Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 1
KALIBRASI DAN PENGUKURAN PARTIAL DISCHARGE

Dosen:
Dr. Umar Khayam
Mata Kuliah:
EL 6081 – Lab. Diagnosis Tegangan Tinggi

Praktikan:
Aditya Eka Purba S. (23218068)
Dhany Irvandy (23218065)

PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEKNIK TENAGA LISTRIK


SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
MODUL I
KALIBRASI DAN PENGUKURAN PARTIAL DISCHARGE
Aditya Eka Purba S. (23218068), Dhany Irvandy (23218065)
Tanggal Praktikum: 31/08/2018
EL-Lab. Diagonsis Tegangan Tinggi
Laboratorium Teknik Tegangan dan Arus Tinggi – Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Isolasi merupakan bagian penting dan tidak dapat terpisahkan dari peralatan tegangan tinggi.
Isolasi berfungsi untuk memisahkan dua atau lebih penghantar sehingga tidak terjadi lompatan listrik.
Partial Discharge atau (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan atau loncatan muatan listrik yang
terjadi pada sebagian dari sistem isolasi. Partial discharge dapat terjadi pada semua jenis isolasi, baik
padat, cair ataupun gas.
Praktikum kali ini adalah melakukan pengamatan fenomena partial discharge pada elektroda
jenis jarum – plat dengan media isolasi udara, yang meliputi pengamatan bentuk gelombang, pengamatan
pola fasa, dan pengamatan pola urutan pulsa sinyal partial discharge. Adapun sensor yang digunakan
untuk pengukuran partial discharge adalah sensor RC dan HFCT dengan variasi 3 level tegangan yang
berbeda, yaitu 5, 6, dan 7 kV.
Berdasarkan hasil pengukuran pada variasi level tegangan berbeda maka didapatkan karakteristik
peningkatan jumlah partial discharge yang terukur seiring dengan tegangan yang diberikan pada alat uji.

Kata kunci: partial discharge, sinyal, sensor

2. Memahami parameter dan karakteristik pengukuran


1. PENDAHULUAN partial discharge. Parameter yang harus diketahui
Media isolasi pada sistem tegangan tinggi dituntut untuk dalam mendeteksi partial discharge adalah sebagai
memiliki kualitas yang baik dalam performanya berikut:
mengisolasi tegangan listrik terhadap bagian lainnya. a. Pengukuran sinyal background, pengukuran
Ketidak-seragaman medan listrik dalam media background terdiri dari background off dan
isolasi/dielektrik akan mengakibatkan terjadinya background on. Background off adalah kondisi
fenomena partial discharge dimana akan berujung pada noise saat rangkaian pengujian masih dalam
kegagalan isolasi itu sendiri. Pada percobaan ini akan kondisi off, sedangkan background on adalah
dilakukan pengukuran dan analisa dari kemunculan kondisi noise pada saat pengujian sudah
partial discharge pada objek uji. dinyalakan (tegangan minimal).
b. Pengukuran bentuk gelombang (waveform)
2. TUJUAN PRAKTIKUM partial discharge, parameter yang harus
Tujuan praktikum dari modul 1 mengenai calibrator dan diketahui adalah rise time (𝑡𝑟 ), fall time (𝑡𝑓 )
pengukuran partial discharge ini adalah: dan amplitude. Rise time (𝑡𝑟 ) diukur dari 10 −
1. Mengetahui deviasi sensor RC (detecting 90% sedangkan fall time (𝑡𝑓 ) diukur dari
impedance) dan HFCT (high frequency current 100 − 10% bentuk gelombang.
transformer) berdasarkan perbandingannya dengan
HVPD pC Calibrator.

