Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN

PENANAMAN SIKAP

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id Tahun 2018
PEDOMAN
PENANAMAN SIKAP
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2018

PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i


PEDOMAN PENANAMAN SIKAP
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

S
elamat atas diterbitkannya revisi ke-2 buku Pedoman Implementasi Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang telah disempurnakan untuk memudahkan para
pendidik dan tenaga kependidikan dalam menerapkan kurikulum 2013 PAUD.
Diterbitkan oleh:
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi
kurikulum. Dimensi pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
vi+ 42 hlm + foto; 21 x 28,5 cm pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
ISBN: struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifi k, dan penilaian yang
978-602-73704-7-0 bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran konstruktivisme
yang lebih bersifat fl eksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang pada anak untuk
Pengarah: mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum tersebut berlaku
Ir. Harris Iskandar, Ph.D dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan Anak Usia Dini
hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan di semua jenjang ditujukan
Penyunting: untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih konsisten
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber daya
Dra. Kurniati Restuningsih, M.Pd manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama, kreatif, inovatif, dan berdaya saing
dalam lingkup yang lebih luas.
Tim Penulis: Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Fidesrinur menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Dedi W. Mustofa pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Renni Diastuti tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga
Sardin Supriyatna dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara
Gunarti D. Lestari pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD, guna
Desain/Layout: perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai rujukan
Surya Evendi para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan
Samsudin pendidikannya.
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD merupakan
Reviewer: suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Ine Handayani Terima kasih.
Dedi W. Mustofa
Sari Rahayu Setyaningrum Jakarta, Maret 2018
Yulianti Siantayani Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,
Foto-foto:
Dokumen Dit. Pembinaan PAUD

Sekretariat: Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


Siti Rahayu NIP 196204291986011001
Arika Novrani

ii PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii


Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan .................................................................................................. iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori,
Kata Pengantar .................................................................................................. iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
dengan contoh-contoh penerapannya. Daftar Isi ............................................................................................................ v
Pedoman ini sebagai revisi ke-2 dari pedoman yang telah diterbitkan tahun Penanaman Sikap dalam Kurikulum 2013 PAUD ...................................... 1
2016. Perubahan lebih difokuskan pada pengembangan materi yang disusun Kompetensi Sikap dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD yang (PAUD) ..................................................................................................... 3
kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan Kompetensi Sikap Apa Saja dalam Kurikulum 2013 PAUD? ................ 3
kajian-kajian yang melandasinya.
Bagaimana Memaknai Setiap KD Sikap? ............................................ 5
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang me-
Penanaman Sikap Sejak Usia Dini ............................................................. 14
mungkinkan penyesuaian lebih lanjut dengan kondisi, potensi, dan budaya se-
tempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan dalam Apa Peran Orangtua dalam Menanamkan Sikap? .............................. 15
menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, sikap, Peran Guru dalam Penanaman Sikap .................................................. 17
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka untuk
perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami mengun- Penanaman Sikap dalam Rencana Pembelajaran ...................................... 20
dang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan Bagaimana Perencanaannya? ............................................................. 20
penyempurnaan.
Strategi Penanaman Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran PAUD .............. 25
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
Bagaimana Pembudayaannya .................................................................. 37
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Penutup .................................................................................................... 41
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat member- Daftar Pustaka ................................................................................................... 42
ikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.

Jakarta, Maret 2018


Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v


Anak Belajar dari Kehidupannya
Penanaman Sikap dalam
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki
Kurikulum 2013 PAUD
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri

P
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri erkembangan ilmu pengetahuan dan n
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri teknologi yang demikian cepat, menjadikan n
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri persaingan sumber daya manusia demikian n
tajam. Hal ini mengukuhkan bahwa pendidikan n
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
di masa depan tidak hanya membekali peserta ta
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan didik dengan pengetahuan dan keterampilan an
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan semata, tetapi yang sangat penting adalah ah
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya pengembangan karakter yang kuat, gigih, dan an
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar kreatif. Dalam pola pengembangan sumber daya aya
menemukan cinta dalam kehidupan. manusia yang ditetapkan Kementerian Pendidikan kan
Puisi Dorothy Law Nolthe dan Kebudayaan, sangatt jelas
jelas bahwa
elas bah wa pendidikan
ahwa pen
endi
ndidi
didika
dikaan di
kan
setiap jenjang mengembangkan
bangkan kompetensi sikap,sik
kap,
pengetahuan dan keterampilan
rampilan dengan
e gan komposisi
den kompo osisi
yang berbeda. Semakin n awal al jenjang
e jang pendidikan
jen pendidikan
tersebut semakin besarr komposisi
kom mposisi pengembangan
pen
enge
gemb
gem an
mb nga
g n
kompetensi sikap.
Sebagai jenjang pendidikan
kan yang pa pali
paling
ling
ng d
dasar,
asar, PPendidikan
eend
nd
did
idik
ikan
an
Anak Usia Dini diharapkan
apka kann memenjadi
enjadi
fondasi kuat untuk membe membentuk
entuk
sikap dan karakter peserta
serta d didik.
idik.
Implementasinya dalam K Kurikulum
urikulum
2013 Pendidikan Anak Usia D Dini,
ini,
membangun karakterr anak
anak
dilakukan dengan penanaman
nama an si-
kap melalui pengembangan
gana kom-
koom-
petensi sikap. Pengembangan
bana gan
kompetensi sikap bukan
bu n
hanya sebagai dampak ikutan
iku
kuta
tann
(nurturan) dari pengembangan
emb
mban anga
g n
pengetahuan dan keterampilan,
eramp pilann,
melainkan komponen yang yang g harus
haru us
direncanakan secara lebih
bih mamatang
m t ng
ta g
dan mendalam yang dilaksanakan
aks
ksan
ana akan n Gambar Menunjukkan jati diri
cerminan sikap percaya diri.

vi PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1


secara terus menerus sehingga
membentuk kebiasaan lebih Kompetensi Sikap dalam
lanjut menjadi perilaku yang
akhirnya menjadi sikap dan
karakter baik.
Kurikulum 2013 Pendidikan
Pengembangan kompetensi
sikap memerlukan proses yang
Anak Usia Dini (PAUD)
konsisten dalam jangka waktu
lama. Namun, pelaksanaannya

P
tetap disesuaikan dengan enanaman sikap pada pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat
cara belajar anak usia dini penting dalam membangun karakter anak sejak dini melalui pembiasaan dan
yang dilaksanakan melalui keteladanan. Penanaman sikap ini menjadi prioritas utama dibandingkan
kegiatan menyenangkan dan dengan pengembangan pengetahuan
g dan keterampilan.
p Dalam kurikulum 2013
bermakna. Hal terpenting dalam PAUD pengembangan kompetensipetensi sikap mencakup seluruh aspek perkembangan,
pengembangan kompetensi artinya sikap berada di aspek
ek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial–
sikap adalah keteladan dari tim emosional, bahasa, dan seni. Di dalam struktur
strruktur kurikulum
kurrikulum
l 2013
201
013 3 PAUD
PAUD pengembangan
penge g mban
bangan
guru yang menjadi model bagi kompetensi sikap meliputi kompetensi sikap sspiritual
piritu
ual ddan
an ssikap
an ik ap sosial.
kap so
ossi
siia
a
all.
l.
anak didik. Tanpa keteladanan
pengembangan sikap baik akan Kompetensi Sikap Apa Saja
menjadi sia-sia. dalam Kurikulum 2013 PAUD?
Mengingat begitu pentingnya Kompetensi Inti Sikap
Pembiasaan harus dilakukan secara penanaman sikap dalam proses Kompetensi Inti yang terkait dengan sikap
konsisten dan terus menerus. penerapan Kurikulum 2013 terdiri atas Kompetensi Inti 1 Sikap Spiritu-
Pendidikan Anak Usia Dini, maka al dan Kompetensi Inti 2 Sikap Sosial.
dipandang perlu adanya panduan yang dapat dijadikan contoh inspiratif bagi para
guru dalam menanamkan sikap anak didik di Satuan PAUD masing-masing.
Kompetensi Inti 1 Sikap Spiritual
“Menerima ajaran agama yang dianutnya”
Pembiasaan melaksanakan salat
Mencerminkan kecerdasan spiritual sebagai
Anak-anak hidup dan sikap kesadaran mengenal agama yang dia-
tumbuh sesuai dengan nutnya.
kodratnya sendiri. Pendidik
hanya dapat merawat dan Kompetensi Inti 2 Sikap Sosial
menuntun tumbuhnya
kodrat itu”. “Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin
tahu, kreatif dan estetis, percaya diri,
disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja
Ki Hajar Dewantoro
sama, mampu menyesuaikan diri, jujur,
dan santun dalam berinteraksi dengan
keluarga, pendidik dan/atau pengasuh,
dan teman, ”Mencerminkan kecerdasan Membiasakan diri untuk mengembangkan
kecerdasan sosial-emosional.

