PSYCHIATRIC DISORDERS
Introduction...
• Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis,
psikologis dan sosial dengan keanekaragaman
penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa
terus bertambah yang berdampak pada
penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Gangguan Jiwa di
Indonesia
1. Anxiety Disorders
2. Bipolar Disorder
3. Major Depressive Disorder
4. Schizophrenia
5. Sleep-Wake Disorders
6. Substance-Related Disorders
PSYCHIATRIC DISORDERS
• Gangguan kecemasan meliputi suatu kumpulan
gangguan dimana kecemasan dan gejala lainnya
yang terkait yg tdk rasional diamalami pada suatu
tingkat keparahan sehingga mengganggu
aktivitas/pekerjaan. Ciri khasnya yaitu perasaan
cemas dan sifat menghindar
• Ansietas adalah kecemasan yang berlebihan,
tidak beralasan, dan tidak sesuai dengan realita
Anxiety Disorders
PATOFISIOLOGI
1. Model Noradrenergik
3. Model Serotonin
• Ansietas berhubungan dengan transmisi 5-HT yang
berlebihan atau overaktivitas pada jalur simulasi 5HT
• Mekanisme kerja 5HT terhadap anxietas belum jelas, ttp
mungkin berperan pd perkembangan anticipatory anxiety.
Jenis-jenis anxietas :
disorder (PD)
• Derealisasi
• Takut kehilangan kendali/kontrol
• Takut menjadi gila
• Takut mati/ meninggal
• Ketakutan terus menerus minimal
Gejala Fisik
1 bulanakan muncul serangan panik lain
• Gelisah
• Nyeri perut
• Selama serangan, pasien setidaknya
• Rasa sakit/tdk nyaman pd dada
mengalami 4 tanda psikologis dan
• Kedinginan
physical.
• Pusing
• Rasa tercekik
• Gejala mencapai puncak dalm 10 menit
• Wajah menjadi merah
& berakhir tdk lebih dari 20-30 menit
• Palpitasi
• Mual
• Bnyk penderita mengalami agoraphobia
• Nafas pendek
(tempat atau situasi tertentu)
• Berkeringat
• Takikardia
• Penderita menjadi org yg takut keluar
• Gemetar
rumah
Rasa Takut Gejala social anxiety
• Diamati dg cermat oleh org lain
• Dipermalukan disorder (SAD)
• dihina
Beberapa Situasi Yg menakutkan Gejala Fisik
• Pidato dihadapan sekelompok org • Wajah merah kemalu-maluan
• Makan / menulis dihadapan org • Gugup / gembira yg berlebihan
• Berinteraksi dg pejabat berwenang • Diare
• Berbicara dihadapan umum • Berkeringat
• Berbicara dg org asing • Takikardi
• Menggunkan toilet umum • gemetar
Jenis/ Tipe
• Tipe umum : rasa Takut & sikap
menghindar pd bnyk situasi sosial
• Tipe tdk umum : rasa takut terbatas pd 1
atau 2 situasi
• Ciri khas utama yaitu : ketakutan yg luar biasa & terus
menerus thdp objek / situasi tertentu, (hujan angin ribut,
hewan atau ketinggian)
• Penderita tdk mengalami gangguan serius, hanya perlu
menhindari objek yg ditakuti.
• Tdk dpt diatasi dg terapi obat, ttp lebih memberi respon
thdp terapi perilaku.
Specific Phobia
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Gejala yg berulang
• Ingatan berulang ttg trauma yg mengganggu
• Mimpi2 berulang yg mengganggu
• Perasaan bahwa peristiwa tsb akan terjadi
• Reaksi psikologi terdhp ingata akan trauma
Gejala2 menghindar
• Menghindari pembicaraan ttg trauma
• Menghindari pemikiran ttg trauma
• Menghindari kegiatan yg mengingatkan kegiatan tsb
• dll
Gejala Hyperarousal
• Penurunan konsentrasi
• Mudah ketakutan
• Kewaspadaan yg berlebihan
• Insomnia
• sensitif
Sub tipe
• Akut : lama gejala kurang dr 3 bulan
• Kronik : gejala berakhir lebih dr 3 bulan
• Mula gejala yg tertunda : terjadi minimum 6 bulan paska trauma
Tujuan Terapi
Schizophrenia
• Disebabkan oleh pembesaran ventrikel otak, penurunan
ukuran otak dan perubahan bentuk menjadi asimetris.
• Hipotesis Dopaminergik Hiper / Hipoaktivitas dari
proses dopaminergik pd bag. Otak tertentu.
• Disfungsi glutamatergik saluran glutamatergik
berinteraksi dg saluran dopaminergik.
• Abnormalitas serotonin (5-hydroxytriptamine [5-HT]).
Pasien skizofrenia dengan pemindaian otak abnormal
memiliki konsentrasi 5-HT darah.