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 1


c. Pengukuran pola fasa partial discharge, adalah Corona dapat menjadi sumber interferensi ketika
untuk membandingkan sudut fasa sinyal partial dilakukan pengujian discharge sehingga dalam tes
discharge terhadap sinyal sumber tegangan. harus dijaga jangan sampai ada bagian yang
d. Pengukuran pola urutan pulsa, dengan melihat ujungnya tajam tidak hanya pada sisi tegangan
gambaran detail sinyal baik pada polaritas tinggi tetapi juga pada lantai area pengujian.
negatif maupun positif dapat diketahui waktu
jeda (∆𝑡) pada setiap sinyal yang muncul pada Selama terjadinya partial discharge, ada beberapa
setiap puncak tegangan. fenomena yang menyertai terjadinya partial discharge,
antara lain arus impuls, radiasi cahaya panas, gelombang
3. DASAR TEORI elektromagnetik, gelombang mekanik, dan proses
3.1 Partial Discharge kimia. Fenomena inilah yang ditangkap untuk
Partial Discharge menurut definisi IEC 60270 adalah mengetahui keberadaan partial discharge.
suatu fenomena peluahan listrik secara lokal yang
menghubungkan secara parsial atau sebagian dari isolasi
di antara konduktor dan yang terjadi baik di permukaan 3.2 Model Elektroda Sumber Partial Discharge
konduktor maupun di dalam konduktor (void). Peluahan pada Peralatan Tegangan Tinggi
ini dapat terjadi pada suatu penghantar (konduktor)
dalam waktu singkat, baik pada jarak dekat maupun 3.2.1 Modul Elektroda Umum
pada jarak yang jauh.
Partial Discharge (PD) dapat terjadi pada bahan isolasi 3.2.1.1 Medan Homogen
padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas.
Secara umum Partial Discharge dapat disebabkan oleh
adanya konsentrasi stress elektrik setempat pada isolasi. Pelat-Pelat

Ada 3 hal utama yang dapat menjadi sumber terjadinya


partial discharge, yaitu internal partial discharge,
surface partial discharge, dan Corona. Penyebab
terjadinya partial discharge adalah sebagai berikut:
a. Internal partial discharge, disebabkan oleh adanya
rongga dalam bahan isolasi yang biasanya diisi Gambar 3.1 Model Elektroda Sumber PD Pelat-Pelat
udara (void). Dimana bentuk, ukuran dan posisi void
dalam bahan isolasi sangat mempengaruhi besar dan
jumlah kemunculan partial discharge. 3.2.1.2 Medan Simetris
b. Surface partial discharge, terjadi disepanjang
Pelat-Pelat Jarum-Jarum Bola-Bola
permukaan dielektrik dimana terdapat kuat medan
listrik, permukaan tersebut dapat berupa gas atau
cair. Jika discharge permukaan diobservasi hanya
pada tegangan insepsinya maka tidak akan
ditemukan perbedaan dengan internal discharge,
tetapi jika tegangan dinaikkan maka streamer akan
mulai terbentuk pada permukaan dan pola partial
discharge dapat ditemukan.
c. Corona, adalah jenis partial discharge juga tapi Gambar 3.2 Model Elektroda Sumber PD Pada Medan
Simetris
yang terjadi di media gas di sekitar konduktor yang
berjauhan dengan isolasi jenis padat atau cair. 3.2.1.3 Medan Non Homogen Non Sometris

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 2


Jarum-Bola Jarum-Pelat Bola-Pelat • IEEE 400-2001: IEEE Guide for Field Testing and
Evaluation of the Insulation of Shielded Power
Cable Systems.
• IEEE 1434-2002: IEEE Trial Use Guide to the
Measurement of Partial Disharge in Rotating
Machinery.
• IEC 60270-2000/BS EN 60270-2001: High-Voltage
Test Techniques–Partial Discharge Measurements.
Gambar 3.3 Model elektroda sumber PD pada medan Metode pengukuran partial discharge dapat dibedakan
non homogen non simetris menjadi dua jenis, yaitu metode konvensional (elektrik)
PD biasanya tidak terjadi pada medan homogen. PD bisa dan non-konvensional (non-elektrik). Beberapa metode
terjadi pada medan homogen akibat adanya void yang non-konvensional yang sering digunakan adalah:
mengakibatkan perubahan permitivitas (ε) pada suatu • UHF (ultra high frequency)
material. Untuk medan simetris kemungkinan terjadi PD • Akustik
hanya pada konfigurasi Jarum-Jarum, sedangkan pada • Thermal
Bola-Bola dan Pelat-Pelat tidak terjadi PD, kecuali ada • Optic
Void. Kemungkinan terjadi PD sangat besar pada medan • Dekomposisi gas
non homogen non simetris. Medan Homogen pasti Sedangkan metode pengukuran yang akan dilakukan
simetris sedangkan medan simetris belum tentu adalah menggunakan metode konvensional (elektrik).
homogen.
3.3.1 Metode konvensional (elektrik)
3.2.2 Model Elektroda Umum Untuk Pemodelan Metoda elektrik adalah pegukuran langsung tegangan
Partial Discharge pada RC Detektor berdasarkan arus bocor dari proses
Jarum-Pelat
PD. Rangkaian berikut adalah rangkaian dasar
pengukuran PD dengan Metode Elektrik.