2 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3


sosial-emosional sebagai sikap dan perilaku yang mengenal perasaan diri, orang Bagaimana Memaknai
ai Setiap KD Sikap?
lain, dan nilai-nilai sosial yang sesuai dengan norma serta budaya yang berlaku.
Kompetensi Dasar 1.1
Kompetensi Inti tercapai diakhir program PAUD setelah anak selesai mengikuti
“Mempercayai adanya Tuhan
an melalui
melalui cip-
layanan PAUD. Kompetensi Inti dikembangkan menjadi Kompetensi Dasar (KD).
taan-Nya”
Sikap mempercayai adanya ya Tuhan
Tu
uhhann
Kompetensi Dasar Sikap ditandai dengan perilaku ku anak
ana
n k
nak
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik, kemam- yang terbiasa mengetahui ui sifat
sifat
puan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar Tuhan sebagai pencipta, terbia
terbiasa
asa
Sikap dirumuskan dalam Kompetensi Dasar dari Sikap Spiritual dan Kompetensi mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan,
Tuhaa
an,
an
Dasar dari Sikap Sosial. terbiasa mengucapkan kalimat kalim
mat
takjub saat melihat ciptaann Tuhan,
Tuhha
an,
terbiasa melaksanakan ibadah
ah sehari-
sehhar
ari-
Kompetensi Dasar 1 Sikap spiritual terdiri dari: hari seperti sholat, puasa, kebaktian
kebaaktiaan
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya minggu, dan lainnya.
Membiasakan melaksanakan
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada ibadah salat tepat waktu.
Tuhan
Kompetensi Dasar 1.2
Kompetensi Dasar 2 Sikap Sosial terdiri dari:
2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat “Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur
kepada Tuhan”
2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif Sikap menghargai diri, orang lain dan lingkungan terlihat dari perilaku anak yang
terbiasa merawat kebersihan diri, terbiasa tidak menyakiti diri atau teman, terbiasa
2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
menghargai teman (tidak mengolok-olok), terbiasa hormat pada guru dan orang
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
tua, terbiasa menjaga dan merawat tanaman, serta binatang peliharaan.
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk
melatih kedisiplinan
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau men-
dengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta
bantuannya
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran kepada orang lain
2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
2.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada orang tua,
pendidik, dan teman

Mau merawat tanaman sebagai pembiasaan rasa syukur.

4 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5


Kompetensi Dasar 2.1 • Bentuk bentuk kekerasan psikis/bullying biasanya berupa (a) ejekan
(b) hinaan (c) penistaan, (d) olok olok , dan (e) ancaman. Cara
“Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat”
mengatasi kekerasan psikis (bullying) yang dapat dilakukan anak
Sikap hidup sehat meliputi hal-hal sebagai berikut: adalah : melapor, menjauhi atau menghindari.
1. Motorik kasar dan motorik halus. • Bentuk bentuk kekerasan sexual meliputi: (a) menyentuh bagian
Meliputi sikap hidup sehat anak yang selalu tubuh yang dilarang (b) meraba bagian tubuh yang dilarang. Cara
membiasakan melakukan gerakan motorik mengatasi kekerasan sexual yang harus dilakukan anak adalah :
halus melalui kegiatan menggambar, berteriak, berlari, dan melaporkan.
menggunting, meronce, menjahit, Membiasakan melakukan gerakan • Bentuk penelantaran meliputi empat hal yaitu :
mengancing baju, menali sepatu dan lainnya. motorik  Penelantaran fisik antara lain tidak menyediakan makanan yang
Membiasakan melakukan gerakan motorik cukup, pakaian yang layak, dan kebutuhan kebersihan.
kasar dengan terbiasa melakukan gerakan  Penelantaran emosional antara lain kegagalan untuk memberikan
terkordinasi lincah dan seimbang, senam dan pengasuhan atau kasih sayang.
menari, serta gerakan permainan dengan  Penelantaran pendidikan antara lain kegagalan untuk
aturan main dan lainnya. mendaftarkan anak di sekolah.
2. Sikap hidup sehat  Penelantaran medis antara lain kegagalan untuk mengobati anak
Penanaman sikap hidup sehat meliputi hal- atau membawa anak ke dokter.
hal sebagai berikut: d. Mampu menjaga keamanan diri dari benda-benda berbahaya (misal:
a. Melakukan kebiasaan hidup listrik, pisau, dan pembasmi serangga)
bersih dan sehat (misal: mandi e. Menggunakan toilet dengan benar tanpa bantuan, meliputi pembiasaan
dua kali sehari, mencuci BAB dan BAK secara mandiri.
tangan, menggosok gigi,
memakai baju bersih, dan Kompetensi Dasarr 2.2
membuang sampah pada
tempatnya). “Memiliki perilaku yang
y g mencermin
m nc
me ncer
errmi
e minkan
min kan
ka
sikap ingin tahu”
b. Terbiasa mengkonsumsi
makanan dan minuman yang Sikap ingin tahu ditenggarai
diten
nggggaraarai
ar
bersih, sehat, dan bergizi, dengan kebiasaan anak anak yangyya
angng
seperti terbiasa mengonsumsi selalu tertarik pada da sesuatu
da sesu
ua atu
tu
Membiasakan mencuci tangan sebelum makan.
air mineral yang cukup, yang baru atau yang ng belum
be
b elu
lum
lum
mengonsumsi sayuran, buah-buahan, susu dan lainnya. biasa dia lihat, aktif bertanya,
berta anya,a,
c. Mampu melindungi diri dari percobaan kekerasan, termasuk kekerasan dan berusaha mencoba oba atau
ata
au
seksual dan psikis/bullying, dan penelantaran anak. melakukan sesuatu u untuk
unntu
uk
mendapatkan jawaban. an. Anak
Annak
• Bentuk bentuk kekerasan fisik (a) pukul, (b) tendang, (c) jewer, (d)
tumbuh rasa ingin tahunya,
tahunynyyaa,,
cubit, (e) dorong, (f) mendorong, (g) menampar, dan (h) membuat
terpelihara rasa ingin n tahunya,
tahunyyaya,
memar, membuat terseda atau mengguncang seorang anak. Cara
dan dapat mewujudkan u kan rasa
udk rassa
menghadapi kekerasan fisik yang dilakukan oleh anak diantaranya,
ingin tahunya bila didukung
iduku ung oleh eh
h Memberikan kesempatan anak
berteriak, berlari, dan melaporkan ke guru atau orang tua. untuk bereksplorasi.
lingkungan yang tepat.a
at.

6 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7


Kompetensi Dasar 2.3 tua dan lingkungan sosial lainnya, berani mengemukakan pendapat, menyampaikan
keinginan, berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal sebelumnya dengan
“Memiliki perilaku yang mencermin-
pengawasan guru, bangga menunjukkan hasil karya, senang ikut serta dalam kegiatan
kan sikap kreatif”
bersama, dan tidak berpengaruh pada penilaian orang tentang dirinya. Sikap percaya
Sikap kreatif pada anak ditunjukkan diri merupakan modal dasar bagi keberhasilan anak di masa depan.
pada kebiasaan anak yang memiliki
daya cipta, banyak gagasan, selalu
aktif untuk melakukan sesuatu, tertarik Kompetensi Dasar 2.6
pada sesuatu masalah untuk diatasi, “Memiliki perilaku yang mencermin-
berani menghadapi tantangan, senang kan sikap taat terhadap aturan sehari-
melakukan hal-hal baru, tidak puas hari untuk melatih kedisiplinan”
bila selalu mengulang hal yang sama, Membiasakan anak untuk
menumpahkan gagasan secara Sikap taat terhadap aturan
menggunakan benda atau bahan belajar
mandiri menjadi sebuah karya ditunjukkan dengan perilaku anak
untuk membuat sesuatu, selalu optimis,
yang bersedia mengikuti aturan
dan senang menceritakan impian-impiannya
secara sadar tanpa paksaan, tidak
walaupun terkadang terlalu berlebihan.
marah ketika diingatkan aturan
oleh temannya, dan mengingatkan
Kompetensi Dasar 2.4 temannya bila bertindak tidak sesuai Membiasakan anak untuk menyimpan alas
dengan aturan. kaki pada tempatnya sesuai dengan aturan
“Memiliki perilaku yang yang disepakati bersama anak.
mencerminkan sikap estetis.
Sikap estetis nampak pada perilaku Kompetensi Dasar 2.7
anak yang peduli dan menghargai “Memiliki perilaku yang mencerminkan
keindahan diri sendiri, karya sendiri sikap sabar (mau menunggu giliran,
atau orang lain, alam dan lingkungan mau mendengar ketika orang
sekitar, senang menjaga kerapian diri, lain berbicara) untuk melatih
dan menghargai hasil karya baik dalam kedisiplinan”
bentuk gambar, lukisan, pahat, gerak, atau Membiasakan ikut serta memelihara
keindahan lingkungan bermain Sikap sabar terlihat pada perilaku
bentuk seni lainnya, dan merawat
anak yang menunjukkan
keutuhan benda mainan atau milik
kesediaan diri untuk menahan
pribadinya.
diri, bersikap tenang, tidak lekas
marah dan dapat menunda
Kompetensi Dasar 2.5 keinginan, sikap mau menunggu
giliran, mau mendengarkan ketika
“Memiliki perilaku yang mencermin-
orang lain berbicara, tidak menangis
kan sikap percaya diri”
saat berpisah dengan ibunya, tidak
Sikap percaya diri anak ditunjukkan mudah mengeluh, tidak tergesa-gesa,
dengan perilaku anak yang tidak ragu selalu menyelesaikan gagasannya hingga
menyapa guru saat penyambutan, berani tuntas, dan berusaha tidak menyakiti atau
tampil di depan teman, guru, orang Membiasakan anak untuk tampil di depan umum Membiasakan bersabar
dalam membangun kepercayaan diri.
membalas dengan kekerasan. mengantri saat mencuci tangan.

