Anda di halaman 1dari 221

Accelerat ing t he world's research.

Buku Pedoman K 13 PAUD OK BGT


digabungkan
Desi Dwi Jayanti

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Isi Pedoman KT SP-set up


lely diah

Kurikulum RA (Kement erian Agama)


Ay nien

Penanaman Sikap Pendidikan Anak Usia Dini


Syamsiar Mursali
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
KURIKULUM
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA i
KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Diterbitkan oleh: pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

vi+ 26 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
ISBN: yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
978-602-73704-1-8 konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Pengarah: pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Penyunting:
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis: kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Enah Suminah
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Ali Nugraha
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Gunarti D. Lestari
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Mareta Wahyuni
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Desain/Layout: juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Surya Evendi antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Samsudin
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Kontributor: guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Ebah Suhaebah rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Dumaria Simanjuntak satuan pendidikannya.
Foto-foto: Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Dokumen Penulis merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Sekretariat: Terima kasih.
Noor Ilman Jakarta, Oktober 2015
Amalia Khairati Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA iii
Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya.
Apa yang mendasari pemikiran K 13 PAUD? ....................................................... 1
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat
• Apakah Makna PAUD Dalam Pembangunan Bangsa? ............................. 1
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan • Ke manakah Arah Pembangunan PAUD Di Indonesia? ............................ 2
kajian-kajian yang melandasinya. • Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? ............................ 4
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang • Perlukah Kurikulum Untuk Pendidikan Anak Usia Dini? ......................... 5
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
• Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD di
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan
Indonesia? ................................................................................................... 8
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan,
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan Bagaimanakah Posisi Kurikulum PAUD dalam Rangka Pendidikan Nasional ... 11
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka • Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan Kurikulum Pendidikan di
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami
Level Atasnya? ............................................................................................. 11
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan. • Bagaimanakah Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum 2013 PAUD?. 13
Bagaimanakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? ................................. 15
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi • Ke manakah Arah Kurikulum PAUD Indonesia? ....................................... 15
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa • Arah Kurikulum 2013 PAUD? ..................................................................... 16
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
• Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? .......................... 20
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.
Apa Prasyarat dalam Menerapkan Kurikulum PAUD Indonesia? ....................... 23
• Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan Kurikulum
Jakarta, Oktober 2015
PAUD ............................................................................................................ 23
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,
• Bagaimana Ketentuan Setiap Satuan PAUD dalam Penerapan Kurikulum
PAUD ............................................................................................................ 24
Penutup . ............................................................................................................. 25
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 26
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
NIP 195804091984022001

iv KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA v


Apa yang Mendasari
Pemikiran K 13 PAUD?
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang menjadi dasar
pemikiran lahirnya. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia.
Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan yaitu:
“Sempurnakanlah kurikulumnya, maka • Apakah Makna PAUD dalam Pembangunan Bangsa?
• Kemanakah Arah Pembangunan
menghasilkan pendidikan yang berkualitas ...” PAUD di Indonesia?
Ali Nugraha
• Mengapa PAUD Memerlukan
Kurikulum Berkualitas?
• Apa sajakah yang menjadi Landasan
Pengembangan Kurikulum PAUD di
Indonesia?
Semua pertanyaan di atas merupakan
pertanyaan kunci yang mendorong
lahirnya Kurikulum 2013 PAUD di
indonesia. Paparan setiap jawaban dari
pertanyaan di atas dapat disimak di
penjelasan berikut.

Apakah Makna PAUD Dalam Pembangunan Bangsa?


Pendidikan Anak Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Beberapa
komponen yang dapat dijabarkan dari rumusan tersebut di atas, yakni:
• PAUD berisi program pembinaan berupa kegiatan pendidikan.
• Sasaran PAUD adalah anak usia 0-6 tahun
• Program PAUD untuk mengembangkan seluruh potensi anak yang
mencakup lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.
• Tujuan program PAUD adalah agar anak memiliki kesiapan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

vi KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 1


Pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki kekhasan Gambar 1
dibanding dengan yang diterapkan di berbagai negara.
d
Kekhasan tersebut pada: (1) cakupan rentang usia, ARAH PEMBANGUNAN PAUD 2011 - 2045
ssasaran anak usia dini di Indonesia dari 0 – 6 tahun, Layanan ANAK
Paripurna INDONESIA
ssedangkan di berbegai negara mencapai usia 8 tahun; (2)
Standar Mutu
program layanan anak usia dini di Indonesia terdiri atas HARAPAN
Internasional
Taman Kanak-Kanak (untuk anak 4-6 tahun), Kelompok
T KADO 100 TAHUN
Bermain (prioritas anak usia 2-4 tahun), Taman Penitipan INDONESIA
Standar Mutu MERDEKA
Anak (prioritas usia 0-6 tahun), dan Satuan PAUD
A
Nasional
SSejenis (anak 0-6 tahun); (3) jalur pendidikan. Taman Insan Cerdas
SDM Berdaya
Komprehensif
Kanak-Kanak masuk dalam jalur pendidikan formal, Saing Global
SDM Andal
ssedangkan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak,
Pemantapan
dan Satuan PAUD Sejenis masuk dalam jalur pendidikan
d Mutu
non formal. Kekhasan tersebut menjadikan PAUD di Fundamental SDM
Indonesia spesifik dalam penyelenggaraannya karena Berkualitas

ssetiap program layanan memiliki kekhasan masing-


2011: Gerakan Nasional PAUD
masing. Namun demikian semua program layanan PAUD (Paudisasi)
memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup PAUD
aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni
2011 2015 2025 2035 2045
untuk mencapai kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan dasar yang memberi pengaruh nyata pada usia kemerdekaan ke-100 tahun, anak Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi manusia
keberhasilan di jenjang pendidikan di atasnya. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini yang cerdas komprehensif.
dikembangkan dengan berdasar landasan keilmuan, landasan yurudis, sosial, budaya, dan Tahun 2015 memasuki tahap kedua yakni pemantapan mutu PAUD sebagai persiapan dasar
pedagogis baik secara teoretis maupun empiris. pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Di tahap kedua pembangunan PAUD telah
Kemanakah Arah Pembangunan PAUD di Indonesia? banyak yang dipersiapkan di antaranya adalah implementasi kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini.
Pendidikan anak usia dini termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah Program pembinaan haruslah dirancang, direncanakan, untuk diterapkan dengan teliti
memiliki arah pembangunan PAUD 2011 sesuai dengan karakteristik anak. Program pembinaan tersebut dituangkan menjadi
– 2045 yang dibagi dalam 5 tahap yakni: kurikulum.
(1) tahap perluasan layanan dari tahun Kurikulum memandu pendidik dan tenaga kependidikan dalam memfasilitasi program
2002 – 2011 tahun, (2) tahap pemantapan pendidikan berkualitas yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum
mutu dari tahun 2011 – 2015, (3) tahap PAUD harus mampu memberikan kontribusi kepada anak untuk mengembangkan seluruh
standarisasi mutu nasional dari tahun potensinya sehingga memiliki kemampuan yang berharga dalam mencapai keberhasilan
2015 – 2025 tahun, (4) tahap standar di jenjang pendidikan berikutnya. Kurikulum menjadi panduan dalam penyiapan sumber
mutu internasional tahun 2025 – 2035, daya manusia berkualitas di masa datang yang dapat mengisi kebutuhan tenaga terdidik
dan (5) tahap layanan paripurna tahun yang terampil sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi, dan pembangunan.
2035 - 2045. Dengan arah pembangunan
Kurikulum bukanlah program yang bersifat statis, berlaku sepanjang waktu. Perubahan
jangka panjang demikian diharapkan
kurikulum dimungkinkan dengan didasarkan pada kepentingan besar yang ingin dicapai
tahun 2045 di saat Indonesia mencapai
oleh suatu bangsa.

2 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 3


Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? Gambar (1)

P
Pertanyaan yang banyak diajukan oleh masyarakat adalah “mengapa Modal
kurikulum harus berubah?” Seperti yang diungkapkan pada bagian
k Kompeten Pembangunan - Kurikulum
Kurikulum
terdahulu bahwa kurikulum tidak bersifat statis. Kurikulum dipandang
te
sebagai
ssebagai inti yang menggerakkan dan mengarahkan proses pendidikan. SDM Usia - PTK
inti yang Kurikulum harus dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi
K Transformasi - Sarpras
menggerakan kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam kelanjutan pendidikan
k Produktif
dan dan kehidupannya. Kurikulum harus memiliki jangkauan yang lebih luas
d - Pembiayaan
mengarahkan
dan jauh. Kurikulum harus menyiapkan anak untuk masa depan bukan
d Melimpah - Pengelolaan
hanya untuk masa kini. Masa kini tentu akan berbeda dengan masa lalu
h Tidak Beban
proses dan masa depan karena dunia selalu berubah. Kurikulum harus responsif
d Kompeten Pembangunan
pendidikan tterhadap
e kebutuhan dunia yang selalu berubah.
KKurikulum yang responsif berarti kurikulum yang menyadari kondisi saat
iini
n dan memahami kondisi yang diharapkan di masa depan. Setidaknya UNESCO menggambarkan posisi penerapan PAUD di Indonesia diantara negara-
ada tiga kondisi yang memberikan alasan mengapa kurikulum berubah, yaitu: (1) perubahan negara lain di dunia. Angka partisipasi PAUD di Indonesia berada pada urutan
kondisi dan kebutuhan dunia yang semakin kompleks menuntut sumber daya manusia yang ke-45 dari 45 negara. Sementara itu kualitas PAUD di Indonesia
responsif terhadap segala perubahan dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi; menduduki peringkat ke 44 setingkat di atas India. Rendahnya
(2) globalisasi di bidang ekonomi berakibat batasan antarnegara semakin longgar, dalam layanan PAUD di Indonesia memberi kontribusi besar terhadap SDM yang
pemenuhan ketenagakerjaan. Oleh karena itu, kurikulum harus mampu membangun keluaran posisi hasil belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya. di butuhkan
pendidikan menjadi sumber daya pembangunan yang memiliki kemampuan yang kompetitif,
Berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student adalah manusia
sikap kreatif, dan adversity yang tinggi; (3) pesatnya perkembangan sain dan teknologi
sehingga dunia tanpa batas, dan semua mengetahui semua dan yang kuat mempengaruhi
Assessment) 2012, kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun yang memiliki
di bidang matematika, sains, dan membaca masih rendah
yang kurang kuat. Untuk itu, kurikulum pendidikan harus mampu membangun sikap dan keterampilan
dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia. Hasil PISA
karakter kuat dari peserta didik agar tetap menjaga jati diri, kehormatan keluarga, dan dalam kehidupan
2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang
kebanggaan bangsa tanpa harus merasa tertinggal dari negara lain; (4) Di bidang demografi,
berpartisipasi dalam tes. Rata-rata skor matematika anak- dan karir,
Indonesia berada dalam posisi sangat menguntungkan dengan komposisi kurva usia muda,
artinya jumlah penduduk usia 0-9 tahun untuk tahun 2014 sebesar 47,2 juta atau 18,72%
anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, dan rata- keterampilan
rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-rata skor OECD (the
(sumber BPS). Komposisi penduduk seperti ini menguntungkan bila sejak usia dini mereka dalam belajar...
Organization for Economic Cooperation and Development)
dididik secara tepat dengan pola pendidikan yang berkualitas, sebaliknya akan menjadi yang ditunjang
secara berurutan adalah 494, 496, dan 501. Analisa yang
petaka bila kurang disiapkan dengan baik karena kelak akan menjadi beban pembangunan.
menarik dari kajian terhadap hasil tersebut dikarenakan dengan
proses pendidikan kurang mendorong kemampuan berpikir kemampuan
tingkat tinggi. Proses pendidikan di Indonesia masih kental
kretif, berfikir
pada tahap berpikir tingkat awal (mengingat/menghafal,
memahami, dan menerapkan), belum mendorong anak
kritis, dan
mencapai kemampuan analisis, evaluatif, dan kreatif. berkarakter.
Kondisi-kondisi tersebut harus diatasi, mengingat eksistensi
dan perkembangan suatu bangsa terletak pada kualitas
bangsanya bukan tergantung pada sumber daya alam. Sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan di abad 21 adalah manusia

4 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 5


yang memiliki keterampilan dalam kehidupan dan karir, Semakin banyak jaringan antarsel neuron terbentuk maka kapasitas otak anak semakin baik.
keterampilan dalam belajar yang mencakup 4 C, yakni: Jaringan antarsel terbentuk sebagai proses belajar anak. Dapat dipastikan proses belajar yang
critical thinking, communication, collaboration, creativity, dan terencana dengan baik memberikan pengalaman belajar yang berkualitas tinggi. Pengalaman
keterampilan menguasai teknologi, informasi, dan media. belajar awal yang positif membantu, perkembangan sosial dan emosional intelektual anak
Hal penting yang harus dipahami bersama bahwa memiliki dan menjadi dasar yang kuat untuk keberhasilan sekolah nanti. Penelitian terkini tentang
pengetahuan semata tidak atau kurang mampu membantu pembentukan fungsi eksekutif (executive function) yang dilakukan Harvard University di tahun
eksistensi seseorang bila tidak ditunjang dengan kemampuan 2011 menyatakan bahwa kecerdasan yang dibentuk melalui jaringan (wiring) sel neuron di
kreatif, berpikir kritis, dan berkarakter. usia dini, tetapi pembentukan kemampuan pengendalian diri juga diawali di usia 4 – 6 tahun.
K
Kajian kondisi yang didukung data empirik tersebut mendorong Gambar 3
...sangatlah penting perlunya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sejak usia
p
Kemampuan dalam kerja memori, fleksibilitas mental, dan pengaturan diri
bila pengalaman dini, secara menyeluruh dan tersistematis, mulai dari peninjauan
d
ulang kurikulum untuk semua jenjang pendidikan, peningkatan
u
belajar bermakna kualitas pendidik dan tenaga kependidikan serta peningkatan
k
dan berkualitas

Perkembangan Fungsi Eksekutif


kualitas standar lainnya.
k
untuk anak usia PPerlukah Kurikulum Untuk Pendidikan Anak Usia Dini?
dini di rencanakan, U
Usia dini merupakan tahapan kehidupan penting dalam
di terapkan secara pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, emosional
p
seksama dan d
dan sosial anak. Pertumbuhan kemampuan mental dan fisik
mengalami kemajuan yang sangat cepat sejak lahir sampai
m
komprehensif...
usia enam tahun. Para ahli neurosain berpendapat bahwa masa
u

0
6-8

-15

-24

-29

-35
-49

-60
-59

-75

-80

-85
0
1

3
4

5
6

9-1
agar mencapai Usia

12

20

25

30
40

50
65

70

76

81
p
pembentukan jaringan sel otak terjadi sangat cepat di masa usia Center on the Developing Child, Harvard University (2011). Building the Brain ‘ATC) System: How Early Experiences
tujuan sesuai yang in
ini. Jaringan tersebut menghubungkan antarsel neuron yang sudah Shape the Development of Executive Function.

diharapkan... d
dibekali Tuhan sebagai modal dasar kecerdasan. Merujuk pada pengertian kurikulum sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 “ ... Kurikulum
Gambar 2
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “Kurikulum adalah PAUD memberi
PERKEMBANGAN JARINGAN OTAK MANUSIA seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan arah pada proses
Human brain development
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
Fungsi kognitif yang lebih tinggi stimulasi yang di
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
Pendengaran Bahasa Experience-dependent synapse formation
tujuan pendidikan tertentu”, berarti sangatlah penting bila laksanakan secara
& penglihatan Receptive Neurogenesis in the hippocampus
(Angular a
l
Hig
her pengalaman belajar bermakna dan berkualitas untuk anak usia cermat, hati-hati
ee ing/hearing (Pre c
fron ogne
ng rus/B

S ti dini direncanakan, diterapkan secara saksama dan komprehensif


uag roc

sesuai karakter
gy

al cortex/audit tal
Visu ory co cor ve fu
e/s a’s

rtex) tex nc
agar mencapai tujuan yang diharapkan.
(

pe ar

) tio
ech ea

ns
6-24 prenatal days (Prefrontal co
pro
duc anak...”
) tion Synaptogenesis
rtex) Kurikulum PAUD memuat tujuan, hasil belajar,
K
Neurulation

Cell migration (-3 mounths to 15-18 years)


(6-24 prenatal Myelination Adult levels of synapses
proses, konten yang sesuai dengan tingkat
p
weeks)
(-3 mounths to 5-10 years)
perkembangan anak untuk membangun pengetahuan,
p keterampilan,
etahuan keterampilan
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 30 40 50 60 70
Dekade
dan sikap yang diperlukan untuk mendukung kesiapan anak belajar di
d
Tahun
Konsepsi

Bulan Bulan
Lahir

Masuk SD

Tamat SLTA

jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Kurikulum PAUD memberi arah


je
Usia pada proses stimulasi yang dilaksanakan secara cermat, hati-hati, sesuai
p
Sumber: Sally Gantham-Mcgregor, et al, Child Development in Developing Countries 1, The Lancet, Reprint, p 61, Vol dengan karakteristik anak dan dinilai secara komprehensif dari data yang
d
369, UK: Williams Press, 2007
otentik. Proses stimulasi yang tidak direncanakan tidak akan mampu
o

6 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 7


mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi setiap satuan b. Pendidikan berbasis standar berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD mengacu
pendidikan anak usia dini memiliki dan mengembangkan kurikulum di tingkat pada Standar PAUD yang ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun
satuan pendidikan (KTSP). 2014. Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan pada
empat standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak,
Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum
standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sementara
PAUD di Indonesia? itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk mendukung
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan berlandaskan implementasi kurikulum.
pada berbagai kajian, baik secara teoretis, empiris, yuridis, maupun sosial budaya. c. Kurikulum berbasis kompetensi berarti bahwa Kurikulum 2013 PAUD
Intisari dari beberapa kajian tersebut, sebagai berikut: dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak
untuk mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan
Gambar 4
keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
LANDASAN PENGEMBANGAN K-13 PAUD
4. Landasan Pedagogis
Kurikulum 2013 PAUD memahami bahwa sebagai individu yang unik,
FILOSOFIS memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa
operasional konkret. Oleh karena itu dalam mengelola kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan dan potensi setiap anak.
YURIDIS SOSIOLOGIS 5. Landasan Yuridis
LANDASAN KUR
2013 PAUD Kurikulum 2013 PAUD berdasar pada perundangan dan peraturan yang
berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Landasan yuridis yang
digunakan dalam pengembangan Kurikulum 2013 PAUD adalah sebagai
berikut:
PSIKOPEDAGOGIS TEORITIS a. Pembukaan UUD 1945
“… Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
1. Landasan Filosofis, bahwa kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan: Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
a. berakar pada budaya bangsa yang beragam tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
b. peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli. mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
c. proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman yang dilakukan yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
secara terus menerus …”
d. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain. b. Pasal 31 Undang Undang Dasar 45
2. Landasan Sosiologis, bahwa kurikulum dituntut untuk: Ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; dan
a. sesuai dengan tuntutan (harapan) dan norma yang berlaku di masyarakat ayat (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
b. bersifat inklusif untuk membentuk sikap saling menghargai dan pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan
memberlakukan semua anak setara, bebas dari diskriminasi dalam bentuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
apa pun. keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
3. Landasan Teoretis kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
a. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan c. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bagian
mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis Ketujuh Pendidikan Anak Usia Dini (Pasal 28)
kompetensi. 1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar.

8 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 9


2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/ atau informal.
3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk
Bagaimanakah Posisi
Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
sederajat. Kurikulum PAUD dalam
4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain
yang sederajat.
Rangka Pendidikan Nasional
5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan. Pada bagian ini akan dipaparkan posisi atau kedudukan
6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud strategis Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dalam konteks
dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan dan lingkup Pendidikan Nasional. Pokok-pokok pikiran yang akan
Peraturan Pemerintah. dipaparkan, yaitu:
d. Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 • Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan
Pasal 4 berbunyi ”Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, Kurikulum Pendidikan di Tingkat Atasnya? “...Pembentukan
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
• Bagaimanakh Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum SDM yang
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
2013 PAUD? handal harus
diskriminasi”; Pasal 9 ayat 1 ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci di muali sejak
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”; Pasal 9 ayat 2 ”Selain untuk dapat memaknai posisi atau kedudukan strategis usia dini secara
hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dalam konteks
berkelanjutan
menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, dan lingkup Pendidikan Nasional. Paparan setiap jawaban
sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan dari pertanyaan di atas, adalah : hingga jenjang
pendidikan khusus”. pendidikan
e. Peraturan Pemerintan Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua Bagaimanakah Kedudukan K-13 PAUD dengan
tertinggi dalam
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Kurikulum Pendidikan di Tingkat Atasnya?
satu sistem
Pendidikan. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
Pada pasal 77G yaitu struktur kurikulum pendidikan anak usia dini berisi pendidikan...”
bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan pengembangan
program pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, kurikulum pendidikan nasional, dan memiliki kesinambungan
sosial-emosional, dan seni. dengan kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan di
f. Perpres No. 60 tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik atasnya. Kurikulum 2013 menetapkan struktur kurikulum yang
Integratif. sama untuk semua jenjang pendidikan tanpa menghilangkan
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 kekhasan program masing-masing. Kebijakan tersebut didasarkan
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. pada pemahaman bahwa pembentukan sumber daya manusia yang
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 andal harus dimulai sejak usia dini secara berkelanjutan hingga
tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. jenjang pendidikan tertinggi dalam satu sistem pendidikan. Secara
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 jelas dapat dilihat pada gambar (5) berikut ini.
tentang Pemberlakukan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014
tentang Pendirian Satuan PAUD Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

10 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 11


Gambar 5 kemampuan akademik yang harus dikuasi anak. Keberhasilan kurikulum PAUD
KETERKAITAN KURIKULUM ditandai dengan pencapaian kematangan tahap perkembangan sesuai dengan
ANTAR TINGKAT/JENJANG PENDIDIKAN kelompok usia anak tanpa label pintar – tidak pintar, atau lulus – tidak lulus.

Bagaimanakah Keterkaitan Standar PAUD dan Kurikulum 2013 PAUD?


STRUKTUR Pengembangan
PAUD Tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Peraturan
KURIKULUM kepribadian
DIKNAS Muatan umum : nasional, lokal Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar
Muatan umum : nasional, lokal Pendidikan Anak Usia Dini dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
DIKMEN Peminatan akademik Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
STANDAR
KOMPETENSI Peminatan kejuruan
PNF Peminatan lintas minat/penalaman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian standar adalah ukuran tertentu
LULUSAN
minat yang dijadikan sebagai patokan. Dengan demikian standar menetapkan persyaratan
Program kecakapan hidup formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan teknis seragam yang harus
SIKAP KETERAMPILAN PENGETAHUAN Kurikulum satuan/program pendidikan dipenuhi. Merujuk pada pengertian tersebut standar PAUD berisi ukuran-ukuran
Kurikulum mata pelajaran atau patokan-patokan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan PAUD.
Pedoman implementasi
Kompetensi inti Standar PAUD terdiri atas delapan standar, yaitu; (1) Standar Tingkat Pencapaian
Pemerintah Buku Teks Pelajaran
Kompetensi Dasar Buku Panduan Guru Perkembangan Anak (STPPA), (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian,
Provinsi Mulok dikmen (5) Standar Pendidik dan Kependidikan, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Sarana
PENGELOLA Kab/kota Mulok dikdas dan Prasarana, dan (8) Standar Pembiayaan.
KURIKULUM Satuan pend Mulok, KTSP, RPP dan KBM Dalam Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum Permendikbud No. 137 tahun 2014 ditetapkan
pengertian Standar sebagai berikut:
Dari gambar (5) di atas kita dapat melihat bahwa Kurikulum
1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah kriteria
2013 dilaksanakan pada seluruh jenjang pendidikan, dari
tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan
jenjang PAUD, SD, SMP, SMA hingga SMK, termasuk untuk
dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
Pendidikan
P Nonformal. Struktur kurikulum di semua jenjang
kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni (Pasal 1 (2) Permendikbud nomor
“...Kurikulum berisi
b kompetensi inti dan kompetensi dasar.Kompetensi
137/2013).
2013 merupakan inti
in dan kompetensi dasar mencakup kompetensi sikap,
2. Standar Isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju
kurikulum Nasional pengetahuan,
p dan keterampilan.
tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
bersifat terbuka, Kurikulum
K 2013 merupakan kurikulum nasional yang bersifat 3. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada
terbuka
t artinya memberi peluang kepada daerah dan satuan satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat
artinya memberi
pendidikan
p untuk memperkaya kurikulum sesuai dengan pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
peluang kepada karakteristik
k daerah atau satuannya. Provinsi berkewenangan 4. Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil
daerah dan satuan mengembangkan
m muatan lokal untuk kurikulum pendidikan pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai
pendidikan untuk menengah.
m Kabupaten/kota berkewenangan mengembangkan dengan tingkat usia anak.
muatan
m lokal untuk kurikulum SD dan SMP, sedangkan 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi
memperkaya
satuan
s pendidikan termasuk satuan PAUD mengembangkan akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga
sesuai dengan Kurikulum
K Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). kependidikan PAUD.
karakteristik daerah Kekhasan
K kurikulum di tiap jenjang terdapat pada konten. 6. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang persyaratan pendukung
dan satuannya...” Konten
K kurikulum PAUD dikenalkan untuk membangun penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara holistik
pengalaman
p belajar, tidak menitikberatkan pada pencapaian dan integratif yang memanfaatkan potensi lokal.

12 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 13


7. Standar Pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau
program PAUD.
8. Standar Pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran
biaya personal serta operasional pada satuan atau program PAUD.
Bagaimanakah Karakteristik
Fungsi dan kedudukan Standar PAUD dijelaskan dalam Permendikbud No.
137/2014 Pasal 4, dan Pasal 5, sebagai berikut:
Kurikulum PAUD Indonesia?
1. Menjamin mutu pendidikan anak usia dini,
2. Landasan dalam melakukan stimulan pendidikan dalam membantu
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang arah dan karakteristik Kurikulum 2013
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan
Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia. Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan, yaitu:
tingkat pencapaian perkembangan anak,
3. Mengoptimalkan perkembangan anak secara holistik dan integratif, • Ke manakah arah Kurikulum PAUD Indonesia?
4. Mempersiapkan pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan • Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia?
anak, dan Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci untuk dapat memaknai arah
5. Acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD. dan karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia. Paparan setiap
jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak berikut ini.
Merujuk pada kedudukan Standar PAUD sebagai acuan dalam pengembangan
kurikulum 2013 PAUD, ketentuan dalam kurikulum merupakan penjabaran
Ke manakah Arah Kurikulum PAUD Indonesia?
dari standar, tidak ada pertentangan pada keduanya. Dan keterkaitan antara
Asosiasi nasional untuk anak usia dini di Amerika yang lebih dikenal dengan nama National
standar dan kurikulum PAUD dapat disimak pada gambar di bawah ini :
Asociation Early Child Years (NAECY) memberi batasan lingkup kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum berisi materi yang dipelajari anak
Gambar 6
2. Kurikulum adalah proses yang diikuti oleh anak mencapai tujuan yang ditetapkan
HUBUNGAN STANDAR DENGAN PENGEMBANGAN 3. Kurikulum berisi dukungan guru kepada anak untuk mencapai tujuan
KURIKULUM 2013 PAUD 4. Kurikulum perpaduan ketika proses belajar dan mengajar terjadi
Lebih lanjut NAECY menjabarkan ciri-ciri kurikulum PAUD yang baik adalah sebagai berikut:
1. Direncanakan dengan sangat hati-hati
Kurikulum 2. Menarik
• STTPA • STTPA 3. Melibatkan banyak pihak
• Isi • KL dan KD • Isi 4. Sesuai dengan perkembangan anak
• Program Pengembangan
• Proses • Proses 5. Menghargai budaya dan bahasa yang digunakan anak
• Pembiasaan dan Pendekatan
• Penilaian • Penilaian 6. Menyeluruh, mencakup seluruh aspek perkembangan
Saintifik
• Otentik 7. Mengarahkan pada capaian keluaran yang positif untuk semua anak
Standar Standar 8. Dikembangkan berdasarkan atas hasil penelitian
9. Menekankan pada keterlibatan guru dan anak secara aktif
10. Memperhatikan pada aspek sosial dan keterampilan memenuhi aturan
11. Menerapkan cara penilaian mutu, efektivitas guru, dan anak
12. Anak melakukan secara aktif
13. Pembelajaran konsep mengarahkan anak untuk memahami dan menguasai
pengetahuan dan keterampilan dasar
14. Menekankan pada pembelajaran yang bermakna dan berkesesuaian

14 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 15


D paparan ciri dan lingkup kurikulum, jelas bahwa kurikulum
Dari Kemampuan sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Kedua sikap ini membangun
“...kurikulum bukan bukan hanya dokumen yang berisi rencana pembelajaran
b kesadaran anak bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, seorang individu yang
sesuai dengan perkembangan anak, tetapi juga mencakup
se memiliki kemampuan untuk pengembangan diri, dan bagian dari kelompok sosialnya.
haya dokumen
ttujuan, konsep-konsep yang dikenalkan untuk memperluas Pengembangan kemampuan sikap dilaksanakan melalui pembiasaan yang dilakukan secara
yang berisi rencana pengalaman belajar anak, proses yang dilakukan untuk
p terus menerus sehingga muncul sikap dari menerima, merespons, memahami, menerapkan,
pembelajaran membangun pengalaman bermakna, penilaian sebagai kendali
m hingga akhirnya menjadi perilaku yang membentuk karakter tangguh sebagai penentu
sesuai mutu untuk melihat ketercapaian tujuan, keterlibatan guru,
m masa depan.
orang tua, dan masyarakat yang mendukung dan memastikan
o
perkembangan Gambar 7 Pengembangan Kemampuan Sikap
kesesuaian kurikulum dengan agama, nilai moral, sosial, dan
k
anak; tetapi juga budaya setempat.
b
menccakup tujuan, Ciri kurikulum yang baik tentu bukan hanya untuk kalangan
C
konsep-konsep pendidik anggota NAECY, tetapi berlaku universal yang berarti
p
yang di kenalkan juga sebagai ciri umum dari sebuah kurikulum pendidikan
ju Menerima Merespons Memahami Menerapkan Berperilaku
untuk memperluas anak usia dini yang berkualitas.
a

pengalaman belajar Arah Kurikulum 2013 PAUD


A
anak...” K
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk
mendorong berkembangnya potensi anak agar memiliki
m
kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Memaknai kesiapan menempuh Pengembangan kemampuan pengetahuan dilakukan dengan mengenalkan konsep-
pendidikan selanjutnya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk konsep tentang diri dan lingkungannya, baik lingkungan mikro, messo, maupun makro.
menunjang keberhasilan anak dalam mengikuti pendidikan di jenjang lebih tinggi. Merujuk pada tahap kognitif yang dikemukakan Bloom, proses pengenalan konsep dimulai
Kemampuan yang dimaksud terdiri atas kemampuan sikap, kemampuan pengetahuan, dengan mengenal atau mengingat konsep – memahami – menerapkan – menganalisa –
dan kemampuan keterampilan. mengevaluasi – hingga menciptakan dari sebuah konsep menjadi hasil karya yang bermakna.
Proses pengembangan kemampuan tersebut disesuaikan dengan tahap perkembangan
Gambar 6 Pembentukan sikap Krathwolh
berpikirnya anak usia dini yang masih berada di tahap berfikir pra-operasional.

Gambar 8. Piramida Bloom


Memiliki kesiapan menempuh jenjang

Menciptakan

Sikap Sikap Mengevaluasi


Pengetahuan Keterampilan
Spiritual Sosial

Menganalisis

Pengalaman belajar bermakna Menerapkan

Mengingat
Mendorong perkembangan optimal potensi peserta didik

16 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 17


“...keterampilan K
Kemampuan keterampilan dikembangkan untuk mendukung pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebelumnya. Proses menalar merupakan bagian
untuk mendukung kemampuan sikap dan kemampuan pengetahuan. Keterampil an
k penting dalam rangka membangun pengetahuan baru yang dihubungkan dengan
untuk mendukung kemampuan sikap diterapkan melalui proses
u pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil proses menalar anak memiliki
kemampuan sikap
pembiasaan yang diawali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan
p pemahaman baru tentang suatu konsep. Tahap berikutnya (5) mengomunikasikan
di terapkan melalui dibangun agar anak: (1) mengetahui hal-hal yang baik (knowing the
d gagasan dan pemahaman tentang pengetahuan tentang konsep baru yang dituangkan
proses pembiasaan good), kemudian anak diajak untuk (2) memikirkan apa untungnya
g ke dalam berbagai hasil karya berupa lisan, seni, balok, dan lainnya.
(habituasi) yang jika sikap baik tersebut diterapkan dan kerugian bila sikap baik
ji
Gambar 10 Proses pendekatan saintifik
tersebut ditinggalkan (thinking the good), langkah berikutnya anak
te
di awali dengan
diajak
d (3) merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan Mencari
mengenalkan suatu (feeling
(f the good), dan guru bersama anak (4) melakukan perilaku
1 Mengamati
M 2 Menanya
M 3 Informasi 4 Menalar
M 5 M
Mengomunikasikan

sikap yang akan di yang


y baik (acting the good.) sebagai contoh baik, dan akhirnya anak
Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa Kurikulum 2013 PAUD
bangun...” (5)
(5 dibiasakan untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan
“...kurikulum
(habituating
(h the good). mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai satu komponen yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan. 2013 PAUD
Gambar 9. Setiap subkomponen tersebut memiliki fokus arahan dan bila disatukan mengembangkan
PROSES PEMBIASAAN (HABITUASI) SIKAP PADA ANAK membangun kompetensi lulusan PAUD yang memiliki kesiapan
kemampuan sikap,
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pembentukan sikap diarahkan
membangun kemampuan fungsi eksekutif (executive function) yang pengetahuan dan
Mengetahui Memikirkan hal Merasakan hal baik Melakukan hal baik Membiasakan hal ditenggarai dengan (1) kemampuan memori kerja otak dalam mengatur keterampilan sebagai
hal-hal yang baik
(Knowing the
baik (Thinking the (Feeling the good) (Acting the good) baik (Habituating Gambar 11 k e m a m p u a n satu komponen
good) the good) mempertahankan
good) ARAH KUALITAS SIKAP PENGETAHUAN DAN
yang saling terkait
KETERAMPILAN ANAK CAPAIAN PAUD dan mengelola
informasi berbeda dan tidak dapat di
Fungsi Eksekutif dalam waktu pisahkan...”
Kemampuan keterampilan untuk mendukung pengetahuan diterapkan melalui proses
singkat. (2)
saintifik. Proses saintifik atau dalam kurikulum ini sering disebut pendekatan saintifik
fleksibilitas mental yang membantu
yang bertujuan untuk membangun pola berpikir yang sistematis dengan rangkaian proses
mempertahankan respons dari
yang
y g saling g berkesinambungan dari yang paling konkrit berkembang menjadi karya nyata
tuntutan yang berbeda dalam waktu
se
sebagai hasil olah pikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir
“...proses saintifik atau Sikap singkat. (3) kontrol diri dalam hal
sa
saintifi k diterapkan dalam proses pembelajaran yang dimulai
dalam kurikulum ini dengan:
d (1) mengamati dengan menggunakan seluruh alat indera
Climber menentuan prioritas and menolak
tindakan/respons yang menarik.
sering disebut sebagai sehingga
se merasakan sensasi yang ditimbulkan dari benda tersebut
kemampuan
k berpikir, (2) menanya sebagai proses memberi ruang Pembentukan pengetahuan
pendekatan saintifik

fik
kepada
k anak untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap benda PAUD konseptual untuk membangun

nti
bertujuan untuk

sai
yang
y diamatinya. Rasa ingin tahu sebagai pendorong bagi anak kemampuan kreatif dengan
membangun pola untuk
u melakukan langkah berikutnya, yaitu (3) mengumpulkan kir menggunakan cara berpikir
rpi
Berpikir Berpikir
fikir yang sistematis tinggi (higher order thinking).
Be

informasi
in sebagai cara untuk menjawab rasa keingintahuannya.
Runut Tingkat Tinggi
Proses
P pengumpulan informasi dilakukan dengan melibatkan Pengembangan keterampilan berpikir
dengan rangkaian (Prosedural) (Konseptual)
seluruh
se sumber belajar yang ada di lingkungan, tidak hanya terbatas runut prosedural yang diterapkan
proses yang saling baik melalui pembiasaan (habituasi)
dari
d guru, tetapi dapat dari buku, internet, orang tua, pelaksana Kreativitas
berkesinambungan. ...” profesi,
p dan sebagainya. Langkah selanjutnya adalah (4) menalar, maupun pendekatan saintifik (saintific
yakni
y mengolah informasi yang sudah terkumpul untuk menjawab approach).

18 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 19


“...Secara komposisi
pengembangan Setiap jenjang pendidikan mengembangkan kemampuan kegiatan yang terpadu dan kontekstual untuk
yang
y sama yaitu kemampuan sikap, pengetahuan, dan mewujudkan kematangan selaras dengan lingkup “...Pengembangan
Kurikulum 2013
keterampilan
k yang membedakan adalah keseimbangan perkembangan.Satu tema dapat dikembangkan tema
PAUD lebih komposisi.
k Secara komposisi pengembangan Kurikulum menjadi subtema, atau sub-subtema dengan mempertimbangkan
menekankan pada 2013
2 PAUD lebih menekankan pada pembentukan sikap. memperhatikan kedalaman, keluasan, ketersediaan
prinsip-prinsip
pembentukan Karenanya
K menjadi salah kaprah bila program PAUD sumber, dan tingkat perkembangan anak.
diukur
d dengan kemampuan akademik atau lebih rinci pada pengembangan
sikap...” Pembelajaran tematik disampaikan melalui prosedur
kemampuan
k baca – tulis – dan hitung.
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan
tema (1)
habituasi. Mengacu pada prinsip diversifikasi dalam Kemenarikan, (2)
Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia?
pendidikan, tema dalam kurikulum 2013 PAUD kedekatan, (3)
Kurikulum pendidikan anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum tidak ditetapkan secara sentralistik, tetapi dipilih
kesederhanaan, (4)
satuan pendidikan persekolahan. Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD adalah: dan ditetapkan oleh satuan PAUD disesuaikan
dengan kondisi dan ketersediaan sarana dan
keinsidentalan...”
1. Mengoptimalkan perkembangan anak
Perkembangan anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, prasarana lembaga PAUD. Pengembangan tema
bahasa, sosial emosional, dan seni distimulasi secara seimbang agar seluruhnya mempertimbangkan prinsip-prinsip (1) kemenarikan, (2) kedekatan, (3)
mencapai perkembangan yang optimal. Perkembangan teroptimalkan bila kesederhanaan, dan (4) keinsidentalan.
kebutuhan anak terpenuhi secara utuh Kurikulum harus mendukung
k Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan pembiasaan
“...Kurikulum terlaksananya layanan holistik-integratif dengan memadukan
te dilaksanakan dalam suasana menyenangkan. Bermain dilaksanakan
harus mendukung layanan pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan, dan
la dalam suasana belajar, sehingga ada kebebasan anak untuk
kesejahteraan anak.
k mengembangkan gagasan, bereksplorasi, tanpa melanggar aturan
terlaksananya
P
Penerapan Kurikulum 2013 PAUD diawali dengan melakukan Deteksi Dini bersama.
layanan holistik-
Tumbuh Kembang (DDTK). Deteksi dini diperlukan untuk mengetahui
T 3. Menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan anak
integratif dengan apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
a Dalam penerapan kurikulum 2013 PAUD penilaian
memadukan Hasil deteksi dini tumbuh kembang seorang anak menjadi dasar
H menggunakan pendekatan otentik. Penilaian “...Hasil penilaian
layanan untuk memberikan stimulasi dan intervensi yang tepat sesuai dengan
u mengukur kemajuan perkembangan yang dicapai digunakan sebagai
perkembangannya. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan ke dalam
p anak setelah mengikuti program yang dirancang
pendidikan, bahan laporan
program-program kegiatan untuk menunjang kemajuan perkembangan
p dalam kurikulum.Penilaian dilaksanakan
gizi, kesehatan, kepada orang
anak. Pelaksanaannya dilakukan bekerja sama dengan layanan kesehatan
a secara berkelanjutan untuk mendapatkan data
pengasuhan, dasar di Posyandu atau tempat layanan kesehatan lainnya.
d perkembangan yang dimunculkan anak pada saat tua dan sebagai
perlindungan, dan berkegiatan atau melalui karya yang dihasilkannya. masulkan untuk
H penting lainnya bahwa Kurikulum PAUD bersifat inklusi dalam arti
Hal
kesejahteraan menghargai keberagaman kemampuan anak, baik secara fisik maupun
m Hasil penilaian disampaikan berupa laporan ditindaklanjuti
anak...” mental tanpa harus membandingkan satu dengan lainnya. Terkait
m perkembangan yang ditulis secara deskripsi yang
pada kegiatan
dengan pemahaman tersebut penerapan kurikulum bersifat individual
d menggambarkan capaian perkembangan anak.
Hasil penilaian digunakan sebagai bahan laporan
selanjutnya...”
disesuaikan
di ik dengan tingkat perkembangan anak walaupun penyusunan rencana
pembelajarannya disusun untuk kelompok. kepada orang tua dan sebagai masukan untuk
ditindaklanjuti pada kegiatan selanjutnya.
2. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam pemberian
rangsangan pendidikan 4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran
Dalam model pembelajaran tematik mengakomodasi pengenalan konten nilai Kurikulum PAUD menempatkan orang tua sebagai partner dalam
agama dan moral, alam, kehidupan, manusia, budaya, dan simbol melalui mendidik. Pelibatan orang tua diyakini menjadi bagian penting dalam

20 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 21


p
proses pembelajaran dan mendorong keberhasilan anak di
‘‘...Satuan PAUD jenjang pendidikan berikutnya. Satuan PAUD seharusnya
je Apa Persyaratan dalam Penerapan
seharusnya memfasilitasi pelaksanaan program keorangtuaan dalam
m
memfasilitasi berbagai bentuk kegiatan. Program pengasuhan terprogram
b
menjadi keharusan bila satuan PAUD memberikan layanan
m
Kurikulum PAUD Indonesia?
pelaksanaan
program untuk anak usia 4-6 tahun tetapi jumlah jam
p
program pertemuannya kurang dari 900 menit (15 jam) dalam satu
p
keorangtuaan minggu. Program pengasuhan menggenapkan kekurangan
m
dalam berbagai jam pertemuan belajar dalam satu minggu dilaksanakan
ja Pada bagian ini akan dipaparkan tentang Ketentuan Pemerintah Daerah
oleh orang tua di rumah. Pengasuhan terprogram disusun
o dan Setiap Satuan PAUD Dalam Penerapan Kurikulum 2013 PAUD. Pokok-
bentuk kegiatan...’
guru bersama orang tua.
g pokok pikiran yang akan dipaparkan, yaitu:
Di samping orang
o tua biologis, Kurikulum PAUD juga melibatkan orang-
• Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan Kurikulum
orang dewasa yang ada di lingkungan anak. Pendidik bukan satu-
PAUD
satunya sumber belajar yang memfasilitasi anak belajar, dan kelas bukan
satu-satunya tempat anak belajar. Anak dapat belajar di dalam, di luar, • Bagaimana Ketentuan Satuan PAUD dalam Penerapan Kurikulum PAUD
di kebun dan di semua tempat yang memungkinkan untuk mengenal, 2013?
benda, tumbuhan, orang, tempat, atau kejadian. Anak dapat belajar Kedua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci untuk dapat
dari pendidik, orang tua, sumber lain, buku, dan sebagainya.Bahan ajar memaknai Ketentuan Pemerintah Daerah dan Setiap Satuan PAUD Dalam
dan alat peraga diambil dari lingkungan. Pembelajaran yang demikian Penerapan Kurikulum 2013 PAUD. Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di
lebih menghargai proses dari pada hasil semata. Untuk pelaksanaan atas dapat disimak berikut ini.
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum PAUD yang
paling utama diperlukan perubahan pola pikir dan pola kerja pendidik. Bagaimana Ketentuan Pemerintah Daerah dalam Penerapan
Kurikulum PAUD
5. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi.
Dalam rangka pembangunan pendidikan, Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
‘‘...Kurikulum setiap
se daerah memerlukan pendidikan Pasal 7 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 di nyatakan
yang
y sesuai dengan karakteristik daerah. bahwa “Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai
sebagai jantung dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”Sesuai dengan ketentuan
Kurikulum
K sebagai jantung pendidikan perlu
pendidikan perlu dikembangkan
d dan diimplementasikan secara tersebut, berarti satuan PAUD menerapkan Kurikulum 2013 secara bertahap
dikembangkan dan kontekstual
k untuk merespon kebutuhan dan berjenjang.
diimplementasikan daerah
d dan anak di masa kini dan masa Pemerintah Daerah diharapkan menunjang pelaksanaan kurikulum PAUD
mendatang.
m Kurikulum nasional yang untuk seluruh satuan PAUD di wilayahnya, dengan ketentuan:
secara kontekstual
ditetapkan
d dalam Permendikbud Nomor
untuk merespon 146
1 Tahun 2014 bersifat rujukan yang harus
1. Satuan PAUD yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 diwajibkan
mengikuti pelatihan implementasi kurikulum yang dilaksanakan, baik
kebutuhan daerah dikembangkan
d menjadi kurikulum operasional
oleh pemerintah maupun biaya individu.
dan anak di masa oleh
o satuan pendidikan agar sesuai dengan
2. Satuan PAUD yang telah dilatih dilengkapi dengan pedoman penerapan
kondisi
k dan kekhasan potensi daerah.
kini dan masa kurikulum untuk memperdalam pemahaman tentang Kurikulum 2013
mendatang...’ PAUD dan penerapannya.
3. Kurikulum sebagai acuan minimal yang dapat dikembangkan oleh
satuan PAUD sesuai dengan karakteristik, keunggulan, dan potensi
yang dimilikinya.

22 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 23


4. Ditetapkan minimal satu satuan PAUD yang dijadikan sebagai rujukan
untuk penerapan kurikulum.
5. Mengoptimalkan gugus untuk pembahasan kurikulum lebih lanjut.
Penutup
Satuan PAUD yang gurunya sudah dilatih dan memiliki pedoman
bukan berarti sudah mumpuni, tetapi perlu penajaman melalui
praktik baik untuk memantapkan di dalam satuan PAUD mapun saling
membelajarkan di Gugus PAUD. Kurikulum merupakan program pendidikan terstruktur yang dikembangkan
6. Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta pembinaan dan pendampingan ditujukan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Penyempurnaan
terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang kurikulum perlu dilakukan terus-menerus seiring dengan perkembangan ilmu
dilakukan oleh pengawas dan/atau penilik PAUD. pengetahuan dan teknologi serta tantangan. Pengenalan Kurikulum 2013
7. Petugas penataan, pembinaan dan/atau pendampingan program harus PAUD merupakan bekal bagi pendidik untuk memahami apa, mengapa, dan
dilatih sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya sebagai penjamin bagaimana Kurikulum 2013 PAUD serta apa yang seharusnya dilaksanakan
mutu dan evaluasi dampak. dalam rangka menerapkan kurikulum di satuan PAUD. Hal penting yang harus
Bagaimana Ketentuan Setiap Satuan PAUD dalam Penerapan disadari dan diterapkan oleh komponen pelaksana PAUD adalah diperlukan
kelapangan hati, keluasan pikiran dalam menyikapi perubahan, karena
Kurikulum PAUD
Kurikulum 2013 PAUD bagian dari perubahan tersebut.
Satuan PAUD yang menyelenggarakan Kurikulum 2013 diharapkan:
Bila mengharapkan kehidupan yang lebih baik, langkah pertama adalah
1. Membangun tim pendidik yang kompak dan memiliki satu pemahaman
kita harus berubah ke arah yang lebih baik.
sama. Untuk hal ini kepala PAUD menjadi pemimpin tim dalam menuju
pencapaian visi misi satuan PAUD.
2. Kepala Satuan PAUD dituntut memahami kurikulum lebih dalam
dibanding pendidik untuk membangun suasana belajar yang berkualitas
tinggi (Murphy & Schiller 1992). Kepala satuan PAUD membutuhkan
pelatihan kurikulum di samping pelatihan perencanaan untuk perbaikan
sekolah, kepemimpinan administratif, kemampuan organisasi,
lingkungan sekolah dan iklim, komunikasi, hubungan masyarakat, dan
pengembangan profesional.
3. Kepala satuan PAUD beserta guru harus memastikan bahwa yang
dipelajari anak bukan hanya dasar membaca, menulis, matematika,
mendengarkan, dan keterampilan berbicara, tetapi juga menguraikan
kemampuan berpikir dan kualitas pribadi yang semua butuhkan untuk
mencapai keberhasilan pendidikan lebih lanjut.
4. Kurikulum disusun berdasar pada Standar PAUD. Kurikulum berbasis
standar tidak hanya mencakup tujuan, dan sasaran standar, tetapi
segala sesuatu yang dilakukan untuk memungkinkan pencapaian hasil
sesuai dengan standar.
5. Kepala satuan PAUD harus berkolaborasi dengan orang tua, anggota
masyarakat, dan semua pemilik kepentingan (stakeholder) untuk
berbagi keahlian, pendapat, dan bantuan mereka dalam menciptakan
kurikulum berdasarkan standar yang tinggi untuk belajar anak.

24 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA 25


Daftar Pustaka

Beaty, Janice J. 2010. Observing Development of The Young Child. New Jersey:
PearsonEducation, Inc.

Dodge, Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum For
Preschool Fourth Edition, Washington DC : Cengage Learning.

Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum
Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.

Essa, Eva L., Introduction to Early Childhood Education, Annotated Student’s Edition,
6th ed. Belmont, USA: Wadsworth, 2011.

http://www.educate.ece.govt.nz/learning/curriculumAndLearning/
Assessmentforlearning/KeiTuaotePae/Book1/
WhatAreTheEarlyChildhoodExemplars.aspx

Lynn Meltzer,Executive Function In Education: From Theory to Practise. Guilford Press


Amazon.com, 2012

Alamat Tim Penulis


Enah Suminah (email: enahsuminah@kemdikbud.go.id)
Ali Nugraha (email: alinugraha.fip.upi@gmail.com)
Gunarti D. Lestari(email: tarie_henry@yahoo.co.id)
Mareta Wahyuni (email: mareta_68@yahoo.com)

26
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
KERANGKA DASAR DAN
STRUKTUR KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Diterbitkan oleh: pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

vi+ 38 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
ISBN: yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
978-602-73704-5-6 konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Pengarah: pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Penyunting:
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis: kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Enah Suminah
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Ali Nugraha
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Farida Yusuf
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Widya A. Puspita
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Desain/Layout: juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Surya Evendi antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Samsudin
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Kontributor: guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Ebah Suhaebah rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Dumaria Simanjuntak satuan pendidikannya.
Foto-foto: Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Dokumen Penulis merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Sekretariat: Terima kasih.
Retno Wulandari Jakarta, Oktober 2015
Yuyut Setyowati Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii
Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya.
Mengapa Pedoman ini di susun? ......................................................................... 1
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat
• Mengapa Pedoman Strukutur K-13 PAUD Ini Diperlukan? ................ 1
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD
• Apa Tujuan Dari Pedoman Strukutur K-13 PAUD Ini? ......................... 2
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan
kajian-kajian yang melandasinya. • Apa yang menjadi landasan Penyusunan Pedoman Strukutur K-13 PAUD
ini? .......................................................................................................... 2
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya • Siapa Sasaran dari Pedoman Strukutur K-13 PAUD Ini? ...................... 2
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan Kerangka Dasar K-13 Paud: Apa, Mengapa Dan Bagaimana ............................. 3
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan,
• Bagaimana Pengertian Kurikulum berdasar K-13 PAUD? ................... 3
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan
• Apa tujuan K-13 PAUD itu? ................................................................... 4
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami • Apakah Kerangka Dasar K-13 PAUD itu? ............................................. 4
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan Struktur K-13 Paud: Apa, Mengapa Dan Bagaimana .......................................... 7
penyempurnaan.
• Apakah Struktur K-13 PAUD Itu? Dan Apa sajakah yang termasuk dalam
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan Struktur K-13 PAUD Itu? ........................................................................ 8
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi • Bagaimana memahami setiap hal terkait Struktur K-13 PAUD? .......... 8
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa
• Bagaimana Memahami Muatan Kurikulum? ....................................... 8
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini. • Bagaimanakah Memahami Kompetensi Inti? ...................................... 10
• Bagaimakah Memahami Setiap Rumusan Kompetensi Dasar? .......... 11
• Bagaimana Cara Melakukan Pemetaan Lingkup Perkembangan dengan
Jakarta, Oktober 2015
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini, Kompetensi Dasar? ................................................................................. 30
• Bagaimana cara menghitung Lama Belajar yang dibutuhkan oleh setiap
Satuan PAUD untuk mencapai Muatan Kurikulum, KI dan KI yang telah
ditetapkan? ............................................................................................ 33
• Bagaimana memahami Indikator Perkembangan Dalam K-13 PAUD? ......... 34
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
Penutup .................................................................................................................. 36
NIP 195804091984022001
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 37

iv KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v
Mengapa Pedoman ini di susun?

Pada bagian awal ini terlebih dahulu akan dipaparkan hal-hal yang mendasari mengapa
pedoman tentang pemahaman Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Indonesia sangat diperlukan. Hal-hal yang perlu disimak dengan baik adalah:

• Mengapa Pedoman Struktur K-13 PAUD Ini Diperlukan?


“... Pendidikan tidak akan mati, jika kurikulum • Apa Tujuan Dari Pedoman Struktur K-13 PAUD Ini?
• Apa yang menjadi landasan Penyusunan Pedoman Struktur K-13 PAUD ini?
dapat di jalankan dengan sepenuh hati...”
• Siapa Sasaran dari Pedoman Struktur K-13 PAUD Ini?
Ali Nugraha

Semua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci yang mendorong perlunya


pedoman struktur Kurikulum 2013 PAUD di Indonesia. Paparan setiap jawaban dari
pertanyaan di atas dapat disimak dalam penjelasan berikut.

Mengapa Pedoman Struktur K-13 PAUD Ini Diperlukan?


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat “...seluruh
pendidik dan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional
pengelola PAUD
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi harus memahami
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerangka dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi struktur kurikulum
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2013 Pendidikan
Anak Usia Dini
Tujuan di atas secara konsisten menjadi rujukan dalam agar dalam
mengembangkan tujuan kurikulum 2013. Undang-Undang Nomor 20 penyelenggaraan
program PAUD
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
sesuai dengan
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan yang
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai ditetapkan...”
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada
dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran.

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang diberlakukan mulai tahun ajaran
2014/2015 memenuhi kedua dimensi tersebut. Untuk menerapkan kedua dimensi

vi KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1
tersebut, seluruh pendidik dan pengelola PAUD harus memahami kerangka dan struktur
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini agar dalam penyelenggaraan program PAUD
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Apa dan Bagaimana
Ketepatan dalam membaca dan memahami nomenklatur yang dimaksudkan dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menjadi keharusan. Materi ini penting
sebagai payung sebelum para pendidik mengembangkan lebih jauh dari kurikulum
Kerangka Dasar K-13 PAUD?
2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

Apa Tujuan dari Pedoman Struktur K-13 PAUD Ini? Pada bagian ini akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan Kerangka Dasar
K-13 PAUD, hal ini penting untuk dipahami sebelum menguasai Struktur
Tujuan dari petunjuk teknis ini adalah:
Kurikulum PAUD karena kerangka dasar merupakan payung yang mendasari
1. Memberi informasi yang jelas tentang kerangka dasar dan struktur Kurikulum
tersusunnya setiap rumusan kompetensi yang ada dalam Struktur K-13 PAUD.
2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Hal-hal yang perlu disimak dengan baik adalah:
2. Menjadi acuan bagi guru dan pengelola dalam mengembangkan kurikulum
satuan PAUD. • Apa Pengertian Kurikulum berdasar K-13 PAUD?
• Apa tujuan K-13 PAUD itu?
Apa yang menjadi landasan Penyusunan Pedoman Struktur K-13 PAUD ini?
• Apakah Kerangka Dasar K-13 PAUD itu?
Penyusunan Pedoman Struktur K-13 PAUD mengacu pada dasar hukum, sebagai berikut:
Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak berikut ini.
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Apa Pengertian Kurikulum Berdasar K-13 PAUD? Upaya yang
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem dapat dilakukan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana dalam rangka
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; pengembangan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua potensi tersebut
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman melalui program
atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan yang
Pendidikan;
tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai kerangka kerja terstruktur.
5. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Komponen untuk
(framework) yang berisi rencana dan implementasi sebuah
Dini Holistik-Integratif; pendidikan yang
program untuk mengembangkan semua aspek perkembangan
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor137 Tahun 2014 tentang terstruktur adalah
anak dalam menyiapkan anak mencapai keberhasilan di sekolah kurikulum.
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini;
dan tahap selanjutnya. Kurikulum memberikan pengalaman
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang
belajar yang bermakna, menarik, dan berkualitas tinggi.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang PAUD merupakan pendidikan yang paling fundamental karena
Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 Pasal 7. perkembangan anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai
stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini harus
Siapa Sasaran dari Pedoman Struktur K-13 PAUD Ini?
dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistik-integratif agar di masa emas
Sasaran dari pedoman struktur K-13 PAUD ini adalah pihak-pihak terkait, di antaranya: perkembangan anak mendapatkan stimulasi yang utuh, untuk mengembangkan
1. Guru anak usia dini berbagai potensi yang dimilikinya. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
2. Pengelola satuan Pendidikan Anak Usia Dini pengembangan potensi tersebut melalui program pendidikan yang terstruktur.
3. Pengawas dan Penilik Pendidikan Anak Usia Dini Komponen untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum.
4. Pemangku kepentingan dari berbagai unsur.

2 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3
Kurikulum memandu guru untuk memenuhi seluruharea belajar yang digunakan anak d. Proses pendidikan memerlukan keteladanan,
dengan memakai pendekatan pembelajaran yang tepat, strategi penataan lingkungan yang pengayoman terus menerus dan secara
sesuai untuk mendukung berkembangnya kualitas kemampuan anak sesuai dengan tahap berkesinambungan sebagaimana dicontohkan
perkembangannya. Guru harus memiliki visi yang kuat tentang apa yang ingin dikembangkan g
oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: ing
pada anak, pengetahuan dan keterampilan yang dapat dipelajari anak, dan sikap yang akan ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso,
ditanamkan pada anak. tut wuri handayani. Guru sebagai hendaklah
dapat menjadi teladan (role model) bagi
Apa tujuan K-13 PAUD itu? anak dalam bersikap dan berperilaku. Guru
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong perkembangan k
juga membangun minat dan keinginan anak
peserta didik secara optimal melalui pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan untuk terus belajar melalui kegiatan yang
sehingga anak mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mendukung menyenangkan. Guru menjadi fasilitator yang
keberhasilan di sekolah dan pendidikan pada tahap selanjutnya. diperlukan anak untuk belajar.

Bagaimana Kerangka Dasar K-13 PAUD itu?


e. Kegiatan pembelajaran dilakukan
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan atas dasar pengkajian landasan
melalui bermain yang ditujukan
filosofis, sosiologis, teoritis, psikologis-pedagogis, dan yuridis yang jelas dan telah teruji secara
untuk mengembangkan seluruh
empiris.
kompetensi sikap spiritual,
1. Landasan Filosofis sikap sosial, pengetahuan, dan
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merujuk pada filosofi sebagai berikut: keterampilan.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa 2. Landasan Sosiologis
kini dan masa mendatang. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengenalkan pengalaman belajar dalam Dini dikembangkan dengan landasan
konteks budaya Indonesia. Budaya menjadi latar, sekaligus konten dalam pembelajaran sosiologis dimaksudkan bahwa dalam
PAUD untuk membangun kompetensi diri yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini proses pembelajaran menyesuaikan
dan masa depan yang menunjang pengembangan budaya secara kreatif. dengan tuntutan dan norma-norma
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. yang berlaku pada masyarakat tempat
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
anak tinggal. Kurikulum PAUD mengangkat keanekaragaman budaya sebagai kekayaan
mengenalkan budaya bangsa sebagai k
milik
budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Perbedaan kebiasaan - budaya - agama
kehidupan anak. Anak diharapkan peduli, mengenal,
- fisik harus mampu mengembangkan sikap saling memahami dan menghargai.
menyayangi, dan bangga terhadap budaya bangsa
yang harus dirawat dan dilestarikan serta dijadikan 3. Landasan Psikologis-Pedagogis
latar kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diterapkan melalui proses pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan dan karakteristik anak usia dini. Setiap anak memiliki keunikan, baik dari
c. Peserta didik adalah pembelajar yang aktif dan memiliki
kecepatan kematangan perkembangan, cara belajar, minat, maupun bakat yang dimilikinya. Guru
talenta untuk belajar mengenai berbagai hal yang ada
harus mengetahui cara mengelola pembelajaran yang sesuai dengan kerakteristik anak usia dini.
di sekitarnya. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,
i memfasilitasi
f ilit i anak
k membangun
b
Hal yang penting dipahami oleh guru bahwa anak akan belajar dengan baik bila dilaksanakan
pengalaman melalui proses belajar aktif sesuai dengan minat anak. Anak didukung untuk
dalam suasana yang menyenangkan. Guru diharapkan memahami tahapan perkembangan anak
memiliki banyak pengetahuan tentang diri dan lingkungan, serta menguasai berbagai
dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan cara belajar anak.
keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan dirinya di masa depan.

4 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan berdasarkan
berbagai teori yakni; (1) teori perkembangan anak yang menyatakan
bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang kompleks, tergantung pada
Apa dan Bagaimana
kecepatan perkembangan masing-masing; (2) teori perkembangan otak,
bahwa jejaring antarsel neuron menentukan kemampuan dan kecerdasan Struktur K-13 PAUD?
berpikir seseorang, tempat jejaring tersebut dibangun sangat cepat pada
usia dini. Di samping itu, dinyatakan bahwa pembelajaran pada usia dini
paling tepat dilakukan dengan cara melakukan langsung dengan benda Pada bagian ini akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan Struktur
nyata untuk merangsang sensitifitas penginderaan; (3) teori pedagogis Kurikulum 2013 PAUD. Memahami Struktur Kurikulum bagi pendidik
yang menekankan bahwa anak belajar dalam kondisi lingkungan yang merupakan hal utama karena Struktur K-13 PAUD merupakan titik awal dalam
aman, nyaman, yang dapat merangsang keinginan anak untuk mencari mengembangkan bagian-bagian kurikulum lainnya, seperti KTSP, Program
tahu dan melakukan sesuatu. Tahunan, Program Semester dan lainnya. Oleh karena itu setiap materi yang
dipaparkan pada bagian ini harus disimak dengan cermat. Hal-hal yang perlu
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini mengembangkan kompetensi-
disimak dengan baik adalah:
kompetensi dasar yang dicapai melalui pengalaman belajar seluas-luasnya
bagi anak untuk mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan Apakah Struktur K-13 PAUD Itu?
keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Bagaimana memahami setiap hal terkait Struktur K-13 PAUD?
5. Landasan Yuridis 1. Bagaimana memahami Muatan Kurikulum?
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan landasan 2. Bagaimana memahami Kompetensi Inti?
yuridis sebagai berikut: 3. Bagaimakah Memahami Setiap Rumusan Kompetensi Dasar?
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Bagaimana cara melakukan Pemetaan Lingkup Perkembangan dengan
Nasional; Kompetensi Dasar?
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana 1. Mengapa diperlukan pemataan Lingkup Perkembangan dan Kompetensi
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan Dasar?
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; 2. Cara melakukan pemataan Lingkup Perkembangan dan Kompetensi
c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Dasar.
Kedua atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Bagaimana cara menghitung Lama Belajar yang dibutuhkan oleh setiap
Standar Nasional Pendidikan;
Satuan PAUD untuk mencapai Muatan Kurikulum, KI dan KI yang telah
d. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan
ditetapkan?
Anak Usia Dini Holistik-Integratif;
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor137 Tahun Bagaimana memahami Indikator Perkembangan dalam K-13 PAUD?
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini; 1. Apakah indikator perkembangan itu?
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2. Apakah fungsi Indikator perkembangan dalam K-13 PAUD itu?
2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini; 3. Bagaimanakah keterkaitan/hubungan antara Kompetensi Inti,
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun Kompetensi Dasar dan Indikator Perkembangan
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak berikut ini.
tahun 2013 Pasal 7.

6 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7
Apakah Struktur K-13 PAUD Itu?
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan
kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar.

Bagaimana memahami setiap hal terkait Struktur K-13 PAUD?


