PENDAHULUAN
Struma adalah setiap pembesaran
kelenjar tiroid yang disebabkan oleh
penambahan jaringan kelenjar tiroid yang
menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah
banyak, sedangkan struma nodosa non
toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid
yang secara klinik teraba nodul satu atau
LAPORAN KASUS
Seorang wanita usia 36 tahun
datang ke poli bedah RS Hasta Brata tingkat
IV Kota Batu Jawa Timur dengan keluhan
benjolan di leher bagian kiri depan sejak 3
tahun yang lalu. Benjolan awalnya sebesar
telor puyuh lalu membesar hingga sebesar
telor bebek. Keluhan tanpa disertai nyeri
menelan ataupun gangguan perubahan suara
menjadi serak. Pada pemeriksaan fisik
(gambar 1) tampak massa di leher kiri depan
dengan ukuran 10x7x4 cm, permukaan
berbenjol, konsistensi padat kenyal, batas
atas dan samping kanan-kiri tegas namun
batas bawah tidak jelas, nyeri tekan (-), dan
ikut bergerak saat penderita menelan. Pada
pemeriksaan kelenjar getah bening leher
tidak didapatkan pembesaran. Hasil
pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid
didapatkan FT3 3,38 pg/mL, FT4 1,06 ng/
dL, dan TSH 0,728 IU/mL, ini
menunjukkan bahwa fungsi tiroid dalam
batas normal. Foto r onsen toraks
menunjukkan adanya soft tissue di
paratrakeal kiri setinggi C7-T4 yang
mendesak trakea ke kanan dan disimpulkan
suatu cervico thoracal struma. Pada
DISKUSI
Untuk menegakkan diagnosis
apakah suatu tumor kelenjar tiroid
merupakan tumor jinak atau ganas
diperlukan pemeriksaan patologi anatomi
dengan teknik FNAB (Fine Needle
Aspiration Biopsy). Namun demikian
ada keterbatasan penggunaan FNAB
yaitu apabila hasilnya adalah suatu
Karsinoma Tiroid Folikular maka hasil
PA tersebut tidak bisa digunakan sebagai
patokan karena gambaran keganasan
tersebut juga dijumpai pada Adenoma
Folikular maupun Adenomatous Goiter,
yang membedakan jinak atau ganas
adalah adanya invasi sel-sel kanker ke
intrakapsular atau int ravascular
(Brunicardi et al, 2010).
Pada kasus ini sudah diketahui
bahwa pasien menderita struma
intratorakal (substernal struma) dari hasil
pemeriksaan klinis dan radiologis yang
menyatakan suatu cervico-thoracal
struma. Sejak awal sudah diperkirakan
kemungkinan kesulitan operasi yang
akan dihadapi terutama saat
membebaskan pole bawah kelenjar tiroid
yang masuk ke dibawah sternum. Ahli
bedah sudah melakukan informed
consent kepada keluarga unt uk
kemungkinan dilakukan t indakan
torakotomi sebagai alternatif terakhir
apabila terjadi perlengketan hebat
substernal. Namun demikian perlu
diwaspadai adanya kalsifikasi pada
kelenjar tiroid baik dari hasil foto ronsen
soft tissue leher dan USG, hal ini
merupakan pertanyaan besar bagi ahli
bedah apakah kalsifikasi tersebut
menunjukkan tanda keganasan kelenjar
tiroid atau apakah kalsifikasi tersebut
menunjukkan kronisitas dari struma.
Mengapa demikian? karena apabila
ternyata itu suatu keganasan maka akan
sangat berbahaya dalam proses
pembebasan massa tumor mengingat
DAFTAR PUSTAKA
Brunicardi JH, Andersen DK, Billiar TR,
Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB.
Thyroid, Parathyroid, and Adrenal
in Schwartz Principles of Surgery. 9th
ed. the McGrawHill Companies,
Chapter 38; 2010.
Devita, Hellman, Rosenbergs.
Neoplasm of The Mediastinum in
Principles and Practice of
Oncology. 8th ed, Lippincott
Williams & Wilkins, 2008.
Falk S. Management Substernal
Thyroid in Thyroid Disease in
Endocrinology, Surgery, Nuclear
Medicine, and Radiotherapy. 2nd
edi, Lippincott Raven Publisher,
1997.