8 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9


Kompetensi Dasar 2.8 sendiri, menghargai pendapat teman, mau berbagi, mendengarkan dengan sabar
pendapat teman, senang berteman dengan semuanya, mengucapkan terima kasih
“Memiliki perilaku yang mencermin-
atas bantuan yang diterima, mengucapkan kata maaf bila salah, memberi tahu
kan kemandirian”
temannya dengan santun bila melakukan kesalahan.
Sikap mandiri ditunjukkan dengan
perilaku anak yang tidak bergantung
pada orang lain, terbiasa mengambil Kompetensi Dasar 2.11
keputusan secara mandiri, “Memiliki perilaku yang dapat
merencanakan, memilih, dan memiliki menyesuaikan diri”
inisiatif untuk belajar atau melakukan
Sikap mudah menyesuaikan diri
sesuatu tanpa harus dibantu atau
dengan lingkungan tampak dari
dengan bantuan seperlunya. Membiasakan anak melepas dan memakai
sepatu secara mandiri. perilaku anak yang dapat mengikuti
kegiatan transisi, tetap tenang saat
Kompetensi Dasar 2.9 berada di tempat baru dengan situasi
baru misalnya saat bertamu, berada di
“Memiliki perilaku yang
pusat perbelanjaan, atau saat bertemu
mencerminkan sikap peduli dan mau
dengan guru baru, menyesuaikan diri Membiasakan anak untuk bersosialisasi
membantu jika diminta bantuannya” dengan temannya untuk melatih adaptasi
dengan cuaca dan kondisi alam.
Sikap peduli ditunjukkan dengan terhadap lingkungannya

perilaku anak yang mau meng-


indahkan dan memperhatikan Kompetensi Dasar 2.12
kondisi teman, mau menemani teman “Memiliki perilaku yang mencermin-
melakukan kegiatan bersama, senang kan sikap tanggung jawab”
menawarkan bantuan pada teman
Membiasakan anak bekerjasama Sikap tanggung jawab terlihat pada
atau guru, peka untuk membantu
dan saling menolong. perilaku anak yang menunjukkan
orang lain yang membutuhkan,
kesediaan diri untuk menerima
mampu menenangkan diri dan temannya dalam berbagai situasi, senang mengajak
konsekuensi atau menanggung
temannya untuk berkomunikasi, dan bereaksi positif kepada semua temannya.
akibat atas tindakan yang diperbuat
baik secara sengaja maupun tidak
Kompetensi Dasar 2.10 disengaja, mau mengakui kesalahan
dengan meminta maaf, merapikan/ Membiasakan menanamkan sikap
“Perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab dengan membereskan
membereskan mainan pada tempat
menghargai dan toleran kepada mainan ke tempatnya.
semula, mengerjakan sesuatu hingga
orang lain”
tuntas, mengikuti aturan yang telah ditetapkan walaupun sekali-kali masih harus
Sikap menghargai dan toleran diingatkan, dan senang menjalankan kegiatan yang jadi tugasnya (misalnya piket
ditunjukkan dengan perilaku anak sebagai pemimpin yang harus membantu menyiapkan alat makan).
yang menerima perbedaan teman
Sikap tanggung jawab perlu dikembangkan menjadi sikap tanggung jawab sebagai
dengan dirinya, menghargai karya
warga negara yang baik dengan menanamkan sikap cinta tanah air Indonesia,
teman, tidak mentertawakan saat
Membiasakan anak untuk meliputi :
teman berbicara, tidak ingin menang menghargai pendapat orang lain.

10 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11


a. Bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Kompetensi Dasar 2.14
b. Bisa menyanyikan lagu kebangsaan dengan baik. “Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada orang
c. Mengetahui dengan jelas lambang Negara Indonesia. tua, pendidik, dan teman”.
d. Mengetahui nama presiden dan wakil presiden. Sikap rendah hati dan santun n
e. Suka menggunakan barang buatan dalam negeri. tercermin dari perilaku anak yang
f. Mengenal tarian daerah. tidak angkuh, ramah menyapa
siapapun, bermuka riang saat Jika anda ingin anak
g. Menjaga lingkungan tanah dan air di sekitar tempat tinggalnya. anda berkembang,
berbicara dengan siapapun, tidak
h. Tidak membuang sampah apapun secara sembarangan. biarkan mereka
suka melebih-lebihkan diri sendiri, mendengar hal baik
i. Tidak mengotori sungai atau got.
lembut hati, halus dan baik budi yang anda katakan
j. Mengurangi pemakaian barang yang tidak bisa didaur ulang oleh alam bahasanya, sederhana, tenang, tentang mereka
seperti plastik, logam dan lain-lain. tidak pamer, memiliki sikap kepada orang lain.
k. Memelihara hewan dan tidak menyiksanya. terbuka, tidak ingin menang
l. Menanam dan merawat tanaman serta mencegah perusakan tanaman. sendiri, sopan dan hormat pada Dr Haim Ginott
m. Menghormati aturan yang dibuat oleh lingkungan misalnya tata aturan siapa pun, berbicara secara santun,
menyeberang jalan peraturan lalu lintas, penggunaan telpon umum atau menghargai teman dan orang
toilet umum. yang lebih tua usianya.

Kompetensi Dasar 2.13


“Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap jujur”
Sikap jujur tercermin dari perilaku
anak yang berbicara sesuai dengan
fakta, tidak curang dalam perkataan
dan perbuatan, tidak berbohong,
menghargai kepemilikan orang
lain, mengembalikan benda yang
bukan haknya, mengerti batasan
yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, terus terang, anak
senang melakukan sesuatu sesuai
dengan aturan atau kesepakatan,
dan mengakui kelebihan diri atau
temannya.

Membiasakan berkata
dan berbuat jujur
kepada siapa pun. Membiasakan salam dengan kesantunan terhadap guru, dan guru memberikan
contoh sikap santun terhadap anak dengan mensejajarkan pandangan dengan anak.

12 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13


Apa Peran Orangtua dalam Menanamkan Sikap?
Penanaman Sikap Sejak Usia Dini Penanaman sikap sejak dini seyogyanya
dimulai dari dalam keluarga, yang
merupakan lingkungan pertama bagi Prinsip Apa Dalam Menenamkan
pertumbuhan karakter anak. Dalam Sikap Pada Anak Usia Dini?

U
sia dini merupakan 1. Melalui contoh dan keteladanan
upaya membentuk karakter, tabiat,
masa kritis bagi 2. Dilakukan secara berkelanjutan
akhlak atau budi pekerti anak, ada
pembentukan 3. Menyeluruh pada semua aspek
beberapa hal yang perlu dilakukan perkembangan
karakter seseorang.
orang tua diantaranya. 4. Menciptakan rasa kasih sayang
Penanaman sikap sejak
dini merupakan kunci 1. Menegakkan disiplin secara ajek 5. Aktif memotivasi anak
6. Melibatkan pendidik, tenaga
utama untuk membangun • Anak harus diperkenalkan
kependidikan, orang tua, dan
bangsa. Hal ini dikarenakan dengan batasan-batasan. Anak masyarakat
pada Usia 0-6 tahun otak harus tahu mana batas-batasnya, 7. Adanya penilaian
berkembang sangat cepat apa yang menjadi tanggung g
hingga mencapai 80%. Pada jawabnya, dan apa yang bukan n
usia tersebut otak dapat merupakan tanggung jawabnya.
menerima dan menyerap • Ajak anak untuk membuat batasan-batasan tersebut, sehingga batasan
berbagai macam informasi tidak hanya dibuat oleh orang tua. Pengenalan batasan merupakan dasar
secara cepat sehingga apa Selalu bermain dalam kelompok untuk
membangun kerjasama. penegakan disiplin sehingga anak mengetahui perilaku yang seharusnya
yang distimulasikan pada dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
anak akan ia serap dengan optimal dan akan ia terapkan dalam kehidupannya.
• Orang tua harus memiliki dan menampilkan sikap dan perlakuan yang
Pengalaman anak pada tahun pertama kehidupannya menentukan kualitas ajek. Bila suatu saat melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu,
kehidupannya di masa yang akan datang. Sehingga karakter anak-anak yang disaat lain ketika suatu perilaku terulang kembali, harus tetap pada sikap
terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian yang sama (tidak berubah).
hari. Karakter anak-anak akan terbentuk dengan baik jika dalam proses tumbuh 2. Terlibat penuh dalam membangun karakter anak
kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara
Orang tua harus memiliki keinginan diri dan terlibat sepenuhnya
leluasa.
dalam menanamkan sikap pada anak. Begitu pula jika orang tua dalam
Keberhasilan seseorang di masyarakat sebagian besar ditentukan oleh kecerdasan kesehariannya mempraktikkan apa-apa yang akan ditanamkannya kepada
emosi sebesar 80%, dan kecerdasan kognitif sebesar 20% (Daniel Goleman). Pada usia anak. Contoh, orang tua ingin menanamkan berperilaku jujur, bertutur kata
kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden sopan, serta bertanggung jawab. Namun, bila dalam keseharian ternyata
age) terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan orang tua justru menampilkan perilaku yang sebaliknya, apa yang akan
potensinya. Hasil penelitian Obsorn White dan Bloom menunjukkan bahwa sekitar terjadi dengan perkembangan jiwa anak? Anak akan mengalami suatu
50 persen keberagaman kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia kebingungan, mungkin juga konflik, karena ketidakajekan orang tuanya
empat tahun. Peningkatan 30 persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dalam berkata dan berperilaku. Inilah yang menjadikan alasan bagi anak
dan 20 persen sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. untuk tidak melakukan apa yang diinginkan orang tuanya.
Hasil penelitian 13 faktor penunjang keberhasilan di dunia kerja tergantung dari 3. Menjadi contoh yang baik atau teladan bagi anak
karakter seseorang. Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat penting dimulai Ingat, anak cenderung meniru perilaku orang tuanya dibandingkan
sejak dini. Sebab falsafah menanam sekarang menuai hari esok adalah sebuah proses hanya mendengarkan kata-katanya. Itulah mengapa orang tua harus juga
yang harus dilakukan dalam rangka membentuk karakter anak bangsa.