Bagaimana Memahami Muatan Kurikulum?
Muatan kurikulum berisi program-program pengembangan, yang terdiri atas: (1) program
pengembangan nilai agama dan moral, (2) program pengembangan fisik motorik, (3)
program pengembangan kognitif, (4) program pengembangan bahasa, (5) program b. Program pengembangan fisik-motorik berarti ada guru yang mengerti
pengembangan sosial-emosional, dan (6) program pengembangan seni. Program kebutuhan dan memberikan kesempatan serta dukungan kepada anak untuk
pengembangan dimaksud adalahperwujudan suasana belajar untuk berkembangnya bergerak, berlatih motorik kasar dan halus, serta membiasakan menerapkan
perilaku, kematangan berpikir, kinestetik, bahasa, sosial emosional, dan bahasa melalui hidup sehat. Tersedia tempat alat dan waktu yang dapat digunakan anak
kegiatan bermain. Suasana belajar diartikan segala sesuatu yang dapat mendorong minat untuk berlatih kekuatan, kecakapan, kelenturan, koordinasi tubuhnya untuk
anak untuk belajar. Anak dapat belajar dengan baik apabila: mencapai kematangan kinestetik dan pembiasaan hidup sehat. Dilaksanakan
dalam proses belajar yang menyenangkan.
u
1. Orang-orang yang ada disekitarnya menyenangkan. Guru
c. Program pengembangan kognitif berarti ada guru yang mengerti konsep
n
yang ramah, memperlakukan semua anak secara adil, teman
pengetahuan mendasar yang dapat dipelajari anak, memahami cara anak
g
bermain yang saling menerima, serta komunikasi yang
belajar, mendukung anak untuk mencari tahu, dan melakukan/mencoba
hangat, terbuka, santun, dan terjadi dalam dua arah.
untuk mencari jawaban dari keingintahuannya. Mengoptimalkan setiap
g
2. Lingkungannya menyenangkan. Tersedia alat main yang
ruang, alat, bahan dan kejadian yang ada di lingkungan untuk mendorong
n
memadai, bersih, tertata dengan tepat sesuai dengan
kematangan proses berpikir anak.Dilaksanakan dalam proses belajar saintifik
k
pertumbuhan fisik anak, dan dapat digunakan oleh anak
yang mendorong anak menjadi kritis, analitis, evaluasi dalam setiap tindakan
sesuai dengan pikirannya. Luas tempat di dalam dan dii
utuk menghasilkan cara mengatasi permasalahannya atau berkreasi.
n
luar cukup untuk anak dapat melakukan kegiatan dengan
d. Program pengembangan bahasa berarti ada guru yang menguasai teknik
g
nyaman adalah pijakan lingkungan yang sangat mendukung
berkomunikasi yang tepat untuk membantu mencapai kematangan bahasa
kebebasan anak berkreasi.
ekspresif dan reseptif. Tersedia tempat sumber, alat dan waktu yang dapat
3. Proses pembelajaran yang mendukung kebebasan berpikir,,
digunakan anak untuk berlatih berbahasa dan mengenal keaksaraan awal.
tanpa tekanan, sedikit instruksi dan pembatasan dari guru..
Dilaksanakan dalam proses belajar yang menyenangkan.
Guru memberi respons yang tepat saat anak bertanya,,
e. Program pengembangan sosial-emosional berarti ada guru yang memahami
memberikan penguatan di saat anak menemukan sesuatu//
ttahapan perkembangan sosial emosional anak,
k
berhasil melakukan sesuatu, memberikan bantuan saat anak
m
mendukung berkembangnya kesadaran mengenal
memerlukan.
p
perasaan diri, perasaan orang lain, menjadi contoh
Terkait dengan pemaparan tersebut:
b
berperilaku prososial bagi anak. Terciptanya
a. Program pengembangan nilai agama berarti ada guru yang menjadi teladan bagi llingkungan belajar yang membuat anak dapat tumbuh
pengembangan perilaku yang bersumber dari nilai agama dan moral. Ditunjang k
kematangan sosial emosional melalui proses belajar
dengan lingkungan belajar yang mencerminkan penerapan nilai agama dan moral yyang menyenangkan dengan dukungan pendidik
serta nilai-nilai lain yang berkembang dalam masyarakat. Dilaksanakan dalam yyang memahami pengelolaan belajar dan pengelolaan
proses belajar yang menyenangkan. k
konflik emosional anak.

8 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9
f. Program pengembangan seni berarti ada guru yang memahami 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
pengembangan seni bagi anak, memberi kesempatan, menyediakan 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
tempat, waktu dan alat yang dapat digunakan anak untuk berekplorasi, 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
berekspresi dan mengapresiasi hasil karya dirinya dan orang lain baik 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan
dalam bentuk gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya
Pemetaan rumusan setiap Kompetensi Inti terlihat pada tabel di bawah ini:
((seni lukis,, seni rupa,
p , kerajinan
j dalam suasana yyang
g menyenangkan.
y g
KOMPETENSI INTI

KI-1 Menerima ajaran agama yang dianutnya

Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya
diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan
KI-2
diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik dan/
atau pengasuh, dan teman

Mengenali diri, keluarga, teman, guru dan/atau pengasuh, lingkungan


sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan
PAUD dengan cara: mengamati dengan indra (melihat, mendengar,
KI-3
menghidu, merasa, meraba); menanya; mengumpulkan informasi;
mengolah informasi/mengasosiasikan,dan mengomunikasikan melalui
kegiatan bermain

Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan,dan dipikirkan melalui


KI-4 bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta
mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia

Bagaimanakah Memahami Kompetensi Inti? Bagaimakah Memahami Setiap Rumusan Kompetensi Dasar?
Kemampuan yang diharapkan dicapai anak Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
setelah mengikuti proses pembelajaran merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran
yang dirancang melalui kurikulum disebut tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada
kompetensi. Kompetensi dalam kurikulum Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
PAUD mengacu pada perkembangan anak. karakteristik, kemampuan awal anak serta
Kompetensi Inti PAUD merupakan gambaran
Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pencapaian Standar Tingkat Pencapaian pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut:
Perkembangan Anak pada akhir layanan
1. Kompetensi Dasar sikap spiritual(KD-1) dalam rangka menjabarkan KI-1
PAUD di usia 6 (enam) tahun. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar sikap sosial(KD-2) dalam rangka menjabarkan KI-2
yang disingkat menjadi KI.
3. Kompetensi Dasar pengetahuan (KD-3) dalam rangka menjabarkan KI-3
Secara terstruktur kompetensi inti dimaksud
4. Kompetensi Dasar keterampilan KD-4) dalam rangka menjabarkan KI-4.
mencakup:

10 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11
Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti terlihat pada tabel berikut.
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang
1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya dewasa
KI-1. Menerima ajaran 4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa
agama yang dianutnya 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan
syukur kepada Tuhan
2.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat halus
2.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu 4.4. Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
2.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif 4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar
2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
KI-2. Memiliki perilaku yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
2.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
hidup sehat, rasa ingin tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
2.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan
KI-4. Menunjukkan 4.7. Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita,
tahu, kreatif dan estetis, sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
yang diketahui, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan sosial (keluarga, teman,
percaya diri, disiplin, 2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran,
dirasakan, dibutuhkan, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
mandiri, peduli, mampu mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
dan dipikirkan melalui 4.8. Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita,
bekerja sama, mampu 2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
bahasa, musik, gerakan, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman,
menyesuaikan diri, 2.9. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu
dan karya secara cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
jujur, dan santun dalam jika diminta bantuannya
produktif dan kreatif, 4.9. Menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan
berinteraksi dengan 2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran
serta mencerminkan bermain, peralatan pertukangan, dll) untuk menyelesaikan tugas dan
keluarga, guru dan/atau kepada orang lain
perilaku anak berakhlak kegiatannya
pengasuh, dan teman 2.11. Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
mulia 4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan
2.12. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab
membaca)
2.13. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan
2.14. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun
bahasa secara verbal dan nonverbal)
kepada orang tua, pendidik, dan teman
4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk
3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
KI-3. Mengenali diri, karya
3.2. Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia
keluarga, teman, 4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk
pendidik dan/atau 4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan, dan minat diri dengan cara
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
pengasuh, lingkungan yang tepat
3.4. Mengetahui cara hidup sehat
sekitar, teknologi, seni, 4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai
3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif
dan budaya di rumah, media
3.6. Mengenal benda -benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran,
tempat bermain dan
pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) Bagaimana Cara Memahami Setiap Rumusan yang Terdapat dalam
satuan PAUD dengan
cara: mengamati
3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat Kompetensi Dasar?
ibadah, budaya, transportasi)
dengan indra Cara memahami setiap rumusan yang terdapat dalam Standar Kompetensi adalah sebagai berikut:
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-
(melihat, mendengar,
batuan, dll) • KD-1 dan KD-2 berupa sikap dan perilaku yang diharapkan berkembang pada diri anak
menghidu, merasa,
3.9. Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan setelah mendapatkan stimulasi melalui kurikulum yang diterapkan di satuan PAUD.
meraba); menanya;
bermain, peralatan pertukangan, dll)
mengumpulkan Pencapaian KD-1 dan KD-2 dilakukan melalui kegiatan rutin yang diterapkan di satuan
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)
informasi; 3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan
PAUD sepanjang hari dan sepanjang tahun dengan pembiasaan dan keteladanan dari
mengolah informasi/ nonverbal) pendidik.
mengasosiasikan, dan 3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain • KD-3 dan KD-4 berupa kemampuan pengetahuan dan keterampilan dikembangkan
mengomunikasikan 3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain melalui kegiatan berm ain yang terprogram melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
melalui kegiatan 3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri
bermain Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disusun
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
oleh satuan PAUD.

12 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13
Apa yang harus dipahami guru dari setiap KD? mengembangkan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar sebagai wujud rasa
KD-1. Sikap spiritual syukur kepada Tuhan; (7) Anak diajak memikirkan apa yang akan dirasakannya bila
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya salah satu fungsi alat-alat tubuh sakit atau tidak ada. Anak juga diajak merasakan
Sikap mempercayai adanya Tuhan ditenggarai dengan perilaku anak mengetahui sifat apa yang dirasakan jika tidak ada tumbuhan, tidak ada binatang dan lainnya; (8)
Tuhan sebagai pencipta, mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan, mengucapkan kalimat takjub pembiasaan mengucapkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan atas diri,
saat melihat ciptaan Tuhan. orang lain dan lingkungan yang bermanfaat; (9) pembiasaan menghargai keberadaan
orang lain (orang tua, keluarga, teman); (10) pembiasaan menyayangi binatang.
Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) pembiasaan mengenalkan ciptaan
Tuhan yang ada di lingkungan, berupa benda, tumbuhan, orang-orang sebagai
KD-2 Sikap Sosial
ciptaan Tuhan; (2) pembiasaan mengucapkan kalimat takjub melihat ciptaan Tuhan; (3) 2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
membiasakan ibadah sehari-hari. Sikap hidup sehat tercermin dari kebiasaan anak makan-makanan bergizi seimbang,
merawat kebersihan diri seperti; mencuci tangan, menggosok gigi, mandi,
berpakaian bersih, menjaga kebersihan lingkungan seperti; membuang sampah,
menyayangi tanaman, menjaga keselamatan diri seperti; melindungi diri dari
percobaan kekerasan, serta menghindari dari tempat dan benda berbahaya.

Upaya yang dapat dilakukan guru, di antaranya (1) mengenalkan dan membiasakan
anak makan makanan bergizi seimbang (2) mencuci tangan yang benar (3) menggosok
gigi (4) mandi (5) berpakaian bersih (6) membuang sampah (7) menyayangi tanaman
(8) melindungi diri dari percobaan kekerasan (9) menjaga keamanan diri dari tempat
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan dan benda berbahaya.
lingkungan sekitar sebagai rasa syukur 2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
kepada Tuhan Sikap ingin tahu ditenggarai dengan kebiasaan anak yang
Sikap menghargai diri, orang lain, dan selalu tertarik dan mencoba pada sesuatu yang baru atau yang
lingkungan terlihat dari perilaku anak yang belum biasa dia lihat (eksploratif), aktif bertanya, berusaha
menghormati (toleransi) pada agama orang mencoba atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan
lain, terbiasa mengucapkan keagungan Tuhan jjawaban.
saat melihat ciptaan-Nya, terbiasa merawat kebersihan diri, tidak menyakiti diri atau
Anak tumbuh rasa ingin tahunya, terpelihara rasa ingin
teman, menghargai teman (tidak mengolok-olok), hormat pada guru dan orang tua,
tahunya, dan dapat mewujudkan rasa ingin tahunya bila
menjaga serta merawat tanaman dan binatang peliharaan.
didukung oleh lingkungan yang tepat.
Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) mengenalkan anak dengan agamanya
Upaya yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan
dan agama teman yang berbeda; (2) membiasakan anak saling menghormati teman saat
dan memelihara rasa ingin tahu anak dengan cara: (1)
d
melaksanakan ibadahnya; (3) membiasakan mengucapkan pujian sesuai dengan agama
membiasakan untuk mengamati, (2) memberikan kesempatan
(misalnya Subhanallah untuk islam, Puji Tuhan untuk Kristen) saat melihat sesuatu
kepada anak untuk melakukan sesuatu dengan berbagai
yang menakjubkan; (4) mengajak anak mengamati dan mengenal dirinya dengan baik
cara, (3) merangsang anak untuk bertanya, (4) mendorong
sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna dan bermanfaat/berguna bagi orang lain
anak untuk selalu mencoba, (5) mempelajari sesuatu lebih
serta lingkungan sekitar; (5) berdiskusi dengan anak untuk menumbuhkan kesadaran
mendalam, (6) memfasilitasi kegiatan yang dapat menarik
bahwa dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
minat untuk belajar.
penting dan saling mempengaruhi; (6) mengajak anak merawat, memelihara dan

14 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15
2.3 Memiliki perilaku
p yang
y g mencerminkan sikap kreatif 2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
SSikap kreatif pada anak ditunjukkan pada kebiasaan Sikap percaya diri anak ditunjukkan dengan perilaku anak yang tidak ragu
a
anak yang memiliki daya cipta, banyak gagasan, menyapa guru saat penyambutan, berani tampil di depan teman, guru, orang
sselalu aktif untuk melakukan sesuatu, berupaya tua, dan lingkungan sosial lainnya, berani mengemukakan pendapat, berani
u
untuk mengatasi masalah yang ditemuinya, memiliki menyampaikan keinginan, berani
in
inisiatif dalam bermain, berani menghadapi berkomunikasi dengan orang
ttantangan, senang melakukan hal-hal baru, yang belum dikenal sebelumnya
ttidak puas bila selalu mengulang hal yang sama, dengan pengawasan guru, bangga
m
menggunakan benda atau bahan belajar untuk menunjukkan hasil karya, senang
m
membuat sesuatu yang baru, selalu optimis, senang ikut serta dalam kegiatan bersama,
menerapkan pengetahuan dan pengalam
pengalaman dalam situasi atau sesuatu yang baru. tidak berpengaruh pada penilaian
orang tentang dirinya.
Upaya yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut: (1) Pendidik menyediakan alat dan
bahan yang dapat digunakan dengan berbagai cara, (2) membolehkan anak untuk bermain Upaya yang dapat dilakukan guru
dengan caranya sendiri, (3) tidak banyak memberi instruksi dan pembatasan pada saat di antaranya (1) membiasakan
anak beraktivitas dan berkarya, (4) membolehkan anak mencoba mengatasi masalah yang untuk menghargai pendapat
dihadapinya, dan (5) menghasilkan karya yang berbeda dari biasanya. anak, (2) menghargai hasil karya
anak tanpa dibandingkan dengan
2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
teman lainnya, (3) memberikan kesempatan kepada anak untuk tampil
estetis
menunjukkan kemampuan dan hasil karyanya, (4) memberi kesempatan anak
Sikap estetis tampak pada perilaku anak yang
untuk melakukan sendiri bila anak tidak meminta bantuan.
peduli dan menghargai keindahan diri sendiri,
karya sendiri atau orang lain, alam dan lingkungan 2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan
sekitar, senang menjaga kerapian diri, menjaga sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
kerapian dan kebersihan saat berkarya, dan Sikap taat terhadap aturan ditunjukkan dengan perilaku anak yang mengetahui
menghargai hasil karya dalam bentuk gambar, akan haknya, bersedia mengikuti aturan secara sadar tanpapaksaan, mampu
lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni lainnya, mengatur diri sendiri, tidak marah ketika diingatkan aturan oleh temannya,
merawat kerapian, kebersihan dan keutuhan mengingatkan temannya bila bertindak tidak sesuai dengan aturan.
benda mainan atau milik pribadinya.
UUpaya yang dapat dilakukan oleh
Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) membiasakan anak menjaga gguru di antaranya (1) membiasakan
kebersihan dan kerapian badan dan baju, (2) merapikan semua barang yang dimilikinya mmembuat aturan bersama anak,
sebelum pulang, (3) mencoba merapikan kembali alat main yang sudah digunakannya, ((2) membiasakan mengulang
(4) menjaga kerapian dan kebersihan pada hasil karyanya, (5) mengajak anak aaturan main bersama anak, (3)
mendengarkan dan menikmati alunan lagu. (6) Membiasakan ikut serta dalam menata mmengingatkan apa yang boleh dan
lingkungan, (7) mengajak anak untuk menilai keindahan alam dan lingkungan sekitar. ttidak boleh dilakukan anak, (4)
mmengingatkan kembali aturan pada
Tampil di depan teman, guru, orang tua dan lingkungan sosial lainnya, berani
aanak yang bertindak tidak sesuai
mengemukakan pendapat, menyampaikan keinginan, berkomunikasi dengan orang
aaturan, (5) menerapkan aturan
yang belum dikenal sebelumnya dengan pengawasan guru, bangga menunjukkan hasil
ssecara konsisten agar menjadi
karya, senang ikut serta dalam kegiatan bersama, tidak berpengaruh pada penilaian
ppembiasaan sehingga terbentuk
orang tentang dirinya. Sikap percaya diri merupakan modal dasar bagi keberhasilan
pperilaku anak sesuai dengan yang
anak di masa depan.
ddiharapkan.

16 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya, (1) memberi tahu anak
mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan ssituasi yang perlu dibantu (misalnya; ooo ada banyak sampah di sini teman-
SSikap sabar terlihat pada perilaku anak yang tteman, lihat ada lalat datang, ayoo apa yang harus kita lakukan..?), (2) membiasakan
menunjukkan kesediaan diri untuk menahan diri,
m mmenawarkan bantuan kepada anak bila mereka terlihat memerlukannya, (3)
bersikap tenang, tidak lekas marah dan dapat
b mmengajak anak untuk memberi bantuan pada teman, (4) mencontohkan
menunda keinginan, sikap mau menunggu giliran,
m uuntuk selalu terlibat dalam merawat kebersihan dan keindahan lingkungan,
mau mendengarkan ketika orang lain berbicara, tidak
m ((5) menjaga alat main di dalam dan di luar ruangan,(6) membiasakan
menangis saat berpisah dengan ibunya, tidak mudah
m mmengabsen secara partisipatif (misalnya “coba lihat.. apakah semua teman
mengeluh, tidak tergesa-gesa, selalu menyelesaikan
m kkita sudah hadir di sini..?”) , (7) membiasakan menanyakan mengapa
gagasannya hingga tuntas, dan berusaha tidak
g ttemannya tidak hadir, (8) membiasakan berbagi makanan jika ada teman
menyakiti atau membalas dengan kekerasan.
m yyang tidak bawa bekal, (9) membiasakan menenangkan teman yang
mmenangis, (10) membiasakan mengajak anak-anak untuk menengok teman
Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) membiasakan anak untuk mengantre,
yang sakit, dan (11) membiasakan untuk bersedekah.
(2) membiasakan memperlakukan anak dengan kasih sayang dan lembut, (3) membiasakan
mendukung perilaku sabar yang mulai ditunjukkan anak, (4) membiasakan mengajak anak 2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran kepada
untuk melakukan alternatif kegiatan saat menunggu giliran, (5) membiasakan melatih anak orang lain
mengungkapkan emosi secara wajar disaat marah dengan tidak berteriak atau menangis. Sikap menghargai dan toleran ditunjukkan dengan perilaku anak
yang menerima perbedaan teman dengan dirinya, menghargai
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
karya teman, tidak menertawakan saat teman berbicara, tidak
Sikap mandiri ditunjukkan dengan perilaku anak yang tidak bergantung pada orang lain,
ingin menang sendiri, menghargai pendapat teman, mau berbagi,
terbiasa mengambil keputusan secara mandiri, merencanakan,
mendengarkan dengan sabar pendapat teman, senang berteman
memilih, memiliki inisiatif untuk belajar atau melakukan sesuatu
dengan semuanya, mengucapkan terima kasih atas bantuan
tanpa harus dibantu atau dengan bantuan seperlunya.
yang diterima, mengucapkan kata maaf bila salah, memberi tahu
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru di antaranya; (1) temannya dengan santun bila melakukan kesalahan.
memberikan kepercayaan pada anak untuk berpendapat, (2)
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru di antaranya (1)
membiasakan anak untuk menentukan tempat bermain sendiri,
membiasakan anak bermain dalam kelompok, (2) selalu menunjukkan sisi positif setiap
(3) membiasakan melakukan kegiatan gosok gigi, makan,
anak dan tidak membandingkan satu dengan lainnya, (3) berkomunikasi dengan wajar
menyiapkan baju, sepatu dan tas, serta membereskan alat main
dengan semua anak, (4) mencontohkan menghargai setiap kelebihan anak tanpa
sendiri atau dengan sedikit bantuan bila diperlukan.
menyinggung kekurangan anak, (5) menghargai setiap pendapat anak.
2.9. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan
2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
mau membantu jika diminta bantuannya
Sikap
S mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
Sikap peduli ditunjukkan dengan perilaku anak yang mengetahui
tampak
t dari perilaku anak yang mudah menyesuaikan
perasaan temannya dan meresponsnya secara wajar, mau berbagi
diri
d dengan berbagai situasi, memperlihatkan kehati-
dengan orang lain, menghargai hak/pendapat/karya orang lain,
hatian
h terhadap orang dewasa yang belum dikenal,
terbiasa mengindahkan dan memperhatikan kondisi teman,
bersikap
b kooperatif dengan teman, menggunakan
mau menemani teman melakukan kegiatan bersama, senang
cara
c yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan
menawarkan bantuan pada teman atau guru, peka untuk
masalah,
m dapat mengikuti kegiatan transisi, tetap tenang
membantu orang lain yang membutuhkan, mampu menenangkan
saat
s berada di tempat baru dengan situasi baru misalnya
diri dan temannya dalam berbagai situasi, senang mengajak
saat
s bertamu, berada di pusat perbelanjaan, atau saat
temannya untuk berkomunikasi, bereaksi positif kepada semua
bertemu
b dengan guru baru, menyesuaikan diri dengan
temannya.
cuaca
c dan kondisi alam.

18 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru di antaranya (1) pembiasaan melakukan Upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya (1) membiasakan berkata
penyambutan anak sesuai ddenga 5S 1R (senyum, salam, sapa, sopan, santun, dan ramah), benar, (2) membiasakan menepati janji, (3) mendiskusikan perilaku baik dan
(2) membiasakan menata kegiatan main yang bervariasi, (3) membiasakan menata ruang kurang baik dengan anak, (4) mendiskusikan bila ada anak yang tidak dapat
dan alat main yang dapat diperkirakan atau dikenal anak,(4) menyusun kegiatan harian berkata jujur, (5) menanggapi secara positif ketika anak berkata jujur dan
yang bersifat rutin dan dinamis, (5) membangun kerekatan antara lingkungan dengan melakukan hal-hal yang benar.
anak sehingga anak merasa tidak asing dengan situasi di PAUD, (6) Menyampaikan
2.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun
jadwal kegiatan bila ada perubahan dari yang biasanya untuk membantu anak lebih
kepada orang tua, guru, dan teman.
tenang dan siap mengikuti kegiatan yang berbeda/berubah, (7) Mendiskusikan perilaku
Sikap rendah hati dan
yang diharapkan dari anak sebelum memasuki kegiatan baru, (8) Membiasakan untuk
santun tercermin dari
menyiapkan hal-hal khusus pada setiap perubahan cuaca dan kondisi alam.
perilaku anak yang tidak
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab angkuh, ramah menyapa
Sikap tanggung jawab terlihat pada perilaku anak yang menunjukkan bertanggung jawab siapa pun, bermuka riang
atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri, kesediaan diri untuk menerima konsekuensi saat berbicara dengan
atau menanggung akibat atas tindakan yang diperbuat baik secara sengaja maupun tidak siapa pun, tidak suka
disengaja, mau mengakui kesalahan dengan meminta maaf, merapihkan/membereskan melebih-lebihkan diri
mainan pada tempat semula,mengerjakan sesuatu hingga tuntas, sendiri, berbicara dengan
mengikuti aturan yang telah ditetapkan, senang menjalankan santun dan suara lembut,
kegiatan yang jadi tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin sederhana, tenang, tidak
harus membantu menyiapkan alat makan, dst). pamer, memiliki sikap
terbuka, tidak ingin
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru di antaranya (1)
menang sendiri, sopan
mengenalkan dan membiasakan anak untuk melakukan
dan hormat pada siapa
kegiatan secara fokus, (2) meminta anak untuk melakukan
pun, menghargai teman
kegiatan hingga tuntas, (3) membantu anak untuk melakukan
dan orang yang lebih tua
tugasnya, (4) mencontohkan untuk menyimpan dan merawat
usianya.
milik sendiri ataupun milik satuan PAUD, (5) menghargai
anak yang berani mengakui kesalahan, (6) memberi selamat Upaya yang dapat
kepada anak yang berhasil menyelesaikan tugas hingga dilakukan guru di
tuntas, (6) membiasakan untuk melaksanakan aturan yang antaranya (1) dengan membiasakan
bi k anak
k mengucapkan
k kata-kata
k t k t santun
t
sudah ditetapkan. seperti terima kasih, maaf,permisi dan tolong dengan cara yang sopan, (2)
menegur bila ada yang mengejek atau mencela teman, (3) mencontohkan
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
untuk selalu menghargai hasil karya orang lain, (4) mencontohkan perilaku
Sikap jujur tercermin dari perilaku anak
yang menghargai bantuan orang lain dengan mengucapkan kata terima
yang berbicara sesuai dengan fakta, tidak
kasih, (5) membiasakan anak untuk mendengarkan saat orang lain bicara,
curang dalam perkataan dan perbuatan,tidak
sabar menunggu giliran untuk berbicara atau mengemukakan pendapat,
berbohong, menghargai kepemilikan orang
(6)membiasakanmengucapkan salam saat bertemu dan saat berpisah. (7)
lain, mengembalikan benda yang bukan
mengenalkan dan membiasakan berkata dan bersikap sopan pada teman,
haknya, mengerti batasan yang boleh dan
guru, dan orang tua. (8) mencontohkan selalu meminta maaf bila berbuat
tidak boleh dilakukan, terus terang, anak
salah, berterima kasih bila dibantu, (9) menghargai semua teman dan tidak
senang melakukan sesuatu sesuai aturan atau
suka mengolok-olok atau jahil pada teman.
kesepakatan, dan mengakui kelebihan diri
atau temannya.

20 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21
KD-3 dan KD 4 Pengetahuan dan Keterampilan 3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik
KD 3 mengembangkan kemampuan pengetahuan agar anak mengenal berbagai kasar dan motorik halus
pengetahuan mendasar yang terkait dengan kehidupannya sehari-hari, sedangkan KD 4 4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus
penekanannya pada kemampuan keterampilan yang terkait dengan pengetahuan yang Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang anggota tubuh dan fungsinya, termasuk
sudah didapatkannya. KD 3 dan KD 4 untuk anak usia dini tidak dapat dipisahkan karena mengenal nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat, kebutuhan untuk
di saat anak menunjukkan keterampilan tertentu menggambarkan pula pengetahuan menjadi anggota tubuh tetap sehat, dapat melakukan berbagai gerakan terkoordinasi secara
yang ia miliki. Oleh karena itu dalam membangun pemahaman dan pengembangan terkontrol, seimbang, dan lincah untuk melatih motorik kasar dalam kekuatan, kestabilan,
materi kedua kompetensi dasar tersebut selalu dipasangkan. keseimbangan, kelenturan, dan kelincahan. Kegiatan untuk latihan motorik kasar antara
lain merangkak, berjalan, berlari, merayap, berjinjit, melompat, meloncat, memanjat,
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
bergelantungan, menendang, berguling dengan menggunakan gerakan secara terkontrol,
4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
seimbang dan lincah dalam menirukan berbagai gerakan yang teratur (misal: senam dan
Memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait dengan kegiatan beribadah sehari-
tarian dll). Keterampilan motorik halus untuk melatih koordinasi mata dan tangan, kelenturan
hari sesuai dengan ag
agama masing-masing anak meliputi doa-doa (doa sebelum dan
pergelangan tangan, kekuatan dan kelenturan jari-jari tangan, melalui kegiatan antara lain;
se
sesudah belajar, doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum
meremas, menjumput, meronce, menggunting, menjahit,
m
dan bangun tidur, doa untuk kedua orang tua), mengenal
d
mengancingkan baju, menali sepatu, menggambar,
m
ibadah sehari-hari, mengenal hari-hari besar agama dan ibadah
ib
menempel, makan. Dapat mengikuti permainan dengan
m
yang terkait dengan hari besar tersebut, tempat ibadah, dan
ya
aturan, terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
a
tokoh-tokoh keagamaan sesuai dengan agamanya.
to
dalam melakukan sesuatu.
d
U
Upaya yang dapat dilakukan guru antara lain; (1) mencontohkan
U
Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1) mengajak
tata cara berdoa, (2) mengenalkan doa-doa, (3) mempraktekan
ta
anak untuk mengamati, mengenali bagian-bagian
a
berdoa, tertib dan teratur sehingga anak mampu mengikuti
b
anggota tubuh, (2) mengajak anak melakukan gerakan
a
kegiatan ibadah dengan atau tanpa tuntunan dari guru.
ke
motorik kasar dengan bermain tradisional seperti ular-
m
3.2
3 2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia ularan, ayam dan elang, senam irama, senam dengan alat,
u
4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia bermain bola tangan, bola kaki, dan bola keranjang, (3)
b
Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang perilaku baik dan santun disesuaikan mengajak anak melatih motorik halus melalui kegiatan
m
dengan agama dan adat setempat, misalnya tata cara berbicara secara santun, cara menari, bermain pleydough, membentuk dengan
m
berjalan melewati orang tua, cara meminta bantuan, cara menyampaikankan terima kasih tanah
t liat, mencocok, menggunting bentuk, melukis,
setelah mendapatkan bantuan, tata cara berdoa, tata menggambar,
m bermain pasir, bermain air.
cara makan, tata cara memberi salam, cara berpakaian,
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
mau membantu teman, orang tua, dan guru.
4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru di Memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang cara merawat kebersihan diri (misal:
antaranya (1) mengajak anak berdiskusi tentang mencuci tangan, merawat gigi, mulut, telinga,
sikap akhlak mulia sesuai dengan pengetahuan hidung, olahraga, mandi 2x sehari; memakai baju
anak, (2) menceritakan tokoh yang berperilaku bersih), memilih makanan dan minuman yang sehat,
baik dan tidak baik, (3) mediskusikan perilaku makanan yang diperlukan tubuh agar tetap sehat,
yang disenangi dan tidak disenangi oleh teman- cara menghindarkan diri dari kekerasan termasuk
temannya, (4) mencontohkan tata cara sopan kekerasan seksual (melindungi anggota tubuh
santun dalam berbagai aktivitas, (5) mengajak yang terlarang: mulut, dada, alat kelamin, pinggul;
anak menggunakan kata maaf, terima kasih, atau waspada terhadap orang asing/tidak dikenal), cara
permisi dengan atau tanpa bimbingan guru lagi. menjaga keamanan diri dari benda berbahaya (pisau,

22 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23
listrik, pestisida, kendaraan saat di jalan raya), cara menggunakan toilet dengan setiap ia mecoba mengatasi masalahnya, (4) menghargai setiap usaha yang dilakukan
benar tanpa bantuan, kebiasaan-kebiasaan buruk yang merusak kesehatan (makan anak, (5) mengajak anak dialog dengan menggunakan pertanyaan terbuka (mengapa
permen, nonton tv jangka waktu lama, makan kekenyangan, tidur larut malam, dll). …., bagaimana…., apa yang terjadi bila…., jika….., dst) untuk merangsang/
memunculkan kemampuan anak mengenal masalah sederhana dan mencari solusi
Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1) mengajak anak mempraktikkan
secara kreatif.. Pertanyaan tersebut dapat dilontarkan kepada anak saat mereka
pengetahuan dalam kegiatan nyata sehingga anak mampu melakukan baik sendiri
sedang bermain untuk meningkatkan dan memperluas gagasan bermainnya. Di saat
maupun dengan bantuan, seperti membuang sampah pada tempatnya, memilih,
anak mengemukakan pikirannya untuk mengatasi masalah tersebut sudah terbangun
dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bersih, sehat, dan bergizi,
dasar kemampuan memecahkan masalah dengan kreatif.
menolong diri sendiri (mandi, makan, memakai baju, dll), (2) menjaga keselamatan
diri (misalnya berjalan di tepi, berpegangan tangan ke orang tua saat menyeberang 3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran,
jalan, dsb).(3) selalu menempatkan semua anak dalam jangkauan penglihatan pola, sifat, suara,tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
guru, (4) semua ruangan dipastikan dalam jangkauan dan pengawasan guru. 4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur,
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif Memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait dengan benda-benda di sekitar anak.
Benda-benda di sekitar sebagai alat permainan untuk membangun pengetahuan
anak tentang: warna, bentuk dua dimensi (persegi, segi tiga, bulat, segi panjang),
bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas, tabung),ukuran (panjang-pendek, besar-
kecil, berat-ringan, sebentar-lama), bilangan (satuan, puluhan), tekstur (kasar-halus,
keras-lunak), suara (cepat-lambat, keras-halus, tinggi-rendah), pengelompokkan
(berdasarkan warna, bentuk, ukuran, fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran, ukuran-
bentuk, warna-ukuran-bentuk), seriasi (kecil-sedang-besar, sangat kecil-lebih kecil-
kecil-besar-lebih besar-paling besar), pola (AB-AB, ABC-ABC, AAB-AAB).
Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1) mengajak anak mengenal nama,
warna, bentuk, ukuran, tekstur, suara, sifat, fungsi, dan ciri-ciri benda/obyek
yang ada di lingkungan sekitar (batu, daun, ranting, alat
makan, dst) untuk digunakan bermain matematika, seperti
membilang, mengukur, mengelompokkan, mengurutkan,
membandingkan, menyusun pola, membuat grafik, membuat
seriasi. (2) memberikan dukungan saat anak menggunakan
Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah sehari- beragam alat, benda dan bahan dengan menyebutkan,
hari secara kreatif,ditandai dengan sikap yang kritis, logis, terbuka, percaya diri, membedakan, menyamakan, mengelompokkan, menyusun
berani bertindak sesuai dengan pikirannya sendiri, dan mengetahui apa yang ingin pola, mengurutkan, membandingkan bentuk, ukuran,
dituju sehingga anak menyadari adanya masalah, mengetahui penyebab masalah, warna, besar-kecil, banyak-sedikit, panjang-pendek, berat-
mempunyai gagasan dalam mengatasi masalah (misalnya memakai jaket hujan ringan, tinggi-rendah, baik disampaikan melalui lisan,
saat mau keluar dalam kondisi hujan), mau mencoba dengan berbagai cara untuk menggunakan benda langsung, melalui gerakan, maupun
mengatasi masalah dengan caranya sendiri. melalui hasil karyanya. (3) memfasilitasi kegiatan yang
beragam dengan melibatkan anak secara aktif untuk
Upaya yang dilakukan guru di antaranya diawali dengan mengajak anak untuk: (1) membangun pengetahuan dan keterampilan tentang
mengenali masalah,(2) memberi kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan pengenalan benda-benda di sekitarnya.
masalahnya sendiri dengan caranya sendiri,(3) memberi dukungan kepada anak

24 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25
3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, membangun pengetahuan dan keterampilan melalui bermain yang diwujudkan
budaya, transportasi) dalam berbagai bentuk karya seperti nyanyian, puisi, gambar, lukisan, lipatan,(4)
4.7 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, mengenalkan tata cara ibadah dsb.
gerak tubuh, dll. tentang lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, 3.9 Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan
tempat ibadah, budaya, transportasi) bermain, peralatan pertukangan, dll.)
Merupakan pengetahuan dan keterampilan mengenai lingkungan sosial yang terkait 4.9 Menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah tangga,
tentang kehidupan dan dinamika masyarakat. Misalnya tentang keluarga (hubungan peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll.) untuk menyelesaikan
d
dalam keluarga, peran, kebiasaan, garis keturunan, dst), tugas dan kegiatannya
teman
t (nama, ciri-ciri, kesukaan, tempat tinggal dst), Pengetahuan dan keterampilan mengenai
lingkungan
l geografis (pedesaan/pantai/pegunungan/ berbagai benda dan alat yang biasa digunakan
kota),
k kegiatan orang-orang (di pagi/sore hari, dst), anak atau keluarganya sehari-hari termasuk
pekerjaan
p (petani, buruh, guru, dll), budaya (perayaan ke dalam pengetahuan tentang teknologi.
terkait
t adat, pakaian, tarian, makanan, dst), tempat- Pengetahuan teknologi mencakup nama
tempat
t umum (sekolah, pasar, kantor pos, kantor polisi, benda, bagian-bagian benda, fungsi, cara
terminal,
t dst), berbagai jenis transportasi (transportasi menggunakan secara tepat, dan cara merawat.
darat,
d air, udara, transportasi dahulu, dan sekarang). Alat dan benda yang dimaksud dapat berupa
U
Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1) mengajak peralatan sekolah, perabot rumah tangga,
k mengamati
anak ti langsung
l apa yang ada di lingkungannya, (2) mengajak anak serta perkakas kerja, peralatan elektronik, barang-
mendorong anak menuangkan pengetahuannya ke dalam berbagai bentuk karya dan barang bekas pakai, cara menyusun benda
anak menyampaikan hasil karyanya. berdasarkan seriasi ukuran, warna. Dll.
3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll.) Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1)) memberikan kesempatan anak
4.8 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak untuk bereksplorasi dengan berbagai alat dan bahan main berupa benda-
tubuh, tentang lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll.) benda bermuatan teknologi sederhana sehingga anak dapat membangun
Pengetahuan dan keterampilan mengenai lingkungan alam pengetahuannya sendiri dengan pendekatan saintifik, (2) menggunakan alat-
Indonesia yang dapat menjadi sumber belajar yang sangat alat tersebut sebagai alat permainan edukatif secara benar.
kaya dan menguntungkan untuk dikenalkan pada anak. 3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)
Berbagai pengetahuan tentang hewan, misalnya: jenis 4.10 Menunjukkan
j kemampuan
p berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
(nama, ciri-ciri, bentuk), berdasarkan lingkungan hidup Kemampuan bahasa reseptif anak ditunjukkan
K
(darat, udara, air), makanan (herbivora, omnivora, karnivora), dengan perilaku yang: menjawab dengan
d
kelompok hidup (hewan ternak/peliharaan/buas), tanaman tepat ketika ditanya, merespons dengan
te
dikenalkan denga jenis (tanaman darat/air, perdu/batang, tepat saat mendengar cerita atau buku yang
te
buah/hias/kayu, semusim/tahunan),bermacam bentuk dan dibacakan guru, melakukan sesuai yang
d
warna daun dan bermacam akar), berkembang biak (biji/ diminta, menceritakan kembali apa yang
d
stek/cangkok/beranak/membelah diri/daun), cara merawat sudah didengarnya.
su
tanaman, dst, gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang-malam,
mendung, siklus air, dst), tanah, batu, dsb. U
Upaya yang dilakukan guru di antaranya
d
dengan mengembangkan kemampuan
Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1) memberikan b
bahasa reseptif tersebut dengan cara: (1)
kesempatan anak untuk bereksplorasi dengan berbagai mengajak anak berbicara, (2) berceritera, (3)
m
media yang ada di alam sekitarnya sehingga anak dapat membacakan buku, (4) serta meminta anak
m
membangun pengetahuannya sendiri dengan pendekatan untuk menceritakan kembali.
u
saintifik. (2) menggunakan berbagai jenis tanaman dan
binatang sebagai tema belajar, (3) memfasilitasi proses

26 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan Upaya yang dilakukan guru di antaranya: (1) membiasakan anak bermain dalam
nonverbal) kelompok, (2) menengahi secara adil ketika anak berselisih paham/bertengkar,
4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan (3) mengajak anak mendiskusikan perasaan diri dan orang lain, (4) membacakan
bahasa secara verbal dan nonverbal) buku cerita lalu dikaitkan dengan perasaan anak, (5) memberikan kesempatan
Anak memiliki kemampuan berbahasa ekspresif ketika ia pada anak untuk menunjukkan reaksi emosinya mulai saat anak datang sampai
mampu mengungkapkan keinginannya, menceritakan pulang yang dianjurkan melalui bahasa.
kembali, bercerita tentang apa yang sudah dilakukannya,
3.14 Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri
mengungkapkan perasaan emosinya dengan melalui
4.14 Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri dengan cara
bahasa secara tepat.
yang tepat
Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1) memberikan Pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali
kesempatan kepada anak untuk menyampaikan ide kebutuhan, keinginan, dan minat diri sendiri,
gagasan dan pendapatnya, (2) mengomunikasikan hasil misalnya dengan cara: mengungkapkan apa yang
pengalaman bermainnya, dan (3) membiasakan anak dirasakannya (lapar ingin makan, kedinginan
menceritakan pengalaman mainnya sebelum kegiatan memerlukan baju hangat, perlu payung agar tidak
penutup. kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat),
3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui bermain memilih kegiatan main yang ditawarkan, mengambil
4.12 Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal makanan sesuai dengan kebutuhan, menggunakan
dalam berbagai bentuk karya alat main sesuai dengan gagasan yang dimilikinya,
Kemampuan keaksaraan awal anak dimulai sejak anak membuat karya sesuai dengan gagasannya, dsb.
mengenal warna, bentuk, membaca gambar, membaca Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1)
simbol, menjiplak huruf, mengenali huruf awal di memberikan kesempatan pada anak untuk
namanya, menuliskan huruf-huruf namanya, menuliskan menyampaikan ide gagasan, (2) menyediakan
pikirannya walaupun hurufnya masih terbalik atau tidak berbagai kegiatan bermain, (3) melakukan
lengkap, mengucapkan kata yang sering diulang-ulang penilaian autentik secara tepat sehingga
tulisannya pada buku cerita, mengeja huruf, membaca kebutuhan,keinginan dan minat diri anak dapat
sendiri, hubungan bunyi dengan huruf, menyebutkan teridentifikasi dan terpenuhi, (4) memberi
nama bilangan bisa ditunjukkan dengan angka. kebebasan anak menggunakan alat sepanjang
Upaya yang dilakukan guru di antaranya (1) membangun kemampuan keaksaraan sesuai dengan fungsi alat tersebut.
awal pada anak melalui bermain dengan menyediakan alat tulis di setiap kegiatan 3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
pada setiap harinya, (2) mengajak anak membaca buku, (3) bermain kartu huruf, 4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni
(4) memancing huruf namanya, (5) mencetak huruf-huruf, dan banyak lagi. dengan menggunakan berbagai media.
3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain Merupakan pengetahuan dan keterampilan dalam
4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar mengenal berbagai hasil karya dan aktivitas seni
Pengetahuan dan keterampilan tentang perasaan gambar dan lukis, seni suara, seni musik, karya tangan
dirinya, misalnya memahami penyebab sedih, marah, dan lainnya. Upaya yang dilakukan guru di antaranya
gembira, kecewa, atau mengerti jika ia menganggu dengan memberikan kesempatan anak untuk
temannya akan marah, jika ia membantu temannya bermain bereksplorasi dengan berbagai bahan dan
akan senang, jika bermain dapat mengendalikan alat main untuk membuat berbagai hasil karya seni
emosi dan saling berbagi. (musik, gerak dan lagu, bernyanyi, melukis dengan
berbagai media, dan hasil karya seni lainnya).

28 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 29
Bagaimana Cara Melakukan Pemetaan Lingkup Perkembangan Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
dengan Kompetensi Dasar? 2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk
Karakteristik Kurikulum 2013 salah satunya dikembangkan dengan berdasar
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
pada pendekatan standar dan pendekatan kompetensi. Pada implementasinya
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik
keduanya menjadi luluh karena saling terkait satu dengan lainnya. kasar dan halus.
Beberapa hal yang perlu dipertegas dalam pedoman ini adalah pemahaman 3.4 Mengetahui cara hidup sehat
4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat.
lingkup perkembangan yang ada dalam standar yang disebut dengan aspek
perkembangan dengan kompetensi dasar dalam kurikulum. c. Kognitif, meliputi:

Sesungguhnya aspek pencapaian perkembangan dalam STPPA terjabarkan 1) Belajar dan pemecahan masalah: mampu memecahkan masalah
ke dalam Kompetensi Dasar sebagai berikut: sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel
terjadan diterima sosial dan menerapkan pengetahuan atau
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan (STPP) pengalaman dalam konteks yang baru.
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan kriteria minimal 2) Berpikir logis: mengenal berbagai perbedaan, klasifikasi, pola,
tentang kualifikasi perkembangan anak yang mencakup aspek nilai agama dan berinisiatif, berencana, dan mengenal sebab akibat.
moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,sosial-emosional, dan seni.
3) Berpikir simbolik: mengenal, menyebutkan, dan menggunakan
a. Nilai-nilai agama dan moral, meliputi:
lambang bilangan 1-10, mengenal abjad, serta mampu
Mengenal agama yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku
merepresentasikan berbagai benda dalam bentuk gambar.
jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, mengetahui hari besar agama, dan menghormati (toleransi) Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
agama orang lain. 2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar: 2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya 3.5 Mengetahui dan mampu cara memecahkan masalah sehari-hari
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai dan berperilaku kreatif
rasa syukur kepada Tuhan 4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur 3.6 Mengenal benda-benda di sekitarnya (nama, warna, bentuk,
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya).
4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan 4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar
orang dewasa yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara,
3.2 Mengenal perilaku baik dan santun sebagai cerminan akhlak mulia tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya.
4.2 Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia 3.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal,
tempat ibadah, budaya, transportasi).
b. Fisik Motorik, meliputi:
4.7 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita,
1) Motorik Kasar: memiliki kemampuan gerakan tubuh secara
bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan sosial (keluarga,
terkoordinasi, lentur, seimbang, dan lincah dan mengikuti aturan.
teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi).
2) Motorik Halus: memiliki kemampuan menggunakan alat untuk 3.8 Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air,
mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk. batu-batuan, dll.).
3) Kesehatan dan Perilaku Keselamatan: memiliki berat badan, tinggi 4.8 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita,
badan, lingkar kepala sesuai usia serta memiliki kemampuan untuk bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan alam (hewan,
berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya. tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll.).
3.9 Mengenal dan menggunakan teknologi sederhana (peralatan
rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll.).

30 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 31
4.9 Menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, 2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar
peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll.) untuk 2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
menyelesaikan tugas dan kegiatannya 2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau
d. Bahasa, meliputi: membantu jika diminta bantuannya
1) Memahami (reseptif) bahasa: memahami cerita, perintah, aturan, 2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama
dan menyenangi serta menghargai bacaan. 2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
2) Mengekspresikan bahasa: mampu bertanya, menjawab pertanyaan, 2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung-jawab
3.13 Mengenal emosi diri dan orang lain secara wajar
berkomunikasi secara lisan, menceritakan kembali apa yang
4.13 Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
diketahui
f. Seni, meliputi: mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimaginasi
3) Keaksaraan: memahami hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru
bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita. dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni
lukis, seni rupa, kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni.
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar:
1.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun kepada orang
tua, pendidik, dan teman 2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
1.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca) 3.15 Mengenal dan menghasilkan berbagai karya dan aktivitas seni
4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan 4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan
membaca) berbagai media
3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan nonverbal) Bagaimana Cara Menghitung Lama Belajar yang Dibutuhkan
4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan oleh Setiap Satuan PAUD untuk Mencapai Muatan Kurikulum, KI
bahasa secara verbal dan nonverbal)
dan KI yang Telah Ditetapkan?
3.12 Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
4.12 Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai Setiap kelompok usia layanan di PAUD dialokasikan jumlah waktu minimal
bentuk karya layanan dalam satu minggu. Jumlah waktu minimal tersebut adalah:
e. Sosial-emosional, meliputi: 1. Kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling
1) Kesadaran diri: memperlihatkan kemampuan diri, mengenal sedikit 120 menit per minggu;
perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian 2. Kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama
diri dengan orang lain belajar paling sedikit 360 menit per minggu; dan
2) Rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain: mengetahui hak- 3. Kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama
haknya, mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung
belajar paling sedikit 900 menit per minggu.
jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama.
4. Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat
3) Perilaku prososial: mampu bermain dengan teman sebaya, memahami
melakukan pembelajaran 900 menit perminggu sebagaimana dimaksud
perasaan, merespons, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat
pada ayat (2) huruf c, wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit dan
orang lain; bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan.
ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
Terjabarkan dalam Kompetensi Dasar: 5. Pengasuhan terprogram sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri merupakan kegiatan pengasuhan orang tua yang dibina oleh satuan
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan PAUD.
sehari-hari untuk melatih kedisiplinan

32 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 33
Bagaimana Memahami Indikator Perkembangan dalam K-13 PAUD? 3. Indikator juga dapat:
a. memberi inspirasi dalam mengembangkan materi pembelajaran
Apakah indikator perkembangan itu?
b. memberi inspirasi dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Indikator perkembangan merupakan penanda kemampuan yang dicapai
c. memberi inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar
anak pada usia tertentu. Untuk mempertegas kedudukan indikator, maka
indikator perkembangan harus dipahami sebagai berikut: Rumusan Indikator Perkembangan
1. Indikator perkembangan merupakan kontinum perkembangan peserta Rumusan dan rincian indikator perkembangan anak terdapat di Pedoman
didik PAUD dari usia lahir sampai 6 tahun dan dijabarkan berdasarkan Penilaian.
kelompok usia. Bagaimanakah Keterkaitan/Hubungan antara Kompetensi Inti,
2. Indikator perkembangan yang dirumuskan berdasarkan kompetensi Kompetensi Dasar dan Indikator Perkembangan
dasar oleh setiap satuan PAUD merupakan hasil rumusan dari indikator
Para guru hendaklah memahami Keterkaitan dan Hubungan Kompetensi
perkembangan yang bersumber dari Permendikbud 146 dan Tingkat
Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Perkembangan. Hal-hal yang harus
pencapaian perkembangan yang terdapat dalam Permendikbud 137.
dipahami guru meliputi:
3. Indikator perkembangan untuk KD pada KI 3 dan KI 4 menjadi satu
untuk memberikan pemahaman bahwa pengetahuan dan keterampilan 1. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi Kompetensi
merupakan dua hal yang menyatu. Dasar.
4. Indikator pencapaian perkembangan dikembangkan berdasarkan 2. Kompetensi Inti merupakan pengikat Kompetensi Dasar.
kelompok usia: 3. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
a. Lahir sampai usia 3 (tiga) bulan; yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (KI-1), sikap sosial (KI-2),
b. Usia 3 (tiga) bulan sampai usia 6 (enam) bulan; pengetahuan (KI-3) dan penerapan pengetahuan/keterampilan (KI-4).
c. Usia 6 (enam) bulan sampai usia 9 (sembilan) bulan; 4. Keempat kelompok KI tersebut menjadi acuan dalam pengembangan
d. Usia 9 (sembilan) bulan sampai usia 12 (dua belas) bulan; Kompetensi Dasar.
e. Usia 12 (dua belas) bulan sampai usia 18 (delapan belas) bulan; 5. Indikator perkembangan dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar
f. Usia 18 (delapan belas) bulan sampai usia 2 (dua) tahun; (KD).
g. Usia 2 (dua) tahun sampai usia 3 (tiga) tahun; 6. Indikator perkembangan merupakan kontinum perkembangan dan
h. Usia 3 (tiga) tahun sampai usia 4 (empat) tahun; belajar peserta didik PAUD pada usia lahir sampai dengan 6 tahun dan
i. Usia 4 (empat) tahun sampai usia 5 (lima) tahun; dan dijabarkan berdasarkan kelompok usia.
j. Usia 5 (lima) tahun sampai usia 6 (enam) tahun. 7. Indikator perkembangan untuk KD pada KI-3 dan KI-4 menjadi satu
untuk memberikan pemahaman bahwa pengetahuan dan keterampilan
Apakah fungsi Indikator perkembangan dalam K-13 PAUD itu?
merupakan dua hal yang menyatu.
Agar lebih tepat dalam memaknai dan menggunakan indikator
perkembangan, maka fungsi indikator hendaklah dipahami dengan cermat.
Fungsi indikator secara lebih jauh adalah:

1. Indikator perkembangan menjadi acuan untuk memantau/menilai


perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya.
2. Indikator perkembangan tidak dibuat untuk menjadi kegiatan
pembelajaran, tetapi menjadi panduan yang digunakan pendidik dan/
atau pengasuh dalam melakukan stimulasi dan observasi kemajuan
perkembangan peserta didik.

34 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 35
Daftar Pustaka

Penutup
Bredekamp, S., & Copple, C. (2009). Developmentally Appropriate Practice. In Early Childhood
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, bahwasanya
Programs Serving Children From Birth Through Age 8. 3rd ed. NAEYC Books:
Petunjuk Teknis tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum ini selesai Washington
disusun. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan para Brierley.J.,(1994). Give Me A Child Until He Is Seven. Brain Studies And Early Childhood Education.
guru dan pihak lain dalam memahami kerangka dasar dan struktur kurikulum The Fallmer Press: Washinton DC
2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Selanjutnya apabila ada hal-hal yang belum Dale, Edgar.(1969). Audio-Visual Methods in Teaching, 3rd ed., Holt, Rinehart & Winston, New York,
dipahami tentang isi petunjuk teknis ini hendaknya diskusikan lebih dahulu p.
dengan kelompok di gugus PAUD dengan guru inti yang sudah terlatih. Developing Child at Harvard University (2011).Building the Brain’s “AirTraffic Control” System:
HowEarly Experiences Shape theDevelopment of ExecutiveFunction: Working Paper
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat membantu peningkatan kapasitas
No.11.
dan kualitas para pendidik dalam memahami dan menerapkan kurikulum 2013
Dyer, J.H et al. (2009): ”The Innovator’s DNA”, ” in “Harvard Business Review”, December , pp. 2-8.
Pendidikan Anak Usia Dini sehingga layanan program untuk anak usia dini di
Goldberg, E. (2009). The New Executive Brain: Frontal Lobes in a Complex World. New York: Oxford
satuan/lembaga masing-masing menjadi jauh lebih baik.
University Press.
Grantham-McGregor. S., Cheung. Y.B., Cueto. S., Glewwe. P., Richter. L., Strupp. B, & the
International Child Development Steering Group. (2007)Developmental potential in the
first 5 years for children in developing countries. Lancet; 369: 60–70
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
dan perubahan yang kedua dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 60 Tentang
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160
Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013
pasal 7.
Mc Lachlan. C., Fleer .M., & Erwards. S (2010). Early Childhood Curriculum. Planning. Assesment &
Implementation. Cambridge University Press

36 KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 37
Alamat Tim Penulis
Enah Suminah (email: enahsuminah@kemdikbud.go.id)
Ali Nugraha (email: alinugraha.fip.upi@gmail.com)
Farida Yusuf (email: faridayusuf50@gmail.com)
Widya A. Puspita (email: widya.ayu.puspita@gmail.com)

38
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Diterbitkan oleh:
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
vi+ 46 hlm + foto; 21 x 28,5 cm
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
ISBN:
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
978-602-73704-0-1
yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
Pengarah: konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Penyunting:
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Dra. Enah Suminah, M. Pd
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis: kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Ali Nugraha
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Nurmiati
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Sri Wahyuningsih
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Wujiati
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Desain/Layout: juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Surya Evendi antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Rulnaidi
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Kontributor: guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Ebah Suhaebah rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Dumaria Simanjuntak satuan pendidikannya.
Foto-foto: Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Dokumen Penulis merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Sekretariat: Terima kasih.
Arika Novrani Jakarta, Oktober 2015
Sari Rahayu
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii
Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori,
Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
dengan contoh-contoh penerapannya. Daftar Isi ................................................................................................................ v

Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat Apa, Mengapa dan Bagaimana KTSP? ................................................................ 1
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Apa Pengertian Kurikulum? ........................................................................... 1
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan Apa itu KTSP? .................................................................................................. 1
kajian-kajian yang melandasinya. Mengapa KTSP? .............................................................................................. 1
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Mengembangkan KTSP ............... 2
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
Bagaimana Menyusun KTSP PAUD? ...................................................................... 3
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan
Perhatikan Prinsip - Prinsip Penyusunan KTSP ............................................... 4
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan,
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan Alur Penyusunan KTSP ................................................................................... 7
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka
Apa Saja Isi Dokumen (KTSP) PAUD ..................................................................... 8
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami
Apa Komponen Dokumen 1 KTSP? ............................................................... 8
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan
Apa Saja Dokumen II KTSP PAUD ................................................................... 20
penyempurnaan.
Bagaimana Sistematika KTSP PAUD? ............................................................ 23
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi Pengesahan, Pemberlakuan dan Masa Peninjauan Ulang KTSP PAUD .................... 24
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Siapa yang Berwenang Mengesahan KTSP PAUD? ....................................... 24
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan Berapa Lama Masa Pemberlakuan KTSP PAUD? .......................................... 24
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini. Kapan Dilakukan Peninjauan Ulang KTSP PAUD? ........................................ 25

Penutup ................................................................................................................. 26
Jakarta, Oktober 2015
Lampiran ................................................................................................................ 27
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 45

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v
Apa, Mengapa, dan
Bagaimana KTSP?

Apa Pengertian Kurikulum?


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 angka 19)

Apa itu KTSP?


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk PAUD adalah kurikulum operasional
yang dikembangkan dan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik satuan PAUD. Artinya,
kurikulum ini dibuat oleh satuan pendidikan disesuaikan dengan karakteristik satuan
PAUD seperti keadaan lingkungan, peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana, biaya,
dan nilai-nilai yang mendasari, serta program yang akan dilakukan oleh satuan PAUD.

Mengapa KTSP?
KTSP diperlukan sebagai acuan atau panduan lembaga untuk:
1. menyelenggarakan program lembaga
2. melaksanakan berbagai layanan dilembaga
3. melaksanakan proses pembelajaran dan melakukan evaluasi hasil belajar

Guru-guru sedang rapat penerapan pengembangan dokumen KTSP.

vi PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1
Faktor-faktor Apa Saja yang Harus
Diperhatikan dalam Mengembangkan KTSP?
Dalam melakukan pengembangan KTSP memperhatikan:
Bagaimana
• keragaman geografis, Menyusun KTSP
• keragaman potensi sumber daya,
• ketersediaan sarana dan prasarana yang berbeda
antarsatuan pendidikan,
PAUD
• keragaman latar belakang dan kondisi sosial
Prinsip - Prinsip Penyusunan KTSP
budaya,
• karakteristik lembaga (misal: lingkungan, sosial ,
peserta didik, visi, misi, keagamaan, inklusif),
Berpusat pada Anak
• dll.
Anak-anak sedang karnaval
Kontekstual

Kompetensi dan Dimensi


Perkembangan

Prinsip- Pembentukan Kepribadian

prinsip
Anak-anak sedang melakukan kegiatan senam Sarana bermain outdoor
penyusunan Sesuai Tahap Perkembangan
KTSP
Sesuai dengan Cara Belajar

Holistik Integratif

Melalui Bermain

Membangun Pengalaman Belajar

Lingkungan sekolah Anak-anak sedang bermain di sentra bahan alam


Konteks Sosial Budaya

2 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3
4. Program pengembangan sebagai dasar pembentukan kepribadian anak
Perhatikan prinsip - prinsip penyusunan KTSP!
Kurikulum dirancang untuk membangun
Pengembangan nilai spritual di sentra Imtaq
1. Berpusat pada anak dengan mempertimbangkan potensi, bakat, minat, sikap spiritual dan sosial bukan menjawab
perkembangan, dan kebutuhan anak, termasuk kebutuhan khusus. tes-tes, ujian, kuis, atau pengetahuan jangka
• Kurikulum menempatkan anak sebagai pusat tujuan. pendek lainnya. Sikap spiritual dan sosial yang
• Kurikulum yang disusun memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan dimaksud adalah perilaku yang mencerminkan
anak sesuai dengan tingkat usia (age appropriateness), selaras dengan potensi, sikap beragama, hidup sehat, rasa ingin tahu, sikap
minat dan karakteristik termasuk kebutuhan khusus anak secara individu estetis, bersikap kreatif, percaya diri, sabar, mandiri,
(individual appropriateness). peduli, menghargai dan toleran, mampu bekerja
• Kurikulum juga bersifat inklusif dengan mengakomodir kebutuhan dan sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, tanggung
perbedaan anak baik dari aspek jenis kelamin, sosial, budaya, agama, fisik, jawab, rendah hati dan santun dalam berinteraksi
maupun psikis sehingga semua anak terfasilitasi sesuai dengan potensi masing- dengan keluarga, teman, dan orang dewasa lainnya
masing tanpa ada diskriminasi aspek apa pun. di lingkungan rumah, tempat bermain, dan satuan
PAUD.

5. Memperhatikan tingkat perkembangan anak


Kurikulum disusun dengan memperhatikan
kesinambungan secara vertikal (antara tujuan
pendidikan nasional, tujuan lembaga, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran) dan
kesinambungan horizontal (antara
tahap perkembangan anak: usia lahir
– 2 tahun, usia 2-4 tahun dan usia 4-6
Anak bermain sesuai minat masing-masing Anak dan guru sedang bermain motorik kasar Lembaga PAUD dengan jumlah anak didik Anak bermain dengan beragam cara tahun merupakan rangkaian yang saling
di halaman yang banyak dan ruang yang terbatas
berkesinambungan).
2. Kurikulum dikembangkan secara Kontekstual
6. Mempertimbangkan cara anak belajar
Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan:
Kurikulum mengakomodasi pelaksanaan pembelajaran yang
• karakter daerah,
memungkinkan anak membentuk pengalaman belajar dengan
• kondisi satuan PAUD, dan
cara belajar anak. Anak belajar mulai dari dirinya kemudian ke
• kebutuhan anak.
luar dirinya, dari konkrit ke abstrak, sederhana ke kompleks,
3. Mencakup semua dimensi kompetensi dan program pengembangan mudah ke sulit yang dilakukan dengan cara melakukannya
Kurikulum PAUD untuk mengembangkan kompetensi sikap, sendiri (hands on experience). Anak bermain sesuai tingkat perkembangan
pengetahuan, dan keterampilan yang mencakup semua program
7. Holistik – integratif
pengembangan nilai agama dan moral, fisik-motorik (motorik
Kurikulum mengembangkan semua aspek
kasar, motorik halus, kesehatan dan perilaku keselamatan), kognitif
perkembangan secara seimbang melalui layanan
(belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis, berfikir simbolik),
pendidikan, kesehatan, gizi, pengasuhan,
bahasa (memahami bahasa reseptif, mengekspresikan bahasa,
kesejahteraan ataupun layanan perlindungan anak.
keaksaraan), sosial-emosional (kesadaran diri, rasa tanggungjawab
untuk diri dan orang lain, perilaku prososial) dan seni (kemampuan Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi
Permainan outdoor sebagai wahana mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan perkembangan anak terutama pada stimulasi
pengembangan berbagai aspek perkembangan
gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya). perkembangan mental-intelektual dan sosial- Pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari
emosional. layanan holistik integratif

4 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5
Layanan kesehatan dan gizi terutama ditujukan untuk membantu pertumbuhan Alur Penyusunan KTSP
anak. Layanan perlindungan ditujukan untuk memberi dukungan kondisi dan Perhatikan Alur Penyusunan KTSP
lingkungan yang nyaman dan aman, yaitu bebas dari kecemasan, tekanan dan rasa
takut. Untuk melaksanakan layanan Holistik-Integratif tersebut, Satuan PAUD harus
bekerjasama antara lain dengan puskesmas, posyandu, bina keluarga balita (BKB), Analisis Konteks Penyusunan Pengesahan
dan Komisi Pelayanan dan Perlindungan Anak Indonesia (KPPAI).
8. Belajar melalui bermain
Proses membangun pengalaman 1. Analisis Konteks
bersifat aktif. Anak terlibat langsung a. Satuan PAUD membentuk Tim Pengembang Kurikulum Satuan PAUD (TPKS
dalam kegiatan bermain yang PAUD). Tim dapat terdiri atas: kepala sekolah, guru, ketua yayasan, pengawas,
menyenangkan. Selama bermain anak komite sekolah
menggunakan ide-ide baru mereka, b. TPKS PAUD melakukan analisis konteks mempelajari, dan menganalisis:
belajar mengambil keputusan, dan • dokumen perundang-undangan,
memecahkan masalah sederhana.
• kondisi, peluang, dan tantangan yang terkait dengan peserta didik, pendidik,
Anak antusias membereskan mainan setelah bermain sarana, prasarana, biaya, dan nilai-nilai yang mendasari, serta program yang
akan dilakukan.
9. Memberi pengalaman belajar
Penyusunan kurikulum memberikan 2. Penyusunan Dokumen KTSP PAUD
pengalaman belajar anak tentang • Satuan PAUD melakukan rapat kerja penyusunan kurikulum dengan
berbagai konsep keilmuan, memperhatikan hasil analisis konteks yang telah dilakukan.
teknologi, dan seni secara dinamis • Rapat kerja dipimpin oleh kepala sekolah.
melalui kegiatan pembelajaran • Peserta rapat kerja adalah seluruh warga yang ada di satuan pendidikan (misalnya
yang menyenangkan, sesuai dengan guru, petugas TU, petugas kebersihan).
tahapan perkembangan anak,
• Rapat kerja dapat melibatkan komite sekolah, narasumber dan pihak lain yang terkait
nilai moral, karakter yang ingin
• Draf kurikulum dapat dikaji ulang (di-review) dan direvisi .
dibangun, dan budaya Indonesia.
Anak belajar melalui bermain dan dukungan guru
3. Pengesahan Dokumen KTSP PAUD
10. Memperhatikan dan melestarikan Dokumen KTSP yang telah disusun oleh setiap satuan PAUD perlu disahkan oleh
karakteristik sosial budaya pejabat yang berwenang seperti dinas pendidikan setempat dan/atau ketua
Kurikulum mempertimbangkan yayasan/pengelola.
lingkungan fisik dan budaya ke Cara pengesahan dapat dilakukan dengan cara:
dalam proses pembelajaran untuk a. Pengawas/penilik setempat melihat kelayakan KTSP yang disusun
membangun kesesuaian antara b. Kepala Satuan PAUD mengajukan Kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Satuan
pengalaman yang sudah dimiliki
PAUD/Ketua Yayasan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk disahkan atau
anak dengan pengalaman baru untuk
Satuan PAUD menjadi wahana melestarikan budaya nasional setidaknya diketahui.
membentuk konsep baru tentang
c. Dinas Pendidikan atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya
lingkungan dan norma-norma komunitas di dalamnya. Lingkungan sosial dan
mengesahkan dokumen kurikulum yang bersangkutan.
budaya berperan tidak sebagai objek dalam kurikulum melainkan sebagai sumber
4. Pelaksanaan KTSP
pembelajaran bagi anak usia dini. Pengenalan sosial budaya sejak usia dini dalam
KTSP yang telah disusun harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab bersama
rangka memupuk rasa nasionalis dan cinta budaya.
seluruh warga yang ada pada satuan PAUD tersebut.

