Anda di halaman 1dari 14

Kepemilikan dan

Kepengurusan Bank;
Kepemilikan Bank Berdasarkan Jenisnya

 Bank Pemerintah,
 Bank Swasta Nasional,
 Bank Koperasi,
 Bank Asing,
 Bank Campuran.
1. Bank Milik Pemerintah
 Bank milik pemerintah adalah bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
pemerintah, seperti akte pendiriannya hingga modal bank tersebut.
 Bank pemerintah masuk ke dalam daftar Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
 Keuntungan dari bank milik pemerintah akan dimiliki oleh pemerintah juga.
 Bank pemerintah adalah bank yang dimiliki oleh negara, baik itu dalam skala bank
daerah maupun bank nasional.
 Contoh bank milik pemeirntah adalah : Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI),
Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).
 Contoh bank milik pemerintah daerah, yaitu : Bank DKI, Bank Jabar, Bank Jateng, Bank
Jatim, dan Bank DIY.
2. Bank Swasta Nasional
 Bank milik swasta nasional ialah bank yang sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh pihak swasta nasional.
 Keuntungan dari bank tersebut akan menjadi milik pihak swasta.
 Contoh bank milik swasta nasional antara lain : Bank Central Asia (BCA),
Bank Lippo, Bank Mega, dan Bank Danamon.
3. Bank Milik Koperasi

 Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham-


sahamnya adalah perusahaan dengan badan hukum koperasi.
 Contoh bank milik koperasi adalah Bank Umum Koperasi Indonesia
(Bukopin)
4. Bank Asing
 Bank milik asing merupakan cabang dari bank luar negeri yang ada di
suatu negara. Keseluruhan saham dalam bank asing dimiliki oleh pihak
asing yang memegang saham.
 Contoh bank milik asing adalah : American Express Bank, Bank of
America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Hongkong Bank,
dan Deutsche Bank.
5. Bank Milik Campuran
 Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional. Secara mayoritas, sahamnya
dipegang oleh Warga Negara Indonesia.
 Contoh bank campuran adalah : Bank Finconesia, Bank Merincorp,
Bank PDFCI, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacific Bank,
dan Mitsubishi Buana Bank.
Kepengurusan Bank Konvensional
 Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan integritas,
kompetensi, dan reputasi keuangan. Persyaratan dan tata cara penilaian pemenuhan persyaratan
tersebut diatur dalam FPT dan GCG.
A. DEWAN KOMISARIS
 Jumlah anggota dewan komisaris BUK sekurang-kurangnya 3 orang dan paling banyak sama
dengan jumlah anggota Direksi. Paling kurang 1 orang anggota dewan komisaris wajib
berdomisili di Indonesia.
 Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris atau Komisaris Utama.
 Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen.
 Paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
 Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris kepada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan
Nominasi.
 Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus FPT sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
 Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai: anggota Dewan
Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada 1 lembaga/perusahaan bukan
lembaga keuangan; atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif
yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 perusahaan anak bukan bank yang
dikendalikan oleh bank.
 Anggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan apabila anggota Dewan
Komisaris non independen menjalankan tugas fungsional dari pemegang saham bank
yang berbentuk badan hukum pada kelompok usahanya; dan/atau anggota Dewan
Komisaris menduduki jabatan pada organisasi atau lembaga nirlaba, sepanjang yang
bersangkutan tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai
anggota Dewan Komisaris bank.
 Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.
 Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen dan
dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional bank.
 Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang: Komite Audit; Komite Pemantau Risiko;
Komite Remunerasi dan Nominasi.
 Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang 4 kali dalam
setahun, yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris secara isik paling kurang 2 kali
dalam setahun. Dalam hal anggota Dewan Komisaris tidak dapat menghadiri rapat secara isik,
maka dapat menghadiri rapat melalui teknologi telekonferensi.
 Mantan Anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif bank atau pihak-pihak yang mempunyai
hubungan dengan bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada bank yang bersangkutan, sebelum
menjalani masa tunggu (cooling of) selama 1 tahun. Ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan
Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.
B. DIREKSI
 Direksi BUK sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang. Seluruh anggota Direksi wajib
berdomisili di Indonesia.
 Direksi dipimpin oleh Presiden Direktur atau Direktur Utama.
 Setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggota Direksi oleh Dewan
Komisaris kepada RUPS, harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan
Nominasi.
 Mayoritas anggota direksi wajib berpengalaman dalam operasional bank sekurang-
kurangnya 5 tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif bank, kecuali bagi
bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah.
 Direktur Utama bank wajib berasal dari pihak yang independen terhadap PSP.
 Mayoritas anggota Direksi dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai
derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan
Komisaris.
 Anggota Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris,
direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan dan/ atau lembaga lain.
 Anggota Direksi tidak merangkap jabatan apabila direksi yang bertanggung jawab
terhadap pengawasan atas penyertaan pada perusahaan anak bank, menjalankan tugas
fungsional menjadi anggota Dewan Komisaris pada perusahaan anak bukan bank yang
dikendalikan oleh bank, sepanjang perangkapan jabatan tersebut tidak mengakibatkan
yang bersangkutan mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai
anggota Direksi bank.
 Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki
saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain.
 Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang
mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
 Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan bank.
 Direksi wajib mengelola bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
saham melalui RUPS.
 Direksi wajib mengungkapkan kepada pegawai kebijakan bank yang bersifat strategis
di bidang kepegawaian.
 Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja
mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi.
 Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif bank atau pihak-pihak yang
mempunyai hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen, tidak dapat menjadi pihak independen sebagai anggota Komite
Audit dan Komite Pemantau Risiko pada bank yang bersangkutan sebelum menjalani
masa tunggu (cooling of) selama 6 bulan. Ketentuan ini tidak berlaku bagi mantan
Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.
 Bank wajib menerapkan manajemen risiko terkait dengan kepengurusan bank, Pejabat
Eksekutif, pembukaan, perubahan status, pemindahan alamat dan/atau penutupan kantor
bank, paling kurang mencakup :
 Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
 Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit;
 Kecukupan proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta
sistem informasi manajemen risiko; dan
 Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Salah satu pertimbangan dalam
memberikan persetujuan atas rencana pembukaan, perubahan status, pemindahan alamat
dan/atau penutupan kantor setahun ke depan didasarkan atas kajian yang disampaikan
bank, yang memuat paling kurang :
 Kesesuaian dengan strategi bisnis dan dampak terhadap proyeksi keuangan;
 Mekanisme pengawasan dan penilaian kinerja kantor bank;
 Analisis secara menyeluruh (bank wide) mencakup antara lain kondisi ekonomi,
analisis risiko, dan analisis keuangan; dan
 Rencana persiapan operasional antara lain sumber daya manusia, teknologi informasi,
dan sarana penunjang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai