“ GERAK BROWN ”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
XI MIPA 1
SMA NEGERI 1 CAMPALAGIAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-
NYA, makalah kimia mengenai “gerak brown” ini dapat terselesaikan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Nurul yang telah memberikan tugas praktikum ini,
sehingga kami dapat belajar dan mengerti atas materi yang terselip dari sebuah praktik.
Semoga laporan ini dapat berguna dalam pemgembangan ilmu pengetahuan terfokus
dalam ilmu kimia.
Kami menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki
untuk menciptakan karya tanpa cela. Tentulah masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna
itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan, hargai dan akan diterima dengan kerendahan hati, agar menjadi koreksi pada
kami, sehingga kelak kami mampu menghasilkan sebuah karya yang jauh lebih baik dan
berharap semoga Makalah kimia“gerak brown” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………… i
Kata Pengantar…………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………... 1
a. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
b. Rumusan Masalah………………………………………………………... 1
c. Tujuan Penulisan…………………………………………………………. 1
d. Metode Penulisan………………………………………………………… 1
Bab II Pembahasan……………………………………………………………... 2
a. Kesimpulan……………………………………………………………….. 7
b. Saran……………………………………………………………………… 7
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Contohnya, lem, jeli dan santan. Nama koloid
diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “kolla” dan “oid” , kola artinya lem, sedangkan oid berarti seperti.
Dalam hal ini, yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid
mempunyai nilai difusi rendah, seperti lem. Larutan biasa, misalnya larutan garam,
yang mempunyai nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid mempunyai nilai
difusi yang rendah karena partakelnya berukuran lebih besar daripada molekul, yaitu
berukuran maksimum 1 mikrometer.
Sedikit ulasan tentang pengertian koloid yang telah dibahas diatas. Sifat-sifat
koloid di alam koloid merupakan sistem campuran yang memiliki sifat-sifat khusus.
Sifat-sifat ini tidak dimiliki oleh campuran heterogen dan homogen. Seperti efek
tyndall, gerak Brown, muatan koloid dibagi dua yaitu Adsorpsi dan elektroforesis dan
Koagulasi.
Pada makalah ini akan dikhususkan membahas sifat koloid dari Gerak Brown.
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan, kami membagi masalah dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah sebagai berikut:
Dari penelitiannya ini, Brown mendapatkan beberapa fakta menarik terkait sifat
gerakan partikel di dalam cairan yang ia teliti, antara lain
Jauh sebelum Brown, sekitar tahun 1785, ilmuwan Belanda Jan Ingenhousz
sebenarnya pernah mengamati gerakan serupa pada partikel batuan yang ditempatkan
diatas alkohol. Namun, saat itu Ingenhousz belum menemukan faktor-faktor penting
yang mempengaruhi aktivitas gerakan partikel. Oleh karenanya, gerakan partikel yang
acak ini dinamai sebagai gerak Brown untuk lebih menghargai kontribusi Brown.
Permasalahan ini akhirnya dipecahkan oleh Albert Einstein pada 1905 di dalam
makalahnya. Einstein menyadari bahwa gerakan acak dari partikel serbuk bunga (atau
partikel lainnya) di dalam cairan sebenarnya terjadi karena tumbukan antara partikel
serbuk (yang dapat terlihat, karena ukurannya cukup besar untuk diamati mikroskop)
dengan molekul cairan (yang tidak dapat terlihat karena saking kecilnya).
Karena penerbitan makalah Albert Einstein inilah yang membawa penomena ini
menjadi perhatian ilmuwan fisika, dan membuat gerak brown menjadi terkenal.
Berbekal pemahaman terhadap gerak Brown dan konsep matematika gerak acak,
ilmuwan Perancis bernama Jean Perrin kemudian menghitung ukuran atom dan
memprediksi bilangan Avogadro dengan cukup akurat
B. Pengertian Gerak Brown
Robert Brown dan Gerak Brown
Gerakan ini terjadi terus menerus, artinya patikel ini tidak pernah dalam keadaan
stasioner atau sepenuhnya diam. Peristiwa inilah yang menyebabkan koloid cukup
stabil dan tidak mudah mengendap meskipun didiamkan dalam waktu yang lama,
sehingga partikel koloid ini dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel-
partikel ini tidak memisahkan diri dari medium pendispersinya jika tidak di diamkan.
1. Suhu (T) : semakin tinggi susu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik
yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown akan semakin lambat.
2. Partikel (α) : semakin kecil ukuran partikel koloid, maka semakin cepat gerak
brown. Sebaliknya semakin besar ukuran partikel koloid, maka semakin lambat gerak
Brown. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan
tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
3. Visikositas (η) : semakin kecil visikositas /kekentalan maka gerak Brown semakin
cepat. Sebaliknya semakin besar visikositas kekentalan maka gerak Brown semakin
lambat.
D. Contoh Gerak Brown dalam kehidupan sehari-hari
Contoh gerak brown dalam kehidupan sehari-hari yang paling mudah untuk
diamati adalah susu. Jika susu didiamkan dalam beberapa waktu yang lama, tidak akan
didapati adanya endapan. Hal tersebut dikarenakan adanya suatu gerak secara acak
terus-menerus yang dilakukan partikel-partikel koloid dalam susu sehingga antara susu
dan pelarutnya yang dalam hal ini yaitu air. Gerak acak yang seperti itulah yang
dinamakan sebagai gerak brown. Gerak brown inilah yang sering kali dijadikan
sebagai sebuah bukti dalam teori kinetik molekul.
Contoh Gerak Brown ini terjadi pada koloid. Dimana gerak Brown ini terjadi
akibat tumbukan fasa pendisersi dan fasa terdispersi, yang mengakibatkan partikel
terdispersi terlontar dan menumbuk partikel terdispersi yang lain, kejadian ini terjadi
secara berulang- ulang dan terus menerus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetic, selain sifat optic. Sifat kinetik ini
dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan termal dan gravitasi.
2. Gerak brown menjelaskan penyebab koloid menyebarkan cahaya, sehingga
memiliki hubungan dengan Efek Tyndall
3. Ternyata jika diamati dengan mikroskop ultra, partikel koloid senantiasa
bergerak dengan patah-patah atau zig-zag
4. Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara
terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat
pendispersi.
5. Karena gerak aktif yang terus menerus, partikel koloid tidak memisah jika di
diamkan.
B. Saran
Semoga pelajaran mengenai Gerak Brown bukan cuma di buatkan makalah namun,
dapat menerapkan ilmu ini dalam kehidupan sehari hari dan mengamalkan ilmu ini
agar menjadi sebuah keberkahan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://brainly.co.id/tugas/173796
http://www.google.com
http://www.majalah1000guru.net/2013/04/gerak-brown-keteracakan/
http://id.answer.yahoo.com/question/index?qid=20101124183706AAsyatr
http://www.sriactivity.blogspot.com/2012/05/gerak-brown.html?m=1