14 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15


berperilaku sesuai dengan nilai-- ingin kamu mainkan.” Begitu u
nilai keutamaan dalam kehidupan n juga ketika anak melakukan
sehari-hari. Agar bisa menjadii kesalahan, semisal ia memukul
contoh positif atau teladan bagii adiknya, katakan, “Adik jadi Anak-anak tidak pandai
anak. Ada beberapa hal yang perlu
u Jika anda ingin anak menangis kalau kamu pukul.” mendengarkan orang tua
anda tetap menjajaki mereka, tetapi mereka tidak
menjadi perhatian orang tua, di • Berikan penghargaan kepada pernah gagal dalam meniru
antaranya: kaki mereka di tanah, mereka.
berikan tanggung anak, seperti pujian, pelukan,
• Menyadari bahwa nilai-nilai jawab di pundak ciuman, ucapan terima kasih,
merupakan dasar segala tingkah mereka. dan lainnya, ketika anak James Baldwin
laku dan menjadikan diri sebagaii berperilaku positif sehingga
teladan utama bagi anak-anak. Aigail Van Buren anak terdorong untuk meng-
• Menentukan nilai-nilai yang g ulangi perilaku positif tersebut.
paling sesuai serta menunjukkan
n • Bacakan dongeng atau cerita yang mengisahkan suatu perbuatan baik/
nilai-nilai mana yang haruss positif. Gunakan bahasa sederhana yang sesuai dengan kemampuan
diutamakan melalui kegiatan dan pengalaman sehari-hari. berpikir anak agar anak dapat memahami dan menikmati isi cerita tersebut.
• Menunjukkan pribadi yang ramah, positif, dan terintegrasi.
• Menghadapi anak dengan penuh penghargaan, cinta, dan pengertian. Peran Guru dalam Penanaman Sikap
• Meyakini akan nilai-nilai yang paling sesuai untuk dimiliki. Guru memiliki posisi strategis sebagai pelaku utama dalam menanamkan sikap kepada
• Menciptakan pengalaman yang bernilai dan bermakna bersama anak, anak di sekolah. Guru merupakan
kemudian menanyakannya kepada anak tentang bagaimana sebaiknya sosok yang dapat ditiru atau menjadi
harus mengambil pilihan atau keputusan. idola bagi anak. Guru dapat menjadi
4. Menumbuhkan nilai-nilai keutamaan pada anak sumber inspirasi dan motivasi anak
Selain menjadi contoh positif atau teladan bagi anak, untuk menumbuhkan nilai- didiknya. Sikap dan perilaku seorang
nilai keutamaan pada anak, orang tua juga perlu melakukan hal-hal berikut: guru sangat membekas dalam diri
anak sehingga ucapan, karakter, dan
• Jelaskan kepada anak yang sudah dapat berbicara, alasan penerapan kepribadian guru menjadi cermin
nilai-nilai moral dalam kehidupan bagi anak. Dengan demikian, guru
sehari-hari. Ajak anak bertukar
se memiliki tanggung jawab besar
pikiran agar orang tua dapat dalam menghasilkan generasi
Anak-anak adalah peniru
alami yang bertindak seperti mengetahui pendapatnya yang berkarakter, berbudaya, dan
orang tua mereka, meskipun ttentang seberapa jauh ia bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu
segala upaya dilakukan memahami nilai-nilai moral
me
untuk mengajari mereka merupakan transformasi, identifikasi,
sikap yang baik. tersebut.
terse dan pengertian tentang diri sendiri, Guru hanya menyiapkan pijakan agar anak bisa
Jelaskan kepada anak mengenai
• Jela yang harus dilaksanakan secara asyik bermain untuk menjelajah dalam menemukan
unknown dampak perilaku baik positif maupun bersama-sama dalam kesatuan yang pengetahuan keterampilan dan sikap sendiri.
negatif yang dilakukannya. Contoh, organis, harmonis, dan dinamis.
ketika ananak merapikan mainannya,
Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi
orang tua dapat mengatakan, ”Nak,
guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan
mainannya
i kalau dibereskan jadi rapi dan
k
pendidikan karakter peserta didik di sekolah, sebagai berikut :
kamu akan lebih mudah untuk menemukan mainan yang

16 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17


1. Optimalisasi peran guru dalam 6. Menjadi figur teladan bagi anak
proses pembelajaran. Penerimaan anak terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh seorang
Guru tidak seharusnya guru, sedikit banyak akan bergantung kepada penerimaan pribadi peserta
menempatkan diri seba- didik tersebut terhadap pribadi seorang guru. Ini suatu hal yang sangat
Anak seharusnya mampu
gai aktor yang dili- melakukan percobaan dan manusiawi, dimana seseorang akan selalu berusaha untuk meniru, mencontoh
hat dan didengar oleh penelitian sendiri. Guru tentu saja, apa yang disenangi dari model/figurnya tersebut. Momen seperti ini
anak, tetapi guru menuntun anak-anak dengan
menyediakan bahan-bahan yang sebenarnya merupakan kesempatan bagi seorang guru, baik secara langsung
seyogianya berperan tepat, tetapi yang terpenting agar maupun tidak langsung menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri pribadi
sebagai sutradara yang anak dapat memahami sesuatu, ia peserta didik. Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak
mengarahkan, membim- harus membangun pengertian itu
sendiri, ia harus menemukannya hanya dapat diintegrasikan ke dalam substansi atau materi pelajaran, tetapi
bing, dan memfasilitasi sendiri. juga pada prosesnya.
dalam proses pembel-
ajaran,sehingga anak Jean Piaget (1972)
dapat melakukan dan Penanaman sikap pada
menemukan sendiri hasil anak usia dini dibina
belajarnya. dengan menggunakan Hubu
n ngan
2. Integrasi materi pendidikan
an karakter ke 3 prinsip yang disebut deng gan Hubu an
Triangle Relationship Diri an
Send deng an
dalam pembelajaran. ung
iri Lingk
Guru dituntut untuk peduli, mau dan mampu mengaitkan konsep-konsep Penanaman Sikap pada
Anak Usia Dini yang KARAKTER
penanaman nilai pada materi-materi pembelajaran. Guru dituntut untuk
terus menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan meliputi hubungan
penanaman nilai, yang dapat diintergrasikan dalam proses pembelajaran. dengan diri sendiri,
hubungan kepada
3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan
Tuhan, dan hubungan
pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia.
dengan lingkungan, baik Hubungan
Para guru lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan dengan
manusia maupun makhluk
pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, kegiatan Tuhan Yang
hidup lainnya, seperti terlihat
yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik. Maha Esa
pada gambar di samping.
4. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan
berkembangnya nilai-nilai pada anak.
Lingkungan terbukti sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi
manusia (anak), baik lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual.
Untuk itu, sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas
dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan
penanaman nilai pada anak.
5. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
pengembangan penanaman nilai pada anak.
Bentuk kerja sama yang dapat dilakukan adalah menempatkan orang tua
dan masyarakat sebagai fasilitator dan narasumber dalam kegiatan-kegiatan
penanaman nilai yang dilaksanakan di sekolah.
Lingkungan belajar yang dekat dengan anak, menyenangkan dan bermakna menjadi elemen penting
dalam menanamkan sikap yang efektif.

18 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
TAMAN KANAK-KANAK GEMBIRA

Penanaman Sikap Tema


Subtema
Semester/Bulan/Minggu : I/Juli/Minggu ke 4
: Tanaman
: Tanaman Buah

dalam Rencana Pembelajaran Sub-subtema


Kelompok
: Pisang
: B (usia 5-6 Tahun)
Model Pembelajaran : Sentra
KD MATERI PEMBELAJARAN RENCANA KEGIATAN
NAM Sentra Bahan Alam:
Bagaimana Perencanaannya? 1.1 • Pembiasaan mengucapkan Allahu • Menganyam daun pisang
Akbar setiap melihat ciptaan Tuhan • Mencap pelepah pisang
Kompetensi sikap pada Kurikulum (pisang) • Membungkus dengan daun pisang
2013 bersifat pembiasaan yang • Pembiasaan berdo’a sebelum makan • Membuat sate pisang

dilakukan guru bersama anak 3.1-4.1 • Kalimat AllahuAkbar saat melihat


Setiap hari kita ciptaan Tuhan
di setiap kegiatan rutin ataupun • Do’a mau makan
Sentra Main Peran
membuat deposito di • Setting pasar buah
kegiatan terstruktur. Kegiatan rutin
n bank memori anak- FM
• Jual beli pisang
yang dimaksud misalnya kegiatan n anak kita. 2.1; • Pembiasaan melakukan gerakan
• Warung olahan pisang
kelenturan jari
makan, toilet training, penyambutan,n, • Pembiasaan makan buah-buahan
penjemputan, dan sebagainya.
ya. Charles R. Swindoll setiap hari
Sentra Balok
Sebagaimana itu, kegiatan terstruktur
ktur 3.3-4.3 Gerakan kelenturan jari tangan Membangun kebun pisang
misalnya kegiatan yang direncanakan
akan
3.4-4.4 Pisang makanan sehat Sentra Persiapan
dilakukan anak di sentra, area atau
• Menghitung jumlah pisang
kelompok. KOG • Memasangkan pisang dengan bilangan
2.2 Membiasakan memberikan waktu yang • Menyusun huruf menjadi kata pisang
Pengembangan kompetensi sikap sama halnya dengan pengembangan cukup anak untuk berekplorasi dalam • Mengurutkan gambar berseri pertumbuhan
kompetensi lainnya harus direncanakan dan diterapkan seteliti mungkin agar kegiatan main. pisang
sikap yang terbangun pada anak sesuai dengan yang diharapkan. Pengembangan 3.6-4.6 Pola, bilangan
Sentra Seni
kompetensi sikap yang direncanakan dengan baik akan mendorong terbentuknya 3.8-4.8 Perkembangbiakan pisang • Kreasi membuat mainan dari pelepah pisang
karakter sejak usia dini. Huruf “Pisang” misalnya: pistol, perahu, kuda-kudaan, Boneka
BHS daun pisang kering
Untuk mengingatkan guru 3.11-4.11 Cerita terkait pisang
bahwa sikappun harus 3.12-4.12 Huruf “Pisang”
dikenalkan lebih dahulu
kepada anak, nilai sikap SOSEM
2.9 Pembiasaan senang berbagi pisang
harus dimasukkan ke dalam
3.14-4.14 Pisang kesukaanku
rencana pembelajaran,
baik rencana pembelajaran Sn
di mingguan maupun di 2.4 Pembiasakan membuat karya yang
indah
harian. Sebagai contoh
di bawah ini RPPM yang 3.15-4.15 Kreasi seni terkait dengan pisang
memuat penanaman sikap:

