Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA

No. Dokumen SOP/Pokja II/


No. Revisi 00
Tanggal Terbit
Halaman :
UPTD SOP
Dr. Desi Lusiana
PUEKESMAS Ttd Kapus
Wardani.,SKM.,M.kes
TANGGUNGGUN
NIP. 19771206
UNG
200312 2 005

1. Pengertian Pemeriksaa jentik yang di lakukan oleh masing – masing


puskesmas terutama di desa / kelurahan endemis pada tempat
berkembang biakan nyamuk aedes aegyptiyang di lakukan
secara teratur setiap 3 bulan sekali di lakukan secara acak 100
rumah / bangunan
2. Tujuan Sebagai panduan dalam Melaksakan kegiatan Program P2P
DBD demi Efektivitasnya program maupun hasil pengelolahan
Progrm P2P DBD
3. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme dalam program DBD
Pelaksanaan Pemeriksaan jentik berkala dalam program ini
harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP
4. Referensi Pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
indonesia Departemen Kesehatan RI Direktorat jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2005
5. Prosedur / Alat:
Langkah – 1.Senter
langkah
2.Boll point
3.Kartu Pemeriksaan Jentik
Langkah - Langkah
Petugas datang ke lokasi yang di pilih dengan membawa
peralatan ( lampu senter dan Form PJB
Petugas memeriksa tempat penampungan air ( Kamar mandi
gentong dll )
Petugas member kan penjelasan dan anjuran PSN DBD kepada
keluarga dan pengelola / petugas keberswihan tempat – tempat
umum.
Kemudian petugas menulis hasil pemeriksaan jentik pada Form
PJB
Petugas melaporkan hasilnya kedinas Kesehatan setiap 3 bulan
sekali
6. Diagram Alir
1
7. Hal- hal
yang perlu di
perhatikan
8. Unit terkait -.Desa/Kelurahan ,Rt/Rw.
-.Puskesmas
-Dinas Kesehatan

9. Rekaman
Historis

No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl Mulai di


berlakukan

2
Penyelidikan Epidemiologis
No.
:SOP/Pokja II/
Dokumen
No. Revisi : 00
SOP Tanggal
Terbit :
UPTD PUKKESMAS Halaman :
TANGGUNGGUNUNG

dr. HERU NUR CAHYONO


NIP. 19770901 201001 1 001

1. Pengertian Kegiatan pencarian penderita atau tersangka DBD lainnya dan


pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita
dan rumah atau bangunan sekitarnya termasuk tempat tempat umum
dalam radius sekurang kurangnya 100 meter
10. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas program P2P DBD demi
efektifitas proses maupun hasil pengelolaan program P2P DBD
11. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme dan koordinasi program P2P DBD
Pelaksanaan dan koordinasi program harus mengikuti langkah-langkah
yang tertuang dalam SOP
12. Referensi Pecegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia.Departemen
Kesehatan RI DirektoratJendral pengendalian penyakit dan penyehatan
Lingkungan 2005
� Prosedur/ Alat:
Langakah- - Tensi meter, senter, Formulir PE , Surat tugas
Langkah
Langkah - Langkah
Setelah ada penderita / menerima laporan adanya penderita petugas
puskesmae / koordinator DBD segera mencatat dalam buku catatan
harian penderita DBD
-Menyiapkan peralatan survei seperti tensi meter, senter ,Form PE dan
surat tugas.
- Memberitahu kepada kepala desa / ketua RT /RW setempat bahwa ada

3
penderita DBD dan akan di laksanakan PE.
- Petugas akan melaaksanakan Pemeriksaan jentik pada rumah 20
rumah di sekitar rumah penderita dan mencari penderita lain.
- Kegiatan ini di lakukan dalam radius 100 meter
- Hasil pemeriksaaan di catat dalam formulir PE
- Hasil PE dilaporkan ke dinas Kabupaten.
6.Diagram Alir

7.Hal – hal yang


perlu di perhatikan
8.Unit terkait -.Desa / RT / RW
Terkait - Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten

9. Rekaman Historis

No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl Mulai di berlakukan

4
PENGASAPAN / FOGGING
No.
:SOP/Pokja II/
Dokumen
No. Revisi : 00
SOP Tanggal
Terbit :

UPTD PUKKESMAS Halaman :


