Anda di halaman 1dari 30

SOSIALISASI

Pokok-Pokok Pengaturan SEOJK mengenai


Penilaian Kembali bagi Pihak Utama Bank

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN


April 2019
Outline

Latar Belakang 1
I. Ketentuan Umum
Pokok Pengaturan 2
II. Pihak Utama Bank yang Dinilai Kembali

III. Cakupan Penilaian Kembali

IV. Tata Cara Penilaian Kembali

V. Konsekuensi Penilaian Kembali

VI. Permohonan Peninjauan Ulang

2
Latar Belakang

Standarisasi format penyampaian laporan


POJK No.34/POJK.03/2018 tentang Penilaian
pengkinian data dan informasi domisili
Kembali bagi Pihak Utama LJK (POJK PKPU)
Pihak Utama

Pasal 23 dan penjelasannya mengamanatkan


ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan penilaian
kembali, tata cara penilaian kembali, dan
konsekuensi hasil akhir diatur dalam SEOJK

3
I. Ketentuan Umum (1/2)
Memuat penjelasan lebih lanjut atas beberapa istilah yang digunakan dalam SEOJK PKPU Bank, antara lain:
1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana  Bank Umum Konvensional (BUK),
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan  Bank Umum Syariah (BUS),
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka  Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak  Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

2 Pihak Utama adalah pihak yang memiliki, mengelola, Pihak Utama Bank adalah:
mengawasi, dan/atau mempunyai pengaruh yang a. Pemegang Saham Pengendali;
signifikan pada LJK, termasuk yang sudah tidak b. anggota Direksi;
memiliki, mengelola, dan/atau mempunyai c. anggota Dewan Komisaris; dan
pengaruh pada saat dilakukan penilaian kembali. d. Pejabat Eksekutif.

3 PSP adalah badan hukum, orang PSP bagi Bank adalah badan hukum, orang perseorangan, dan/atau
perseorangan, dan/atau kelompok kelompok usaha yang:
usaha yang memiliki saham atau a. memiliki saham perusahaan atau Bank sebesar ≥25% dari jumlah
setara dengan saham serta saham dan mempunyai hak suara; atau
mempunyai kemampuan melakukan b. memiliki saham perusahaan atau Bank <25% dari jumlah saham dan
pengendalian terhadap LJK. mempunyai hak suara namun yang bersangkutan dapat dibuktikan
telah melakukan pengendalian, baik langsung maupun tidak langsung;

4
I. Ketentuan Umum (1/2)
Memuat penjelasan lebih lanjut atas beberapa istilah yang digunakan dalam SEOJK PKPU Bank, antara lain:
4 Pengendalian adalah suatu tindakan yang
Kriteria Pengendalian sebagaimana diatur dalam SEOJK
bertujuan untuk mempengaruhi pengelolaan
mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi calon
dan/atau kebijakan perusahaan termasuk
pemegang saham pengendali, calon anggota direksi, dan
Bank, dengan cara apapun, baik secara
calon anggota dewan komisaris bank
langsung maupun tidak langsung.

5 Pejabat Eksekutif adalah a. bagi BUK dan BUS, a.l. kepala divisi, kepala kantor wilayah, kepala kantor
pejabat Bank yang cabang, kepala kantor fungsional yang memiliki jabatan paling rendah setara
bertanggung jawab langsung dengan kepala kantor cabang, kepala satuan kerja manajemen risiko,
kepada anggota Direksi atau kepatuhan, dan audit intern dan/atau pejabat lain yang setara;
mempunyai pengaruh b. bagi BPR dan BPRS, a.l. pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
signifikan terhadap kebijakan fungsi manajemen risiko, kepatuhan, atau audit intern, pemimpin kantor
dan/atau operasional Bank. cabang, kepala divisi, kepala bagian, manajer, dan/atau pejabat lain yang setara