20 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21


Dari contoh RPPM selanjutnya dijabarkan menjadi RPPH, contohnya: Alat dan Bahan
1. Daun pisang
Contoh 1. Model Sentra Bahan Alam
2. Pelepah pisang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Taman Kanak-Kanak Gembira 3. Pewarna makanan
Semester/bulan/Mingg ke : 1/Juli/2 4. Kertas HVS
Hari/Tanggal : Senin/14 Juli 2015 5. Lidi
6. Mangkok kecil
Kelompok/Usia : B/5-6 Tahun
7. Tusuk sate
Tema/Sub Tema : Tanaman/Tanaman Buah/Pisang
8. Pisang
KD : 1.1, 3.1-4.1
Pelaksanaan
2.1, 3.3-4.3, 3.4-4.4
1. Kegiatan Motorik kasar , jam 07.30- 08.00.
2.2, 3.6-4.6, 3.8-4.8 Dilakukan dengan kegiatan senam/permainan tradisional/gerak dan
2.9, 3.14-4.14 lagu, dan lain-lain. (dipilih sesuai dengan kondisi lembaga)
2.4, 3.15-4.15 2. Kegiatan Pembukaan , jam 08.00-09.00.
Materi dalam kegiatan: Kegiatan Pembukaan meliputi: Berdoa, bernyanyi tentang pisang,
bercerita , membangun pengetahuan melalui materi yang dikembangkan
1. Kalimat AllahuAkbar saat melihat ciptaan Tuhan sesuai dengan tema dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai, menjelaskan
2. Do’a mau makan cara bermain dan menyepakati aturan main.
3. Gerakan kelenturan jari tangan 3. Kegiatan Inti (09.00-10.00).
4. Pisang makanan sehat Kegiatan Inti memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi membangun
5. Pola, bilangan pengalaman bermain yang bermakna dengan menerapkan pendekatan
6. Perkembangbiakan pisang saintifik, yakni anak mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
7. Cerita terkait pisang menalar, dan mengomunikasikan melalui kegiatan main di sentra/area
8. Huruf “Pisang” bahan alam/kelompok, meliputi :
• Menganyam daun pisang
9. Pisang kesukaanku
• Mencap pelepah pisang
10.Kreasi seni terkait dengan pisang • Membungkus dengan daun pisang
Materi yang masuk dalam pembiasaan: • Membuat sate pisang
1. Pembiasaan mengucapkan Allahu Akbar setiap melihat ciptaan Tuhan 4. Istirahat : 10.00- 10.30 .
(pisang). Meliputi bermain bebas dan makan bersama
2. Pembiasaan melakukan gerakan kelenturan jari. 5. Kegiatan Penutup : 10.30–11.00, meliputi:
3. Pembiasaan makan buah-buahan setiap hari.  Menanyakan perasaan selama hari ini.
4. Pembiasaan berdo’a sebelum makan.  Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan
5. Pembiasaan memberikan waktu yang cukup anak untuk berekplorasi da- apa yang paling disukai, dan lain-lain.
lam kegiatan main.  Memberikan tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah yakni
6. Pembiasaan senang berbagi pisang. mengamati pohon pisang atau buah pisang yang ada disekitarnya,
7. Pembiasaan membuat karya yang indah. apa warnanya, rasanya, dan jenisnya.

22 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23


 Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan.
 Menginformasikan kegiatan untuk esok hari. Strategi Penanaman Sikap dalam

Pembiasaan
Berdoa setelah belajar.
Kegiatan Pembelajaran PAUD
Materi pembiasaan yang dicantumkan dalam RPPH di atas, selanjutnya dikokohkan
ke dalam standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan setiap hari untuk
membangun pembiasaan.

P
enanaman sikap tidak sekadar
dar memberi
KD MUATAN MATERI SOP SIKAP YANG TERTANAM pengetahuan baik dan
1.1 Pembiasaan mengucapkan Dapat dimasukan ke dalam Anak terbiasa selalu buruk, tetapi lebih pada
AllahuAkbar setiap melihat ciptaan SOP kegiatan harian mengucapkan kalimat 5 langkah yang perlu diperhatikan dalam
menumbuhkan kesadaran
Tuhan (pisang) AllahuAkbar setiap melihat menanamkan sikap pada anak:
dan menerapkan akan nilai
ciptaan Tuhan 1. Anak dikenalkan dengan perilaku dan nilai
Pembiasaan berdo’a sebelum makan Dapat dimasukan ke dalam Anak terbiasa selalu berdo’a
baik dan buruk dalam perilaku yang baik dan seharusnya (knowing the
SOP makan sehat setiap mau makan. sehari-hari. Oleh karena good),
2.1 Pembiasaan melakukan gerakan Dapat dimasukan ke dalam Anak terbiasa dan termpil dalam itu, penanaman sikap harus 2. Anak diajak membahas untuk memikirkan
kelenturan jari SOP Pijakan Saat bermain berbagai gerakan motorik halus dilakukan secara lembut dan dan mengerti mengapa ini baik dan itu
Pembiasaan makan buah-buahan Dapat dimasukan ke dalam Anak terbiasa mengonsumsi menyenangkan. Suasana dan tidak baik (thinking the good),
setiap hari SOP makan sehat. makan buah-buahan setiap hari. 3. Anak diajak merasakan manfaat bila
lingkungan yang aman dan
2.2 Pembiasaan memberikan waktu Dapat dimasukan ke dalam Anak terbiasa mengungkapkan perilaku baik itu diterapkan (feeling the
yang cukup anak untuk berekplorasi SOP Pijakan Saat bermain rasa ingin tahunya. nyaman, perlu diciptakan dalam
good), dan
dalam kegiatan main. proses penanaman nilai-nilai
4. Anak diajak melakukan perilaku yang baik
2.9 Pembiasaan senang berbagi pisang Dapat dimasukan ke dalam Anak terbiasa selalu berbagi sikap. Untuk memperdalam
SOP kegiatan harian makanan yang anak miliki..
(acting the good).
pemahaman sikap yang 5. Anak dibiasakan untuk menerapkan
2.4 Pembiasakan membuat karya yang Dapat dimasukan ke dalam Anak terbisa selalu membuat diharapkan, setiap nilai sikap
indah SOP Pijakan Saat bermain karya yang indah sikap baik dalam setiap kesempatan
yang telah dimasukkan ke dalamm (habituating the good).
Mengingat SOP sebagai sarana pengembangan karakter, seharusnya satuan PAUD rencana pembelajaran haruss
menyusun SOP sebagai kelengkapan KTSP diterapkan secara berkelanjutan..
Penanaman nilai sikap terus rus
diterapkan dalam bentuk pembiasaan
yang direncanakan secara matang oleh satuan PAUD. Sikap y a n g
diterapkan dimasukkan dalam RPPH atau dalam SOP. Misalnya pada RPPH hari
ini dicantumkan “berdoa sebelum dan sesudah makan”. Dalam RPPH minggu
depan “berdoa sebelum dan sesudah makan” tidak dicantumkan kembali, tetapi
dimasukkan ke dalam SOP sehingga kegiatan berdoa sebelum dan sesudah makan
terus diterapkan setiap kali anak menjelang dan setelah makan di setiap hari dan
sepanjang tahun.
Contoh sederhana, Guru menanamkan perilaku membuang sampah pada tempatnya.
1) Anak diajak mengamati halaman yang banyak sampah (kotor, banyak lalat,
bau, dan lain-lain.)
2) Anak diajak bicara tentang apa yang terjadi bila halaman kotor (lalat yang
kotor bisa menempel pada makanan yang mengakibatkan sakit perut).

