Anda di halaman 1dari 9

REFERAT

Kolagen

Disusun oleh:

David Kurniawan (42170182)

Dosen Pembimbing:
Dr. Samuel Zacharias, S.Th, MA, Sp.B,MM

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH RUMAH SAKIT EMMANUEL


KLAMPOK
PERIODE 18 JUNI – 25 AGUSTUS 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kolagen merupakan suatu jenis protein fibrosa (berserat) yang berjumlah paling banyak

dan membentuk lebih dari 25% massa protein di tubuh kita. Disamping dari protein kolagen

protein fibrosa penting lainnya adalah seperti keratin dan miosin. Protein-protein fibrosa dalam

tubuh inilah yang menjadi sumber utama kekuatan struktural sel dan jaringan.

Protein kolagen dalam tubuh kita memiliki fungsi diantaranya yakni di kulit untuk

membantu kulit memperoleh kekuatan dan kelenturannya dari jalinan serat kolagen dan keratin

yang saling bersilangan, di tulang dan gigi protein kolagen membantu memperkuat tulang dan

gigi melalui jaringan serat kolagen yang analog dengan kawat baja yang memperkuat beton,

selain itu protein kolagen juga terdapat di dalam jaringan ikat seperti pada ligamentum dan

tendon.

Gambar 1. Protein kolagen di lapisan kulit


Kolagen juga memiliki banyak manfaat dalam bidang ilmu kesehatan dan kosmetika.

Kolagen memiliki sifat resorable yang artinya kolagen dapat dipecah, diubah, dan diserap

kembali ke dalam tubuh. Dalam aplikasi di dunia medis sumber protein kolagen dapat berasal

diantaranya dari sapi, babi, domba, atau manusia itu sendiri. Beberapa aplikasi dari penggunaan

protein kolagen di dunia medis dan kosmetika diantaranya adalah untuk skin filler, wound

dressing, pemicu regenerasi jaringan (Guided Tissue Regeneration), terapi osteoarthritis,

revitalisasi kulit, dan sebagai prostetik vaskular.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Struktur Biokimia Kolagen

Kolagen membentuk struktur heliks tripel yang unik yang dikenal dengan

tripokolagen. Tripokalgen terdiri atas 3 serat yang masing masing mengandung

sekitar 1000 asam amino yang disatukan dalam suatua konformasi unik, heliks tripel

kolagen.

Gambar 2 . Struktur primer, sekunder, dan tersier kolagen.

Serat kolagen yang matang membentuk suatu batang memanjang dengan rasio aksial

sekitar 200. Terdapat 3 rantai polipeptida yang saling menjalin, memuntir ke kiri,

dan saling membungkus satu sama lain untuk membentuk struktur heliks tripel

kolagen. Kolagen juga kaya akan prolin dan hidroksiprolin sehingga terbentuk pola

Gly – X – Y berulang dengan Y umumnya adalah prolin dan Hidroksiprolin. Heliks

tripel kolagen distabilkan oleh ikatan hydrogen antar residu di rantai polipeptida

yang berbeda. Gugus hidroksil residu dari hidroksiprolin juga ikut membentuk

ikatan hidrogen antar rantai. Stabilitas juga diperkuat oleh lisil modifikasi yang

berada baik di dalam maupun di antara rantai polipeptida.


II. Sintesis Protein Kolagen

Protein kolagen disintesis oleh berbagai jenis sel di tubuh kita, tetapi paling

utama disintesis oleh jaringan ikat fibroblast. Kolagen pada awalnya disintesis

sebagai sebuah polipeptida prekursor besar, yakni prokolagen. Banyak residu prolil

dan lisil dari prokolagen mengalami hidoksilasi oleh enzim prolil dan lisil

hidroksilase denga bantuan asam askorbat (vitamin C). Residu dari hidroksiprolil

dan hidroksi-lisil menghasilkan ikatan hidrogen yang mampu menstabilkan protein

matang. Bagian tengah dari residu ini kemudian berikatan dengan molekul lain untuk

membentuk struktur tripel heliks yang khas.