TANGGUNGGUNUNG

dr. HERU NUR CAHYONO


NIP. 19770901 201001 1 001

1. Pengertian Kegitan Pemberantasan nyamuk penular DBD dengan menggunakan


penyemprotan atau pengasapan dengan radius 200 meter
2. Tujuan Sebagai panduan dalam pelaksanaan lintas program DBD demi
efektifitas proses maupun hasil pengelolaan program DBD

3. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme i dan koordinasi program DBD


Pelaksanaan dan koordinasi program harus mengikuti langkah-langkah
yang tertuang dalam SOP
4. Referensi - Pencegahan dan pemberantasan DBD di Indonesia , Departemen
Kesehatan RI direktorat jendral pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Program Penyuluhan Depkes.RI.2005,
5. Prosedur / - Dilakukan oleh tenaga puskesmas dan bekerja sama dengan dinas
Langkah – kesehatan kabupaten
langkah - Petugas penyemprot adalah petugas puskesmas atau petugas harian
lepas yang terlatih
- Ketua RT,toma atau kader mendampingi petugas dalam kegiatan
penyemprotan
- Hasil pelaksanaan kegiatan dilaporkan oleh puskesmas kepada dinas
kesehatan kabupaten

5
6. Diagram Alir

7. Hal – hal yang di


perhatikan
8. Unit Terkait - Desa, RW/RT
- Puskesmas
- Dinas Kesehatan
9. Rekaman No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl mulai di
Historis berlakukan

6
KOMUNIKASI DENGAN LINTAS SEKTORAL
PELANGGAN PROGRAM P2P
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Dinas Kesehatan Halaman :
PUSKESMAS
Kab. Tulungagung TANGGUNGGUNUNG
Ditetapkan oleh Kepala
dr. HERU NUR CAHYONO
Puskesmas
NIP. 19770901 201001 1 001
Tanggunggunung

1. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas program P2P demi efektifitas
proses maupun hasil pengelolaan program P2P
2. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme komunikasi dan koordinasi program P2P
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi program harus mengikuti
langkah-langkah yang tertuang dalam SOP
3. Definisi Komunikasi Dengan Lintas Sektoral Pelanggan Program KIA/KB
adalah komunikasi berbentuk pertemuan/ rapat yang dilakukan didalam
lingkup Puskesmas, maupun dengan organisasi/instansi diluar
Puskesmas yang ada keterkaitannya dengan program P2P
4. Prosedur A. Didalam lingkup Puskesmas/ gedung Puskesmas,
1. Koordinator P2P menginventaris permasalahan yang akan
dibicarakan dengan lintas sektoral,
2. Koordinator P2P mengundang pelaksana program P2P
3. Koordinator P2P dan pelaksana program P2P membicarakan
materi yang akan dibicarakan lintas sektoral,
4. Kordinator P2P dan pelaksana program P2P membagi tugas
sebagai pelaksana didalam pembahasan lintas sektoral,
5. Koordinator dan pelaksana program Kesling menentukan siapa
saja yang perlu diundang di dalam pertemuan lintas sektoral,
6. Koordinator dan pelaksana program P2P membuat undangan,
7. Koordinator P2P memohon tanda tangan kepala Puskesmas, dan
kepada tata usaha untuk meminta nomor surat,
8. Pelaksana program P2P yang ditunjuk mengedarkan surat
undangan sesuai dengan daftar yang akan diundang,
9. Pelaksanaan pertemuan, koordinator program P2P Memimpin