6 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7
Misi digunakan oleh satuan PAUD untuk:
1. acuan/rujukan dalam penyusunan program.
Apa Saja 2. memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan di satuan pendidikan
3. menggambarkan kekhasan atau keunggulan layanan di satuan PAUD

Isi Dokumen KTSP? Cara penyusunan misi:


1. menjabarkan indikator dari setiap nilai atau cita-cita yang ada dalam visi.
2. menetapkan fasilitasi yang harus dilakukan satuan PAUD untuk mendukung indikator
yang ada dalam visi.
Apa Komponen Dokumen 1 KTSP? Dokumen KTSP terdiri dari dua dokumen, yaitu 3. menjabarkan strategi yang akan diambil satuan PAUD untuk mencapai visi.
Dokumen I KTSP adalah dokumen yang Dokumen 1 dan Dokumen 2. Contoh Rumusan Misi
bersifat umum berisi berbagai informasi yang
1. Menyelenggarakan layanan pengembangan holistik integratif.
berhubungan dengan karakteristik satuan PAUD. 2. Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan tahapan
Komponen minimal Dokumen I PAUD berisi: KTSP perkembangan, minat, dan potensi anak.
• visi, 3. Membangun pembiasaan perilaku hidup bersih, sehat dan berakhlak mulia secara mandiri.
• misi, 4. Membangun kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan lingkup terkait dalam rangka
tujuan satuan pendidikan, pengelolaan PAUD yang professional, bertanggung jawab dan berdaya saing nasional.

• muatan Pembelajaran, DOKUMEN 1 DOKUMEN 2 Tujuan


• pengaturan beban belajar dan Tujuan berisi rumusan hasil keluaran/output yang dicapai pada waktu tertentu. Visi
• kalender pendidikan. dirumuskan untuk pencapaian jangka waktu panjang, sedangkan tujuan dirumuskan

Visi untuk pencapaian misi jangka waktu pendek atau dikaitkan dengan lulusan yang
Visi merupakan cita-cita jangka panjang yang ingin diwujudkan atau diraih oleh satuan diharapkan.
PAUD. Berisi gagasan besar yang ingin dicapai oleh satuan PAUD yang berorientasi ke Contoh rumusan tujuan:
depan (jangka panjang), tidak untuk dicapai pada kondisi saat ini. 1. Mewujudkan anak yang sehat, jujur, senang belajar, dan mandiri
Visi perlu disusun oleh satuan PAUD untuk: 2. Mewujudkan anak yang mampu merawat dan peduli terhadap diri sendiri, teman, dan
lingkungan sekitarnya.
1. menjadi arah yang ingin dicapai oleh satuan.
3. Menjadikan anak yang mampu berfikir, berkomunikasi, bertindak produktif dan kreatif
2. membangun kesamaan pemahaman pada semua pelaksanaan (pendidik dan tenaga
melalui bahasa, musik, karya, dan gerakan sederhana.
kependidikan) yang ada di satuan PAUD sebagai cita-cita bersama yang ingin
4. Menjadikan anak beragama sejak dini.
diwujudkan.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi penyelenggaraan pendidikan, perawatan,
3. membangun motivasi pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meraih
pengasuhan, dan perlindungan anak.
cita-cita bersama. 6. Menjadi lembaga rujukan PAUD tingkat kabupaten/kota /propinsi/nasional.

Contoh Rumusan Visi


“Membentuk generasi yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, ceria dan berakhlak mulia” Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada KD sebagai bahan yang
Misi akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan dan keterampilan\berisi kumpulan materi yang akan dikenalkan
Misi adalah upaya yang harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah dirumuskan
pada anak untuk mendukung pencapaian kompetensi dasar dan kompetensi inti pada
setiap satuan pendidikan.
setiap anak.

8 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9
Bagaimana menentukan muatan pembelajaran?
Program Kompetensi yang
• Lakukan analisis setiap KD, temukan kata kunci yang diharapkan dicapai dari setiap KD Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai
• Jabarkan dari setiap materi yang ada pada KD 3.1 Mengenal kegiatan • Doa-doa (doa sebelum dan sesudah belajar,
• Kembangkan materi menjadi kegiatan yang sesuai dengan tema/subtema beribadah sehari-hari doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum
4.1. Melakukan kegiatan dan bangun tidur, doa untuk kedua orang tua),
Muatan pembelajaran yang ditetapkan oleh satuan PAUD untuk dijadikan kegiatan beribadah sehari-hari mengenal hari-hari besar agama, hari-hari besar
perlu memperhatikan: dengan tuntunan agama, cara ibadah sesuai hari besar agama,
orang dewasa tempat ibadah, tokoh keagamaan.
1. tahapan perkembangan dan kebutuhan anak 3.2 Mengenal perilaku • Perilaku baik dan santun disesuaikan dengan
2. kompetensi Dasar yang ingin dicapai balk sebagai agama dan adat setempat; misalnya tata
cerminan akhlak cara berbicara secara santun, cara berjalan
3. visi, misi dan tujuan lembaga mulia melewati orang tua, cara meminta bantuan,
4. kearifan lokal 4.2. Menunjukkan cara menyampaikankan terima kasih setelah
periaku santun mendapatkan bantuan, tata cara beribadah sesuai
5. keunggulan lembaga
sebagai cerminan agamanya misalnya; berdoa, tata cara makan, tata
Muatan Pembelajaran/Materi berisi konsep-konsep yang akan dikenalkan pada anak akhlak mulia cara memberi salam, cara berpakaian, menolong
teman, orang tua dan guru.
untuk mencapai pemenuhan Kompetensi yang diharapkan. Muatan pembelajaran/
Fisik Motorik 2.1 Memiliki perilaku • Kebiasaan anak makan makanan bergizi
Materi merujuk pada Kompetensi Dasar dan dikembangkan oleh satuan PAUD. Satuan yang mencerminkan seimbang, kebiasaan merawat diri misalnya;
PAUD dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan visi dan misinya. hidup sehat mencuci tangan, menggosok gigi, mandi,
berpakaian bersih,menjaga kebersihan
Misalnya, jika satuan PAUD yang memiliki visi pengembangan entrepreneurship atau
lingkungan misalnya; kebersihan tempat belajar
kepemimpinan atau budaya dapat memperkaya materi di atas. dan lingkungan, menjaga kebersihan alat main
dan milik pribadi.
Contoh penjabaran materi pembelajaran pada setiap kompetensi dasar dapat dilihat 3.3. Mengenal anggota • Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh,
tubuh, fungsi, dan cara merawat, kebutuhan agar anggota
pada tabel berikut. gerakannya untuk tubuh tetap sehat, berbagai gerakan untuk
pengembangan melatih motorik kasar dalam kelenturan,
Contoh motorik kasar dan kekuatan, kestabilan, keseimbangan,
motorik halus kelincahan, kelenturan, koordinasi tubuh.
Contoh Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran 4.3. Menggunakan • Kegiatan untuk latihan motorik kasar antara
Kurikulum Paud Tk “Kenanga” anggota tubuh untuk lain merangkak, berjalan, berlari, merayap,
pengembangan berjinjit, melompat, meloncat, memanjat,
Program Kompetensi yang motorik kasar dan bergelantungan, menendang, berguling dengan
Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai halus menggunakan gerakan secara terkontrol,
Nilai Agama dan 1.1 Mempercayai adanya • Mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta, mengenal seimbang dan lincah dalam menirukan berbagai
Moral Tuhan melalui ciptaan-ciptaan Tuhan, membiasakan mengucapkan gerakan yang teratur (misal: menirukan gerakan
Ciptannya kalimat pujian terhadap ciptaan Tuhan benda, senam, tarian, permainan tradisional, dip.
1.2 Menghargai diri • Terbiasa saling menghormati (toleransi) • Keterampilan motorik halus untuk melatih
sendiri, orang lain, agama, mengucapkan keagungan Tuhan sesuai koordinasi mata dan tangan, kelenturan
dan lingkungan agamanya, merawat kebersihan diri, tidak pergelangan tangan, kekuatan dan kelenturan
sekitar sebagai rasa menyakiti diri atau teman, menghargai teman jari-jari tangan, melalui kegiatan antara lain;
syukur kepada Tuhan (tidak mengolok-olok), hormat pada guru dan meremas, menjumput, meronce, menggunting,
orang tua, menjaga dan merawat tanaman, menjahit, mengancingkan baju, menali
binatang peliharaan dan ciptaan Tuhan sepatu, menggambar, menempel, makan, dll
2.13 Memiliki perilaku • Terbiasa berbicara sesuai fakta, tidak curang • Permainan motorik kasar atau halus dengan aturan.
yang mencerminkan dalam perkataan dan perbuatan, tidak 3.4. Mengetahui cara • Cara merawa kebersihan diri (misal: mencuci
sikap jujur berbohong, menghargai kepemilikan orang lain, hidup sehat tangan, berlatih toilet, merawat gigi, mulut,
mengembalikan benda yang bukan haknya, 4.4 Mampu menolong telinga, hidung, olahraga, mandi 2x sehari;
mengerti batasan yang boleh dan tidak boleh diri sendiri untuk memakai baju bersih), memilih makanan dan
dilakukan, terus terang, anak senang melakukan hidup sehat minuman yang sehat, makanan yang diperlukan
sesuatu sesuai aturan atau kesepakatan, dan tubuh agar tetap sehat,
mengakui elebihan diri atau temannya.

10 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11
Program Kompetensi yang Program Kompetensi yang
Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai Pengembangan Dicapai
• Cara menghindarkan dir dari bahaya kekerasan 3.7 Mengenal • Keluarga (hubungan dalam keluarga, peran,
(melindungi anggota tubuh yang terlarang : lingkungan sosial kebiasaan, garis keturunan, dst),
mulut, dada, alat kelamin, pantat; waspada (keluarga, teman, • teman (nama, ciri-ciri, kesukaan,
terhadap orang asing/tidak dikenal), tempat tinggal, tempat tinggal dst),
• Cara menghindari diri dari benda-benda tempat ibadah, • lingkungan geografis (pedesaan/ pantai/
berbahaya misalnya pisau, listrik, pestisida, budaya, transportasi) pegunungan/kota),
kendaraan saat di jalan raya 4.7 Menyajikan • kegiatan orang-orang (di pagi/sore hari, dst),
• Cara menggunakan toilet dengan benar tanpa berbagai karya yang pekerjaan (petani, buruh, guru, di!),
bantuan berhubungan dengan • budaya (perayaan terkait adat,
• Kebiasaan buruk yang harus dihindari (permen, lingkungan sosial pakaian, tarian, makanan, dst),
nonton tv atau main game lebih dari 1 jam setiap (keluarga, teman, • tempat-tempat umum (sekolah, pasar, kantor
hari, tidur terlalu larut malam, jajan sembarang). tempat tinggal, pos, kantor polisi, terminal, dst),
Kognitif 2.2 Memiliki perilaku • Membiasakan eksploratif, tempat ibadah, • berbagai jenis transportasi (transportasi darat,
yang mencerminkan • Cara bertanya budaya, transportasi) air, udara, transportasi dahulu, dan sekarang).
sikap ingin tahu • Cara mendapatkan jawaban. dalam bentuk • Lambang negara
2.3 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang kreatif, gambar, bercerita,
yang mencerminkan • Membiasakan kerja secara kreatif, bernyanyi, dan gerak
sikap kreatif tubuh
3.5 Mengetahui cara • Cara mengenali masalah, 3.8 Mengenal • Hewan misalnya; jenis (nama, ciri-ciri, bentuk),
memecahkan masalah • Cara mengetahui penyebab masalah, lingkungan alam • Kelompok hewan berdasarkan makanan
sehari-hari dan • Cara mengatasi masalah, (hewan, tanaman, (herbivora, omnivora, karnivora,
berperilaku kreatif • Menyelesaikan kegiatan dengan berbagai cara cuaca, tanah, air,
• kelompok hewan berdasarkan manfaat
4.5 Menyelesaikan untuk mengatasi masalah. batu- batuan, dip
(hewan ternak/peliharaan/buas),
masalah sehari-hari 4.8 Menyajikan
berbagai karya yang • tanaman dikenalkan dengan jenis (tanaman
secara kreatif
berhubungan dengan darat/air, perdu/batang, buah/hias/kayu,
3.6 Mengenal benda- • bentuk dua dimensi (persegi, segi tiga, bulat, semusim/tahunan),
benda disekitarnya segi panjang), lingkungan alam
(nama, warna, • bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas, (hewan, tanaman, • bermacam bentuk dan warna daun dan
bentuk, ukuran, pola, tabung), ukuran (panjang-pendek, cuaca, tanah, air, bermacam akar),
sifat, suara, tekstur, • besar-kecil, berat-ringan, sebentar-lama), batu-batuan, dip • berkembang biak (biji/ stek/ cangkok/beranak/
fungsi, dan ciri-ciri bilangan (satuan, puluhan), dalam bentuk membelah diri/daun),
lainnya) • tekstur (kasar-halus, keras-lunak), gambar, bercerita,
• cara merawat tanaman, dst,
4.6 Menyampaikan • suara (cepat-lambat, keras-halus, tinggi rendah), bernyanyi, dan gerak
tubuh • gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang
tentang apa dan • pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk, malam, mendung, siklus air, dst), tanah, batu,
bagaimana benda- ukuran, fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran,
benda di sekitar yang ukuran-bentuk, warna ukuran-bentuk), • sebab akibat kejadian, dst.
dikenalnya (nama, • membandingkan benda berdasarkan ukuran 3.9 Mengenal • Nama benda,
warna, bentuk, “lebih dari — kurang dari”, “paling/ter) teknologi sederhana • bagian-bagian benda,
ukuran, pola, sifat, • mengurutkan benda berdasarkan seriasi (peralatan rumah • fungsi,
suara, tekstur, fungsi, (kecil-sedang-besar) tangga, peralatan • cara menggunakan secara tepat, dan cara
dan ciri-ciri lainnya) • mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi (sangat bermain, peralatan merawat. Alat dan benda yang dimaksud
melalui berbagai hasil kecil- lebih kecil- kecil- besar- lebih besar- paling besar), pertukangan, dip dapat berupa peralatan ekolah, perabot rumah
karya • pola ABC-ABC, ABCD-ABCD berdasarkan urutan 4.9 Menggunakan tangga, perkakas kerja, peralatan elektronik,
warna, bentuk, ukuran, bunyi, warna, fungsi, teknologi barang-barang bekas pakai.
sumber, dll. sederhana untuk
• Mencocokkan lambang bilangan dengan jumlah menyelesaikan tugas
bilangan dan kegiatannya
• Hubungan satu ke satu, satu ke banyak, (peralatan rumah
kelompok ke kelompok tangga, peralatan
• Lambang bilangan bermain, peralatan
• Mencocokkan pertukangan, dip

12 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13
Program Kompetensi yang Program Kompetensi yang
Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai Pengembangan Dicapai
Sosial emosional 2.5 Memiliki perilaku • Cara memberi salam pada guru atau teman, 3.13 Mengenal emosi diri • Cara menghadapi orang yang tidak dikenal,
yang mencerminkan • Cara untuk berani tampil di depan teman, dan orang lain • Penyebab sedih, marah, gembira, kecewa,
sikap percaya diri guru, orang tua dan lingkungan sosial lainnya, 4.13 Menunjukkan reaksi atau mengerti jika ia menganggu temannya
• Ara menyampaikan keinginan dengan santun. emosi diri secara akan marah, jika ia membantu temannya akan
2.6 Memiliki perilaku • Aturan bermain, wajar senang, mengendalikan emosi secara wajar
yang mencerminkan • Aturan di satuan PAUD 3.14 Mengenali • Cara mengungkapkan apa yang dirasakannya
sikap taat terhadap • Cara mengatur diri sendir misalnya membuat kebutuhan, (lapar ingin makan, kedinginan memerlukan
aturan sehari-hari jadwal atau garis waktu keinginan, dan minat baju hangat, perlu payung agar tidak
untuk melatih • Cara mengingatkan teman bila bertindak tidak diri kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat),
kedisiplinan sesuai aturan 4.14 Mengungkapkan • Teknik mengambil makanan sesuai kebutuhan,
2.7 Memiliki perilaku • Ciri did dan orang lain kebutuhan, menggunakan alat main sesuai dengan gagasan
yang mencerminkan • Cara antri keinginan dan minat yang dimilikinya,
sikap sabar (mau • Cara menyelesaikan gagasannya hingga tuntas, did dengan cara yang • membuat karya sesuai dengan gagasannya, dst
menunggu giliran, • berusaha tidak menyakiti atau membalas tepat
mau mendengar ketika dengan kekerasan Bahasa 2.13. Memiliki perilaku • Cara berbicara secara santun, menghargai
orang lain berbicara) yang mencerminkan teman dan orang yang lebih tua usianya
untuk melatih sikap rendah hati dan • Pemahaman sikap rendah hati
kedisiplinan santun kepada orang • Contoh perilaku rendah hati dan santun
2.8 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang mandiri, tua, pendidik, dan
yang mencerminkan • Perilaku mandiri, teman
kemandirian • Cara merencanakan, memilih, memiliki inisiatif 3.10 Memahami bahasa • cara menjawab dengan tepat ketika ditanya,
untuk belajar atau melakukan sesuatu tanpa reseptif (menyimak • cara merespon dengan tepat saat mendengar
harus dibantu atau dengan bantuan seperlunya dan membaca) cerita atau buku yang dibacakan guru,
2.9 Memiliki perilaku • Keuntungan mengalah 4.10 Menunjukkan • melakukan sesuai yang diminta dengan
yang mencerminkan • Cara menawarkan bantuan pada teman atau guru, kemampuan beberapa perintah,
sikap peduli dan • Cara menenangkan diri dan temannya dalam berbahasa reseptif • menceritakan kembali apa yang sudah
mau membantu jika berbagai situasi, (menyimak dan didengarnya
diminta bantuannya • senang berbagi makanan atau mainan. membaca)
2.10 Memiliki perilaku • Perilaku anak yang menerima perbedaan 3.11 Memahami • Mengungkapkan keinginannya, menceritakan
yang mencerminkan teman dengan dirinya, bahasa ekspresif kembali,
sikap kerjasa ma • Cara menghargai karya teman, (mengungkapkan • bercerita tentang apa yang sudah dilakukannya,
• Cara menghargai pendapat teman, mau berbagi, bahasa secara verbal • mengungkapkan perasaan emosinya dengan
mendengarkan dengan sabar pendapat teman, dan non verbal) melalui bahasa secara tepat.
• Cara berterima kasih atas bantuan yang diterima 4.11 Menunjukkan • Menggunakan buku untuk berbagai kegiatan
2.11 Memiliki perilaku • Kegiatan transisi, kemampuan
yang dapat • Cara menghadapi situasi berbeda berbahasa ekspresif
menyesuaikan diri • Cara menyesuaikan did dengan cuaca dan (mengungkapkan
kondisi alam. bahasa secara verbal
2.12 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang tanggung jawab dan non verbal)
yang mencerminkan • Pentingnya bertanggung jawab 3.12 Mengenal keaksaraan • membaca gambar, membaca symbol,
sikap tanggungjawab awal melalui bermain • menjiplak huruf,
• Cara bertanggung jawab (mau mengakui 4.12 Menunjukkan • mengenali huruf awal di namanya,
kesalahan dengan meminta maaf), kemampuan menuliskan huruf-huruf namanya,
• Cara merapihkan/membereskan mainan pada keaksaraan awal • menuliskan pikirannya walaupun hurufnya
tempat semula, dalam berbagai masih terbalik atau tidak lengkap,
• mengerjakan sesuatu hingga tuntas, bentuk karya • hubungan bunyi dengan huruf
• mengikuti aturan yang telah ditetapkan • mengucapkan kata yang sering diulang ulang
walaupun sekali-kali masih harus diingatkan, tulisannya pada buku cerita,
• mengeja huruf,
• senang menjalankan kegiatan yang jadi • membaca sendiri
tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin • hubungan angka dan bilangan
harus membantu menyiapkan alat makan, dst).

14 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15
Program Kompetensi yang Apa Kalender Pendidikan itu?
Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu kegiatan pembelajaran selama satu
Seni 2.4 Memiliki perilaku • cara menjaga kerapihan did, dan
yang mencerminkan • cara menghargai hasil karya baik dalam bentuk tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, waktu belajar efektif,
sikap estetis gambar, lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni
minggu efektif belajar, dan hari libur yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan.
lainnya,
• cara merawat kerapihan-kebersihan-dan Kalender akademik ini dapat digabungkan dengan kalender akademik yang telah
keutuhan benda mainan atau milik pribadinya.
ditetapkan oleh dinas pendidikan setempat, misalnya penentuan hari libur sekolah
3.15 Mengenal berbagai • Membuat berbagai hasil karya dan aktivitas seni
karya dan aktivitas seni gambar dan lukis, seni suara, seni musik, karya ataupun kegiatan daerah yang akan dilakukan bersamaan seperti acara keagamaan
4.15 Menunjukkan tangan dan lainnya ataupun budaya.
karya dan aktivitas • Menampilkan hasil karya seni
seni dengan Mengapa Kalender Pendidikan perlu disusun ?
menggunakan
berbagai media • Kalender sebagai acuan bagi pendidik dan pengelola menyusun kegiatan
pembelajaran dalam setahun.
Bagaimana Pengaturan Lama Belajar
• Kalender merupakan Informasi bagi orang tua tentang berbagai kegiatan yang akan
Alokasi Waktu Penerapan Kurikulum PAUD dilaksanakan dan diikuti peserta didik dalam kurun waktu setahun.
1. Alokasi waktu dimaksudkan adalah jumlah jam kegiatan yang dilaksanakan setiap • Kalender disusun supaya terdapat kesesuaian dengan waktu pelaksanaan pendidikan
hari dan setiap minggu di satuan PAUD. yang ditetapkan di wilayahnya.
2. Alokasi waktu kegiatan dihitung dari jumlah jam tatap muka saja.
Apa kaitan kalender pendidikan dengan program tahunan?
3. Alokasi waktu kegiatan minimal untuk setiap kelompok usia anak berbeda
Kalender pendidikan dapat juga dijadikan sebagai program tahunan.
jumlahnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia lahir – 2 tahun jumlah jam belajar Bagaimana menyusun kalender pendidikan?
paling sedikit 120 menit (2 jam) dalam seminggu. • Kalender pendidikan disusun disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi setiap
b. Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia 2 – 4 tahun jumlah lembaga.
jam belajar paling sedikit 360 menit (6 jam) dalam seminggu • Kalender pendidikan disusun oleh guru dan tenaga kependidikan di satuan PAUD,
c. Alokasi jumlah jam untuk layanan anak usia 4 – 6 tahun
serta disosialisasikan kepada seluruh orang tua peserta didik.
jumlah jam belajar paling sedikit 900 menit (15 jam) dalam
seminggu. Kegiatan apa yang ada pada kalender pendidikan?
1. kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum
Ketentuan: a. Permulaan tahun ajaran
b. Kegiatan puncak tema
Satuan PAUD yang menyelenggarakan layanan untuk kelompok usia 4-6 tahun sekurang-
c. Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tiap bulan
kurangnya menyelenggarakan kegiatan pembelajaran selama 540 menit (9 jam) setiap
d. Hari-hari libur
minggu dan ditambah dengan kegiatan pengasuhan terprogram oleh orang tua di rumah
e. Waktu belajar efektif
selama 360 menit (6 jam) setiap minggu.
2. Kegiatan Khusus

Contoh: a. Kegiatan yang mendatangkan narasumber


b. Mengunjungi tempat yang terkait dengan tema,
Alokasi pembelajaran di Satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kenanga adalah 21 jam @ 60 c. Kegiatan bazar anak,
menit (1.260 menit) dalam seminggu. Kegiatan pembelajaran tatap muka dilaksanakan d. Pentas seni anak,
selama 5 hari dimulai dari pukul 7.30 – 11.45. Jadwal kegiatan harian dilampirkan dalam e. Perayaan hari-hari besar, atau
lampiran KTSP. f. Kegiatan lainnya

16 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17
3. Kegiatan Pendukung Contoh Program Tahunan TK Kenanga
a. Pertemuan orang tua,
No KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
b. Open house
1 Pelaksanaaan kurikulum
c. Hari keluarga, dan sebagainya. 14 Juli 2015
a. Permulaan tahun ajaran
Bagaimana bentuk kalender pendidikan? b. Kegiatan puncak tema Hr Jumat Minggu ke 4 di bulan genap (setiap 2
bulan sekali)
Kalender pendidikan dapat dibuat oleh satuan pendidikan berbentuk format,
c. Hari-hari libur
daftar atau bentuk lainnya, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari setiap 20 – 30 desember 2015
• Libur semester 1
20 – 30 juni 2015
satuan pendidikan. • Libur semester 2
28 Juli – 3 Agustus 2015
• Libur hari raya idul fitri
Contoh d. Pembagian laporan perkembangan anak 19 desember 2015
• Semester 1 18 Juni 2015
Contoh Kalender Pendidikan Taman Kanak-Kanak • Semester 2 Januari – Juli 2016
Penerimaan peserta didik baru
JULI AGUSTUS
2 Kegiatan Pendukung
MINGGU 6 13 20 27 MINGGU 3 10 17 24/
31 • Kegiatan mendatangkan nara sumber 3 kali sesuai tema
SENIN 7 14 21 28 SENIN 4 11 18 25 • Kunjungan ke belajar, kali sesuai tema
• Kegiatan bazaar anak, akhir ramadhan, hari jadi satuan PAUD
SELASA 1 8 15 22 29 SELASA 5 12 19 26
• Pentas seni anak, 2 kali saat pembagian laporan perkembangan
RABU 2 9 16 23 30 RABU 6 13 20 27 • Perayaan hari-hari besar
KAMIS 3 10 17 24 31 KAMIS 7 14 21 28 3 Kegiatan Keorangtuaan
• Pertemuan orang tua, Setiap hari rabu minggu ke 4
JUMAT 4 11 18 25 JUMAT 1 8 15 22 29 • Open house, Untuk calon wali murid di minggu ke 3 bulan Juni
• Hari keluarga Setiap akhir tahun ajaran
SABTU 5 12 19 26 SABTU 2 9 16 23 30
14 - 19 Orientasi peserta didik baru dan
pengenalan visi misi
4-9 Bermain bersama bunda (masa Dokumen I dapat dilengkapi dengan profil lembaga, SOP, tata tertib dan hal-hal lain
transisi)
25 Bhakti sosial
11 -23 Tema 17 agustus di sekolah baruku
yang dianggap perlu.
28 - 29 Hari raya idul fitri
30 Puncak tema lomba 17 agustusan
21 - 31 Libur hari raya idul fitri 1. Profil lembaga
Profil lembaga berisi sejarah singkat perjalanan lembaga mulai dibentuk hingga
SEPTEMBER OKTOBER
perkembangan saat ini, termasuk prestasi yang telah dicapainya. Sejarah singkat
MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 5 12 19 26 diperlukan untuk mengingatkan rangkaian panjang perkembangan satuan PAUD.
SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 6 13 20 27 Profil dapat dilengkapi dengan identitas lembaga dan struktur organisasi
SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 7 14 21 28 2. Standar Operasional Prosedur (SOP)
RABU 3 10 17 24 RABU 1 8 15 22 29 Standar operasional prosedur (SOP) adalah suatu prosedur tertulis atau tatacara
KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 2 9 16 23 30 atau langkah-langkah yang harus dilakukan pada suatu jenis kegiatan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. SOP ini dimaksudkan untuk pengembangan sikap yang
JUMAT 5 12 19 26 JUMAT 3 10 17 24 31
diterapkan secara rutin dan dituangkan dalam jadwal kegiatan rutin harian.
SABTU 6 13 20 27 SABTU 4 11 18 25
SOP menjadi sistem yang memberikan pedoman kerja, kapan, di mana, oleh siapa
dan cara bagaimana pembelajaran dijalankan terutama dalam mengatur program
Tema: keluargaku
pembelajaran yang bersifat rutin dan habituasi.
27 Puncak Tema bermain dengan keluarga
SOP ini merupakan panduan guru dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka
pembentukan sikap.

18 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19
Contoh SOP
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
SOP TAMAN KANAK-KANAK NRGERI CENTEH
Aturan ke Toilet RPPM dikembangkan dari kegiatan semester.
1. Anak didampingi oleh guru Dokumen RPPM ini berisi perencanaan kegiatan yang disusun untuk melaksanakan
2. Menggunakan kamar mandi sesuai dengan jenis kelamin kegiatan pembelajaran selama satu minggu.
3. Berdoa (doa masuk WC)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPPM adalah:
4. Utamakan kaki kiri terlebih dahulu
5. Tidak bernyanyi atau berteriak-teriak di toilet • RPPM dikembangkan untuk setiap tema atau subtema.
6. Menyiram toilet sebanyak 3 kali setelah digunakan • Alokasi waktu setiap RPPM sesuai dengan alokasi waktu untuk setiap tema yang
7. Menggunakan air/sabun secukupnya (tidak menghamburkan air telah ditentukan dalam program semester. Jika ada suatu tema yang alokasi
8. Membuang tisu/pantiliner/ pembalut ke tempat sampah
waktunya lebih dari satu minggu, RPPM dapat dipecah menjadi dua RPPM.
9. Memelihara kebersihan toilet
10. Utamakan kaki kanan terlebih dahulu ketika keluar dari WC • RPPM dapat berbentuk jaringan tema ataupun format lain yang ditentukan
lembaga
11. Berdoa (doa keluar WC)
• Untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran, kegiatan-kegiatan yang
Bandung, Juli 2014 dikembangkan dikemas untuk pelaksanaan per hari.
Kepala TK Negeri Centeh • Kegiatan yang disusun harus merupakan kegiatan belajar seraya bermain
• Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema.
RENNI KUSNAENI
Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain membuat kue/makanan, makan
Apa saja komponen dokumen II KTSP? bersama, pameran hasil karya, pertunjukan, panen tanaman, dan kunjungan.

Dokumen II disebut juga dokumen program. Dokumen ini merupakan dokumen yang berisi Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan
perencanaan yang akan dilaksanakan oleh pendidik selama satu tahun ke depan. Komponen dijelaskan dalam pedoman perencanaan pembelajaran.
dokumen ini mencakup:
Format program
• Program Semester (Prosem),
• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), semester bersifat
• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) , fleksibel sesuai
• Penilaian perkembangan anak. kebutuhan lembaga.
(contoh program
1. Program Semester
semester dapat
Dokumen Program Semester merupakan dokumen perencanaan
mengambil dari
yang berisi daftar tema satu semester termasuk alokasi waktu setiap lampiran halaman 39)
tema dengan menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan.
Tujuan Program semester adalah membagi habis seluruh kompetensi dasar pada tema-
tema yang sesuai sehingga tidak ada kompetensi yang terlewat.
Anak-anak sedang bermain pasir disentra bahan alam
Tema berfungsi sebagai wadah yang berisi bahan kegiatan untuk mengembangkan
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
potensi anak. Tema juga menyatukan program pengembangan, bahan pembelajaran,
serta kompetensi dalam satu kesatuan yang lebih berarti, memperkaya wawasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah unit perencanaan yang
dan perbendaharaan kata anak sehingga capaiannya menjadi lebih bermakna. akan memandu kegiatan dalam satu hari. RPPH disusun berdasarkan RPP Mingguan.
Dalam menyusun perencanaan program semester, lembaga diberi keleluasaan dalam Komponen RPPH antara lain memuat identitas lembaga, tema/subtema, kelompok
menentukan format dan disesuaikan dengan kebutuhan lembaga masing-masing. usia, alokasi waktu, kegiatan belajar (pembukaan, inti, penutup) indikator
Penjelasan mengenai apa, mengapa dan bagaimana penyusunan dan contoh program pencapaian pembelajaran, media dan sumber belajar yang digunakan.
semester terdapat pada dokumen pedoman perencanaan pembelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan RPPH antara lain:

20 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21
• RPPH disusun dengan memperhatikan model pembelajaran yang dipilih oleh Bagaimana Sistematika KTSP PAUD?
satuan pendidikan. Model pembelajaran tersebut antara lain model pembelajaran
• Sistematika atau outline KTSP PAUD ditentukan oleh setiap satuan PAUD
kelompok dengan pengaman, model pembelajaran kelompok dengan sudut, model
pembelajaran sentra, dan model pembelajaran area • Beberapa contoh sistematika/kerangka KTSP PAUD

• Pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan disesuaikan dengan Contoh Outline KTSP TK/KB...
karakteristik satuan PAUD berdasarkan hasil analisis konteks.
Naskah akhir KTSP PAUD yang akan dihasilkan sesuai dengan sistimatika sebagai berikut:
• Kegiatan yang dikembangkan merupakan kegiatan yang mendorong anak untuk
aktif melakukannya. Halaman Judul
Kata Pengantar
Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian dijelaskan Lembar Pengesahan
dalam pedoman perencanaan pembelajaran. Daftar Isi
BAGIAN I . PROFIL LEMBAGA
4. Dokumen Penilaian Perkembangan Anak
A. Sejarah singkat Satuan lembaga PAUD
Seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik B. Struktur Kepengurusan Satuan Lembaga PAUD (penyelenggara, pengelola dan guru dan
perlu dinilai sehingga diperoleh berbagai informasi mengenai Uraian Tugas
keberhasilan kompetensi dan gambaran tumbuh kembang C. Alamat Dan Peta Lokasi Satuan lembaga PAUD
anak. Penilaian mencakup seluruh lingkup perkembangan D. Status Satuan lembaga PAUD (negeri/swasta, izin operasional, akreditasi, dll)
yang terkait dengan Kompetensi Dasar (KD), yakni kompetensi BAGIAN II. DOKUMEN I
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. A. Pendahuluan
Informasi hasil penilaian dicatat pada dokumen penilaian yang 1. Latar Belakang
disusun oleh setiap satuan PAUD. Dokumen tersebut antara 2. Dasar Operasional Penyusunan KTSP PAUD
lain dokumen penilaian harian, penilaian bulanan, dokumen 3. Tujuan Penyusunan KTSP PAUD
B. Visi, Misi Dan Tujuan Satuan Paud
portofolio anak, dan dokumen lain yang diperlukan oleh setiap
1. Visi Satuan PAUD
satuan PAUD untuk mencatat seluruh informasi yang akan
2. Misi Satuan PAUD
dapat membantu guru untuk memantau kemajuan belajar, hasil 3. Tujuan Satuan PAUD
belajar dan melakukan perbaikan hasil kegiatan belajar anak. C. Karakteristik KTSP
Guru sedang mencatat perkembangan anak D. Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran
Catatan:
E. Kalender Pendidikan dan Program Tahunan
• Dokumen KTSP bersifat luwes, peletakan komponen yang akan diinformasikan F. Standar Operasional Prosedur
dapat ditentukan sendiri oleh satuan pendidikan. Misalnya Kalender Pendidikan,
BAGIAN III. DOKUMEN II
Standar Operasional Prosedur (SOP), dan Tata Tertib Satuan PAUD dapat diletakkan A. Program Semester
sebagai lampiran ataupun dalam badan/sebagai bagian dari KTSP yang disusun. B. Rencana Pelaksanaan Program Mingguan
• Dokumen I dapat dilengkapi dengan berbagai informasi yang berhubungan dengan C. Rencana Pelaksanaan Program Harian
penialaian perkembangan anak yang akan dilakukan (misalnya instrumen yang D. Penilaian Perkembangan Anakembelajaran
akan digunakan, strategi pelaporan kepada orang tua, contoh-contoh format yang BAGIAN IV. PENUTUP
akan digunakan). BAGIAN V. LAMPIRAN
• Komponen Dokumen II dapat dipisahkan sesuai dengan jenis dokumen yang akan 1. Kalender Pendidikan dan Program Tahunan
digunakan. Misalnya dokumen II A adalah program semester, Dokumen II B adalah 2. Program Semester
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
RPPM dan Dokumen III C adalah RPPH.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
• Dokumen II dapat dilengkapi dengan hasil penilaian perkembangan anak, misalnya
5. Penilaian Perkembangan Anak
dalam bentuk dokumen perkembangan setiap anak 5.6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Layanan anak
6.7. Tata Tertib, Kode Etik dll yang dianggap perlu

22 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23
Contoh Pengesahan KTSP

Pengesahan, Pemberlakuan SURAT PENGESAHAN PEMBERLAKUKAN KTSP SATUAN PAUD


No. ................(menggunakan no surat dari satuan)

dan Masa Peninjauan Ulang Berdasarkan pengajuan permohonan pengesahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disiapkan
oleh:
KTSP PAUD Nama Satuan PAUD :
Penyelenggara :
Izin Operasiona :
Alamat :

K
urikulum adalah bagian dari kontrak satuan pendidikan dengan segenap pemangku
maka UPTD Kecamatan........ dinas pendidikan kota/kabupaten ..................... dengan mempertimbangkan:
kepentingan, terutama dengan orang tua dan masyarakat yang menitipkan anaknya di
1. Dasar-dasar hukum dan acuan yang digunakan dalam pengembangan KTSP di satuan PAUD
satuan pendidikan tersebut. Begitu pula KTSP PAUD sesungguhnya merupakan bagian tersebut;
dari kontrak antara satuan pendidikan PAUD, orang tua, dan pemerintah, dalam hal ini Dinas 2. Tatacara pengembangan KTSP yang dilakukan oleh tim penyusun di satuan PAUD tersebut;
3. Bukti fisik seluruh dokumen KTSP yang telah disusun oleh Tim dari satuan PAUD tersebut.
Pendidikan. Oleh karena itu, dalam hal pengesahan, pemberlakuan, dan masa peninjauan
maka dengan ini menyatakan, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada satuan PAUD tersebut
ulang hendaklah mempertimbangkan dan mendapat persetujuan dari pihak-pihak terkait. dapat diterapkan/dilaksanakan sebagaimana mestinya; dengan catatan satuan PAUD tersebut tetap berupaya
secara terus-menerus dapat meningkatkan mutu KTSP di lembaganya.
Siapa yang Berwenang Mengesahan KTSP PAUD?
Produk KTSP PAUD hendaknya disepakati oleh pihak-pihak yang terkait. Hal ini penting Jakarta,.................................
agar kurikulum mendapatkan dukungan penuh sehingga dalam penerapannya dapat Yang mengajukan pengesahan:
Kepala Satuan PAUD, Perwakilan Komite,
optimal. Pihak-pihak yang diharapkan dapat menyetujui hasil pengembangan KTSP PAUD
dan diminta membubuhkan tanda tangannya sebagai tanda bukti pengesahan di antaranya:
----------------------------------------------- ----------------------------------------------
1. Ketua penyelenggara atau ketua bidang pendidikan yayasan atau satuan pendidikan.
Tanda pengesahan:
2. Pengelola, yaitu kepala satuan PAUD; baik pada satuan PAUD terpadu maupun
pada Satuan PAUD tersendiri. Penilik/Pengawas Dinas Pendidikan
Kecamatan...............Kab/Kota............,
3. Disahkan oleh dinas pendidikan setempat, yaitu kepala UPTD pendidikan tingkat
kecamatan atau oleh penilik/pengawas PAUD.
-----------------------------------------------
Berapa Lama Masa Pemberlakuan KTSP PAUD? NIP.
Masa pemberlakuan KTSP PAUD yang telah dikembangkan oleh para tim pengembang
Kapan Dilakukan Peninjauan Ulang KTSP PAUD?
akan diberlakukan setelah disahkan oleh pihak-pihak sebagaimana yang telah dipaparkan
Kurikulum yang telah dikembangkan harus siap untuk selalu di-review baik
di atas. Pemberlakuan KTSP dapat disesuaikan dengan harapan satuan pendidikan atau para
secara berkala maupun insidental. Beberapa pertimbangan dasar untuk merevisi atau
pengembang, misalnya menunggu tahun pelajaran baru, menunggu dukungan sarana-
memperbaiki kurikulum, antara lain:
prasarana, menunggu dukungan SDM tambahan, dan menunggu dukungan anggaran. 1. perubahan kebijakan dalam pendidikan, terutama dalam bidang PAUD
Masa berlaku KTSP PAUD bersifat relatif, biasanya tidak melebihi batas waktu lima 2. perubahan jenis program layanan dalam satuan pendidikan PAUD.
atau sepuluh tahun. Masa berlakunya kurikulum dapat mengacu pada tenggang waktu 3. perubahan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan PAUD
masa akreditasi yang diatur dan diberlakukan di daerah tertentu, baik secara lokal maupun 4. perubahan kondisi dan standar input-output satuan pendidikan PAUD
nasional. 5. perubahan sarana dan prasarana penunjang di satuan pendidikan PAUD
6. perubahan IPTEK yang signifikan terhadap bidang PAUD
7. perubahan sosial budaya anak dan masyarakat

24 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25
Lampiran

Penutup CONTOH UTUH KTSP


BAGIAN I .
PROFIL LEMBAGA
Pengembangan KTSP PAUD merupakan kegiatan strategis dan berdampak sangat
menentukan terhadap kualitas layanan program di satuan PAUD. Semua pihak yang terkait A. Sejarah singkat Satuan lembaga PAUD
dengan satuan PAUD, terutama penyelenggara, pengelola dan guru, serta orang tua Taman Kanak-Kanak Kenanga didirikan pada tahun 2005 dibawah naungan Yayasan
hendaknya dapat berperan secara optimal dalam proses pengembangan KTSP PAUD. KTSP Mahardika. Tokoh yang paling berjasa dalam membidani lahirnya Taman Kanak-Kanak Kenanga
PAUD berisi karakteristik satuan PAUD yang mewarnai program-program layanan PAUD di adalah tiga serangkai yakni Ibu Haryono, Ibu Astiti, dan Bapak Badrudin. Ibu Haryanto yang saat
satuan tersebut. Oleh karena itu, tidak mungkin KTSP dibuat massal apalagi dicetak untuk itu tercatat sebagai Ibu Lurah merasa prihatin melihat banyak anak-anak usia 4-6 tahun yang

diperjualbelikan. Lembaga dan pendidik baru kemungkinan mengalami kesulitan dalam berkerumun tanpa ada aktivitas pembelajaran. Bu Haryanto menyampaikan kegundahannya
kepada dua tokoh masyarakat yakni Bapak Badrudin dan Ibu Haryono yang kemudian disepakati
pengembangan KTSP untuk satuannya. Bimbingan dan bantuan dari satuan PAUD lainnya
untuk membuat kelompok bermain untuk mengelola kegiatan bermain anak hingga lebih
yang terkumpul dalam satu gugus akan sangat membantu, di samping bimbingan dari
terprogram. Kegiatan awal dilaksanakan di halaman kantor kelurahan dengan menggunakan
penilik/pengawas PAUD.
alat permainan seadanya yang digelar bongkar pasang. Ternyata sambutan masyarakat sangat
Tidak ada pendidikan tanpa ada kurikulum PAUD, oleh karena itu setiap satuan PAUD antusias. Tanggal 21 Mei 2005 kelompok bermain berubah nama dengan nama Taman Kanak-
harus mengembangkan KTSP. Jika semua pihak dapat berpartisipasi dengan baik memiliki Kanak Kenanga dengan diresmikan oleh Bapak Camat Kedoya didampingi 3 pendiri. Sebagai
KTSP, akan memberi dampak yang positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak kepala sekolah pertama ditunjuk Bapak Badarudin dan Ibu Haryono sebagai guru untuk peserta
di satuan PAUD bersangkutan. Akumulasi dari dampak tersebut akan mengantarkan anak- didik yang berjumlah 20 orang. Langkah berikutnya dilembagakan dan mengajukan perizinan
anak Indonesia kelak menjadi anak yang cerdas secara komprehensif. ke Dinas Kabupaten. Surat Izin Operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Abal-Abal nomor
10 A/kep/2006 tercantum mulai berlaku tanggal 12 Maret 2006.
Semoga bermanfaat. Amin.
Selanjutnya kami terus berbenah dan mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan
dan belajar mandiri. Perubahan kami lakukan dari menggunakan pemnelajaran klasikal ke
kelompok hingga kini menerapkan model sentra. Tahun 2010 kami menambah program
layanan dengan Kelompok Bermain, dan tahun 2013 kami
mendapatkan akreditasi A dari BAN PAUDNI. Tahun 2015 Ketua Yayasan
Satuan PAUD kami terpilih menjadi PAUD percontohan Mahardika
tingkat kabupaten, dst.

B. Struktur Kepengurusan Satuan Lembaga


Kepala Sekolah Tenaga
Struktur Kepengurusan Taman Kanak-
Kanak Kenanga
TK Kenanga Administrasi

Guru TK A Guru TK B

26
26 PEDOMAN
PE
PPED
ED
DOM
MAAN PPENYUSUNAN
ENY
ENY
YUS
USU
SU
UNA
NA
AN
N KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27
1. Ketua Yayasan Mahardika bertanggung jawab dalam: BAGIAN II
• Pengembangan pendidikan di TK Kenanga DOKUMEN I KURIKULUM SATUAN PAUD TK KENANGA
• Bekerjasama dengan berbagai pemangku kebijakan dalam rangka
optimalisasi sumber belajar dan sumber dana
• Dst. A. PENDAHULUAN
2. Kepala TK Kenanga, bertanggung jawab dalam: 1. Latar Belakang
• Pengembangan program Taman kanak-Kanak Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi penyiapan
• Mengkoordinasikan guru-guru Taman kanak-kanak sumber daya manusia yang berkualitas di masa datang. Oleh karena itu
• Mengelola administratif Taman kanak-Kanak layanan PAUD harus dirancang dengan seksama dengan memperhatikan
• Melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap kinerja guru Taman perkembangan anak, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
Kanak-Kanak budaya yang berkembang. Memahami kondisi tersebut, maka Taman
• Melakukan evaluasi terhadap program pembelajaran di Taman Kanak- Kanak-Kanak Kenanga … (sesuai nama satuan PAUD) memandang perlu
Kanak untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan PAUD.
3. Guru bertanggung jawab dalam:
Kurikulum Tingkat Satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kenanga disusun oleh
• Menyusun rencana pembelajaran
Tim Pengembang Lembaga yang terdiri dari Kepala Sekolah, Yayasan, Tim
• Mengelola pembelajaran sesuai dengan kelompoknya
Guru dan Komite orang tua dengan bimbingan Penilik PAUD. Kurikulum
• Mencatat perkembangan anak
Taman Kanak-Kanak Kenanga disusun sebagai acuan penyelenggaraan
• Menyusun pelaporan perkembangan anak
dan pengelolaan keseluruhan program dan pelaksanaan pembelajaran.
• Melakukan kerjasama dengan orang tua dalam program parenting.
Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga juga dijadikan sebagai patokan
4. Tenaga Administrasi, bertanggungjawab dalam: untuk melaksanakan pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan,
• Memberikan pelayanan administratif kepada guru, orangtua dan
program dan keseluruhan kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai tolok
peserta didik
ukur untuk peningkatan dan perbaikan mutu satuan pendidikan secara
• Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik
bertahap dan berkesinambungan. Dst.....
• Mengelola sarana dan prasarana Taman Kanak-Kanak
2. Dasar Operasional Penyusunan KTSP PAUD
• Mengelola keuangan
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
C. Alamat Dan Peta Lokasi Satuan lembaga PAUD
Nasional
Taman Kanak-Kanak Kenanga terletak di Jalan Kenanga Nomor 25 Rt 12
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013 tentang
Rw 17 Kelurahan Balangbong Kecamatan Kedoya Kabupaten Abal-Abal Provinsi
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
Mercury.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
D. Status Satuan lembaga PAUD Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Taman Kanak-Kanak Kenanga merupakan satuan PAUD yang dikelola dengan Pendidikan
management berbasis masyarakat dibawah naungan Yayasan Mahardika, telah d. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
memiliki izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Abal-Abal nomor 10 Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
A/kep/2006 untuk program Taman kanak-Kanak dan telah telah lulus akreditasi Pendidikan
dari BAN PNF tahun 2013 dengan Nomor sertifikat …….. e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan PAUD

28 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 29
f. Permendikbud Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 d. Menjadikan anak beragama sejak dini.
Pendidikan Anak usia Dini e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi penyelenggaraan
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 pendidikan, perawatan, pengasuhan, dan perlindungan anak.
tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pasal 7 f. Menjadi lembaga rujukan PAUD tingkat Kabupaten/Kota/Propinsi/nasional.
h. Pedoman Penyusunan KTSP Direktorat Pembinaan PAUD Tahun 2014
D. Karakteristik Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga
i. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan ….
Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga disusun dengan mengusung nilai-
B. Tujuan Penyusunan KTSP PAUD
nilai islami sebagai dasar untuk pengembangan karakter peserta didik. Nilai-nilai
Kurikulum Taman Kanak-Kanak Kenanga disusun sebagai:
karakter yang dikembangkan antara lain: kepemimpinan, jujur, kreativitas, dst…
1. Acuan bagi Pengelola dan Pendidik dalam menyusun program layanan, Penerapan nilai-nilai dilakukan melalui pembiasaan rutin yang diterapkan selama
kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang mendukung pencapaian anak berada di satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kenanga.
keberhasilan belajar anak.
Dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan
2. Informasi tentang program layanan PAUD yang diberikan oleh satuan partisipatif, Taman Kanak-Kanak Kenanga menerapkan model pembelajaran
PAUD kepada peserta didik. sentra, dimana kelompok anak dalam satu hari bermain dalam satu sentra yang
3. Dokumen program yang diperlukan untuk pemberian pembinaan. didalamnya berisi berbagai aktivitas sebagai pemenuhan densitas main. Sentra
4. Dst. yang disiapkan adalah: sentra imtaq, sentra balok, sentra bahan alam, sentra
persiapan, dan sentra main peran. Untuk kelompok usia 4-6 tahun bermain di
C. Visi, Misi dan Tujuan Satuan PAUD
sentra persiapan sebanyak 2 kali dalam seminggu dalam rangka membantu
1. Visi Taman Kanak-Kanak Kenanga
kematangan keaksaraan anak … dst.
“Membentuk generasi yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, ceria dan
berakhlak mulia” Contoh Program Pengembangan Dan Muatan Pembelajaran Kurikulum Paud Tk
“Kenanga”
2. Misi Taman Kanak-Kanak Kenanga
a. Menyelenggarakan layanan pengembangan holistik integratif. Program Kompetensi yang
Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai
b. Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan sesuai
Nilai Agama dan 1.1 Mempercayai adanya • Mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta, mengenal
dengan tahapan perkembangan, minat, dan potensi anak. Moral Tuhan melalui ciptaan-ciptaan Tuhan, membiasakan mengucapkan
Ciptannya kalimat pujian terhadap ciptaan Tuhan
c. Membangun pembiasaan perilaku hidup bersih, sehat dan berakhlak
1.2 Menghargai diri • Terbiasa saling menghormati (toleransi)
mulia secara mandiri. sendiri, orang lain, agama, mengucapkan keagungan Tuhan sesuai
dan lingkungan agamanya, merawat kebersihan diri, tidak
d. Membangun kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan lingkup sekitar sebagai rasa menyakiti diri atau teman, menghargai teman
terkait dalam rangka pengelolaan PAUD yang professional, akuntabel, syukur kepada Tuhan (tidak mengolok-olok), hormat pada guru dan
orang tua, menjaga dan merawat tanaman,
dan berdaya saing nasional. binatang peliharaan dan ciptaan Tuhan
3. Tujuan Taman Kanak-Kanak Kenanga 2.13 Memiliki perilaku • Terbiasa berbicara sesuai fakta, tidak curang
yang mencerminkan dalam perkataan dan perbuatan, tidak
a. Mewujudkan anak yang sehat, jujur, senang belajar, dan mandiri sikap jujur berbohong, menghargai kepemilikan orang lain,
b. Mewujudkan anak yang mampu merawat dan peduli terhadap diri mengembalikan benda yang bukan haknya,
mengerti batasan yang boleh dan tidak boleh
sendiri, teman, dan lingkungan sekitarnya. dilakukan, terus terang, anak senang melakukan
c. Menjadikan anak yang mampu berfikir, berkomunikasi, bertindak sesuatu sesuai aturan atau kesepakatan, dan
mengakui elebihan diri atau temannya.
produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya, dan gerakan
sederhana.

30 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 31
Program Kompetensi yang Program Kompetensi yang
Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai Pengembangan Dicapai
3.1 Mengenal kegiatan • Doa-doa (doa sebelum dan sesudah belajar, • Cara menghindarkan dir dari bahaya kekerasan
beribadah sehari-hari doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum (melindungi anggota tubuh yang terlarang :
4.1. Melakukan kegiatan dan bangun tidur, doa untuk kedua orang tua), mulut, dada, alat kelamin, pantat; waspada
beribadah sehari-hari mengenal hari-hari besar agama, hari-hari besar terhadap orang asing/tidak dikenal),
dengan tuntunan agama, cara ibadah sesuai hari besar agama, • Cara menghindari diri dari benda-benda
orang dewasa tempat ibadah, tokoh keagamaan. berbahaya misalnya pisau, listrik, pestisida,
3.2 Mengenal perilaku • Perilaku baik dan santun disesuaikan dengan kendaraan saat di jalan raya
balk sebagai agama dan adat setempat; misalnya tata • Cara menggunakan toilet dengan benar tanpa
cerminan akhlak cara berbicara secara santun, cara berjalan bantuan
mulia melewati orang tua, cara meminta bantuan, • Kebiasaan buruk yang harus dihindari (permen,
4.2. Menunjukkan cara menyampaikankan terima kasih setelah nonton tv atau main game lebih dari 1 jam setiap
periaku santun mendapatkan bantuan, tata cara beribadah sesuai hari, tidur terlalu larut malam, jajan sembarang).
sebagai cerminan agamanya misalnya; berdoa, tata cara makan, tata Kognitif 2.2 Memiliki perilaku • Membiasakan eksploratif,
akhlak mulia cara memberi salam, cara berpakaian, menolong yang mencerminkan • Cara bertanya
teman, orang tua dan guru. sikap ingin tahu • Cara mendapatkan jawaban.
Fisik Motorik 2.1 Memiliki perilaku • Kebiasaan anak makan makanan bergizi 2.3 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang kreatif,
yang mencerminkan seimbang, kebiasaan merawat diri misalnya; yang mencerminkan • Membiasakan kerja secara kreatif,
hidup sehat mencuci tangan, menggosok gigi, mandi, sikap kreatif
berpakaian bersih,menjaga kebersihan 3.5 Mengetahui cara • Cara mengenali masalah,
lingkungan misalnya; kebersihan tempat belajar memecahkan masalah • Cara mengetahui penyebab masalah,
dan lingkungan, menjaga kebersihan alat main sehari-hari dan • Cara mengatasi masalah,
dan milik pribadi. berperilaku kreatif • Menyelesaikan kegiatan dengan berbagai cara
3.3. Mengenal anggota • Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, 4.5 Menyelesaikan untuk mengatasi masalah.
tubuh, fungsi, dan cara merawat, kebutuhan agar anggota masalah sehari-hari
gerakannya untuk tubuh tetap sehat, berbagai gerakan untuk secara kreatif
pengembangan melatih motorik kasar dalam kelenturan, 3.6 Mengenal benda- • bentuk dua dimensi (persegi, segi tiga, bulat,
motorik kasar dan kekuatan, kestabilan, keseimbangan, benda disekitarnya segi panjang),
motorik halus kelincahan, kelenturan, koordinasi tubuh. (nama, warna, • bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas,
4.3. Menggunakan • Kegiatan untuk latihan motorik kasar antara bentuk, ukuran, pola, tabung), ukuran (panjang-pendek,
anggota tubuh untuk lain merangkak, berjalan, berlari, merayap, sifat, suara, tekstur, • besar-kecil, berat-ringan, sebentar-lama),
pengembangan berjinjit, melompat, meloncat, memanjat, fungsi, dan ciri-ciri bilangan (satuan, puluhan),
motorik kasar dan bergelantungan, menendang, berguling dengan lainnya) • tekstur (kasar-halus, keras-lunak),
halus menggunakan gerakan secara terkontrol, 4.6 Menyampaikan • suara (cepat-lambat, keras-halus, tinggi rendah),
seimbang dan lincah dalam menirukan berbagai tentang apa dan • pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk,
gerakan yang teratur (misal: menirukan gerakan bagaimana benda- ukuran, fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran,
benda, senam, tarian, permainan tradisional, dip. benda di sekitar yang ukuran-bentuk, warna ukuran-bentuk),
• Keterampilan motorik halus untuk melatih dikenalnya (nama, • membandingkan benda berdasarkan ukuran
koordinasi mata dan tangan, kelenturan warna, bentuk, “lebih dari — kurang dari”, “paling/ter)
pergelangan tangan, kekuatan dan kelenturan ukuran, pola, sifat, • mengurutkan benda berdasarkan seriasi
jari-jari tangan, melalui kegiatan antara lain; suara, tekstur, fungsi, (kecil-sedang-besar)
meremas, menjumput, meronce, menggunting, dan ciri-ciri lainnya) • mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi (sangat
menjahit, mengancingkan baju, menali melalui berbagai hasil kecil- lebih kecil- kecil- besar- lebih besar- paling besar),
sepatu, menggambar, menempel, makan, dll karya • pola ABC-ABC, ABCD-ABCD berdasarkan urutan
• Permainan motorik kasar atau halus dengan aturan. warna, bentuk, ukuran, bunyi, warna, fungsi,
3.4. Mengetahui cara • Cara merawa kebersihan diri (misal: mencuci sumber, dll.
hidup sehat tangan, berlatih toilet, merawat gigi, mulut, • Mencocokkan lambang bilangan dengan jumlah
4.4 Mampu menolong telinga, hidung, olahraga, mandi 2x sehari; bilangan
diri sendiri untuk memakai baju bersih), memilih makanan dan • Hubungan satu ke satu, satu ke banyak,
hidup sehat minuman yang sehat, makanan yang diperlukan kelompok ke kelompok
tubuh agar tetap sehat, • Lambang bilangan
• Mencocokkan

32 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 33
Program Kompetensi yang Program Kompetensi yang
Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran
Pengembangan Dicapai Pengembangan Dicapai
3.7 Mengenal • Keluarga (hubungan dalam keluarga, peran, Sosial emosional 2.5 Memiliki perilaku • Cara memberi salam pada guru atau teman,
lingkungan sosial kebiasaan, garis keturunan, dst), yang mencerminkan • Cara untuk berani tampil di depan teman,
(keluarga, teman, • teman (nama, ciri-ciri, kesukaan, sikap percaya diri guru, orang tua dan lingkungan sosial lainnya,
tempat tinggal, tempat tinggal dst), • Ara menyampaikan keinginan dengan santun.
tempat ibadah, • lingkungan geografis (pedesaan/ pantai/ 2.6 Memiliki perilaku • Aturan bermain,
budaya, transportasi) pegunungan/kota), yang mencerminkan • Aturan di satuan PAUD
4.7 Menyajikan • kegiatan orang-orang (di pagi/sore hari, dst), sikap taat terhadap • Cara mengatur diri sendir misalnya membuat
berbagai karya yang pekerjaan (petani, buruh, guru, di!), aturan sehari-hari jadwal atau garis waktu
berhubungan dengan • budaya (perayaan terkait adat, untuk melatih • Cara mengingatkan teman bila bertindak tidak
lingkungan sosial pakaian, tarian, makanan, dst), kedisiplinan sesuai aturan
(keluarga, teman, • tempat-tempat umum (sekolah, pasar, kantor 2.7 Memiliki perilaku • Ciri did dan orang lain
tempat tinggal, pos, kantor polisi, terminal, dst), yang mencerminkan • Cara antri
tempat ibadah, • berbagai jenis transportasi (transportasi darat, sikap sabar (mau • Cara menyelesaikan gagasannya hingga tuntas,
budaya, transportasi) air, udara, transportasi dahulu, dan sekarang). menunggu giliran, • berusaha tidak menyakiti atau membalas
dalam bentuk • Lambang negara mau mendengar ketika dengan kekerasan
gambar, bercerita, orang lain berbicara)
bernyanyi, dan gerak untuk melatih
tubuh kedisiplinan
3.8 Mengenal • Hewan misalnya; jenis (nama, ciri-ciri, bentuk), 2.8 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang mandiri,
lingkungan alam • Kelompok hewan berdasarkan makanan yang mencerminkan • Perilaku mandiri,
(hewan, tanaman, (herbivora, omnivora, karnivora, kemandirian • Cara merencanakan, memilih, memiliki inisiatif
cuaca, tanah, air, untuk belajar atau melakukan sesuatu tanpa
• kelompok hewan berdasarkan manfaat
batu- batuan, dip harus dibantu atau dengan bantuan seperlunya
(hewan ternak/peliharaan/buas),
4.8 Menyajikan 2.9 Memiliki perilaku • Keuntungan mengalah
berbagai karya yang • tanaman dikenalkan dengan jenis (tanaman
darat/air, perdu/batang, buah/hias/kayu, yang mencerminkan • Cara menawarkan bantuan pada teman atau guru,
berhubungan dengan sikap peduli dan • Cara menenangkan diri dan temannya dalam
lingkungan alam semusim/tahunan),
mau membantu jika berbagai situasi,
(hewan, tanaman, • bermacam bentuk dan warna daun dan diminta bantuannya • senang berbagi makanan atau mainan.
cuaca, tanah, air, bermacam akar),
2.10 Memiliki perilaku • Perilaku anak yang menerima perbedaan
batu-batuan, dip • berkembang biak (biji/ stek/ cangkok/beranak/ yang mencerminkan teman dengan dirinya,
dalam bentuk membelah diri/daun), sikap kerjasa ma • Cara menghargai karya teman,
gambar, bercerita, • Cara menghargai pendapat teman, mau berbagi,
• cara merawat tanaman, dst,
bernyanyi, dan gerak mendengarkan dengan sabar pendapat teman,
tubuh • gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang
malam, mendung, siklus air, dst), tanah, batu, • Cara berterima kasih atas bantuan yang diterima
• sebab akibat kejadian, dst. 2.11 Memiliki perilaku • Kegiatan transisi,
yang dapat • Cara menghadapi situasi berbeda
3.9 Mengenal • Nama benda,
menyesuaikan diri • Cara menyesuaikan did dengan cuaca dan
teknologi sederhana • bagian-bagian benda,
kondisi alam.
(peralatan rumah • fungsi,
tangga, peralatan • cara menggunakan secara tepat, dan cara 2.12 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang tanggung jawab
bermain, peralatan merawat. Alat dan benda yang dimaksud yang mencerminkan • Pentingnya bertanggung jawab
pertukangan, dip dapat berupa peralatan ekolah, perabot rumah sikap tanggungjawab
• Cara bertanggung jawab (mau mengakui
4.9 Menggunakan tangga, perkakas kerja, peralatan elektronik, kesalahan dengan meminta maaf),
teknologi barang-barang bekas pakai. • Cara merapihkan/membereskan mainan pada
sederhana untuk tempat semula,
menyelesaikan tugas • mengerjakan sesuatu hingga tuntas,
dan kegiatannya
• mengikuti aturan yang telah ditetapkan
(peralatan rumah
walaupun sekali-kali masih harus diingatkan,
tangga, peralatan
bermain, peralatan • senang menjalankan kegiatan yang jadi
pertukangan, dip tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin
harus membantu menyiapkan alat makan, dst).

