Anda di halaman 1dari 7

Aida Reyna Rahmayanti

Ekonomi Islam
1801045030
Ekonomi Moneter Syariah

Syarat Mendirikan Bank Umum

Untuk mengamankan barang berharga kita dalam bentuk uang biasanya kita
menyimpannya di Bank. Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik
dan mengeluarkan uang dalam masyarakat, terutama memberikan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.  Dalam pendirian Bank syarat awal
yang perlu diperhatikan bahwa Bank, khususnya Bank umum pendiriannya disetujui
oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia, setoran awal yang diharuskan apabila
mendirikan Bank umum adalah tiga triliyun rupiah, dan untuk Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) disesuaikan dengan masing-masing wilayah. Dalam mendirikan Bank
pula kegiatan usaha hanya berbasis perbankan saja. Dalam penerapannya Bank
memiliki batasan-batasan hukum yang diatur dalam perundang-undangan. Yang
paling penting adalah anggota Dewan Komisaris dan anggota Dewan Direksi
diberikan penilaian terhadap fit and proper yaitu penilaian kemampuan dan kepatutan.

Maka, setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank
Umum dari pimpinan Bank Indonesia. Pemberian izin dilakukan dalam 2 (dua) tahap :

1. Persetujuan Prinsip

Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan oleh salah satu calon
pemilik kepada Gubernur Bank Indonesia, disertai dengan:

Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan Anggaran dasar


yang berisi:

Nama dan tempat kedudukan, Kegiatan usaha sebagai Bank, Permodalan,


Kepemilikan, Wewenang, tanggung jawab  dan masa jabatan anggota Dewan
Komisaris serta anggota Direksi yang mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.

Data kepemilikan berupa:

Daftar calon pemegang saham, serta rincian besarnya kepemilikan saham, Daftar
calon anggota yang dimaksud dibagi menjadi 3: Dalam hal perorangan yaitu dokumen
dan/atau surat pernyataan lainnya yang diperlukan oleh Bank Indonesia, Dalam hal
badan hukum wajib disertai dengan : Asd Akta pendirian badan hukum (memuat 
Anggaran Dasar berikut perubahan-perubahan yang telah mendapat pengesahan dari
instansi berwenang) Rekomendasi dari instansi berwenang di Negara asal bagi badan
hukum asing, struktur kelompok usaha yang terkait dengan Bank dan badan hukum
pemilik Bank sampai dengan pemilik terakhir.

Dalam hal pemerintah, baik pusat atau daerah disertai dengan:


Fotokopi dokumen yang menyatakan keputusan Pembentukan Pemerintah Daerah
bagi Pemerintah Daerah, Dokumen dari pejabat yang berwenang mewakili
pemerintah, Dokumen dan/atau surat pernyataan lainnya yang diperlukan oleh Bank.

 Daftar calon anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi


 Rencana susunan dan struktur organisasi, serta personalia
 Rencana bisnis untuk 3 (tiga) tahun pertama yang berisi:Studi kelayakan
mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi, Rencana kegiatan usaha yang
mencakup penghimpunan dan penyaluran dana serta langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan, Proyeksi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas bulanan selama 12
bulan yang dimulai sejak Bank melakukan kegiatan operasional
 Rencana strategis jangka menengah dan panjang
 Pedoman: manajemen resiko, pelaksanaan Good Corporate Governance
Rencana Sistem: pengendalian intern, teknologi informasi yang dipakai
 System dan prosedur kerja
 Bukti setoran modal minimal 30% dalam bentuk fotokopi bilyet deposito atas
nama Gubernur BI
 Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi Bank

ersetujuan atau penolakan atas permohonan prinsip diberikan paling lambat 60 (enam
puluh) hari kerja setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. Penelitian
dilakukan atas pertimabngan kelengkapan dan kebenaran dokumen, tingkat
persaingan, kejenuhan dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional, dan juga
penilaian terhadap calon PSP, anggota dewan direksi dan komisari tentang
kemampuan dan kepatutan.

2. Izin Usaha

Yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha Bank setelah persiapan
selesai dilakukan. Setelah dilakukannya persetujuan prinsip dan persetujuan prinsip
itu diterima maka hal yang selanjutnya dilakukan ialah mengurus isin usaha. Ada
beberapa syarat yang dilakukan dalam izin usaha diantarany

 Akta pendirian badan hukum (berisi Anggaran Dasar yang telah disahkan oleh
pihak yang berwenang)