7
Pertemuan,
10. Koordinator mempersilahkan Kepala Puskesmas menyambut
pertemuan (bila diperlukan),
11. Pelaksana program P2P yang ditujuk/ koordinator Kesling
menyampaikan tujuan dan materi pertemuan,
12. Peserta pertemuan membuat kesepakatan hasil pertemuan bila
perlu disusun rekomendasi,
13. Pelaksana program P2P yang ditunjuk mencatat (petugas
administrasi/ pencatat) semua yang dibicarakan dan daftar hadir
peserta pertemuan,
14. Peserta pertemuan melakukan perbagian tugas sesuai dengan
peran dan tugas masing- masing,
15. Petugas administrasi membacakan hasil pertemuan dan
kesepakatan- kesepakatan yang diambil, Koordinator P2P
menutup pertemuan,
16. Koordinator P2P melapor kepada Kepala Puskesmas hasil
pertmuan dengan buku laporan/ konsultasi kepada kepala
Puskesmas,
17. Kepala Puskesmas menerima laporan dengan memberikan
rekomendasi/ arahan dan menandatangani pada buku/
konsultasi,
18. Koordinator dan pelaksana melaksanakan kegiatan sesuai yang
direkomendasikan/ arahan dan dicatat dalam kegiatan harian,
B. Di luar organisasi Puskesmas,
1. Kepala Puskesmas mendiSOPsisi surat undangan dari
organisasi lintas sektor terkait,
2. Koordinator P2P menerima diSOPsisi surat undangan kepala
Puskesmas,
3. Koordinator membicarakan isi undangan dengan pelaksana
program P2P untuk mendapatkan kesepakatan, dan menunjuk
siapa yang akan mewakili (bila diwakilkan apabila tidak
dilakukan oleh koordinator sendiri)
4. Pelaksana yang ditunjuk/ koordinator menyiapkan materi
pertemuan lintas sektoral,
5. Pelaksana yang ditunjuk/ koordinator mengikuti pertemuan
lintas sektoral, dengan menyampaikan materi yang dibahas dan
mencatat semua yang dibicarakan didalam catatan/ buku harian,
6. Pelaksana yang ditunjuk melaporkan hasil pertemuan kepada
koordinator P2P bila yang mengikuti bukan koordinator,
7. Koordinator dan pelaksana yang ditunjuk membicarakan hasil
pertemuan lintas sektoral, dan merencanakan pelaksanaan
kegiatan selanjutnya,
8. Koordinator P2P melapor kepada Kepala Puskesmas hasil
pertemuan dengan buku laporan/ konsultasi kepada kepala
8
Puskesmas,
9. Kepala Puskesmas menerima laporan dengan memberikan
10. rekomendasi/ arahan dan menandatangani pada buku/
konsultasi,
11. Koordinator dan pelaksana melaksanakan kegiatan sesuai yang
direkomendasikan/ arahan dan dicatat dalam kegiatan harian,
5. Diagram Alir
6. Referensi
 Program Penyuluhan Depkes.RI.2005,
7. Dokumen Terkait  Format notulen pertemuan,
 Buku/ kegiatan harian individu,
 Buku konsultasi kepada pengelola program P2P
 Buku konsultasi kepada kepala Puskesmas,
 Buku kegiatan harian individu.
8. Distribusi  Koordinator P2P
 Pelaksanan program P2P

9. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

9
PEMERIKSAAN BDB
No.
:
Dokumen
No. Revisi : 00
Tanggal
SOP Terbit :

Halaman :
UPTD PUSKESMAS
TANGGUNGGUNUNG

dr. HERU NURCAHYONO


NIP. 19770901 201001 1 001

1.Pengertian Demam Berdarah Darah adalah penyakit menular yang di sebabkan


oleh Virus Dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti
2.Tujuan Sebagai panduan untuk melaksanakan tindakan pemeriksaan DBD
3.Kebijakan Sebagai panduan untuk melaksanakan tindakan pemeriksaan DBD
4.Referensi Pecegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia.Departemen
Kesehatan RI DirektoratJendral pengendalian penyakit dan penyehatan
Lingkungan 2005

5.Prosedur/ 1. Anamnesa ( wawancara ) dengan penderita atau keluarga penderita


Langakah- Langkah tantang keluhan yang di rasakan ,sehubungan dengan gejala DBD.
2. Observasi kulit dan konjungtiva untuk mengetahui tanda perdarahan,
observasi kulit meliputi wajah,lengan , tungkai kulit dan paha
3 .Pemeriksaan keadaan umum dan tanda – tanda vital.
4..Penekanan pada ulu hati ( epigastrium ) adanya rasa sakit /nyeri pada
ulu hati dapat di sebabkan karena adanya perdarahan dalam lambung,
5. Perabaan hati.
6. Uji Tourniquit ( Rample Leede).
7. Pemeriksaan Laboratorium
6.Diagram Alir

