalikan pembuangan gas, gas
Peralatan Pencegah Semburan Liar harus
cut, lumpur dan lain-lain untuk
memenuhi persyaratan serta dapat
mengendalikan tekanan sumur.
melakukan beberapa tugas penting yaitu :
4. Dapat dipergunakan untuk pekerjaan
1. Dapat melakukan penutupan lubang
sirkulasi mematikan kick.
sumur dibagian permukaan tanah pada
5. Dapat melakukan penggantungan
keadaan lubang kosong atau ada pipa
(hanging off) atau memotong pipa pada
serta dapat untuk melakukan stripping in
keadaan darurat.
maupun stripping out rangkaian bor.
6. Memiliki sistem peralatan cadangan
2. Dapat menahan tekanan sumur tertinggi
apabila salah satu alat mengalami
yang akan timbul dan dapat dilalui
kerusakan, khusus untuk sumur
semua peralatan yang akan dimasukkan
bertekanan tinggi dan di pemboran lepas
selama operasi pemboran.
pantai dengan subsea BOP stack.

Gambar 2 BOP System

Peralatan-peralatan Blowout terdiri dari : f. Drill Pipe Float Valve


 Saluran pengendali :
 BOP dari luar pipa :
a. Drilling Spool
a. Annular type blowout preventer.
b. Killing Line
b. Ram type blowout preventer.
c. Choke Flow Line
c. Diverter
d. Choke Manifold / Back Pressure
 BOP dari dalam pipa :
Manifold
a. Upper Kelly Cock.
e. Manual Adjustable Choke dan
b. Lower Kelly Cock
Super Choke
c. Safety Valve
 Sistem Kontrol :
d. Inside BOP
a. Accumulator Unit
e. Drop In Check Valve.
23
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

b. Driller Remote Control dalam posisi menutup karena packer


karet dari ram dapat rusak bila disimpan
3.2. Pemeliharaan dan Penyimpanan dalam keadaan ada tekanan untuk
BOP selama beberapa waktu
Pemeliharaan BOP baik dalam bentuk Penyimpanan annular setelah operasi
pengujian atau penyimpanan harus sesuai adalah sebagai berikut:
dengan standar. Berdasarkan API RP53
1) Annular preventer harus dibersihkan dan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam
di lumasi setelah beroperasi
penyimpanan BOP adalah sebagai berikut:
2) Top head dan packing unit harus diambil
1) Bagian logam pada BOP harus dari body dan dibersihkan dengan
dilindungi dari karat dengan coating semprotan air untuk membersihkan
2) Tempat penyimpanan bahan elastomer kotoran dan endapan lumpur.
harus sesuai dengan ketentuan 3) Bagian dalam preventer diberi pelindung
manufaktur grease atau minyak berat.
3) Bahan elastomer yang disimpan atau 4) Lubang baut di top head supaya
tidak digunakan sementara, tidak boleh dipasang baut untuk melindungi thread.
terpapar matahari secara langsung 5) Lubang-lubang hidrolik untuk membuka
4) Bahan elastomer yang disimpan tidak dan menutup harus ditutup dengan plug.
boleh ditimpa dengan beban yang
Apabila PSL harus ditransport, ram dari
sangat berat di atasnya
PSL harus diambil, operating cylinder
5) BOP yang tidak dipakai, baik annular
ditutup dan locking screw dimasukkan tetapi
ataupun ram hendaknya diletakkan
tidak perlu dikeraskan.
tegak lurus dan diusahakan disimpan di
atas skid.
Ram yang tidak digunakan sementara, 3.3. Pemeriksaan Mayor
harus diperhatikan penyimpanannya agar Berdasarkan API RP 53, BOP harus
tidak mengalami kerusakan selama proses dilakukan pemeriksaan mayor setiap
penyimpanan. Langkah-langkah yang 3 sampai dengan 5 tahun sekali. BOP
harus dilakukan yaitu : harus dibongkar dan diperiksa sesuai
1) Setelah beroperasi, bagian-bagian ram dengan petunjuk dari manufaktur.
harus dibersihkan, dilepas dari stack- Pemeriksaan mayor tersebut
nya, diperiksa, dan dilumasi dilakukan di Authorized Repair
2) Bonnet harus dibuka dari ram-ramnya Factory (ARF). Beberapa contoh ARF
dan diambil. di Indonesia yaitu :
3) PSL disemprot dengan air bertekanan 1. Sarana Adikarya Utama (SAU),
tinggi untuk membersihkan pasir dan Bogor, Jawa Barat.
material yang dapat menyebabkan 2. Van Der Horst Indonesia,
korosi/pengkaratan. Tangerang, Jawa Barat.
4) Karet depan ram dan top seal diperiksa 3. Umega Maju Bersama, Duri, Riau
keausannya, jika perlu hendaknya 4. Jaya Manggala Sakti, Balikpapan
diganti ARF tersebut mengeluarkan
5) Lubang-lubang hidrolik untuk membuka Certificate Of Conformance (COC)
dan menutup harus ditutup dengan plug. dan merupakan salah satu dokumen
6) Untuk ram preventer yang disimpan persyaratan dalam rangka
dalam jangka waktu pendek, boleh memperoleh SKPI pengeboran. Ada
dibiarkan didalam BOP tetapi jangan beberapa tahapan ketika PSL telah
24
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