Udara/Gas/Cair/Padat

Konduktor

Isolator

Gambar 3.6 Model Elektroda Umum untuk Pemodelan


Shield
PD
3.3 Metode Pengukuran Partial Discharge I
OSC
Proses pengukuran partial discharge, monitoring SA
PDM
partial discharge pada time domain (𝑡) menggunakan V = I.Z Z

alat oscilloscope dan frequency domain (𝑓)


menggunakan alat spectrum analyzer.
Diagnosis partial discharge pada peralatan tegangan Gambar 3.4 Rangkaian pengukuran partial discharge
tinggi dilakukan dengan mengacu pada standard- metode elektrik
standard yang telah ditentukan. Standard yang
digunakan dalam diagnosis partial discharge adalah: Gambar 3.44 merupakan gambar rangkaian dasar untuk
pengukuran dan diagnosis partial discharge
menggunakan metode elektrik, berikut adalah
komponen penyusun rangkaian:

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 3


• Sumber (AC, DC, atau impuls). 4.2 Rangkaian Percobaan
• Resistansi pembatas memiliki fungsi agar arus yang
masuk ke dalam rangkaian tersebut tidak terlalu
besar.
• Peralatan listrik tegangan tinggi. OSILOSKOP

• Coupling capacitor berfungsi untuk mengalirkan HVPD

arus partial discharge pada frekuensi tinggi,


sehingga arus bisa mengalir ke Z detecting
impedance maupun oscilloscope/spectrum analyzer. Gambar 4.1 Calibrator tanpa sensor
• Z detecting impedance berfungsi untuk mengetahui
tegangan yang timbul akibat partial discharge. Nilai
impedansi Z bedasarkan nilai impedansi peralatan
HFCT
listrik sebesar 50 ohm, tujuannya adalah supaya
sama dengan impedansi peralatan yang akan diukur
sehingga sinyal yang akan diukur tidak dipantulkan RC
OSILOSKOP
akibat perbedaan impedansi. Untuk mendapatkan HVPD

nilai Z sebesar 50 ohm dapat dibuat beberata


alternative, diantarannya:
▪ Memasang R = 50 ohm
▪ Membuat rangkaian Tee atau Phi Gambar 4.2 Calibrator dengan sensor
• Oscilloscope atau Spectrum Analyzer sebagai output
dari rangkaian pada Gambar 3.44.

4. EKSPERIMENTAL SETUP HFCT

Percobaan dilakukan untuk mendapatkan sinyal partial AC

discharge yang dibangkitkan oleh HVPD pC Calibrator RC

ketika tanpa dan dengan sensor serta mengukur sinyal


partial discharge pada tiga level tegangan, yaitu 5, 6,
dan 7 kV. Komponen yang diukur adalah bentuk
gelombang, pola fasa, dan pola urutan pulsa. OSILOSKOP

4.1 Alat
1. Step up transformer
2. Resistor
3. Coupling capacitor Gambar 4.3 Pengukuran partial discharge
4. Elektroda jarum – plat
5. High Frequency Current Transformer (HFCT) 4.3 Prinsip Kerja
6. Detecting impedance (rangkaian RC) Percobaan modul I ini dilakukan dengan menggunakan
7. Multi meter dua metode elektrik, yaitu menggunakan sensor HFCT
8. HVPD pC Calibrator dan detecting impedance. Berikut adalah fungsi dari
9. Oscilloscope alat-alat yang digunakan dalam praktikum:
10. PC a. Step up transformer, sebagai pengubah tegangan
listrik dari PLN menjadi sumber tegangan tinggi.
b. Resistor, sebagai pembatas arus yang mengalir
dalam rangkaian. Pemilihan nilai resistor harus