III. Gangguan Genetik dan Nutrisi yang Mengganggu Pematangan Kolagen

Serangkaian peristiwa yang kompleks dalam proses pematangan kolagen

memberikan model yang menggambarkan konsekuensi biologis dari pematangan

polipeptida yang tidak sempurna. Defek yang paling terkenal dalam biosintesis

kolagen adalah penyakit skorbut / scurvy, akibat dari defisiensi vitamin C (dalam

diet sehari-hari) yang dibutuhkan untuk membantu kerja enzim prolil dan lisil

hidroksilase. Akibat dari defisit residu hidroksiprolin dan hidroksilisin yang

ditimbulkannya mengganggu stabilitas struktur serat kolagen sehingga timbul tanda

dan gejala seperti perdarahan gusi, pembengkakan sendi, gangguan dalam proses

penyembuhan luka, dan bahkan kematian.

Selain dari masalah nutrisional masalah genetik yang mengganggu proses

biosintesis kolagen antara lain seperti beberapa bentuk osteogenesis imperfekta yang

ditandai oleh kerapuhan tulang. Pada sindroma Ehlers Danlos, yakni sekelompok

penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan gangguan integritas struktur-struktur

penunjang, menyebabkan sendi-sendi menjadi terlalu lentur dan kelainan kulit.


IV. Peran Protein Kolagen pada Bidang Medis dan Kosmetika

Karena keragaman fungsi dan fakta bahwa kolagen adalah zat alami yang

dapat diproduksi dalam tubuh, membuat zat ini secara klinis serbaguna dan cocok

untuk berbagai macam tindakan medis seperti yang telah dikatakan sebelumnya.

Aplikasi kolagen sebagai injeksi filler kulit mampu menghilangkan kerutan

dan garis pada kulit wajah dan juga dapat menyamarkan atau menghilangkan bekas

luka. Aplikasi dari filler protein kolagen untuk kosmetika ini dapat bersumber dari

manusia sendiri atau dari sapi. Aplikasi protein kolagen dari sapi pada tindakan filler

untuk kulit wajah memerlukan pengetesan untuk reaksi alergi terlebih dahulu untuk

mencegah terjadinya reaksi alergi pasca pemberian tindakan. Kolagen dapat mengisi

voluime superfisial yang relatif lebih kecil, sementara untuk volume gap yang lebih

lebar atau besar biasa digunakan substansi seperti lemak, silikon, atau implan.

Protein fibrosa kolagen dipercaya mampu membantu proses penyembuhan

luka dengan menarik sel kulit baru ke lokasi perlukaan. Selain itu protein kolagen

juga mampu membantu mempercepat proses penyembuhan luka dan menyediakan

media untuk pertumbuhan jaringan baru. Dressing kolagen dapat diaplikasikan

untuk :

 Luka jangka lama (kronik) yang tidak berespon terhadap terapi lain.
 Luka pada bagian tubuh yang terpapar cairan tubuh seperti keringat dan
urin.
 Granulasi luka, di mana jaringan yang berbeda tumbuh.
 Luka nekrotik atau yang mengalami proses pembusukan.
 Luka parsial dan luka dengan ketebalan penuh.
 Luka bakar derajat dua.
 Situs donor kulit dan cangkok kulit.
Dressing kolagen sebaiknya tidak digunakan pada beberapa kasus, seperti :

 Luka bakar derajat tiga atau lebih.

 Luka yang tertutup eschar (keropeng) kering.

 Pasien yang alergi terhadap produk protein dari sapi, babi, atau unggas.