34 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 35
Program Kompetensi yang
Program Kompetensi yang Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran Pengembangan Dicapai
Pengembangan Dicapai
Seni 2.4 Memiliki perilaku • cara menjaga kerapihan did, dan
3.13 Mengenal emosi diri • Cara menghadapi orang yang tidak dikenal,
yang mencerminkan • cara menghargai hasil karya baik dalam bentuk
dan orang lain • Penyebab sedih, marah, gembira, kecewa,
sikap estetis gambar, lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni
4.13 Menunjukkan reaksi atau mengerti jika ia menganggu temannya
lainnya,
emosi diri secara akan marah, jika ia membantu temannya akan
• cara merawat kerapihan-kebersihan-dan
wajar senang, mengendalikan emosi secara wajar
keutuhan benda mainan atau milik pribadinya.
3.14 Mengenali • Cara mengungkapkan apa yang dirasakannya
3.15 Mengenal berbagai • Membuat berbagai hasil karya dan aktivitas seni
kebutuhan, (lapar ingin makan, kedinginan memerlukan
karya dan aktivitas seni gambar dan lukis, seni suara, seni musik, karya
keinginan, dan minat baju hangat, perlu payung agar tidak
4.15 Menunjukkan tangan dan lainnya
diri kehujanan, kepanasan, sakit perut perlu obat),
karya dan aktivitas • Menampilkan hasil karya seni
4.14 Mengungkapkan • Teknik mengambil makanan sesuai kebutuhan,
seni dengan
kebutuhan, menggunakan alat main sesuai dengan gagasan
menggunakan
keinginan dan minat yang dimilikinya,
berbagai media
did dengan cara yang • membuat karya sesuai dengan gagasannya, dst
tepat
Bahasa 2.13. Memiliki perilaku • Cara berbicara secara santun, menghargai Keterangan:
yang mencerminkan teman dan orang yang lebih tua usianya
sikap rendah hati dan • Pemahaman sikap rendah hati Pengembangan Sikap diterapkan secara rutin yang dituangkan dalam
santun kepada orang • Contoh perilaku rendah hati dan santun jadwal kegiatan rutin harian. Pengembangan sikap dilakukan melalui
tua, pendidik, dan
keteladanan dari guru secara konsisten. Untuk membentuk konsistensi
teman
3.10 Memahami bahasa • cara menjawab dengan tepat ketika ditanya, pembentukan sikap maka kegiatan rutin dipandu dalam Standar
reseptif (menyimak • cara merespon dengan tepat saat mendengar Operasional Prosedur (SOP). Penyusunan SOP kegiatan rutin dilampirkan
dan membaca) cerita atau buku yang dibacakan guru,
dalam KTSP ini.
4.10 Menunjukkan • melakukan sesuai yang diminta dengan
kemampuan beberapa perintah,
berbahasa reseptif • menceritakan kembali apa yang sudah E. Program Khusus dan Pendukung
(menyimak dan didengarnya
membaca) Taman Kanak-Kanak Kenanga mengembangkan program khusus sebagai
3.11 Memahami • Mengungkapkan keinginannya, menceritakan program unggulan dari Satuan PAUD ini berupa:
bahasa ekspresif kembali,
(mengungkapkan • bercerita tentang apa yang sudah dilakukannya, 1. Pengenalan alam sekitar
bahasa secara verbal • mengungkapkan perasaan emosinya dengan 2. Pengenalan seni daerah
dan non verbal) melalui bahasa secara tepat.
4.11 Menunjukkan • Menggunakan buku untuk berbagai kegiatan 3. Pengembangan bakat dan minat anak
kemampuan 4. Kegiatan parenting
berbahasa ekspresif
(mengungkapkan
5. Kegiatan pentas seni dari dan oleh anak, dst.
bahasa secara verbal
dan non verbal) F. Alokasi Pembelajaran
3.12 Mengenal keaksaraan • membaca gambar, membaca symbol, Alokasi pembelajaran di Satuan PAUD Taman Kanak-Kanak Kenanga sebanyak
awal melalui bermain • menjiplak huruf,
4.12 Menunjukkan • mengenali huruf awal di namanya, 21 jam @ 60 menit (1.260 menit) dalam seminggu. Kegiatan pembelajaran tatap
kemampuan menuliskan huruf-huruf namanya, muka dilaksanakan selama 5 hari dimulai dari pukul 7.30 – 11.45. Jadwal kegiatan
keaksaraan awal • menuliskan pikirannya walaupun hurufnya
dalam berbagai masih terbalik atau tidak lengkap, harian dilampirkan dalam lampiran KTSP
bentuk karya • hubungan bunyi dengan huruf
• mengucapkan kata yang sering diulang ulang
tulisannya pada buku cerita,
• mengeja huruf,
• membaca sendiri
• hubungan angka dan bilangan

36 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 37
Contoh BAGIAN III.
Contoh Program Tahunan TK Kenanga DOKUMEN II KTSP PAUD
2 Program Semester
No KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
1 Pelaksanaaan kurikulum
a. Permulaan tahun ajaran 14 Juli 2015 Program semester TK Kenanga memuat unsur Kompetensi Dasar (KD), tema, sub tema,
b. Kegiatan puncak tema Hr Jumat Minggu ke 4 di bulan genap (setiap 2
dan alokasi waktu. Penentuan KD memuat seluruh aspek perkembangan nilai agama dan
bulan sekali)
c. Hari-hari libur moral (nam), motorik (motr), kognitif (kog), sosial-emosional (sosem), bahasa (bah), dan
• Libur semester 1 20 – 30 desember 2015
20 – 30 juni 2015
seni. Penulisan KD dapat ditulis lengkap atau dapat dituliskan kodenya saja. Tema dapat
• Libur semester 2
• Libur hari raya idul fitri 28 Juli – 3 Agustus 2015 dikembangkan menjadi sub aema atau sampai sub-sub tema. Alokasi waktu disesuaikan
d. Pembagian laporan perkembangan anak
19 desember 2015
dengan kebutuhan setiap tema/subtema/sub-sub tema. KD dapat diulang-ulang di tiap
• Semester 1
• Semester 2 18 Juni 2015 tema/sub tema/sub-sub tema.
Penerimaan peserta didik baru Januari – Juli 2016
Program semester TK Kencana
2 Kegiatan Pendukung
• Kegiatan mendatangkan nara sumber 3 kali sesuai tema KD TEMA SUB TEMA ALOKASI WAKTU
• Kunjungan ke belajar, kali sesuai tema
• Kegiatan bazaar anak, • 2.11 3 3, 4.3, 3,4, 4,4 (Mob) ng Ikan 2 minggu
akhir ramadhan, hari jadi satuan PAUD
• Pentas seni anak, 2 kali saat pembagian laporan perkembangan • 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 3.13, 4,13 (Sosem), Kupu-kupu 3 minggu
• Perayaan hari-hari besar
3 Kegiatan Keorangtuaan • 2.3, 3.5, 3,6, 4.6, 3,7, 4.4, 3.9, 4,9 (kognitf), Belalang 1 minggu
• Pertemuan orang tua, Setiap hari rabu minggu ke 4 • 1.13, 3,10, 3.11, 3.12 (bahs), Harimau 1 minggu
• Open house, Untuk calon wali murid di minggu ke 3 bulan Juni
• Hari keluarga Setiap akhir tahun ajaran • 3.15- 4.15 (seni)
4 Layanan kesehatan dan gizi Dst ......
• Penimbangan Setiap bulan
ALOKASI WAKTU: 17 MINGGU
• Pemberian vitamin A Februari dan Agustus
• DDTK Sesuai dengan kebutuhan
• Imunisasi Disesuaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
• Pemeriksanaan Kesehatan Umum Tiga bulan sekali Contoh 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
• Pemeriksaan Kesehatan Gigi Enam bulan sekali
• Pemberian Makanan Tambahan Anak Minimal sebulan sekali
TAMAN KANAK-KANAK KENCANA
Sekolah (PMTAS) Semester/Bulan/Minggu : I/Juli/Minggu ke 4
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
Tema : Diriku
MINGGU 6 13 20 27 MINGGU 3 10 17 24/
31 MINGGU 7 14 21 28 MINGGU 5 12 19 26 Sub Tema : Tubuhku
SENIN 7 14 21 28 SENIN 4 11 18 25 SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 6 13 20 27 Sub-sub tema : -
SELASA 1 8 15 22 29 SELASA 5 12 19 26 SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 7 14 21 28 Kelompok : B (usia 5-6 Tahun)
RABU 2 9 16 23 30 RABU 6 13 20 27 RABU 3 10 17 24 RABU 1 8 15 22 29
KAMIS 3 10 17 24 31 KAMIS 7 14 21 28 KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 2 9 16 23 30 KD Materi Pembelajaran Rencana Kegiatan
JUMAT 4 11 18 25 JUMAT 1 8 15 22 29 JUMAT 5 12 19 26 JUMAT 3 10 17 24 31
1.1 1. Tubuhku ciptaan Tuhan, 1. Membuat bingkai foto diri warna merah, biru, kuning
SABTU 5 12 19 26 SABTU 2 9 16 23 30 SABTU 6 13 20 27 SABTU 4 11 18 25 3.1,4.1 2. Doa sebelum dan sesudah belajar, 2. Membuat boneka loto diri dari tanah liat
14 - 19 Orientasi peserta didik baru dan 2.1 3. Kebiasaan mencuci tangan dan 3. Membuat boneka diri dari satlekok bulu tangkis
4-9 Bermain bersama bunda (masa
pengenalan visi misi
Tema: keluargaku
menggosok gigi
transisi)
25 Bhakti sosial 3.4, 4.4 4. Nama anggota tubuh, fungsi 4. dengan ternpelan kettas merah, biru, kuning Menggunting
11 -23 Tema 17 agustus di sekolah baruku 27 Puncak Tema bermain dengan keluarga
28 - 29 Hari raya idul fitri
21 - 31 Libur hari raya idul fitri
30 Puncak tema lomba 17 agustusan anggota tubuh, cara merawat dan menenempel gambar anggota tubuh

38 PEDOMAN
DOMAN PENYUSUNAN
PED KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 39
2.5 5. Aku senang memberi salam 5. Melukis dengan cat air
2.6 6. Aku senang mengikuti aturan 6. Menggambar dengan crayon atau spidol
Materi yang masuk dalam pembiasaan
3.6, 4.6 7. Pengelompokan berdasarkan 7. Mencetak bentuk tubuh dari pasir 1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
warna (merah, biru, kuning), 8. Membuat kolase bentuk dan bagian muka dari daun kering 2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
bentuk dua dimensi (persegi, segi 9. Menghitung anggota tubuh dengan menggunakan jari
tiga,), dan jumlah bilangan (5 - 10), tangan 3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
1.13 8. Aku anak ramah, 10. Menggambar jari tangan dengan krayon atau spidol 4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
3.10, 4.10 9. Aku suka mendengar cerita 11. Mengukur tinggi badan dengan tali rapia makan.
3.15, 4.15 10. Lagu “ Tuhan Ciptakan Aku” 12. Menyusun huruf anggota tubuh berdasarkan contoh dari
Alat dan Bahan
kartu kata bergambat
13. Main peran pergi ke dokter gigi 1. Lidi/irisan bambu/stik es krim, kertas, lem, kertas warna-warni untuk
14. Membuat roti berbentuk muka kegiatan membuat bingkai foto diri warna merah, biru, kuning.
15. Membangun rumah dari balok tuk
2. Kertas Koran untuk alas, tanah liat, celemek untuk menutup baju anak untuk
Catatan: kegiatan membuat boneka foto diri dari tanah liat.
Dalam RPPM memuat seluruh aspek perkembangan (nilai agama dan moral, 3. Shuttlecock (Kok bulu tangkis) bekas, kertas warna warni, lem, asesoris mata
ta untuk
k
motorik, kognitif, sosial-emosional, bahasa, dan seni). kegiatan membuat boneka diri.
• KD yang ditetapkan dalam RPPM diambil sebagian dari KD yang ditetapkan 4. Gambar anggota tubuh, lem, kertas/kain flanel,gunting, potongan anggota.
dalam Program semester. Dalam RPPM KD dapat diambil seluruhnya atau
hanya sebagian dan sebagian lainnya ditetapkan untuk RPPM berikutnya. *gambar dan lagu beserta not
KD yang sudah dipilih dapat diulang kembali. angka dicantumkan dalam RPPH
bila memungkinkan
• Materi pembelajaran diambil dari Materi pembelajaran yang ditetapkan
Pembukaan
dalam KTSP yang disesuaikan dengan tema yang digunakan.
1. Bernyanyi “Aku Ciptaan Tuhan”.
• Materi pembelajaran diulang setiap harinya dalam seminggu tetapi
dengan kegiatan yang berbeda. Tujuannya agar anak dapat mencapai hasil Aku Ciptaan Tuhan Mulutmu yang mungil jagalah
belajar yang optimal tetapi pengalaman belajar yang menarik sehingga Penggubah: NN Jangan sampai bicara
tidak membosankan. yang salah
1 1 4 4 4 4 4 3 4 5 Karena Tuhan Yang Esa
• Rencana Kegiatan disesuaikan dengan tema. Diupayakan kegiatan
Ma ta mu yang mu ngil ja ga lah telah menciptakannya
beragam setiap harinya.
Contoh 2 1 1 5 5 5 5 5 4 5 6 Mulutmu yang mungil jagalah
Model Sentra Seni Ja ngan sam pai me li hat yang sa lah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Taman Kanak-Kanak Kenanga 6 6 6 # #
6 6 #
6 2 6# 6# 6 6 6 5 4 Tanganmu yang mungil jagalah
Semester / Bulan/Minggu ke: 1/Juli/2 Ka re na Tu han yang Esa te lah men cip ta kan nya
Jangan sampai ke tempat
Hari / Tanggal: Senin /14 Juli 2015
6 6 5 5 5 4 3 2 3 4 yang salah
Kelompok / Usia: B/5 – 6 Tahun
Ma ta mu yang mu ngil ja ga lah Karena Tuhan Yang Esa
Tema / Subtema: Diriku/Tubuhku telah menciptakannya
2. Doa sebelum belajar.
Kakimu yang mungil jagalah
Materi dalam kegiatan: 3. Mengenalkan aturan bermain.
1. Doa sebelum dan sesudah belajar 4. Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara
2. Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, dan cara merawatnya, merawat tubuh Diskusi yang harus dilakukan sebagai
3. Pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru, kuning) rasa terima kasih terhadap Tuhan atas tubuhnya.
4. (Catatan: materi pengelompokan berdasarkan bentuk dan jumlah bilangan 5. Berdiskusi tentang pengelompokan warna (merah,
disampaikan pada hari berikutnya) biru, kuning).
5. Lagu “ Aku Ciptaan Tuhan”

40 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 41
Inti
1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan.
2. Guru menanyakan konsep warna dan bentuk yang ada di alat dan bahan. Contoh ceklis per kelas
3. Guru menanyakan kepada anak dimana mereka pernah menemukan konsep tersebut. Format Skala Capaian Perkembangan Harian
4. Guru mempersilakan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan konsep
Kelompok :…………………Tanggal: ……………..………
yang dipahami anak.
5. Anak melakukan kegiatan sesuai dengan yang diminati dan gagasannya. No Indikator Penilaian Dona Ida Nia Adi Dst
a. Kegiatan 1: Membuat bingkai foto diri dari lidi. Terbiasa mengucapkan rasa syukur terhadap ciptaan
1 BSH
b. Kegiatan 2: Membuat boneka foto diri dari tanah liat. Tuhan.
c. Kegiatan 3: Membuat boneka diri dari shuttlecock. 2 Berdoa sebelum dan sesudah belajar. MB
d. Kegiatan 4: Membuat kolase (menggunting dan menempel) anggota diri. 3 Terbiasa mencuci tangan dan menggosok gigi. MB
6. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya Menyebutkan nama anggota tubuh dan fungsi
4 BSH
7. Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak di kegiatan mainnya anggota tubuh.
5 Terbiasa merawat diri sesuai dengan tata caranya. MB
Penutup
6 Terbiasa berlaku ramah. BSH
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang paling 7 Terbiasa mengikuti aturan. MB
disukai, dll. Mengelompokkan berdasarkan warna (merah, biru,
8 BB
3. Menanyakan perasaan selama hari ini kuning).
4. Memberikan tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah yakni menanyakan kepada 9 Menjawab pertanyaan terkait cerita yang dibacakan. BSH
orang tuanya tentang tempat lahir, tanggal lahir, siapa yang menolong kelahiran, dst. 10 Menyanyikan lagu“Aku Ciptaan Tuhan”. BSH
5. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
6. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
7. Berdoa setelah belajar. Contoh ceklis per anak
Rencana Penilaian Format Skala Capaian Perkembangan Harian
1. Indikator Penilaian:
Nama : Dona Kelompok : TK A
Program
KD INDIKATOR Minggu :I Bulan : September 2015
Pengembangan
Nilai Agama dan 1.1 - Anak terbiasa bersyukur dirinya sebagai ciptaan Tuhan TANGGAL
No INDIKATOR PENILAIAN
Moral 3.1-4.1 - Anak dapat berdoa sebelum dan sesudah belajar ...... ...... ...... ...... ......
Motorik 2.1 - Anak terbiasa mencuci tangan dan menggosok gigi Terbiasa mengucapkan rasa syukur terhadap ciptaan
1 BSH
Tuhan.
3.3 - 4.3 - Anak dapat menyebutkan nama anggota tubuh, fungsi
2 Berdoa sebelum dan sesudah belajar. MB
anggota tubuh, cara merawat
3 Terbiasa mencuci tangan dan menggosok gigi. MB
Sosem 2.5 - Anak terbiasa memberi salam
Menyebutkan nama anggota tubuh dan fungsi
2.6 - Anak terbiasa mengikuti aturan 4 BSH
anggota tubuh.
Kognitif 3.6-4.6 - Anak dapat mengelompokkan berdasarkan warna 5 Terbiasa merawat diri sesuai dengan tata caranya. MB
(merah, biru, kuning)
6 Terbiasa berlaku ramah. BSH
Bahasa 2.14, - Anak terbiasa berlaku ramah
7 Terbiasa mengikuti aturan. MB
3.10-4.10 - Anak memahami cerita yang dibacakan
Mengelompokkan berdasarkan warna (merah, biru,
Seni 3.15-4.15 - Anak dapat menyanyikan lagu “Aku Ciptaan Tuhan” 8 BB
kuning).
2. Teknik penilaian yang akan digunakan: 9 Menjawab pertanyaan terkait cerita yang dibacakan. BSH
- Catatan hasil karya
10 Menyanyikan lagu“Aku Ciptaan Tuhan”. BSH
- Catatan anekdotal, dan
- Skala capaian perkembangan (rating scale)

42 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 43
CATATAN ANEKDOT
Daftar Pustaka
Tanggal : 28 Juli 2015
Usia / Kelas : 4 tahun / TK A Nama Guru : Ibu Gema

Nama
Tempat Waktu Peristiwa/Perilaku
Anak Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Rosa turun dari boncengan sepeda motor ayahnya, kakinya Undang-undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Halaman
Rosa Pk. 07.30 menghentak-hentak ke lantai sambil menangis dan
sekolah Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
berteriak.
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan
Dona mengambil bola besar, melempar ke ring bola, Jangka Menengah Nasional
Taman
Dona Pk 07.40 mengambilnya, dan melemparkannya kembali berulang-
bermain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
ulang.
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
Area Rio menggunting kertas bergambar kepala, badan dan 2013 dan perubahan yang kedua dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Rio Pk. 08.00
Keaksaraan kaki. Rio menggunting di luar menggunakan tiga jari. tahun 2015

Aisyah membuka bekalnya. Ada nasi dengan sayur kacang Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini
Ruang panjang dan telur. Aisyah makan nasi dan telur. Aisyah me- Holistik-Integratif
Aisyah Pk. 08.30
makan nutup kotak bekalnya yang masih berisi sayur kacang pan-
jang. ditinggalkan di kotak bekalnya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 pasal 7.

44 PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 45
Alamat Tim Penulis
Ali Nugraha (email: alinugraha.fip.upi@gmail.com)
Nurmiati (email: nurmisubditppd@yahoo.co.id)
Sri Wahyuningsih (email: sriw70@gmail.com)
Wudjiyanti (email: wuri_wuji@yahoo.com)

46 PEDOMAN PENYUSUNAN
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN PENYUSUNAN
STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR
SATUAN PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Diterbitkan oleh: menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
vi+ 38 hlm + foto; 21 x 28,5 cm sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

ISBN: Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
978-602-73704-6-3 struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
Pengarah: konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Penyunting: tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Dra. Enah Suminah, M. Pd di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis:
kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Dwinita Yunus
Rahmitha P. Soendjodjo Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Yuke Indrati menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Desain/Layout:
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Surya Evendi
juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Samsudin
antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Kontributor:
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Ebah Suhaebah
guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Dumaria Simanjuntak
rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Foto-foto: satuan pendidikannya.
Dokumen Penulis
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Sekretariat: merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Noor Ilman Terima kasih.
Sari Rahayu
Jakarta, Oktober 2015
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii
Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya.
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PAUD ........................................ 1
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Standar Operasional Prosedur: Apa, Mengapa dan Bagaimana ................ 3
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan Apa Pengertian SOP? ..................................................................................... 3
kajian-kajian yang melandasinya. Apa Tujuan SOP? ............................................................................................ 4
Apa Fungsi SOP? ............................................................................................ 4
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang Mengapa perlu SOP? ..................................................................................... 5
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya Apa Syarat SOP? ............................................................................................. 6
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan Siapa yang membuat SOP? ............................................................................ 6
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, Kapan SOP diperlukan ................................................................................... 6
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka Bagaimana Menyusun SOP? ................................................................................. 7
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami Cara Penyusunan ............................................................................................ 7
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat SOP ................................ 10
penyempurnaan. Contoh Cara Memanfaatkan SOP .................................................................. 10
Jenis dan Daftar SOP Di Satuan PAUD ........................................................... 13
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
Apa SOP yang bersifat khusus? ...................................................................... 14
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Penutup ................................................................................................................. 16
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan Lampiran ................................................................................................................ 17
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.

Jakarta, Oktober 2015


Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR SATUAN PAUD

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini memuat 16 sikap yang


diharapkan menjadi kompetensi anak, yakni (1) memercayai adanya Tuhan,
Curah gagasan dalam penyusunan SOP (2) menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan, (3) berperilaku hidup
sehat, (4) memiliki sikap ingin tahu, (5) kreatif, (6) estetis, (7) percaya diri,
(8) disiplin, (9) sabar, (10) mandiri, (11) peduli, (12) toleran, (13) jujur, (14)
bertanggung jawab, (15) menyesuaikan diri, (16) rendah hati dan santun.

Sesuai dengan cara belajar anak yang peniru, pembentukan sikap


harus dimulai dari guru sebagai model perilaku. Keajegan perilaku guru
dalam membentuk sikap membantu anak memahami lebih mudah apa
dan bagaimana berperilaku sesuai dengan sikap yang diharapkan. Untuk
keperluan tersebut seharusnya satuan PAUD membuat atau menyusun
Standar Operasinal Prosedur (SOP) kegiatan yang di dalamnya memuat nilai-
nilai sikap yang ingin terbentuk pada anak. Dalam upaya memudahkan guru
menyusun SOP di satuan PAUD-nya, disusunlah Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Satuan Pendidikan Anak Usia Dini yang diterapkan
dalam kegiatan harian satuan PAUD masing-masing.

vi PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1
Standar Operasional Prosedur:
Apa, Mengapa, dan
Bagaimana
Apa Pengertian SOP?
SOP adalah langkah-langkah yang harus diikuti untuk menjalankan suatu
pekerjaan dengan berpedoman pada tujuan yang harus dicapai.

SOP merupakan acuan kerja dari sumber daya manusia yang ada di satuan
pendidikan untuk melaksanakan kegiatan yang akan mewujudkan visi dan
misi lembaga.

SOP memiliki tahapan atau tata cara yang sifatnya baku dan harus dilalui
untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu

SOP menjadi sistem yang memberikan pedoman


kerja, kapan, di mana, oleh siapa dan cara
STANDAR OPERASIONAL
bagaimana kegiatan dijalankan terutama yang PROSEDUR (SOP)
bersifat rutin dan habituasi. Kegiatan dilakukan PEMBELAJARAN
guru secara rutin dan terus berulang sehingga SOP/pros 001 : SOP tata Laksana Penataan Lingkungan Main Anak
SOP/pros 002 : SOP Tata Laksana Penyambutan Kedatangan Anak
menjadi pembiasaan dan keteladanan. SOP/pros 003
SOP/pros 004
:
:
SOP Tata Laksana Kegiatan Jurnal Pagi
SOP Tata Laksana Kegiatan Ikrar Pagi
SOP/pros 005 : SOP Tata Laksana Kegiatan Variasi Bermain Motorik Kasar
SOP/pros 006 : SOP Tata Laksana Makan Snack Pagi
Setiap satuan PAUD diwajibkan membuat SOP SOP/pros 007
SOP/pros 008
:
:
SOP Tata Laksana Kegiatan Sebelum Bermain
SOP Tata Laksana Kegiatan Saat Bermain
SOP/pros 009 SOP Tata Laksana Kegiatan Setelah Bermain
sebagai pengendali pelaksanaan kurikulum. SOP ini SOP/pros 0010 : SOP Tata Laksana Kegiatan Makan Siang Bersama
SOP/pros 0011 : SOP Tata Laksana Kegiatan Sholat Dzuhur Berjama’ah

ditujukan agar keseluruhan praktik pembelajaran SOP/pros 0012


SOP/pros 0013
:
:
SOP Tata Laksana Membiasakan Cuci Tangan
SOP Tata Laksana Membiasakan Buang Sampah
SOP/pros 0014 : SOP Tata Laksana membiasakan Berdo’a
di setiap satuan PAUD dapat dilaksanakan secara SOP/pros 0015
SOP/pros 0016
:
:
SOP Tata Laksana Membiasakan Gosok Gigi
SOP Tata Laksana Membiasakan Berkebun
SOP/pros 0017 : SOP Tata Laksana Membiasakan Memberi Makan
optimal dan berkualitas. Binatang Peliharaan

SOP Pembelajaran merupakan langkah-langkah


untuk menjalankan pembelajaran PAUD dalam
mencapai semua kompetensi inti (sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan) dan
SEKOLAH ALAM PELOPOR
standar tingkat pencapaian perkembangan anak. TK – KOBER – TPA – SD
Jl. Kaktus Raya No. 100 Bumi Rancaekek Kencana – Bandung

2 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3
Apa Tujuan SOP? Mengapa perlu SOP?
6 PROSEDUR A. PERSIAPAN PENYAMBUTAN
KERJA 1. Guru piket harus sudah datang di sekolah maksimal jam
SOP disusun dengan tujuan: SOP disusun dengan alasan: 7.15.

1 agar keseluruhan praktik kegiatan di setiap satuan PAUD dapat dilaksanakan 1. memperlancar petugas di 2. Guru piket menyiapkan dan membersihkan meja absen,
buku absen siswa, ball-point, serta memastikan lingkungn
sekitar gerbang dalam keadaan bersih.
secara optimal dan berkualitas. lingkungan satuan PAUD
B. PELAKSANAAN PENYAMBUTAN
dalam melaksanakan tugasnya. 1. Guru piket yang bertugas pada setiap harinya berjumlah
2 memandu kegiatan dari awal suatu kegiatan hingga akhir kegiatan tersebut dua orang.
Misalnya ingin menjadikan 2. Guru piket I bersiap menyambut setiap kedatangan
sehingga proses kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dari awal hingga akhir peserta didik dan pengantar dengan sikap senyum,
anak yang sehat. Maka perlu ramah, sopan dan santun.
dapat dijalankan secara runut, teratur, dan produktif. 3. Guru piket I menyapa anak dan pengantar dengan mengu-
disusun SOP untuk kegiatan capkan salam, dengan posisi tubuh sejajar dengan anak.
3 menjaga konsistensi dan tingkat kinerja pendidik atau tim dalam satuan 4. Berkomunikasi dengan anak untuk menanyakan kabar dan
membiasakan makan, membiasa- perasaan anak hari ini yang dirasakan anak, sudah makan
pendidikan atau belum dengan posisi tubuh sejajar dengan anak.
kan untuk kebersihan diri dan 5. Guru piket I menanyakan kondisi fisik dan perasaan
4 mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi lingkungan anak kepada orang tua/pengantar termasuk obat yang
harus diminum bila diperlukan, informasi sarapan dan
makanan yang dibawa ke sekolah.
5 memperjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari petugas terkait 2. mempermudah penemuan ham- 6. Bila anak tidak diantar cukup lakukan prosedur point (3).
7. Sambil berjalan, guru piket I membuat catatan sesuai
6 melindungi satuan pendidikan batan yang mungkin muncul dengan kondisi siswa dan untuk selanjutnya catatan
SEKOLAH ALAM PELOPOR tersebut diberikan kepada guru kelas untuk ditindak
dan pendidik dari kesalahan TK – KOBER – TPA – SD dalam pelaksanaan tugas baik lanjuti sesuai prosedur
Jl. Ka k t u s Ra ya N o. 1 0 0 Bu m i Ra n ca e k e k Ke n ca n a Ba n du n g
8. Guru piket I mempersilahkan dan membimbing anak
administrasi lainnya hambatan tersebut datangnya untuk mengisi absen sebara bergiliran pada buku absen
yang telah disediakan.
7 menghindari kegagalan/ St a n da r Ope r a sion a l Pr ose du r ( SOP) Pe m be la j a r a n dari dalam maupun dari luar. 9. Cara absen, anak menulis sendiri namanya pada buku absen,
sebagai proses pembiasaan dan pengenalan keaksaraan awal.
kesalahan, keraguan, duplikasi NAMA LEMBAGA SEKOLAH ALAM KODE SOP /pros-002 3. mendisiplinkan semua pendidik 10. Setelah anak mengabsen, guru piket II membimbing anak
PELOPOR DOKUMEN
untuk menyeberang jembatan, sambil menginformasikan
dan inefisiensi UNIT PROGRAM 1. Taman Kanak- STANDAR Proses dan tenaga kependidikan sesuai dan menawarkan kegiatan-kegiatan jurnal pagi yang
Kanak diminati anak (untuk melatih dan membiasakan anak
2. Kelompok Bermain dengan aturan yang disepakati dalam mengambil keputusan).
Apa Fungsi SOP? 3. Taman penitipan
Anak bersama.
11. Guru piket II mengantarkan Guru piket II
mempersilahkan siswa melepas sepatu lalu manaruhnya
TGL DISYAHKAN 10 Juli 2014 TGL REVISI - di rak sepatu yang sudah disediakan
Fungsi SOP adalah: 4. membangun cara kerja yang 12. Guru piket II mempersilahkan siswa untuk masuk dan
meletakkan tas di lokernya kemudian guru piket II meng-
1 memperlancar tugas petugas/ 1 JUDUL SOP TATA LAKSANA PENYAMBUTAN KEDATANGAN lebih tertata dan disiplin. kondisikan anak untuk melakukan kegiatan jurnal pagi.
ANAK
pegawai atau tim kerja 5. membangun konsistensi atau
2 TUJUAN 1. Membangun kedekatan dan kenyamanan anak dengan guru
2 menjadi dasar hukum jika terjadi dan lingkungan sekolah.
keajegan perilaku pendidik yang
2. Membangun kemampuan komunikasi anak.
penyimpangan 3. Membiasakan berkata dan bersikap sopan dan ramah. diperlukan dalam mengembangkan karakter anak.
3 mengetahui dengan jelas 4. Membangun komunikasi guru dengan orangtua atau
pengantar. 6. memastikan semua orang yang ada di satuan PAUD memiliki standar
hambatan-hambatannya dan 3 REFERENSI 1. PERMENDIKBUD No. 137 Tahun 2014 tentang Standar
mudah dilacak Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. yang sama dalam melayani dan memfasilitasi anak belajar.
2. PERMENDIKBUD No. 146 Tahun 2014 tentang
4 mengarahkan petugas untuk Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. 7. memudahkan dalam pengkaderan bagi pendidik baru untuk mengenal
3. Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga cara membe-rikan layanan di satuan PAUD tersebut.
sama-sama disiplin dalam
4 PIHAK-PIHAK 1. Guru Piket,
bekerja TERKAIT 2. Kepala PAUD, 8. menjadi informasi terbuka bagi tenaga pendidik, kependidikan dan
5 menjadi pedoman dalam a,
3. Pengantar Siswa,
orang tua tentang layanan yang baik dan sistematis.
4. Siswa
melaksanakan pekerjaan rutin 5 DOKUMEN 1. Buku Kehadiran
n Guru,
9. menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komuinikasi dan
6 memudahkan dan menjelaskan 2. Buku Kehadiran Siswa,
n Siswa
a,
3. Jadwal Piket, pengawasan dan menjadikan pekerjaan doselesaikan secara konsisten.
proses suatu kegiatan oleh 4. Catatan Perkembangan
mbangan Anak
n An
A n
naak
semua pihak

4 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5
10. Meningkatkan percaya diri pendidik dalam bekerja dan tahu apa yang harus
dicapai dalam setiap pekerjaan
11. Dapat dipergunakan sebagai salah satu alat training dan bisa digunakan untuk
mengukur kinerja pegawai
Bagaimana
Apa syarat SOP yang baik?
Menyusun SOP?
SOP yang disusun harus memenuhi syarat:
1. mudah dilaksanakan oleh seluruh pendidik
2. memuat pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan Cara Menyusunan
3. memuat langkah-langkah jelas yang harus dilakukan.
SOP disusun dengan langkah sebagai berikut.
4. memperhatikan Visi, misi, dan tujuan satuan PAUD, cita-cita yang ingin 1. Tetapkan kompetensi yang ingin dicapai dan karakter yang
diwujudkan dalam visi dan tujuan harus dimasukkan ke dalam jadwal. ingin dibentuk dari visi, misi, dan tujuan satuan PAUD yang
Siapa yang membuat SOP? sudah ditetapkan sebelumnya dan disesuaikan dengan
indikatornya, misalnya
1. SOP wajib dibuat oleh setiap satuan PAUD sebagai pengendali pelaksanaan
pengembangan sikap mandiri
kurikulum. Pendidik sebagai penggerak utama dalam proses pembelajaran yang
mengkoordinasikan kegiatan sejak kedatangan hingga kepulangan. Pendidik berperilaku hidup sehat
harus menjadi tim yang kompak, siapa pun yang bertugas harus konsisten pengembangan kemampuan motorik halus (kegiatan
dalam melaksanakan SOP yang telah disusun. melipat berbagai bentuk)
2. SOP tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak tetapi juga untuk pendidik, 2. Tentukan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan
pengelola, termasuk tenaga lain yang ada di satuan PAUD, misalnya tenaga kompetensi yang telah ditetapkan, misalnya:
kebersihan dan tenaga administratif.
Kapan SOP diperlukan kompetensi kegiatan

1. SOP harus sudah tersusun sebelum suatu pekerjaan dilakukan Pengembangan sikap mandiri Anak menuju ruang kelas sendiri.
2. SOP dapat digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan Cuci tangan sebelum dan sesudah
dengan baik atau belum Berperilaku hidup sehat
melakukan kegiatan.
3. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja
Pengembangan kemampuan
yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja. kegiatan melipat kertas berbagai bentuk.
motorik halus

6 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7
3. Tentukan tujuan untuk setiap kegiatan yang telah dipilih SOP
Cara Mencuci tangan
kompetensi kegiatan tujuan
1. Basahilah kedua telapak tangan setinggi
Pengembangan sikap Anak menuju ruang kelas Menumbuhkan sikap
pertengahan lengan memakai air yang mengalir,
mandiri sendiri. mandiri pada anak ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut.
Cuci tangan sebelum
Anak dapat mencuci
Berperilaku hidup sehat dan sesudah melakukan
tangan untuk hidup sehat
kegiatan.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan
Anak berkembang secara bergantian.
Pengembangan
kegiatan melipat kertas kemampuan motorik
kemampuan motorik
berbagai bentuk halusnya dan
halus
pengembangan seninya
3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari
hingga bersih.
Membangun minat anak dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan PAUD, mengenalkan simbol
Jurnal pagi
negara dan lagu kebangsaan serta kecintaan pada
tanah air 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan
mengatupkannya.
4. Susunlah langkah-langkah yang akan dilakukan untuk setiap jenis kegiatan
yang akan dilakukan. Dari setiap kegiatan perlu dibuatkan SOP untuk
implementasinya. Sebagai contoh dapat dilihat pada bagian berikut.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
SOP
Anak menuju ruang kelas sendiri
 Tentukan batas orang tua mengantar anak
 Guru berdiri di batas pengantaran anak 6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian
gosok perlahan.
 Anak memberi salam perpisahan kepada orang tua
 Anak memberi salam kepada guru yang menunggu di batas pengantaran
 Anak berjalan sendiri ke ruang kelasnya 7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara
bergantian dengan cara memutar, kemudian
 Anak membuka sepatu dan menaruhnya di rak sepatu diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
 Anak meletakkan tas/bekalnya di lokernya masing-masing dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan
memakai handuk atau tisu.

8 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9
H
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam percaya diri, ramah, sopan, menyesuaikan diri
ri
membuat SOP
m dengan suasana baru, dsb. Guru piket haruss
memahami apa yang akan dibangun melalui ui “Pekerjaan
1. SOP harus sesuai dengan budaya dan sistem satuan proses penyambutan. Hal yang diperhatikan n
“Anak-anak pendidikan itu sendiri
yang paling
pada saat penyambutan adalah reaksi anak k
seperti semen sulit dalam
2. SOP menekankan pada pembentukan sikap saat datang; apakah riang, murung, lesu, atau
u
basah. Apapun sebagai dasar bagi pengembangan karakter yang lainnya. Kondisi ini harus diperhatikan agarr
pandangan
yang jatuh kuat. Pembentukan sikap memerlukan waktu yang kondisi tersebut tidak terbawa sampai anak k anak hari ini
padanya akan panjang sehingga terbentuk pembiasaan yang mengikuti kegiatan selanjutnya karena akan n adalah belajar
membuat kesan
baik. Oleh karena itu, proses pembentukan sikap mempengaruhi emosi anak. perilaku yang
(membekas) “.
dilakukan melalui pembiasaaan yang konsisten Sedapat mungkin guru piket penyambutan anak k baik tanpa
diterapkan oleh semua unsur di satuan PAUD, menunjukkan sikap ramah, riang, dan bersikapp melihat contoh
Dr. Haim Ginott dilaksanakan dengan menyenangkan tanpa seperti perilaku yang diharapkan dari anak.
pemaksaan. Krathwohl mengemukakan bahwa
apapun“.
3. Jurnal Pagi
pembentukan sikap dimulai dari menerima, Fred
Jurnal pagi diisi dengan kegiatan bersama a Astaire
merespons, hingga melaksanakan secara terus-
seluruh kelompok anak (kelompok besar), ),
menerus hingga terinternalisasi dalam perilaku
al
diisi dengan kegiatan menyanyi lagu nasional
anak.
termasuk mengenalkan lagu Indonesia Raya, a,
3. Penyusunan SOP dilakukan oleh guru sebelum kegiatan akan dilakukan. yel-yel satuan PAUD, tepuk PAUD, puisi, cerita pendek, dll. Jurnal pagi untuk
membiasakan anak dalam kelompok besar, mengondisikan anak siap belajar,
Contoh Cara Memanfaatkan SOP mendisiplinkan anak, sekaligus menunggu kehadiran semua anak. Jurnal
pagi juga dapat diisi dengan mengenalkan upacara bendera sederhana,
1. Dalam memanfaatkan SOP, guru perlu menyesuaikan dengan perencanaan
membiasakan anak mengenal lambang negara.
kegiatan yang sudah disusun oleh guru. Sesuai dengan SOP penataan
lingkungan main, baik di dalam maupun di luar, guru perlu menyiapkan 4. Materi Pagi
seluruh alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan tersebut. SOP Materi pagi disesuaikan dengan kegiatan yang ingin dibiasakan di satuan
penataan alat bermain dimaksudkan untuk menyiapkan tempat, alat dan PAUD. Materi pagi bisa diisi dengan pembiasaan shalat dhuha, membaca iqro,
bahan yang akan digunakan anak sesuai dengan rencana pembelajaran dapat juga diisi dengan pembiasaan merawat lingkungan, misalnya, menyiram
yang sudah dibuat dengan memperhatikan sikap yang ingin dikembangkan, tanaman, memberi makan binatang peliharaan, dan membersihkan lingkungan.
pengetahuan yang akan dikenalkan, dan keterampilan yang ingin dikuasai
5. Bermain Motorik Kasar
anak, misalnya perencanaan kegiatan yang disusun guru dimaksudkan akan
Bermain motorik kasar merupakan bagian penting untuk melatih kekuatan
mendorong anak mengenal berbagai bentuk geometris, jumlah bilangan,
otot, koordinasi gerakan, kelenturan, keluwesan, dan pelepasan energi anak
ukuran besar-kecil, kemampuan berbahasa, saling berbagi, latihan motorik
agar dapat lebih fokus. Bermain motorik kasar dapat dilakukan secara terpimpin
halus.
oleh guru, misalnya dengan membuat permainan tradisional, atau dapat pula
2. Penyambutan kedatangan anak dilakukan oleh guru piket atau setiap
atas inisiatif anak tetapi dengan pengawasan guru.
guru kelompok. Penyambutan kedatangan anak membangun sikap

10 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11
6. Kudapan (snack) Pagi kegiatan ini dapat dilakukan pada saat jurnal siang ataupun di inti. Hal
Kudapan pagi dimaksudkan pemberian makanan ringan, jika lembaga ini disesuaikan dengan perencanaan yang dibuat guru.
PAUD tidak menyediakan makanan ringan, dapat juga hanya 11. Penutupan
memberikan waktu anak untuk minum. Karena telah melakukan Penutupan dimaksudkan kegiatan akhir di hari itu. Kegiatan penutupan
kegiatan motorik kasar yang mengeluarkan banyak energi dan air, untuk me-review keseluruhan kegiatan yang dilakukan anak pada hari
anak harus dikembalikan cairan tubuhnya agar tidak terjadi dehidrasi. tersebut. Pembiasaan penutupan minimal membiasakan:
7. Kegiatan Pembukaan Bercerita
Sesuai dengan karakteristik kegiatan pembukaan, minimal kegiatan Pesan-pesan misalnya pesan moral maupun pesan untuk dikerjakan
yang dilakukan adalah untuk membiasakan: di rumah
membaca buku Informasi kegiatan besok
menyampaikan aturan bermain Berdoa sebelum pulang.
berdoa sebelum belajar 12. Penjemputan
8. Kegiatan Setelah Bermain Kegiatan anak menunggu orang tua atau yang ditunjuk keluarga untuk
Pembiasaan yang dapat dilakukan setelah bermain yang dilakukan kembali ke rumah. Hal-hal yang harus diperhatikan misalnya untuk
pada saat kegiatan inti maupun kegiatan lainnya minimal: bersabar menunggu, sopan santun dan disiplin.
membereskan mainan Jenis dan Daftar SOP di Satuan PAUD
berdoa setelah bermain
Sekolah dapat menyusun daftar SOP yang diperlukan oleh setiap satuan
bercerita tentang pengalaman bermain
pendidikan. SOP disesuaikan dengan kebutuhan setiap satuan pendidikan.
9. Makan Sehat Beberapa contoh SOP yang dapat disusun seperti pada contoh di atas. SOP
Makan sehat ditekankan untuk dikonsumsi anak sekalipun makanan dapat dibuat untuk kegiatan yang sifatnya umum dan khusus. SOP yang
tersebut dibawa anak sebagai bekal dari rumah. Hal penting yang harus bersifat umum misalnya:
dilakukan guru adalah mengontrol apakah makanan bekal yang dibawa
anak memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan 1. SOP Penataan Alat Bermain
anak. Sikap, pengetahuan dan keterampilan anak yang diharapkan 2. SOP Penyambutan Kedatangan Anak
berkembang dilakukan pada kegiatan makan antara lain berdoa, mencuci
3. SOP Jurnal Pagi/Kegiatan Pembukaan
tangan sebelum dan sesudah makan, saling berbagi dengan teman,
mengenalkan ciri makanan yang baik untuk dimakan, membereskan alat 4. SOP Bermain Motorik Kasar
makan, dan membersihkan ruangan dari sisa-sisa makanan. 5. SOP Makan Kudapan (Snack)
10. Kegiatan Motorik Halus 6. SOP Makan Sehat dan Pembiasaan
Kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus dilakukan Kebersihan Diri
melalui berbagai kegiatan seperti menggambar bebas, menulis apa yang 7. SOP Kegiatan Istirahat
dia pikirkan walaupun tulisannya belum dapat dipahami, kegiatan-
8. SOP Kegiatan Penutup
kegiatan lain untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak
yang mendukung kemampuan mengenal keaksaraan awal. Kegiatan- 9. SOP Penjemputan Anak

12 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR


STA
TA
ANDA
ND
DAAR OPERASIONAL
OPER
PERASI
ASI
SIIO
ONA
AL PPROSEDUR
RROS
OSSEDU
DU
UR SSATUAN
ATUAN
ATUAN PEN
PPENDIDIKAN
ENDID
D IKAAN A
ANAK
NAK
NA
NAK
AK US
U
USIA
SIA
IA DIN
D
DINI
IN
NI 13
13
Apa SOP yang bersifat khusus? · SOP Penataan Kelompok

SOP yang bersifat khusus adalah SOP yang disusun · SOP Penataan Kegiatan Pengaman
disesuaikan dengan kriteria atau karakteristik d. SOP untuk yang menggunakan model
satuan pendidikan misalnya pembalajaran area, antara lain:
1. SOP untuk model pembelajaran yang digunakan
· SOP Penentuan Area yang akan
2. SOP untuk satuan pendidikan yang bercirikan dilaksanakan/dibuka
keagamaan
· SOP Penataan Area agama
3. SOP untuk puncak tema
· SOP Penataan Area Balok
Contoh SOP khusus
· SOP Penataan Area Berhitung/Matematika
1. SOP satuan pendidikan disesuaikan dengan
model pembelajaran yang digunakan · SOP Area IPA

a. SOP untuk yang menggunakan model · SOP Area Musik


pembelajaran sentra, antara lain: · SOP Area Bahasa
· SOP Kegiatan Transisi Sebelum Sentra
· SOP Area Membaca dan Menulis
· SOP Pijakan Sebelum Bermain
· SOP Area Drama
· SOP Pijakan Selama Bermain
· SOP Area Pasir/Air
· SOP Pijakan Setelah Bermain
· SOP Area Seni dan Motorik
· SOP Jurnal Siang
2. SOP satuan pendidikan yang bercirikan
b. SOP untuk yang menggunakan model keagamaan, antara lain:
pembelajaran kelompok dengan sudut, · SOP Pelaksanaan Membaca Doa-Doa
antara lain: Pendek
· SOP Penataan Sudut Ketuhanan · SOP Berdoa Sebelum dan Sesudah
· SOP Penataan Sudut Keluarga Memulai Kegiatan

· SOP Penataan Sudut Alam Sekitar dan


Pengetahuan Setiap satuan pendidikan menyusun SOP
disesuaikan dengan program yang ada di
· SOP Penataan Sudut Pembangunan
lembaganya. Semakin banyak program yang
· SOP Penataan Sudut Kebudayaan dijalankan satuan pendidikan, semakin banyak
SOP yang harus disiapkan.
c. SOP untuk yang menggunakan model
pembelajaran kelompok dengan kegiatan
pengaman, antara lain:

14 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15
LAMPIRAN

Penutup Contoh-Contoh SOP


Pedoman ini merupakan rangkaian dari dokumen
penera
penerapan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia A. Contoh Perencanaan Kegiatan
Dini.
Din Penyusunan jadwal harian dan standar
Tk Kenanga
operasional
op prosedur penting dilaksanakan
untuk
u membangun layanan PAUD yang lebih  Tujuan Taman Kanak-Kanak Kenanga:
berkualitas,
b terstruktur dan transparan.
1. Tujuan Taman Kanak-Kanak Kenanga
Terlebih
T lagi program PAUD lebih
a. Terwujudnya anak yang sehat, jujur, senang belajar, dan mandiri
menekankan
m pada pengembangan sikap,
maka
m pembiasaan yang dilakukan dengan b. Terwujudnya anak yang mampu merawat dan peduli terhadap diri
konsisten
kon menjadi suatu keharusan. Oleh sendiri, dan teman
karena
karen itu, penting di setiap satuan PAUD harus c. Menjadikan anak yang mampu berfikir, berkomunikasi, bertindak
memiliki
memilik jadwal harian dan standar operasional produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya, dan gerakan
prosedur dan menerapkannya di satuan masing-masing. sederhana

Jika semua pihak dapat berpartisipasi dengan optimal, diyakini bahwa d. Menjadikan anak beragama sejak dini
penerapan Kurikulum 2013 PAUD di setiap satuan pendidikan PAUD akan e. Terciptanya iklim belajar yang kondusif bagi penyelenggaraan
memberi dampak yang positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan pendidikan, perawatan, pengasuhan, dan pelindungan anak
anak yang dititipkan di satuan pendidikan PAUD bersangkutan. Akumulasi
dari dampak tersebut akan mengantarkan anak-anak Indonesia kelak menjadi
 Program yang ada di TK Kenanga
anak yang cerdas secara komprehenshif.

Semoga bermanfaat. Amin


2. Program yang akan dikembangkan di Taman Kanak-Kanak Kenanga:
a. Mengenalkan lingkungan sekitar sejak dini
b. Memelihara kebersihan diri dan lingkungan
c. Bermain di sentra
d. Makan bersama
e. Bermain dalam kelompok besar
f. Bermain di luar ruangan

16 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17
 Contoh jadwal harian yang ada di TK  Contoh Standar Operasional Prosedur
Kenanga (SOP) beberapa program yang ada di TK
Kenanga
JADWAL HARIAN TAMAN KANAK-KANAK KENANGA
1. SOP PENATAAN ALAT MAIN
JAM KEGIATAN
07.00 Penataan lingkungan main Nama
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-001
07.30 – 08.00 Proses penyambutan kedatangan anak
Lembaga

07.30 – 08.00 Jurnal pagi Unit TAMAN


Standar Proses
08.00 – 08.20 Materi pagi (memelihara lingkungan dan tanaman) Program KANAK-KANAK

08.20 – 08.45 Bermain Motorik Kasar Tanggal


10 Juli 2014 Tanggal revisi ...............
Transisi sebelum masuk kelompok (menyanyi/membacakan disahkan
08.45 – 09.00 cerita terkait dengan penanaman akhlak, ikrar, berbaris,
minum) 1 Judul Penataan Alat Bermain

09.00 – 09.15 Kudapan (snack) pagi


• Menumbuhkan sikap taat terhadap aturan
09.15 – 10.45: Main di sentra sehari-hari agar bisa menjadi disiplin (2.6)
09.15 – 09. 30  Pijakan sebelum main
• Menumbuhkan perilaku yang
09.30 – 10.30  Pijakan selama main
mencerminkan kemandirian (2.8)
10.30 – 10.45  Pijakan setelah main
• Mengembangkan perilaku yang
10.45 – 11.15 Makan sehat + membiasakan untuk kebersihan diri
mencerminkan sikap tanggung jawab (2.12)
11.15 –11.30 Jurnal siang (kegiatan individu) 2 Tujuan
• Menumbuhkan minat anak bermain dan
11.30 – 11.45 Penutupan
mengembangkan pengalamannya dengan
11.45 – 12.00 Penjemputan
alat yang disediakan (3.9)
• Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan yang tertuang
dan RPPH

• Permendiknas No. 146 tahun 2014


3 Referensi
• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga

Pihak-pihak
4 Guru sentra/area/kelompok
Terkait

5 Dokumen RPPH

18 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19
2. SOP PENYAMBUTAN KEDATANGAN ANAK
· 30 menit sebelum anak datang, pendidik
sudah menyiapkan alat main yang akan Nama
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-002
digunakan. Lembaga
· Lingkungan belajar yang akan digunakan TAMAN KANAK-
Unit Program Standar Proses
di dalam ruang (indoor) dan di luar ruang KANAK
(outdoor) harus bersih, aman, nyaman, dan Tanggal
10 Juli 2014 Tanggal revisi ...............
disahkan
menyenangkan.
· RPPH yang sudah dibuat harus menjadi acuan 1 Judul Penyambutan Kedatangan Anak
untuk penataan alat main · Membangun kenyamanan anak dengan guru dan
· Penataan alat bermain harus mewakili 3 jenis lingkungan (2.11)
2 Tujuan · Membangun kemampuan berkomunikasi (3.11)
main, yaitu main sensorimotor, main peran,
· Membiasakan berkata dan bersikap sopan dan
dan main pembangunan, untuk memberikan ramah(2.14)
pengalaman bermain yang beragam serta
• Permendiknas no. 146 tahun 2014
harus mendukung perkembangan bahasa, 3 Referensi
• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga
kognitif, dan sosial-emosional anak
4 Pihak-pihak Terkait Guru piket, Kepala PAUD, pengantar anak, Anak
· Peletakan alat main harus tepat sehingga
6 Prosedur Kerja
anak bisa memusatkan perhatian pada Buku kehadiran guru, buku kehadiran anak, jadwal
5 Dokumen
kegiatan yang dilakukannya piket, catatan perkembangan anak
· Pastikan alat main ditata di area yang aman.
· 15 menit sebelum anak datang, guru piket sudah
Jika bermain menggunakan air, pastikan siap dan berdiri di depan pintu masuk sekolah
bahwa lantai di area tersebut tidak licin · Guru piket menyambut anak dengan senyuman
sehingga tidak mudah terpeleset. ramah
· Guru piket menyapa (mengucapkan salam) dan
· Alat main yang disediakan harus bisa
berkomunikasi dengan anak (menanyakan kabar
digunakan dengan berbagai cara sehingga dan perasaan anak hari ini) dengan posisi tubuh
menumbuhkan kreativitas anak. sejajar dengan anak.
· Alat main yang disiapkan harus dalam · Guru piket menanyakan kepada orang tua/
pengantar mengenai kondisi fisik dan perasaan
kondisi baik, lengkap jumlahnya, tidak retak/ 6 Prosedur Kerja
anak, termasuk obat yang harus diminum bila
membahayakan. diperlukan.
· Alat dan bahan main serta buku ditata pada · Bila anak tidak diantar, guru piket secara langsung
tempat yang mudah dijangkau oleh anak. menanyakan dan mengecek keadaan anak.
· Catat seluruh informasi mengenai kondisi anak
· Disiapkan celemek tidak tembus air untuk
dan segera ambil tindakan sesuai dengan
digunakan saat anak bermain air prosedur
· Guru piket mempersilahkan anak meletakkan tas
· Saat beres-beres harus disediakan tempat/
di loker, melepas sepatu dan menaruhnya di rak
wadah untuk menyimpan mainan sesuai
sepatu yang sudah disediakan.
dengan kategorinya

20 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21
3. SOP KEGIATAN CUCI TANGAN
1. Basahilah kedua telapak
tangan setinggi perte-
Nama
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-005 ngahan lengan me-
Lembaga
makai air yang mengalir,
ambil sabun kemudian
Unit TAMAN KANAK-
Standar Proses usap dan gosok kedua
Program KANAK
telapak tangan secara
lembut.
Tanggal
10 Juli 2014 Tanggal revisi ...............
disahkan 2. Usap dan gosok juga ke-
dua punggung tangan
1 Judul 7 langkah mencuci tangan secara bergantian
3. Jangan lupa jari-jari ta-
· Membiasakan untuk mencuci tangan (2.1) ngan, gosok sela-sela
· Membiasakan untuk tertib (2.6) jari hingga bersih

· Membiasakan untuk bertanggung jawab dengan 4. Bersihkan ujung jari se-


2 Tujuan
kebersihan diri (2.1) cara bergantian dengan
6 Prosedur Kerja mengatupkan
· Membiasakan untuk bertanggung jawab
terhadap kesehatan tubuh (2.12) 5. Gosok dan putar kedua
ibu jari secara bergan-
tian
• Permendiknas No. 146 tahun 2014
6. Letakkan ujung jari ke
• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga
telapak tangan kemu-
• Kostelnik J. Marjorie et all (2007). Developmentally dian gosok perlahan
3 Referensi Appropriate Curriculum Best Practices in Early
7. Bersihkan kedua per-
Childhood Education (4th ed.). USA: New Jersey.
gelangan tangan secara
• http://themedicina.blogspot.com/2011/06/cara- bergantian dengan cara
mencuci-tangan-yang-benar.html, tanggal memutar, kemudian di-
04/09/2014, jam 13.26 akhiri dengan membilas
seluruh bagian tangan
Pihak-pihak dengan air bersih yang
4 Guru kelompok/wali kelas
Terkait mengalir lalu keringkan
memakai handuk atau
5 Dokumen Catatan perkembangan anak
tisu

22 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23
4. SOP KEGIATAN SIKAT GIGI 1. Siapkan sikat gigi dan pasta gigi ber-fluor
2. Kumur-kumur
Nama
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-005
Lembaga 3. Sikat semua
permukaan
TAMAN KANAK- gigi, maju
Unit Program Standar Proses
KANAK mundur,
pendek-
Tanggal
10 Juli 2014 Tanggal revisi ............... pendek 8 kali gerakan, rahang atas dan
disahkan
rahang bawah
1 Judul Menyikat gigi agar gigiku sehat 4. Permukaan sikat gigi menghadap langit
langit dan lidah
· Membiasakan untuk menyikat gigi (2.1)
5. Sikat permukaan
· Membiasakan untuk tertib (2.6) gigi menghadap
· Membiasakan untuk bertanggung jawab pipi dan bibir
2 Tujuan
dengan kebersihan diri (2.1) atas dan bibir
6 Prosedur Kerja bawah
· Membiasakan untuk bertanggung jawab
terhadap kesehatan tubuh (2.12)

• Permendiknas no. 146 tahun 2014


• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga

• Kostelnik J. Marjorie et all (2007).


3 Referensi Developmentally Appropriate Curriculum
Best Practices in Early Childhood Education
(4th ed.). USA: New Jersey.
6. Permukaan yang dipakai mengunyah
• Kementerian Kesehatan RI, Buku
7. Kumur 1x saja,
kesehatan Peserta Didik. Jakarta
fluor masih ada
Pihak-pihak
4 Guru kelompok/wali kelas 8. Bersihkan sikat
Terkait
gigi, simpan posisi
tegak kepala di atas
5 Dokumen Catatan perkembangan anak

24 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25
5. SOP PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Memar: merupakan kondisi akibat adanya
trauma/benturan dengan benda keras.
Nama Bisa berbentuk benjolan pada bagian yang
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-005
Lembaga terantuk, kadang disertai warna kebiruan. Cara
mengatasinya:
Unit TAMAN 1. Memberikan kompres dingin pada bagian
Standar Proses
Program KANAK-KANAK yang terbentur untuk mencegah bertambah
banyaknya darah yang merembes ke jaringan
Tanggal
10 Juli 2014 Tanggal revisi ............... dan juga untuk mencegah pembengkakan
disahkan
(udema)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di 2. Perhatikan pada hari berikutnya bengkak
1 Judul
Sekolah berkurang atau tidak. Untuk mengurangi/
· Membiasakan untuk menjaga keamanan diri menghilangkan pembengkakan dilakukan
(2.1) kompres panas selama 3-5 menit tujuannya
untuk melebarkan pembuluh darah setempat,
· Membiasakan untuk tertib (2.6)
setelah itu diganti dengan dikompres dingin
· Membiasakan untuk bertanggung jawab 6 Prosedur Kerja selama 1 – 2 menit. Lakukan sebanyak 4
2 Tujuan
terhadap kesehatan tubuh (2.12) -5 kali sehari sampai bengkak menghilang.
· Mengetahui cara hidup sehat (3.4) Ketika melakukan kompres panas pastikan
suhu panas tidak sampai menimbulkan luka
· Mampu menolong diri sendiri untuk hidup
bakar. Kompres panas dilakukan dengan
sehat (4.4)
menggunakan kantong air panas atau salep/
• Permendiknas No. 146 tahun 2014 krim pemanas kulit.

• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga Luka parut: biasanya disebabkan karena adanya
benda keras yang merusak permukaan kulit
3 Referensi • Kostelnik J. Marjorie et all (2007). misal jatuh saat berlari. Cara mengatasinya:
Developmentally Appropriate Curriculum Best
1. Hentikan pendarahan yang terjadi dengan
Practices in Early Childhood Education (4th ed.).
cara menekan bagian yang mengeluarkan
USA: New Jersey.
darah dengan menggunakan kain kasa steril
Pihak-pihak atau saputangan/kain bersih.
4 Guru kelompok/wali kelas
Terkait 2. Dengan menggunakan air dan sabun
bersihkan daerah sekitar luka. Jika ada kerikil,
5 Dokumen Catatan perkembangan anak kayu, atau benda lain di luka, keluarkan.

26 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27
Setelah itu luka dibersihkan dengan kasa mineral (gliserin/parafin cair) atau obat tetes
steril atau benda lain yang cukup bersih. telinga, kemudian miringkan dan amati
Setelah bersih berikan anti infeksi lokal benda asing tersebut keluar atau tidak. Kalau
seperti povidon iodin atau kasa anti-infeksi. tidak keluar harus segera dirujuk ke rumah
Bila luka yang terjadi terlalu dalam, segera sakit.
rujuk ke rumah sakit.
3. Jika mata kemasukan debu, bisa
Mimisan atau pendarahan hidung. menggunakan cairan pencuci mata atau
Diatasi dengan cara: dengan mengalirkan air bersih.
1. Anak yang mimisan didudukkan sambil agak 4. Ada benda asing di kulit misal duri. Jika
menunduk, cuping hidung kiri dan kanan ujungnya masih teraba cabut dengan
dipencet bersama-sama, bernapas melalui alat penjepit yang telah dibersihkan/
mulut. Tunggu sampai 10 menit. disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/
2. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke ulat bulu dapat dengan menggunakan plester
rumah sakit. yang ditempelkan pada kulit yang tertancap
3. Menggunakan daun sirih sebagai cara duri halus, kemudian plester dicabut dengan
tradisional juga bisa dilakukan. Daun cepat. Lakukan berulang-ulang sampai duri/
sirih dapat menghentikan pendarahan bulu halus tercabut semua
karena daun sirih mengandung zat yang
5. Jika mendapat gigitan hewan, cuci bekas
menyempitkan pemburuh darah.
gigitan dengan air bersih dan sabun, beri
Kemasukan benda asing. antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit.
Kemasukan benda asing adalah adanya benda
6. Jika mendapat sengatan serangga, segera
yang tidak biasa di dalam tubuh misalkan duri
lepas serangga dari tempat gigitannya
menusuk dan tertinggal dalam kulit, hidung atau
dengan menggunakan minyak pelumas atau
telinga kemasukan biji-bijian, telinga kemasukan
terpentin atau minyak cat kuku. Setelah
serangga, saluran nafas tersumbat makanan.
terlepas luka dibersihkan dengan sabun dan
Cara mengatasinya:
diolesi calamin atau krim antihistamin. Bila
1. Apabila benda yang masuk tidak terlalu tersengat lebah, ambil sengatnya dengan
besar, usahakan untuk bersin, caranya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim
mencium bubuk merica. Jika tidak berhasil antihistamin atau kompres es bagian yang
dibawa atau dirujuk ke rumah sakit. Jangan tersengat. Jika muncul tanda-tanda seperti
mengorek atau menyemprot dengan air mual dan mutah, pucat apalagi sampai sesak
karena bisa lebih berbahaya. napas segera rujuk ke rumah sakit.
2. Jika ada benda asing di telinga harus
dikeluarkan dengan meneteskan minyak.

28 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 29
1. Pastikan semua anak dalam kelompok sudah
6. SOP KEGIATAN MAKAN DI TK KENANGA mencuci tangan dengan bersih dan benar
2. Pastikan semua anak sudah ada dalam
Nama kelompoknya
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-005
Lembaga 3. Anak menghitung jumlah orang dalam
kelompok dan pastikan jumlah alat makan
yang diperlukan
TAMAN KANAK-
Unit Program Standar Proses 4. Anak secara bergiliran menyiapkan alat
KANAK
makan sesuai dengan jumlah tempat yang
Tanggal tersedia.
10 Juli 2014 Tanggal revisi ...............
disahkan 5. Pastikan semua anak sudah duduk di
tempatnya, saat guru mengenalkan
1 Judul Kegiatan Makan
menu makan dan kandungan gizi yang
dibutuhkan tubuh.
· Membiasakan untuk mencuci tangan (2.1) 6. Apabila anak membawa makanan dari
rumah, ceklah apakah makanan sudah
· Mengenal berbagai jenis makanan dan memenuhi aturan yang ditetapkan lembaga
kegunaannya untuk tubuh (2.1) 7. Anak dibiasakan untuk berbagi bekal yang
· Mengenal matematika (berhitung, konsep dibawanya.
satu ke satu, bentuk, warna, rasa, dll) (3.6) 8. Membiasakan anak bersyukur atas makanan
· Membiasakan untuk bersyukur pada yang tersedia.
6 Prosedur Kerja
Tuhan (doa) (1.2) 9. Berdoa sebelum makan dipimpin oleh anak
secara bergantian setiap harinya. Makan
2 Tujuan · Membiasakan untuk berbagi (2.9)
dengan tertib dan tidak berceceran
· Membiasakan untuk tertib (2.6) 10. Anak mengambil makanan sesuai dengan
· Membiasakan untuk bertanggung jawab kebutuhan dan tidak menyisakan makanan
dengan makanan (2.1) yang diambilnya
11. Kenalkan pada anak cara menggunakan alat
· Membiasakan untuk bersih lingkungan
makan yang benar dan sopan santun saat
(2.1) (2.6)
makan.
· Membiasakan untuk bertanggung jawab 12. Berdoa setelah selesai makan dan
terhadap alat makan (2.12) mengucapkan syukur.
13. Selesai makan anak menyimpan kembali
alat makan ke tempat semula. Jika
• Permendiknas No. 146 tahun 2014 memungkinkan anak diajak mencucinya.
3 Referensi
• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga 14. Sehabis makan anak harus membersihkan
kembali tempat yang sudah digunakan agar
Pihak-pihak tidak ada sisa makanan yang tercecer.
4 Guru kelompok 15. Setelah makan anak mencuci tangan dan
Terkait
menggosok gigi dengan tertib.
16. Ajaklah anak untuk mengikuti kegiatan
5 Dokumen Catatan perkembangan anak
transisi.