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 4


memperhatikan kemampuan atau batas arus yang 5. PROSEDUR PRAKTIKUM
mampu ditahan oleh sumber tegangan, kabel, dan 5.1 Kalibrasi Pengukuran Partial Discharge
peralatan tegangan tinggi yang akan diuji. Prosedur yang dilakukan adalah pengamatan bentuk
c. Coupling capacitor, berfungsi untuk melewatkan gelombang yang dihasilkan dari HVPD pC Calibrator
arus frekuensi tinggi dari sinyal partial discharge. tanpa menggunakan sensor melalui oscilloscope,
Pemilihan kapasitansi dari coupling capacitor harus disebutkan sebagai berikut:
lebih besar dari kapasitansi peralatan tegangan 1. Dipastikan HVPD pC Calibrator, oscilloscope, dan
tinggi yang akan diuji agar saat pengisian capacitor, PC dapat berfungsi dengan baik.
kapasitansi peralatan lebih cepat penuh dan pada 2. Disusun rangkaian seperti pada Error! Reference
kondisi discharge akan menjadi sumber arus source not found..
(partial discharge) yang akan diukur. 3. Diberikan nilai pada HVPD pC Calibrator, dimulai
d. Elektroda Jarum – Plat, merupakan seperangkat dari nilai tertinggi.
modul praktikum partial discharge dengan media 4. Dilakukan setting oscilloscope dengan mengatur
isolasi udara dan dipisahkan dalam jarak tertentu. volt/div dan time/div sehingga gelombang jelas
e. HFCT, merupakan sensor partial discharge dengan terlihat.
prinsip induksi elektromagnetik dari kawat 5. Dilakukan pengukuran amplitude dari gelombang
konduktor menuju ground. Prinsip kerjanya sama yang terlihat dengan mengatur fungsi cursor
dengan CT pada umumnya, namun HFCT dirancang horizontal.
untuk mengukur arus pada frekuensi tinggi. 6. Dilakukan penyimpanan gambar gelombang di PC.
f. Detecting impedance, berupa rangkaian RC yang 7. Diturunkan 1 step nilai HVPD pC Calibrator.
berfungsi untuk konversi arus menjadi tegangan 8. Dilakukan ulang langkah dari urutan 4 ke 7 sampai
yang akan diamati melalui oscilloscope. bentuk gelombang tidak dapat diamati oleh
g. Multi meter, merupakan alat pengukur multi guna oscilloscope.
yang pada praktikum ini digunakan untuk menukur
tegangan system tegangan tinggi. Dengan perantara Kemudian, prosedur selanjutnya adalah pengamatan
capacitor divider, multi meter mampu membaca bentuk gelombang yang dihasilkan oleh sensor HFCT
tegangan tinggi dengan rasio tertentu. dan (detecting impedance) RC, disebutkan sebagai
h. HVPD pC (pico Coulomb) Calibrator, merupakan berikut:
mobile tool yang digunakan untuk kalibrasi injeksi 1. Dipastikan HVPD pC Calibrator, oscilloscope, dan
pulsa pada peralatan tegangan tinggi, seperti kabel, PC serta sensor HFCT dan RC dapat berfungsi
sebagai bagian dari off-line partial discharge dengan baik.
testing. Alat ini memberikan injeksi pulsa kalibrasi 2. Disusun rangkaian seperti pada Gambar 4.2.
dari nilai terendah 1 pC sampai 100 nC dan telah 3. Diberikan nilai pada HVPD pC Calibrator, dimulai
disesuaikan dengan partial discharge testing pada dari nilai tertinggi.
standard IEC 60270. 4. Dilakukan setting oscilloscope dengan mengatur
i. Oscilloscope, dalam praktikum ini difungsikan volt/div dan time/div sehingga gelombang jelas
sebagai alat pengamat bentuk gelombang partial terlihat.
discharge. 5. Dilakukan pengukuran amplitude dari gelombang
j. PC, difungsikan sebagai alat penyimpanan baik yang terlihat dengan mengatur fungsi cursor
gambar maupun data dari pembacaan gelombang di horizontal. Pengukuran dilakukan satu per satu
oscilloscope. sensor sehingga hasil lebih jelas.
6. Dilakukan penyimpanan gambar gelombang di PC
untuk kedua sensor.
7. Diturunkan 1 step nilai HVPD pC Calibrator.

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 5


8. Dilakukan ulang langkah dari urutan 4 ke 7 sampai Tabel 6.1 Data kalibrasi
bentuk gelombang tidak dapat diamati oleh Nilai Tegangan (V)
NO Satuan
oscilloscope. Muatan HVPD RC HFCT
1 50 nC 35.8 10.2 1.64
5.2 Pengukuran Partial Discharge
2 20 nC Error pada alat ukur
Prosedur yang dilakukan adalah mengambil data bentuk
3 10 nC 29.6 8.24 3.76
gelombang partial discharge, pola fasa, dan pola urutan
4 5 nC 16.2 4.32 0.272
pulsa menggunakan sensor RC detector dan HFCT pada
5 2 nC 7.2 1.7 0.24
tiga level tegangan, disebutkan sebagai berikut:
6 1 nC 2.6 0.64 0.09
1. Dipastikan trafo, resistor, coupling capacitor,
7 500 pC 1.36 0.332 0.048
elektroda jarum – plat, sensor HFCT dan RC, multi
8 200 pC 0.552 0.134 0.0164
meter, oscilloscope, dan PC berfungsi dengan baik.
2. Disusun rangkaian seperti pada Gambar 4.3. 9 100 pC 0.272 0.0624 0.0092
3. Menghidupkan system tegangan tinggi dengan 10 50 pC 0.128 0.0288
setting tegangan paling minimal. 11 20 pC 0.88
4. Diukur amplitude background noise pada saat 12 10 pC Keterbatasan Alat Ukur
keadaan ON.
5. Dinaikkan tegangan sampai pada level nilai 5, 6, dan
7 kV.
6. Dilakukan setting oscilloscope dengan mengatur
volt/div dan time/div sehingga gelombang jelas
terlihat.
7. Dilakukan pengamatan karakteristik gelombang
partial discharge (bentuk gelombang, pola fasa, dan
pola urutan pulsa) dan masing-masing sensor pada
tiga level tegangan (urutan nomor 5).
8. Dilakukan penyimpanan data gelombang untuk
masing-masing karakteristik dan masing-masing
sensor pada tiga level tegangan (urutan nomor 5).
Gambar 6. 1 Hasil Pengukuran Tegangan RC saat
6. HASIL DAN ANALISIS Muatan 50 nC
6.1 Kalibrasi
Kalibrasi dilakukan untuk mengukur sensitivitas dari
sensor pengukuran PD. Sensor yang digunakan saat Berdasarkan table tersebut kemudian dilakukan rata-
rata, maka dapat diketahui sensitivitas masing – masing
praktikum adalah sensor RC dan HFCT.dari hasil
sensor HVPD, RC, dan HFCT terhadap perubahan nilai
pengamatan kalibrasi sensor tersebut, didapatkan hasil
antara tegangan output sensor terhadap perubahan nilai muatan Partial Discharge tiap nC sebagai berikut:
muatan yang dibangkitkan oleh alat kalibrasi/calibrator Tabel 6. 2 Sensitvitas Sensor
HVPD dengan hasil terlampir pada Tabel 6.1 dan Sensor mV/nC k Factor Ket
sebagai contoh hasil sampling pengukuran ada pada HVPD 2.96
Error! Reference source not found.. RC
RC 0.824 3.6 terhadap
HVPD

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 6


HFCT direct on line, sehingga masing-masing sensor memiliki
HFCT 0.376 7.87 terhadap lingkup sensitivitas yang berbeda. Saat diberikan
HVPD tegangan sumber, noise dipengaruhi oleh factor internal
dan external system tegangan tinggi. Cukup terlihat
Dari table diatas menggambarkan bahwa sensor RC bahwa ∆𝑉 sensor HFCT lebih besar daripada RC. Hal
lebih sentif dibandingkan dengan sensor HFCT, dengan ini menunjukkan bahwa HFCT mendeteksi background
nilai pengali/k ± 2 kali, artinya sensor RC 2 kali lebih noise pada system tegangan tinggi ditambah juga
sensitive daripada sensor HFCT. lingkungan sedangkan RC hanya mendeteksi
6.2 Pengamatan Background Noise background noise dalam system tegangan tinggi.
Langkah awal dalam praktikum pencarian gelombang 6.3 Pengamatan Bentuk Gelombang
partial discharge adalah mengetahui besaran Pengamatan bentuk gelombang partial discharge
background noise. Fungsi mengetahui background dilakukan masing-masing pada tiga level tegangan,
noise sebelum praktikum dimulai adalah dapat yaitu 5, 6, dan 7 kV seperti yang telah diungkapkan pada
diketahuinya level background noise sehingga praktikan bagian prosedur. Informasi penting yang dapat diperoleh
dapat memilah mana sinyal background noise dan mana dari pengamtan bentuk gelombang partial discharge
sinyal partial discharge yang sebenarnya dicari. adalah mendapatkan data rise time dan fall time
Gambar 6.2 adalah gambar background noise dari citra gelombang dan juga mendapatkan informasi tegangan
oscilloscope. Pengamatan background noise dilakukan
puncak (𝑉𝑝 ). Rise time dimulai dari 0% (𝑡0 ) sampai
ketika system tegangan tinggi dalam keadaan ON dan
dengan 90% (𝑡𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠ℎ ) puncak gelombang sedangkan fall
pada tegangan minimum.
time dimulai dari puncak gelombang (𝑡0 ) sampai dengan
10% (𝑡𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠ℎ ) gelombang. Sedangkan 𝑉𝑝 dapat diketahui
dengan mengukur tegangan 0 sampai dengan puncak
gelombang. Pada praktikum kali ini, hanya dilakukan
pengamatan tegangan puncak sinyal partial discharge
sehingga dapat diketahui karakteristik besarnya sinyal
partial discharge terhadap kenaikan tegangan listrik.
Gambar 6.2 Background noise ON dari sensor HFCT
(kiri) dan RC (kanan)

Gambar 6.2 merupakan background noise dari sensor


HFCT (kiri) dan RC (kanan). Sehingga apabila
dituliskan:
RC
𝑉1 = 7,60 𝑚𝑉 Gambar 6.3 Bentuk gelombang HFCT (kiri) dan RC
𝑉2 = −6,40 𝑚𝑉 (kanan)
∆𝑉 = 14,0 𝑚𝑉
Gambar 6.3 menunjukkan bahwa pengambilan data
HFCT bentuk gelombang partial discharge dilakukan pada
𝑉1 = 2,00 mV sudut positif. Pengukuran akan lebih akurat apabila
𝑉2 = -8.00 uV pengolahan data berdasarkan dari data file .csv,
sehingga didapatkan data seperti pada Error!
∆𝑉 = 2,8 mV
Reference source not found..
HFCT memiliki prinsip kerja sensor secara induksi
sedangkan RC memiliki prinsip kerja sensor secara

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 7


Error! Reference source not found. memberi Penyimpanan data (time dan volt) juga dilakukan agar
gambaran akan dua hal, yaitu sensitifitas sensor dalam proses perhitungan kemunculan sinyal partial discharge
membaca sinyal partial discharce dan karakteristik semakin mudah dan akurat. File .csv merekam sebayak
besar sinyal terhadap kenaikan tegangan. Sensor RC 10 gelombang, namun demi mempermudah pengolahan
membaca sinyal partial discharge dengan jelas, artinya data, maka hanya akan diamati 9 gelombang karena 1
sensor dapat membaca tegangan sinyal lebih besar gelombang yang lain dalam keadaan terputus sehingga
daripada sensor HFCT pada sinyal partial discharge diragukan kesinambungannya.
yang sama. Kemudian, sinyal partial discharge akan
Tabel 6.3 Pola fasa (kemunculan partial discharge)
semakin membesar seiring dengan pertambahan
Teggangan Muncul
tegangan. Kenaikan besaran sinyal partial discharge Tegangan
Sensor rata-rata PD Sebanyak
oleh sensor RC dapat dikatakan seirama, namun tidak (kV)
(V) (kali/siklus)
pada sensor HFCT.
5 11 29
6.4 Pengamatan Pola Fasa RC 6 51 63
Pengamatan pola fasa adalah menghitung kemunculan 7 53 76
sinyal partial discharge baik pada siklus positif dan 5 11 29
negatif pada tegangan listrik tertentu. Pada praktikum HFCT 6 11 60
kali ini diberikan tiga level tegangan berbeda sehingga 7 12 73
dapat diketahui karakteristik kemunculan sinyal partial
discharge seiring kenaikan tegangan listrik yang
diberikan. Berikut adalah gambar citra oscilloscope
ketika dilakukan pengamatan pola pasa untuk tegangan Tabel 6. 4
5 kV. Sensor Tegangan Gambar