 Data kepemilikan

 Daftar susunan Dewan Komisaris dan Direksi


 Bukti setoran modal minimal 30% dalam bentuk fotokopi bilyet deposito atas
nama Gubernur BI
 Bukti kesiapan operasional : Daftar aktiva tetap dan inventaris, Bukti kepemilikan
atau perjanjian sewa gedung kantor, Foto gedung kantor dan ruangan, Contoh
formulir yang akan digunakan untuk operasional Bank, NPWPdan Tanda Daftar
Perusahaan (TDP).
1. Surat pernyataan bahwa pelunasan modal disetor buan pinjaman dan bukan untuk
tujuan pencucian uang dari pemegang saham bagi Bank yang berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas/Perusahaan Daerah atau dari anggota bagi Bank yang berbentuk
berupa Koperasi.
2. Surat pernyataan dari anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi bahwa yang
bersangkutan tidak merangkap jabatan melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Bank Indonesia
3. Surat pernyataan dari anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi bahwa yang
bersangkutan tidak mempunyai hubungan keluarga.
4. Surat pernyataan dari anggota Direksi yang bersangkutan baik secara sendiri
sendiri maupun bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima
persen) dari modal disetor pada suatu perusahaan lain.

Setelah dua tahapan itu dipenuhi secara lengkap , maka izin dalam pendirian Bank
sudah disetujui oleh Gubernur Bank Indonesia secara resmi, melihat pertimbangan
serta kelengkapan dan kebenaran berkas yang diajukan , serta analisis yang dilakukan
Dewan Anggota Bank Indonesia.

Demikian syarat mendirikan Bank yang harus dilakukan. Bank yang telah mendapat
izin usaha dari Gubernur Bank Indonesia wajib melakukan kegiatan usaha perbankan
paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal izin usaha
diterbitkan. Sehingga dalam penerapannya Bnak harus aktif melaksanankan kerja
selama 60 untuk memberitahukan baha pendirian Bank bukanlah hal yang main-main,
Pelaksanaan kegiatan usaha wajib dilaporkan oleh Direksi Bank kepada Bank
Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan kegiatan
operasional.
Panduan praktis pendirian Koperasi Syariah atau BMT

Panduan ini merupakan langkah awal untuk memberikan gambaran dan pemahaman
praktis dalam mendirikan suatu lembaga keuangan mikro (LKM)   khususnya
Koperasi Syariah atau BMT.
Pendirian BMT  ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya dengan menggunakan prinsip-prinsip
syariah.

BMT

BMT adalah ringkasan dari Baitul Mal wat tamwil. Sebuah Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) yang memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat setempat
secara syariah.
BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama :
1. Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan
sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya.
2. Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
Dengan demikian Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha
produktif  dengan mendorong kegiatan menabung dan
melakukan pembiayaan serta juga dapat berfungsi sosial dengan menerima titipan
dana sosial untuk kepentingan masyarakat, seperti dana zakat, infaq dan sodaqoh dan
mendistribusikannya dengan prinsip pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
peraturan dan amanahnya.

Ciri utama BMT

1. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan


ekonomi paling bawah untuk anggota dan lingkungannya.
2. Bukan lembaga sosial tetapi dimanfaatkan untuk mengaktifkan
penggunaan dana sumbangan social, zakat, infaq, dan sodaqoh, bagi
kesejahteraan orang banyak secara berkelanjutan.
3. Manajemen BMT adalah profesional, setidaknya terdapat Manajer,
Administrasi Pembukuan, dan Petugas Lapangan.

Visi BMT
Menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat,yang kualitas ibadah
anggotanya meningkat sehingga mampu berperan untuk mensejahterakan kehidupan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Misi BMT
Mewujudkan gerakan anggota dan masyarakat dalam memerangi kemiskinan praktek
rentenir,  ekonomi ribawi serta gerakan pemberdayaan dalam meningkatkan kegiatan
ekonomi sektor riil.
Mendirikan dan Mengembangkan BMT

Umum

1. Lebih dari 80 % dari struktur pengusaha nasional kita adalah usaha


mikro (kecil bawah) yang salah satu faktor kesulitannya adalah masalah
permodalan, sementara mereka kurang mengenal bank atau lembaga
Keuangan dan atau sulit mengaksesnya.
2. Bank segan “mencapai” mereka karena biaya bank (over head cost ),
”terlalu mahal “ untuk pembiayaan kecil-kecilan dan banyak jumlahnya.
3. Sebagian besar penduduk golongan ekonomi lemah dan tertinggal
terjerat rentenir dan bunga tinggi dengan prosedur yang gampang dan
sederhana
4. Aturan sistem usaha sangat sederhana sehingga dapat dikembangkan
sesuai dengan format ideal yang diinginkan.