7.Hal – hal yang Setiap penderita DBD di Rujuk Ke Rawat Inap


perlu di perhatikan
8.Unit terkait -.Rawat jalan ,Pustu, Ponkesdes, Polindes

10
Terkait - Puskesmas induk
- Dinas Kesehatan Kabupaten

9. Rekaman No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl Mulai di


Historis berlakukan

11
PROGRAM P2P
No.
:
Dokumen
No. Revisi : 00
Tanggal
SOP Terbit :

Halaman :
UPTD PUSKESMAS
TANGGUNGGUNUNG

dr. HERU NUR CAHYONO


NIP. 19770901 201001 1 001

13. Pengertian Bidang P2P adalah unsur Pelaksana Dinas di bidangya yang di pimpin
oleh seorang kepala Bidang,yang berada di bawah dan bertanggung
jawab yang bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.
14. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas program P2P demi efektifitas
proses maupun hasil pengelolaan program P2P.
15. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme dan koordinasi program P2P.
Pelaksanaan dan koordinasi program harus mengikuti langkah-langkah
yang tertuang dalam SOP
16. Referensi Pecegahan dan Pemberantasana di Indonesia.Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jendral pengendalian penyakit dan penyehatan Lingkungan
2005

� Prosedur/ - Menyusun Kebijakan teknis pelaksanaan pemberantasan


Langakah- penyakityang meliputi pengamatan penyakit,pencegahan dan
Langkah pemberantasan penyakit.
- Melakukan pembinaan , pengawasan dan pengendalian terhadap
penyelenggaraan pengamatan penyakit ( survelent)dan pembinaan
pengawasan, dan pengendalian laboratorium dinas kesehatan dan
puskesmas.
- Menyusn rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta
pembinaan ,pengawasan dan pengendalian pelaksaan pengendalian dan
pemberantasan penyakit yang meliputi survelens ,
epidemiologi,pengendalian penyakit menular langsung,pengendalian
penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular,
imunisasi dan kesehatan matra.
- Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan
pengawasan,dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan masalah
kesehatan yang meliputi penyiapan tenaga,peralatan dan bahan dan
obat dalam rangka pelaksanaan P3K, penanganan
KLB,penanggulangan bencana dan imunisasi.

12
6.Diagram Alir
7.Hal – hal yang
perlu di perhatikan
8.Unit terkait -.Polindes, ponkesdes, pustu, puskesmas, dinas kesehatan
Terkait
9. Rekaman Historis No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl Mulai di
berlakukan

13
PROGRAM DEMAM BERDARAH DENGUE
No. :SOP/Pokja II/ Bab
Dokumen IV
No. Revisi : 00
Tanggal
SOP : 26 Oktober 2015
Terbit
UPTD PUKKESMAS Halaman :
TANGGUNGGUNUNG

dr. HERU NUR CAHYONO


NIP. 19770901 201001 1 001

1.Pengertian Demam Berdarah Darah adalah penyakit menular yang di sebabkan


oleh Virus Dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti
2.Tujuan Sebagai panduan untuk melaksanakan tindakan pemeriksaan DBD
3.Kebijakan Sebagai panduan untuk melaksanakan tindakan pemeriksaan DBD
4.Referensi Pecegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia.Departemen
Kesehatan RI DirektoratJendral pengendalian penyakit dan penyehatan
Lingkungan 2005

5.Prosedur/ - Penyuluhan.
Langakah- Langkah - Kemitraan

- Peningkatan peran serta masyarakat


- Penemuan dan tata laksana kasus
- Pengendalian Vektor.
- Survelens Epidemiolodi ( kasus dan Vektor.)
- Sistim Kewaspadaan Dini ( SKD ) dan penanggulangan Kasus.
- Pemantauan dan penilaian
6.Diagram Alir

7.Hal – hal yang Setiap penderita DBD di Rujuk Ke Rawat Inap


perlu di perhatikan

14
8.Unit terkait -.Rawat jalan ,Pustu, Ponkesdes, Polindes
Terkait - Puskesmas induk
- Dinas Kesehatan Kabupaten

9. Rekaman No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl Mulai di


Historis berlakukan

15
DETEKSI DINI PNEUMONIA
No. Dokumen SOP/Pokja
II/IV
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 26 Oktober
2015
Halaman
UPTD PUSKESMAS
TANGGUNGGUNUNG Dr. HERU NUR CAHYONO
NIP. 19770901 201001 1 001