PATHOPHYSIOLOGY
Secara prinsip, Pharmaceutical Care atau pelayanan
kefarmasian terdiri dari beberapa tahap yang harus
dilaksanakan secara berurutan:
1. Penyusunan Informasi Dasar Atau Database Penderita
2. Evaluasi
3. Penyusunan RPK
4. Implementasi RPK
5. Implementasi Monitoring dan Konseling
6. Tindak Lanjut
Penghentian Antidepresan
• Fluoxetin : umumnya tidak perlu tapering
• Sertralin : penurunan dosis 50 mg setiap 1-2 minggu
• Paroxetin : penurunan dosis 10 mg setiap 1-2 minggu
• Citalopram : penurunan dosis 10 mg setiap 1-2 minggu
• Venlafaxin : penurunan dosis 25-50 mg setiap1-2 minggu
• Nefazodon : penurunan dosis 50-100 mg setiap 1-2 minggu
• Bupropion : umumnya tidak perlu tapering
• Trisiklik : penurunan dosis 1%-25% setiap 1-2 minggu
• 1) Rekomendasi terapi
Rencana monitoring terapi obat meliputi:
a. Monitoring efektivitas terapi.
Monitoring terapi obat pada gangguan depresif dilakukan dengan
memantau tanda dan gejala klinis. Apoteker perlu memperhatikan
kepatuhan penderita dalam menggunakan obat dan mengetahui
alasan ketidakpatuhan penderita. Penderita dirujuk ke dokter
(psikiater) apabila menunjukkan gejala-gejala psikosis atau pikiran
bunuh diri; penderita tidak berespon terhadap satu atau dua
pengobatan yang adekuat; atau gejala memburuk.
b. Monitoring Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD)
Meliputi efek samping obat, alergi dan interaksi obat. Pelaksanaan
monitoring terapi obat bagi penderita rawat jalan memiliki
keterbatasan bila dibandingkan dengan penderita rawat inap, antara
lain kesulitan untuk mengikuti perkembangan penderita. Metode
yang digunakan antara lain adalah monitoring melalui telepon baik
apoteker yang menghubungi maupun sebaliknya, penderita
melaporkan melalui telepon tentang kejadian yang tidak diharapkan
kepada apoteker. Khususnya dalam memonitor terjadinya ROTD,
perlu disampaikan ROTD yang potensial akan terjadi serta memiliki
signifikansi secara klinik dalam konseling kepada penderita. Selain
itu penderita/keluarga dihimbau untuk melaporkan kejadian yang
dicurigai ROTD kepada apoteker. Selanjutnya apoteker dapat
menyusun rekomendasi terkait ROTD tersebut untuk diteruskan
kepada dokter yang bersangkutan.
c. Monitoring ketaatan
Untuk memastikan kalau penderita tidak responsif terhadap
terapi, harus dipastikan dahulu apakah penderita : Taat
Mendapatkan dosis yang cukup untuk periode yang cukup
Bila minum antidepresan trisiklik, sebaiknya diperiksa
kadar obat dalam serum, terutama pada lanjut usia, dan
penderita yang minum obat lain yang dapat merubah
farmakokinetik TCA
Tujuan pemberian konseling kepada penderita adalah untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan penderita
dalam menjalani pengobatannya serta untuk memantau
perkembangan terapi yang dijalani penderita.
3) Rencana Konseling
• Metoda Konseling : BED SIDE COUNSELING
Rawat Inap
• Metoda Konseling : VERBAL INTERAKTIF Rawat
Jalan
D. Implementasi RPK dikomunikasikan kepada dokter
penulis resep
FAKTOR PHARMACEUTICAL
• Obat dihentikan terlalu cepat FAKTOR LAIN PENDERITA
• Ketidak patuhan minum obat, sebagian
atau total • Parahnya penyakit
• Kegagalan meyakinkan pentingnya
meneruskan pengobatan • Hidup sendiri atau kurangnya
• Dosis terlalu rendah untuk terapi jangka dukungan keluarga
panjang
• Treatment resistance • Ketidakmampuan penderita
• Multiple prescribers memberikan untuk mandiri
keputusan masing-masing untuk satu
penderita
• Pengalaman ADR dan efek samping yang
• Staf kesehatan lain gagal
tidak nyaman memberikan harapan pada
• Kebutuhan edukasi dan motivasi
penderita
TUGAS
Buatkan
Pharmaceutical
care pada pasien
tersebut....
• R/ Persidal 2 mg LX Nama : irmansyah
/ 1-0-1 Umur : 26 Tahun
• R/ Lodomer 5 mg XXX JK : Laki-laki
/ 1-0-1 Pekerjaan : Swasta
• R/ THP 2 mg XXX Pemeriksaan :
• 1 bulan yang lalu kontrol d RSJ
/ 0-0-1 • Sulit minum obat
• Merlopam 0,5 XXX • Marah tanpa sebab
/ 0-1-2 • Mengamuk dan merusak
• Sulit tidur