diserahkan untuk diperiksa di ARF Tahap ini merupakan tahap


yaitu: dimana PSL diterima di workshop.
1) Penerimaan Kemudia PSL segera
didokumentasikan.

Gambar 3 Tahap penerimaan PSL

2) Tahap selanjutnya adalah secara menyeluruh sesuai


pembongkaran, pada tahap ini prosedur dari ARF. Kemudian
BOP dibongkar dan ditandai dilakukan pembersihan. Pada
setiap komponennya. BOP ini tahap ini proses cleaning dan sand
diperiksa dan setiap komponen blasting dilakukan secara
yang rusak dipisahkan. Proses ini menyeluruh.
didokumentasikan dan dicatat

Gambar 4. Pembongkaran dan pembersihan PSL


3) Setelah proses pembersihan, 4) BOP juga dilakukan NDT (PT, MT,
dilakukan proses inspeksi secara dan UT) dan uji kekerasan. Semua
visual. Kemudian dilakukan langkah tersebut
pengukuran dimensi dan ukuran didokumentasikan dengan baik.
dari BOP.

25
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Gambar 5. Uji material DT dan NDT

5) Selanjutnya dilakukan ARF mulai melakukan reparasi.


penyampaian rekomendasi ARF melakukan perbaikan dan
terhadap setiap komponen yang penggantian komponen-
telah diinspeksi. Rekomendasi ini komponen yang dianggap
dapat berupa polish dan buffing, melebihi batas penggunaan.
skim cut, penambahan material Setelah dilakukan perbaikan dan
dengan pengelasan, dan penggantian komponen, maka
penggantian atas komponen yang dilakukan inspeksi akhir terlebih
rusak. Disposisi tersebut dahulu sebelum dirakit.
diserahkan oleh ARF kepada 7) Kemudian setelah dilakukan
pemilik BOP. inspeksi akhir dan perakitan, BOP
6) Setelah pemilik BOP menyetujui tersebut dilakukan
rekomendasi yang disampaikan, pengujian.

Gambar 6. Perbaikan PSL

26
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

8) Peralatan yang diperbaiki 9) Setelah pengujian akhir, dan


dilakukan pengujian tekanan yang dinilai tidak ada kebocoran, tahap
meliputi : tes hidrolik, tes wellbore selanjutnya dilakukan proteksi
(tekanan tinggi dan tekanan terhadap semua daerah kritis
rendah), dan shell test. Pengujian dengan coating.
tersebut disaksikan oleh pemilik
BOP dan inspektur migas.

Gambar 7. Coating PSL

4. PENGUJIAN BOP pengujian ini dilakukan pada kondisi


Berdasarkan API RP 53, terdapat tiga jenis chamber terbuka dan tertutup.
pengujian pada BOP yaitu uji fungsi Pada operasi siklus annular PSL
(function test), uji tekan (pressure test), dan menutup, selang dihubungkan dari
hydraulic test. Uji fungsi adalah pengujian akumulator ke close port lalu pompa
pada BOP untuk memastikan bahwa BOP dioperasikan untuk menaikkan tekanan
bisa berfungsi dengan baik. Wellbore test hingga piston akan naik. Waktu dan
adalah pengujian pada BOP dengan tekanan yang dibutuhkan sehingga
memberikan tekanan tertentu pada PSL piston annular BOP mampu naik dan
untuk mengetahui ketahanan BOP membuat rubber packing element
menghadapi tekanan. Hydraulic test adalah menutup harus dicatat.
pengujian pada BOP dengan memberikan Pada operasi buka, selang dihubungkan
tekanan pada komponen PSL yang bekerja dari akumulator ke open port lalu pompa
secara hidrolik. Dalam pemeriksaan rutin dioperasikan hingga piston akan turun
BOP, pengujian yang dilakukan adalah tanpa ada kenaikan tekanan. Piston
function test dan wellbore test. dibiarkan turun ke posisi terbawah dan
tekanan dilepaskan.
Bila pada saat piston turun terlihat ada
4.1. Uji Fungsi (function test)
hambatan/kenaikan tekanan (melebihi
Berdasarkan API RP 53, uji fungsi harus 200 psi) maka disarankan segera
dilakukan setiap seminggu sekali. menghubungi ARF. Pastikan juga oli
Pengujian ini harus dilakukan ketika drill atau liquid lain yang digunakan bersih
string masih di dalam casing. Uji fungsi dan sesuai standar yang telah
dilakukan pada annular dan ram BOP. direkomendasikan.