Penggunaan kolagen sebagai regenerasi jaringan terpandu (Guided Tissue

Regeneration). Membran berbasis kolagen telah digunakan dalam terapi periodontal

dan implant untuk meningkatkan pertumbuhan jenis sel tertentu. Dalam operasi

bedah mulut, barier kolagen dapat mencegah sel-sel yang tumbuh cepat di sekitar

gusi dari migrasi ke luka di jaringan gigi. Hal ini mempertahankan ruang di mana

sel-sel gigi memiliki kesempatan untuk beregenerasi. Membran berbasis kolagen

dapat membantu penyembuhan dalam kasus ini dan mereka resorbable, sehingga

barier kolagen ini tidak perlu tindakan pembedahan setelah operasi utama selesai.

Protein kolagen juga dapat digunakan sebagai prostetik vaskular. Cangkok

jaringan kolagen dari donor telah digunakan dalam membantu meregenerasi saraf

perifer, prostetik vaskular, dan rekonstruksi arteri. Meskipun prostetik kolagen dapat

digunakan dalam tubuh manusia, beberapa kasus ditemukan bersifat trombogenik,

atau cenderung menyebabkan koagulasi darah.

Kolagen juga dapat digunakan pada terapi osteoarthritis. Tinjauan tahun

2006 menemukan bahwa suplemen yang mengandung kolagen membantu

mengurangi gejala nyeri dan meningkatkan fungsi sendi pada orang dengan

osteoartritis. Saat suplemen diserap, terjadi akumulasi kolagen di kartilago, dan ini

membantu membangun kembali matriks ekstraseluler. Namun, tidak semua

penelitian mendukung temuan ini, penelitian lebih dalam sedang dilakukan.


Protein kolagen untuk revitalisasi kulit. Banyak produk kecantikan baik

dalam bentuk krim dan bubuk mengklaim dapat merivitalisasi kulit dengan

meningkatkan kadar kolagen dalam tubuh. Hal ini tidak mungkin karena molekul

kolagen terlalu besar untuk dapat diserap melalui kulit. Efek apapun yang

ditimbulkannya mungkin dikarenakan efek pelembab dari produk tersebut.

V. Upaya Mempertahankan Jumlah Kolagen Dalam Tubuh

Kadar protein kolagen yang ada dalam tubuh kita dipengaruhi oleh banyak

faktor diantaranya adalah faktor gaya hidup seperti diet, olah raga, perawatan rutin

kecantikan, konsumsi suplemen tertentu dan sebagainya, sampai dengan kebiasaan

hidup buruk yang merusak dan mengurangi kandungan kolagen di dalam tubuh

seperti merokok dan pola diet yang kurang sehat serta dampak paparan sinar UV dari

matahari yang merusak protein kolagen di dermis.

Diet dengan jenis makanan yang mengandung beberapa nutrisi berikut

dipercaya dapat membantu meningkatkan atau mempertahankan jumlah kolagen

dalam tubuh kita, seperti:

 Prolin : dalam putih telur, keju, daging, kedelai, kubis.

 Antosianidin : dalam blackberry, blueberry, buah cherry, dan raspberry.

 Vitamin C : dalam jeruk, stroberi, merica, dan brokoli

 Tembaga : dalam kerang, kacang, daging merah, dan beberapa air minum

 Vitamin A : dalam makanan yang berasal dari hewan dan makanan nabati

sebagai beta karoten.


DAFTAR PUSTAKA
McIntosh, J. (2017, June 16). "Collagen: What is it and what are its uses?." Medical News
Today. Retrieved from https://www.medicalnewstoday.com/articles/262881.php.

Rodwell, V. W., Granner. D. K., Murray. R.K. (2006). Harper's illustrated biochemistry (27th
ed.). New York, N.Y.: McGraw-Hill Education LLC.

Axe, J. (2018, February 15).”How Collagen Can Boost Your Body’s Skin, Muscle, and Gut”
Healthline. Retrieved from https://www.healthline.com/health/collagen-powder-
benefits.

Eckelkamp, S. (2018, May 30). “4 Things Happen When You Eat Collagen Every Day”.
Prevention. Retrieved from https://www.prevention.com/food-nutrition/healthy-
eating/a20456639/collagen-supplements/.

Anda mungkin juga menyukai