30 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 31
7. SOP KEGIATAN PIJAKAN SEBELUM MAIN
1. Anak duduk dalam bentuk lingkaran atau
duduk merapat tetapi dalam suasana tidak
Nama
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-006 berdesakan, posisi guru di depan menghadap
Lembaga
ke anak.Menyapa anak untuk memulai
Unit TAMAN KANAK- kegiatan
Standar Proses
Program KANAK 2. Anak berdoa sebelum melakukan kegiatan
Tanggal 3. Bertanya kepada anak tentang hal-hal yang
10 Juli 2014 Tanggal revisi ............... dilakukan hari kemarin
disahkan
4. Menanyakan perasaan anak hari ini untuk
1 Judul Pijakan sebelum bermain mengenal perasaan anak
5. Memberitahukan bila ada sesuatu yang tidak
· Membiasakan untuk berdoa sebelum
biasa terjadi hari ini, misalnya ada tamu, ada
melakukan kegiatan (4.1) guru yang tidak masuk sehingga digantikan
· Mengembangkan kemampuan berbahasa oleh guru lainnya
(kosakata baru, mengungkapkan bahasa) (3.11) 6. Mengenalkan tema dan konsep hari ini dan
· Mengembangkan sikap percaya diri (2.5) mempersilakan anak mengamati, bertanya
tentang tema yang dikenalkan.
· Mengembangkan sikap menghargai orang lain 7. Siapkan buku yang sesuai dengan tema agar
yang berbicara (2.10) anak bisa mencari informasi dan bertanya
· Mengembangkan kemampuan mengamati, yang terkait dengan tema.
menanya, mencobakan untuk mencari tahu 8. Membacakan buku sesuai denantema untuk
6 Prosedur Kerja membangun ide bermain.
· Mengenalkan konsep pengetahuan sesuai
9. Mengembangkan kosakata dan menanyakan
dengan tema dan RPPH yang disusun
2 Tujuan pendapat anak tentang arti kata yang
· Mengembangkan kemampuan fokus pada tema dimaksud.
dan kegiatan yang dilakukan (2.12, 3.13) 10. Mendiskusikan ide bermain apa yang akan
· Membiasakan anak disiplin mengikuti aturan dibuat anak dengan alat dan bahan yang
tersedia.
(2.6)
11. Memberikan contoh secara tepat untuk
· Membiasakan anak berani melakukan kegiatan baru yang belum dimengerti anak.
tantangan baru(2.2, 2.5) 12. Membangun aturan main bersama anak
· Membiasakan anak untuk berkata santun 13. Mengulang kembali aturan di sentra:
(menggunakan kata terima kasih, maaf, · pilih kegiatan
tolong). (2.14, 3.2) · selesaikan kegiatan
· Mengembangkan kemampuan menentukan · perlihatkan hasil karya pada pendidik
pilihan sendiri (2.5, 2.8) · merapikan alat yang sudah digunakan
· pilih kegiatan lainnya.
• Permendiknas No. 146 tahun 2014 14. Anak memilih mainan sesuai dengan
3 Referensi
• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga minatnya
Pihak-pihak 15. Mengelola kegiatan pemilihan mainan
4 Guru sentra
Terkait dengan menerapkan permainan yang menarik
5 Dokumen Catatan perkembangan anak 16. Mempersilakan anak mulai bermain.

32 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 33
10. SOP KEGIATAN PIJAKAN SELAMA MAIN
1. Melakukan (pengamatan) dan membuat
Nama catatan perkembangan anak.
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-007
Lembaga 2. Memberikan waktu bermain selama (45
Unit TAMAN KANAK- menit – 1 jam)
Standar Proses
Program KANAK 3. Memberikan pijakan dengan menggunakan
Tanggal kalimat bertanya yang terbuka secara tepat
10 Juli 2014 Tanggal revisi ............... Misal: bagaimana caramu menemukan
disahkan
warna ini?, Bangunan apa yang sedang
1 Judul Pijakan selama bermain dibangun nak?
· Mengembangkan kemampuan mencobakan 4. Pijakan yang diberikan harus sesuai dengan
untuk mencari tahu (2.2) perkembangan anak
· Membiasakan untuk berani melakukan
5. Dorong anak untuk bermain dalam kelompok
tantangan baru (2.5)
· Mengembangkan kemampuan fokus (3.13,3.14) kecil selain bermain secara mandiri.
· Membiasakan untuk bekerja tuntas (awal 6. Anak diberi kesempatan untuk membuat
sampai akhir) (2.12) karya dengan idenya sendiri
· Membiasakan untuk melakukan kegiatan
secara mandiri dan bekerja sama (2.8, 2.10) 7. Anak diberi kesempatan untuk mencoba
· Membiasakan untuk saling membantu dengan alat dan bahan main dengan caranya sendiri
6 Prosedur Kerja
guru dan teman (2.9) 8. Anak didukung untuk bekerja sampai tuntas
· Membiasakan untuk berbagi alat main (2.9)
9. Anak didukung untuk saling berbagi alat
· Mengenal berbagai konsep pengetahuan
2 Tujuan main
(matematika, sosial, alam, sains, bahasa, alat/
teknologi). (3.6, 3.7, 3.8, 3.9) 10. Anak didukung untuk mau membantu guru
· Mengembangkan keterampilan membuat karya dan temannya.
dengan berbagai alat dengan ide sendiri (4.15)
· Membiasakan untuk berkata santun
11. Anak didukung menemukan konsep
(menggunakan kata terima kasih, maaf, pengetahuan (matematika, sosial, alam,
tolong). (2.14) sains, bahasa, alat/teknologi) melalui alat
· Membiasakan untuk menghargai hasil karya dan bahan yang dimainkannya.
diri dan teman (2.10)
12. Membangun kepercayaan diri anak
· Mengembangkan keterampilan berkomunikasi
(4.11) dengan memberikan kesempatan untuk
· Mengembangkan sikap percaya diri (2.5) mengemukakan gagasannya melalui alat
· Membiasakan untuk bertanggung jawab (2.12) dan bahan main yang digunakannya.
• Permendiknas No. 146 tahun 2014 13. Mengingatkan pada anak sisa waktu
3 Referensi
• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga bermain.
Pihak-pihak
4 Guru sentra 14. Mengajak anak untuk membereskan alat
Terkait
sesuai dengan tempat dan jenisnya.
5 Dokumen Catatan perkembangan anak

34 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 35
11. SOP KEGIATAN PIJAKAN SETELAH MAIN
1. Mengajak anak untuk duduk melingkar dan
Nama menanyakan perasaan setelah bermain
TK KENANGA Kode Dok. SOP /pros-007
Lembaga 2. Menanyakan kegiatan bermain yang sudah
dilakukan anak (recalling).
Unit TAMAN KANAK-
Standar Proses 3. Anak diberi kesempatan untuk menunjukkan
Program KANAK
hasil karya, bisa dalam bentuk gambar,
Tanggal tulisan, bercerita.
10 Juli 2014 Tanggal revisi ...............
disahkan
4. Memperkuat kembali konsep pengetahuan
1 Judul Pijakan setelah bermain yang sudah didapat anak selama bermain
6 Prosedur Kerja
(sesuai dengan RPPH)
· Membiasakan untuk berdoa sesudah
5. Memberikan penghargaan seperti ucapan
melakukan kegiatan (4.1)
terima kasih terhadap perilaku anak yang
· Mengembangkan kemampuan berbahasa sudah sesuai dengan aturan dan
(kosakata baru, mengungkapkan bahasa)
6. Membahas apa yang seharusnya dilakukan
(4.11)
bila ada anak yang belum mematuhi aturan.
· Mengembangkan sikap percaya diri (2.5)
7. Menyampaikan kegiatan berikutnya dan
· Mengembangkan sikap menghargai orang perilaku yang diharapkan pada anak untuk
2 Tujuan lain yang berbicara (2.7) mengikuti kegiatan berikutnya.
· Menguatkan konsep pengetahuan sesuai
dengan tema dan RPPH yang disusun
· Membiasakan untuk berkata santun
(menggunakan kata terima kasih, maaf,
tolong). (2.14)
· Mengembangkan kemampuan behasa
ekspresif

• Permendiknas No. 146 tahun 2014


3 Referensi
• Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga
Pihak-pihak
4 Guru sentra
Terkait

5 Dokumen Catatan perkembangan anak

36 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 37
Alamat Tim Penulis
Dwinita Yunus (email: wiwitpaud@yahoo.co.id)
Rahmitha P. Soendjodjo (email: mithasulaeman@gmail.com)
Yuke Indrati (email: yindrati@yahoo.com)

38 PEDOMAN PENYUSUNAN
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN
PENANAMAN SIKAP
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
PEDOMAN PENANAMAN SIKAP
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Diterbitkan oleh:
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
vi+ 38 hlm + foto; 21 x 28,5 cm
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
ISBN:
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
978-602-73704-7-0
yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
Pengarah: konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Penyunting: tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Dra. Enah Suminah, M. Pd di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis:
kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Fidesrinur
Dedi W. Mustofa Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Renni Diastuti menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Sardin Supriyatna pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Gunarti D. Lestari tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Desain/Layout:
antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Surya Evendi
Samsudin Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Kontributor:
rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Ebah Suhaebah
satuan pendidikannya.
Dumaria Simanjuntak
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Foto-foto:
merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Dokumen Penulis
Terima kasih.
Sekretariat:
Jakarta, Oktober 2015
Amalia Khairati
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Suryani Sinulingga
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii


Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori,
Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
dengan contoh-contoh penerapannya. Daftar Isi ................................................................................................................ v

Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat Penanaman Sikap dalam Kurikulum 2013 PAUD .......................................... 1
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Kompetensi Sikap dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) .. 3
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan Kompetensi Sikap Apa Saja dalam Kurikulum 2013 PAUD? .................. 3
kajian-kajian yang melandasinya. Bagaimana Memaknai Setiap KD Sikap? ................................................ 5
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang Penanaman Sikap Sejak Usia Dini ................................................................... 10
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya Apa Peran Orangtua dalam Menanamkan Sikap? ................................ 11
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan Peran Guru dalam Penanaman Sikap ...................................................... 13
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan,
Penanaman Sikap dalam Rencana Pembelajaran .......................................... 16
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan
Bagaimana Perencanaannya? .................................................................. 16
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami Strategi Penanaman Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran PAUD ................ 21
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan
Bagaimana Pembudayaannya ........................................................................ 31
penyempurnaan.
Bagaimana Penilaian Hasil Penanaman Sikap ............................................... 34
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi Penutup ........................................................................................................... 36
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Daftar Pustaka ....................................................................................................... 37
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.

Jakarta, Oktober 2015


Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v


Anak Belajar dari Kehidupannya
Penanaman Sikap dalam
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi Kurikulum 2013 PAUD
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri

P
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri erkembangan ilmu dan teknologi yang
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri demikian cepat menjadikan persaingan
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai sumber daya manusia demikian tajam makin
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan mengukuhkan bahwa pendidikan di masa depan tidak
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya dan keterampilan semata, tetapi yang sangat penting
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan adalah pengembangan karakter yang kuat, gigih,
cinta dalam kehidupan. dan kreatif. Dalam pola pengembangan sumber daya
Puisi Dorothy Law Nolthe manusia yang ditetapkan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, sangat jelas bahwa pendidikan di
setiap jenjang mengembangkan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan dengan komposisi
yang berbeda. Semakin awal jenjang pendidikan
tersebut semakin besar komposisi pengembangan
kompetensi sikap.

Sebagai jenjang pendidikan yang paling dasar,


Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi
fondasi kuat untuk membentuk sikap dan
karakter peserta didik. Implementasinya
dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini, membangun karakter anak
dilakukan dengan penanaman sikap
melalui pengembangan kompetensi
sikap. Pengembangan kompetensi
sikap bukan hanya sebagai dampak
ikutan (nurturan) dari pengembangan
pengetahuan dan keterampilan, melainkan
komponen yang harus direncanakan secara
Menunjukkan jati diri cerminan
sikap percaya diri.

vi PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1


lebih matang dan mendalam yang dilaksanakan
secara terus menerus sehingga membentuk
Kompetensi Sikap
kebiasaan lebih lanjut menjadi perilaku yang
akhirnya menjadi sikap dan karakter baik. dalam Kurikulum 2013
Pengembangan kompetensi sikap memerlukan
proses yang konsisten dalam jangka waktu lama.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Namun, pelaksanaannya tetap disesuaikan dengan

P
enanaman sikap pada pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat
cara belajar anak usia dini yang dilaksanakan
penting dalam membangun karakter anak sejak dini melalui pembiasaan dan
melalui kegiatan menyenangkan dan bermakna. Hal
keteladanan. Penanaman sikap ini menjadi prioritas utama dibandingkan
terpenting dalam pengembangan kompetensi sikap
dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan. Dalam kurikulum 2013 PAUD
adalah keteladan dari tim guru yang menjadi model
pengembangan kompetensi sikap mencakup seluruh aspek perkembangan, artinya
bagi anak didik. Tanpa keteladanan pengembangan
sikap berada di aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial–emosional,
sikap baik akan menjadi sia-sia.
bahasa, dan seni. Di dalam struktur kurikulum 2013 PAUD pengembangan kompetensi
Mengingat begitu pentingnya penanaman sikap meliputi kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
sikap dalam proses penerapan Kurikulum 2013
Kompetensi Sikap Apa Saja dalam Kurikulum 2013 PAUD?
Pendidikan Anak Usia Dini, maka dipandang perlu
Kompetensi Inti Sikap
adanya panduan yang dapat dijadikan contoh
Kompetensi Inti yang terkait dengan sikap terdiri atas
inspiratif bagi para guru dalam menanamkan sikap
Pembiasaan harus dilakukan secara Kompetensi Inti 1 Sikap Spiritual dan Kompetensi Inti 2
konsisten dan terus menerus. anak didik di Satuan PAUD masing-masing.
Sikap Sosial.
Kompetensi Inti 1 Sikap Spiritual
“Menerima ajaran agama yang dianutnya”
Mencerminkan kecerdasan spiritual sebagai sikap
“Anak-anak hidup dan tumbuh kesadaran mengenal agama yang dianutnya.
sesuai dengan kodratnya sendiri. Kompetensi Inti 2 Sikap Sosial Pembiasaan melaksanakan salat
“Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif
Pendidik hanya dapat merawat dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu
bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan
dan menuntun tumbuhnya kodrat itu”. santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik
dan/atau pengasuh, dan teman, ”Mencerminkan
Ki Hajar Dewantoro
kecerdasan sosial-emosional sebagai sikap dan perilaku
yang mengenal perasaan diri, orang lain, dan nilai-nilai
sosial yang sesuai dengan norma serta budaya yang
berlaku. Membiasakan diri untuk mengembangkan
kecerdasan sosial-emosional.

2 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3


Kompetensi Inti tercapai diakhir program PAUD setelah anak selesai mengikuti Bagaimana Memaknai Setiap KD Sikap?
layanan PAUD. Kompetensi Inti dikembangkan menjadi Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar 1.1
Kompetensi Dasar Sikap “Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya”
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik, Sikap mempercayai adanya Tuhan ditandai dengan
denggan
kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi perilaku anak mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta,
encip
ptta,
Dasar Sikap dirumuskan dalam Kompetensi Dasar dari Sikap Spiritual dan Kompetensi mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan, mengucapkan kalimat
kalim
matt
Dasar dari Sikap Sosial. takjub saat melihat ciptaan Tuhan.
Membiasakan melaksanakan ibadah
Kompetensi Dasar 1 Sikap spiritual terdiri dari: Kompetensi Dasar 1.2 salat tepat waktu.
“Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
sebagai rasa syukur kepada Tuhan”
1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa
syukur kepada Tuhan Sikap menghargai diri, orang lain dan lingkungan
terlihat dari perilaku anak yang terbiasa merawat
Kompetensi Dasar 2 Sikap Sosial terdiri dari: kebersihan diri, tidak menyakiti diri atau teman,
menghargai teman (tidak mengolok-olok), hormat pada
2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat guru dan orang tua, menjaga dan merawat tanaman, Mau merawat tanaman sebagai
2.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu pembiasaan rasa syukur.
binatang peliharaan.
2.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis Kompetensi Dasar 2.1
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri “Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat”

2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari- Sikap hidup sehat tercermin dari kebiasaan anak
hari untuk melatih kedisiplinan makan-makanan bergizi seimbang, mencuci tangan,
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, menggosok gigi, mandi, berpakaian bersih, membuang
mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan sampah, menyayangi tanaman, melindungi diri dari
2.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian percobaan kekerasan, menjaga keamanan diri dari
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika tempat dan benda berbahaya. Membiasakan mencuci tangan sebelum
makan.
diminta bantuannya
Kompetensi Dasar 2.2
2.10 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu”
kepada orang lain
2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri Sikap ingin tahu ditenggarai dengan kebiasaan anak
2.12 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab yang selalu tertarik pada sesuatu yang baru atau yang
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur belum biasa dia lihat, aktif bertanya, berusaha mencoba
2.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan jawaban.
orang tua, pendidik, dan teman Anak tumbuh rasa ingin tahunya, terpelihara rasa ingin
tahunya, dan dapat mewujudkan rasa ingin tahunya bila
didukung oleh lingkungan yang tepat.
Memberikan kesempatan anak untuk
bereksplorasi.

4 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5


Kompetensi Dasar 2.3 Sikap taat terhadap aturan ditunjukkan dengan perilaku
ak
kuu
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif” anak yang bersedia mengikuti aturan secara sadar tanpanp
p
pa
Sikap kreatif pada anak ditunjukkan pada kebiasaan paksaan, tidak marah ketika diingatkan aturan oleh ole
eh
anak yang memiliki daya cipta, banyak gagasan, selalu aktif temannya, dengan mengingatkan temannya bila bertindak da
ak
untuk melakukan sesuatu, tertarik pada sesuatu masalah tidak sesuai dengan aturan.
untuk diatasi, berani menghadapi tantangan, senang Kompetensi Dasar 2.7 Membiasakan anak untuk menyimpan
melakukan hal-hal baru, tidak puas bila selalu mengulang hal “Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau au alas kaki pada tempatnya sesuai dengan
aturan yangg disepakati
dise
di sepa
paka
katiti bersama
bersama anak
anak.
yang sama, menggunakan benda atau bahan belajar untuk menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain
n berbicara)
berbicarra)
Membiasakan anak untuk untuk melatih kedisiplinan”
menumpahkan gagasan secara mandiri
membuat sesuatu, selalu optimis, senang menceritakan
menjadi sebuah karya impian-impiannya walaupun terkadang terlalu berlebihan. Sikap sabar terlihat pada perilaku anak nak yang
yanng
Kompetensi Dasar 2.4 menunjukkan kesediaan diri untuk menahan diri, i, bersikap
bersika
app
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis.
“M
“ tenang, tidak lekas marah dan dapat menunda keinginan,
keinginan,
sikap mau menunggu giliran, mau mendengarkan kan ketika
ketik
ka
Sikap estetis nampak pada perilaku anak yang peduli dan
ah dengan
orang lain berbicara, tidak menangis saat berpisah dengaann
menghargai
me
m keindahan diri sendiri, karya sendiri atau orang
ibunya, tidak mudah mengeluh, tidak tergesa-gesa,esa, selalu
selaluu
lain,
lai alam dan lingkungan sekitar, senang menjaga kerapian
berusah
menyelesaikan gagasannya hingga tuntas, dan berusaha ha
diri,
dir dan menghargai hasil karya baik dalam bentuk gambar,
d
tidak menyakiti atau membalas dengan kekerasan. n. Membiasakan bersabar
lukisan,
luk pahat, gerak, atau bentuk seni lainnya, merawat
mengantri saat mencuci tangan.
kerapian-kebersihan-dan
ke
k keutuhan benda mainan atau Kompetensi Dasar 2.8
milik
mi pribadinya.
m “Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian”

Membiasakan ikut serta memelihara Kompetensi Dasar 2.5


K Sikap mandiri ditunjukkan dengan perilaku anak yangng
keindahan lingkungan bermain tidak bergantung pada orang lain, terbiasa mengambil bil
bi
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri”
keputusan secara mandiri, merencanakan, memilih, memilikiki
Sikap percaya diri anak ditunjukkan dengan perilaku
inisiatif untuk belajar atau melakukan sesuatu tanpa harus
u
us
anak yang tidak ragu menyapa guru saat penyambutan,
dibantu atau dengan bantuan seperlunya.
berani tampil di depan teman, guru, orang tua dan
lingkungan sosial lainnya, berani mengemukakan pendapat, Kompetensi Dasar 2.9
Membiasakan anak melepas dan
menyampaikan keinginan, berkomunikasi dengan orang “Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau
a
au memakai sepatu secara mandiri.
yang belum dikenal sebelumnya dengan pengawasan membantu jika diminta bantuannya”
guru, bangga menunjukkan hasil karya, senang ikut serta Sikap peduli ditunjukkan dengan perilaku anak yang
dalam kegiatan bersama, tidak berpengaruh pada penilaian mau mengindahkan dan memperhatikan kondisi teman,
orang tentang dirinya. Sikap percaya diri modal dasar bagi mau menemani teman melakukan kegiatan bersama,
keberhasilan anak di masa depan. senang menawarkan bantuan pada teman atau guru, peka
Kompetensi Dasar 2.6 untuk membantu orang lain yang membutuhkan, mampu
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap menenangkan diri dan temannya dalam berbagai situasi,
Membiasakan anak untuk tampil
di depan umum dalam membangun aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan” senang mengajak temannya untuk berkomunikasi, bereaksi
Membiasakan anak bekerjasama
kepercayaan diri. positif kepada semua temannya. dan saling menolong.

6 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7


Kompetensi Dasar 2.10 Kompetensi Dasar 2.13
“Perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran “Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur”
kepada orang lain”
Sikap jujur tercermin dari perilaku anak yang
Sikap menghargai dan toleran ditunjukkan dengan berbicara sesuai dengan fakta, tidak curang dalam
pperilaku anak yang menerima perbedaan teman dengan perkataan dan perbuatan, tidak berbohong, menghargai
ddirinya, menghargai karya teman, tidak mentertawakan kepemilikan orang lain, mengembalikan benda yang
ssaat teman berbicara, tidak ingin menang sendiri, bukan haknya, mengerti batasan yang boleh dan tidak
mmenghargai pendapat teman, mau berbagi, boleh dilakukan, terus terang, anak senang melakukan
mmendengarkan dengan sabar pendapat teman, senang sesuatu sesuai dengan aturan atau kesepakatan, dan
bberteman dengan semuanya, mengucapkan terima kasih mengakui kelebihan diri atau temannya. Membiasakan berkata dan berbuat
Membiasakan anak untuk menghargai atas bantuan yang diterima, mengucapkan kata maaf jujur kepada siapa pun.
pendapat orang lain. Kompetensi Dasar 2.14
bila salah, memberi tahu temannya dengan santun bila
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan
d
melakukan kesalahan. santun kepada orang tua, pendidik, dan teman”.
Kompetensi Dasar 2.11
K Sikap rendah hati dan santun tercermin dari perilaku
perilaku
“Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri”

anak yang tidak angkuh, ramah menyapa siapapun,apapu u
un,
un
Sikap mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan bermuka riang saat berbicara dengan siapapun, n, tidak
tid
dak
tampak
t dari perilaku anak yang dapat mengikuti suka melebih-lebihkan diri sendiri, lembut hati,
ti, halus
hallus
kegiatan
k transisi, tetap tenang saat berada di tempat dan baik budi bahasanya, sederhana, tenang, g, tidak
tidak
baru
b dengan situasi baru misalnya saat bertamu, berada pamer, memiliki sikap terbuka, tidak ingin menang
menang
di
d pusat perbelanjaan, atau saat bertemu dengan guru sendiri, sopan dan hormat pada siapa pun, berbicara
erbicaara
Membiasakan salam dengan
Membiasakan anak untuk bersosialisasi baru,
b menyesuaikan diri dengan cuaca dan kondisi alam. secara santun, menghargai teman dan orang yang ng lebih
leb
bih kesantunan terhadap guru, dan guru
dengan temannya untuk melatih adaptasi memberikan contoh sikap santun
tua usianya.
terhadap lingkungannya Kompetensi Dasar 2.12 terhadap anak dengan mensejajarkan
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung pandangan dengan anak.
jawab”

Sikap tanggung jawab terlihat pada perilaku anak


yyang menunjukkan kesediaan diri untuk menerima
kkonsekuensi atau menanggung akibat atas tindakan “Jika anda ingin anak anda berkembang, biarkan
yyang diperbuat baik secara sengaja maupun tidak
ddisengaja, mau mengakui kesalahan dengan meminta
mereka mendengar hal baik yang anda katakan
mmaaf, merapikan/membereskan mainan pada tempat tentang mereka kepada orang lain”.
ssemula, mengerjakan sesuatu hingga tuntas, mengikuti
Membiasakan menanamkan sikap tanggung
jawab dengan membereskan mainan ke aturan yang telah ditetapkan walaupun sekali-kali masih Dr Haim Ginott
tempatnya.
harus diingatkan, senang menjalankan kegiatan yang
jadi tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin harus
membantu menyiapkan alat makan, dst).

8 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9


Apa Peran Orangtua dalam Menanamkan Sikap??
Penanaman nilai sejak dini seyogianya dimulai darii
Penanaman Sikap Sejak Usia Dini dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama
bagi pertumbuhan karakter anak.
a
Prinsip Apa Dalam
Menenamkan Sikap
Dalam upaya membentuk karakter, tabiat, akhlakk Pada Anak Usia Dini?
u
atau budi pekerti anak, ada beberapa hal yang perlu 1. Melalui contoh dan

U
sia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan dilakukan orang tua. keteladanan
karakter seseorang. Penanaman sikap sejak dini 2. Dilakukan secara
1. Menegakkan disiplin secara ajek
merupakan kunci utama untuk membangun bangsa.. berkelanjutan
• Anak harus diperkenalkan dengan batasan--
3. Menyeluruh pada
Pada Usia 0-6 tahun otak berkembang sangat cepat hingga batasan. Anak harus tahu mana batas-batasnya,, semua aspek
80%. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap p apa yang menjadi tanggung jawabnya, dan apa a perkembangan
berbagai macam informasi secara cepat sehingga apa yang yang bukan merupakan tanggung jawabnya. 4. Menciptakan rasa
diberikan pada anak akan ia serap dengan baik dan akan ia Selalu bermain dalam kelompok untuk kasih sayang
• Ajak anak untuk membuat batasan-batasan tersebut,,
terapkan dalam kehidupannya. membangun kekerjasama. 5. Aktif memotivasi
tidak hanya dibuat oleh orang tua. Pengenalan n
anak
Pengalaman anak pada tahun pertama menentukan kualitas kehidupannya di batasan merupakan dasar penegakan disiplin n 6. Melibatkan
masa yang akan datang. Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan sehingga anak mengetahui perilaku yang seharusnya
a pendidik, tenaga
nasib bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. kependidikan, orang
sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari. • Orang tua harus memiliki dan menampilkan sikap p tua, dan masyarakat
7. Adanya
Karakter anak-anak akan terbentuk dengan baik jika dalam proses tumbuh dan perlakuan yang ajek. Bila satu saat melarang g
penilaian
kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri atau membolehkan tingkah laku tertentu, di saatt
secara leluasa. lain ketika suatu perilaku terulang kembali, haruss
tetap pada sikap yang sama (tidak berubah).
Keberhasilan seseorang di masyarakat sebagian besar ditentukan oleh
kecerdasan emosi (80%), hanya 20% kecerdasan kognitif (Daniel Goleman). 2. Terlibat penuh dalam membangun karakter anak
Pada usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai Orang tua yang memiliki keinginan diri dan terlibat sepenuhnya
usia emas (golden age) terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam dalam menanamkan sikap pada anak. Begitu pun jika orang tua dalam
mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50 kesehariannya mempraktikkan apa-apa yang akan ditanamkannya
persen keberagaman kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia kepada anak. Contoh, orang tua ingin menanamkan berperilaku jujur,
empat tahun. Peningkatan 30 persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, bertutur kata sopan, serta bertanggung jawab. Namun, bila dalam
dan 20 persen sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. keseharian ternyata orang tua justru menampilkan perilaku yang
sebaliknya, apa yang akan terjadi dengan perkembangan jiwa anak?
Hasil penelitian 13 faktor penunjang keberhasilan di dunia kerja tergantung Anak akan mengalami suatu kebingungan, mungkin juga konflik,
dari karakter seseorang. Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat karena ketidakajekan orang tuanya dalam berkata dan berperilaku.
penting dimulai sejak dini. Sebab falsafah menanam sekarang menuai hari Inilah yang menjadikan alasan bagi anak untuk tidak melakukan apa
esok adalah sebuah proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk yang diinginkan orang tuanya.
karakter anak bangsa.

10 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11


3. Menjadi contoh yang baik atau teladan bagi anak Contoh, ketika anak merapikan mainannya, orang
Ingat, anak cenderung meniru perilaku orang tuanya tua dapat mengatakan, ”Nak, mainannya kalau
“Anak-anak
dibandingkan hanya mendengarkan kata-katanya. Itulah dibereskan jadi rapi dan kamu akan lebih mudah
mengapa orang tua harus juga berperilaku sesuai dengan untuk menemukan mainan yang ingin kamu tidak pandai
nilai-nilai keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. Agar mainkan.” Begitu juga ketika anak melakukan mendengarkan
bisa menjadi contoh positif atau teladan bagi anak, ada kesalahan, semisal ia memukul adiknya, katakan, orang tua mereka,
beberapa hal yang perlu menjadi perhatian orang tua, di “Adik jadi menangis kalau kamu pukul.” tetapi mereka tidak
antaranya: • Berikan penghargaan kepada anak, seperti pujian, pernah gagal dalam
“Jika anda ingin • Menyadari bahwa nilai-nilai merupakan dasar pelukan, ciuman, ucapan terima kasih, dan lainnya, meniru mereka“.
anak anda tetap segala tingkah laku dan menjadikan diri sebagai ketika anak berperilaku positif sehingga anak
terdorong untuk mengulangi perilaku positif James
menjajaki kaki teladan utama bagi anak-anak. Baldwin
• Menentukan nilai-nilai yang paling sesuai serta tersebut.
mereka di tanah,
menunjukkan nilai-nilai mana yang harus diutamakan • Bacakan dongeng atau cerita yang mengisahkan
berikan tanggung
melalui kegiatan dan pengalaman sehari-hari. suatu perbuatan baik/positif. Gunakan bahasa
jawab di pundak
• Menunjukkan pribadi yang ramah, positif, dan sederhana yang sesuai dengan kemampuan
mereka”. terintegrasi. berpikir anak agar anak dapat memahami dan
Aigail Van • Menghadapi anak dengan penuh penghargaan, menikmati isi cerita tersebut.
Buren
cinta, dan pengertian.
• Meyakini akan nilai-nilai yang paling sesuai untuk
Peran Guru dalam Penanaman Sikap
Dalam menanamkan sikap kepada anak di sekolah, guru
dimiliki.
memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru
• Menciptakan pengalaman yang bernilai dan
merupakan sosok yang dapat ditiru atau menjadi idola bagi
bermakna bersama anak, kemudian menanyakannya
anak. Guru dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi
kepada anak tentang bagaimana sebaiknya harus
“Anak-anak adalah anak didiknya. Sikap dan perilaku seorang guru sangat
mengambil pilihan atau keputusan.
membekas dalam diri anak sehingga ucapan, karakter,
peniru alami yang 4. Menumbuhkan nilai-nilai keutamaan pada anak
dan kepribadian guru menjadi cermin bagi anak. Dengan
bertindak seperti Selain menjadi contoh positif atau teladan bagi anak,
demikian, guru memiliki tanggung jawab besar dalam
orang tua mereka, untuk menumbuhkan nilai-nilai keutamaan pada anak,
menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya,
orang tua juga perlu melakukan hal-hal berikut:
meskipun segala dan bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu merupakan
• Jelaskan kepada anak yang sudah dapat berbicara,
upaya dilakukan transformasi, identifikasi, dan pengertian tentang diri
alasan penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan
untuk mengajari sendiri, yang harus dilaksanakan secara bersama-sama
sehari-hari. Ajak anak bertukar pikiran agar orang
mereka sikap yang tua dapat mengetahui pendapatnya tentang
dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.
baik”. seberapa jauh ia memahami nilai-nilai moral Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang
Guru hanya menyiapkan pijakan agar anak
unknown tersebut. dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya bisa asyik bermainuntuk menjelajah dalam
• Jelaskan kepada anak mengenai dampak perilaku secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan menemukan pengetahuan keterampilan dan
sikap sendiri.
baik positif maupun negatif yang dilakukannya. karakter peserta didik di sekolah, sebagai berikut :

12 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13


1. Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran. 6. Menjadi figur teladan bagi anak
Guru tidak seharusnya menempatkan diri sebagai Penerimaan anak terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh
aktor yang dilihat dan didengar oleh anak, tetapi seorang guru, sedikit banyak akan bergantung kepada penerimaan
guru seyogianya berperan sebagai sutradara yang pribadi peserta didik tersebut terhadap pribadi seorang guru. Ini
mengarahkan, membimbing, dan memfasilitasi dalam suatu hal yang sangat manusiawi, dimana seseorang akan selalu
“Anak seharusnya proses pembelajaran,sehingga anak dapat melakukan berusaha untuk meniru, mencontoh apa yang disenangi dari model/
dan menemukan sendiri hasil belajarnya. figurnya tersebut. Momen seperti ini sebenarnya merupakan
mampu melakukan
2
2. Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam kesempatan bagi seorang guru, baik secara langsung maupun tidak
percobaan dan pembelajaran. Guru dituntut untuk peduli, mau dan langsung menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri pribadi peserta
penelitian sendiri. mampu mengaitkan konsep-konsep penanaman nilai didik. Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak
Guru tentu saja, pada materi-materi pembelajaran. Guru dituntut hanya dapat diintegrasikan ke dalam substansi atau materi pelajaran,
untuk terus menambah wawasan ilmu pengetahuan tetapi juga pada prosesnya.
menuntun anak-
yang berkaitan dengan penanaman nilai, yang dapat
anak dengan diintergrasikan dalam proses pembelajaran. Penanaman sikap pada anak usia dini dibina dengan menggunakan 3
menyediakan 3
3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang prinsip yang disebut Triangle Relationship Penanaman Sikap pada Anak
berwawasan pengembangan budi pekerti dan Usia Dini yang meliputi hubungan dengan diri sendiri, hubungan kepada
bahan-bahan
akhlak mulia. Para guru lebih mengedepankan Tuhan, dan hubungan dengan lingkungan, baik manusia maupun
yang tepat, tetapi
atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan makhluk hidup lainnya, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
yang terpenting pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia
agar anak dapat yang kontekstual, kegiatan yang menjurus Hubungan dengan
memahami pada pengembangan kemampuan afektif dan Tuhan Yang Maha Esa

sesuatu, ia harus psikomotorik.


4
4. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif Hubungan dengan Hubungan dengan
membangun untuk tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai pada Diri Sendiri Lingkungan
pengertian itu anak. Lingkungan terbukti sangat berperan penting
sendiri, ia harus dalam pembentukan pribadi manusia (anak), baik
menemukannya lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual. Untuk
Karakter
itu, sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan
sendiri”.
fasilitas-fasilitas dan melaksanakan berbagai jenis
Jean Piaget kegiatan yang mendukung kegiatan penanaman nilai
(1972) pada anak.
5
5. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik
dan masyarakat dalam pengembangan penanaman
nilai pada anak. Bentuk kerja sama yang dapat
dilakukan adalah menempatkan orang tua dan
masyarakat sebagai fasilitator dan narasumber
dalam kegiatan-kegiatan penanaman nilai yang
Lingkungan belajar yang dekat dekat dengan anak, menyenangkan dan bermakna menjadi elemen penting dalam
dilaksanakan di sekolah. menannamkan sikap yang efektif.

14 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
Taman Kanak-Kanak Kencana
Semester/Bulan/Minggu: I/Juli/Minggu ke 4
Penanaman Sikap Tema : Diriku
Sub Tema : Tubuhku
dalam Rencana Pembelajaran Sub-sub tema
Kelompok
:-
: B (usia 5-6 Tahun)

KD Materi Pembelajaran Rencana Kegiatan


1.1 1. tubuhku ciptaan Tuhan, 1. membuat bingkai foto diri warna
3.1- 4.1 2. doa sebelum dan merah, biru, kuning
sesudah belajar, 2. membuat boneka foto diri dari
Bagaimana Perencanaannya?
B
2.1 3. kebiasaan mencuci tanah liat
Kompetensi sikap pada Kurikulum 2013 bersifat 3. membuat boneka diri dari satlekok
tangan dan menggosok
p
pembiasaan yang dilakukan guru bersama anak di bulu tangkis dengan tempelan
gigi
se
setiap kegiatan rutin ataupun kegiatan terstruktur. kertas merah, biru, kuning
3.4-4.4 4. nama anggota tubuh,
K
Kegiatan rutin dimaksud misalnya kegiatan 4. menggunting dan menempel
fungsi anggota tubuh,
gambar anggota tubuh
m
makan, toileting, penyambutan, penjemputan, dan cara merawat
5. melukis dengan cat air
se
sebagainya. Sebagaimana itu, kegiatan terstruktur 2.5 5. senang memberi salam 6. menggambar dengan krayon atau
m
misalnya kegiatan yang direncanakan dilakukan anak 2.6 6. senang mengikuti aturan spidol
“Setiap hari
d sentra, area atau kelompok.
di 3.6-4.6 7. pengelompokan 7. mencetak bentuk tubuh dari pasir
kita membuat berdasarkan warna 8. membuat kolase bentuk dan
Pengembangan kompetensi sikap sama halnya bagian muka dari daun kering
deposito di (merah, biru, kuning),
dengan
d pengembangan kompetensi lainnya harus bentuk dua dimensi 9. menghitung anggota tubuh
bank memori direncanakan
d dan diterapkan seteliti mungkin agar (persegi, segi tiga,), dan 10. menggambar jari tangan dengan
sikap
si yang terbangun pada anak sesuai dengan jumlah bilangan (5 - 10), krayon atau spidol
anak-anak 11. mengukur tinggi badan dengan
yang
ya diharapkan. Pengembangan kompetensi sikap 2.13 8. senang bersikap ramah,
kita”. yang
ya direncanakan dengan baik akan mendorong 3.10-4.10 9. aku suka mendengar
tali rapia
12. menyusun huruf anggota tubuh
terbentuknya
te karakter sejak usia dini. 3.15-4.15 cerita
Charles R. berdasarkan contoh dari kartu
10.lagu “ Aku Ciptaan kata bergambar
Swindoll Untuk mengingatkan guru bahwa sikappun harus Tuhan” 13. main peran pergi ke dokter gigi
dikenalkan
d lebih dahulu kepada anak, nilai sikap 14. membuat roti berbentuk muka
harus
h dimasukkan ke dalam rencana pembelajaran, 15. membangun rumah dari balok
baik
b rencana pembelajaran di mingguan maupun
di
d harian. Sebagai contoh di bawah ini RPPM yang Kompetensi Dasar dengan Kode 1.1, 2.1, 2.5, 2.6, 2.13 adalah kode untuk kompetensi
memuat
m penanaman sikap: sikap. Artinya, kompetensi sikap dimasukkan ke dalam RPPM dan RPPH sehingga
terprogram bukan hanya dampak ikutan. Selanjutnya, kompetensi tersebut diturunkan
menjadi materi disesuaikan dengan tema yang digunakan minggu tersebut.

16 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17


Contoh
Pelaksanaan
KD TEMA MATERI
1. Pembukaan (30 menit)
KD 1.1 Mengenal Tuhan melalui  bernyanyi “Aku Ciptaan Tuhan”
Tubuhku ciptaan Tuhan
ciptaannya
 tepuk “Aku Ciptaan Tuhan”
KD 2.1 Memiliki perilaku yang Tubuhku Kebiasaan mencuci tangan dan  doa sebelum belajar
mencerminkan hidup sehat menggosok gigi
 mengenalkan aturan bermain
Dst. Dst.  berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara merawat tubuh

 diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terimakasih terhadap


Dari contoh RPPM selanjutnya dijabarkan menjadi RPPH, contohnya:
Tuhan atas tubuhnya
Contoh 1. Model Sentra Seni
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)  berdiskusi tentang pengelompokan warna (merah, biru, kuning)

Taman Kanak-Kanak Kenanga  guru memberi dukungan dengan cara membacakan buku

Semester/bulan/Mingg ke : 1/Juli/2 2. Inti (60 menit)


a. Anak mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menalar tentang:
Hari/Tanggal : Senin/14 Juli 2015
1) anggota tubuhnya
Kelompok/Usia : B/5-6 Tahun
2) ciri-ciri anggota tubuhnya dan ciri-ciri anggota tubuh temannya
Tema/Sub Tema : Diriku/Tubuhku
3) jumlah bagian anggota tubuhnya
Materi dalam kegiatan: b. Anak mengkreasikan hasil karya sebagai bentuk mengomunikasikan
1. nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat, gagasan:
2. pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru, kuning), (Catatan: Kegiatan sentra seni: membuat bingkai foto diri
materi pengelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah bilangan 3. Recalling
disampaikan hari berikutinya), a. menanyakan kegiatan apa saja yang dimainkan anak
3. lagu “Aku Ciptaan Tuhan”. b. menguatkan konsep tentang bagian tubuh, fungsi, dan cara
Materi yang masuk dalam pembiasaan: merawatnya, siapa yang menciptakan bagian tubuh, dan bagaimana
1. bersyukur sebagai ciptaan Tuhan cara mensyukuri ciptaan-Nya
2. mengucapkan salam c. menguatkan konsep pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru,
3. doa sebelum belajar kuning)
4. mengenal aturan bermain 4. Penutup (15 menit)
5. mencuci tangan dan menggosok gigi. a. menanyakan perasaan selama hari ini
Alat dan Bahan b. mengajak anak bersyukur telah bermain yang menyenangkan
1. Lidi/irisan bambu/stik es krim, kertas, lem, kertas warna warni untuk c. berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan hari ini, mainan
kegiatan membuat bingkai fota diri warna merah, biru, kuning. apa yang paling disukai
2. Kertas koran untuk alas, tanah liat, celemak untuk menutup baju anak d. pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah yakni
untuk kegiatan Membuat boneka foto diri dari tanah liat. menanyakan bertanya kepada orang tuanya tentang tempat lahir,
3. Kok bekas, kertas warna-warni, lem, asesoris mata untuk kegiatan tanggal lahir, siapa yang menolong kelahiran, dst.
membuat boneka diri. e. bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Gambar anggota tubuh, lem, kertas untuk menempel, gunting untuk f. menginformasikan kegiatan untuk esok hari
kegiatan menggunting dan menempel gambar anggota tubuh. g. berdoa setelah belajar

18 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19


Pembiasaan
Materi pembiasaan yang dicantumkan dalam RPPH di atas, selanjutnya
dikokohkan ke dalam standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan
Strategi Penanaman Sikap dalam
setiap hari untuk membangun pembiasaan.
Kegiatan Pembelajaran PAUD
Pembiasaan Masuk dalam SOP
Bersyukur sebagai Sebelum dan sesudah melakukan

P
enanaman sikap tidak sekadar memberi pengetahuan baik dan buruk, tetapi lebih
ciptaan Tuhan kegiatan pada menumbuhkan kesadaran dan menerapkan akan nilai baik dan buruk dalam
Mengucapkan salam Kedatangan/penyambutan anak perilaku sehari-hari. Oleh karena itu, penanaman sikap harus dilakukan secara
lembut dan menyenangkan. Suasana dan lingkungan yang aman dan nyaman, perlu
Doa sebelum belajar dan aturan main Pembukaan
diciptakan dalam proses penanaman nilai-nilai sikap. Untuk memperdalam pemahaman
Mencuci tangan dan sikap yang diharapkan, setiap nilai sikap yang telah dimasukkan ke dalam rencana
Sebelum dan sesudah makan
menggosok gigi. pembelajaran harus diterapkan secara berkelanjutan.

Penanaman nilai sikap terus diterapkan dalam bentuk pembiasaan yang direncanakan
Mengingat SOP sebagai sarana pengembangan karakter, seharusnya satuan
secara matang oleh satuan PAUD. Sikap yang diterapkan dimasukkan dalam RPPH atau
PAUD menyusun SOP sebagai kelengkapan KTSP.
dalam SOP. Misalnya di RPPH hari ini dicantumkan “berdoa
sebelum dan sesudah makan”. Dalam RPPH minggu depan “berdoa 5 langkah yang perlu
sebelum dan sesudah makan” tidak dicantumkan kembali, tetapi diperhatikan dalam
menanamkan sikap
dimasukkan ke dalam SOP sehingga kegiatan berdoa sebelum pada anak:
dan sesudah makan terus diterapkan setiap kali anak menjelang 1) Anak dikenalkan dengan
dan setelah makan di setiap hari dan sepanjang tahun. perilaku dan nilai yang
baik dan seharusnya
(knowing the good),
Siklus Strategi Penanaman Sikap 2) Anak diajak membahas
untuk memikirkan dan
mengerti mengapa ini baik
dan itu tidak baik (thinking
Mengetahui the good),
3) Anak diajak merasakan
manfaat bila perilaku baik
itu diterapkan (feeling the
Membiasakan Memikirkan good), dan
4) Anak diajak melakukan
perilaku yang baik (acting
the good).
5) Anak dibiasakan untuk
menerapkan sikap baik
Merasakan
dalam setiap
Melakukan
kesempatan
(habituating
the good).

20
20 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21
Contoh sederhana, Guru menanamkan perilaku membuang sampah pada tempatnya. 2. Mengenalkan sikap ” MENGHARGAI DIRI SENDIRI, ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN
1) Anak diajak mengamati halaman yang banyak sampah (kotor, banyak lalat, bau, dll.) SEKITAR SEBAGAI RASA SYUKUR KEPADA TUHAN”
2) Anak diajak bicara tentang apa yang terjadi bila halaman kotor (lalat yang kotor Kegiatan : berdiskusi tentang bersyukur
bisa menempel pada makanan yang mengakibatkan sakit perut). a. Guru memperlihatkan foto keluarga setiap anak.
3) Anak diajak merasakan bagaimana rasanya bila akibat buang sampah b. Guru menanyakan ”yang dirasakan” pada keluarga
sembarangan tersebut menimpa dirinya atau keluarganya. Lalu anak diajak atau teman.
mengambil kesimpulan apa yang harus dilakukan agar akibat buang sampah c. Mendiskusikan perasaan anak bila ada keluarga atau
sembarangan tersebut tidak terjadi. teman yang sakit.
4) Bersama-sama membersihkan sampah yang kotor di halaman untuk dibuang ke d. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan pada
tempat sampah. keluarga dan teman. Guru membiasakan anak untuk mengenal,
menghargai dan mensyukuri kehadiran
5) Menyediakan tempat sampah untuk membiasakan anak membuang sampah e. Mendiskusikan bagaimana caranya menyayangi guru dan teman, melalui kegiatan bermain.
pada tempatnya. keluarga dan teman?
Penanaman sikap disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak. f. Guru mencontohkan cara berbicara santun pada orang tua dan teman.
Semakin muda usia anak maka modeling guru/orang tua menjadi sangat dominan. g. Anak diajak berdiskusi perilaku yang tidak boleh dilakukan pada keluarga dan
Pada anak yang sudah lebih besar, dukungan guru/orang tua untuk membangun teman
kesadaran anak lebih diperlukan. h. Mempraktikkan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan sesuai dengan
agamanya.
Beberapa contoh menanamkan sikap kepada anak dalam kegiatan pembelajaran. 3. Menanamkan sikap “PERILAKU HIDUP SEHAT”
1. Mengenalkan sikap “ADANYA TUHAN MELALUI Kegiatan: Memeriksa gigi
CIPTAAN-NYA” a. Guru memperlihatkan gambar gigi dan
Kegiatan: Bermain di halaman mendiskusikan ”kegunaan gigi”
a. Guru mengajak anak-anak ke halaman untuk b. Menanyakan apakah gigi bisa sakit dan bagaimana
memperhatikan benda-benda di sekitarnya. jika giginya sakit
b. Pendidik menanyakan ”apa saja benda yang c. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan agar giginya Pemeriksaan gigi secara berkala
di satuan PAUD.
ditemui anak-anak. Siapa yang menciptakan bunga, tidak sakit
kupu-kupu, batu dsb.” d. Mempraktikkan cara menggosok gigi yang benar.
Guru membiasakan mengenal tanaman c. Mendiskusikan benda-benda lain ciptaan Tuhan e. Mengajak anak secara bergantian memeriksakan giginya ke dokter kunjung.
sebagai ciptaan Tuhan. d. Diskusi kegunaan benda-benda ciptaan Tuhan f. Selagi menunggu temannya diperiksa, anak-anak diajak main tebak-tebakan
e. Diskusi bagaimana jika benda-benda ciptaan Tuhan ”gunanya melakukan sesuatu untuk merawat kesehatan diri” dengan
tidak ada menggunakan kartu gambar. Misalnya, gambar yang sedang mandi, mandi
f. Mendiskusikan apa yang harus dilakukan agar gunanya untuk .., mencuci tangan gunanya untuk ..., mengelap meja gunanya
ciptaan Tuhan yang ada di halaman itu tidak rusak. untuk ..., membuang sampah di tempat sampah gunanya untuk... dst.
g. Guru mencontohkan ucapan takjub saat melihat 4. Menanamkan “SIKAP INGIN TAHU”
ciptaan Tuhan, misalnya, ”...Masya Allah ... bagus Kegiatan: Bermain dengan magnet
sekali bunganya...” atau ” ...Puji Tuhan halus sekali Pijakan/Dukungan Guru
bulu kelinci ini...”, dan sebagainya. a. Guru menyiapkan alat-alat yang akan dijadikan bahan praktik misalnya”
h. Mengajak anak untuk membereskan dan memelihara magnet, kaleng, paku, plastik, kertas, daun dll.”
Guru membiasakan mengucapkan tanaman yang ada di halaman satuan PAUD. b. Anak-anak diminta untuk mengamati bahan-bahan yang disiapkan
kalimat-kalimat Tuhan.

22 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23


c. Anak dipersilakan untuk mencoba menggunakan 6. Menanamkan “SIKAP ESTETIS”
magnet kepada benda-benda yang disediakan Kegiatan: Membangun dengan balok unit
d. Berdiskusi tentang ”benda yang menempel dan yang
a. Guru membacakan buku cerita yang sesuai dengan tema
tidak bisa menempel di magnet ?”
b. Anak dipersilakan memikirkan rencana bangunan
e. Berdiskusi mengapa ada benda yang menempel dan
yang akan dibuatnya.
ada benda yang tidak menempel pada magnet?
c. Guru memperlihatkan cara menyusun balok yang
f. Guru memberi penghargaan saat anak dapat
mengelompokkan benda yang dapat menempel dan rapi sesuai dengan presisinya.
yang tidak dapat menempel d. Mendiskusi dengan anak mengapa menyusun balok
Guru memberikan kesempatan anak untuk
g. Anak dipersilakan mencobakan kepada benda harus rapi. menjelajahi balok dengan membangun bentuk
e. Anak mengemukakan pendapat bagaimana agar /karya untuk menanamkan sikap estetis.
lainnya yang ada di ruangan atau halaman.
5 Menanamkan “SIKAP KREATIF”
5. hasil karya menjadi rapi dan bersih.
Kegiatan: Memasak kue f. Anak membangun gagasannya dengan balok unit.
a. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk memasak g. Guru menawarkan menggunakan asesoris untuk menambah keindahan dan
Guru membiasakan menghadirkan media b. Anak-anak mengamati dan merasakan bahan-bahan keutuhan gagasan.
ajar (magnet untuk membangun rasa
ingin tahu anak). yang tersedia h. Guru memberikan penghargaan pada setiap hasil karya anak dengan
c. Guru menuliskan resep dengan gambar atau kata menekankan pada keindahan dan kerapian kerjanya.
sederhana 7. Menanamkan “SIKAP PERCAYA DIRI”
d. Anak secara bergilir menuangkan bahan sesuai Kegiatan: outbond
dengan resep yang ditulis atau yang dibacakan a. Guru mengenalkan kegiatan yang akan diikuti anak
guru, lalu bersama-sama mengadoni bahan tersebut b. Guru menyampaikan aturan bermain serta alat
sehingga menjadi adonan yang siap dibentuk pengaman yang harus digunakan
e. Anak berdiskusi gagasan tentang bentuk adonan c. Mendiskusikan siapa yang akan memulai
yang akan dibuat oleh anak d. Guru mendukung semua anak berani mencoba
f. Guru menyampaikan aturan bahwa adonan tidak kotor permainan
g. Anak diperkenankan untuk menggunakan bahan
e. Anak mencoba permainan dengan pengawasan Tim Guru memberikan kesempatan anak bermain
lainnya bila diperlukan outbond untuk menanamkan kepercayaaan diri.
Teknis ahli
h. Guru mempertajam gagasan anak dengan bertanya,”
f. Setelah selesai semua, guru mengajak mendiskusikan apa yang dirasakan
mengapa ini.. untuk apa.. apa yang terjadi bila..dst”
anak saat mengikuti permainan
i. Anak menuangkan gagasan menjadi karya kreatif.
g. Guru menghargai setiap usaha yang dilakukan anak sebagai proses
j. Guru membiasakan anak untuk memecahkan
masalahnya sendiri bila dia menemukan kesulitan pembentukan sikap percaya diri
melakukan sesuatu 8. Menanamkan “SIKAP TAAT PADA ATURAN”
k. Guru memberi dukungan seperlunya dengan sedikit Kegiatan : Main peran berkendaraan di jalan raya
Guru memberikan kesempatan anak Sebelum bermain:
bantuan, contoh atau dengan kalimat, misalnya,”
untuk menjelajahi alat bahan main untuk
berkreasi membuat produk makanan. bagaimana kalau begini.. bisa tidak jika ....” a. Mendiskusikan keadaan di jalan raya
l. Guru memberi penghargaan pada keberhasilan yang b. Mendiskusikan aturan di jalan raya
dicapai anak c. Mendiskusikan mengapa harus mengikuti aturan

24 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25


d. Anak menyampaikan contoh perilaku menaati 10. Menanamkan “SIKAP SABAR”
aturan Kegiatan : Membacakan buku ceritera
e. Contoh perilaku yang tidak mengikuti aturan a. Guru membacakan buku yang menceritakan anak
Setelah bermain: sabar
a. Mendiskusikan aturan di satuan PAUD b. Diskusi pemahaman tentang sabar
b. Mendiskusikan contoh perilaku yang taat c. Mendiskusikan mengapa harus bersabar
aturan d. Contoh perilaku yang bersabar
c. Akibat kalau tidak disiplin mengikuti aturan? e. Apa akibat nya kalau tidak bersabar
d. Bagaimana menerapkan aturan? f. Bagaimana kalau ada teman yang tidak bersabar?
e. Bagaimana kalau ada teman tidak disiplin g. Menerapkan sikap sabar saat bermain, menunggu
mengikuti aturan? giliran, menunggu dijemput, dan kegiatan lainnya.
f. Guru menguatkan sikap taat yang ditunjukkan h. Guru menghargai sikap sabar yang ditunjukkan anak
anak dengan kalimat, misalnya ”Anisa dengan cara menguatkan melalui kalimat, misalnya, Guru setiap hari membiasakan
taat pada aturan bermain, karena sudah ”terima kasih kamu sudah sabar menunggu dijemput membacakan buku cerita bersama
anak untuk menanamkan kesabaran
mengembalikan mainan ke tempatnya mama tanpa marah-marah.” mendengarkan dan menyimak cerita.
Guru memberikan kesempatan anak bermain semula.” 11. Menanamkan “SIKAP PEDULI”
peran di jalan raya.
9. Menanamkan “SIKAP MANDIRI” Kegiatan: Makan Bersama
Kegiatan: Membuat patung dari tanah liat a. Guru mempersilakan semua anak duduk di kursi
a. Mendiskusikan bahan main dan kegunaannya sekeliling meja. Kemudian meminta mereka untuk
b. Mendiskusikan gagasan anak membuat memperhatikan siapa temannya yang belum hadir.
sesuatu dengan tanah liat. Setiap anak b. Guru memastikan semua anak yang sudah duduk
dipersilakan membuat sesuai dengan sudah mencuci tangannya dengan bersih.
keinginannya untuk membangun kemandirian c. Guru mengajak semua anak memperhatikan
dalam berpikir temannya apakah ada yang tidak membawa bekal?
c. Guru mengenalkan kata mandiri dalam bekerja d. Guru mengajak anak untuk saling berbagi makanan
d. Mendiskusikan arti mandiri yang dibawanya Guru setiap hari membiasakan anak untuk
makan bersama dalam membangun kepekaan
e. Mendiskusikan contoh perilaku mandiri saat e. Guru mengucapkan terima kasih karena anak-anak dan sikap peduli kepada temannya.
bermain sudah mau berbagi dan peduli dengan teman.
f. Anak membuat karya dengan tanah liat f. Guru menawarkan kepada anak siapa yang
g. Guru memberi penghargaan pada usaha anak akan memimpin doa sebelum makan. Kemudian
untuk bekerja secara mandiri. mempersilakan makan bekal masing-masing.
h. Setelah kegiatan guru melakukan menguatkan g. Setelah makan guru mengajak semua anak untuk
dengan menekankan pada perilaku mandiri membereskan dan membersihkan kembali meja
anak, misalnya, ”semua anak-anak ibu sudah dan ruangan dari sisa-sisa makanan.Setelah semua
Guru memberikan kesempatan anak
bermain membuat patung dari tanah liat mampu mandiri, mengerjakan sendiri tanpa rapi, guru mengajak anak bercerita tentang sikap
untuk melatih kemandirian. minta dibantu orang lain.” ”peduli”.

26 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27


12. Menanamkan “SIKAP TOLERAN” i. Guru memberikan penguatan berupa kata bangga
Kegiatan: bermain tebak-tebakan dalam kelompok kecil karena anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan
a. Guru mengajak anak bermain di halaman. lingkungan dan peraturan berbeda.
Kemudan anak dibagi dalam kelompok kecil. 14. Menanamkan “SIKAP SOPAN”
b. Setiap kelompok membuat harus menebak ciri- Kegiatan : Panggung boneka
ciri yang disampaikan kelompok lain. a. Guru menyiapkan beberapa boneka dan panggung
c. Guru memperhatikan bagaimana anak berbagi boneka.
gagasan dalam kelompok. b. Anak-anak diminta duduk tertib untuk mengikuti
d. Guru memperhatikan cara kelompok Guru memberikan kesempatan anak bermain cerita panggung boneka tentang anak yang sopan.
menentukan dan mengambil kesimpulan tentang tebak-tebakan dalam kelompok kecil. c. Guru memainkan tokoh boneka sebagai anak yang
”benda” yang akan ditebak kelompok lainnya. berperilaku sopan dan boneka yang menjadi tokoh
e. Anak bermain tebak-tebakan. Satu kelompok menyebutkan ciri-ciri, anak tidak sopan.
kelompok lain menebaknya. d. Guru menerapkan kata ”tolong, maaf, terima kasih,
f. Setelah bermain guru menanyakan apa yang dirasakan anak. permisi.” sebagai contoh perilaku sopan dengan
g. Guru menghargai sikap toleran yang dimunculkan anak ketika nada rendah dan riang.
berdiskusi, misalnya. ”tadi ibu melihat saat diskusi kalian saling e. Setelah selesai guru mengajak diskusi tentang
Guru membiasakan anak untuk bermain
menghargai pendapat teman. Itu namanya toleransi.” tokoh mana yang disukai anak, mengapa..? panggung boneka dengan menjelajah sopan
h. Guru menyampaikan kosakata toleran dan meminta anak untuk f. Guru menanyakan pada anak perilaku sopan santun santun tokoh boneka, sebagai penanaman
sikap sopan kepada anak.
memberi contoh sikap toleran. dan apa akibatnya kalau tidak sopan santun
13. Menanamkan “SIKAP MENYESUAIKAN DIRI” g. Bagaimana kalau ada teman yang tidak sopan?
Strategi: berbelanja di pasar modern 15. Menanamkan “ SIKAP TANGGUNG JAWAB”
a. Mendiskusikan tujuan dan kegiatan yang akan Kegiatan : Membereskan kembali mainan
dilakukan di supermarket a. Guru mengajak anak merapikan kembali mainan
b. Mendiskusikan aturan dan perilaku yang yang sudah digunakan sesuai dengan tempat
diharapkan di supermarket semula
c. Mencontohkan bersikap tenang selama di situasi b. Setelah selesai anak diajak duduk untuk mengikuti
dan lingkungan baru recalling
d. Mencontohkan sikap memilah yang harus c. Guru mengucapkan terima kasih karena anak-anak
dilakukan dan tidak boleh dilakukan sudah bertanggung jawab mengembalikan mainan
e. Bersikap sabar dan tenang ketika harus ke tempat semula sehingga ruangan rapi kembali.
mengantri dan menunggu d. Guru mendiskusikan pengertian tanggung jawab
f. Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang menurut pikiran anak
yang belum dikenal e. Anak mendiskusikan contoh perilaku tanggung Guru setiap harinya membiasakan anak
g. Mempersilahkan anak berbelanja sesuai dengan jawab untuk membereskan mainan ke tempat
semula setelah main.
Guru memberikan pengalaman baru berbelanja keperluannya dan uang yang tersedia f. Anak mendiskusikan cara mengajak temannya
di pasar modern, untuk menanamkan sikap
menyesuaikan diri dengan lingkungan. h. Setelah kegiatan guru menanyakan perasaan anak. untuk bertanggung jawab.

28 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 29


g. Apa kerugiannya bila ada anak yang tidak
bertanggung jawab.
h. Guru menegaskan kembali apa yang harus dilakukan
anak setelah bermain, setelah makan, setelah Bagaimana Pembudayaannya?
bangun tidur, dsb.
i. Mengajak anak bernyanyi atau lainnya tentang
tanggung jawab.
1 Menanamkan “SIKAP JUJUR”
16. Penanaman sikap bukan kegiatan yang cukup dilakukan
Kegiatan: Panggung boneka sekali-kali atau hanya dilakukan selintas saja, tetapi haruss
a. Guru memainkan boneka tangan dengan tokoh si dilakukan terus-menerus sehingga menjadi pembiasaan. n.
jujur dan si pembohong. Pembiasaan yang sudah dilakukan anak pun harus teruss
b. Tokoh si jujur mencerminkan perilaku yang dikuatkan hingga menjadi perilaku yang menetap atau u
karakter.Untuk itu perlu langkah serius untuk melakukan n Budaya
tidak berbohong, menghargai miliki teman,
mengembalikan benda yang bukan miliknya, pembudayaan terhadap penanaman sikap pada anak. adalah akal budi.
mengakui kesalahannya, meminta izin bila Pembudayaan berarti tindak lanjut dari 5 langkah yangg
menggunakan benda orang lain. n
diterapkan pada penanaman sikap seperti yang diuraikan
Berbudaya adalah
c. Setelah selesai bersama anak mendiskusikan sebelumnya, yaitu: mempunyai pikiran
o pengertian jujur menurut anak dan akal budi yang
Guru membiasakan anak untuk bermain 1. mengetahui yang baik (knowing the good),
panggung boneka dengan menjelajahi o mengapa harus jujur sudah maju.
kejujuran tokoh boneka. 2. memikirkan yang baik (thinking the good),
o contoh perilaku jujur dan tidak jujur
3. merasakan yang baik (feeling the good), dan Pembudayaan
4. melakukan yang baik (acting the good) adalah proses,
5. membiasakan yang baik (habituating the good). cara, perbuatan
Pembudayaan dilakukan dengan memasukkan prosess membudayakan
penanaman sikap ke dalam kegiatan yang lebih bersifatt (membiasakan
Anak-anak harus didiik tetapi mereka juga harus permanen, yakni dimasukkan ke dalam program harian. n. suatu perbuatan
dibiarkan untuk mendidik diri mereka sendiri”. Guna pelaksanaannya menjadi konsisten, disusun Standarr yang baik sehingga
Operasional Prosedur pelaksanaan kegiatan harian. n. dianggap sebagai
Ernest Dimnet
Standar Operasional Prosedur (SOP) ditujukan untuk para
a berbudaya).
guru, pengelola, dan semua orang yang bekerja dengan n
anak di lembaga PAUD tersebut yang memfasilitasi anak k
belajar dan membangun sikap.

30 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 31


SOP menjadi penting sebab penanaman sikap diberikan melalui Penanaman karakter pada anak harus dimulai dari guru karena anak
keteladanan, pembiasaan, dan pengulangan dalam kehidupan sehari-hari. peniru ulung. Semua yang ditangkap indera anak akan menjadi perilaku
Oleh karena itu, penanaman sikap memerlukan 5 K, yakni: anak jika dilakukan terus-menerus. Guru dan seluruh orang dewasa
yang ada di satuan PAUD harus menyadari bahwa mereka adalah model
bagi pengembangan perilaku anak. Oleh karena itu, patut guru dan
Konsumen
semua orang dewasa di satuan PAUD memiliki kesamaan pikir, kesamaan
perilaku, dan kesamaan tanggung jawab dalam menanamkan perilaku
Komitmen pada anak.Untuk membangun perilaku yang konsisten pada guru dan
orang dewasa lainnya, perlu disusun Standar Operasional Prosedur (SOP)
pada setiap kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari bersama anak.
5K Konsisten
Standar Operasional Prosedur dalam tatanan Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini bukan hanya menjadi lampiran dari KTSP, melainkan
dokumen penting yang memuat prosedur penanaman karakter anak-
Kontiniu
anak usia dini dibentuk. SOP disusun oleh satuan PAUD dengan mengacu
pada visi, misi, dan tujuan satuan. Contoh pembuatan SOP dipaparkan
Konsekuensi
lebih jauh dalam Pedoman Penyusunan SOP.

Sama halnya dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan


1. Konsensus, ada kesepakatan bersama antar guru dan orang tua tentang
anak yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, pengembangan
karakter yang akan dibangun dan cara membangunnya.
sikap pun dilakukan dengan cara yang menyenangkan, jauh dari unsur
2. Komitmen, ada ketaatan dan tanggung jawab bersama oleh guru dan paksaan dan tekanan. Pemaksaan dan ancaman tidak akan mampu
orang tua dalam melaksanakan kesepakatan penerapan karakter pada menumbuhkan kesadaran dan sikap positif anak.
anak.
3. Konsisten, ada keajegan dalam proses penerapan karakter melalui
kegiatan bermain, baik di lembaga PAUD maupun di keluarga.
4. Kontinu, dilakukan secara terus menerus sepanjang hari sepanjang
Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa
tahun hingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan selanjutnya terpatri
Tut wuri handayani.
dalam jiwa dan pikiran anak sehingga membantuk karakter.
Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat
5. Konsekuen, ada konsekuensi yang diterapkan dan harus dipatuhi baik dan di belakang memberikan daya kekuatan.
oleh guru, orang tua, maupun anak bila terjadi pelanggaran terhadap
komitmen pengembangan karakter anak. Konsekuensi yang diterapkan Ki Hajar Dewantara
untuk anak tidak bersifat hukuman fisik. Bentuk dan caranya dapat
disepakati dengan anak, misalnya anak boleh memilih tidak menonton
kartun kesukaannya atau membereskan tempat tidur.

32 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 33


2. Wawancara, yaitu menanyakan kepada anak secara langsung tentang
kegiatan bermain yang dilakukannya. Pendidik atau pengasuh dapat
Bagaimana Penilaian menanyai anak-anak ketika mereka melakukan kegiatan dengan
tujuan untuk mengetahui dan memperkuat gagasan mainnya.
Hasil Penanaman Sikap? Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian menggunakan format capaian hasil perkembangan
seperti yang tercantum dalam Pedoman Penilaian, karena penilaian
perkembangan sikap menjadi satu kesatuan dengan perkembangan lainnya.
Tujuan
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui sejauhmana perubahan sikap Pengembangan Indikator
dan perilaku anak-anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Indikator kemampuan sikap dikembangkan dengan merujuk kepada
cakupan setiap Kompetensi Dasar Sikap dengan dasar teori yang relevan.
Kegiatan penilaian dilakukan oleh pendidik secara berkesinambungan dan
Indikator perkembangan sikap juga menyatu dengan indikator pengetahuan
terus-menerus agar perubahan sikap dan perilaku anak dapat dilihat secara
dan sikap yang sudah dikelompokkan sesuai dengan aspek perkembangan.
utuh.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Format Penilaian Pencapaian
Prinsip Penilaian Perkembangan Anak yang terdapat dalam Pedoman Penilaian.
1. Menyeluruh, artinya penilaian hendaknya mencakup aspek proses
dan hasil penanaman sikap yang secara bertahap, menggambarkan
Pelaporan
Sama halnya dengan penilaian, pelaporan perkembangan sikap juga
perubahan sikap dan perilaku anak.
menyatu dengan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang disajikan
2. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana,
per kelompok aspek perkembangan. Pelaporan disajikan dalam bentuk narasi
bertahap, dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran
yang menerangkan ketercapaian perkembangan dan aspek yang masih harus
menyeluruh terhadap hasil penanaman sikap kebangsaan.
didukung orang tua agar segera mencapai kematangan perkembangan.
3. Objektif, penilaian dilakukan seobjektif mungkin sesuai dengan apa
yang dialami atau terjadi pada diri anak dengan memperhatikan
perbedaan keunikan setiap individu.
4. Mendidik, artinya hasil penilaian digunakan untuk membina dan
mendorong anak-anak dalam meningkatkan kemampuan atau
mengembangkan sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter
kebangsaan.
5. Kebermaknaan, artinya hasil penilaian harus bermakna, baik bagi
pendidik, orang tua, anak didik maupun pihak lain yang memerlukan.
Cara Penilaian
Penilaian penanaman sikap dapat dilakukan melalui kegiatan:
1. Pengamatan, yaitu suatu cara untuk mengetahui perkembangan
atau perubahan sikap dan perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari
dengan cara melihat secara langsung.

34 PEDOMAN
PED
PPE
EDO
ED OM
OMA
MA
M AN PENANAMAN
AN PEENA
EN
NANA
NA
NANNAM
NAAM
MA
AN
N SSIK
SI
SIKAP
IK
IKAAPP PENDIDIKAN
PEEN
PE NDDID
ID
DIKA
IKKKA
AN A
ANAK
NA
NA
NAK
AKKU
US
USIA
SIA
IA D
DIN
DI
DINI
INI
IN 35
5
Penutup Daftar Pustaka

P
edoman ini sesungguhnya mengukuhkan keyakinan kita A, Koesoema, Doni, 2007, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik
semua bahwa menanamkan sikap sejak usia dini seperti Anak di Zaman Global, Grasindo, Jakarta.
mengukir di atas batu, walaupun sulit, hasilnya akan terpatri
Mulyana, Rohmat, 2004, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai,
lama. Oleh karena itu, penanaman sikap menjadi tanggung jawab Alfabeta, Bandung.
bersama, antara orang tua, pendidik, pengasuh, masyarakat, dan
pemerintah. Untuk itu kebersamaan, keselarasan, dan kemitraan Buwono X, Sultan Hamengku, 2007, Merajut Kembali
Keindonesiaan Kita, Gramedia, Jakarta.
harus selalu digalang untuk mencapa hasil yang diharapkan. Melalui
tangan bapak ibu guru, pengelola dan pemerhati PAUD harapan Tilaar, H.A.R., 2007, Mengindonesia Etnisitas & Identitas: Tinjauan
melahirkan anak cerdas diperkokoh dengan sikap tangguh semoga dari Perspektif Ilmu Pendidikan Bangsa Indonesia, PT
segera terwujud.
Pineka Cipta, Jakarta.

Semoga. Terima kasih. Lincoln, Erik & Amalee, Irfan, 2008, 12 Nilai Dasar Perdamaian,
Pelangi Mizan, Bandung.
Salam
Linda & Eyre, Ricard .Teaching Your Children Value, Missouri
Department of Elementary and Secondary Education,
Penyusun Jeferson City.Retrieved 18 March 2010 from www.dese.
state.mo.us.

Sulhan, Najib, 2006, Pembangunan Karakter pada Anak:


Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif,
Surabaya Intelektual Club, Surabaya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991, Kamus Besar


Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

36
36 PEDOMAN PENANAMAN SIKAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 37
Alamat Tim Penulis
Fidesrinur (email: fideza@uai.ac.id)
Dedi W. Mustofa(dewamus@yahoo.com)
Renni Diastuti (email: rennie_dt@yahoo.com)
Sardin Supriyatna (email: sardin@upi.edu)
Gunarti D. Lestari (email: tarie_henry@yahoo.co.id)

38
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN
PENGELOLAAN KELAS
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Diterbitkan oleh: pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

vi+ 26 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
ISBN: yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
978-602-73704-9-4 konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Pengarah: pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Penyunting:
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Enah Suminah, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis: kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Farida Yusuf
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Aries Susanti
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Yohana Rumanda
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Sisilia Maryati
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Desain/Layout: juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Surya Evendi antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Rulnaidi
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Kontributor: guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Ebah Suhaebah rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Dumaria Simanjuntak satuan pendidikannya.
Foto-foto: Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Dokumen Penulis merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Sekretariat: Terima kasih.
Retno Wulandari Jakarta, Oktober 2015
Yuyut Setyowati Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Arika Novrani
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii


Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya.
Mengapa Lingkungan Belajar Penting bagi Anak? ...................................... 1
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Apa Saja Model Pembelajaran yang Dapat Digunakan? ............................. 2
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan Model Sudut .............................................................................................. 2
kajian-kajian yang melandasinya. Model Area ............................................................................................... 7
Model Sentra ............................................................................................. 12
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya Bagaimana Menata Lingkungan Belajar? ..................................................... 16
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan Apa Fungsinya? ......................................................................................... 16
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, Prinsip Apa Saja yang Harus Diperhatikan? ............................................ 16
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan Apa Persyaratannya? ................................................................................ 17
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka Penataan Ruang Belajar di Dalam (indoor) ............................................. 18
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami Bagaimana Memilih Furnitur? ................................................................. 19
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan Apa yang Diperhatikan dalam Menempatkan Toilet? ........................... 20
penyempurnaan. Bagaimana Menata Ruang Luar (outdoor)? ........................................... 20
Apa yang Harus Dipertimbangkan dalam Membentuk Pagar? ............. 21
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi Apa dan Bagaimana Pengorganisasian Belajar bagi Anak? ......................... 22
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Jumlah Anak ............................................................................................. 22
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan Kelompok Usia Anak ................................................................................. 22
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini. Waktu Belajar ............................................................................................ 23
Penutup ............................................................................................................ 24
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 25
Jakarta, Oktober 2015
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v


Mengapa Lingkungan Belajar
Penting bagi Anak?

Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Dari lingkungan, anak belajar tentang
kebersihan, kerapian, disiplin, kemandirian, semangat pantang menyerah, dan
“Dari lingkungan hidupnya, anak belajar” banyak hal lainnya. Oleh karena itu, lingkungan pada Pendidikan Anak Usia Dini
Dorothy Law Nolte harus direncanakan, ditata, dimanfaatkan, dan dirawat secara cermat agar mampu
mendukung pencapaian hasil belajar yang
telah ditetapkan bersama.
Lingkungan belajar, baik di dalam maupun
di luar mempengaruhi apa dan bagaimana
anak belajar. Lingkungan yang mengundang;
mendorong dan membantu anak bereksplorasi,
bereksperimen; memanipulasi benda dan alat
main secara bermakna, menyenangkan, dan
menantang kemampuan berpikir mereka
membuat kegiatan pembelajaran menjadi
semakin menyenangkan.
Penataan alat main di dalam.

Lingkungan belajar tidak selalu


identik dengan banyaknya alat
permainan yang dimiliki, tetapi
terlebih penting adalah bagaimana
agar anak dapat terlibat aktif di
dalam lingkungan belajar tersebut.
Tidak pula menjadi arif bila satuan
PAUD yang terbatas luas halaman
bermainnya diisi dengan alat
Penataan alat main di luar pada sentra bahan alam.
permainan di luar yang penuh sesak.
Anggapan bahwa PAUD yang tidak memiliki alat bermain di luar adalah lembaga
PAUD yang kurang bermutu, sudah harus ditinggalkan.

vi PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1


• Matematika dan bentuk geometris. Anak-anak diajarkan
tentang angka, baik itu dengan menggunakan tangan
Apa Saja Model Pembelajaran maupun dengan alat.

yang Dapat Digunakan? • Budaya. Pendidikan budaya di sini mencakup geografi,


hewan, waktu, sejarah, musik, gerak, sains, dan seni.
Selaras dengan fokus program pembelajaran di atas, ruangan
Penataan lingkungan belajar terkait dengan model pembelajaran yang pembelajaran ditata secara fungsional bagi anak, yang
digunakan. Ada banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan. Semua memungkinkan anak bekerja, bergerak, dan berkembang secara
model memiliki karakteristik yang berbeda. Namun, semuanya memuat prinsip bebas. Kondisi ruangan dan peralatan disesuaikan dengan
pembelajaran PAUD yang sama. Di Indonesia model pembelajaran yang banyak ukuran anak. Bahan dan alat main diatur dalam rak-rak yang
Mengurutkan angka
digunakan di satuan PAUD ada tiga macam, yakni model sudut, area, dan sentra. mudah dijangkau anak. Ruang kelas ditata indah dan menarik
bagi anak karena pada usia awal rasa estetika mulai berkembang. Tersedia buku-
Model Sudut buku yang dapat diambil anak kapan saja. Dalam ruangan
Model pembelajaran sudut memberikan kesempatan ini dibagi menjadi lima sudut sebagai berikut.
kepada anak didik untuk belajar dekat dengan
1. Sudut Latihan Kehidupan Praktis (Practical Life Corner)
kehidupan sehari-hari. Model ini bersumber pada teori
Di sudut ini anak-anak diberi kesempatan untuk meniru
pendidikan dan perkembangan Montessori. Pada model
apa yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitar mereka
ini program pembelajaran difokuskan pada lima hal,
setiap hari. Misalnya, mereka menyapu, mencuci,
yakni:
memindahkan suatu barang dengan berbagai alat yang
• Praktik kehidupan. Anak-anak diajarkan berbagai berbeda (sendok, sumpit dan lain-lain), membersihkan Latihan membuka dan menutp kancing
hal dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan kaca, membuka dan menutup kancing atau resleting,
Mencuci piring sebagai latihan
keterampilan dan kemandirian, seperti mengikat tali praktik kehidupan. membuka dan menutup botol/kotak/kunci, mengelap
sepatu, menyiapkan bekal makan mereka, pergi gelas yang sudah dicuci dan sebagainya. Melalui berbagai
ke toilet tanpa bantuan, dan membersihkan diri aktivitas yang menarik ini, anak-anak belajar untuk
sendiri ketika mereka menumpahkan sesuatu. membantu diri mereka sendiri (self help), berkonsentrasi
• Pendidikan kesadaran sensori. Di sini anak dan mengembangkan kebiasaan bekerja dengan baik.
dilatih untuk peka menggunakan lima indera Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini
yang mereka miliki. dapat berupa:
• kursi • kerang
• kertas • penjepit
• Seni berbahasa. Anak- Menyimpan perlengkapan sekolah ke dalam loker
• kacang-kacangan • biji-bijian
anak didorong untuk mengekspresikan diri
• teko/botol • kancing berbagai warna
mereka secara lisan. Anak-anak juga belajar
• beras dan ukuran
membaca, mengeja, tata bahasa, dan menulis.
• air • berbagai macam bentuk
Membaca huruf bersama-sama
• sendok benda Latihan keterampilan membantu diri sendiri

2 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3


• lem 3. Sudut Matematika (Pre Math and Perception Corner)
• kuas Di sudut ini matematika diperkenalkan kepada
• kertas kertas garis lurus, zigzag, anak-anak melalui konsep-konsep matematika
lengkung, geometris, bentuk yang jelas dan menarik mulai dari
binatang hal yang konkret hingga abstrak.
• bingkai baju, kancing besar, Anak-anak belajar memahami
kancing kecil, prepet, kancing konsep dasar kuantitas/jumlah dan
cetet, tali, kait, risleting, pita,tali hubungannya dengan lambang-
sepatu, peniti, gesper, kancing lambang serta mempelajari angka-
Anak mengelompokkan benda sesuai jumlah.
sepatu Mengenalkan konsep jumlah angka yang lebih besar dan operasi
Penataan alat dan bahan main sudut latihan kehidupan praktis
• sepatu dan alat semir matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian secara
• cotton buds dan tissue • meja alami. Selain itu, di sudut ini anak dapat belajar matematika melalui pengukuran,
• gunting kuku • timbangan dan bahan bahan untuk seperti mengukur jarak, mengukur literan, dan mengukur besar kecil.
• shampoo anak dan sisir ditimbang Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut
• karet rambut, pita • alat ukur ini dapat berupa:
• lap kaca, kayu, perak, kuningan • saringan /ayakan • berbagai jenis botol
2. Sudut Sensorik • berbagai jenis batu
Sudut sensorik mengembangkan sensitivitas penginderaan anak, yakni • berbagai jenis kancing
penglihatan, pendengaran, penghiduan, perabaan, dan pengecapan. Di sudut • kartu bilangan
sensorik kegiatan berfokus pada pengenalan • kotak pernak pernik berwarna
benda seperti berbagai perbedaan warna, • papan geobord
merasakan berat ringan, berbagai bentuk dan • gambar -gambar himpunan bilangan
ukuran, merasakan tekstur halus dan kasar, tinggi- • balok –balok
rendah suara, berbagai bebauan dari berbagai • alat bermain konstruksi
benda, dan mengecap berbagai rasa dari benda • lotto
yang dijumpai sehari-hari. • berbagai macam puzzle
• manik manik Bentuk-bentuk geometri
Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut
• alat untuk meronce
ini dapat berupa:
• tempat telur
• berbagai bumbu dapur di dalam botol untuk
4. Sudut Bahasa (Language and Vocabulary Corner)
dicium
Di sudut ini anak-anak belajar mendengar dan
• berbagai sumber rasa asin, manis, pahit, asam
menggunakan kosakata yang tepat untuk seluruh
• kain dan biji-bijian dengan berbagai tekstur
kegiatan, mempelajari nama-nama susunan,
• menara gelang
bentuk geometris, komposisi, tumbuh-tumbuhan,
• bola palu
dan sebagainya. Selain itu, anak-anak mulai diperkenalkan tentang komposisi/
• lonceng tangan, dll. Bahan dan alat main sudut sensorik susunan kata, kalimat, dan cerita.

4 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5


Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini Sudut-sudut di atas saling berkaitan
dapat berupa: dan dibuka secara bersamaan setiap
• rak barang harinya. Anak-anak dibolehkan
• kartu huruf untuk memilih sudut mana yang
• folder anak paling diminatinya. Mereka dapat
• macam-macam gambar
berpindah ke sudut lainnya dengan
• kartu kata
tidak mewajibkan untuk menguasai
• kertas, alat tulis
• gambar seri sudut sensorik dan kemampuan di
• karpet puzzle huruf sudut sebelumnya. Sudut latihan
• karpet puzzle benda-benda kehidupan praktis merupakan fondasi
yang mendasar bagi sudut yang lain.
5. Sudut Kebudayaan (Culture and Library Corner)
Artinya, anak usia yang lebih muda
Di sudut ini anak-anak diperkenalkan mempelajari
lebih banyak bermain di dua sudut
Geografi, Sejarah, iImu tentang tumbuh-tumbuhan dan
tersebut. Sepanjang hari di sekolah
iImu pengetahuan yang sederhana. Anak-anak belajar
diperkenalkan pula aktivitas-aktivitas
secara individual, kelompok, dan diskusi mengenai
yang memungkinkan anak-anak
dunia sekitar mereka pada saat ini dan masa lalu.
menikmati dan mengembangkan
Pengenalan akan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan
keahlian dan kepekaan sosial
binatang seperti juga pengalaman sederhana untuk
mereka. Di Indonesia ditambahkan
mengetahui lebih jauh tentang ilmu pengetahuan
Mengenal tumbuh-tumbuhan di sekitar. dengan sudut ketuhanan untuk
alam. Selain itu, anak-anak pun diperkenalkan tentang
mengenalkan nilai-nilai dan kegiatan
masakan khas daerah melalui kegiatan memasak.
praktis kegiatan agama.
Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat berupa:
• berbagai macam buku cerita Model Area
• ensiklopedia anak
Model ini dikembangkan oleh Highscope di Amerika Serikat dan dikenalkan di
• meja
Indonesia oleh Children Resources International. Inc. Model area memfasilitasi
• bantal baca
kegiatan anak secara individu dan kelompok untuk pengembangan semua
• alat gambar/lukis/mencap
aspek. Area ditata secara secara menarik.
• alat pertukangan
Setiap area memiliki beberapa kegiatan
• alat elektronik
yang menggunakan alat dan bahan yang
• playdough/plastisin
berbeda. Semua anak dapat memilih
• tanah liat
area mana yang paling sesuai dengan
• alat eksperimen tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, binatang
minatnya. Untuk semua area difasilitasi
• pinset
oleh seorang guru. Guru mengawasi
• berbagai jenis botol/tube
anak-anak yang bermain di semua area
• corong air
yang dibukanya.

6 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7


Area yang biasa dibuka terdiri atas area sebagai Alat dan bahan yang disiapkan di area drama:
berikut. • alat-alat dapur
1. Area Balok • alat- alat rumah tangga
Area balok memfasilitasi anak untuk • baju-baju untuk berbagai profesi
mengembangkan pengetahuan dan • boneka berbagai bentuk
keterampilan berpikir matematika, pola, • dan lainnya yang dapat dijadikan alat main.
bentuk geometris, hubungan satu dengan yang lain, 3. Area Seni
Bermain balok.
penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian Area seni mendukung pengembangan kreativitas dan pengalaman taktil
melalui kegiatan membangun dengan balok. Saat anak anak dalam menggunakan berbagai bahan dan alat. Inti dari kegiatan
menggunakan balok, ia akan merasakan berat-ringan, seni adalah anak-anak mengekspresikan apa yang mereka amati, pikirkan,
panjang-pendek, dengan tanpa dipaksa anak mengenal bayangkan, dan rasakan melalui alat dan bahan yang digunakannya
bentuk dan konsep-konsep lainnya. Alat dan bahan di area seni
Alat yang disediakan di area balok: • kertas dan berbagai ukuran, kuas, serta cat
• balok dengan berbagai air warna-warni
bentuk dan ukuran • krayon, spidol dan alat menggambar
• asesoris balok sebagai lainnya
pelengkap, misalnya • tanah liat
balok berwarna • playdough atau plastisin
• benda asesoris lainnya • Kayu, dedaunan, kain
seperti, mobil-mobilan, binatang, orang, • kaleng
pesawat, atau pohon-pohonan • kertas warna warni
• alat tulis menulis untuk membangun • gunting, lem, dan berbagai pita
keaksaraan anak. • bahan-bahan daur ulang lainnya
2. Area Drama 4. Area Keaksaraan

Victoria Brown dan Sara Pleydell menyatakan Area membaca bukan berarti
bahwa bermain drama penting untuk anak mengajarkan anak untuk membaca
usia dini sebagai proses melatih fungsi kognitif dan menulis seperti layaknya
seperti; mengingat, mengatur diri sendiri, kegiatan membaca dan menulis di
mengembangkan kemampuan berbahasa, sekolah dasar. Area membaca dan
meningkatkan kemampuan fokus atau menulis dimulai dengan mengenal
konsentrasi, merencanakan, menentukan simbol-simbol sederhana dari
strategi, menentukan prioritas, mengembangkan benda yang ada di sekelilingnya,
gagasan, dan keterampilan-keterampilan lain membuat coretan di atas kertas.
yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan Kegiatan melihat-lihat buku atau
di sekolah nanti. membacakan cerita adalah kegiatan
yang dilakukan di area ini.

8 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9


Alat dan bahan di area membaca: 6. Area Gerak dan Musik
• berbagai kartu gambar Gerak dan musik untuk anak usia dini sangat penting untuk membangun
• berbagai kartu kata kesadaran akan gerakan diri sendiri, melatih kelenturan, mengikuti irama
• berbagai kartu huruf musik, mengenal bunyi alat musik, mengeksplorasi alat-alat sederhana menjadi
• berbagai alat tulis dan kertas alat musik bebas. Kegiatan gerak dan lagu merupakan kebutuhan sehari-
• berbagai buku bergambar hari untuk anak usia dini. Dengan berkegiatan yang menyenangkan di area
• dll. gerak dan lagu, akan berpengaruh pada: kemampuan berpikir dan berbahasa,
kemampuan memecahkan masalah, kemampuan fokus, membangun kesadaran
5. Area Pasir dan Air
spasial, mengembangkan rasa percaya diri, melatih kekuatan, kelenturan, dan
Area pasir dan air lebih kepada pengembangan
koordinasi fisik, serta membangun keterampilan sosial.
sensori-motorik. Namun, area ini sangat kaya
dengan konsep-konsep matematika dan sains. Alat dan bahan di area gerak dan lagu:
Anak belajar penuh-kosong, berat-ringan, • Tape recorder dan kaset instrumen atau
volume, dan sebagainya. Anak juga dapat lagu-lagu
belajar tentang perubahan bentuk, perubahan • Alat musik tradisional
warna, dan sebagainya. • Alat musik modern (organ, gitar, dll. untuk
Area pasir dan air sangat diminati anak. Untuk ukuran mini)
kelompok anak yang lebih kecil biasanya belum • Alat musik dari bahan daur ulang dari
dapat mengendalikan diri sehingga perlu botol plastik atau bahan lainnya. Mengikuti irama musik di area musik.

membawa baju ganti untuk digunakan setelah 7. Area Sains


selesai bermain. Area Sains menyediakan
Kegiatan main di area pasir dan air. banyak kesempatan bagi anak-
Alat dan bahan yang disediakan di area pasir
dan air, di antaranya: anak untuk menggunakan
panca indera dan menyalurkan
• botol-botol dengan gelas-gelas plastik dan
langsung minat mereka
corong
terhadap kejadian-kejadian
• baskom dengan alat kocokan
alamiah dan kegiatan-
• alat pemompa air
kegiatan manipulatif.
• berbagai alat dapur mainan untuk belajar
mencuci Area Sains juga dapat
• baju-baju atau kain kecil dengan penggilas dilakukan di luar ruangan
untuk mencuci dengan tanaman, binatang,
• berbagai bentuk cetakan kue untuk main dan benda-benda di sekitar.
pasir
• asesoris lainnya.

Memberi kesempatan anak bermain di area sains

10 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11


8. Area Matematika bermain dari satu sentra ke sentra lainnya setiap
Area matematika sangat kental dengan kegiatan hari. Tiap sentra dikekola oleh seorang guru. Proses
manipulatif. Di area ini anak dapat belajar tentang pembelajarannya dengan menggunakan 4 pijakan,
bentuk, hitungan, angka, jumlah, pengelompokkan, yaitu pijakan penataan alat (pijakan lingkungan),
ukuran, pola, memasangkan. Di area ini juga anak pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan
belajar pengembangan bahasa, sosial, emosional, dan pijakan setelah bermain. Sentra yang dibuka di
aspek perkembangan lainnya. antaranya adalah sebagai berikut.
Mengelompokkan berdasarkan simbol angka. Memberaskan alat bermain balok.
9. Area Imtaq 1. Sentra Balok
Di Indonesia ditambah dengan area imtaq. Area imtaq Sentra balok memfasilitasi anak bermain tentang konsep bentuk, ukuran,
memfasilitasi anak belajar tentang kegiatan ibadah keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian, bahasa, dan kreativitas. Bermain
sesuai dengan agama yang dianut anak. balok selalu dikaitkan dengan main peran mikro, dan bangunan yang dibangun
Alat dan bahan: anak digunakan untuk bermain peran.
• miniatur rumah ibadah, Alat dan bahan main:
• perlengkapan ibadah, • balok-balok dengan berbagai bentuk dan
• buku-buku bacaan, ukuran
• kertas gambar dan alat-alat gambar • balok asesoris untuk main peran
• dll. Melakukan kegiatan shalat berjamaah. • lego berbagai bentuk
Model Sentra • kertas dan alat tulis
Model yang dikembangkan Creative Curiculum 2. Sentra Main Peran Kecil (mikro)
mengelola kegiatan pembelajaran yang seimbang Main peran kecil mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, kemampuan
antara bimbingan guru dengan inisiatif anak. Model berbahasa, sosial-emosional, menyambungkan pengetahuan yang sudah dimiliki
ini dikenalkan di Indonesia oleh Dr. Pamela Phelp dari dengan pengetahuan baru dengan menggunakan alat main peran berukuran kecil.
CCCRT Florida. Bermain dipandang sebagai kerja otak
Alat dan Bahan:
sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari
Penataan balok di sentra balok. mengembangkan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil • berbagai miniatur mainan
karyanya “start and finish”. Dukungan guru memfasilitasi anak mengembangkan • berbagai mainan alat rumah tangga
kecakapan berpikir aktif dan anak diberi keleluasaan untuk melakukan berbagai • berbagai mainan mini alat kedokteran
kegiatan untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia sekelilingnya. Sentra • berbagai mainan mini alat transportasi
yang dikembangkannya tidak berbeda dengan sistem area. Perbedaan tampak • berbagai mainan mini alat tukang
dalam pengelolaan kelas. Dalam model area semua anak bebas bergerak di semua 3. Sentra Main Peran Besar Penataan main di sentra main peran kecil.
area yang dikelola oleh seorang guru. Dalam model sentra anak bebas memilih
Sentra main peran mengembangkan kemampuan mengenal
bermain yang disiapkan dalam satu sentra. Di dalam sentra dilengkapi dengan
lingkungan sosial, mengembangkan kemampuan bahasa,
3 jenis kegiatan bermain, yaitu bermain sensorimotorik, main peran, dan main
kematangan emosi dengan menggunakan alat main yang
pembangunan. Keragaman main atau disebut juga densitas main memfasilitasi
berukuran besar sesuai dengan ukuran sebenarnya.
untuk dapat memilih mainan sesuai dengan minatnya. Kelompok anak berpindah

12 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13


Alat dan bahan: 7. Sentra Bahan Alam
• mainan untuk pasar-pasaran Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan
• mainan untuk rumah-rumahan sains, matematika, dan seni. Sentra bahan alam
• mainan untuk dokter-dokteran diisi dengan berbagai bahan main yang berasal
• mainan untuk kegiatan pantai dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Di
• mainan untuk tukang-tukangan sentra bahan alam anak memiliki kesempatan
Penataan main di sentra bahan alam.
• mainan untuk kegiatan nelayan menggunakan bahan main dengan berbagai cara
Penataan main di sentra main peran besar. • mainan salon-salonan sesuai pikiran dan gagasan masing-masing dengan
• dll. hasil yang berbeda. Gunakan bahan dan alat yang
ada disekitar. Perhatikan keamanannya. Bahan
4. Sentra Imtaq
dan alat yang digunakan harus bebas dari bahan
Sentra Imtaq mengenalkan kehidupan beragama
beracun atau binatang kecil yang membahayakan.
dengan keterampilan yang terkait dengan agama
yang dianut anak. sentra Imtaq untuk satuan PAUD 8. Sentra Memasak
umum mengenalkan atribut berbagai agama, sikap Sentra memasak kaya dengan pengalaman unik
menghormati agama. bagi anak mengenal berbagai bahan makanan dan
proses sain yang menyenangkan. Di sentra memasak
5. Sentra Seni
anak belajar konsep matematika, sains, alam,
Sentra seni dapat dibagi dalam seni musik,
dan sosial sehingga menunjang perkembangan
seni tari, seni kriya, atau seni pahat. Penentuan
kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik, dan
sentra seni yang dikembangkan tergantung pada
juga seni, serta nilai agama.
kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal
ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra Model-model tersebut di atas merupakan hasil
seni yakni seni musik dan seni kriya. Sentra seni penelitian dan penerapan para pakar pendidikan anak
mengembangkan kemampuan motorik halus, usia dini yang berlangsung bertahun-tahun sebelum
keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional disosialisasikan lebih luas. Pengkajian oleh para ahli
dan lainnya. dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas
6. Sentra Persiapan model-model tersebut
mampu membantu anak
Sentra persiapan lebih menekankan pengenalan
dalam belajar. Setiap
keaksaraan awal pada anak. penggunaan buku,
model model memiliki
alat tulis dapat dilakukan di semua sentra, tetapi
kekuatan dan keunggulan masing-masing.
di sentra persiapan lebih diperkaya jenis kegiatan
Oleh karena itu, apa pun model yang
bermainnya. Pada kelompok anak paling besar
digunakan, anak bisa bermain nyaman,
yang segera masuk sekolah dasar, frekuensi main di
aman, dan berkembang kemampuan
sentra persiapan lebih banyak. Kegiatan persiapan
berpikir kritis, kreatif, dan perilaku baiknya.
dapat juga diperkuat dalam jurnal siang.

14 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15


anak, membuat anak dapat secara mandiri mengambil dan menyimpan
Bagaimana Menata Lingkungan Belajar? kembali, tanpa harus minta tolong pendidik. Apabila di satuan PAUD menerima
anak berkebutuhan khusus dengan kursi roda, ramp harus tersedia agar anak
bisa mengakses lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
Penataan lingkungan belajar merupakan penataan
lingkungan fisik, baik di dalam maupun di luar ruangan. 9. Mengembangkan kepercayaan diri anak.
Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang Lingkungan yang ditata sesuai dengan kondisi anak
digunakan , baik di dalam maupun di luar ruangan, seperti: dapat membangun kepercayaan diri anak, bahwa
bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan lantai, mereka mampu melakukannya. Lingkungan yang penuh
warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair, tantangan, tetapi aman dilakukan anak, mendorong
bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat anak untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi
main yang digunakan sesuai dengan perencanaan. Penataan lingkungan bermain di luar. setiap tantangan yang ada. Hal ini menumbuhkan
kreativitas dan sikap pantang menyerah. Melatih kekuatan dan keseimbangan saat
Apa Fungsinya? bermain di outdoor.
10.Mengembangkan keterampilan motorik halus.
1. Mempersiapkan lingkungan fisik yang aman, nyaman,
Koordinasi tangan-mata, keterampilan sosial,
menarik, dan didesain sesuai dengan perencanaan
keaksaraan awal, sains dan teknologi, kemampuan
sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan
matematika, serta kemampuan berkomunikasi.
perkembangannya.
Lingkungan yang memfasi-litasi dengan berbagai
2. Mendukung anak untuk mandiri, bersosialisasi dan
kegiatan langsung, tidak semata-mata terfokus pada
menyelesaikan masalah
kegiatan akademik, akan mendorong anak senang
Prinsip Apa Saja yang Harus Diperhatikan? terlibat dalam kegiatan tersebut. Mengembangkan kerjasama dan motorik kasar
1. Membuat anak merasa aman dengan bermain jungkitan.

2. Membuat anak merasa nyaman


Apa Persyaratannya?
1. Ruang/tempat yang digunakan untuk pembelajaran
3. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
harus bisa menarik dan mengundang minat anak
4. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan
untuk bermain di situ.
lingkungannya
5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak 2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung
6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, unsur pendidikan. Dari warna, cahaya, tanaman, kamar
latar belakang keluarga, lingkungan bermain, dan mandi, dapur, pintu gerbang, dan penataan bahan-
budaya setempat. bahan main ditata dengan nilai-nilai keindahan.
7. Lingkungan main yang ditata dapat membantu 3. Aman, nyaman, sehat. bebas dari benda-benda yang
anak memperkirakan berbagai kegiatan yang akan dapat melukai anak serta binatang-binatang kecil
dilakukan, baik pelaksanaannya (kelompok atau yang berbisa.
individu) maupun tempat alat main yang dibutuhkan. 4. Menekankan pada berbagai macam media termasuk
8. Mengembangkan kemandirian. bahan-bahan alam, bahan daur ulang, dll. Bahan-bahan main disimpan di
Lingkungan main yang mendukung Lingkungan yang ditata dengan rapi, semua mainan yang dalam tempat yang mudah digunakan dan disimpan kembali oleh anak.
anak berekplorasi.
boleh digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau

16 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17


Penataan Ruang Belajar di Dalam (indoor) 19.Dinding sebaiknya tidak
Penataan ruangan memperhatikan kebebasan anak bergerak, dengan memperhatikan: dilukis permanen. Warna
1. Kelompok usia anak (bayi, batita, atau prasekolah) perabot dan dinding
2. Jumlah anak yang akan dilayani , kebutuhan gerak setiap menggunakan warna natural
anak 3 m2 di luar yang terpakai loker, dan perabotan lainnya 20.Bebas dari asap rokok, bahan
3. Lamanya anak dilayani di lembaga PAUD pestisida, dan toxin.
4. Dapat digunakan oleh berbagai kegiatan 21.Bebas dari bahan yang
Sentra musik dan gerak untuk tempat
5. Antarruang kegiatan dibatasi oleh loker setinggi anak saat mudah terbakar atau rapuh. berkumpul.
berdiri agar dapat diobservasi oleh guru secara menyeluruh Bagaimana Memilih Furnitur?
6. Penataan ruangan memfasilitasi anak bermain sendiri, 1. Meja dan kursi untuk anak
kelompok kecil, dan kelompok besar disesuaikan dengan ukuran
7. Aman, bersih, nyaman, dan mudah anak, baik berat maupun
diakses oleh anak yang berkebutuhan ukurannya. Penyesuaian
khusus ukuran dengan kemampuan
8. Mudah untuk dikontrol (dapat anak dimaksudkan agar anak
dipantau secara keseluruhan) nyaman menggunakannya,
9. Sentra balok dan sentra main peran menghindari kecelakaan
saling berdekatan karena kesulitan anak
10.Sentra seni dengan sentra main bahan menggunakannya. Di samping
alam berdekatan itu, anak dapat dilibatkan
Ujung meja dan kursi anak berbentuk tumpul.
untuk turut membereskan
11.Buku ditempatkan di setiap sentra atau di tempat tertentu
meja – kursi apabila ruangan akan digunakan kegiatan lain yang tidak
yang mudah dijangkau semua anak.
membutuhkan pemakaian meja dan kursi.
12.Sentra musik dan gerak lagu di tempat pijakan sebelum
2. Ujung meja dan kursi anak berbentuk tumpul (tidak runcing).
main tempat semua anak berkumpul.
3. Loker tempat menyimpan alat main anak dan buku-buku bacaan
13.Sentra disusun lebih fleksibel agar dapat diubah sesuai
anak setinggi jangkauan anak digunakan sebagai pemisah sentra
dengan kebutuhan
Penempatan buku di rak yang mudah bermain.
14.Cahaya, sirkulasi udara, sanitari, lantai/karpet bebas
dijangkau anak. 4. Bila kursi plastik yang dipilih, pastikan cukup kokoh dan tidak licin
dari kutu, jamur, dan debu.
bila ditempatkan di atas lantai.
15.Penggunaan cat tembok dan kayu tidak mudah luntur
5. Bila alat furnitur yang dipilih berbahan kayu, pastikan cat yang
saat dipegang anak.
digunakan aman bagi anak, tidak berbau, tidak mengandung toxin
16.Lantai tidak berbahan licin dan harusnya mudah
atau racun.
dibersihkan.
6. Perhatikan permukaan furnitur kayu. Permukaan kayu yang kasar
17.Stop kontak tidak mudah dijangkau anak.
dapat melukai anak.
18.Pegangan pintu setinggi jangkauan anak, kecuali
Penataan di ruang bermain yang
memperhatikan cahaya dan sirkulasi udara. pintu pagar setinggi jangkauan orang dewasa

18 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19


Apa yang Diperhatikan dalam Menempatkan Toilet? Mainan di ruang luar:
Toilet termasuk prasarana vital yang harus dimiliki satuan PAUD. 1. Bebas dari bahan yang berbahaya.
Tempat ini harus dirancang dan dirawat dengan baik, karena 2. Penataan sarana cukup luas bagi anak bergerak
selain untuk pembelajaran anak, tempat ini memudahkan bebas, tidak perlu berdesakan.
penyebaran virus atau bakteri. Oleh karena itu, untuk toilet
Toilet yang dirancang dan dipelihara 3. Ketinggian mainan sebaiknya tidak lebih dari 1.5
Bak pasir dipastikan dalam kondisi
yang bersih harusnya memenuhi unsur berikut: dengan baik. aman dan bersih.
meter dan tingkat kemiringannya sekitar 400.
1. Toilet anak terpisah dengan toilet dewasa. Untuk toilet 4. Dasar seluncuran cukup lembut.
anak tidak memerlukan slot kunci. Pintu toilet anak cukup setengah badan. 5. Dipastikan tidak mudah patah atau putus.
2. Ruangan toilet dekat dengan kegiatan anak agar mudah terawasi oleh guru.
6. Dikontrol dan diperbaiki secara reguler.
3. Tersedia air bersih yang bisa diakses anak secara mandiri.
Sebaiknya tidak terkena langsung terik
4. Tersedia sarana pembersih (sabun cair) dan pengering tangan (tissue) untuk
matahari.
pembiasaan pola hidup bersih dan sehat.
7. Seluncuran, ayunan, jungkitan, dan sarana
5. Tersedia tempat pembuangan benda kotor.
bermain outdoor dalam kondisi baik dan
6. Lantai diusahakan selalu kering agar tidak licin dan bebas dari bau.
catnya tidak mengandung toxin.
7. Ukuran alat fasilitas kebersihan (sanitary) sesuai dengan ukuran anak agar anak
dapat menggunakan dengan mudah dan 8. Jika bahan menggunakan kayu, dipastikan
mampu membersihkannya sendiri dengan permukaan kayu licin untuk mencegah
mudah pula. anak tertusuk serpihannya.
8. Pencahayaan ruang toilet cukup baik dengan Apa yang Harus Dipertimbangkan
sirkulasi udara yang baik pula agar tidak dalam Membuat Pagar?
mudah tumbuh jamur dan bau. 1. Pagar pembatas area outdoor dengan
9. Semua alat dan sanitary di ruang mandi selalu tempat umum di luar lembaga diperlukan
terjaga kebersihannya. untuk memastikan bahwa anak-anak tidak
Bagaimana Menata Ruang Luar (outdoor)? Rumah toilet dengan alat fasilitas kebersihan. bisa terdorong ke dalam
Ruang luar merupakan lingkungan belajar yang sangat menyenangkan bagi anak. situasi berbahaya.
Di ruang luar anak lebih bebas bergerak karena seharusnya ruang luar memfasilitasi 2. Desain dan ketinggian pagar
perkembangan motorik kasar anak. harus sedemikian rupa untuk
mencegah anak dapat keluar
Hal yang harus diperhatikan dengan ruang luar:
dengan cara merangkak di
1. Luas area bermain sebagaimana standar internasional menetapkan 7 m2 per bawah
anak
3. Mekanisme penguncian
2. Ruang bermain outdoor dipastikan tidak terdapat binatang yang menyengat
harus disediakan untuk
3. Bak pasir harus ditutup bila tidak digunakan dan dipastikan dalam kondisi
mengatasi potensi berbahaya
kering agar tidak menjadi tempat berkembang biak binatang kecil. Pagar pembatas area outdoor.
ketika gerbang tidak ditutup.
4. Area basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air, lantai yang tidak
4. Pagar dapat menjadi sentra berkebun anak.
licin, sanitasi terjaga baik agar air tidak menggenang.

20 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21


1. Kelompok usia 0 – 1 tahun, 1 guru maksimal
Apa dan Bagaimana menangani 3 anak
Pengorganisasian Belajar bagi Anak? 2. Kelompok usia 1 – 2 tahun, 1 guru maksimal
menangani 4 anak
Pengorganisasian belajar dapat diartikan pengaturan ruang belajar yang 3. Kelompok usia 2 – 4 tahun, 1 guru maksimal
disesuaikan dengan bentuk layanan, jumlah anak, dan kelompok usia anak yang menangani 8 anak
dilayani. Pengorganisasian ruang belajar memperhatikan 4. Kelompok usia 4 – 6 tahun, 1 guru maksimal Rasio guru dan anak semakin besar pada usia
hal sebagai berikut. menangani 15 anak 4–6 tahun.

Jumlah Anak Waktu Belajar


Idealnya setiap anak membutuhkan ruang bergerak di Selain penggunaan ruangan dan kebutuhan
dalam ruangan 3 m2. Namun, ruang belajar dalam bukan pendidik, waktu belajar pun berbeda antara
satu-satunya tempat belajar anak. Jika satuan PAUD kelompok usia anak didik. Kebutuhan tersebut
memiliki ruang belajar luar yang cukup luas, satuan PAUD tergantung pada kematangan perkembangan
dapat menambah jumlah anak yang dapat dilayani di anak. Semakin muda anak didik yang dilayani,
satuan PAUD tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya ruang semakin sedikit frekuensi jumlah waktu
Makin besar usia anak makin lama
belajar tidak disekat permanen dan setiap ruangan hanya layanan, kecuali bila layanannya berbentuk waktu belajar mereka.
dipergunakan oleh satu kelompok anak. Ruang belajar Taman Penitipan Anak.
yang bersifat bergerak (moving class) menjadi solusi 1. Kelompok usia 0 – 2 tahun minimal layanan 2 jam per minggu.
Idealnya setiap anak membutuhkan ruang bagi jumlah ruangan terbatas dengan jumlah anak didik 2. Kelompok usia 2 – 4 tahun minimal layanan 6 jam per minggu.
yang luas untuk bergerak, baik di dalam banyak. Jangan sekali-kali memaksakan semua anak
maupun di luar.
3. Kelompok usia 4 – 6 tahun minimal layanan 15 jam per minggu.
masuk ke dalam ruangan yang terbatas.
Layanan PAUD untuk kelompok 4-6 tahun yang diselenggarakan oleh
Kelompok Usia Anak
Taman Kanak-Kanak alternatif, seperti TK Kecil,TK guru kunjung, yang
Kelompok usia anak mempengaruhi penataan ruangan dan jumlah anak yang
layanannya tidak mungkin dilakukan setiap hari (900 menit/minggu),
dapat diterima di satuan PAUD. Semakin muda anak yang dilayani, semakin
kekurangan jam tatap muka digantikan dengan program belajar di
luas keperluannya untuk bergerak. Di samping itu semakin muda usia anak
rumah dengan bimbingan orang tua.
maka rombongan belajarnya semakin kecil. Dalam Standar PAUD ditetapkan:
Contohnya:
1. Rombongan belajar untuk kelompok usia
0 – 2 tahun adalah 4 anak/kelompok TK Kunjung Anyelir memberi layanan untuk anak usia 4-6 tahun sebanyak 3 kali dari
2. Rombongan belajar untuk kelompok usia pukul 08.00 – 11.00. Seharusnya layanan untuk anak usia 4-6 tahun selama 900 menit/
2 – 4 tahun adalah 8 anak/kelompok minggu. Berarti TK Kunjung Anyelir kekurangan 560 menit pelajaran. Kekurangan
3. Rombongan belajar untuk kelompok usia tersebut dilengkapi dengan program pengasuhan yang disusun oleh Guru TK Kunjung
4 – 6 tahun adalah 15 anak/kelompok Anyelir untuk orang tua peserta didik agar melanjutkan kegiatan pembelajaran di
rumah melalui proses pengasuhan.
Kebutuhan jumlah pendidik pun berbeda.
Semakin muda kelompok usia anak, rasio
guru dan anak semakin kecil.

22 PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23


Penutup Daftar Pustaka

Puji syukur kami panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah membantu dan meridhoi terselesaikannya pedoman ini. Pedoman
Practice. In Early Childhood Programs Serving Children From Birth Through Age 8. 3rd ed. NAEYC
Perencanaan Pengelolaan Kelas merupakan bagian dari pedoman Books: Washington
implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak usia Dini. Pedoman yang Brierley.J.,(1994). Give Me A Child Until He Is Seven. Brain Studies And Early Childhood Education.
The Fallmer Press: Washinton DC
memberi garis besar lingkungan pendukung pembelajaran yang nyaman
Dale, Edgar.(1969). Audio-Visual Methods in Teaching, 3rd ed., Holt, Rinehart & Winston, New York,
dan aman bagi anak disusun berdasarkan kajian teori dan penerapan p.
di lapangan. Sungguhpun demikian kemungkinan bahwa pedoman ini Developing Child at Harvard University (2011).Building the Brain’s “Air Traffic Control” System: How
Early Experiences Shape the Development of Executive Function: Working Paper No.11.
belum mewakili keseluruhan model penataan ruangan PAUD yang ada
Dyer, J.H et al. (2009): ”The Innovator’s DNA”, ” in “Harvard Business Review”, December , pp. 2-8.
di Indonesia sangat terbuka, dan bukan berarti yang belum terwakili
Goldberg, E. (2009). The New Executive Brain: Frontal Lobes in a Complex World. New York: Oxford
menjadi kurang baik. Letak kualitas penataan lingkungan belajar adalah University Press.
sejauhmana lingkungan tersebut menarik anak untuk terlibat bereksplorasi Grantham-McGregor. S., Cheung. Y.B., Cueto. S., Glewwe. P., Richter. L., Strupp. B, & the International
Child Development Steering Group. (2007). Developmental potential in the first 5 years for
dengan fokus, nyaman, dan aman. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa children in developing countries. Lancet; 369: 60–70
model tertentu lebih baik daripada model lainnya, atau model tertentu Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem
hanya cocok untuk layanan PAUD tertentu. Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Tentunya tiada gading yang tak retak. Banyak kekurangan dalam Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
penulisan ini dengan senang hati kami menunggu saran dan perbaikan.
Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Terima kasih. Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 dan perubahan yang kedua dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015
Salam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 60 Tentang
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137
Penyusun Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160
Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 pasal 7.
Mc Lachlan. C., Fleer .M., & Erwards. S (2010). Early Childhood Curriculum. Planning. Assesment &
Implementation. Cambridge University Press.

“Dalam lingkungan yang menyenangkan, anak


24 akan banyak belajar dan senang belajar” PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25
Alamat Tim Penulis
Farida Yusuf (email: faridayusuf50@gmail.com)
Aries Susanti (email: aries.susanti@yahoo.co.id)
Yohana Rumanda (email: dewamus@yahoo.com)
Sisilia Maryati (email: siesielampung@yahoo.com)

26
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN PENGEMBANGAN
TEMA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Diterbitkan oleh: pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

vi+ 22 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
ISBN: yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
978-602-73704-4-9 konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Pengarah: pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Penyunting:
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Enah Suminah, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis: kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Dedi Mustofa
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Rahmitha P. Soendjodjo
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Aries Susanti
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Nurmiati
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Irma Yuliantina
juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Desain/Layout: antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Surya Evendi
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Samsudin
guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Kontributor: rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Ebah Suhaebah satuan pendidikannya.
Dumaria Simanjuntak
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Foto-foto: merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Dokumen Penulis Terima kasih.
Sekretariat: Jakarta, Oktober 2015
Retno Wulandari Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Arika Novrani
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii


Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya.

Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat Mengapa Harus Menggunakan Tema dalam Pembelajaran PAUD? .................. 1
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Mengapa memakai tema? ................................................................. 1
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan Apa Pengertian tema? ........................................................................ 2
kajian-kajian yang melandasinya. Apa manfaat tema? ............................................................................ 2
Program Pengembangan apa yang dibangun melalui tema? ......... 2
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
Apa prinsip-prinsip dalam memilih tema? ........................................ 3
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, Teknik Pengembangan Tema ............................................................................... 6
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan Bagaimana merumuskan tema? ........................................................ 6
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka Objek apa saja yang dapat dijadikan tema? ..................................... 9
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami Seberapa luas tema dapat dikembangkan? ...................................... 11
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan Berapa lama waktu yang dibutuhkan? ............................................. 13
penyempurnaan. Bagaimana merumuskan kompetensi dasar dan materi pembelajaran
dikaitkan dengan tema? .................................................................... 13
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi Apakah puncak tema itu? .................................................................. 17
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Bagaimana mengembangkan kegiatan dalam transisi antartema? 18
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini. Penutup ............................................................................................................. 19

Jakarta, Oktober 2015 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 20


Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v


Anak akan belajar dengan optimal jika mereka
Mengapa Harus
tertarik dengan apa yang dipelajari. Pembelajaran Menggunakan Tema dalam
tematik merupakan wahana bagi anak untuk
belajar dengan menyenangkan, bermakna dan
Pembelajaran PAUD?
sesuai dengan perkembangan
Mengapa memakai tema?
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik dipandang sesuai dengan pola kerja otak karena membahas
satu tema dari berbagai konsep dan aspek perkembangan. Penentuan tema sangat
terbuka. Artinya, satuan PAUD dapat menentukan tema yang akan digunakan
dalam pembelajaran sesuai dengan minat anak, situasi dan kondisi lingkungan,
serta kesiapan guru mengelola kegiatan.
Penentuan tema tidak sekadar mudah
diterapkan, tetapi perlu memperhatikan beberapa Pembelajaran
prinsip agar pembelajaran yang dilaksanakan
lebih menarik dan mendalam. Keluasan tema tematik sesuai
bergantung pada kemampuan guru dalam
dengan pola kerja
menguasai tema tersebut.
Hal penting yang harus diperhatikan otak, karena dapat
guru dalam mengembangkan tema adalah
kebermaknaan tema dalam membangun mengembangkan
pengalaman belajar yang bermutu bagi anak usia
berbagai aspek
dini. Oleh karena itu dalam menentukan tema
menjadi penting bila diawali dengan identifikasi perkembangan.
tema dan sekaligus ketertarikan anak terhadap
topik tertentu. Untuk memberikan wawasan
kepada para guru PAUD dalam mengembangkan tema pembelajaran, maka disusun
“Pedoman Pengembangan Tema dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”. Pedoman
ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan tema di
lembaga PAUD masing-masing.

vi PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1


Apa Pengertian Tema? Apa Prinsip-Prinsip dalam Memilih Tema?
Tema adalah topik yang menjadi payung untuk 1. Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat
mengintegrasikan seluruh konsep dan muatan dengan kehidupan anak. Dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dan juga
pembelajaran melalui kegiatan main dalam mencapai
Tema dekat secara emosi atau minat anak.
kompetensi dan tingkat perkembangan yang diharapkan.
membingkai Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa Kesederhanaan Kemenarikan
konsep dan muatan pembelajaran dalam mencapai kompetensi
dasar (KD) dan tingkat perkembangan yang diharapkan.
muatan
Pelaksanaan tema dan subtema dapat dilakukan Kedekatan Keinsidentalan
pembelajaran dalam kegiatan pengembangan melalui bermain dan
pembiasaan.
TEMA
melalui kegiatan Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran
melainkan sarana untuk mengintegrasikan keseluruhan
bermain.
sikap dalam pengetahuan dan keterampilan yang ingin Tema yang terdekat secara fisik dengan anak, misalnya diri sendiri, keluarga,
dibangun. lingkungan rumah, lingkungan sekolah, binatang,
tanaman, dan lingkungan alam. Setiap lembaga tentu
Apa Manfaat Tema? memiliki kondisi yang berbeda-beda, misalnya bagi Carilah
lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan
1. Menyatukan semua program pengembangan yang meliputi nilai moral agama,
pantai, maka tema lingkunganku dengan subtema sumber belajar di
sosial emosional, kognitif, bahasa, seni.
“pantaiku yang indah” dapat menjadi pilihan tema
2. Menghubungkan pengetahuan sebelumnya yang sudah dimiliki dengan lingkungan sekitar
sesuai dengan prinsip kedekatan. Bagi lembaga PAUD
pengetahuan yang baru.
yang lingkungannya dekat dengan perkebunan, misal: sawah, kolam
3. Memudahkan guru PAUD dalam pengembangan kegiatan belajar sesuai dengan tema lingkunganku dengan subtema “Kebun” dengan
konsep dan sarana yang dimiliki lingkungan. topik bahasan “kebun mangga”, “kebun kelapa” atau ikan, kebun sayur, dan
Program Pengembangan Apa yang Dibangun Melalui Tema? lainnya. “Kebun” dapat menjadi pilihan tema sesuai
lain-lain.
Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun dengan prinsip kedekatan.
program pengembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
Sementara itu hal-hal yang dekat secara
sosio-emosional dan seni. Berbagai program pengembangan dicapai melalui
emosional dengan anak di antaranya hobi, hal-hal
berbagai stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan menggunakan tema-
yang disukai anak, film, dan lainnya. Dalam memilih
tema yang sesuai dengan kondisi lembaga PAUD/ satuan pendidikan dan anak.
tema yang dekat secara emosional dengan anak,
Pada pelaksanaannya tema dan kompetensi dasar dikembangkan menjadi
hendaknya guru harus benar-benar mencermati
muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada
kesesuaian dengan tujuan pendidikan, termasuk
pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk
juga budaya lokal dan dampak yang mungkin
mencapai kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
muncul. Apabila anak akan mengambil salah satu

Guru sedang menjelaskan tema sepeda

2 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3


tokoh untuk dijadikan tema, hendaknya dipertimbangkan sifat dan perilaku tokoh Dalam memilih tema yang menarik bagi
tersebut sehingga yang tersampaikan pada anak adalah karakter yang sesuai dengan anak, guru dapat melakukan pengamatan
yang diharapkan. Contoh, guru dapat mengangkat tema “dinosaurus” karena terhadap hal-hal yang dekat dengan
Apakah anak didik
disukai anak-anak. Hal yang harus dipersiapkan guru adalah segala pengetahuan, anak baik secara fisik maupun emosional anda senang melihat
alat peraga dan buku-buku, atau sumber belajar lain yang terkait dengan dinosaurus anak, misalnya dengan melakukan curah
agar anak dapat menggali informasi dari banyak sumber. Contoh lain yang berkaitan gagasan dengan anak apa yang anak
binatang-binatang
dengan hobi anak seperti mobil, robot, dan boneka dapat dijadikan sebagai tema. sukai. Pengamatan terhadap topik obrolan kecil di dalam got
anak dan lainnya, misalkan: Dinosaurus
2. Kesederhanaan, artinya tema yang dipilih
dapat dijadikan tema apabila anak-anak
depan sekolah pada
yang sudah dikenal anak agar anak mudah
memahami pokok bahasan dan dapat menggali
membicarakan dinosaurus dalam berbagai musim hujan?
kesempatan berdiskusi.
lebih banyak pengalamannya.
4. Keinsidentalan, artinya pemilihan tema
Contoh: Berdasarkan prinsip kesederhanaan
tidak selalu yang direncanakan di awal
Bagus, anda telah
kita dapat memilih tema “binatang” dengan
subtema “Ayam” melalui sub-subtema yang
tahun, dapat juga menyisipkan kejadian luar menemukan tema
biasa yang dialami anak, misalnya peristiwa
sederhana kepada peserta didik, misalnya:
banjir yang dialami anak dapat dijadikan
yang menarik bagi
a. jenis-jenis ayam tema insidental menggantikan tema yang anak.
b. pakan ayam sudah direncanakan sebelumnya.
Anak-anak antusias mencuci sepeda mereka
c. cara memelihara ayam pada sub tema cara merawat sepeda.
d. perkembangbiakan ayam
e. hasil dari ayam
f. makanan olahan dari ayam

3. Kemenarikan, artinya tema yang dipilih harus


menarik bagi anak dan mampu menarik minat
belajar anak.

Rumuskan tema Untuk lebih memberikan kemenarikan minat


belajar anak dan kebermaknaan suatu tema,
secara inspiratif untuk hendaknya guru dapat merumuskan tema dalam
bentuk kalimat yang inspiratif, misalkan tema
membangkitkan rasa
“matahari” dirumuskan dengan “matahari
ingin tahu anak. sumber kehidupan manusia”, tema “tanaman”
dirumuskan menjadi “menanam dan merawat
tanaman”, tema “binatang” dirumuskan menjadi
“menyayangi binatang piaraan” Anak-anak antusias memperhatikan binatang-binatang kecil dengan kaca pembesar.

4 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5


sawah ayam mobil matahari
wortel embun pohon petani
andong pisang semut sungai
a. Amati Lingkungan Sekitar
Teknik Pengembangan Tema Guru dalam
sepeda
serangga
pedagang
ikan
bakso kelinci,
odong-odong sawah

mengidentifikasi tema
Dalam Kurikulum 2013
dapat melihat lingkungan
Pendidikan Anak Usia Dini,
sekitarnya, seperti sawah,
tema tidak ditetapkan oleh
ayam, mobil, matahari,dan
pemerintah, tetapi bersi-
pohon. Yang dilihat
fat fleksibel penetapannya
oleh guru tersebut dapat
oleh lembaga PAUD yang
dijadikan sebagai tema.
melibatkan seluruh guru
pada saat pemilihan dan b. Perhatikan Sosial Budaya Proses Curah Pendapat

penetapannya. Banyak hal Kebudayaan yang terdapat di lingkungan sekitar anak


di lingkungan kehidupan dapat diangkat menjadi tema, sebagai contoh Panjang Kelompokkan
yang dapat dijadikan tema. Mulud di Serang, Karapan Sapi di Madura, dan Perayaan
Artinya, apa yang terdapat Tabot di Bengkulu. hasil curah
di lingkungan terdekat pendapat
c. Perhatikan Minat dan Kesukaan Anak
seperti air, batu, kelapa,
alat transportasi, laut, dan Guru sedang menjelaskan tentang tema tanaman
Dalam mengidentifikasi tema guru juga dapat melihat tentang tema
lain-lainnya dapat diangkat minat anak sebagai contoh banyak anak yang tertarik
dan menyukai kucing, ayam, dan lainnya.
sesuai jenisnya,
menjadi tema. Oleh karenan itu, pengembangan tema di setiap lembaga dapat
berbeda-beda sesuai dengan lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana d. Lakukan Curah Gagasan misalnya
dan prasarananya. Bersama semua guru, hasil mengamatan terhadap kelompok
Selanjutnya, tema yang telah ditetapkan akan lingkungan, sosial budaya, dan minat anak
diidentifikasi melalui curah gagasan. Setiap guru
tanaman,
dimasukkan ke dalam program semester yang dilengkapi
Tema bersifat dengan alokasi waktu yang akan digunakan pada diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan kelompok
setiap tema. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan tema dengan bebas, dan setiap gagasan tema tidak
fleksibel perlu dibahas dan dikomentari, melainkan ditampung
binatang,
keterampilan guru dalam memilih dan menetapkan tema
sesuai dengan yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan tema. sebagai referensi dalam penetapan tema selanjutnya. kelompok gejela
lingkungan, 2. Membuat Webbing Tema/Maping Tema alam, dll.
Bagaimana merumuskan Tema?
budaya dan Salah satu teknik dalam pengembangan tema melalui
1. Mengidentifikasi tema, guru harus memperhatikan
webbing tema (jaring laba-laba). Setiap tema yang telah diidentifikasi
prinsip-prinsip pengembangan tema, yaitu (1)
sarana prasarana dikembangkan ke dalam sub-subtema bahkan sub-subtema dalam
kedekatan, (2) kemenarikan, (3) kesederhanaan,
disekolah. bentuk diagram seperti jaring laba-laba, sebagai contoh webing tema
dan (4) keinsidentalan. Beberapa cara yang dapat
sebagai berikut:
dilakukan oleh guru dalam mengidentifikasi tema
antara lain adalah sebagai berikut.

6 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7


Contoh 1: Contoh 3:
Mengembangkan tema menjadi subtema.
Mengembangkan tema menjadi subtema
Contoh di samping menunjukkan pengem- dan sub-subtema
bangan tema “diriku” menjadi subtema: Tema tumbuhan pada contoh di atas
Cita-citaku, dikembangkan menjadi subtema:
Identitasku,  padi-padian,
Tubuhku, dan  buah-buahan,
Kesukaanku.  sayur-sayuran, dan

Dari subtema tersebut yang akan  umbi-umbian.


dikembangkan adalah subtema “tubuhku” Setiap subtema tersebut dikembangkan menjadi ssub-subtema.
b s btema Misaln
Misalnya
a ssubtema
btema
“buah-buahan” menjadi sub-subtema:
Contoh 2:
pengembangan subtema tubuh seperti berikut:  mangga
Setelah menetapkan subtema yang akan  nangka
dibahas, selanjutnya dikembangkan menjadi  rambutan
topik yang akan dibahas bersama anak.  manggis
Contoh subtema “Tubuhku” akan membahas:  pepaya, dll.
bagian-bagian tubuh Tidak semua subtema
atau sub-subtema dibahas
kegunaan setiap bagian tubuh
dalam kegiatan bersama
yang diperlukan agar tubuh sehat anak. Pilihlah yang paling
cara merawat tubuh penting dan diperkirakan
sangat diminati anak dengan
bagaimana bila sakit
memperhatikan keragaman
apa penyebab tubuh menjadi sakit
kegiatan yang dapat disiapkan guru.