10
5
0
5 -5 0 0.01 0.02

-10
-15

RC

10

5
Gambar 6.4 Pola fasa pada 5kV
6 0
Gambar 6.4 memberi gambaran bahwa kemunculan 0 0.01 0.02
sinyal partial discharge dari masing-masing pembacaan -5
dari sensor RC dan sensor HFCT selalu seirama. Artinya -10
kita dapat mempelajari pola kemunculan partial
discharge cukup melihat siklus gelombang sinus dan
kita juga dapat mempelajari sensitifitas dari sensor
dalam membaca partial discharge.

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 8


10
10
5
0
0 6
7 0 0.01 0.02
0 0.01 0.02
-5 -10

-10 -20

10
Tabel 6.3 memberi gambaran akan dua hal, yaitu
kemampuan (sensitifitas) sensor dalam mendeteksi 0
7 0 0.01 0.02
sinyal partial discharge dan karakteristik kenaikan -10
tegangan listrik (tegangan tinggi) terhadap jumlah
kemunculan sinyal partial discharge. -20
Sensor RC mampu menangkap sinyal partial discharge
lebih banyak pada siklus positif maupun negatif dari
pada sensor HFCT. Kemudian, kemunculan sinyal 6.5 Pengamatan Pola Urutan Pulsa
partial discharge di siklus negatif semakin banyak Pengamatan pola urutan pulsa adalah menghitung waktu
ketika tegangan listrik dinaikkan. Kemunculan sinyal jeda (∆𝑡) kemunculan sinyal partial discharge dalam
partial discharge potitif juga semakin sering muncul satu siklus gelombang. Pada praktikum kali ini hanya
seiring naiknya tegangan listrik. dilakukan pengamatan pola urutan pulsa di siklus
Didapatkan rata-rata jumlah kemunculan sinyal partial negatif, artinya hanya menghitung jeda waktu
discharge pada siklus negative adalah kemunculan sinyal partial discharge negatif pada tiga
level tegangan. Gambar 6.5 adalah contoh citra
Tabel 6. 5 oscilloscope dalam pengambilan data pola urutan pulsa
Sensor Tegangan Gambar pada tegangan 5 kV.

