Anda di halaman 1dari 8

PENATALAKSANAAN KISTA DUKTUS TIROGLOSUS

(Laporan kasus)

Emmy Pramesthi D.S., Bakti Surarso

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PENDAHULUAN

Kista duktus tiroglosus adalah anomali celah brakhial, lipoma dan kista
kongenital yang paling banyak sebaseus. Kebanyakan diagnosis
dijumpai di daerah leher berkisar 2- tersebut diketahui setelah dilakukan
4% dari seluruh massa leher. Secara pembedahan.1,2
histologis kista ini memiliki epitel Tujuan dari penulisan laporan
kolumnar seperti di daerah dasar lidah kasus ini adalah untuk dapat
hingga mediastinum. Terletak pada melakukan penatalaksanaan yang tepat
bagian tengah/sentral dari leher, biasa dan mencegah rekurensi bagi penderita
dijumpai pada anak-anak namun juga kista duktus tiroglosus.
dapat baru dijumpai saat dewasa
setelah kista membesar dan penderita LAPORAN KASUS
merasa terganggu.1,2,3 Tn. WT, 45 tahun berasal dari
Keberhasilan penatalaksanaan Situbondo datang dengan keluhan
kista duktus tiroglosus harus didasari benjolan di leher sejak 20 tahun yang
pemahaman embriologi dan lalu. Benjolan bertambah besar, tidak
perkembangan anatomi kelenjar terasa nyeri, sesak tidak ada, makan
tiroid.2 Kista yang sangat besar dapat dan minum normal. Keluhan debar-
menyulitkan saat menelan atau terjadi debar, berkeringat, gemetar disangkal.
sumbatan jalan nafas.1,2,4,5 Keluhan telinga, hidung dan tenggorok
Penatalaksanaan kista duktus tidak ada.
tiroglosus adalah pembedahan yang Dari pemeriksaan fisik keadaan
dikenal sebagai prosedur Sistrunk, umum cukup, tidak didapatkan anemi,
yaitu mengangkat kista dan reseksi ikterus, sianosis dan sesak. Tanda vital
duktus termasuk struktur di atasnya dalam batas normal. Status lokalis
(meliputi tulang hioid). Kekambuhan telinga, hidung dan tenggorok dalam
setelah operasi mencapai 3-5% dan batas normal. Regio colli didapatkan
akan meningkat bila pembedahan tidak massa bulat, ukuran 5 x 5 x 3 cm,
maksimal atau jika terinfeksi terletak di bagian tengah leher,
1,2,3,5
ulang. konsistensi kistik, melekat pada dasar,
Diagnosa banding kista duktus tidak nyeri tekan, bergerak saat
tyrogosus adalah nodul submental, menelan dan bila lidah dijulurkan kista
kista dermoid, metastase karsinoma ikut bergerak ke atas.
tiroid, lobus piramidalis tiroid, kista

1
Gambar 1. Tampak massa kistik di leher

Pemeriksaan penunjang dilakukan FNAB nodul leher (22-1-2009), kesimpulan


kista tiroglosus dan tidak didapatkan tanda keganasan. USG tiroid (22-1-2009),
kesimpulan nampak kista midpole 3,5 x 3 cm (kista tiroglosus), kelenjar tiroid kanan
kiri dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, pemeriksaan
fungsi tiroid dalam batas normal, foto rontgen dada dalam batas normal.

Gambar 2. USG leher untuk melihat massa dan tiroid

2
Pada tanggal 29 Januari 2009 Membebaskan otot sternohioid ke arah
dilakukan pengangkatan kista. Teknik lateral, tampak duktus di bawah tulang
operasi sebagai berikut, penderita tidur hioid, otot-otot yang melekat di
terintubasi dengan anestesi umum, superior dan inferior korpus tulang
leher hiperekstensi, dilakukan hioid dibebaskan, dilakukan
desinfeksi lapangan operasi dengan pemotongan dan melepaskan bagian
povidon iodin 10% kemudian tengah tulang hioid, duktus kemudian
dipersempit dengan kain steril. Dibuat disusuri ke arah dasar lidah sejauh
gambar rencana irisan dengan metilen mungkin, dilakukan pemotongan dan
biru di atas kista dilanjutkan insisi diikat di ditutup dengan tabazaknat.
tranversal di daerah infrahioid tepat Dilakukan evaluasi perdarahan di
diatas kista sepanjang 5cm, irisan sekeliling bekas tempat kista kemudian
diperdalam lapis demi lapis melalui dipasang drain vakum. Luka operasi
otot platysma dan fasia servikalis kemudian dijahit lapis demi lapis. Pada
sampai mencapai permukaan kista. kulit dijahit secara subkutikuler.
Kista dibebaskan dari jaringan di Didapatkan massa kistik dengan
sekitarnya, namun karena terdapat ukuran 3 x 3 x 2 cm isi cairan kuning
bagian permukaan yang tipis pekat.
menyebabkan isi kista keluar sebagian.