6 Prinsip kehati-hatian di a. prinsip kehati-hatian dan/atau asas-asas perbankan yang sehat dalam aktivitas
sektor jasa keuangan bisnis, layanan, dan operasional Bank yang mengacu pada ketentuan antara lain
dan/atau prinsip mengenai perkreditan atau pembiayaan, BMPK atau BMPD, manajemen risiko
pengelolaan LJK yang baik Bank, dan penerbitan produk dan aktivitas Bank; dan
b. prinsip pengelolaan Bank yang baik mengacu pada ketentuan antara lain mengenai
penerapan tata kelola bagi Bank
5
II. Pihak Utama Bank yang Dinilai Kembali

Pihak Utama Bank Existing


Pihak Utama Bank dalam hal terdapat indikasi keterlibatan
dan/atau bertanggung jawab terhadap permasalahan
integritas, kelayakan keuangan, reputasi keuangan, dan/atau
kompetensi yang terjadi pada Bank.

Penilaian Kembali
Mantan Pihak Utama Bank
Pihak Utama Bank termasuk pihak yang pada saat dilakukan
penilaian kembali tidak memiliki, mengelola, mengawasi,
dan/atau mempunyai pengaruh pada Bank namun terdapat
indikasi keterlibatan dan/atau bertanggung jawab terhadap
permasalahan integritas, kelayakan keuangan, reputasi
keuangan, dan/atau kompetensi yang terjadi pada saat
Pihak Utama Bank masih memiliki, mengelola, mengawasi,
dan/atau mempunyai pengaruh pada Bank.

6
III. Cakupan Penilaian Kembali

tindakan PSP untuk memengaruhi dan/atau


tindakan anggota Direksi, anggota Dewan
menyuruh anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, dan/atau Pejabat Eksekutif
Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pegawai Bank

menyembunyikan dan/atau mengaburkan pelanggaran dari suatu ketentuan atau kondisi keuangan
1 5 tahun
dan/atau transaksi yang sebenarnya, antara lain:

1) pencatatan dan/atau transaksi yang tidak benar yang dilakukan pada laporan keuangan Bank, antara lain neraca,
laba rugi, dan/atau rekening administratif;
2) tidak melakukan pencatatan transaksi dalam pembukuan Bank;
3) menghilangkan atau merusak catatan pembukuan dan/atau dokumen pendukung transaksi atau catatan
pembukuan Bank
4) melakukan transaksi dengan memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi atau kelompok;
5) praktik pembukuan dan/atau laporan keuangan Bank yang tidak sesuai dengan ketentuan; dan/atau
6) pembobolan terhadap sistem elektronik dan/atau teknologi informasi Bank;

7
III. Cakupan Penilaian Kembali

tindakan PSP untuk memengaruhi dan/atau


tindakan anggota Direksi, anggota Dewan
menyuruh anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, dan/atau Pejabat Eksekutif
Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pegawai Bank

memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada pemegang saham, Pihak Utama Bank, pegawai
2 5 tahun
Bank, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank, antara lain melalui:

1) pemberian suku bunga pinjaman kepada debitur BUK dan BPR atau pemberian tingkat imbal hasil pembiayaan
kepada nasabah BUS dan BPRS;
2) transaksi valuta asing (bank notes, spot, forward, swap, option, transaksi derivatif lain) pada BUK atau transaksi
valuta asing (bank notes dan spot) pada BUS;
3) penjualan aset milik Bank, termasuk Agunan Yang Diambil Alih (AYDA), dan/atau pembelian aset oleh Bank;
4) proses atau aktivitas pengadaan barang dan jasa;
5) pemberian fasilitas kepada anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat
Eksekutif, dan pegawai Bank; dan/atau
6) pemberian hadiah baik berupa barang atau jasa secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

8
III. Cakupan Penilaian Kembali

tindakan PSP untuk memengaruhi dan/atau


tindakan anggota Direksi, anggota Dewan
menyuruh anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, dan/atau Pejabat Eksekutif
Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pegawai Bank

melakukan perbuatan yang melanggar prinsip kehati-hatian dan asas-asas perbankan yang sehat
3 3 tahun
dan/atau prinsip pengelolaan Bank yang baik, antara lain