24 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25


3) Anak diajak merasakan bagaimana rasanya bila akibat buang sampah 2. Mengenalkan sikap ” MENGHARGAI DIRI SENDIRI, ORANG LAIN DAN
sembarangan tersebut menimpa dirinya atau keluarganya. Lalu anak diajak LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI RASA SYUKUR KEPADA TUHAN”
mengambil kesimpulan apa yang harus dilakukan agar akibat buang sampah Kegiatan : berdiskusi tentang bersyukur
sembarangan tersebut tidak terjadi.
a. Guru memperlihatkan foto
4) Bersama-sama membersihkan sampah yang kotor di halaman untuk dibuang
keluarga setiap anak.
ke tempat sampah.
b. Guru menanyakan ”yang
5) Menyediakan tempat sampah untuk membiasakan anak membuang sampah
dirasakan” pada keluarga
pada tempatnya.
atau teman.
Penanaman sikap disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan
c. Mendiskusikan perasaan anak
anak. Semakin muda usia anak maka modeling guru/orang tua menjadi
bila ada keluarga atau teman
sangat dominan. Pada anak yang sudah lebih besar, dukungan guru/orang
yang sakit.
tua untuk membangun kesadaran anak lebih diperlukan.
d. Mendiskusikan apa yang harus
dilakukan pada keluarga dan
Beberapa contoh menanamkan sikap kepada anak dalam kegiatan pembelajaran. teman.
e. Mendiskusikan bagaimana Guru membiasakan anak untuk mengenal,
1. Mengenalkan sikap “ADANYA TUHAN MELALUI CIPTAAN-NYA” menghargai dan mensyukuri kehadiran guru
caranya menyayangi keluarga
Kegiatan: Bermain di halaman dan teman, melalui kegiatan bermain.
dan teman?
a. Guru mengajak anak-anak f. Guru mencontohkan cara berbicara santun pada orang tua dan teman.
ke halaman untuk memper- g. Anak diajak berdiskusi perilaku yang tidak boleh dilakukan pada keluarga
hatikan benda-benda di dan teman
sekitarnya. h. Mempraktikkan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan sesuai dengan
b. Pendidik menanyakan ”apa agamanya.
saja benda yang ditemui anak- 3. Menanamkan sikap “PERILAKU HIDUP SEHAT”
anak. Siapa yang menciptakan Kegiatan: Memeriksa gigi
bunga, kupu-kupu, batu dan a. Guru memperlihatkan gambar gigi dan mendiskusikan ”kegunaan gigi”.
sebagainya.” b. Menanyakan apakah gigi
c. Mendiskusikan benda-benda bisa sakit dan bagaimana jika
lain ciptaan Tuhan. giginya sakit.
Guru membiasakan mengenal tanaman c. Mendiskusikan apa yang
d. Diskusi kegunaan benda-
sebagai ciptaan Tuhan.
benda ciptaan Tuhan. harus dilakukan agar giginya
e. Diskusi bagaimana jika benda-benda ciptaan Tuhan tidak ada. tidak sakit.
d. Mempraktikkan cara menggo-
f. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan agar ciptaan Tuhan yang ada di
sok gigi yang benar.
halaman itu tidak rusak.
e. Mengajak anak secara
g. Guru mencontohkan ucapan takjub saat melihat ciptaan Tuhan, misal-
bergantian memeriksakan
nya, ”...Masya Allah ... bagus sekali bunganya...” atau ” ...Puji Tuhan
giginya ke dokter kunjung.
halus sekali bulu kelinci ini...”, dan sebagainya.
f. Selagi menunggu temannya
h. Mengajak anak untuk membereskan dan memelihara tanaman yang ada Pemeriksaan gigi secara berkala di satuan PAUD.
diperiksa, anak-anak diajak
di halaman satuan PAUD. main tebak-tebakan ”gunanya melakukan sesuatu untuk merawat
kesehatan diri” dengan menggunakan kartu gambar. Misalnya, gambar

26 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27


yang sedang mandi, mandi gunanya untuk .., mencuci tangan gunanya h. Guru mempertajam gagasan
untuk ..., mengelap meja gunanya untuk ..., membuang sampah di anak dengan bertanya,”
tempat sampah gunanya untuk... dan seterusnya. mengapa ini..?, untuk apa..?,
4. Menanamkan “SIKAP INGIN TAHU” apa yang terjadi bila..?, dan
Kegiatan: Bermain dengan seterusnya.”
magnet i. Anak menuangkan gagasan
menjadi karya kreatif.
Pijakan/Dukungan Guru
j. Guru membiasakan anak
a. Guru menyiapkan alat-alat untuk memecahkan
yang akan dijadikan bahan masalahnya sendiri bila
praktik misalnya” magnet, dia menemukan kesulitan
kaleng, paku, plastik, kertas, melakukan sesuatu. Guru memberikan kesempatan anak untuk
daun dan lain-lain.” menjelajahi alat bahan main untuk berkreasi
k. Guru memberi dukungan membuat produk makanan.
b. Anak-anak diminta untuk seperlunya dengan sedikit
mengamati bahan-bahan bantuan, contoh atau dengan kalimat, misalnya,” bagaimana kalau
yang disiapkan. begini..?, bisa tidak jika ....?”
Guru membiasakan menghadirkan media ajar
c. Anak dipersilakan untuk (magnet untuk membangun rasa ingin tahu anak). l. Guru memberi penghargaan pada keberhasilan yang dicapai anak.
mencoba menggunakan magnet kepada benda-benda yang disediakan.
6. Menanamkan “SIKAP ESTETIS”
d. Berdiskusi tentang ”benda yang menempel dan yang tidak bisa menempel
Kegiatan: Membangun dengan balok unit
di magnet ?”
e. Berdiskusi mengapa ada benda yang menempel dan ada benda yang a. Guru membacakan buku cerita yang sesuai dengan tema.
tidak menempel pada magnet? b. Anak dipersilakan memikirkan
f. Guru memberi penghargaan saat anak dapat mengelompokkan benda rencana bangunan yang akan
yang dapat menempel dan yang tidak dapat menempel. dibuatnya.

g. Anak dipersilakan mencobakan kepada benda lainnya yang ada di c. Guru memperlihatkan cara
ruangan atau halaman. menyusun balok yang rapi
sesuai dengan presisinya.
5. Menanamkan “SIKAP KREATIF”
d. Mendiskusi dengan anak me-
Kegiatan: Membuat kue
ngapa menyusun balok harus
a. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue. rapi.
b. Anak-anak mengamati dan merasakan bahan-bahan yang tersedia. e. Anak mengemukakan penda-
c. Guru menuliskan resep dengan gambar atau kata sederhana. pat bagaimana agar hasil
karya menjadi rapi dan bersih. Guru memberikan kesempatan anak untuk
d. Anak secara bergilir menuangkan bahan sesuai dengan resep yang
menjelajahi balok dengan membangun bentuk/
ditulis atau yang dibacakan guru, lalu bersama-sama mengadoni bahan f. Anak membangun karya untuk menanamkan sikap estetis.
tersebut sehingga menjadi adonan yang siap dibentuk. gagasannya dengan balok unit.
e. Anak berdiskusi gagasan tentang bentuk adonan yang akan dibuat oleh anak. g. Guru menawarkan menggunakan asesoris untuk menambah keindahan
f. Guru menyampaikan aturan bahwa adonan tidak boleh kotor. dan keutuhan gagasan.
g. Anak diperkenankan untuk menggunakan bahan lainnya bila diperlukan. h. Guru memberikan penghargaan pada setiap hasil karya anak dengan
menekankan pada keindahan dan kerapian kerjanya.

28 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 29


7. Menanamkan “SIKAP PERCAYA DIRI” e. Bagaimana kalau ada teman tidak disiplin mengikuti aturan?
Kegiatan: outbond f. Guru menguatkan sikap taat yang ditunjukkan anak dengan kalimat,
misalnya ”Anisa taat pada aturan bermain, karena sudah mengembalikan
a. Guru mengenalkan kegiatan
mainan ke tempatnya semula.”
yang akan diikuti anak.
9. Menanamkan “SIKAP MANDIRI”
b. Guru menyampaikan aturan
bermain serta alat pengaman Kegiatan: Membuat patung dari tanah liat
yang harus digunakan. a. Mendiskusikan bahan main dan kegunaannya.
c. Mendiskusikan siapa yang b. Mendiskusikan gagasan anak
akan memulai. membuat sesuatu dengan ta-
d. Guru mendukung semua anak nah liat. Setiap anak diper-
berani mencoba permainan. silakan membuat sesuai dengan
keinginannya untuk mem-
e. Anak mencoba permainan
bangun kemandirian dalam
dengan pengawasan Tim Guru memberikan kesempatan anak bermain berpikir.
Teknis ahli. outbond untuk menanamkan kepercayaaan diri.
c. Guru mengenalkan kata man-
f. Setelah selesai semua, guru diri dalam bekerja.
mengajak mendiskusikan apa yang dirasakan anak saat mengikuti d. Mendiskusikan arti mandiri.
permainan. e. Mendiskusikan contoh peri-
g. Guru menghargai setiap usaha yang dilakukan anak sebagai proses laku mandiri saat bermain.
Guru memberikan kesempatan anak bermain
pembentukan sikap percaya diri. f. Anak membuat karya dengan membuat patung dari tanah liat untuk melatih
8. Menanamkan “SIKAP TAAT PADA ATURAN” tanah liat. kemandirian.
Kegiatan : Main peran berkendaraan di jalan raya g. Guru memberi penghargaan pada usaha anak untuk bekerja secara mandiri.
h. Setelah kegiatan guru melakukan penguatan dengan menekankan pada
Sebelum bermain:
perilaku mandiri anak, misalnya, ”semua anak-anak ibu sudah mampu
a. Mendiskusikan keadaan di mandiri, mengerjakan sendiri tanpa minta dibantu orang lain.”
jalan raya. 10.Menanamkan “SIKAP SABAR”
b. Mendiskusikan aturan di jalan Kegiatan : Membacakan buku ceritera
raya. a. Guru membacakan buku yang
c. Mendiskusikan mengapa menceritakan anak sabar.
harus mengikuti aturan. b. Diskusi pemahaman tentang sabar
d. Anak menyampaikan contoh c. Mendiskusikan mengapa
perilaku menaati aturan. harus bersabar.
e. Contoh perilaku yang tidak d. Contoh perilaku yang bersabar.
mengikuti aturan. Guru memberikan kesempatan e. Apa akibat nya kalau tidak bersabar.
anak bermain peran di jalan raya. f. Bagaimana kalau ada teman
Setelah bermain:
yang tidak bersabar?
a. Mendiskusikan aturan di satuan PAUD. g. Menerapkan sikap sabar saat
b. Mendiskusikan contoh perilaku yang taat aturan. bermain, menunggu giliran, Guru setiap hari membiasakan membacakan
c. Akibat kalau tidak disiplin mengikuti aturan? menunggu dijemput, dan buku cerita bersama anak untuk menanamkan
kesabaran mendengarkan dan menyimak cerita.
d. Bagaimana menerapkan aturan? kegiatan lainnya.