Gambar 2. Insisi tranversal di atas kista

Gambar 3. Membebaskan kista dari struktur sekitarnya

3
Gambar 4. Memotong bagian tengah tulang hioid

Gambar 5. Massa kista dan potongan tulang hioid

pasca operasi produksi drain minimal


Pasca operasi penderita dan serous sehingga dapat dilepas.
mendapat terapi ceftriaxon 1 gram Hari ketiga pasien dapat dipulangkan,
sekali sehari, analgetik dan perawatan kontrol hari ketujuh untuk melepas
terhadap luka operasinya. Drain jahitan.
dievaluasi setiap hari, pada hari kedua

4
PEMBAHASAN

Kista duktus tiroglosus merupakan menghasilkan kista atau sinus pada


kelainan kongenital yang paling sering setiap titik dasar faring hingga lobus
dijumpai, dijumpai pada sepanjang piramidalis thyroid. Massa kistik
garis median leher bagian depan dari duktus tiroglosus biasanya berada pada
foramen sekum di dasar lidah sampai setiap titik mulai lobus piramidalis
ke kelenjar tiyroid sebanyak 61%, berjalan asenden lebih ke lateral kiri
paramedian kiri 24% dan sisanya 15% garis median melewati tulang hioid
di paramedian kanan.3,6 Berbagai dari sebelah depan, belakang atau
posisi tersebut berhubungan dengan bahkan didalamnya untuk kemudian
proses perkembangan embriologi menembus dasar mulut diantara otot
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berasal mylohioid dan mencapai dasar lidah
dari penebalan entoderm daerah berakhir di foramen sekum. Kista
ventromedial pharyngeal gut agak tersebut dapat terisi cairan / mukus,
kaudal dari perbatasan arkus brakhialis menyebabkan kista makin melebar saat
I dan II, penebalan tersebut cepat terinfeksi. Pada penderita ini kista
berkembang menjadi divertikulum terletak di infrahioid.1,2,4,5
bilobi yang akan menembus mesoderm Diagnosis kista duktus
di bawahnya, bertambah besar dan tiroglosus dibuat berdasarkan
bermigrasi ke kaudal di ventral faring. anamnesis, pemeriksaan fisik dan
Pada waktu migrasi struktur ini melalui pemeriksaan penunjang. Dari
arkus brakhialis II yang akan anamnesis didapatkan benjolan sekitar
berkembang menjadi tulang hioid dan 20 tahun dan membesar secara
sebagian otot lidah. Struktur tetap perlahan, sedangkan dari pemeriksaan
berhubungan dengan faring oleh fisik didapatkan massa kistik. Rentang
sebuah tangkai tubuler berlumen yang waktu yang lama dan perlahan
disebut duktus tiroglosus dan terus ke membesar menunjukkan bahwa massa
bawah pada bagian anterior disebut bersifat jinak, sedangkan massa kistik
prehioid, di posterior hioid disebut seringkali merupakan lesi kongenital.7
retrohioid atau tranhioid bila terletak di Pemeriksaan penunjang dapat secara
dalam tulang hioid. Hal ini terjadi langsung (FNAB) maupun tidak
karena duktus tiroglosus tumbuh lebih langsung (USG, CT scan).7 Pada
awal dari pada tulang hioid. Duktus ini penderita ini telah dilakukan
tumbuh terus ke arah kaudal dalam pemeriksan FNAB dengan hasil
jaringan mesoderm, pada minggu ke tampak gambaran kista duktus
tujuh ujung dari duktus ini mencapai tiroglosus. Pemeriksaan USG
bagian depan kartilago tiroid, dari menunjukkan massa kistik dengan
bagian ini berproliferasi di bagian gambaran tiroid normal. Gambaran
samping kanan dan kiri membentuk tiroid normal juga tampak pada
dua lobus kelenjar tiroid dan dibagian pemeriksaan fungsi tiroid yang normal.
tengah membentuk lobus piramidalis. Pada kepustakaan pemeriksaan fungsi
Duktus akan memadat dan mengeras, tiroid masih merupakan kontroversi,
pada minggu keenam sampai namun USG merupakan cara terbaik
kesepuluh akan mengalami obliterasi untuk melihat kodisi tiroid.8,9
saat kelenjar tiroid menempati posisi
akhir di leher. Bila ada bagian dari
duktus yang tidak mengalami
obliterasi, sekresi epitel akan