1) pemberian kredit atau pembiayaan yang tidak didasarkan pada antara lain standar prosedur operasional Bank
atau pedoman kebijakan perkreditan Bank;
2) restrukturisasi kredit atau pembiayaan yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan;
3) penyediaan dana yang melanggar BMPK atau BMPD;
4) penyediaan dana kepada pihak, sektor, atau kegiatan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan;
dan/atau
5) menerbitkan produk dan/atau melaksanakan aktivitas yang memengaruhi kondisi keuangan dan profil risiko
Bank namun belum memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan

Prinsip kehati-hatian di bidang perbankan dan/atau asas-asas perbankan yang sehat termasuk namun tidak
terbatas pada ketentuan yang mengatur mengenai kualitas aset, BMPK atau BMPD, perkreditan atau
pembiayaan, dan kewajiban penyediaan modal minimum
9
III. Cakupan Penilaian Kembali

tindakan PSP untuk memengaruhi dan/atau


tindakan anggota Direksi, anggota Dewan
menyuruh anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, dan/atau Pejabat Eksekutif
Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pegawai Bank

4 melakukan perbuatan yang melanggar prinsip syariah di sektor perbankan, antara lain: 3 tahun

1) menerapkan sistem bunga dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana;


2) membiayai usaha yang tidak sesuai dengan prinsip syariah; dan/atau
3) menerbitkan produk dan/atau melaksanakan aktivitas yang tidak sesuai atau tidak didukung dengan fatwa
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.

10
III. Cakupan Penilaian Kembali

Pihak Utama Bank terbukti melakukan tindak pidana yang telah


diputus oleh pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum tetap

Yang dimaksud dengan terbukti melakukan tindak pidana yang telah diputus oleh pengadilan dan
5
mempunyai kekuatan hukum tetap, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dan Pasal 5 huruf b 20 tahun
POJK Penilaian Kembali adalah sebagai berikut:

1) terbukti melakukan tindak pidana di sektor jasa keuangan;


2) terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, yaitu tindak pidana yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) dan/atau yang sejenis KUHP di luar negeri dengan ancaman hukuman pidana penjara 1
(satu) tahun atau lebih; dan/atau
3) terbukti melakukan tindak pidana lainnya dengan ancaman hukuman pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih,
antara lain korupsi, pencucian uang, narkotika/psikotropika, penyelundupan, kepabeanan, cukai, perdagangan
orang, perdagangan senjata gelap, terorisme, pemalsuan uang, di bidang perpajakan, di bidang kehutanan, di
bidang lingkungan hidup, di bidang kelautan, dan perikanan

11
III. Cakupan Penilaian Kembali

Pihak Utama Bank menyebabkan Bank mengalami kesulitan yang


membahayakan kelangsungan usaha Bank dan/atau dapat
membahayakan industri perbankan

Yang dimaksud dengan menyebabkan Bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan
6
usaha Bank dan/atau dapat membahayakan industri perbankan, sebagaimana dimaksud dalam 20 tahun
Pasal 4 huruf c dan Pasal 5 huruf c POJK Penilaian Kembali antara lain:

menyebabkan Bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha melalui tindakan
a) memanfaatkan Bank untuk membiayai kepentingan sendiri dan/atau kelompok usaha; dan/atau
b) melanggar ketentuan dan/atau komitmen kepada Otoritas Jasa Keuangan atau pemerintah,
yang menyebabkan antara lain Bank ditetapkan dalam pengawasan intensif atau pengawasan khusus, diambil alih
Pemerintah atau Lembaga Penjamin Simpanan, dibekukan kegiatan usaha, dan/atau dicabut izin usaha, termasuk
apabila tidak melakukan upaya yang sungguh-sungguh untuk memenuhi kriteria untuk dikeluarkan dari
pengawasan intensif setelah berakhirnya jangka waktu pengawasan intensif atau perpanjangan jangka waktu
pengawasan intensif

12
III. Cakupan Penilaian Kembali
Pihak Utama Bank tidak melaksanakan perintah OJK untuk melakukan dan/atau tidak melakukan
7
tindakan tertentu dalam rangka perbaikan dan/atau penyehatan Bank, antara lain tidak melaksanakan 3 tahun
perintah untuk melaksanakan proses penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan Bank