10

HFCT 5 0
0 0.01 0.02

-10

Gambar 6.5 Pola urutan pulsa pada tegangan 5kV

Gambar 6.5 memberikan gambaran bahwa kedua sensor


melakukan pembacaan kemunculan sinyal partial

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 9


discharge secara bersama-sama. Dilakukan pengukuran PD untuk tegangan 5,6 dan 7 kv berturut turut
waktu jeda (∆𝑡) menggunakan cursor horizontal dan adalah 11, 51 dan 53 kV. Untuk sensor HFCT nilai
mengarahkannya pada 𝑡1 dan 𝑡2 dan seterusnya amplitude untuk tegangan 5,6 dan 7 kv adalah 11 ,
sehingga didapatkan data waktu jeda kemunculan sinyal 11 dan 12 kV.
seperti pada Tabel 6.6. d. Berdasarkan hasil pengamatan dari data pola fasa,
didapatkan bahwa jumlah kemunculan sinyal
Tabel 6.6 Data ∆𝑡 kemunculan partial discharge
partial discharge semakin banyak seiring dengan
Teggangan Muncul
Tegangan Delta naiknya nilai tegangan yang diberikan. Rata-rata
rata-rata Sebanyak
(kV) ΔT (uS) kemunculan sinyal partial discharge oleh sensor RC
PD (V) (kali/siklus)
pada tegangan 5, 6, dan 7 kV berturut-turut adalah
5 11 29 85
29, 63, dan 76 kali. Sedangkan pada sensor HFCT
6 51 63 71 berturutt-turut adalah 29, 60, dan 73 kali.
7 53 76 32 e. Berdasarkan hasil pengamatan data dari pola urutan
pulsa, didapatkan bahwa waktu jeda (∆𝑡)
Tabel 6.6 memberi gambaran karakteristik kenaikan kemunculan sinyal partial discharge akan semakin
tegangan listrik (tegangan tinggi) terhadap waktu jeda cepat seiring naiknya nilai tegangan yang diberikan.
(∆𝑡) kemunculan sinyal partial discharge. Waktu jeda Rata-rata waktu jeda (∆𝑡) kemunculan sinyal partial
kemunculan partial discharge akan semakin singkat discharge untuk tegangan 5, 6, dan 7 kV berturut-
seiring naiknya tegangan listrik. turut adalah 85 𝜇𝑠; 71 𝜇𝑠; 32 𝜇𝑠.

7. KESIMPULAN
Beberapa pernyataan yang dapat dijadikan sebagai
kesimpulan pada praktikum Modul I adalah:

a. Deviasi sensor
Berdasarkan hasil pengamatan di dapatkan nilai
bacaan yang berbeda-beda untuk masing masing
sensor terhadap nilai acuan HVPD pC Calibrator,
sehingga bisa di tentukan nilai koefisien untuk
mengkonversi hasil bacaan sensor terhadap nilai
yang sebenarnya. Koefisein masing masing sensor
adalah k RC = 3.6 dan k HFCT = 7.87
b. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman
dalam pengolahan data partial discharge,
didapatkan bahwa metode pengukuran background
noise akan jauh lebih akurat apabila diolah terlebih
dahulu pada software pengolah data (contoh: M.S
Excel). Karena pengamatan background noise
melalui cursor oscilloscope terdapat batasan
penglihatan manusia.
c. Bentuk gelombang
Dari hasil pengamatan bentuk gelombang, diketahui
bahwa semakin tinggi tegangan, maka amplitude
gelombang partial discharge (PD) akan semakin
tinggi. Untuk sensor RC, nilai amplitude gelombang

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 10


8. LAMPIRAN
8.1 Foto Peralatan Praktikum

Impedance detector

Step up transformer

Multi meter
Resistor

Capacitor divider
HVPD pC Calibrator

Oscilloscope
Elektroda jarum - plat

PC
HFCT

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 11


8.2 Foto Hasil Pengamatan dari Oscilloscope

Waveform HVPD pada 500 𝑝𝐶 Waveform RC pada 500 𝑝𝐶 Waveform HFCT pada 500 𝑝𝐶

Pola fasa 5kV Pola fasa 6kV Pola fasa 7kV

Pola urutan pulsa 5kV Pola urutan pulsa 6kV Pola urutan pulsa 7kV

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 12


8.3 Grafik Waveform
350

300

250

200

150

100

50

0
-15 -10 -5 0 5 10 15

Gambar Waveform sensor RC 5 kV

80

60

40

20

0
-60 -40 -20 0 20 40 60
-20

-40

-60

Gambar Waveform sensor HFCT 5kV

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 13


500

400

300

200

100

0
-15 -10 -5 0 5 10 15

-100

Gambar Waveform sensor RC 6 kV

50

40

30

20

10

0
-60 -40 -20 0 20 40 60
-10

-20

-30

-40

Gambar Waveform sensor HFCT 6 kV

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 14


800

700

600

500

400

300

200

100

0
-15 -10 -5 0 5 10 15
-100

-200

Gambar Waveform sensor RC 7 kV

250

200

150

100

50

0
-60 -40 -20 0 20 40 60
-50

-100

-150

Gambar Waveform sensor HFCT 7 kV

Kalibrasi dan pengukuran partial discharge - 15

Anda mungkin juga menyukai