30 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 31


h. Guru menghargai sikap sabar yang ditunjukkan anak dengan cara men- f. Setelah bermain guru mena-
guatkan melalui kalimat, misalnya, ”terima kasih kamu sudah sabar nyakan apa yang dirasakan
menunggu dijemput mama tanpa marah-marah.” anak.
11.Menanamkan “SIKAP PEDULI” g. Guru menghargai sikap
Kegiatan: Makan Bersama toleran yang dimunculkan
anak ketika berdiskusi,
a. Guru mempersilahkan semua anak duduk di kursi sekeliling meja.
misalnya. ”tadi ibu melihat
Kemudian meminta mereka
saat diskusi kalian saling
untuk memperhatikan siapa
menghargai pendapat teman.
temannya yang belum hadir.
Itu namanya toleransi.”
b. Guru memastikan semua anak
h. Guru menyampaikan kosakata
yang sudah duduk sudah mencuci Guru memberikan kesempatan
toleran dan meminta anak anak bermain tebak-tebakan dalam
tangannya dengan bersih.
untuk memberi contoh sikap kelompok kecil.
c. Guru mengajak semua anak toleran.
memperhatikan temannya
13.Menanamkan “SIKAP MENYESUAIKAN DIRI”
apakah ada yang tidak
membawa bekal? Strategi: berbelanja di pasar modern

d. Guru mengajak anak untuk a. Mendiskusikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan di supermarket.
Guru setiap hari membiasakan anak untuk
saling berbagi makanan yang makan bersama dalam membangun kepekaan b. Mendiskusikan aturan dan
dibawanya dan sikap peduli kepada temannya. perilaku yang diharapkan di
e. Guru mengucapkan terima kasih karena anak-anak sudah mau berbagi supermarket.
dan peduli dengan teman. c. Mencontohkan bersikap
f. Guru menawarkan kepada anak siapa yang akan memimpin doa sebelum tenang selama di situasi dan
makan. Kemudian mempersilakan makan bekal masing-masing. lingkungan baru.
g. Setelah makan guru mengajak semua anak untuk membereskan dan d. Mencontohkan sikap memilah
membersihkan kembali meja dan ruangan dari sisa-sisa makanan. Setelah yang harus dilakukan dan
semua rapi, guru mengajak anak bercerita tentang sikap ”peduli”. tidak boleh dilakukan.
12.Menanamkan “SIKAP TOLERAN” e. Bersikap sabar dan tenang
Kegiatan: bermain tebak-tebakan dalam kelompok kecil ketika harus mengantri dan
Guru memberikan pengalaman baru berbelanja
menunggu. di pasar modern, untuk menanamkan sikap
a. Guru mengajak anak bermain di halaman. Kemudan anak dibagi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
f. Memperlihatkan kehati-
kelompok kecil.
hatian kepada orang yang belum dikenal.
b. Setiap kelompok harus menebak ciri-ciri yang disampaikan kelompok
g. Mempersilahkan anak berbelanja sesuai dengan keperluannya dan uang
lain.
yang tersedia.
c. Guru memperhatikan bagaimana anak berbagi gagasan dalam kelompok.
h. Setelah kegiatan guru menanyakan perasaan anak.
d. Guru memperhatikan cara kelompok menentukan dan mengambil
i. Guru memberikan penguatan berupa kata bangga karena anak-anak
kesimpulan tentang ”benda” yang akan ditebak kelompok lainnya.
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan peraturan berbeda.
e. Anak bermain tebak-tebakan. Satu kelompok menyebutkan ciri-ciri,
kelompok lain menebaknya.

32 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 33


14.Menanamkan “SIKAP SOPAN” f. Anak mendiskusikan cara mengajak temannya untuk bertanggung
Kegiatan : Panggung boneka jawab.

a. Guru menyiapkan beberapa g. Apa kerugiannya bila ada anak yang tidak bertanggung jawab.
boneka dan panggung boneka. h. Guru menegaskan kembali apa yang harus dilakukan anak setelah
b. Anak-anak diminta duduk bermain, setelah makan, setelah bangun tidur, dan sebagainya.
tertib untuk mengikuti cerita i. Mengajak anak bernyanyi atau lainnya tentang tanggung jawab.
panggung boneka tentang
anak yang sopan. Contoh kegiatan penanaman sikap tanggung jawab cinta tanah air
c. Guru memainkan tokoh
Kegiatan: memasak makanan tradisional
boneka sebagai anak yang
berperilaku sopan dan a. Pendidik menanyakan berbagai macam makanan tradisional (klepon,
boneka yang menjadi tokoh geplak, ........) yang sudah dikenal anak.
anak tidak sopan. b. Pendidik menanyakan pada
Guru membiasakan anak untuk bermain panggung anak apa yang mau dimasak
d. Guru menerapkan kata
boneka dengan menjelajah sopan santun tokoh
”tolong, maaf, terima kasih, boneka, sebagai penanaman sikap sopan kepada anak. hari ini dan alat dan bahan-
permisi.” sebagai contoh bahan untuk memasak
perilaku sopan dengan nada rendah dan riang. misal membuat klepon.
e. Setelah selesai guru mengajak diskusi tentang tokoh mana yang disukai c. Anak-anak mengamati
anak, mengapa..? dan merasakan bahan-
f. Guru menanyakan pada anak perilaku sopan santun dan apa akibatnya bahan yang tersedia.
kalau tidak sopan santun. d. Pendidik menuliskan resep
g. Bagaimana kalau ada teman yang tidak sopan? dengan gambar atau kata
sederhana.
15.Menanamkan “ SIKAP TANGGUNG JAWAB”
e. Pendidik bersama anak Guru membiasakan anak untuk menyukai masakan
Kegiatan : Membereskan kembali mainan tradisional sebagai sikap tanggung jawab cinta
berdiskusi tentang rasa,
a. Guru mengajak anak tanah air.
tekstur, bentuk dari bahan
merapikan kembali mainan
yang sudah tersedia.
yang sudah digunakan sesuai
dengan tempat semula. f. Anak mengamati dengan melihat, meraba, merasakan bahan yang
sudah disediakan.
b. Setelah selesai anak diajak duduk
untuk mengikuti recalling. g. Anak secara bergilir menuangkan bahan sesuai dengan resep yang
ditulis atau yang dibacakan pendidik, lalu bersama-sama mengadoni
c. Guru mengucapkan terima ka-
bahan tersebut sehingga menjadi adonan yang siap dibentuk.
sih karena anak-anak sudah
bertanggung jawab mengem- h. Anak berdiskusi gagasan tentang bentuk adonan yang akan dibuat
balikan mainan ke tempat semula oleh anak.
sehingga ruangan rapi kembali. i. Pendidik menyampaikan aturan bahwa adonan tidak kotor.
d. Guru mendiskusikan penger- Guru setiap harinya membiasakan anak j. Anak diperkenankan untuk menggunakan bahan lainnya bila diperlukan.
tian tanggung jawab menurut untuk membereskan mainan ke tempat
k. Pendidik mempertajam gagasan anak dengan bertanya,” mengapa
semula setelah main.
pikiran anak. ini..?, untuk apa..?, apa yang terjadi bila..?, dan seterusnya.”
e. Anak mendiskusikan contoh perilaku tanggung jawab

34 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 35


Pendidik membiasakan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri
bila anak menemukan kesulitan melakukan sesuatu. Bagaimana Pembudayaannya?
16.Menanamkan “SIKAP JUJUR”
Kegiatan: Panggung boneka