Pihak Utama Bank memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet di LJK dan/atau menjadi pengendali,
8
anggota direksi, atau anggota dewan komisaris, atau yang setara dari perusahaan yang mempunyai 3 tahun
kredit dan/atau pembiayaan macet antara lain

a) kredit dan/atau pembiayaan macet yang tercantum dalam sistem informasi mengenai data debitur; dan/atau
b) kredit dan/atau pembiayaan macet yang belum dilaporkan oleh LJK dalam sistem informasi mengenai data
debitur atau yang sudah dilaporkan oleh LJK dalam sistem informasi mengenai data debitur namun belum
digolongkan macet, tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh OJK kredit dan/atau pembiayaan tersebut
telah memenuhi kriteria tergolong macet sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai kualitas aset.
Khusus untuk kartu kredit atau sharia card, pengertian kredit atau pembiayaan macet tidak termasuk tagihan yang
berasal dari annual fee, biaya administrasi, dan/atau tagihan lain yang bukan berasal dari transaksi pemakaian kartu
kredit atau sharia card.

13
III. Cakupan Penilaian Kembali
Pihak Utama Bank terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham, anggota direksi, atau
9
anggota dewan komisaris, atau yang setara, yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan
20 tahun
dinyatakan pailit atau dicabut izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f dan
Pasal 5 huruf f yang dikaitkan dengan Pasal 7 huruf b POJK Penilaian Kembali antara lain:

a) anggota dewan komisaris Bank yang menjadi direksi dari perusahaan yang dinyatakan pailit berdasarkan
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau dicabut izin usaha oleh otoritas yang berwenang;
b) anggota dewan komisaris Bank yang menjadi pemegang saham dari perusahaan yang dinyatakan pailit
berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau dicabut izin usaha oleh otoritas yang
berwenang

PSP tidak melakukan upaya yang diperlukan pada saat Bank menghadapi kesulitan permodalan
10
dan/atau likuiditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g POJK Penilaian Kembali,
3 tahun
antara lain PSP tidak melakukan upaya dalam bentuk menambah setoran modal Bank atau
mendapatkan investor strategis dalam rangka penambahan setoran modal Bank.

14
III. Cakupan Penilaian Kembali
anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pejabat Eksekutif tidak melakukan pengelolaan
11
strategis dalam rangka pengembangan Bank yang sehat sebagaimana dimaksud dalam 3 tahun
Pasal 5 huruf g, termasuk ketidakmampuan yang bersangkutan untuk antara lain:

a) menginterpretasikan visi dan misi Bank dalam pelaksanaan kegiatan operasional;


b) mengantisipasi perkembangan perekonomian, keuangan, dan/atau perbankan;
c) menganalisis situasi industri perbankan dan menggali potensi sektor industri yang dibiayai di wilayah
operasional Bank;
d) menerapkan ketentuan antara lain mengenai prinsip kehati-hatian, pelaporan dan standar akuntansi, dan
kelembagaan Bank; dan/atau
e) melaksanakan tugas dan/atau tanggung jawab sehingga mengakibatkan terjadinya pelanggaran prinsip kehati-
hatian dan/atau prinsip pengelolaan Bank yang baik,
yang dinilai berdasarkan pada tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, dan Pejabat Eksekutif sesuai uraian tugas yang ada pada Bank yang bersangkutan

15
III. Cakupan Penilaian Kembali
Pihak Utama Bank menolak memberikan komitmen dan/atau tidak memenuhi komitmen yang telah
12
disepakati dengan OJK dan/atau pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h dan 3 tahun
Pasal 5 huruf h POJK Penilaian Kembali antara lain:

a) komitmen dalam rangka penyehatan Bank;


b) komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dan/atau Pasal 5 POJK Penilaian Kembali bagi Pihak Utama Bank yang pernah memperoleh
predikat Tidak Lulus dan telah menjalani larangan sebagaimana dimaksud dalam POJK Penilaian Kembali; atau
c) komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat.