5
Indikasi pembedahan pada kasus kista serta ligasi duktus untuk mencegah
duktus tiroglosus adalah adanya kekambuhan. Kesulitan operasi pada
keluhan ukuran kista yang bertambah penderita ini adalah saat membebaskan
besar, kosmetik, riwayat massa yang kista, terdapat dinding yang tipis di
terinfeksi serta kemungkinan bagian kiri sehingga mudah pecah
terjadinya degenerasi maligna menjadi keluar isi cairan kekuningan. Pada
kanker.2,9 Pada kasus ini bertambah kepustakaan pecahnya dinding kista
besarnya ukuran kista menjadi akan mempersulit saat diseksi.1,2
pertimbangan untuk dilakukan Perawatan pasca operasi drain
pembedahan. terpasang sampai produksinya kurang
Dilaporkan beberapa cara untuk dari 10 ml serus, sekitar 24-48 jam
penatalaksanaa kista ini, yaitu dengan pasca operasi. Penderita dapat
menyuntikkan bahan sklerotan ke dipulangkan, kontrol untuk evaluasi
dalam kista namun ternyata tidak luka operasi dan pengangkatan jahitan
memberikan hasil yang memuaskan. luar.2 Pada penderita ini dilakukan
Insisi dan drainase, aspirasi perkutan, pemasangan drain sampai 48 jam pasca
eksisi sederhana serta reseksi untuk operasi, drain dilepas setelah produksi
pengobatan kista dilaporkan memiliki minimal berupa cairan serus. Hari
kekambuhan tinggi berkisar 60-100%. ketiga penderita pulang dengan terapi
Dikenal prosedur pembedahan pada antibiotik oral.
kista duktus tiroglosus yaitu secara
Sistrunk, prosedur ini diperkenalkan KESIMPULAN
oleh Walter Elis Sistrunk pada tahun Telah dilakukan
1920, yaitu melepaskan bagian tengah penatalaksanaan pada penderita kista
tulang hioid dan eksisi kista duktus duktus tiroglosus pada dewasa.
tiroglosus sampai seproksimal Diagnosis ditegakkan dari anamnesis
mungkin. Prosedur ini ternyata dapat didapatkan massa yang membesar
menurunkan angka rekurensi menjadi perlahan, pemeriksaan fisik tampak
sekitar 4%.2,8,9 Kegagalan pelepasan massa kistik bergerak saat menelan dan
tulang hioid untuk membebaskan menjulurkan lidah, pemeriksaan
duktus secara simultan merupakan penunjang FNAB, USG menunjukkan
penyebab terjadinya rekurensi terbesar gambaran kista duktus tiroglosus.
pasca operasi.7 Pada penderita ini telah Dilakukan penatalaksanaan dengan
dilakukan operasi dengan prosedur prosedur Sistrunk, yaitu eksisi kista
Sistrunk, yaitu dilakukan pemotongan dengan pengangkatan bagian tengah
korpus hioid sepanjang 10-15 mm dan tulang hioid. Pasca operasi keadaan
membebaskan duktus ke arah baik, tidak didapatkan komplikasi
proksimal kemudian dilakukan infeksi maupun perdarahan
pemotongan seproksimal mungkin
.

6
DAFTAR PUSTAKA 5. Wijayahadi YR, Marmoprawiro
MR dkk. Kelainan kongenital pada
1. Slough MC, Dralle H, et al. kelenjar tiroid. Dalam: Kelejar
Diagnosis and treatment of thyroid Tiroid. Kelainan, Diagnosis, dan
and parathyroid disorders. In: Penatalaksanaan. Surabaya Jawi
Bailey JB, Johnson TJ eds Head Aji 2000: 18-21
and Surgery Otolaryngology. 4th 6. Tewfik LT, Yoskovitch A eds.
ed. Phioladelphia: Lippincot Cogenital Malformation, Neck.
Williams & Wilkins 2006:1630-7 eMedicine Otolaryngology and
2. Meyrs NE. Throglossal duct cyst. Facial Plastic Surgery. Update:
In: Myers NE ed Operative October 21, 2008.
Otolaryngology Head and Neck emedicine.medscape.com.
Surgery. Philadelphia: W.B Accesed: February 1, 2009
Saunders Company 1997: 630-7 7. Cohen IJ ed. Massa jinak leher.
3. Abdulrahman A, Jonaidel SO eds. Dalam: Adam LG, Boies RL,
Thyroglossal duct cyst. A Highler AP Boies Buku Ajar
clinicopathological study of five Penyakit THT, edisi 6. Jakarta
cases. Saudi Dental Journal, vol 15, EGC, 1997: 415-428
No. 2, May – August 2003 8. Wright TS, Newlands, et al.
4. Kay DJ, Goldsmith JA eds. Embriology of the neck and neck
Embryology of the Thyroid and masses. Grand Rouns Presentation,
Parathyroids. eMedicine UTMB, Dept. of Otolaryngology.
Otolaryngology and Facial Plastic June 8, 2005
Surgery. 9. Schwetschenau E, Kelley JD, eds.
Emedicine.medscape.com. Update: The Adult Neck Mass. American
December 4, 2007 . Accesed: Family Physician. September 1,
January 30, 2009 2002/volume 66, number 5.
www.afp.org/afp. Accesed:
February 1, 2009

7
8

Anda mungkin juga menyukai