1.Pengertian -.Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkrim paru


yang biasanya berasal dari suatu infeksi
2.Tujuan Sebagai acuan melakukan deteksi dini Pneumonia
1. Kebijakan Sebagai acuan melakukan deteksi dini Pneumonia
1. Referensi Ilmu Kesehatan Anak , Fakultas Kedokteran UI Edisi ke Tiga jilid 2.
2. Prosedur / 1.Melakukan anamnesa meliputi gambaran klinis yaitu :
Langkah- a. Tanyakan ; berpa umur anak,apakah anak batuk, brapa lama,apakah
Langkah anak
dapat minum,apakah demam panas badan,apakah ada kejang.
b.Lihat, apakah ada tarikan dinding dada kedalam,apakah kesadaran
anak
menurun, hitumg napas anak dalam satu menit, apakah ada tanda –
tanda
gizi buruk.
c.Dengarkan apakah terdengar stridor,apakah terdengar wheezing.
d. Raba apakah anak deman.
2.Penentuan ada tidaknya tanda bahaya.
3.Mengklasifikasikan penyakit
4.Pengobatan.

6.Diagram alir
7.Hal – hal yang Bayi di bawah 2 bulan harus di rawat karena perjalanan penyakitlebih
perlu di perhatikan bervariasi,komplikasi dan kematian sering terjadi.
8.Unit Terkait - Poli umum
- UGD

16
- Ruang rawat inap.
9.Rekaman No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl Mulai di berlakukan
Historis

PENCATATAN DAN PELAPORAN ISPA


No. Dokumen SOP/Pokja
II/Bab IV
No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit 26 Oktober
2015
Halaman
UPTD PUSKESMAS
TANGGUNGGUNUNG dr. HERU NUR CAHYONO
NIP. 19770901 201001 1 001

3. Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan ISPA


4. Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan peloporan ISPA
5. Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan peloporan ISPA
6. Referensi Pengendalian penyakit dan Lingkungan 2005
7. Prosedur / Persiapan Alat
Langkah- 1. Alat Tulis Kantor
Langkah
2. Komputer
3. Buku catatan dan pelaporan
4. Buku dari Polindes , Pustu, Ponkesdes.
Prosedur:
1. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap
tanggal 25 setiap bulannya.
2. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk.
3. Melakukan perekapan data ISPA dan menganalisa data yang
sudah masuk.
4. Mengkroscek data dari masing-masing pengelola program
terkait
5. Merevisi laporan dari hasil kroscek.
6. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindak lanjut dari
hasil analisa yang di buat.
7. Meminta koreksi dan danda tangaan dari kepala puskesmas
untuk pengesahan sebelum di kumpulkan’
6.Bagan Alir
17
7.Hal yang perlu di
perhatikan
Unit Terkait Polindes, Ponkesdes, Pustu, Poli Umum, Ruang Rawat Inap.
9.Rekaman No Yang di rubah Isi Perubahan Tgl Mulai di berlakukan
Historis

PENCATATAN DAN PELAPORAN DBD


No. Dokumen SOP/Pokja II/
IV
SOP No. Revisi 00
Tanggal Terbit 26 Oktober 2015
Halaman
UPTD PUSKESMAS
TANGGUNGGUNUNG dr. HERU NUR CAHYONO
NIP. 19770901 201001 1 001

1.Pengertian Tata cara melakukan pencatatan dan pelaporan DBD


2.Tujuan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan peloporan DBD
3.Kebijakan Sebagai acuan melakukan pencatatan dan peloporan DBD
4,Referensi Pengendalian penyakit dan Lingkungan 2005
5.Prosedur / Persiapan Alat
Langkah- Langkah 5. Alat Tulis Kantor
6. Komputer
7. Buku catatan dan pelaporan
8. Buku dari Polindes , Pustu, Ponkesdes.
Prosedur:
8. Menerima laporan dari polindes, ponkesdes, pustu setiap
tanggal 25 setiap bulannya.
9. Menerima laporan dari BPS, DPS, PKM Induk.
10. Melakukan perekapan data DBD dan menganalisa data yang
sudah masuk.
11. Mengkroscek data dari masing-masing pengelola program
terkait
12. Merevisi laporan dari hasil kroscek.
13. Melakukan evaluasi dan membuat rencana tindak lanjut dari
hasil analisa yang di buat.
14. Meminta koreksi dan danda tangaan dari kepala puskesmas
untuk pengesahan sebelum di kumpulkan’
6.Bagan Alir
18
7.Hal yang perlu di
perhatikan
8.Unit Terkait Polindes, Ponkesdes, Pustu, Poli Umum, Ruang Rawat Inap.

19
20

Anda mungkin juga menyukai