Yang dimaksud dengan melakukan atau berperan atas terjadinya pelanggaran atau penyimpangan
13
kegiatan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri, bagi pemimpin kantor
5 tahun
perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf i
POJK Peniliaian Kembali, antara lain yang bersangkutan:

a) memerintahkan kegiatan penghimpunan dan/atau penyaluran dana oleh pada kantor perwakilan dari bank
umum konvensional yang berkedudukan di luar negeri; atau
b) melaksanakan perintah kantor pusat dari bank umum konvensional yang berkedudukan di luar negeri untuk
melakukan kegiatan penghimpunan dan/atau penyaluran dana

16
IV. Tata Cara Penilaian Kembali

1 Klarifikasi bukti, data,


dan/atau informasi
1. Pihak Utama Bank memberikan tanggapan atas permintaan klarifikasi dengan cara:
Tanggapan tertulis Klarifikasi dalam bentuk tatap muka
a. Tanggapan tertulis disertai dokumen pendukung paling lambat 10 a. Tatap muka dilaksanakan paling lambat 10 hari
hk sejak tanggal permintaan klarifikasi yang dibuktikan dengan: kerja sejak tanggal permintaan klarifikasi.
i. tanda terima OJK;
b. Permintaan klarifikasi tatap muka disampaikan
ii. stempel pos
secara tertulis oleh Pihak Utama Bank paling
iii. tanda terima jasa ekspedisi
lambat 3 hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan.
iv. dokumen lain yg dapat diterima OJK a.l. email dengan
melampirkan dokumen yg ditandatangani c. Tempat pelaksanaan klarifikasi tatap muka dapat
b. Dalam hal diperlukan, klarifikasi dapat dilakukan melalui tatap dilakukan di OJK atau tempat lain yang
muka paling lambat 10 hari kerja sejak tanggal permintaan ditetapkan OJK karena pertimbangan situasi atau
klarifikasi dari OJK, dibuktikan dengan Berita Acara Klarifikasi kondisi tertentu
2. Dalam hal PSP yang dinilai kembali berupa badan hukum, tanggapan atas permintaan klarifikasi dilakukan oleh anggota
Direksi yang berwenang mewakili badan hukum atau pihak lain dalam badan hukum yang berwenang mewakili badan
hukum sesuai dengan anggaran dasar atau yang setara bagi badan hukum asing;
3. Dalam hal surat permintaan klarifikasi kepada mantan Pihak Utama Bank tidak diterima atau kembali kepada OJK,
pemberitahuan dilakukan dengan berkorespondensi melalui pihak yang dapat dihubungi sebagaimana Pasal 17 POJK PKPU.
17
IV. Tata Cara Penilaian Kembali

2 Penetapan dan penyam-


paian hasil sementara 3 Tanggapan terhadap
hasil sementara
Penetapan hasil sementara dilakukan 1. Pihak Utama Bank menyampaikan tanggapan atas hasil sementara dalam jangka
dengan mempertimbangkan bukti, waktu paling lambat 10 hk sejak tanggal surat hasil sementara dari OJK, yang
data, dan/atau informasi dari hasil dibuktikan dengan:
pengawasan dan informasi lainnya a. tanda terima OJK;
serta mempertimbangkan tanggapan b. stempel pos
atas permintaan klarifikasi terhadap c. tanda terima jasa ekspedisi
bukti, data, dan/atau informasi dalam d. dokumen lain yg dapat diterima OJK a.l. email dengan melampirkan dokumen
hal Pihak Utama yang dinilai kembali yg ditandatangani Pihak Utama Bank. Pengiriman dokumen melalui email
memberikan klarifikasi. tidak menghilangkan kewajiban Pihak Utama Bank untuk menyampaikan
dokumen fisik tanggapan tersebut kepada OJK.
2. Dalam hal diperlukan, penyampaian tanggapan atas hasil sementara dapat
dilakukan melalui tatap muka paling lambat 10 hk sejak tanggal surat hasil
sementara dari OJK, dibuktikan dengan Berita Acara.

18
IV. Tata Cara Penilaian Kembali
Bukti, data, dan/atau
informasi baru 4 Pemberitahuan
hasil akhir
1. Dalam hal OJK memperoleh bukti, data, dan/atau informasi baru sebelum penetapan OJK menetapkan hasil akhir
hasil akhir, OJK menetapkan hasil akhir dengan mempertimbangkan bukti, data, setelah mempertimbangkan
dan/atau informasi baru, dengan tetap mengacu pada proses langkah 1 s.d. 3. tanggapan hasil sementara,
termasuk bukti, data, dan/atau
2. Bukti, data, dan/atau informasi baru dapat berupa bukti, data, dan/atau informasi yang
informasi baru (apabila ada), atau
terkait indikasi permasalahan yang sedang dalam proses penilaian kembali, atau
berdasarkan hasil sementara
indikasi permasalahan baru yang dilakukan Pihak Utama Bank.
dalam hal Pihak Utama Bank
3. Dalam mempertimbangkan bukti, data, dan/atau informasi baru, OJK menelaah bukti, tidak memberikan tanggapan atas
data, dan/atau informasi yang diperkirakan dapat mengubah hasil sementara atau hasil hasil sementara dalam jangka
akhir penilaian kembali. waktu yang telah ditetapkan.

Tidak dapat
Bukti, data, dan/atau

Tidak relevan
dipertimbangkan
informasi baru

Relevan dengan Dapat Penetapan dan


Klarifikasi tambahan
permasalahan dipertimbangkan pemberitahuan hasil akhir

Indikasi 1. Klarifikasi; 2. Penyampaian hasil sementara;


permasalahan baru 3. Tanggapan hasil sementara
19
IV. Tata Cara Penilaian Kembali
Keterlibatan atau peranan Pihak Utama Korespondensi dalam rangka
Bank yang dinilai kembali sebagai Pelaku penilaian kembali

1. Orang yang memerintahkan, menyuruh melakukan, atau 1. Dalam rangka pelaksanaan proses penilaian kembali, OJK
mengusulkan terjadinya perbuatan; berkorespondensi dengan Pihak Utama Bank berdasarkan
2. Orang yang menyetujui, turut serta menyetujui, atau data dan informasi domisili yang dimiliki oleh OJK.
menandatangani; 2. Dalam hal berdasarkan data dan informasi domisili
3. Orang yang melakukan atau turut serta melakukan suatu tersebut Pihak Utama Bank tidak dapat dihubungi, OJK
perbuatan berdasarkan perintah, baik dengan atau tanpa dapat berkorespondensi melalui pihak yang dapat
tekanan, dan yang bersangkutan patut mengetahui atau dihubungi sebagaimana diatur dalam Pasal 17 POJK
patut menduga bahwa perintah tersebut bertentangan Penilaian Kembali. Yang dimaksud pihak yang dapat
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dihubungi yaitu keluarga atau pihak lain yang bersedia
atau ditunjuk Pihak Utama Bank untuk menjadi
4. Orang yang melakukan suatu perbuatan karena adanya
narahubung dalam berkorespondensi dengan OJK.
janji atau imbalan tertentu; dan/atau
3. Laporan data dan informasi domisili Pihak Utama Bank
5. Orang yang tidak melakukan perbuatan atau tindakan
beserta pihak yang dapat dihubungi termasuk perubahan
yang menjadi tugas dan/atau tanggung jawabnya
disampaikan kepada OJK dengan menggunakan contoh
sehingga mengakibatkan terjadinya pelanggaran
format Lampiran Bagian A.
dan/atau penyimpangan

20
IV. Tata Cara Penilaian Kembali

21
V. Konsekuensi Penilaian Kembali
Dinyatakan memenuhi persyaratan untuk tetap menjadi
Hasil Akhir Penilaian Kembali Lulus
Pihak Utama Bank