Khusus

1. Melembagakan secara formal ide Ta’awun Finance House sehingga


lebih terarah dalam pengembangan, profesional dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Pengejawantahan secara riil konsep ekonomi syariah di masyarakat
sebagai kontribusi nyata BMT dalam mengembangkan ekonomi syariah.
3. Media mensinergikan potensi anggota BMT  yang memiliki berbagai
macam kompetensi sehingga mampu saling menguatkan para anggota dan
hubungan silaturahim.
4. Membangun sumber dana berkelanjutan bagi mendukung gerak dakwah
BMT dan mendukung proses kaderisasi dan dakwah ekonomi syariah yang
dilaksanakan oleh Para anggota
5. Menyediakan fasilitas investasi yang menarik dan pembiayaan kepada
para anggota.
6. Menjadi salah satu alternatif tempat magang dan penelitian serta aktifitas
lainnya bagi anggota BMT

Modal Awal BMT

Modal awal BMT berasal dari modal para pendiri. Namun sejak awal anggota pendiri
BMT/harus terdiri dari minimal 20 orang yang mereka secara riil memberikan peran
partisipasinya. Masyarakat yang bersedia menjadi anggota BMT harus menyetorkan
Simpanan Pokok sebesar Rp 1.000.000,- /Anggota.
  
Badan Hukum BMT

BMT didirikan dalam bentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau Unit Jasa
Keuangan Syariah (UJKS) bila menginduk kepada koperasi serba usaha.
BMT dapat didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang
bertahap.  Awalnya dapat dimulai sebagai kelompok swadaya masyarakat dan jika
telah mencapai nilai aset tertentu segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum
koperasi.
Prospek BMT

Dari kiprah yang berusaha tumbuh dari bawah, tampak jelas peran BMT dalam
membangun ekonomi masyarakat. Secara ringkasan tujuan dan dampak positif yang
ditimbulkan antara lain:
1. Menyalurkan dana untuk usaha bisnis dengan sifat murah, mudah dan
bersih.
2. Memperbaiki modal, artinya identik dengan upaya peningkatan taraf
hidup.
3. Tempat berlatih manajemen ekonomi dimasyarakat bawah.
4. Menjadi perantara antara pemodal dan penabung dengan pengusaha
mikro.
5. Sangat mudah didirikan karena tanpa modal besar, peralatan dan kantor
mewah.
6. Sudah ada contoh best practices.
7. Dapat mengembangkan jenis produk yang sesuai prinsip syariah dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara fleksibel.

Tahapan Pendirian BMT

1. Perlu ada pemrakarsa, motivator yang telah mengetahui BMT.


Pemrakarsa mencoba meluaskan jaringan ke para sahabat dengan menjelaskan
tentang BMT  dan peranannya dalam mengangkat harkat dan martabat
masyarakat.
2. Diantara pemrakarsa membentuk Panitia Penyiapan Pendirian BMT
(P3B) dilokasi yang dimaksud.
3. P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp 10 juta – 30
juta, agar BMT memulai operasi dengan syarat modal tsb. Modal dapat berasal
dari perorangan, lembaga , yayasan dan sumber lainnya.
4. P3B bisa juga mencari modal-modal pendiri(simpanan pokok khusus
semacam saham).  Masing-masing para pendiri perlu membuat komitmen
tentang peranan masing-masing.
5. Jika calon pemodal-pemodal pendiri telah ada, maka dipilih pengurus
yang ramping (max 5 orang) yang akan mewakili pendiri dalam mengarahkan
kebijakan BMT.
6. P3B atau pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola
BMT.
7. Mempersiapkan legalitas hukum dengan menghubungi kepala
kantor/dinas koperasi dan pembinaan usaha kecil di ibukota kabupaten atau
kota.
8. Melatih calon pengelola sebaiknya juga diikuti oleh salah satu pengurus
dengan menghubungi PINBUK.
9. Melaksanakan persiapan-persiapan sarana kantor dan berkas administrasi
yang diperlukan.

Struktur Organisasi BMT


Organisasi BMT yang paling sederhana harus terdiri dari  rapat anggota, badan
pengawas, badan pengawas syariah , badan pengurus, badan pengelola.
Pada banyak kasus dalam prakteknya di BMT badan pengurus dan badan pengelola
adalah sama.

Badan Pengawas
Adalah badan yang berwenang dalam menetapkan kebijakan operasional BMT.  Yang
masuk dalam kebijakan operasional adalah antara lain memilih badan pengelola,
menelaah dan memeriksa pembukuan BMT dan memberikan saran kepada badan
pengelola berkenaan dengan operasional BMT.

Badan Pengawas Syariah


Adalah badan yang dibentuk untuk melakukan fungsi pengawasan kesyariahan. 
Badan ini bekerja sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah ditentukan oleh
Dewan Syrariah Nasional (DSN).

Pengelola
Adalah sebuah badan yang mengelola BMT dan dipilih oleh badan pengawas.
Persyaratannya sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan manajerial yang baik.
2. Memiliki kemampuan kepemimpinan yang efektif.
3. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
4. Memiliki kemampuan dan wawasan perkoperasian.   (AF Consulting)

Anda mungkin juga menyukai