Penentuan topik yang akan dibahas ini sebaiknya melibatkan anak. Jika Dalam contoh berikut dipilih sub-subtema “mangga”. Setelah menentukan sub-
tidak memungkinkan, topik yang akan dibahas adalah pengetahuan baru subtema, selanjutnya guru mengembangkan topik pembahasan yang terkait dengan
bagi anak. Untuk menentukan topik, guru harus mencari bacaan agar sub-subtema yang dipilih. Pengembangan topik pembahasan membantu guru untuk
pengetahuan yang dibahas bersama anak tidak salah. memperluas kosakata baru (term), pengetahuan (fact) baru bagi anak dan prosedur

Guru dapat mengembangkan kembali subtema menjadi sub-subtema bila kegiatan yang menarik.

dirasa subtema bersifat umum. Cara mengembangkan subtema menjadi sub- Objek apa saja yang dapat dijadikan tema
subtema sama dengan cara mengembangkan tema menjadi subtema. Di
Jika ditanyakan objek apa saja yang dapat dijadikan tema, maka jawabannya semua
bawah ini dicantumkan contoh mengembangkan tema menjadi subtema dan
objek dapat dijadikan tema. Artinya, apapun dapat dijadikan tema, mulai dari benda,
subtema menjadi sub-subtema.
peristiwa, hingga ke negara. Berikut ini contoh tema-tema yang dapat dipilih.

8 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9


NO TEMA SUBTEMA SUB-SUBTEMA NO TEMA SUBTEMA SUB-SUBTEMA Seberapa luas tema dapat dikembangkan?
Bagian-bagian Darat Sepeda Motor
Sebuah tema dapat dikembangkan menjadi subtema, sub-subtema, pokok bahasan,
Tubuhku Fungsi Dokar
Mobil dan seterusnya. Jika pertanyaannya seberapa luas sebuah tema dikembangkan?
Cara merawat
5 Kendaraan Jawabannya tergantung seberapa luas guru dapat memfasilitasi pengembangan
Makanan Laut Perahu
Kesukaanku Kegiatan bermain Kapal air tema untuk memberi pengalaman baru pada anak.
Tempat Udara Pesawat terbang
Guru dapat mengembangkan sebuah tema menjadi sangat luas sesuai dengan
1 Diriku Nama, umur Burung garuda
Lambang kebutuhan. Tema dan sub-tema dan sub-subtema dan seterusnya tersebut
Nama orang tua Bendera Merah
Identitasku Negara
Alamat Putih merupakan hasil identifikasi, baik yang dapat dipilih keseluruhan maupun sebagian,
Ciri-ciri Lagu Kebangsaan tergantung ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang
6 Negaraku
Anggota Lagu Nasional Lagu Wajib konstektual. Artinya, bila guru yang banyak membaca tentu akan mengembangkan
Keluargaku Pekerjaan Nasional
tema menjadi sangat luas, tetapi dapat juga sebaliknya.
Kegiatan Nama-nama
Pahlawan
pahlawan Walaupun demikian tema yang sudah kita tentukan akan lebih baik jika anak
Burung
Pakaian nasional diajak berpikir tentang pengetahuan yang lebih luas agar anak tidak salah dalam
Unggas Ayam Pakaian
Pakaian daerah memahami konsep dan ciri dari tema yang dibahas.
Bebek
Makanan Makanan daerah
Kambing
7 Budayaku Tarian modern Contoh 1.
2 Binatang Ternak Ayam Tarian
Tarian daerah Pengembangan tema – subtema – topik yang dibahas
Sapi
Permainan Permainan
Harimau Bagian-bagian tubuh
Tradisional daerah
Buas Singa Padi Fungsi bagian tubuh
Badak Padi-padian
Jagung Cara merawat bagian tubuh
Wilayah laut Mangga
Laut
Biota laut 8 Nangka Makanan kesukaanku Namaku
Jenis gunung Buah-buahan Tubuhku
Rambutan Baju kesukaanku Nama ayah ibuku
Gunung Tumbuhan di (Subtema)
Papaya Kegiatan yang paling kusukai Alamat rumahku
gunung
Ketela pohon Tempat liburan yang kusuka
Tanaman di Tumbuh- Tempat dan tanggal lahirku
Lingkungan- sawah Kentang
3 Sawah tumbuhan Umbi-umbian Ciri-ciri aku
ku Perairan untuk Bengkoang
Wortel Kesukaanku Diriku Identitasku
sawah (Tema)
Kangkung (Subtema) (Subtema)
lambang kotaku
Tempat Bayam
Kotaku bersejarah Sayuran Kacang panjang
Anggota keluarga
Ulang tahun Kol
Nama anggota keluargaku Keluargaku
kotaku Buncis
(Subtema)
Matahari Waktu, fungsi 9. dll dll dll Alamat rumahku
Fungsi, proses Pekerjaan ayah ibuku
Alam Angin
4 terjadi Kebiasaan di keluargaku
Semesta
Bulan Waktu, fungsi
Bintang Waktu, nama Gambar: Pengembangan Tema – Subtema – Topik Bahasan

10 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11


Contoh 2: Pengembangan tema – subtema – sub-subtema – topik bahasan Berapa lama waktu yang dibutuhkan
Tidak ada ketentuan sebuah tema dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
kulit ari, buah Artinya, sebuah tema bisa dilaksanakan lama dan bisa juga singkat, tergantung
berasal dari akar
Ciri: yg menggembung keluasan tema dan minat anak terhadap tema tersebut, juga seberapa luas dan dalam
guru dapat mengembangkan tema tersebut. Ada kalanya satu tema membutuhkan
Tumbuh tunas, umbi waktu selama sebulan atau bahkan lebih, ada juga yang kurang dari sebulan.
kue, tepung, Ciri:
Kegunaan Alokasi waktu dalam satu semester minimal 17 minggu, sehingga pengaturan
pengganti nasi
Sub-subtema tema juga harus merujuk pada waktu yang tersedia dalam satu semester tersebut.
kentang Tumbuh
Penerapan tema dan alokasi waktunya diharapkan dirumuskan di awal semester,
singkong
singk
i kong
ko Kegunaan untuk jangka waktu minimal satu semester, yang selanjutnya dimasukkan ke dalam
ttalas
allas
las padi
program semester.
bbawang
bawa
ba
awa
wang
ng padi-padian
(subtema) gandum
semusim, akar
serabut, biji KD TEMA SUBTEMA ALOKASI WAKTU
jagung Sub-subtema
tunggal, batang
beruas • 2.11 3 3, 4.3, 3,4, 4,4 Binatang ikan 2 minggu
nangka
tumbuh- (Mob)
sawah, ladang umbi-umbian buah-buahan
tumbuhan • 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 3.13, kupu-kupu 3 minggu
(subtema) (subtema) rambutan
nasi, bubur, kue, (Tema)
tepung 4,13 (Sosem),
melon • 2.3, 3.5, 3,6, 4.6, 3,7, 4.4, belalang 1 minggu
brokoli 3.9, 4,9 (kognitif),
mangga
sayuran
• 1.13, 3,10, 3.11, 3.12 harimau 1 minggu
kol (subtema)
(bahasa),
kangkung • 3.15- 4.15 (seni)

bayam Dst ......


ALOKASI WAKTU: 17 MINGGU

Jenis Ciri-ciri Tanam Manfaat Jenis Ciri-ciri Tanam Manfaat


Bagaimana merumuskan kompetensi dasar dan materi pembelajaran
batang kayu,
kangkung
akar serabut, arum manis, daging buah, biji, dikaitkan dengan tema?
batang beruas, biji, tunas, mana lagi, disayur
darat, disayur biji, keping dua, cangkok,
kangkung air
bunga bentuk batang golek, dll akar tunggang. okulasi/tempel Proses pembelajaran menggunakan tema dapat membantu guru dalam mencapai
terom
kompetensi yang telah ditetapkan. Saat membahas tema bersama anak, guru dapat
memasukkan semua pengetahuan sikap dan keterampilan ke dalam tema tersebut
sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan, misalnya:

12 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13


Tema Diriku, Subtema Tubuhku Untuk lebih jelas dan rinci, pengembangan materi dipaparkan
di Pedoman Penyusunan Rencana Pembelajaran.
Aspek
Guru dapat
Pengembangan Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Untuk pengembangan tema, guru harus mempersiapkan hal-
hal sebagai berikut:
menggunakan
Nilai Agama dan KD. 1.1 Mengenal Tuhan
tubuhku ciptaan Tuhan ensiklopedia
Moral melalui ciptaan-Nya 1. Mengumpulkan informasi terkait tema dan subtema.
membiasaan anak untuk Walaupun untuk anak usia dini bukan pengetahuan anak sebagai
KD 2.1 Memiliki perilaku yang
merawat tubuh: mandi, kognitif yang diutamakan, informasi yang dibahas tentang
mencerminkan hidup sehat
makan bergizi, dll. tema seharusnya berdasarkan keilmuan yang sebenarnya.
salah satu
Fisik Motorik
KD 3.3-4.3 Mengenal anggota nama- nama bagian tubuh
Berarti guru harus banyak mencari tahu dan membaca referensi dalam
pengetahuan yang terkait dengan tema.
tubuh dan fungsinya mengembangkan
2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan terkait tema dan
- warna kulit, mata, tema.
subtema. Tidak semua satuan PAUD memiliki buku yang
KD 3.6-4.6 Mengenal warna, rambut
ukuran, bilangan - ukuran tinggi tubuh memadai untuk mendukung tema, tetapi bukan alasan
Kognitif - jumlah jari tangan untuk tidak mengenalkan buku pada anak-anak didiknya.
Diupayakan setiap awal tema diawali dengan membacakan buku yang
dokter, rumah sakit,
KD 3.7-4.7 Mengenal sesuai dengan tema. Untuk mengatasi ketiadaan buku, guru dapat
poliklinik, polindes,
lingkungan sosial membuka internet atau menggunakan majalah atau koran yang
puskesmas
memuat informasi tema yang dibahas.
KD 2.5 Memiliki perilaku yang bangga dengan diriku,
mencermin-kan sikap percaya biasa menyapa teman dan
diri guru saat bertemu
Sosial emosional KD 2.6 Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap taat
pembiasaan taat aturan
pada aturan untuk melatih
kedisiplinan

KD 2.14 Memiliki perilaku yang


pembiasaan sikap santun
mencerminkan sikap santun
Bahasa
KD 3.10- 4.10 Memahami
cerita, informasi,
bahasa reseptif

KD 3.15-4.15 Memahami karya seni dengan berbagai


Seni
berbagai karya seni media

14 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15


3. Menyiapkan media dan sumber Apakah Puncak Tema itu perlu?
belajar yang diperlukan dalam
Untuk memberikan kebermaknaan
kegiatan main yang sesuai dengan
pembahasan tema, pada setiap akhir
tema. Memahami anak usia dini
tema perlu dikokohkan dengan puncak
masih berpikir konkret, maka
tema. Kegiatan puncak tema bersifat
sangat baik jika media dan sumber
menggembirakan, penguatan sikap,
belajar konkrit dapat dihadirkan.
pengetahuan, keterampilan yang
Oleh karena itu, memilih tema yang
melibatkan berbagai pihak terutama
paling dekat dengan lingkungan
orang tua/keluarga. Kegiatan tersebut
anak sangat membantu.
dapat dilakukan dengan cara :
4. Menyiapkan lingkungan main
sesuai dengan tema. Setiap tema 1. berdiskusi dengan anak tentang
memiliki ciri tertentu. Tema binatang pengalaman yang berkaitan dengan
tentunya berbeda dengan tema tema yang sudah digunakan.
kendaraan. Untuk menarik minat Guru menjelaskan tema ikan bakar. Anak bersepeda keliling desa sebagai puncak tema sepeda
2. mengajak anak untuk menceritakan
anak bermain dengan tema yang
kembali hasil karya selama
ditentukan sangat baik jika ruangan
penggunaan tema kepada teman,
ditata dengan menghadirkan nuansa
orang tua dan atau keluarga.
tema, baik dengan menggunakan
bangunan kardus yang dibentuk 3. kunjungan lapangan dalam rangka
sesuai dengan tema maupun penguatan kompetensi yang sudah
dengan hiasan-hiasan yang tidak dimiliki anak.
membutuhkan biaya banyak. Di
4. mengundang orang tua untuk kegiatan
bawah ini contoh penataan ruangan
bersama yang berkaitan dengan
saat tema “tumbuhan” digunakan
tema, misalnya, dalam mengakhiri
dalam pembelajaran.
penggunaan tema “kelapa” guru
5. Menyiapkan kegiatan-kegiatan Anak antusias menangkap ikan pada tema ikan bakar
dapat melibatkan orang tua untuk
main sesuai dengan tema (awal,
membuat makanan di satuan PAUD
selama, dan puncak tema). Secara
dengan bahan-bahan dari kelapa (es
besaran kegiatan akan selalu sama
kelapa, kue kelepon, dan lainnya).
dari minggu ke minggu, tetapi isi
Selain itu, guru mengajak orangtua
kegiatan main disesuaikan dengan
untuk mengapresiasi karya anak dari
tema. Contohnya untuk tema laut,
pohon dan buah kelapa yang telah
main perannya menangkap ikan di
dibuat oleh anak seperti sapu lidi,
laut, sedangkan saat tema kotaku
gambar kolase, dan lainnya.
Salah satu kegiatan puncak tema diisi dengan bazar yang
diisi dengan main peran pasar malam.
memamerkan hasil karya anak untuk dilihat orang tua.
Anak sedang bermain peran menjual ikan Pada saat itu terjadi dialog antara anak dan orang tua.
Kegiatan lainnya adalah karnaval.
16 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17
Bagaimana mengembangkan kegiatan dalam transisi
antartema? Penutup
Setelah mengakhiri tema, guru harus dapat mengkaitkan tema sebelum
dan tema yang akan digunakan selanjutnya untuk membangun minat dan Pengembangan tema merupakan bagian penting yang harus dikuasai guru
ketertarikan anak dalam memasuki kegiatan main di tema berikutnya. dalam proses pembelajaran. Pengembangan tema yang baik dapat menambah
Proses ini disebut transisi antar tema. Transisi antartema yang dilakukan kosakata, mengembangkan pengetahuan, meningkatkan pemahaman,
dengan berbagai cara antara lain: dan meningkatkan keterampilan anak tentang tema tersebut. Tema dapat
memfokuskan perhatian anak sehingga memudahkan terwujudnya sikap,
1. diskusi tentang pengalaman anak terkait tema lama
pengetahuan dan keterampilan. Jika guru memiliki kemampuan yang baik
2. berkunjung ke suatu tempat yang terkait dengan tema baru dalam mengembangkan tema, proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3. membacakan cerita yang terkait dengan tema baru dan bermakna bagi anak.
4. berdiskusi sesuai dengan pengalaman anak yang terkait dengan tema Disusunnya pedoman pengembangan tema ini dapat mempermudah guru
baru dalam mengembangkan tema pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
5. mengundang narasumber yang memiliki keahlian/pengetahuan lebih terarah, bermakna, dan menarik.
terkait dengan tema baru
Mulailah dengan pengembangan tema secara sederhana, seiring waktu
berlalu guru akan mampu mengembangkan tema yang lebih luas dan
kompleks.

Selamat bekerja.
Salam

Penyusun

Contoh gambar di atas menunjukkan kegiatan anak saat diajak ke pasar


sayuran setelah selesai membahas subtema buah-buahan dan akan beralih
ke subtema sayur-sayuran.

18 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19


Catatan
Daftar Pustaka

Dodge, Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum
for Preschool Fourth Edition, Washington DC: Cengange Learning.

Essa, Eva L, Introduction to Early Childhood Education, Annotated Student’s


Edition, 6th. Belmont, USA: Wadsworth, 2011.

Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood


Curriculum Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.

Kolestenik J. Marjorie et all (2007). Teching Your Children Using Themes,


Michigan State University, USA.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.

20 PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21


Alamat Tim Penulis

Dedi W. Mustofa(dewamus@yahoo.com)
Rahmitha P. Soendjodjo (email: mithasulaeman@gmail.com)
Aries Susanti (email: aries.susanti@yahoo.co.id)
Nurmiati (email: nurmisubditppd@yahoo.co.id)
Irma Yuliantina (email: Irma_antina@yahoo.co.id)

22
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Diterbitkan oleh: pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

vi+ 38 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
ISBN: yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
978-602-73704-3-2 konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Pengarah: pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Penyunting:
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Enah Suminah, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd
kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Tim Penulis:
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Mareta Wahyuni
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Irma Yuliantina
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Utin Ritayanti
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Desain/Layout: juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Surya Evendi antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Rulnaidi
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Kontributor: guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Ebah Suhaebah rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Dumaria Simanjuntak satuan pendidikannya.
Foto-foto: Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Dokumen Penulis merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Sekretariat: Terima kasih.
Amalia Khairati Jakarta, Oktober 2015
Suryani Sinulingga Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii


Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya.
Mengapa Guru Perlu Merencanakan Pembelajaran? ......................................... 1
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat
Apa yang Dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran? ............................... 2
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD
Apa Saja Jenis Perencanaan? ......................................................................... 3
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan
kajian-kajian yang melandasinya. Apa dan Bagaimana Penyusunan Program Semester? ........................................ 4
Langkah-Langkah Penyusunan Program Semester ....................................... 4
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
Contoh Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran ..................... 6
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan Apa dan Bagaimana Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, (RPPM)? ................................................................................................................... 13
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan Identitas Program Layanan ............................................................................ 13
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka Kompetensi Dasar ............................................................................................ 14
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami Materi Pembelajaran ....................................................................................... 15
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan Apa dan Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)? ....... 19
penyempurnaan.
Penutup .................................................................................................................. 35
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan Daftar Pustaka ....................................................................................................... 36
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.

Jakarta, Oktober 2015


Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v


“Perencanaan yang baik adalah seperti peta perjalanan,
Mengapa Guru Perlu
menunjukkan tujuan akhir dan bagaimana
cara terbaik menuju kesana”
Merencanakan Pembelajaran?
A good plan is like a road map, it shows
the final destination and usually
the best way to get there
H. Stanley Judd

Pembelajaran yang baik dilaksanakan secara sistematis dan


berkesinambungan. Kegiatan pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-
prinsip pembelajaran, keluasan muatan/materi, pengalaman belajar,
tempat dan waktu belajar, alat/sumber belajar, model pembelajaran dan
cara penilaian.
Kualitas pembelajaran dapat diukur dan ditentukan oleh sejauh mana
kegiatan pembelajaran dapat mengubah perilaku anak ke arah yang
sesuai dengan tujuan kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu, Guru PAUD diharapkan mampu merancang, mengembangkan, dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan, dan perkembangan anak.

vi PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1


Apa Saja Jenis Perencanaan?
Berdasarkan Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 PAUD, Dokumen KTSP terdiri dari :
Apa yang Dimaksud Rencana 1. Dokumen 1 berisi sekurang-kurangnya: visi,
misi, tujuan satuan pendidikan, program Sebagai Perencana,
Pelaksanaan Pembelajaran? pengembangan dan materi pembelajaran, guru wajib menyusun
pengaturan beban belajar, kalender pendidikan
Perencanaan
dan program tahunan, dan SOP.
Pembelajaran sesuai
2. Dokumen 2 berisi perencanaan program semester
dengan yang tertuang
(Prosem), rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru dalam dokumen 2.
mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan
untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anak dalam Dokumen 2 berisi
pembelajaran harian (RPPH) yang dilengkapi
proses belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum Prosem, RPPM, RPPH
dengan rencana penilaian perkembangan anak.
kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Rencana pembelajaran harus
Berkaitan dengan tugas guru sebagai perencana, yang dilengkapi dengan
mengacu kepada karakteristik (usia, sosial budaya, dan kebutuhan
perencanaan pembelajaran wajib disusun oleh rencana penilaian
individual) anak. Rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam
guru secara mandiri, sesuai dengan yang tertuang perkembangan anak
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran adalah:
dalam Dokumen 2. Terdapat tiga jenis perencanaan
pembelajaran yang harus disusun dan disiapkan oleh
Memahami STPPA sebagai hasil akhir program guru sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu:
PAUD (Kompetensi Inti)
1. Program Semester (Prosem)
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
Memahami Kompetensi Dasar sebagai capaian
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
hasil pembelajaran
Dalam menyusun ketiga jenis perencanaan di atas, harus
Menetapkan materi pembelajaran sebagai muatan mengacu pada muatan pembelajaran yang telah
untuk pengayaan pengalaman anak dirumuskan dalam Dokumen 1 (pemetaan
materi pembelajaran berdasarkan program
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk: dan kompetensi dasar).
1. Mendukung pencapaian Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
2. Mendukung keberhasilan pengelolaan pembelajaran yang bermakna
3. Mengarahkan guru dalam menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diharapkan dimiliki anak
5. Mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran

2 PENYUSUNAN RENCA
RENCANA
AN
NAA PE
PELA
PELAKSANAAN
LAK
LA
AKKSANA
SSANA
SANAAN
AN
A N PPE
PEMBELAJARAN
EMMBBE
MBE
BEL
ELAJ
LLA
A
AJJARA
ARRRA
A AN PPENDIDIKAN
EEN
END
NDIIDI
ND ID
DIKAN
DI KA
AN ANA
AN AN
A
ANAK
NAK
AK U
US
USI
USIA
SIA D
SI DINI
IN
NII 3
7. Tema/subtema/sub-subtema yang sudah ditentukan di awal dapat

Apa dan Bagaimana berubah bila ada kondisi tertentu dengan melibatkan anak tanpa
harus mengubah KD yang sudah ditetapkan.

Penyusunan Program Semester? Dalam menentukan KD pada setiap tema mencakup enam program
pengembangan (nilai agama dan moral, motorik, kognitif, sosial
emosional, bahasa, dan seni).
Contoh Program Semester I TK. Kenanga
Perencanaan program semester berisi daftar tema satu semester yang Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelompok Usia 5-6 tahun
dikembangkan menjadi subtema atau sub-subtema, serta kompetensi
yang ditetapkan untuk dicapai pada setiap tema, dan alokasi waktu KOMPETENSI DASAR TEMA SUBTEMA ALOKASI WAKTU
setiap tema. 1.1, 1.2, 3.1-4.1 (Nam), Tubuhku 1 minggu
2.1, 3.3-4.3, 3.4-4,4 (Motorik) Indentitas ku 1 minggu
Langkah-Langkah Penyusunan Program Semester 2.5, 2.6, 2.7, 2.8, 3.13-4.13 Kesukaanku 2 minggu
Penyusunan program semester dilakukan dengan langkah berikut. (Sosem), Keluargaku 3 minggu
2.2, 3.6-4.6, 3.7-4.7, 3.8-4.8 Diriku
1. Membuat daftar tema satu semester. Pemilihan dan penentuan (Kognitif),
tema dilakukan guru sebelum awal semester kegiatan pembelajaran 2.14, 3,10-4.10, 3.11-4.11, 3.12- Puncak Tema diriku
4.12 (Bahasa),
dimulai dengan memperhatikan prinsip pengembangan tema.
3.15- 4.15 (Seni)
2. Mengembangkan tema menjadi subtema dan atau sub-subtema.
Ayam 1 minggu
Subtema dan sub-subtema yang dikembangkan merupakan 1.1, 1.2, 3.1-4.1 (Nam),
Ikan 2 minggu
2.1, 3.3-4.3, 3.4-4.4 (Motorik)
topik-topik yang lebih khusus dan lebih dalam. Kekhususan Kupu-kupu 3 minggu
2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 3.13-4.13
dan kedalaman subtema dan sub-subtema memperhatikan (Sosem), Binatang Belalang 1 minggu
usia anak, kesiapan guru, dan ketersediaan sumber belajar 2.3, 3.5-4.5, 3.6-4.6, 3.7-4.7, 3.9- Harimau 1 minggu
pendukung. Pengembangan tema dapat dipelajari pada Pedoman 4.9 (Kognitif), 2.14, 3,10-4.10,
3.11-4.11 3.12, 4.12 (Bahasa), Puncak tema binatang
Pengembangan Tema. 3.15- 4.15 (Seni)
3. Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema, subtema dan
atau sub-subtema. Waktu pembahasan setiap tema/subtema/sub- Dst....................
subtema disesuaikan dengan minat anak, keluasan, kedalaman, Alokasi Waktu: 17 minggu
dan sumber/media yang tersedia.
4. Menetapkan Kompetensi Dasar (KD) di setiap tema. Penentuan Dalam menyusun perencanaan program semester, lembaga diberikan
KD memuat seluruh aspek perkembangan Nilai Agama dan Moral keleluasaan dalam menentukan format.
(NAM), fisik-motorik, kognitif, sosial-emosional (sosem), bahasa, Untuk menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan pada
dan seni. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Satuan PAUD
5. KD dapat ditulis lengkap atau dapat dituliskan kodenya saja. harus menyusun cakupan materi pembelajaran setiap KD yang akan
6. KD dapat diulang-ulang di tiap tema/subtema/sub-subtema yang disampaikan kepada anak selama setahun melalui kegiatan bermain.
berbeda.
Cara menyusun dan mengembangkan materi pembelajaran dapat dilihat
di Pedoman Penyusunan KTSP.

4 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5


Contoh Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran PROGRAM KOMPETENSI YANG MATERI PEMBELAJARAN (DAPAT DIKEMBANGKAN
PENGEMBANGAN DICAPAI OLEH SATUAN PAUD)
Berikut adalah contoh program pengembangan dan muatan/materi
pembelajaran kurikulum PAUD “TK Kenanga” seperti yang tertuang 2.1 Memiliki perilaku Kebiasaan anak makan makanan bergizi seimbang,
yang mencerminkan kebiasaan merawat diri misalnya; mencuci
dalam Dokumen I (KTSP). hidup sehat tangan, menggosok gigi, mandi, berpakaian
bersih,menjaga kebersihan lingkungan misalnya;
kebersihan tempat belajar dan lingkungan,
PROGRAM KOMPETENSI YANG MATERI PEMBELAJARAN (DAPAT DIKEMBANGKAN menjaga kebersihan alat main dan milik pribadi.
PENGEMBANGAN DICAPAI OLEH SATUAN PAUD) 3.3 Mengenal anggota Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara
tubuh, fungsi, dan merawat, kebutuhan agar anggota tubuh tetap
1.1 Mempercayai adanya
Mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta, gerakannya untuk sehat, berbagai gerakan untuk melatih motorik
Tuhan melalui Ciptaan- kasar dalam kelenturan, kekuatan, kestabilan,
mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan, membiasakan pengembangan
Nya keseimbangan, kelincahan, kelenturan, koordinasi
mengucapkan kalimat pujian terhadap ciptaan motorik kasar dan
tubuh. Kegiatan untuk latihan motorik kasar
Tuhan motorik halus
antara lain merangkak, berjalan, berlari, merayap,
1.2 Menghargai diri 4.3 Menggunakan berjinjit, melompat, meloncat, memanjat,
Terbiasa saling menghormati (toleransi) agama, anggota tubuh untuk bergelantungan, menendang, berguling dengan
sendiri, orang lain, dan
mengucapkan keagungan Tuhan sesuai dengan pengembangan menggunakan gerakan secara terkontrol, seimbang
lingkungan sekitar
agamanya, merawat kebersihan diri, tidak motorika kasar dan dan lincah dalam menirukan berbagai gerakan
sebagai rasa syukur
menyakiti diri atau teman, menghargai teman halus yang teratur (misalnya: menirukan gerakan
kepada Tuhan
(tidak mengolok-olok), hormat pada guru dan benda, senam, tarian, permainan tradisional,
orang tua, menjaga dan merawat tanaman, dll.). Keterampilan motorik halus untuk melatih
binatang peliharaan dan ciptaan Tuhan. koordinasi mata dan tangan, kelenturan
pergelangan tangan, kekuatan dan kelenturan jari-
2.13 Memiliki perilaku jari tangan, melalui kegiatan antara lain; meremas,
Terbiasa berbicara sesuai dengan fakta, tidak
yang mencerminkan menjumput, meronce, menggunting, menjahit,
curang dalam perkataan dan perbuatan, tidak
sikap jujur Fisik Motorik mengancingkan baju, menali sepatu, menggambar,
berbohong, menghargai kepemilikan orang lain, menempel, makan, dll. Permainan motorik kasar
mengembalikan benda yang bukan haknya, atau halus dengan aturan.
mengerti batasan yang boleh dan tidak boleh
3.3 Mengenal anggota • Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara
Nilai Agama dan dilakukan, terus terang, anak senang melakukan
tubuh, fungsi, dan merawat, kebutuhan agar anggota tubuh tetap sehat,
Moral sesuatu sesuai dengan aturan atau kesepakatan,
gerakannya untuk berbagai gerakan untuk melatih motorik kasar dalam
dan mengakui kelebihan diri atau temannya.
pengembangan kelenturan, kekuatan, kestabilan, keseimbangan,
3.1 Mengenal kegiatan motorik kasar dan kelincahan, kelenturan, koordinasi tubuh.
Doa-doa (doa sebelum dan sesudah belajar, motorik halus • Kegiatan untuk latihan motorik kasar antara lain
beribadah sehari-hari
doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum merangkak, berjalan, berlari, merayap, berjinjit,
4.1. Melakukan kegiatan 4.3 Menggunakan
dan bangun tidur, doa untuk kedua orang tua), melompat, meloncat, memanjat, bergelantungan,
beribadah sehari-hari anggota tubuh untuk
mengenal hari-hari besar agama, hari-hari besar menendang, berguling dengan menggunakan
dengan tuntunan pengembangan
agama, cara ibadah sesuai dengan hari besar gerakan secara terkontrol, seimbang dan lincah
orang dewasa motorik kasar dan
agama, tempat ibadah, tokoh keagamaan. dalam menirukan berbagai gerakan yang teratur
halus
3.2 Mengenal perilaku (misalnya: menirukan gerakan benda, senam,
Perilaku baik dan santun disesuaikan dengan tarian, permainan tradisional, dll.).
baik sebagai cerminan
agama dan adat setempat; misalnya tata • Keterampilan motorik halus untuk melatih
akhlak mulia
cara berbicara secara santun, cara berjalan koordinasi mata dan tangan, kelenturan
4.2. Menunjukkan melewati orang tua, cara meminta bantuan, pergelangan tangan, kekuatan dan kelenturan
periaku santun sebagai cara menyampaikankan terima kasih setelah jari-jari tangan, melalui kegiatan antara lain;
cerminan akhlak mulia mendapatkan bantuan, tata cara beribadah sesuai meremas, menjumput, meronce, menggunting,
dengan agamanya misalnya; berdoa, tata cara menjahit, mengancingkan baju, menali sepatu,
makan, tata cara memberi salam, cara berpakaian, menggambar, menempel, makan, dll.
menolong teman, orang tua dan guru. • Permainan motorik kasar atau halus dengan aturan.

6 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7


PROGRAM KOMPETENSI YANG MATERI PEMBELAJARAN (DAPAT DIKEMBANGKAN PROGRAM KOMPETENSI YANG MATERI PEMBELAJARAN (DAPAT DIKEMBANGKAN
PENGEMBANGAN DICAPAI OLEH SATUAN PAUD) PENGEMBANGAN DICAPAI OLEH SATUAN PAUD)
3.4 Mengetahui cara • Cara merawat kebersihan diri (misal: mencuci • Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi
hidup sehat tangan, berlatih toilet, merawat gigi, mulut, (sangat kecil- lebih kecil- kecil- besar- lebih besar-
4.4 Mampu menolong diri telinga, hidung, olahraga, mandi 2x sehari; paling besar).
sendiri untuk hidup memakai baju bersih), memilih makanan dan
• Pola ABC-ABC, ABCD-ABCD berdasarkan urutan
sehat minuman yang sehat, makanan yang diperlukan
warna, bentuk, ukuran, bunyi, warna, fungsi,
tubuh agar tetap sehat.
• Cara menghindarkan diri dari bahaya kekerasan sumber, dll.
(melindungi anggota tubuh yang terlarang: • Mencocokkan lambang bilangan dengan jumlah
mulut, dada, alat kelamin, pantat; waspada bilangan.
terhadap orang asing/tidak dikenal). • Hubungan satu ke satu, satu ke banyak,
• Cara menghindarkan diri dari benda-benda
kelompok ke kelompok Lambang bilangan.
berbahaya misalnya pisau, listrik, pestisida,
kendaraan saat di jalan raya. 3.7 Mengenal lingkungan • mencocokan Keluarga (hubungan dalam
• Cara menggunakan toilet dengan benar tanpa sosial (keluarga, keluarga, peran, kebiasaan, garis keturunan,
bantuan. teman, tempat tinggal, dst.),
• Kebiasaan buruk yang harus dihindari (permen, tempat ibadah, • teman (nama, ciri-ciri, kesukaan, tempat tinggal
nonton tv atau main game lebih dari 1 jam setiap budaya, transportasi) dst.),
hari, tidur terlalu larut malam, jajan sembarang).
4.7 Menyajikan • lingkungan geografis (pedesaan/ pantai/
2.2 Memiliki perilaku • membiasakan eksploratif,
berbagai karya yang pegunungan/kota),
yang mencerminkan • cara bertanya,
sikap ingin tahu berhubungan dengan • kegiatan orang-orang (di pagi/sore hari, dst.),
• cara mendapatkan jawaban.
lingkungan sosial pekerjaan (petani, buruh, guru, dll.),
2.3 Memiliki perilaku • memahami tentang kreatif,
(keluarga, teman, • budaya (perayaan terkait adat, pakaian, tarian,
yang mencerminkan • membiasakan kerja secara kreatif.
sikap kreatif tempat tinggal, tempat makanan, dst.),
3.5 Mengetahui cara • cara mengenali masalah, ibadah, budaya, • tempat-tempat umum (sekolah, pasar, kantor
memecahkan masalah • cara mengetahui penyebab masalah, transportasi) dalam pos, kantor polisi, terminal, dst.),
sehari-hari dan bentuk gambar,
• cara mengatasi masalah, • berbagai jenis transportasi (transportasi darat,
berperilaku kreatif bercerita, bernyanyi,
• menyelesaikan kegiatan dengan berbagai cara air, udara, transportasi dahulu, dan sekarang),
4.5 Menyelesaikan dan gerak tubuh
untuk mengatasi masalah. • lambang negara.
masalah sehari-hari
secara kreatif 3.8 Mengenal lingkungan • bermacam bentuk dan warna daun dan
3.6 Mengenal benda- • bentuk dua dimensi (persegi, segitiga, bulat, segi alam (hewan, tanaman, bermacam akar,
Kognitif
benda di sekitarnya panjang), cuaca, tanah, air, • berkembang biak (biji/ stek/ cangkok/ beranak/
(nama, warna, bentuk, • bentuk tiga dimensi (kubus, balok, limas, batubatuan, dll.) membelah diri/daun),
ukuran, pola, sifat, tabung), ukuran (panjang-pendek, besar-kecil,
suara, tekstur, fungsi, berat-ringan, sebentar-lama), bilangan (satuan, 4.8 Menyajikan • cara merawat tanaman, dst.,
dan ciri-ciri lainnya) puluhan), berbagai karya yang • gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang-malam,
4.6 Menyampaikan • tekstur (kasar-halus, keras-lunak), berhubungan dengan mendung, siklus air, dst.), tanah, batu,
tentang apa dan
• suara (cepat-lambat, keras-halus, tinggi-rendah), lingkungan alam • sebab akibat kejadian, dst.
bagaimana benda-
benda di sekitar yang • pengelompokkan (berdasarkan warna, bentuk, (hewan, tanaman,
dikenalnya (nama, ukuran, fungsi, warna-bentuk, warna-ukuran, cuaca, tanah, air,
warna, bentuk, ukuran, ukuran-bentuk, warna-ukuran-bentuk),
batu-batuan, dll.)
pola, sifat, suara, • membandingkan benda berdasarkan ukuran
dalam bentuk gambar,
tekstur, fungsi, dan “lebih dari – kurang dari”, “paling/ter),
ciri-ciri lainnya) melalui • mengurutkan benda berdasarkan seriasi (kecil- bercerita, bernyanyi,
berbagai hasil karya sedang-besar), dan gerak tubuh

8 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9


PROGRAM KOMPETENSI YANG MATERI PEMBELAJARAN (DAPAT DIKEMBANGKAN PROGRAM KOMPETENSI YANG MATERI PEMBELAJARAN (DAPAT DIKEMBANGKAN
PENGEMBANGAN DICAPAI OLEH SATUAN PAUD) PENGEMBANGAN DICAPAI OLEH SATUAN PAUD)

3.9 Mengenal teknologi Nama benda, bagian-bagian benda, fungsi, cara 2.10 Memiliki perilaku • Perilaku anak yang menerima perbedaan teman
sederhana (peralatan menggunakan secara tepat, dan cara merawat. yang mencerminkan dengan dirinya,
rumah tangga, Alat dan benda yang dimaksud dapat berupa sikap kerja sama • Cara menghargai karya teman,
peralatan bermain, peralatan sekolah, perabot rumah tangga,
peralatan pertukangan, perkakas kerja, peralatan elektronik, barang- • Cara menghargai pendapat teman, mau berbagi,
dll.) barang bekas pakai. mendengarkan dengan sabar pendapat teman,
4.9 Menggunakan • Cara berterima kasih atas bantuan yang diterima,
teknologi sederhana 2.11 Memiliki perilaku • Kegiatan transisi,
untuk menyelesaikan yang dapat • Cara menghadapi situasi berbeda,
tugas dan kegiatannya menyesuaikan diri
(peralatan rumah • Cara menyesuaikan diri dengan cuaca dan
tangga, peralatan kondisi alam.
bermain, peralatan 2.12 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang tanggung jawab
pertukangan, dll.) yang mencerminkan • Pentingnya bertanggung jawab
2.5 Memiliki perilaku • Cara memberi salam pada guru atau teman, sikap tanggung jawab
• Cara bertanggung jawab (mau mengakui
yang mencerminkan • Cara untuk berani tampil di depan teman, guru, kesalahan dengan meminta maaf),
sikap percaya diri orang tua dan lingkungan sosial lainnya,
• Cara merapikan/ membereskan mainan pada
• Cara menyampaikan keinginan dengan santun.
tempat semula,
2.6 Memiliki perilaku • Aturan bermain,
• Mengerjakan sesuatu hingga tuntas,
yang mencerminkan • Aturan di satuan PAUD,
sikap taat terhadap • Mengikuti aturan yang telah ditetapkan
• Cara mengatur diri sendiri misalnya membuat
aturan sehari-hari walaupun sekali-kali masih harus diingatkan,
jadwal atau garis waktu,
untuk melatih • Senang menjalankan kegiatan yang jadi
Sosial emosional • Cara mengingatkan teman bila bertindak tidak
kedisiplinan tugasnya (misalnya piket sebagai pemimpin
sesuai dengan aturan.
harus membantu menyiapkan alat makan, dst.).
2.7 Memiliki perilaku • Cara menahan diri saat marah,
yang mencerminkan 3.13 Mengenal emosi diri • Cara menghadapi orang yang tidak dikenal,
• Ciri diri dan orang lain,
sikap sabar (mau dan orang lain • Penyebab sedih, marah, gembira, kecewa, atau
• Cara antre,
menunggu giliran, 4.13 Menunjukkan reaksi mengerti jika ia menganggu temannya akan
mau mendengar ketika • Cara menyelesaikan gagasannya hingga tuntas, emosi diri secara wajarr marah, jika ia membantu temannya akan senang,
orang lain berbicara) • berusaha tidak menyakiti atau membalas dengan
mengendalikan emosi secara wajar
untuk melatih kekerasan.
3.14 Mengenali • Cara mengungkapkan apa yang dirasakannya
kedisiplinan
kebutuhan,keinginan, (lapar ingin makan, kedinginan memerlukan
2.8 Memiliki perilaku • Pemahaman tentang mandiri, dan minat diri baju hangat, perlu payung agar tidak kehujanan,
yang mencerminkan • Perilaku mandiri, 4.14 Mengungkapkan kepanasan, sakit perut perlu obat),
kemandirian
• Cara merencanakan, memilih, memiliki inisiatif kebutuhan, keinginan • Teknik mengambil makanan sesuai dengan
untuk belajar atau melakukan sesuatu tanpa dan minat diri dengan kebutuhan, menggunakan alat main sesuai
harus dibantu atau dengan bantuan seperlunya. cara yang tepat
dengan gagasan yang dimilikinya,
2.9 Memiliki perilaku • Keuntungan mengalah,
yang mencerminkan • Membuat karya sesuai dengan gagasannya, dst.
• Cara menawarkan bantuan pada teman atau
sikap peduli dan mau guru, • Cara berbicara secara santun, menghargai teman
membantu jika diminta dan orang yang lebih tua usianya,
• Cara menenangkan diri dan temannya dalam
bantuannya • Memahami sikap rendah hati,
berbagai situasi,
• senang berbagi makanan atau mainan. • Contoh perilaku rendah hati dan santun.

10 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11


PROGRAM
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI YANG
DICAPAI
MATERI PEMBELAJARAN (DAPAT DIKEMBANGKAN
OLEH SATUAN PAUD)
Apa dan Bagaimana Menyusun
2.14 Memiliki perilaku yang • cara berbicara secara santun, menghargai
mencerminkan sikap temann dan orang yang lebih tua usianya
rendah hati dan santun • pemahaman sikap rendah hati
Rencana Pelaksanaan
kepada orang tua,
pendidik, dan teman.
3.10 Memahami bahasa
• contoh perilaku rendah hati dan santun.

• cara menjawab dengan tepat ketika ditanya,


Pembelajaran Mingguan (RPPM)?
reseptif (menyimak dan • cara merespon dengan tepat saat mendengar
membaca) cerita atau buku yang dibacakan guru,
4.10 Menunjukkan • melakukan sesuai dengan yang diminta dengan
kemampuan berbahasa beberapa perintah,
reseptif (menyimak dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) disusun Rencana Pelaksanaan
• menceritakan kembali apa yang sudah
membaca)
didengarnya. untuk pembelajaran selama satu minggu. RPPM dijabarkan Pembelajaran
3.11 Memahami • Mengungkapkan keinginannya, menceritakan dari Program Semester. RPPM berisi: (1) identitas program
Mingguan (RPPM)
bahasa ekspresif kembali, layanan, (2) KD yang dipilih, (3) materi pembelajaran, dan (4)
(mengungkapkan • bercerita tentang apa yang sudah dilakukannya, berisi:
bahasa secara verbal rencana kegiatan.
dan non verbal)
• mengungkapkan perasaan emosinya dengan • Identitas Program
Bahasa melalui bahasa secara tepat.
4.11 Menunjukkan
• Menggunakan buku untuk berbagai kegiatan.
Identitas Program Layanan memuat Layanan
kemampuan
berbahasa ekspresif 1. Nama Satuan PAUD adalah nama satuan PAUD yang • KD yang dipilih
(mengungkapkan menyusun RPPM • Materi Pembelajaran
bahasa secara verbal
dan nonverbal) 2. Semester /bulan/minggu yang keberapa • Rencana Kegiatan
3.12 Mengenal • membaca gambar, membaca simbol, 3. Tema/Subtema/Sub-subtema diambil dari tema/subtema/
keaksaraan awal • menjiplak huruf,
sub-subtema yang disusun di program semester.
melalui bermain • mengenali huruf awal di namanya, menuliskan
4.12 Menunjukkan huruf-huruf namanya, 4. Kelompok usia anak diisi dengan kelompok sasaran
kemampuan • menuliskan pikirannya walaupun hurufnya masih
program
keaksaraan awal dalam terbalik atau tidak lengkap,
berbagai bentuk karya • hubungan bunyi dengan huruf, Contoh
• mengucapkan kata yang sering diulang-ulang
tulisannya pada buku cerita, RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
• mengeja huruf, TAMAN KANAK-KANAK KENCANA
• membaca sendiri,
Semester/Bulan/Minggu : I/Juli/Minggu ke 4
• hubungan angka dan bilangan.
Tema : Diriku
2.4 Memiliki perilaku • cara menjaga kerapian diri, dan
yang mencerminkan • cara menghargai hasil karya baik dalam bentuk
Subtema: Tubuhku
sikap estetis gambar, lukisan, pahat, gerak, atau bentuk seni Sub-subtema: -
lainnya, Kelompok : B (usia 5-6 Tahun)
• cara merawat kerapian-kebersihan-dan keutuhan
benda mainan atau milik pribadinya.
Seni Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan
3.15 Mengenal berbagai • membuat berbagai hasil karya dan aktivitas seni
karya dan aktivitas seni gambar dan lukis, seni suara, seni musik, karya puncak tema. Puncak tema merupakan kegiatan penyimpul bagi anak-
4.15 Menunjukkan karya tangan dan lainnya,
anak terkait dengan semua konsep, aktivitas yang dilakukan sepanjang
dan aktivitas seni • menampilkan hasil karya seni.
dengan menggunakan tema berlangsung. Puncak tema dapat berupa kegiatan, antara lain,
berbagai media pameran hasil karya, kunjungan wisata, kegiatan bersama orangtua,

12 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13


Contoh
panen bersama, pertunjukan sosiodrama, serta KD untuk tema “Diriku” di program semester terdiri atas:
bazar makanan dan minuman hasil masakan - 1.1, 1.2, 3.1-4.1 (NAM),
anak dan orangtua. Sebagai contoh ketika - 2.1, 3.3-4.3, 3.4-4.4 (motorik)
mengambil tema “sepeda”, puncak tema dapat - 2.5, 2.6, 2.7, 2.8, 3.13-4.13 (sosem),
berupa kegiatan bersepeda gembira bersama - 2.2, 3.6-4.6, 3.7-4.7, 3.8-4.8 (kognitif),
keluarga. Ketika mengambil tema “kupu- - 2.14, 3,10-4.10, 3.11-4.11, 3.12-4.12 (bahasa),
kupu”, kegiatan puncak temanya menanam - 3.15- 4.15 (seni)
tanaman bunga di sekitar halaman sekolah,
KD yang terpilih untuk RPPM dengan Subtema “tubuhku” terdiri atas:
atau melepas kupu-kupu hasil pembiakan anak.
- 1.1, 3.1-4.1 (NAM)
Penataan dalam ruang yang mengambil tema “sepeda”. - 2.1, 3.4-4.4 (motorik)
Kompetensi Dasar - 2.5, 2.6 (sosem)
1. KD yang ditetapkan dalam RPPM sesuai dengan KD yang sudah ditetapkan pada - 3.6-4.6 (kognitif)
Program Semester atau jika dipandang penting dapat diubah sesuai dengan kondisi. - 2.14, 3.10-4.10 (bahasa)
2. Komposisi KD yang diambil mewakili seluruh program pengembangan (nilai - 3.15-4.15 (seni)
agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni) Subtema berikutnya dapat menggunakan KD sisanya atau mengulang KD yang sama.
3. KD untuk subtema atau sub-subtema dapat diambil seluruhnya atau hanya
Materi Pembelajaran
sebagian dari KD yang ada di tema.
1. Materi pembelajaran diambil dari materi pembelajaran yang sudah dijabarkan
4. KD yang sudah dipilih dapat diulang kembali untuk digunakan di tema lainnya.
di KTSP (lihat contoh)
5. Penulisan KD dapat dituliskan dengan urutan angka atau dituliskan secara utuh.
2. Banyaknya materi pembelajaran yang diambil disesuaikan dengan kemampuan
6. Penempatan KD dapat masuk ke dalam kolom atau ditulis di atas setelah
belajar anak.
identitas program.
3. Materi pengembangan sikap dimasukkan ke dalam SOP dan menjadi pembiasaan
yang diterapkan sehari-hari sepanjang tahun.
4. Materi pengembangan sikap yang telah dimasukkan ke dalam SOP terus
diterapkan walaupun tidak lagi dicantumkan dalam RPPM.
5. Materi pembelajaran dikaitkan dengan tema/ subtema/ sub-subtema.
6. Materi pelajaran untuk satu tema/subtema/ sub-subtema akan diulang-ulang
sesuai dengan alokasi waktu RPPM untuk penguatan kemampuan anak.

Contoh
Contoh Materi Pembelajaran di KTSP:
KD 1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya

Contoh Materi pembelajaran untuk KD 1.1 adalah:


Mengetahui sifat Tuhan sebagai pencipta, mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan,
membiasakan mengucapkan kalimat pujian terhadap ciptaan Tuhan.
Pada puncak tema “kupu-kupu”,
anak menyiram tanaman agar dihinggapi.
14 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15
Rencana Kegiatan RPPM dengan Model Format Kolom
1. Rencana kegiatan berisi beberapa rencana kegiatan yang dapat diikuti anak. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MI NGGUAN ( RPPM)
2. Rencana kegiatan harus menarik dan membolehkan anak-anak untuk TAMAN KANAK-KANAK KENCANA
memilih dari banyak kegiatan yang disiapkan guru. Semester/ Bulan/ Minggu : I / Juli/ Minggu ke 4
3. Rencana kegiatan untuk 1 minggu harus bervariasi agar anak tidak bosan.
Tema : Diriku
4. Jumlah kegiatan yang disediakan setiap harinya minimal 4 kegiatan berbeda Subtema : Tubuhku
untuk tetap menjaga minat belajar anak dan agar anak memiliki pengalaman Sub-subtema : -
belajar yang beragam. Kelompok : B (usia 5-6 Tahun)
5. Rencana kegiatan harus dapat mencerminkan pendekatan saintifik.
Contoh 1
6. Rencana kegiatan memperhatikan model pembelajaran (area, sentra, sudut, KD Materi Pembelajaran Rencana Kegiatan
kelompok dengan kegiatan pengaman) yang digunakan di setiap satuan 1.1 1. Tubuhku ciptaan 1. Membuat bingkai foto diri warna
PAUD. Tuhan, merah, biru, kuning
7. Rencana kegiatan untuk satu minggu memberi pengalaman nyata anak 3.1-4.1 2. Doa sebelum dan 2. Membuat boneka foto diri dari tanah
dengan bermain balok, drama, alam, dll. sesudah belajar, liat
8. Materi pembelajaran diulang setiap harinya selama alokasi waktu yang 2.1 3. Kebiasaan mencuci 3. Membuat boneka diri dari shuttlecock
ditetapkan di RPPM tetapi dengan kegiatan yang berbeda. Tujuannya agar tangan dan bulu tangkis dengan tempelan kertas
anak dapat mencapai hasil belajar yang optimal dengan pengalaman belajar menggosok gigi, merah, biru, kuning
yang menarik sehingga tidak membosankan. 3.3-4.3 4. Nama anggota tubuh, 4. Menggunting dan menempel gambar
9. Rencana kegiatan disesuaikan dengan tema. fungsi anggota anggota tubuh
10.Untuk menunjukkan kebermaknaan pelaksanaan pembelajaran tematik, tubuh, cara merawat, 5. Melukis dengan cat air
setiap akhir tema dikuatkan dengan kegiatan puncak tema. 2.5 5. Aku senang memberi 6. Menggambar dengan krayon atau spidol
11.Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain membuat kue/makanan, salam, 7. Mencetak bentuk tubuh dari pasir
makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan, panen tanaman, dan 2.6 6. Aku senang 8. Membuat kolase bentuk dan bagian
kunjungan. mengikuti aturan, muka dari daun kering
Puncak tema “membuat makanan” .
3.6-4.6 7. Pengelompokan 9. Menghitung anggota tubuh
berdasarkan warna 10. Menggambar jari tangan dengan krayon
(merah, biru, kuning), atau spidol
bentuk dua dimensi 11. Mengukur tinggi badan dengan tali
(persegi, segi tiga), rafia
dan jumlah bilangan 12. Menyusun huruf anggota tubuh
(5 - 10), berdasarkan contoh dari kartu kata
2.14 8. Aku anak ramah, bergambar
3.10-4.10 9. Aku suka mendengar 13. Main peran pergi ke dokter gigi
cerita 14. Membuat roti berbentuk muka
3.15-4.15 10. Lagu “ Aku Ciptaan 15. Membangun rumah dari balok
Tuhan”
Puncak tema “menangkap ikan” hasil budi daya ternak ikan.

16 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17


RPPM dengan Model Webbing

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)


TAMAN KANAK-KANAK KENCANA
Apa dan Bagaimana Menyusun
Semester/Bulan/Minggu: 1/Juli/4
Tema/Subtema/Sub-subtema : Diriku/Tubuhku/-
Rencana Pelaksanaan
Kelompok : B (5-6 thn)

KD
Contoh 2
: 1.1, 3.1-4.1, 2.1, 3.3-4.3, 2.5, 2.6, 3.6-4.6, 2.14, 3.10-4.10, 3.15- 4.15
Pembelajaran Harian (RPPH)?
MATERI : Tubuhku ciptaan Tuhan, doa sebelum dan sesudah belajar, kebiasaan mencuci
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) merupakan acuan untuk
tangan dan menggosok gigi, nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh,
cara merawat, aku senang memberi salam, aku senang mengikuti aturan, mengelola kegiatan bermain dalam satu hari. RPPH disusun dan dilaksanakan
pengelompokan warna (merah, biru, kuning), bentuk dua dimensi (persegi, oleh guru. Format RPPH tidak harus baku, tetapi memuat komponen-
segi tiga), bilangan (5 - 10), aku anak ramah, aku suka mendengar cerita, lagu komponen yang ditetapkan. Komponen RPPH terdiri atas: (1) identitas
“ Aku Ciptaan Tuhan” program, (2) materi, (3) alat dan bahan, (4) kegiatan pembukaan, (5) kegiatan
inti, (6) kegiatan penutup, dan (7) rencana penilaian.

Sentra seni/area seni/kegiatan sudut seni/


Sentra persiapan/area persiapan/ Identitas RPPH
kelompok kegiatan seni kegiatan/kelompok sudut kebudayaan: Identitas sebuah RPPH memuat:
- Membuat bingkai foto diri warna merah, - Menghitung anggota tubuh dengan
biru, kuning menggunakan jari alat main yang ada
• nama Satuan PAUD adalah nama satuan PAUD yang menyusun RPPH
- Membuat boneka foto diri dari tanah liat - Menggambar jari tangan dengan • semester/bulan/minggu yang keberapa
- Membuat boneka diri dari shuttlecock bulu krayon atau spidol
tangkis dengan tempelan kertas merah, biru, - Mengukur tinggi badan dengan tali
• hari/tanggal
kuning rafia • tema/Subtema/Sub-subtema diambil dari tema/subtema/sub-subtema
- Menggunting dan menempel gambar - Menyusun huruf anggota tubuh
anggota tubuh berdasarkan contoh dari kartu kata
yang disusun di program semester.
- Foot printing (melukis dengan kaki) bergambar • kelompok usia anak diisi dengan kelompok sasaran.
Contoh
Sentra/area/sudut bahan alam/ S
Sentra main peran/area
kelompok kebudayaan: drama/kegiatan Pergi ke
d RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
- Melukis dengan cat air PPuskesmas
TUBUH TAMAN KANAK-KANAK KENCANA
- Menggambar tubuh dengan - Memberi kesempatan
krayon atau spidol KU pada anak untuk dapat Semester/Bulan/Minggu: I/Juli/Minggu ke 4
- Mencetak bentuk tubuh dari pasir berperan sebagai pasien, Hari/Tanggal : Senin,24 Juli 2015
- Membuat kolase bentuk dan dokter, perawat, bidan, Tema : Diriku
bagian muka dari daun kering apoteker, juru daftar/ Subtema : Tubuhku
resepsionis, dll.
Kelompok : B (usia 5-6 Tahun)
Sentra/area/sudut/ kegiatan memasak
membuat roti bentuk wajah Sentra/area/sudut kegiatan balok
-- Mengamati (melihat, memegang, mencium, - Membaca buku bergambar yang memuat Materi
mencicipi) bahan-bahan makanan yang bermacam-macam bentuk bangunan
akan digunakan 1. Materi diambil dari materi yang telah dijabarkan di RPPM.
- Membuat bangunan “rumahku” dari balok
- Menghias roti tawar menjadi bentuk wajah 2. Materi sejalan dengan tujuan yang telah dituliskan di atasnya.
sendiri dengan menggunakan mentega dan - Menggunakan bangunan “rumahku” untuk
meisis warna merah dan kuning digunakan main peran mikro 3. Materi dapat dibedakan:

18 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19


a. Materi untuk pengembangan sikap dapat dituliskan di RPP lalu Materi yang Masuk dalam Pembiasaan
masuk ke SOP atau langsung dimasukkan menjadi kegiatan 1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
rutin dan diterapkan melalui pembiasaan serta diulang- 2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
ulang setiap hari sepanjang tahunnya (ditindaklanjuti dengan 3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
dimasukkan ke dalam SOP kegiatan). 4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah
b. Materi pengembangan pengetahuan dan keterampilan makan.
dikenalkan sesuai dengan RPPH. Alat dan Bahan
Contoh 1. Alat dan bahan sangat terkait dengan kegiatan yang akan dikelola guru
Materi dalam RPPH subtema tubuhku dalam kegiatan: pada hari itu.
1. Doa sebelum dan sesudah belajar, 2. Kegiatan diambil dari beberapa rencana kegiatan yang ada di RPPM.
3. Kegiatan yang ditetapkan tergantung pada pengelolaan model
2. Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, dan cara merawatnya,
pendekatan yang digunakan di satuan PAUD tersebut.
3. Mengelompokkan berdasarkan warna (merah, biru, kuning),
4. Alat dan bahan ditata untuk menarik minat belajar anak.
bentuk dua dimensi (persegi, segi tiga), dan jumlah bilangan (5 -
10),
Contoh
4. Lagu “ Aku Ciptaan Tuhan” CONTOH alat dan bahan untuk subtema tubuhku

Aku Ciptaan Tuhan 1. Kegiatan membuat bingkai foto diri membutuhkan: lidi/irisan bambu/stik es krim,
kertas, lem, kertas warna warni (merah, biru, kuning).
Penggubah: NN
2. Kegiatan membuat boneka foto diri dari tanah liat membutuhkan: kertas koran
1 1 4 4 4 4 4 3 4 5
untuk alas, tanah liat, dan celemek untuk menutup baju anak.
Ma ta mu yang mu ngil ja ga lah
1 1 5 5 5 5 5 4 5 6 3. Kegiatan membuat boneka diri
Ja ngan sam pai me li hat yang sa lah membutuhkan h
huttlecock
shuttlecock
6 6 6# 6# 6# 6 2 6# 6# 6 6 6 5 4 a
arni,
bekas, kertas warna warni,
Ka re na Tu han yang Esa te lah men cip ta kan nya lem, dan asesoris mata..
6 6 5 5 5 4 3 2 3 4 4. Kegiatan menggun-
Ma ta mu yang mu ngil ja ga lah ting dan menempel
ota
(kolase) gambar anggo
Mulutmu yang mungil jagalah tubuh mem-
Jangan sampai bicara yang salah butuhkan
Karena Tuhan Yang Esa telah menciptakannya pola anggota
Mulutmu yang mungil jagalah
tubuh, lem,
potongan
Tanganmu yang mungil jagalah
anggota t u -
Jangan sampai ke tempat yang salah
buh untuk me-
Karena Tuhan Yang Esa telah menciptakannya
nempel, dan
Kakimu yang mungil jagalah
gunting.

20 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21


Kegiatan Pembukaan 7. Penguatan mengingat (recalling) merupakan bagian dari kegiatan main
1. Kegiatan pembukaan ditujukan untuk membantu membangun minat di Inti. Recalling untuk menguatkan kembali pengalaman bermain dan
anak agar anak siap bermain di kegiatan inti. konsep yang dipelajari anak
Contoh
2. Kegiatan pembukaan penting untuk mengenalkan materi pembelajaran.
Kegiatan Inti untuk RPPH subtema tubuhku Model Sentra Seni
3. Kegiatan pembukaan dimanfaatkan guru untuk mengenalkan
1. Anak diajak untuk mengamati alat dan bahan yang disediakan
kegiatan bermain yang sudah disiapkan, aturan bermain, menerapkan
2. Anak diberi kesempatan untuk bertanya tentang konsep warna dan bentuk yang
pembiasaan-pembiasaan, dan sebagainya.
ada di alat dan bahan.
Contoh 3. Guru menanyakan konsep warna dan bentuk yang pernah ditemukan anak di
dalam kehidupan sehari-hari
Contoh Kegiatan Pembukaan di RPPH untuk subtema tubuhku
4. Anak melakukan kegiatan sesuai yang diminati dan gagasannya:
1. Bernyanyi “ Aku Ciptaan Tuhan” a. Kegiatan 1: Membuat bingkai foto diri dari lidi.
2. Doa sebelum belajar b. Kegiatan 2: Membuat boneka foto diri dari tanah liat.
3. Membacakan buku cerita c. Kegiatan 3: Membuat boneka diri dari shuttlecock.
4. Mengenalkan aturan bermain d. Kegiatan 4: Membuat kolase (menggunting dan menempel) anggota diri.
5. Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara merawat tubuh. Diskusi yang 5. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya.
harus dilakukan sebagai rasa terima kasih terhadap Tuhan atas tubuhnya
Selama proses pembelajaran, guru dapat
menggunakan berbagai metode untuk saling
Kegiatan Inti
melengkapi. Metode tersebut untuk mendukung
1. Proses belajar menerapkan pendekatan saintifik, yakni anak mengamati
pendekatan saintifik. Beberapa metode
sesuai dengan tema yang dibahas, menanya, mengumpulkan informasi,
pembelajaran yang dianggap sesuai untuk PAUD,
menalar, dan mengomunikasikan.
antara lain adalah sebagai berikut.
2. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik diterapkan secara
lebih fleksibel dan lebih luas. Artinya bisa diterapkan di dalam 1. Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan
ruangan, di luar ruangan, menggunakan sumber belajar yang ada, atau cerita secara lisan. Cerita harus diberikan secara
memanfaatkan sumber belajar lingkungan. menarik. Anak diberi kesempatan untuk bertanya
3. Kegiatan Inti memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi dan memberikan tanggapan. Pendidik dapat
membangun pengalaman bermain yang bermakna. menggunakan buku sebagai alat bantu bercerita.
4. Pada tahap mengomunikasikan ditekankan pada anak menyampaikan 2. Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan Guru sedang mendemonstrasikan sesuatu
gagasannya melalui berbagai kegiatan bermain yang disiapkan. atau memeragakan cara untuk membuat atau
5. Kegiatan bermain disesuaikan dengan model pembelajaran sentra/ melakukan sesuatu.
area/sudut/ kelompok dengan kegiatan pengaman. 3. Bercakap-cakap dapat dilakukan dalam bentuk
6. Jumlah kegiatan yang disediakan setiap harinya minimal 4 kegiatan tanya jawab antara anak dengan pendidik atau
yang berbeda untuk memfasilitasi anak agar tetap fokus bermain. antara anak dengan anak yang lain.
Pada kegiatan tertentu misalnya memasak, main peran/drama, atau 4. Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk
pengenalan sains guru dapat menyediakan 1 kegiatan saja. memberi pengalaman yang nyata kepada anak,
baik secara individu maupun secara berkelompok. Guru bertanya jawab dengan anak

22 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23


Anak sedang bermain peran
5. Sosiodrama/bermain peran dilakukan untuk Rencana Penilaian
mengembangkan daya khayal/imajinasi, Rencana Penilaian memuat indikator perkembangan dan teknik
kemampuan berekspresi dan kreativitas anak pengumpulan data yang akan digunakan.
terhadap tokoh-tokoh yang diperankan atau
1. Indikator perkembangan mengacu pada indikator yang tertuang pada
benda-benda yang ada di sekitar.
lampiran Permendikbud Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum
6. Karyawisata adalah kunjungan secara
2013 PAUD dan dapat diperkaya oleh satuan Satuan PAUD sesuai
langsung ke objek-objek yang sesuai dengan
dengan visi, misi, tujuan, dan kekhasan lembaga.
tema dan bahan kegiatan yang sedang
2. Indikator penilaian disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
dibahas di lingkungan kehidupan anak.
materi pembelajaran.
7. Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang
3. Indikator penilaian sudah dikelompokkan ke dalam program
diberikan oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun secara
pengembangan untuk memudahkan dalam penyusunan laporan.
berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar dan kegiatan sehari-
4. Format rencana penilaian tidak bersifat baku. Contoh rencana penilaian
hari sebagai bahan pembahasan.
dapat dipelajari pada contoh RPPH berikut ini.
8. Eksperimen merupakan pemberian pengalaman kepada anak dengan
melakukan percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya. Contoh 1
Kegiatan Penutup Model Sentra Seni
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Taman Kanak-Kanak Kenanga
1. Kegiatan penutup dilakukan di akhir kegiatan hari tersebut.
2. Kegiatan penutup berupa transisi dari sekolah ke rumah. Diisi dengan Semester / Bulan/Minggu ke: 1/Juli/2
berbagai kegiatan yang membuat anak rileks. Hari / Tanggal: Senin /14 Juli 2015
3. Di kegiatan penutup dapat mengulang kembali apa yang dilakukan pada Kelompok / Usia: B/5 – 6 Tahun
saat kegiatan pembukaan. Tema / Subtema: Diriku/Tubuhku
4. Kegiatan penutup juga dapat diisi dengan kegiatan rutin untuk memperkuat
sikap yang diharapkan. Materi dalam kegiatan:
5. Kegiatan penutup dilakukan untuk menarik minat anak belajar esok harinya. 1. Doa sebelum dan sesudah belajar
2. Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, dan cara merawatnya,
Contoh 3. Pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru, kuning)
Kegiatan Penutup untuk RPPH subtema tubuhku 4. (Catatan: materi pengelompokan berdasarkan bentuk dan jumlah
1. Menanyakan perasaan anak selama hari ini bilangan disampaikan pada hari berikutnya)
2. Bernyanyi “ Aku Ciptaan Tuhan” 5. Lagu “ Aku Ciptaan Tuhan”
3. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang Materi yang masuk dalam pembiasaan
paling disukai
1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
4. Memberikan tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah, yakni menanyakan
kepada orang tuanya tentang tempat lahir, tanggal lahir, siapa yang menolong 2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
kelahiran, dst. 3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
5. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan pembukaan
6. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari 4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan
7. Berdoa setelah belajar
sesudah makan.