Tidak Lulus

PSP yang Tidak Lulus karena: Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau Pejabat
a. permasalahan integritas, dilarang menjadi: Eksekutif yang Tidak Lulus karena:
1) Pihak Utama Pengendali atau memiliki saham pada a. permasalahan integritas, dilarang menjadi:
LJK; dan/atau 1) Pihak Utama Pengendali atau memiliki saham pada
2) Pihak Utama Pengurus dan/atau Pihak Utama LJK; dan/atau
Pejabat pada LJK. 2) Pihak Utama Pengurus dan/atau Pihak Utama
b. permasalahan kelayakan keuangan, dilarang menjadi: Pejabat pada LJK;
1) PSP atau memiliki saham pada industri perbankan; b. permasalahan reputasi keuangan, dilarang menjadi:
dan/atau 1) PSP atau memiliki saham pada industri perbankan;
2) Pihak Utama Pengurus atau Pejabat Eksekutif pada dan/atau
industri perbankan dalam hal permasalahan 2) Pihak Utama Pengurus atau Pejabat Eksekutif pada
kelayakan keuangan berupa reputasi keuangan. industri perbankan;
c. permasalahan kompetensi, dilarang menjadi Pihak Utama
Pengurus atau Pejabat Eksekutif pada industri perbankan.
22
V. Konsekuensi Penilaian Kembali
Pengenaan jangka waktu larangan:
Konsekuensi larangan bagi Pihak Utama Bank yang
1. tanggal surat penetapan OJK, dalam hal hasil
ditetapkan dengan predikat Tidak Lulus berlaku
akhir penilaian dilakukan OJK;
sejak tanggal surat penetapan OJK
2. tanggal keputusan inkracht pengadilan.
Putusan OJK memperoleh
KDK Tidak Lulus
inkracht putusan inkracht
Jul 2018 Mar 2019 Apr 2019

Jangka Waktu Larangan 20 tahun

Konsekuensi Larangan

Mengalihkan seluruh saham


LJK selain bank syariah
paling lambat 1 tahun
Memiliki saham?
Menurunkan saham paling banyak 10%
Bank syariah
paling lambat 6 bulan
Pihak Utama Bank
Tidak Lulus Dilarang menjadi Pihak Utama Pengurus atau Pihak Utama Pejabat pada LJK
Memiliki jabatan?
dan wajib berhenti sebagai Pihak Utama Pengurus atau Pihak Utama Pejabat
23
VI. Permohonan Peninjauan Ulang
Kriteria permohonan peninjauan ulang

1 Terdapat bukti, data, dan/atau informasi baru terkait Harus mencantumkan alasan yang kuat dan relevan,
ketidakhadiran atau tidak menyampaikan klarifikasi atau antara lain sakit yang tidak memungkinkan Pihak Utama
tanggapan pada saat dilakukan penilaian kembali Bank untuk dapat beraktivitas secara normal.

2 terdapat keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa Pihak Utama Bank yang Tidak
Lulus tidak terbukti melakukan tindak pidana atau tidak terbukti dinyatakan pailit dan/atau menjadi pemegang saham,
anggota direksi, atau anggota dewan komisaris yang menyebabkan perusahaan dinyatakan pailit atau CIU.

3 sebagai konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia, antara lain pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
4 telah menjalani ¾ (tiga per empat) dari jangka waktu konsekuensi dan Pihak Utama Bank:
a) tidak memiliki catatan negatif selama dinyatakan Tidak Lulus, antara lain tidak melakukan pelanggaran hukum
dengan ancaman sanksi lebih dari 1 tahun, tidak menyebabkan pailit dan/atau menjadi pemegang saham, anggota
Direksi, atau anggota Dewan Komisaris yang menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit atau CIU.
b) berkomitmen untuk berkontribusi secara signifikan dalam penguatan atau penyelamatan industri perbankan yang
direalisasikan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh OJK. Komitmen tersebut dinyatakan antara lain dalam
bentuk komitmen dan realisasi dalam rangka penambahan modal atau penggabungan dan/atau pengambilalihan
Bank untuk penyelamatan atau penguatan Bank, dan/atau bentuk kontribusi lain yang dibutuhkan.
24
VI. Permohonan Peninjauan Ulang
Pelaksanaan penilaian permohonan peninjauan ulang

1 OJK berwenang menindaklanjuti atau tidak menindaklanjuti permohonan peninjauan ulang dengan melakukan:
a. penelitian terhadap kelengkapan dokumen;
b. analisis terhadap dokumen; dan
c. analisis terhadap dampak terhadap kondisi Bank baik secara individu maupun industri.