P
a. Guru memainkan boneka tangan dengan tokoh si jujur dan si pembohong. enanaman sikap bukan kegiatan yang cukup dilakukan sekali-kali atau hanya
b. Tokoh si jujur mencerminkan perilaku yang tidak berbohong, menghargai dilakukan selintas saja, tetapi harus dilakukan terus-menerus sehingga menjadi
miliki teman, mengembalikan pembiasaan. Pembiasaan yang sudah dilakukan anak pun harus terus dikuatkan
benda yang bukan miliknya, hingga menjadi perilaku yang menetap atau karakter. Untuk itu perlu langkah serius
mengakui kesalahannya, untuk melakukan pembudayaan terhadap penanaman sikap pada anak.
dan meminta izin bila Pembudayaan berarti tindak lanjut dari 5 langkah yang diterapkan pada penanaman
menggunakan benda orang sikap seperti yang diuraikan sebelumnya, yaitu:
lain.
1. Mengetahui yang baik (knowing the good),
c. Setelah selesai bersama anak
Mengenalkan nilai karakterr
mendiskusikan
yang ingin tumbuh dalam
 pengertian jujur menurut Budaya adalah akal
diri anak dimulai dengan
anak. budi. Berbudaya adalah
mengenalkan apa nilai mempunyai pikiran dan
 mengapa harus jujur. yang baik tersebut. akal budi yang sudah
 contoh perilaku jujur dan Kegiatan ini bisa dilakukan maju. Pembudayaan
tidak jujur. melalui bercerita dann adalah proses, cara,
dialog yang dipandu oleh eh
perbuatan membudayakan
(membiasakan suatu
pendidik. Misalnya untuk tuk perbuatan yang baik
tema tanaman, pendidik idik sehingga dianggap sebagai
Guru membiasakan anak untuk bermain panggung dapat mengajukan pertanyaan yaan berbudaya).
boneka dengan menjelajahi kejujuran tokoh terbuka tentang karakter yang
bo
boneka.
bertanggung jawab dalam
memelihara tanaman.
Contoh pertanyaan pendidik,
dik, ”Bagaimana cara
kita bertanggung jawab terhadap
h d ttanaman?”?”
Anak-anak harus didiik
tetapi mereka juga Setiap anak dapat memberi jawaban yang berbeda. Semua pendapat anak
harus dibiarkan untuk dihargai karena itu mencerminkan pemahaman peserta didik.
mendidik diri mereka
sendiri. 2. Memikirkan yang baik (thinking the good),
Anak perlu mengetahui mengapa dia harus berbuat baik. Misalnya kenapa
anak harus bertanggung jawab dalam memelihara tanaman, apa akibatnya
Ernest Dimnet
kalau anak tidak bertanggung jawab dalam memelihara tanaman. Jadi anak
tidak hanya menghafal kebaikan tetapi juga tahu alasannya. Membangun
penghayatan anak dengan melibatkan emosinya untuk menyadari
pentingnya menerapkan nilai karakter (bertanggung jawab).

36 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 37


Pros ini dibangun juga melalui pertanyaan
Proses Guna pelaksanaannya menjadi konsisten, disusun Standar Operasional Prosedur
terbuka
te atau melalui pengamatan pelaksanaan kegiatan harian. Standar Operasional Prosedur (SOP) ditujukan untuk
terhadap situasi dan kondisi yang ada di para guru, pengelola, dan semua orang yang bekerja dengan anak di lembaga
Anak-anak harus sekitar lembaga PAUD. Misalnya setelah PAUD tersebut yang memfasilitasi anak belajar dan membangun sikap.
didiik tetapi mereka
juga harus dibiarkan bercerita dan berdialog tentang karakter SOP menjadi penting sebab penanaman sikap diberikan melalui keteladanan,
untuk mendidik diri tanggung jawab terhadap tanaman,
mereka sendiri. pembiasaan, dan pengulangan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
pendidik dapat mengajak anak berkeliling penanaman sikap memerlukan 5 K, yakni:
lembaga
le PAUD untuk bereksplorasi seputar
tanaman
ta dan mengamati perbedaan 1. Konsensus, ada kesepakatan bersama antar guru dan orang tua tentang
tanaman
ta yang layu dan segar. karakter yang akan dibangun dan cara membangunnya.
2. Komitmen, ada ketaatan dan tanggung jawab bersama oleh guru dan orang
Kemudian pendidik mengajukan pertanyaan, ”Mengapa ada tanaman yang
tua dalam melaksanakan kesepakatan penerapan karakter pada anak.
layu dan segar?”, atau ”Bagaimana rasanya bila kita menjadi tanaman yang
layu tersebut?”, atau ”Apa yang harus kita lakukan agar tanaman tidak 3. Konsisten, ada keajegan dalam proses penerapan karakter melalui kegiatan
layu?” bermain, baik di lembaga PAUD maupun di keluarga.
4. Kontinu, dilakukan secara terus menerus sepanjang hari sepanjang tahun
3. Merasakan yang baik (feeling the good),
hingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan selanjutnya terpatri dalam jiwa
Agar anak mencintai kebaikan, pendidik membiasakan anak senang dengan dan pikiran anak sehingga membantuk karakter.
kebaikan tersebut, dengan cara merasakan bahwa kebaikan tersebut
5. Konsekuen, ada konsekuensi yang diterapkan dan harus dipatuhi baik oleh
membuatnya merasa senang. Misalnya pendidik berkata pada anak-
guru, orang tua, maupun anak bila terjadi pelanggaran terhadap komitmen
anak, “Jika kita sedang haus kepanasan, terus ada yang memberi minum,
pengembangan karakter anak. Konsekuensi yang diterapkan untuk anak
bagaimana rasanya?” biarkan anak menjawab sesuai dengan pikirannya
tidak bersifat hukuman fisik. Bentuk dan caranya dapat disepakati dengan
masing-masing.
anak, misalnya anak boleh memilih tidak menonton kartun kesukaannya
4. Melakukan yang baik (acting the good) atau membereskan tempat tidur.
Puncak dari tahap pendidikan karakter adalah memberi kesempatan kepada Penanaman karakter pada anak harus dimulai dari guru karena anak peniru ulung.
anak untuk melakukan kegiatan kebaikan. Pendidik dapat berkata:” Pohon Semua yang ditangkap indera anak akan menjadi perilaku anak jika dilakukan
ini sedang kehausan, apa yang bisa kita lakukan?” terus-menerus. Guru dan seluruh orang dewasa yang ada di satuan PAUD harus
Dalam hal ini peserta didik diminta untuk menceritakan kegiatan dan menyadari bahwa mereka adalah model bagi pengembangan perilaku anak. Oleh
perasaannya setelah melakukan kegiatan. Pendidik dapat memberikan
penguatan dan pujian serta sentuhan kasih sayang terhadap apa yang
direfleksikan anak, misalnya dengan mengatakan, “Terimakasih, sudah
menyiram tanaman.” jika anak terbiasa melakukan ke empat metode di atas
(knowing, reasoning, feeling, dan acting the good) maka lama kelamaan
karakter anak akan terbentuk.
5. Membiasakan yang baik (habituating the good).
Perilaku baik yang telah dilakukan anak, hendaknya dibiasakan secara terus
menerus, konsisten dan kontinyu pada setiap harinya, sehingga nantinya
akan terbangu perilaku permanen yang dimiliki anak.
Pembudayaan dilakukan dengan memasukkan proses penanaman sikap ke dalam
kegiatan yang lebih bersifat permanen, yakni dimasukkan ke dalam program harian.

38 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 39


karena itu, patut guru dan semua orang dewasa di satuan PAUD memiliki kesamaan
pikir, kesamaan perilaku, dan kesamaan tanggung jawab dalam menanamkan Penutup
perilaku pada anak.Untuk membangun perilaku yang konsisten pada guru dan
orang dewasa lainnya, perlu disusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
setiap kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari bersama anak.

P
edoman ini sesungguhnya mengukuhkan keyakinan kita semua bahwa mena-
Standar Operasional Prosedur dalam tatanan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
namkan sikap sejak usia dini seperti mengukir di atas batu, walaupun sulit,
Usia Dini bukan hanya menjadi lampiran dari KTSP, melainkan dokumen penting
hasilnya akan terpatri lama. Oleh karena itu, penanaman sikap menjadi tang-
yang memuat prosedur penanaman karakter anak-anak usia dini dibentuk. SOP
gung jawab bersama, antara orang tua, pendidik, pengasuh, masyarakat, dan
disusun oleh satuan PAUD dengan mengacu pada visi, misi, dan tujuan satuan.
pemerintah. Untuk itu, kebersamaan, keselarasan, dan kemitraan harus selalu di-
Contoh pembuatan SOP dipaparkan lebih jauh dalam Pedoman Penyusunan SOP.
galang untuk mencapai hasil yang diharapkan. Melalui tangan bapak ibu guru,
Sama halnya dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan anak yang pengelola dan pemerhati PAUD harapan melahirkan anak cerdas diperkokoh den-
dilakukan dengan cara yang menyenangkan, pengembangan sikap pun dilakukan gan sikap tangguh semoga segera terwujud.
dengan cara yang menyenangkan, jauh dari unsur paksaan dan tekanan. Pemaksaan
dan ancaman tidak akan mampu menumbuhkan kesadaran dan sikap positif anak.
Semoga. Terima kasih.
Salam

Penyusun
Ing ngarsa sung tuladha,
Ing madya mangun karsa
Tut wuri handayani.
Di depan memberi
contoh, di tengah
memberi semangat dan
di belakang memberikan
daya kekuatan.

Ki Hajar Dewantara

40 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 41


Daftar Pustaka

A, Koesoema, Doni, 2007, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
Grasindo, Jakarta.
Mulyana, Rohmat, 2004, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Alfabeta, Bandung.
Buwono X, Sultan Hamengku, 2007, Merajut Kembali Keindonesiaan Kita, Gramedia, Jakarta.
Tilaar, H.A.R., 2007, Mengindonesia Etnisitas & Identitas: Tinjauan dari Perspektif Ilmu
Pendidikan Bangsa Indonesia, PT Pineka Cipta, Jakarta.
Lincoln, Erik & Amalee, Irfan, 2008, 12 Nilai Dasar Perdamaian, Pelangi Mizan, Bandung.
Linda & Eyre, Ricard .Teaching Your Children Value, Missouri Department of Elementary and
Secondary Education, Jeferson City.Retrieved 18 March 2010 from www.dese.state.
mo.us.
Sulhan, Najib, 2006, Pembangunan Karakter pada Anak: Manajemen Pembelajaran Guru Menuju
Sekolah Efektif, Surabaya Intelektual Club, Surabaya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.

Alamat Tim Penulis


Fidesrinur (email: fideza@uai.ac.id)
Dedi W. Mustofa(dewamus@yahoo.com)
Renni Diastuti (email: rennie_dt@yahoo.com)
Sardin Supriyatna (email: sardin@upi.edu)
Gunarti D. Lestari (email: tarie_henry@yahoo.co.id)

42

Anda mungkin juga menyukai