27
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Berdasarkan API RP 53, annular yang detik sedangkan untuk annular ≥ 18¾”
berukuran lebih kecil 18¾” waktu waktu maksimum penutupannya adalah
maksimum penutupannya adalah 30 45 detik.

Gambar 8. Uji fungsi Annular


Pengoperasian siklus buka-tutup pada operasi buka ram BOP, tekanan
ram BOP juga mirip dengan annular. diberikan melalui open connection port
BOP dioperasikan dengan memberi untuk menggerakan piston ke arah luar
tekanan melalui close connection port hingga tekanan mencapai ≤200 PSI
untuk menggerakkan piston ke arah dan kemudian tekanan dilepaskan. Ram
dalam hingga close chamber terisi BOP yang baik harus mampu membuka
penuh oleh tekanan sebesar >200 PSI, atau menutup paling lambat adalah 30
kemudian tekanan dilepaskan. Pada detik untuk semua ukuran ram.

Gambar 9. Uji fungsi Ram


Tekanan yang direkomendasikan 2) Matikan pompa elektrik dan
tidak lebih dari 200 psi. Hal ini pneumatic
ditujukan untuk mencegah kerusakan 3) Tutup ram dan annular dengan
pada rubber dan selalu digunakan memberi tekanan melalui HCR
pipa casing sesuai ukuran, apabila 4) Tunggu sampai tekanan stabil
pipe ram assembly diaplikasikan dan 5) Catat waktu penutupan (dimulai
terpasang dalam BOP. sejak mulai membuka HCR
Prosedur uji fungsi sampai tekanan stabil).
1) Catat tekanan awal akumulator 6) Catat waktu buka
7) Catat tekanan akhir akumulator

28
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

8) Catat semua hasil dalam format kemudian masih berlanjut walaupun


yang ditentukan. tekanan sudah diturunkan secara
drastis sehingga tidak
4.2. Wellbore Test merepresentasikan kondisi tekanan
rendah. Berdasarkan API RP 53,
Wellbore test dilakukan secara periodik
pengujian tekanan rendah baik pada
untuk memastikan kemampuan alat
annular atau ram PSL dilakukan pada
dalam menahan tekanan. Pengujian
tekanan 200 sampai dengan 300 psi.
harus menggunakan air. Udara harus
Pengujian tekanan rendah harus
dibersihkan dari sistem sebelum
ditahan minimal 5 menit.
pengujian tekanan.
Pengujian tekanan tinggi terbagi
Frekuensi wellbore test antara lain:
menjadi dua jenis, yaitu initial high
a) Sebelum melakukan pengeboran
pressure dan subsequent high
atau setelah instalasi
pressure. Pengujian Initial high pressure
b) Setelah melakukan pembongkaran
adalah pengujian di lokasi yang harus
dan perbaikan
dilakukan sebelum pengeboran atau
c) Periodik tidak lebih dari 21 hari,
setelah instalasi BOP. Pengujian
(tergantung kebutuhan)
subsequent high pressure adalah
Semua komponen sistem pencegah
pengujian tekanan tinggi yang dilakukan
semburan liar yang terekspos ke lubang
secara periodik tidak lebih dari 21 hari.
sumur harus diuji terlebih dahulu
Pengujian initial high pressure pada
dengan tekanan rendah kemudian baru
annular BOP minimal 70% dari tekanan
diuji dengan tekanan tinggi. Tidak
kerja annular. Sedangkan pengujian
diperbolehkan langsung melakukan
tekanan tinggi pada bagian ram PSL
pengujian tekanan rendah setelah
adalah sesuai dengan tekanan kerja
tekanan tinggi, karena tekanan tinggi
pada ram. Pengujian ini juga ditahan
dapat menginisiasi penutupan yang
minimal selama lima menit.