2 Permohonan peninjauan ulang harus dilengkapi dengan daftar periksa kelengkapan dokumen permohonan, yang
ditandatangani oleh Pihak Utama Bank yang ditetapkan predikat Tidak Lulus. Dalam hal diperlukan, Otoritas Jasa
Keuangan berwenang meminta informasi dan/atau dokumen pendukung lain terkait permohonan peninjauan ulang

3 Dalam hal berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat ketidaksesuaian kriteria permohonan peninjauan ulang
dan/atau dokumen yang disampaikan tidak lengkap, OJK memberitahukan kepada pemohon bahwa permohonan
peninjauan ulang tidak dapat ditindaklanjuti. Pemohon dapat mengajukan permohonan peninjauan ulang kembali dalam
hal telah sesuai kriteria permohonan peninjauan ulang dan/atau dokumen yang dimiliki telah lengkap

4 Dalam hal telah memenuhi kriteria, permohonan peninjauan ulang yang ditindaklanjuti oleh OJK dilakukan dengan empat
langkah sebagaimana proses penilaian kembali. Pihak Utama Bank yang dinyatakan Lulus dalam proses peninjauan ulang
dapat menjadi Pihak Utama Bank melalui proses PKK atau sesuai POJK kelembagaan yang mengatur mengenai Bank.

25
VI. Permohonan Peninjauan Ulang

26
VII. Alamat Penyampaian
Tanggapan atas permintaan klarifikasi dan/atau tanggapan atas hasil sementara penilaian kembali, permohonan peninjauan
ulang beserta dokumen pendukung, tanggapan atas permintaan klarifikasi dan/atau tanggapan atas hasil sementara
peninjauan ulang, surat pernyataan, dan laporan Bank:
1. Bagi BUK dan BUS, disampaikan kepada:
a. Departemen Pengawasan Bank atau Kantor Regional OJK di Jakarta, bagi BUK dan BUS yang berkantor Pusat di wilayah
kerja Departemen Pengawasan Bank atau Kantor Regional OJK di Jakarta; atau
b. Kantor Regional atau Kantor OJK setempat, bagi BUK dan BUS yang berkantor pusat di luar wilayah DKI Jakarta.
2. Bagi BPR dan BPRS, disampaikan kepada:
a. Kantor Regional OJK, bagi BPR dan BPRS yang berkantor Pusat di wilayah kerja Kantor Regional OJK;
b. Kantor OJK, bagi BPR dan BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor OJK.
3. Penyampaian permohonan peninjauan ulang dan/atau dokumen administratif dapat dilakukan melalui sarana elektronik
dalam hal ketentuan yang mengatur mengenai hal tersebut telah diimplementasikan

27
VIII. Ketentuan Peralihan
Terhadap uji kemampuan dan kepatutan bagi Pihak Utama Bank yang sedang dilakukan setelah berlakunya POJK Penilaian
Kembali namun sebelum berlakunya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini, tata cara, hasil, dan konsekuensi hasil uji
kemampuan dan kepatutan tetap mengacu pada:
1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/08/DPNP tanggal 28 Maret 2011 sebagaimana diubah dengan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/26/DPNP tanggal 30 November 2011 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test);
2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/25/DPBS tanggal 12 September 2012 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit
and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah;
3. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/36/DKBU tanggal 21 Desember 2012 sebagaimana diubah dengan Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 15/45/DPNP tanggal 18 November 2013 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test) Bank Perkreditan Rakyat,
sepanjang tidak bertentangan dengan SEOJK.

28
IX. Ketentuan Penutup
Pada saat Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku:
1. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/08/DPNP tanggal 28 Maret 2011 sebagaimana diubah dengan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/26/DPNP tanggal 30 November 2011 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test);
2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/25/DPBS tanggal 12 September 2012 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit
and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah;
3. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/36/DKBU tanggal 21 Desember 2012 sebagaimana diubah dengan Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 15/45/DPNP tanggal 18 November 2013 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test) Bank Perkreditan Rakyat,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

29
TERIMA KASIH

Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan

Anda mungkin juga menyukai