MODUL 1
KALIBRASI DAN PENGUKURAN PARTIAL DISCHARGE
Dosen:
Dr. Umar Khayam
Mata Kuliah:
EL 6081 – Lab. Diagnosis Tegangan Tinggi
Praktikan:
Aditya Eka Purba S. (23218068)
Dhany Irvandy (23218065)
Abstrak
Isolasi merupakan bagian penting dan tidak dapat terpisahkan dari peralatan tegangan tinggi.
Isolasi berfungsi untuk memisahkan dua atau lebih penghantar sehingga tidak terjadi lompatan listrik.
Partial Discharge atau (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan atau loncatan muatan listrik yang
terjadi pada sebagian dari sistem isolasi. Partial discharge dapat terjadi pada semua jenis isolasi, baik
padat, cair ataupun gas.
Praktikum kali ini adalah melakukan pengamatan fenomena partial discharge pada elektroda
jenis jarum – plat dengan media isolasi udara, yang meliputi pengamatan bentuk gelombang, pengamatan
pola fasa, dan pengamatan pola urutan pulsa sinyal partial discharge. Adapun sensor yang digunakan
untuk pengukuran partial discharge adalah sensor RC dan HFCT dengan variasi 3 level tegangan yang
berbeda, yaitu 5, 6, dan 7 kV.
Berdasarkan hasil pengukuran pada variasi level tegangan berbeda maka didapatkan karakteristik
peningkatan jumlah partial discharge yang terukur seiring dengan tegangan yang diberikan pada alat uji.
Udara/Gas/Cair/Padat
Konduktor
Isolator
4.1 Alat
1. Step up transformer
2. Resistor
3. Coupling capacitor Gambar 4.3 Pengukuran partial discharge
4. Elektroda jarum – plat
5. High Frequency Current Transformer (HFCT) 4.3 Prinsip Kerja
6. Detecting impedance (rangkaian RC) Percobaan modul I ini dilakukan dengan menggunakan
7. Multi meter dua metode elektrik, yaitu menggunakan sensor HFCT
8. HVPD pC Calibrator dan detecting impedance. Berikut adalah fungsi dari
9. Oscilloscope alat-alat yang digunakan dalam praktikum:
10. PC a. Step up transformer, sebagai pengubah tegangan
listrik dari PLN menjadi sumber tegangan tinggi.
b. Resistor, sebagai pembatas arus yang mengalir
dalam rangkaian. Pemilihan nilai resistor harus
10
5
0
5 -5 0 0.01 0.02
-10
-15
RC
10
5
Gambar 6.4 Pola fasa pada 5kV
6 0
Gambar 6.4 memberi gambaran bahwa kemunculan 0 0.01 0.02
sinyal partial discharge dari masing-masing pembacaan -5
dari sensor RC dan sensor HFCT selalu seirama. Artinya -10
kita dapat mempelajari pola kemunculan partial
discharge cukup melihat siklus gelombang sinus dan
kita juga dapat mempelajari sensitifitas dari sensor
dalam membaca partial discharge.
-10 -20
10
Tabel 6.3 memberi gambaran akan dua hal, yaitu
kemampuan (sensitifitas) sensor dalam mendeteksi 0
7 0 0.01 0.02
sinyal partial discharge dan karakteristik kenaikan -10
tegangan listrik (tegangan tinggi) terhadap jumlah
kemunculan sinyal partial discharge. -20
Sensor RC mampu menangkap sinyal partial discharge
lebih banyak pada siklus positif maupun negatif dari
pada sensor HFCT. Kemudian, kemunculan sinyal 6.5 Pengamatan Pola Urutan Pulsa
partial discharge di siklus negatif semakin banyak Pengamatan pola urutan pulsa adalah menghitung waktu
ketika tegangan listrik dinaikkan. Kemunculan sinyal jeda (∆𝑡) kemunculan sinyal partial discharge dalam
partial discharge potitif juga semakin sering muncul satu siklus gelombang. Pada praktikum kali ini hanya
seiring naiknya tegangan listrik. dilakukan pengamatan pola urutan pulsa di siklus
Didapatkan rata-rata jumlah kemunculan sinyal partial negatif, artinya hanya menghitung jeda waktu
discharge pada siklus negative adalah kemunculan sinyal partial discharge negatif pada tiga
level tegangan. Gambar 6.5 adalah contoh citra
Tabel 6. 5 oscilloscope dalam pengambilan data pola urutan pulsa
Sensor Tegangan Gambar pada tegangan 5 kV.
10
HFCT 5 0
0 0.01 0.02
-10
7. KESIMPULAN
Beberapa pernyataan yang dapat dijadikan sebagai
kesimpulan pada praktikum Modul I adalah:
a. Deviasi sensor
Berdasarkan hasil pengamatan di dapatkan nilai
bacaan yang berbeda-beda untuk masing masing
sensor terhadap nilai acuan HVPD pC Calibrator,
sehingga bisa di tentukan nilai koefisien untuk
mengkonversi hasil bacaan sensor terhadap nilai
yang sebenarnya. Koefisein masing masing sensor
adalah k RC = 3.6 dan k HFCT = 7.87
b. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman
dalam pengolahan data partial discharge,
didapatkan bahwa metode pengukuran background
noise akan jauh lebih akurat apabila diolah terlebih
dahulu pada software pengolah data (contoh: M.S
Excel). Karena pengamatan background noise
melalui cursor oscilloscope terdapat batasan
penglihatan manusia.
c. Bentuk gelombang
Dari hasil pengamatan bentuk gelombang, diketahui
bahwa semakin tinggi tegangan, maka amplitude
gelombang partial discharge (PD) akan semakin
tinggi. Untuk sensor RC, nilai amplitude gelombang
Impedance detector
Step up transformer
Multi meter
Resistor
Capacitor divider
HVPD pC Calibrator
Oscilloscope
Elektroda jarum - plat
PC
HFCT
Waveform HVPD pada 500 𝑝𝐶 Waveform RC pada 500 𝑝𝐶 Waveform HFCT pada 500 𝑝𝐶
Pola urutan pulsa 5kV Pola urutan pulsa 6kV Pola urutan pulsa 7kV
300
250
200
150
100
50
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
80
60
40
20
0
-60 -40 -20 0 20 40 60
-20
-40
-60
400
300
200
100
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
-100
50
40
30
20
10
0
-60 -40 -20 0 20 40 60
-10
-20
-30
-40
700
600
500
400
300
200
100
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
-100
-200
250
200
150
100
50
0
-60 -40 -20 0 20 40 60
-50
-100
-150