Gambar 10. Wellbore test pada annular Gambar 11. Wellbore test pada ram
PSL PSL

Pengujian subsequent high pressure pressure ram. Pengujian ini juga ditahan
pada annular adalah 70% dari minimal selama lima menit.
maximum working pressure, sedangkan Pada pengujian ini, tekanan diberikan
pada bagian ram adalah lebih besar dari pada close port sesuai dengan tekanan
maximum anticipated surface pressure operasi maksimal 1500 psi. Kemudian
tetapi tidak melebihi maximum working pada lubang sumur (wellbore) diberi
tekanan melalui test port up sesuai
29
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

kriteria pengujian tekanan rendah dan pertama sampai 6 untuk setiap


tekanan tinggi mengacu pada API kenaikan tekanan,
RP53. Kemudian pompa diisolasi dari 9) Catat hasil pengujian;
PSL dan ditahan sampai dengan lima 10) Turunkan tekanan.
menit.
Prosedur wellbore test:
4.3. Dokumentasi Pengujian
1) Isolasi annular atau ram PSL yang
akan diuji Hasil wellbore test dan function test
2) Flush semua line harus didokumentasikan, meliputi :
3) Berikan tekanan melalui pompa 1) Urutan tahap pengujian.
sebesar 200 psi
4) Tunggu sampai lima menit, amati 2) Durasi masing-masing pengujian.
apakah ada tekanan yang turun 3) Hasil wellbore test harus
5) Jika ada, periksa letak kebocoran didokumentasikan dan hasilnya
6) Jika tidak ada maka naikkan ditandatangani oleh operator
tekanan menjadi 300 psi pompa, tool pusher, dan
7) Jika tidak ada kebocoran, maka perwakilan perusahaan.
ulangi langkah satu sampai
4) Masalah yang teridentifikasi
dengan 6,
selama pengujian dan semua
8) Naikkan tekanan dengan
tindakan yang dilakukan dalam
kelipatan 100 psi, sampai tekanan
penanggulangannya harus
maksimum sesuai syarat
didokumentasikan dengan baik.
pengujian, dan ulangi langkah

Gambar 11. Contoh format pencatatan function test


PSL

30
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Gambar 12. Contoh format pencatatan wellbore test


PSL

4.4. Pertimbangan Umum dalam  Frekuensi pengujian harus sesuai


Pengujian dengan standar API RP53.
Pada saat pengujian, terdapat hal-hal Diharapkan tidak melebihi ketentuan
yang harus diperhatikan, yaitu : karena bisa merusak rubber pada
BOP.
 Sebelum dilakukan pengujian,
peringatkan semua kru di tempat
5. KESIMPULAN
operasi tentang kegiatan pengujian
yang akan dilakukan.
1) BOP merupakan secondary control
 Kru pengeboran harus
dalam penanganan kick pada operasi
diperingatkan ketika pengujian
pemboran dan/atau workover.
dilakukan. Hanya pihak-pihak yang
2) Prosedur pengujian harus dibuat secara
berkepentingan yang bisa
tertulis dan ditandatangani oleh masing-
memasuki area pengujian.
masing personil yang menyusun, me-
 Pada saat pengujian, tidak
review, dan meng-approve prosedur
diperbolehkan orang yang tidak
tersebut.
berkepentingan mendekati cellar
3) BOP yang diuji harus mempunyai
area atau di bawah derrick floor.
marking yang menginformasikan
 Hanya pekerja yang diautorisasi
identitas dan spesifikasi dari BOP
oleh supervisor yang diperbolehkan
tersebut.
masuk dan memeriksa kebocoran
4) Kriteria penerimaan (acceptance criteria)
peralatan
dari pengujian hidrostatik BOP adalah
 Perhatikan test plug yang berada di tidak terlihat adanya kebocoran selama
atas well head
pengujian berlangsung.
 Tekanan hanya boleh dilepaskan 5) Pada pressure chart harus tercantum:
melalui jalur pelepasan tekanan identitas BOP yang diuji, tandatangan
 Semua jalur dan sambungan yang pelaksana dan para saksi pengujian,
digunakan dalam pengujian harus identitas peralatan pressure recorder,
diberi proteksi yang cukup. dan tanggal dilakukannya pengujian.
 Pengujian dilakukan minimal oleh
satu orang yang berpengalaman.

31
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

DAFTAR PUSTAKA

1. UU No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi


2. PP No. 35 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas
3. Permen 06.P/0746/M.PE/1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi,
Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
dan Pengusahaan Sumber daya Panas bumi
4. SNI 13-6910-2002 tentang Operasi Pemboran Darat dan Lepas Pantai yang Aman di
Indonesia
5. API RP 53 Edisi Ketiga, Maret 1997, tentang Recommended Practice for Blowout
Prevention Equipment Systems for Drilling Wells.
6. IADC Pusdiklat Migas Manual, 2014, IADC Drilling Well Control, Cepu, Indonesia
7. Van Vegchel J. , 2006, Well Control and Blowout Prevention, University of New South
Wales, Australia.

32

Anda mungkin juga menyukai