24 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25


Alat dan Bahan 2. Doa sebelum belajar.
3. Mengenalkan aturan bermain.
1. Lidi/irisan bambu/stik es krim, kertas, lem, kertass
4. Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara merawat tubuh
warna-warni untuk kegiatan membuat bingkai
Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terima kasih terhadap
foto diri warna merah, biru, kuning.
Tuhan atas tubuhnya.
2. Kertas Koran untuk alas, tanah liat, celemek untuk
5. Berdiskusi tentang pengelompokan warna (merah, biru, kuning).
menutup baju anak untuk kegiatan membuatt
boneka foto diri dari tanah liat. Inti
3. Shuttlecock (Kok bulu tangkis) bekas, kertas warna 1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan.
warni, lem, asesoris mata untuk kegiatan membuat buat 2. Guru menanyakan konsep warna dan bentuk yang ada di alat dan
boneka diri. bahan.
4. Gambar anggota tubuh, lem, kertas/kain flanel,gunting,
ting 3. Guru menanyakan kepada anak dimana mereka pernah
potongan anggota. menemukan konsep tersebut.
4. Guru mempersilakan anak mengelompokkan alat dan bahan
sesuai dengan konsep yang dipahami anak.
5. Anak melakukan kegiatan sesuai dengan yang diminati dan
gagasannya.
a. Kegiatan 1: Membuat bingkai foto diri dari lidi.
b. Kegiatan 2: Membuat boneka foto diri dari tanah liat.
c. Kegiatan 3: Membuat boneka diri dari shuttlecock.
d. Kegiatan 4: Membuat kolase (menggunting dan menempel)
anggota diri.
*gambar dan lagu beserta not angka dicantumkan dalam RPPH bila memungkinkan 6. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya
Pembukaan 7. Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak di kegiatan
1. Bernyanyi “Aku Ciptaan Tuhan”. mainnya
Mulutmu yang mungil jagalah
Penutup
Jangan sampai bicara
Aku Ciptaan Tuhan yang salah 1. Menanyakan perasaan selama hari ini
Penggubah: NN Karena Tuhan Yang Esa 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,
telah menciptakannya
mainan apa yang paling disukai, dll.
1 1 4 4 4 4 4 3 4 5 Mulutmu yang mungil jagalah
Ma ta mu yang mu ngil ja ga lah 3. Menanyakan perasaan selama hari ini
1 1 5 5 5 5 5 4 5 6 4. Memberikan tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah yakni
Tanganmu yang mungil jagalah
Ja ngan sam pai me li hat yang sa lah menanyakan kepada orang tuanya tentang tempat lahir, tanggal
Jangan sampai ke tempat
6 6 6# 6# 6# 6 2 6# 6# 6 6 6 5 4 yang salah
lahir, siapa yang menolong kelahiran, dst.
Ka re na Tu han yang Esa te lah men cip ta kan nya Karena Tuhan Yang Esa 5. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
6 6 5 5 5 4 3 2 3 4 telah menciptakannya 6. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
Ma ta mu yang mu ngil ja ga lah Kakimu yang mungil jagalah 7. Berdoa setelah belajar.

26 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27


Rencana Penilaian Materi Kegiatan:
1. Indikator Penilaian:
1. Doa sebelum dan sesudah belajar,
Program 2. Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat,
KD INDIKATOR 3. Pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru, kuning),
Pengembangan
Nilai Agama dan 1.1 - Anak terbiasa bersyukur dirinya sebagai 4. (Catatan: materi pengelompokkan berdasarkan bentuk dan
Moral ciptaan Tuhan jumlah bilangan disampaikan hari berikutinya)
3.1-4.1 - Anak dapat berdoa sebelum dan sesudah 5. Lagu “Aku Ciptaan Tuhan”
belajar
Materi yang masuk dalam pembiasaan:
Motorik 2.1 - Anak terbiasa mencuci tangan dan 1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
menggosok gigi
2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan
3.3 - 4.3 - Anak dapat menyebutkan nama anggota
penjemputan
tubuh, fungsi anggota tubuh, cara
merawat 3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
pembukaan
Sosem 2.5 - Anak terbiasa memberi salam
4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum
2.6 - Anak terbiasa mengikuti aturan
dan sesudah makan.
Kognitif 3.6-4.6 - Anak dapat mengelompokkan
berdasarkan warna (merah, biru, kuning)
Alat dan Bahan
Bahasa 2.14, - Anak terbiasa berlaku ramah 1. lidi/irisan bambu/stik
3.10-4.10 - Anak memahami cerita yang dibacakan es krim, kertas, lem,
Seni 3.15-4.15 - Anak dapat menyanyikan lagu “Aku kertas warna-warni
Ciptaan Tuhan” untuk membuat
bingkai foto diri.
2. Teknik penilaian yang akan digunakan: 2. kertas polos, krayon
- Catatan hasil karya dan spidol warna
- Catatan anekdotal, dan merah, biru, kuning
- Skala capaian perkembangan (rating scale) untuk kegiatan
Contoh 2 menjiplak telapak
tangan dengan
Model AREA/SUDUT
krayon atau spidol.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Taman Kanak-Kanak
3. tali rafia, nama setiap
Kenanga
anak, steples untuk
Semester/Bulan/Minggu ke : 1/Juli/2
kegiatan mengukur
Tema / Subtema: Diriku/Tubuhku
tinggi badan dengan
Kelompok / Usia: B/5 – 6 Tahun
tali rafia.
Hari / Tanggal: Senin /14 Juli 2015

28 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 29


4. alat kedokteran, setting pemeriksaan gigi,
gi, Penutup
obat-obatan, kertas – pensil resep untuk
uk
k 1. Menanyakan perasaan anak selama hari ini
bermain drama pergi ke dokter. 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa
yang paling disukai, dll.
3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah yakni
menanyakan kepada orang tuanya tentang tempat lahir, tanggal lahir,
siapa yang menolong kelahiran, dst.
4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
5. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
6. Berdoa setelah belajar
Rencana Pembelajaran
1. Indikator Penilaian:
Pembukaan
1. Bernyanyi lagu “Aku Ciptaan Tuhan”. Program
KD INDIKATOR
Pengembangan
2. Doa sebelum belajar.
3. Mengenalkan aturan bermain. Nilai Agama dan 1.1 - Anak terbiasa bersyukur dirinya sebagai
Moral ciptaan Tuhan
4. Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara merawat tubuh 3.1-4.1 - Anak dapat berdoa sebelum dan
Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terimakasih terhadap Tuhan sesudah belajar
atas tubuhnya.
Motorik 2.1 - Anak terbiasa mencuci tangan dan
5. Berdiskusi tentang pengelompokan warna (merah, biru, kuning). menggosok gigi
3.3-4.3 - Anak dapat menyebutkan nama
Inti
anggota tubuh, fungsi anggota tubuh,
1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan. cara merawat
2. Guru menanyakan konsep warna dan bentuk yang ada di alat dan Sosem 2.5 - Anak terbiasa memberi salam
bahan. 2.6 - Anak terbiasa mengikuti aturan
3. Guru menanyakan kepada anak dimana mereka pernah menemukan Kognitif 3.6-4.6 - Anak dapat mengelompokkan berda-
konsep tersebut. sarkan warna (merah, biru, kuning)
4. Guru mempersilakan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai Bahasa 2.14 - Anak terbiasa berlaku ramah,
dengan konsep yang dipahami anak. 3.10-4.10 - Anak memahami cerita yang dibacakan
5. Anak melakukan kegiatan sesuai dengan yang diminati dan gagasannya: Seni 3.15-4.15 - Anak dapat menyanyikan lagu “Aku
a. Area Seni: Membuat bingkai foto diri. Ciptaan Tuhan”
b. Area Keaksaraan: Mengukur tinggi badan dengan tali rafia
2. Teknik penilaian yang akan digunakan:
c. Area Main Drama: “Pergi ke dokter gigi”.
a. Catatan hasil karya
d. Area Bahan Alam: Menjiplak telapak tangan dengan krayon atau
b. Catatan Anekdot
spidol.
c. Skala capaian perkembangan (rating scale)
6. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya.
7. Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak di kegiatan mainnya.

30 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 31


Contoh 3
3. tali rafia, nama setiap
Model KELOMPOK DENGAN KEGIATAN PENGAMAN anak, steples untuk
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) kegiatan mengukur
Taman Kanak-Kanak Kenanga tinggi badan dengan
Semester / bulan/Minggu ke: 1/Juli/2 tali rafia.
Hari / Tanggal: Senin /14 Juli 2015 4. alat kedokteran, setting
Kelompok / Usia: B/5 – 6 Tahun pemeriksaan gigi, obat-
Tema / Subtema: Diriku/Tubuhku obatan, kertas – pensil
resep untuk bermain
Materi Kegiatan: drama pergi ke dokter.
1. Doa sebelum dan sesudah belajar,
2. Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat, Pembukaan
3. Pengelompokan warna (merah, biru, kuning), (Catatan: materi 1. Bernyanyi “Aku Ciptaan Tuhan
pengelompokan berdasarkan bentuk dan jumlah bilangan disampaikan 2. Doa sebelum belajar
pada hari berikutnya), 3. Mengenalkan aturan bermain
4. Lagu “Aku Ciptaan Tuhan” 4. Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara merawat tubuhnya.
Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terima kasih terhadap Tuhan atas
Materi yang masuk dalam SOP untuk pembiasaan:
tubuhnya.
1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
5. Berdiskusi tentang pengelompokan warna (merah, biru, kuning).
2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP Inti
pembukaan 1. Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang disediakan
4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan 2. Guru menanyakan konsep warna dan bentuk yang ada di alat dan bahan
sesudah makan. 3. Guru menanyakan kepada anak dimana mereka pernah menemukan konsep
tersebut
Alat dan Bahan 4. Guru mempersilakan anak mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan
1. lidi/irisan bambu/stik es konsep yang dipahami anak.
krim, kertas, lem, kertas 5. Anak melakukan kegiatan sesuai dengan yang diminati dan gagasannya:
warna-warni untuk a. Kelompok 1: Membuat bingkai foto diri warna merah, biru, kuning.
membuat bingkai foto b. Kelompok 2: Menjiplak telapak tangan dengan krayon atau spidol.
diri. c. Kelompok 3: Mengukur tinggi badan dengan tali rafia.
2. kertas polos, krayon dan Kegiatan Pengaman:
spidol warna merah, Menyusun huruf anggota tubuh berdasarkan contoh dari kartu kata
biru, kuning untuk bergambar
kegiatan menjiplak 6. Anak menceritakan kegiatan main yang dilakukannya
telapak tangan dengan 7. Guru menanyakan konsep yang ditemukan anak di kegiatan mainnya.
krayon atau spidol.

32 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 33


Penutup
1. Menanyakan perasaan selama hari ini Penutup
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa
yang paling disukai, dll.
3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah, yakni

K
emampuan belajar anak di lembaga pendidikan, khususnya di lembaga
menanyakan kepada orang tuanya tentang tempat lahir, tanggal lahir, PAUD, perlu disiapkan dengan seksama melalui layanan pembelajaran dan
siapa yang menolong kelahiran, dst. penilaian yang efektif. Pembelajaran dan penilaian yang efektif adalah
4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
pembelajaran dan penilaian yang terus-menerus dilakukan secara optimal. Hal
5. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
ini sesuai dengan perkembangan anak yang bersifat dinamis. Untuk selanjutnya,
6. Berdoa setelah belajar
hasil pembelajaran dan penilaian akan menjadi rujukan bagi pengembangan
Rencana Penilaian perencanaan pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian, pembelajaran
1. Indikator Penilaian: menjadi suatu siklus utuh antara penilaian, perencanaan, dan pelaksanaan yang
Program berlangsung secara berkesinambungan.
KD INDIKATOR
Pengembangan
Untuk dapat menjaga siklus utuh di atas secara berkualitas dan terus-menerus
1.1 - Anak terbiasa bersyukur dirinya sebagai ciptaan dalam memfasilitasi anak, guru PAUD wajib memahami perkembangan anak
Nilai Agama dan Tuhan
dengan baik dan juga cara-cara menilainya. Di samping itu, untuk mendukung
Moral 3.1-4.1 - Anak dapat berdoa sebelum dan sesudah
belajar keseluruhan pembelajaran lebih bermakna, para guru juga perlu melibatkan
orang tua/keluarga serta lingkungan secara optimal.
2.1 - Anak terbiasa mencuci tangan dan menggosok
gigi Dengan upaya yang optimal tersebut, diharapkan setiap anak yang dilayani di
Motorik
3.3-4.3 - Anak dapat menyebutkan nama anggota setiap satuan PAUD dapat mencapai tingkat perkembangan yang terbaik sehingga
tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat
akhirnya mereka dapat memasuki tingkat pendidikan selanjutnya dengan
2.5 - Anak terbiasa memberi salam kematangan dan kesiapan kompetensi serta berkepribadian yang memadai.
Sosem
2.6 - Anak terbiasa mengikuti aturan
3.6-4.6 - Anak dapat mengelompokkan berdasarkan
Kognitif warna (merah, biru, kuning)
2.14 - Anak terbiasa berlaku ramah,
Bahasa
3.10-4.10 - Anak memahami cerita yang dibacakan
3.15-4.15 - Anak dapat menyanyikan lagu “Aku Ciptaan
Seni
Tuhan”

2. Teknik penilaian yang akan digunakan:


a. Catatan hasil karya Saat ini kecerdasan anak
b. Catatan Anekdot sedang berkembang
c. Skala capaian perkembangan (rating scale) Untuk mereka
tidak ada kata esok
Kebutuhan mereka
adalah hari ini

34
dan tidak bisa ditunda PENYUSUNAN
PE
PPEN
ENYYU
EN YUS
USSU
U UNA
UNNAN
NA
AN RRENCANA
EN
ENC
NC
NCANA
AN
ANA PPE
NA PELAKSANAAN
ELLA
LAK
AKKSSAN
A SA
AN
A NA
AA
AAN
AN
A N PPE
PEMBELAJARAN
EMMBE
MB
BELA
BE LAJ
LAJ
AJAARA
AR
RA
AN PPENDIDIKAN
END
END
EN
NDID
IDI
IDI
DIKAN
KAN
KA
AN AN
A
ANAK
NAK
AK U
US
USIA
SSIIA D
DINI
INI
NI 35
3 5
(My Name is Today; Gabriel Mistral)
Daftar Pustaka CATATAN

Beaty, Janice J. 2010. Observing Development of The Young Child. New Jersey. Pearson
Education, Inc.
Coughlin, Pamela A et all (1997). Creating Child Centered Classrooms: 3-5 year olds.
Washington DC: Children’s Resources International, Inc.
Dodge, Diane, Truster, Laura J Colker, Cate Horeman. 2002. Creative Curriculum For
Preschool Fourt Edition, Washington DC. Cengage Learning.
Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum
Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.
Essa, Eva L. Introduction to Early Childhood Education, Amnotated Students Edition, 6th
ed. Belmont, USA: Wadsworth, 2011
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. 2015
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015
Wortham, Sue. Assessment in Early Childhood Education, Ohio: Pearson Merrill Prentice
Hall, New Jersey, Columbus, 2005.

36 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 37


Alamat Tim Penulis
Mareta Wahyuni (email: mareta_68@yahoo.com)
Irma Yuliantina (email: Irma_antina@yahoo.co.id)
Utin Ritayanti (email: u_teen@yahoo.com)

38
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PEDOMAN i
PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Diterbitkan oleh: pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

vi+ 38 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
ISBN: yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
978-602-73704-8-7 konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Pengarah: pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Penyunting:
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Enah Suminah, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd
kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Tim Penulis:
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Ali Nugraha
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Utin Ritayanti
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Yulianti Siantayani
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Sisilia Maryati
juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Desain/Layout: antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Surya Evendi
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Rulnaidi
guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Kontributor: rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Ebah Suhaebah satuan pendidikannya.
Dumaria Simanjuntak
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Foto-foto: merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Dokumen Penulis Terima kasih.
Sekretariat: Jakarta, Oktober 2015
Noor Ilman Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Sari Rahayu
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii


Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya.
Bagaimana Mengelola Pembelajaran di PAUD? ................................................. 1
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Perhatikan Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD. ..................................... 1
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran yang
kajian-kajian yang melandasinya. menyenangkan di PAUD. ........................................................................... 1
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
Apakah yang Dimaksud Pendekatan Saintifik? .................................................. 2
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan Mengapa Perlu Pendekatan Saintifik? ................................................................ 4
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan,
Cara Belajar Anak Usia Dini ........................................................................ 4
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka Prinsip Pembelajaran PAUD ....................................................................... 6
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami Kapan Pendekatan Saintifik dapat Dialami Anak? ............................................ 14
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Seperti Apa Penerapan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik? ............. 17

Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan Bagaimana Proses Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di PAUD? .......... 25
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Penutup ................................................................................................................. 34
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan Lampiran ................................................................................................................. 34
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini. Daftar Pustaka ....................................................................................................... 37

Jakarta, Oktober 2015


Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v


Bagaimana Mengelola Pembelajaran di PAUD?
Perhatikan Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD.
Kurikulum PAUD menggunakan pembelajaran tematik dengan

Anak sebenarnya seorang peneliti alami.


pendekatan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan
dalam pemberian rangsangan pendidikan. Kurikulum sebagai
“ Perhatikan !
• Karakteristik cara
AUD belajar
Biarkanlah ia mencari tahu dari apapun yang ditemui. program pengembangan bagi anak mampu mengembangkan
• Prinsip-prinsip
Semakin banyak yang dipelajari maka semakin banyak semua potensi anak agar menjadi anak yang kompeten.
pembelajaran
pula informasi yang dimiliki Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pembelajaran yang menyenangkan di PAUD.
Guru perlu memperhatikan cara anak usia dini belajar dan n prinsip-prinsip
prinsip prinsip
PAUD

pembelajaran PAUD. Anak usia dini belajar secara bertahap dengan cara berpikir
yang khas. Ia mampu belajar dengan berbagai cara, dan ia belajar dari proses
interaksi dengan lingkungannya. Pada prinsipnya anak belajar
melalui bermain. Hal ini sesuai dengan perkembangan anak,
yang menjadikan bermain sebagai kebutuhan anak. Bermain
membuat anak menjadi pembelajar aktif, dan memungkinkan

Anak dapat belajar
optimal jika :
anak menjadi makin kreatif. Selain itu, dalam kegiatan bermain • melalui bermain
yang didukung lingkungan yang kondusif, anak sesungguhnya • didukung fasilitator
juga belajar mengembangkan nilai-nilai karakter. Saat bermain, • ada media dan
anak belajar berbagi, peduli, kerjasama, bertanggungjawab, dll.
Penanaman nilai-nilai karakter untuk anak usia dini akan terjadi
dengan sendirinya pada saat anak praktek langsung dan melihat
sumber belajar

model/teladan dari orang lain. Di sinilah dukungan dari lingkungan yang kondusif
diperlukan dalam pembentukan karakter anak.
Dengan memanfaatkan media dan sumber belajar yang mudah ditemukan
anak, serta dukungan dari fasilitator (dalam hal ini guru), maka anak dapat berlajar
secara optimal. Dukungan yang dapat diberikan guru berupa:
1. Guru memberi mereka kesempatan untuk mencoba/mengeksplorasi dan
menggunakan berbagai obyek/bahan dengan cara yang beragam.
2. Guru memberi dukungan dengan pertanyaan (dan atau bimbingan) yang
tepat.
3. Guru menghargai setiap usaha dan hasil karya anak dengan tidak
membandingkan dengan anak lainnya.

vi PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1


Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan adalah proses Penanaman sikap dibangun melalui pembiasaan (habituasi) dan
pembelajaran yang dirancang agar anak secara aktif dapat mengamati, keteladanan (modeling). Pengembangan pengetahuan dan keterampilan
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan, dapat dilakukan melalui pendekatan saintifik (untuk penanaman sikap
baik terkait diri sendiri, lingkungan, atau kejadian. Penerapan pendekatan akan dipandu dengan pedoman tersendiri).
pembelajaran yang baik akan menumbuhkan kemampuan berpikir anak. Pendekatan saintifik mengembangkan kemampuan berpikir anak.
Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan saintifik. Apa yang
terjadi jika air busa ini Mengapa
kutiup............? benda ini bisa
Apakah yang Dimaksud Pendekatan Saintifik ? menempel di magnet
ini ya.......?

Pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan dalam membangun


cara berpikir agar anak memiliki kemampuan menalar yang diperoleh
melalui proses mengamati sampai pada mengomunikasikan hasil pikirnya.
Hal ini didasarkan pada pemikiran Piaget yang mengatakan bahwa
“Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya sendiri
melalui pengalaman yang diperolehnya”. Vygotsky berpendapat
bahwa “Lingkungan, termasuk anak lain atau orang dewasa dan media
sangat membantu anak dalam belajar untuk memperkaya pengalaman
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran di PAUD
anak. Untuk itu, kurikulum 2013 PAUD mengusung cara belajar anak
agar memiliki kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan Pendekatan saintifik digunakan
yang merupakan proses hasil penyelidikan (investigasi) anak terhadap pada saat anak terlibat dalam
lingkungannya. kegiatan main (termasuk saat
kegiatan pembelajaran sains),
maupun kegiatan lainnya,
misalnya main peran, main
balok, main keaksaraan, atau
melakukan kegiatan seni.
Anak mengekspresikan ide ke dalam sebuah karya

Anak bermain peran “Dokter-dokteran”

Anak bermain balok “Membangun Istana ”

2 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3


Anak bermain keaksaraan
“Mengurutkan Angka”
Agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan setiap kemampuan yang hendak dicapai, 2. Cara berpikir anak bersifat khas.
maka diperlukan pedoman pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak yang mengacu Cara anak berpikir berakar dari pengalamannya sehari-hari.
pada kurikulum 2013 PAUD yang dapat menjadi acuan bagi guru di lapangan. Sumber pengalaman anak didapat dari:

• Mendukung anak-anak dalam proses mencari tahu tentang sesuatu • pengalaman sensory dengan menggunakan seluruh inderanya
dengan caranya sendiri atau dengan bimbingan guru. (penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa, pengecap)
• Mendukung anak untuk melakukan penemuan mereka sendiri.
• Menumbuhkan minat, mengembangkan gagasan, kesempatan
mengekspresikan kebebasan, imajinasi, dan kreativitas anak, serta
menguatkan perasaan anak terhadap sesuatu.
• Hasil berpikir dapat dikomunikasikan pada orang lain.

Mengapa Perlu Pendekatan Saintifik?


Anak usia dini dapat belajar melalui apapun. Melalui pemahaman terhadap
Stimulasi indera pada anak
cara anak usia dini belajar, maka guru dapat memilih pendekatan yang paling
sesuai dengan cara belajar anak. Untuk mendapatkan penjelasan mengapa perlu • pengalaman berbahasa saat mereka berkomunikasi dengan
pendekatan saintifik, maka guru perlu mengenali tentang anak usia dini, cara teman, orang tua, guru atau orang lain.
belajar anak dan prinsip pembelajaran pada PAUD. • pengalaman budaya dalam bentuk kebiasaan di rumah, nilai
yang diterapkan dalam keluarga termasuk yang berlaku di
Cara Belajar Anak Usia Dini lingkungan.
1. Anak belajar secara bertahap. • pengalaman sosial dari teman sepermainan, perilaku orang
Anak adalah pembelajar alami dan sangat senang dewasa, dll.
Semakin banyak indera
belajar. Anak belajar sejak lahir. Anak senang • pengalaman yang bersumber dari media masa, misal dari
yang digunakan, semakin
mencari pemecahan dari masalah yang dihadapinya. surat kabar, majalah, televisi, radio, dll.
tinggi kemampuan anak Ia belajar dengan cara : 3. Anak belajar dengan berbagai cara.
menangkap informasi. Anak senang mengamati dan menggunakan mainannya dengan
• bertahap sesuai dengan tingkat kematangan
Gunakan semaksimal berbagai cara. Misalnya mobil-mobilan dapat digerakkan maju
perkembangan berpikirnya.
mungkin alat indera: mundur, dimainkan rodanya, dibongkar, dll. Namun, orang
• mulai segala sesuatu dari hal-hal yang bersifat
dewasa sering hanya menginginkan anak bermain seperti yang
konkrit ke abstrak.
Bertahap dipikirkan mereka.
• menggunakan seluruh inderanya:
Eksplorasi anak terhadap mainannya
mengamati, membau, mende-
ngarkan bunyinya, merasa-
kan, mencicipi, mendo- cara
Belajar dari
anak Bersifat khas
rong, menarik, bahkan bersosialisasi belajar
menggerak-gerakkan
dengan berbagai cara yang
disukainya, dll. Berbagai
cara

4 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5


Contoh:
Bermain merupakan kegiatan melatih
Bernus memukul-mukul dinding dengan tangan, sekali-kali ia juga memukul
otot besar dan kecil, melatih keterampilan
menggunakan alat atau menjejakkan kakinya. Selintas ia sedang berbuat yang
berbahasa, menambah pengetahuan,
dapat merusak dinding. Tetapi saat ditanya, Bernus menjawab, “Aneh ya kalau
melatih cara mengatasi masalah,
dipukul tangan suaranya dung-dung, kalau pake pensil jadi tek tek, tapi kalau
mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal
pake kaki jadi bum-bum.” Ternyata Bernus sedang melakukan percobaan
matematika, sains, dan banyak hal lainnya.
perubahan bunyi pada dinding.
Belajar matematika melalui balok Bermain sains dengan Bergerak menirukan binatang
membuat gelembung
4. Anak belajar saat bersosialisasi.
Anak belajar banyak pengetahuan dan keterampilan melalui
interaksi dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa,
kemampuan sosial-emosional, dan kemampuan lainnya
berkembang pesat bila anak diberi kesempatan bersosialisasi
dengan teman, benda, alat main, dan orang-orang yang ada di
sekitarnya
Bermain bola sebagai sarana pelepasan energi
Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan
emosi saat bermain anak merasa nyaman dan gembira. Dalam
keadaan nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks
sehingga memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan
membangun pengalaman positif.
Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak
menjadi senang belajar.
Belajar bersama teman Belajar melalui bermain

Prinsip Pembelajaran PAUD.


1. Belajar Melalui Bermain bemain
sesuai
Anak di bawah usia 6 lingk.
perkemba
kondusif
ngan
tahun berada pada masa
bermain. Pemberian rang-
sangan pendidikan dengan
Prinsip sesuai
Kecakapan
cara yang tepat melalui hidup
Pembela- kebutuhan
jaran
bermain, dapat membe-
rikan pembelajaran yang
bermakna pada anak.
pengmb. anak sbg
karkter pusat

Aktif
6 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7
2. Berorientasi pada Perkembangan Anak b. Kegiatan pembelajaran
Guru harus mampu mengembangkan dilaksanakan dengan cara
semua aspek perkembangan sesuai yang menyenangkan sesuai
dengan usia anak. Perkembangan dengan cara berpikir dan
anak tergantung pada kematangan perkembangan kognitif
anak. Kematangan anak dipengaruhi anak.
oleh status gizi, kesehatan, c. Pembelajaran PAUD ber-
pengasuhan, pendidikan, dan fak- orientasi pada anak, bukan
tor bawaan. Perkembangan anak pemenuhan keinginan
bersifat individu. Anak yang usianya lembaga/guru/orang tua. Guru bermain bersama anak
sama bisa jadi perkembangannya
berbeda. Guru perlu memberikan Pendampingan guru terhadap anak
5. Pembelajaran Aktif
kegiatan dan dukungan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak
Guru perlu menciptakan kegiatan-
secara perseorangan walaupun kegiatannya dilakukan di dalam kelompok.
kegiatan yang menarik dan
Untuk itulah pentingnya guru memahami tahapan perkembangan anak.
membangkitkan rasa ingin
3. Berorientasi pada Kebutuhan Anak secara Menyeluruh tahu anak, memotivasi anak
Guru harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai untuk berfikir kritis, dan kreatif.
dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan Pembelajar aktif berarti anak
khusus. belajar, melakukan atas dasar
Untuk dapat hidup secara sehat dan cerdas membutuhkan: idenya bukan hanya mengikuti
instruksi atau arahan guru.
a. Kesehatan dan gizi
Pembelajaran aktif tidak hanya
b. Pengasuhan
aktif anggota tubuhnya, tetapi
c. Pendidikan
yang penting juga aktif proses
d. Perlindungan
berpikirnya.
Program layanan PAUD harus memenuhi kebutuhan tersebut. Penyelenggara
Anak adalah pembelajar aktif
PAUD harus bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, kesejahteraan
sosial, hukum, dan orang tua. Dengan kata lain layanan PAUD Holistik
Integratif menjadi keharusan termasuk untuk anak berkebutuhan khusus.
4. Berpusat pada Anak
Anak diberi kesempatan untuk mencari, menemukan, menentukan pilihan,
mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan serta mengalami sendiri
Anak sebagai pusat pembelajaran, artinya:
a. Kegiatan pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan untuk
mengembangkan seluruh potensi fisik dan psikis anak.

8 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9


6. Berorientasi pada Pengembangan Karakter 7. Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Hidup
Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk
untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. Pengembangan nilai- mengembangkan kecakapan hidup anak. Kecakapan hidup yang dimaksud
nilai karakter dilakukan secara terpadu baik melalui pembiasaan adalah kemampuan untuk menolong diri sendiri, sehingga anak tidak
dan keteladanan baik yang bersifat spontan maupun terprogram. tergantung secara fisik maupun pikiran kepada orang lain. Pengembangan
Nilai-nilai karakter yang termuat dalam kompetensi dasar sikap kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembiasaan,
meliputi: keteladanan, maupun kegiatan terprogram.

a. Menerima ajaran agama yang dianutnya 8. Lingkungan Kondusif


b. Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik,
c. Memiliki perilaku hidup sehat menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar
d. Rasa ingin tahu anak dapat berinteraksi dengan guru, pengasuh, dan anak lain. Lingkungan
e. Kreatif yang kondusif mampu mendorong munculnya proses pemikiran ilmiah.
f. Estetis Lingkungan yang kondusif atau yang mendukung mencakup suasana yang
g. Percaya diri baik, waktu yang cukup, dan penataan yang tepat. Waktu yang cukup
h. Disiplin maksudnya waktu cukup untuk bermain, cukup untuk beristirahat, dan
i. Sabar cukup untuk bersosialisasi.
j. Mandiri Suasana lingkungan yang mendukung anak belajar:
k. Peduli a. Memberikan perlindungan dan kenyamanan saat anak bermain dengan
l. Toleran bahan dan alat sesuai ide anak.
m. Menyesuaikan diri b. Memberi kebebasan untuk anak melakukan eksplorasi dan
n. Bertanggung jawab Perilaku ingin tahu
eksperimentasinya.
o. Jujur c. Memberi kesempatan anak untuk memberikan penjelasan tentang cara
p. Rendah hati, dan santun dalam berinteraksi kerja dan hasil yang dibuatnya..
d. Menyediakan berbagai
alat dan bahan yang dapat
mendukung cara anak
bermain.
e. Memberi dukungan
dalam bentuk pertanyaan
yang mendorong anak
mengembangkan ide,
bukan memberi arahan
untuk dilakukan anak.

Perilaku mandiri Perilaku kreatif Lingkungan belajar yang menyenangkan

10 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11


Penataan lingkungan yang mendukung belajar adalah 10. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
lingkungan yang: Penggunaan media dan sumber yang ada di
a. Terjaga kebersihannya. lingkungan ini bertujuan agar pembelajaran
b. Semua alat, perabot, dan kondisi ruangan dipastikan terjaga lebih kontekstual dan bermakna, lebih
keamanannya. dekat dengan kehidupan anak. Sumber
Aku mau
c. Ditata dengan rapi untuk membiasakan anak berperilaku rapi belajar yang dimaksud adalah orang-orang
tempat main dan
alat main yang bersih, dan teratur. dengan profesi tertentu yang sesuai dengan
teratur, rapi, aman,
d. Ditata sesuai dengan tinggi badan anak untuk membangun tema, misalnya: dokter, polisi, nelayan, dan
dan mudah petugas pemadam kebakaran. Pembelajaran Alam sebagai sumber pengetahuan
kumainkan perilaku mandiri.
kontekstual menguntungkan anak.
9. Berorientasi pada Pembelajaran Demokratis.
Pembelajaran yang a. Penggunaan berbagai media dan
demokratis sangat diper- sumber belajar dimaksudkan agar
lukan untuk mengem- anak dapat menggali dengan benda-
bangkan rasa saling benda di lingkungan sekitarnya. Anak
menghargai anta- yang terbiasa menggunakan alam
ra anak dengan guru, dan lingkungan sekitar untuk belajar,
dan dengan anak lain. akan lebih peka kesadarannya untuk
Pembelajaran demok- memelihara lingkungan.
ratis memupuk sikap b. Piaget meyakini bahwa anak belajar banyak dari media dan
konsisten pada gagasan alat yang digunakannnya saat bermain. Karena itu media
sendiri, tetapi menghar- belajar bukan hanya yang sudah jadi berasal dari pabrikan,
gai orang lain dan men- tetapi juga segala bahan yang ada di sekitar anak, misalnya
Anak menyatakan pendapatnya daun, tanah, batu-batuan, tanaman, dan sebagainya.
taati aturan.
a. Menghargai perbedaan dan keistimewaan anak tanpa
membeda-bedakan. Ajaklah anak untuk memperhatikan saluran air yang ada di sekitar

“ Hargailah setiap
anak, siapapun,
b. Menghargai gagasan dan hasil karya anak tanpa
membandingkan dengan anak lainnya
Lembaga PAUD. Diskusikan dengan anak:
• Apa saja yang terlihat..?
c. Memberi kesempatan pada anak melakukan dan menolong • Ada benda apa saja yang ikut hanyut ?
tanpa pernah
dirinya sesuai dengan kemampuannya untuk mendapatkan • Apa jadinya jika banyak benda yang dibuang di saluran tersebut?
membanding- pengalaman bermain yang berharga. • Apa yang seharusnya dilakukan?
bandingkan d. Memfasilitasi anak dengan beragam obyek baik alam maupun Pastikan saluran air yang diamati tidak membahayakan baik dari
dengan anak lain. buatan yang menarik sehingga memunculkan rasa ingin kedalaman, kederasan air, kandungan limbah, maupun pagar
SETIAP ANAK tahu anak dan anak akan melakukan pengamatan, misalnya pembatasnya. Pastikan aman, tidak ada anak yang jatuh ke dalam
ADALAH bunga-bunga, kolam ikan, aquarium, sangkar burung atau saluran air.
ISTIMEWA.
“ kandang kelinci, dll.

12 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13


Kapan Pendekatan Saintifik dapat Dialami Anak? Dio : “Kecil, warnanya merah dan ada yang hitam.”
Mei : “Semut jalannya baris panjang ....”
Anak selalu berinteraksi dengan lingkungannya, kapanpun. Di situlah pendekatan Guru : “Bagian-bagian apa saja yang dimiliki semut ?”
saintifik dapat dilaksanakan. Pendekatan saintifik dengan proses mengamati, menanya, Dimas : “Ada kepalanya, ada matanya dan ada antenanya.”
mengumpulkan informasi, menalar dan mengomunikasikan akan membangun Riri : “Dia punya kaki juga, tapi kecil gak kelihatan.”
kemampuan berpikir saintifik anak. Sejak awal, kemampuan berpikir ini perlu terus Guru : “Dari mana kalian tahu bahwa dia punya kaki?”
dilatih dan disuburkan untuk membangun rasa ingin tahu (inquiry) anak. Orang dewasa Riri : “Kan dia bisa jalan, jadi dia punya kaki”.
baik yang di rumah ataupun di lembaga PAUD perlu membiasakan cara berpikir anak
Guru : “Tahukah kalian ada juga binatang yang tidak punya kaki, tapi bisa berjalan.”
dengan proses tersebut sehingga terbentuk kemampuan berpikir saintifik.
Roni : “Iya... aku tahu... ular tidak punya kaki, tapi dia bisa berjalan.
Kemampuan berpikir saintifik dapat dilakukan di rumah dengan dukungan keluarga Guru : “Jadi dengan apa dia berjalan?”
dan di lembaga PAUD dengan dukungan guru. Di lembaga PAUD, stimulasi terhadap Roni : “Pakai perut...”
kemampuan berpikir saintifik dapat dimulai sejak anak datang, kegiatan awal
pembelajaran, saat proses belajar melalui bermain, makan, main bebas bahkan Contoh penerapan pendekatan saintifik saat bermain.
sampai pulang kembali ke rumah. Selanjutnya orangtua dapat meneruskan selama Evan sedang menggambar dan menyapa guru yang lewat di dekatnya.
anak berada bersama keluarga, demikian pula guru melanjutkan kemampuan berpikir Evan : “Bu, ini aku menggambar helikopter. Helikopternya sedang bergerak.”
saintifik yang telah dibangun oleh keluarga untuk diteruskan di lembaga PAUD. Guru : “Menurut Evan, apa yang menyebabkan helikopter itu bisa bergerak?”
Evan : “Ada mesinnya. Mesinnya bunyinya keras...”
Contoh penerapan pendekatan saintifik saat kedatangan ke sekolah.
Angin bertiup dan menerpa rambut Evan, Evan merespon dengan berkata,”Ini ada angin...”
Dian turun dari boncengan sepeda motor ayahnya, dan menuju ke pintu gerbang
Guru : “Wah.. ada angin. Angin bisa menerbangkan benda-benda di sini. Benda apa
sekolah. Ibu guru telah menyambutnya dan mengucapkan salam kepada Dian. Dian
saja yang dapat diterbangkan oleh angin?”
menunjukkan sepatunya yang baru kepada guru sambil berkata:
Evan sambil memegang rambutnya : “Rambutku.. ini kena angin.”
Dian : “Bunda, lihat sepatuku......!”
Guru : “Wah.... bunda lihat sepatu Dian berbeda dari sepatu yang biasa dipakai.” Guru : “Betul, angin bisa menggerakkan rambut, kertas, daun dan benda-benda lainnya. “
Dian : “Ini kan sepatu baru, Bunda.” Evan tiba-tiba berseru sambil menunjuk ke sebuah arah,”Lihat.. itu ada crane... Crane nya
Guru : “Ou... coba diamati, apa saja yang Dian sukai pada sepatu itu ? bergerak putar-putar.”
Dian : “Aku suka warnanya, biru. Ini ada gambar kupu-kupunya... ada bunga- Guru : ”Menurut Evan, crane itu bergerak karena angin atau mesin?”
bunganya.” Evan : ”Ya karena ada mesin dan juga ada anginnya.”
Guru : “Apa hubungan kupu-kupu dan bunga ya ?”
Dian : “Kupu-kupunya kan suka hinggap di bunga.” Contoh penerapan pendekatan saintifik saat makan bekal.
Guru : “Iya... kupu-kupu menyukai bunga yang berwarna menarik dan membantu agar Amira dan Aisyah telah mempersiapkan kotak bekal dan minumannya di meja.
bunga-bunga itu menjadi tersebar lebih banyak.” Sambil menunggu teman-teman lain mempersiapkan diri, mereka duduk berdua dan
Dian : “Teman-teman... bunga bisa jadi banyak bercakap-cakap:
karena ada kupu-kupu.” Amira : “Lihat, botol minuman kita sama ya...?”
Contoh penerapan pendekatan saintifik saat Aisyah : “Iya... sama... “
kegiatan pembukaan. Amira : “Ini ada gambar Elsa.. ”
Guru menjelaskan tentang semut. Pada saat Aisyah : “Itu Ana....” tunjuk Aisyah pada tokoh Ana dalam film Disney Frozen di botol
lingkaran guru memberikan ide pada anak tentang minumnya.
membuat semut dari bahan-bahan limbah yang ada. Amira : ”Sama kan.... Tos...”, seru Amira sambil menunjukkan lima jarinya ke arah
Guru : “Pernahkah kalian melihat semut ? Seperti Aisyah. Aisyah menepukkan lima jarinya ke jari Amira sambil tersenyum.
apa bentuknya?
Cara membuat semut dari bahan limbah
14 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15
Contoh penerapan pendekatan saintifik saat berbaris pulang. Seperti Apa Penerapan Pembelajaran dengan
Saat berbaris, ada beberapa anak yang berdiri di depan pintu kepulangan sambil
menunggu beberapa teman yang lain yang sedang mempersiapkan diri untuk pulang. Pendekatan Saintifik?
Ria menunjukkan tas punggungnya kepada Fira. Pada dasarnya anak seorang peneliti. Semua yang ada di sekitarnya menarik
perhatiannya. Anak akan memperhatikan, meneliti, mencoba, dan bertanya. Cara
Ria : ”Lihat, tas kita sama ya….!”
belajar alamiah tersebut merupakan proses pendekatan saintifik. Dengan demikian,
Fira : “Iya…. sama warnanya. Biru…..”
pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta
Guru mendekati kedua anak itu sambil mengajak bercakap-cakap.
didik secara aktif dapat mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar,
Guru : Coba kita amati, apa saja persamaan kedua tas ini ya?”
dan mengomunikasikan. Dengan dilakukannya proses tersebut, maka anak akan
Rendi : “Sama-sama ada talinya…” memiliki kemampuan berpikir saintifik.
Dimas : “Juga sama-sama ada rodanya.
Jelaslah, untuk merangsang kemampuan berpikir saintifik, maka guru perlu
Dinda : “Sama ada tongkatnya juga !”
menerapkan pendekatan saintifik sebagai upaya untuk mengembangkan dan
Nona : ”Bunda, kenapa sudah ada talinya harus ada rodanya?
meneruskan perilaku positif tersebut.
Guru : “Coba kalian pikirkan, mengapa ada tali, roda dan tongkatnya? Untuk apakah
benda-benda ini ?(sambil guru memegang tali dan roda pada tas). Penerapan pendekatan saintifik yang baik akan menumbuhkan
Ria : “Aku tahu…. Kalau tasnya berat, tinggal ditarik saja tongkatnya. Kan ada kemampuan berpikir anak. Agar optimal dalam penerapan pendekatan
rodanya, jadi tasnya bisa jalan. Jadi kita tidak capai bawanya.” tersebut maka penting untuk diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Fira : ”Tapi kalau isinya sedikit, kita bisa pakai talinya.. taruh di sini… (kata Fira sambil • Guru harus melihat anak-anak sebagai pembelajar aktif
memperagakan gerakan meletakkan tali tas di punggungnya). • Guru memberi mereka kesempatan untuk mencoba/ mengeksplorasi
Rendi : “Ayahku juga punya tas besar, ada tongkat dan rodanya. Kalau pergi naik kereta, dan menggunakan berbagai obyek/bahan dengan cara yang beragam
ayahku bawa tas besar itu.” • Guru memberi dukungan dengan pertanyaan (dan atau bimbingan)
Guru : ”Oh ya… mungkin ayah Rendi akan ke luar kota. Menurut teman-teman, yang tepat.
mengapa ayah Rendi membawa tas besar jika akan ke luar kota?” • Guru menghargai setiap usaha dan hasil karya anak dengan tidak
Dimas : “Soalnya ayah Rendi harus bawa macam-macam barang. Itu pasti ada bajunya… membandingkan dengan anak lainnya.
ada celana, dan ada handuknya…”.
Guru : ”Betul Dimas, tas besar itu berisi berbagai keperluan ayah selama di luar kota.
Jika ke sekolah kita tidak perlu membawa tas besar, karena barang yang kita
bawa sedikit. Baiklah teman-teman….., kita akan segera pulang, pastikan kita Vino menemukan setangkai bunga pada sebuah vas
siap dengan tas kita, tanpa ada yang tertinggal di sekolah.” bunga. Ia mengambil vas bunga itu, mengamati dan
Anak-anak berdiri dengan rapi dan bersiap-siap berjalan menuju ruang penjemputan. mencium bunga itu. Vino bertanya, “Berapa lama
bunga ini bisa tetap segar ?” Vino bertanya tentang
bunga sepatu kepada bu guru. Kemudian ia mengambil
kertas dan pensil warna menggambar bunga sepatu
dan ditunjukkan pada bu Guru, “Ini bunga sepatu,
seperti yang di vas itu..” Vino sudah menerapkan
proses saintifik.

Anak berbaris pulang

16
16 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17

Vino mencium bunga sepatu


Pentingnya pendekatan saintifik pada anak usia dini. Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup perkembangan
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik diterapkan di lembaga PAUD nilai agama dan moral.
untuk melanjutkan perilaku belajar yang telah dimiliki anak. Hal ini penting untuk Pada kegiatan pijakan sebelum bermain, terjadi percakapan antara anak-anak
membantu anak memahami dunia sekitarnya. Proses mengumpulkan, mengolah dan Bu Dewi.
informasi dan mengomunikasikan yang diketahuinya merupakan langkah Ita : “Bunda, tadi Dito tidak mau mengucapkan salam”. Itu kan tidak boleh ya,
pengembangan berpikir kritis. Bunda? Kata mamaku tidak sopan.”
Bu Dewi: “Oh begitu, kenapa Dito tidak mau mengucapkan salam?”
Meidina sedang bermain di sentra memasak.
Dito : “Pokoknya tidak mau.”
Mereka akan membentuk bulatan dari
Bu Dewi: ”Teman-teman kenapa kita harus mengucap salam?”
tepung beras.
Sinta : “Biar teman kita banyak, Bunda”
Meidina berkata, “Aku beri air dulu
Fifi : “Biar teman-teman tahu kalau kita sudah datang Bunda. Kalau kita diam
tepungnya biar bisa dibulat-bulat”
saja, kan teman yang lain tidak tahu kita sudah datang”
Mira, “Kasih airnya sedikit saja supaya Bu Dewi: “Betul semuanya. Kalau kita mengucapkan salam, kita mendoakan teman
tidak lembek.” kita. Jadi teman kita akan semakin banyak. Kalau mempunyai teman yang
Kemudian mereka bekerja bersama banyak, rasanya bagaimana?”
membentuk bulatan. Mereka telah Usman : “Senang Bunda, kemana-mana ada teman bermainnya, seperti aku.”
mengatasi masalah, menganalisa dan juga Tiko : Kalau begitu, Dito nanti tidak punya banyak teman, Dito mau?”
mengevaluasi bahan tepung agar bisa di Dito tampak menggelengkan kepala dan berkata “Aku tidak mau.”
bentuk bulatan. Pada kegiatan diskusi tadi, anak-anak telah melakukan kegiatan pengamatan,
Berkarya dengan tepung
melakukan proses diskusi untuk menemukan jawaban dan menemukan solusi dari
permasalahan yang ada.
Dari contoh aktifitas saintifik sederhana di atas, dapat ditarik
beberapa manfaat penerapan pendekatan saintifik, yaitu: Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup perkembangan
1. Lebih mudah diterima oleh anak sosial emosional
2. Lebih bermakna bagi anak Pada hari berikutnya, Bu Dewi mengajak anak-anak ke halaman dan
memperhatikan semut-semut yang sedang berjalan. “Teman-teman, coba kita
3. Lebih utuh diterima oleh anak
perhatikan, apa yang dilakukan semut-semut itu ?” tanya Bu Dewi
4. Lebih melekat menjadi perilaku anak
“Bu, semutnya banyak ya. Kalau jalan berbaris” kata Ita.
5. Mengurangi verbalisme (menghindari guru untuk banyak
menjelaskan secara lisan) Dito menimpali “Eh lihat, itu semutnya mengangguk ke temannya.”
6. Lebih mudah diterapkan oleh anak Tiko juga menyahut, “Betul Bunda, yang ini semutnya juga mengangguk.” Ternyata
7. Anak lebih menghargai kemampuan yang diperolehnya semutnya semua mengangguk kalau ketemu temannya.”
8. Anak lebih percaya diri Bu Dewi mengatakan “Kalau kita bertemu teman, apa yang harus kita lakukan?”
9. Anak lebih bangga terhadap kemampuan yang diperolehnya “Semut juga seperti kita ya Bun, kalau bertemu temannya menyapa.”
10. Kemampuan yang diperoleh lebih permanen

18 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19


Pada kesempatan itu, Dito mempraktekkan menganggukkan kepalanya ke Tiko, Usman berkata, “Dari kresek hitam bisa diremas dibuat jadi kepala semut.”
keduanya tampak saling mengangguk. Sinta menambahkan, “Pakai playdough aja, kan tinggal dibulat-bulat lalu
“Hi hi hi, seperti semut,” kata Ita. tempel di ranting.”
Bu Dewi menambahkan “Kalau kita bertemu teman, apa yang kita lakukan teman- Dito menjawab, “Aku pakai playdough aja deh. Lebih mudah. Dan lebih
bih
teman?” bagus Bunda, lebih rapi. Aku bisa membuat mulutnya.”
“Menyapa Bunda, mengucap salam,” jawab Dito. “Berarti semut sayang dengan “Aku mau membuat kue sarang semut boleh tidak, Bunda?” tanya Fifi
teman ya, Bunda,” Dito menambahkan. Bu Dewi berkata, “Boleh, tapi kenapa Fifi ingin membuat kue sarang semut?”
t?”
Pada kegiatan ini anak melakukan kegiatan pengamatan, mendapatkan Fifi menjawab, “Enak bunda, aku suka.”
informasi tentang cara semut menyapa temannya, mengasosiasi dan
Dalam kegiatan di atas, anak-anak terlibat diskusi, menemukan permasalahan,
mengomunikasikan pada yang lain.
mencoba menemukan solusi, menemukan solusi yang efektif.
Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup perkembangan seni.
Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup
“Teman-teman, di sini Bunda mempunyai banyak bahan, ada daun kering, ranting,
perkembangan bahasa.
bunga kering, kertas warna-warni, kertas karton, playdough, tas plastik kresek warna
“Sinta-Sinta, ada semut lho di nama kamu.” Kata Fifi sambil menunjuk huruf
hitam, karet gelang, gunting, dan lem. Kira-kira bisa tidak ya kita membuat sesuatu
S pada kartu nama Sinta yang ditempel di papan nama. “Tuh kan, sama.” Kata ata
berbentuk semut dengan bahan ini?” tanya Bu Dewi.
Fifi sambil menunjuk tulisan S E M U T yang ditempel di papan tulis.
Ita, “Aku mau membuat semut warna merah, Bun.”
Sinta dan Fifi menghampiri Bu Dewi dan bertanya, “Bunda, Sinta dan Semut
Bu Dewi, “ Ita membutuhkan bahan apa?” “Aku mau menggunakan kertas lipat sama ya?”
warna merah Bun. Nanti aku gunting kepala, badan, dan kaki semutnya. Aku mau
Bu Dewi ganti bertanya, “Apanya yang sama?”
tempel dengan lem, Bun!” Ita menjelaskan.
Fifi memegang tangan Bu Dewi dan menariknya ke papan nama, “Ini lho
“Kok semutmu nggak ada antenanya, Ita?” tanya Fifi
Bunda, sama kan?” kata Fifi sambil menunjuk huruf S di kartu nama Sinta dan
“Bunda, semutku nggak ada antenanya? Bagaimana cara membuatnya?” Ita bertanya. huruf S pada tulisan SEMUT.
“Kalau antena, bentuknya seperti apa?” tanya Bu Dewi Bu Dewi mengatakan, “ Betul Fifi, itu huruf S. Selain semut dan sinta, kata
Fifi menjawab,”Seperti tangkai apalagi ya yang diawali huruf S, Sssss....?” kata Bu Dewi pada Sinta dan Fifi.
bunga, Bunda. Oh aku bisa membuatnya, “Sendal Bunda,” kata Sinta. “Sssss.....selang Bunda, Ssss....... senam.” Timpal
tinggal menggunting seperti tangkai Fifi.
bunga, Bun.” Beberapa saat kemudian, Sinta mengambil playdough dan memilinnya
Dito, “Bunda, kalau membuat semut menjadi huruf S. Dia menunjukkan dan mengatakan, “Bunda, ini namaku.”
dari ranting, berarti untuk badannya apa Dalam kegiatan di atas, anak menemukan huruf S melalui proses saintifik,
ya? Terus untuk kepalanya gimana?” mengamati, menanya, mengumpulkan informasi dari bahan yang ada di
Bu Dewi, “Teman-teman ada yang lingkungan, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
punya ide bagaimana membuat kepala
semut dan badannya dari ranting?”
Membuat semut dari bahan limbah
20 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21
Contoh penerapan pendekatan saintifik bagi lingkup perkembangan kemana-mana dengan sayapnya. Nah, karena Tuhan sudah memberi kita karunia berupa
fisik motorik. tangan, perlu dirawat tidak tangan kita?” tanya Bu Sinta
Winda tampak sedang mengejar beberapa kupu-kupu yang beterbangan di “Ya Bunda, aku merawat tanganku lho, aku kan rajin mencuci tangan,” jawab Winda
antara bunga-bunga di halaman PAUD. Kemudian Winda mendekati Bu Sinta dan
“Alhamdulillah Bunda senang Winda pintar merawat tanganmu, Nak,” tutur Bu
bertanya “Bunda, kupu-kupu kok bisa terbang? Kenapa aku nggak bisa terbang,
Sinta. Selanjutnya Winda melanjutkan gambarnya, sebuah kupu-kupu.
Bunda?”, Bu Sinta menjawab, “Coba kita lihat kupu-kupu yuk. Coba Winda
perhatikan, kupu-kupu terbang menggunakan apa?” Contoh penerapan pedekatan saintifik bagi lingkup perkembangan kognitif
“Bunda, semutnya kok ada yang besar dan ada yang kecil?” tanya Dito pada Bu Sinta.
“ Menggunakan sayap, Bunda.” Jawab Winda
Bu Sinta menimpali, “Oh begitu ya, kalau warnanya sama tidak ya?”
“Kalau Winda, punya sayap tidak?’ bu Sinta bertanya
“Tidak Bunda, ada yang merah, ada yang merah sedikit, ada yang hitam, ada juga yang
“Aku punya tangan Bunda, bukan sayap.” Kemudian Bu Sinta bertanya, “Apa
hitamnya tidak hitam sekali tuh, Bun.” Jawab Dito
ya bedanya tangan dan sayap?”
“Jadi, yang sama apanya?” tanya Bu Sinta
“Kalau tanganku untuk mengambil makanan, untuk memegang balok, meremas
playdough, Bunda.” Kata Winda “Kalau bentuknya sama Bun, tapi warna dan ukurannya beda.” Jawab Dito

Bu Sinta menjawab,”Ya, untuk apalagi?” “Binatang apalagi yang bentuknya sama, tapi ukuran dan warnanya beda?” tanya Bu
Sinta
“Bisa membuat bulatan, Bunda.” Jawab Sinta
“Oh iya ya Bunda, binatang yang lain juga. Kucing, ayam, burung, kupu-kupu. Mereka
“Masih ada lagi tidak? Tanya Bu Sinta
juga ukuran dan warnanya beda, tapi badannya sama.” Jawab Dito
‘Banyak sih, bisa untuk menulis namaku, bisa untuk memegang gelas, bisa
Dari kegiatan pengamatannya, Dito menemukan informasi yang menggelitik rasa
untuk menarik mobil-mobilan, banyak.... Bunda.”
ingin tahunya tentang semut. Dito menemukan informasi melalui pengamatan dan
“Ya, kalau sayap burung, bagaimana? Sama tidak dengan tangan kita?”
dukungan dari Bu Sinta.
“Hmm, kalau sayap untuk terbang Bunda, tapi nggak bisa untuk mengambil
Manfaat Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
makanan....”, jawab Winda
Banyak pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari anak saat bermain:
“Jadi kenapa Winda tidak bisa
• Konsep nilai agama dan moral (benar-salah, ciptaan Tuhan, sifat Tuhan, cara
terbang?” tanya Bu Sinta
beribadah, dll.)
“Ya, karena aku tidak punya sayap, • Konsep matematika (membilang, menjumlah, mengelompokkan, pola, ukuran,
Bunda. Tapi aku punya tangan, aku dll.)
senang punya tangan. Aku bisa • Konsep sains (perubahan benda, kembang biak, cara hidup, sifat benda, dll.)
bermain apa saja,” jawab Winda. • Konsep bahasa (memahami ucapan, mengucapkan, membedakan bunyi huruf,
“Ya Winda, alhamdulillah kita dll.)
punya tangan. Kita bisa melakukan • Konsep sosial (tempat, kebiasaan, budaya, cara berpakaian, cerita masa lalu,
baanyak hal dengan tangan. Tapi dll.)
Tuhan juga memberi burung dengan • Konsep seni (nada, lagu, gerak berirama, kriya, membentuk, menggambar, dll.)
sayap yang luar biasa. Dia bisa terbang Gambar kupu-kupu buatan Winda

22 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23


Proses berpikir ilmiah menghubungkan semua konsep dalam suatu Kenzi merasa takjub ketika beberapa
rangkaian kerja, tidak dilakukan secara terpisah-pisah. benda menempel pada magnet
yang dipegangnya. Kenzi mencoba
Safira sedang bermain timbangan. Ia menimbang menempelkan magnet pada benda-
kerang-kerang yang sudah dihitungnya. Timbangan benda lainnya, ternyata ada benda yang
kanan dan kiri tidak sejajar. Bu guru menghampiri seraya tidak bisa menempel pada magnetnya.
berkata, “Coba diamati timbangan ini. Apakah berat Kenzi mengulang dan mengulang lagi.
kedua benda ini sama ?” Akhirnya Kenzi menyimpulkan tidak
Safira,”Tidak sama, Bu Guru. Timbangannya berat semua benda bisa menempel.
sebelah”. Lalu ia mengambil kerang di kanan dimasukkan Bu Aristi mendekat, “Apakah semua
ke kiri dan seterusnya hingga kedua sisi timbangan itu benda dapat menempel, Kenzi?”
sejajar. Lalu Safira berteriak “Horee.. berhasil.. bu guru
Belajar konsep berat ringan dengan timbangan Kenzi, “Ini paku dan peniti bisa
sekarang timbangannya sudah sama berat.”
menempel. Kalau daun dan plastik tidak
Safira sudah belajar konsep berat-ringan, sama berat. Safira juga belajar memecahkan menempel.”
masalah, ketekunan, mengomunikasikan hasil, dan membangun percaya diri.
Kenzi secara langsung belajar
mengelompokkan benda magnetik dan
Anak membangun kemampuan pengetahuan, sikap, dan
bukan magnetik. Belajar tentang sifat magnet
keterampilan dengan cara melakukan, bukan didikte ataupun hapalan.

Di sudut main peran terjadi percakapan


Bagaimana Proses Pendekatan Saintifik dalam
berikut: Pembelajaran di PAUD?
Femy : “Wah bapak sudah rapi, mau Proses Pendekatan Saintifik merupakan rangkaian mencari tahu dengan
berangkat kerja ya.” cara menjelajah melalui tahapan:
Alfian, “Iya mau ada rapat di kantor.” 1. Mengamati;
Femy, “Naik apa ke kantor, Pak..” Mengamati berarti kegiatan mengguna-
Mengamati
kan semua indera (penglihatan, pende-
Alfian, “Naik motor saja ya… biar
ngaran, penghiduan, peraba, dan penge-
cepat”
cap) untuk mengenali suatu benda yang Mengomuni- Menanya
Femy, “Hati-hati di jalan Pak! Banyak diamatinya. Semakin banyak indera yang kasikan
Proses
mobil. Jangan lupa berdoa ya…..” digunakan dalam proses mengamati Sainti ikasi
Kedua anak itu sudah memiliki konsep maka semakin banyak informasi yang
Ayah akan berangkat bekerja
sosial tentang pekerjaan, teknologi diterima dan diproses dalam otak anak.
tentang sepeda motor mempercepat waktu, lingkungan tentang kondisi Guru berperan sebagai pengamat dan Mengumpulkan
Menalar
jalanan, dan konsep agama tentang berdoa. pendukung/fasilitator bukan sebagai Informasi

instruktur.

24 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25


Proses mengamati penting untuk
Marcel bermain-main di halaman dengan membangun pengetahuan awal
membawa kaca pembesar. Marcel mengamati anak tentang suatu benda atau
dengan cara membolak-balikkan kaca kejadian. Guru dapat menuliskan
pembesar. Lalu ia melihat rumput dengan kaca disertai gambar sederhana tentang
pembesar. pengetahuan yang sudah disebutkan
Marcel, “ Daun rumputnya jadi besar-besar, anak tadi.
ada bulu-bulunya, dipegangnya halus.” Proses mengamati juga untuk
Lalu Marcel mengamati kerikil.“ Batunya membangun minat anak mengetahui
bolong-bolong…..” lebih banyak tentang sesuatu yang
diamatinya.
Proses mengamati dilakukan dengan Mengamati tanaman pepaya
menggunakan atau tanpa menggunakan alat.
Marcel melihat dengan kaca pembesar 2. Menanya;
Menanya merupakan proses berfikir yang didorong oleh minat
Kegiatan mengamati dapat dilakukan bersama-sama di dalam
keingintahuan anak tentang suatu benda atau kejadian. Pada dasarnya
atau di luar kelas. Media untuk diamati bisa apapun. Media yang
anak senang bertanya. Anak akan terus bertanya sampai rasa penasarannya
disiapkan sesuai dengan tema yang sedang dipilih.
terjawab. Seringkali orang tua dan guru mematahkan rasa keingintahuan
anak dengan menganggap anak.
Bu Silva, “Teman-teman siapa tahu tanaman apa yang dipegang Menanya sebagai proses menggali pengetahuan baru. Guru dapat
ibu? Coba kalian amati.” membantu anak untuk menyusun pertanyaan yang ingin mereka ketahui.
Aristi, “Tanaman pepaya, Bu”
Saat pembelajaran dengan tema “binatang” dan sub tema “binatang
Bu Silva, “Dari mana kamu tahu kalau tanaman ini adalah peliharaan”. Bu Mega membahas tentang kelinci. Bu Mega membawa seekor
tanaman papaya ? ” kelinci putih ke dalam kelas, lalu anak diminta mengamati apa saja yang anak-
anak ketahui tentang kelinci. Anak-anak menjawab bahwa kelinci warnanya
Bu Silva,” Daunnya seperti jari tanganku. Kan bu Silva dulu
putih, kakinya empat, matanya dua, telinganya dua dan panjang, makannya
pernah cerita kalau daun pepaya seperti jari tangan kita”
rumput, jalannya melompat-lompat. Bu Mega menuliskan apa yang disampaikan
Bu Silva,”Silakan kalian tempelkan jari tangan kalian ke atas anak-anak tersebut di atas kertas manila dengan spidol warna hitam.
permukaan daun. Mirip kan ?”
Fadli,” Lihat….. ! Daunnya warnanya ada yang hijau dan ada
Bu Mega menanyakan apa yang ingin anak-anak ketahui tentang kelinci.
yang kuning.”
Budiman, “Kalau kelinci bisa bertelur tidak?”
Reta, “ Itu daun yang kuning karena sudah kering……” Alifa, “Kelinci bisa memanjat tidak?”
Suci, “Daging kelinci boleh dimakan tidak?’
Bu Silva, “Betul, Reta. Kalau yang warnanya hijau masih segar.
Alianus, “Kenapa kelinci tidak boleh tidur bareng aku di kasur?”
Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil. Bu Mega mencatat pertanyaan anak di kertas manila sebelumnya dengan
Bu Silva,”Daun ini bisa dimakan lo. Bisa dibuat sayur.” spidol biru.

26 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27


Pada tahap menanya, guru perlu bersabar. Terkadang anak menyampaikan 3. Mengumpulkan informasi;
keingintahuannya tidak dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya: “Aldi, a. Mengumpulkan informasi/ data merupakan proses mencari jawaban dari
Kelincinya putih semua..” Lalu bu Mega menyempurnakan kalimat Aldi, pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan anak pada tahap menanya.
“Aldi mau bertanya, apakah semua kelinci berwarna putih?” b. Mengumpulkan data dapat dilakukan berulang-ulang di pijakan awal
Cara guru mengulang perkataan anak, menunjukkan contoh atau sebelum bermain (pembukaan) setiap hari dengan cara yang berbeda.
pemodelan cara bertanya. Hal ini mengembangkan kemampuan c. Mengumpulkan data dapat berasal dari berbagai sumber: manusia,
berbahasa anak. Saat guru menuliskan semua pertanyaan anak, guru buku, film, mengunjungi tempat atau internet.
tidak perlu menjawabnya, tetapi ajaklah anak untuk mencari jawabannya
ke berbagai sumber. Hari ini bu Mega mengajak anak
membaca buku tentang kelinci. Anak
Beberapa tipe pertanyaan ini dapat digunakan untuk merangsang
dikenalkan bahwa buku sebagai
berpikir anak: sumber informasi untuk menambah
Bentuk pengetahuan. Sejak dini anak dibiasakan
Tujuannya Contoh
pertanyaan untuk mencintai buku. Tiba-tiba Aldi
Mengingat: Mengulang kembali  Apa yang kamu ketahui tentang buah jambu? berseru, “Ada kelinci coklat.
Menyatakan yang  Tadi bermain apa saja? ”Bu Mega,“Ini warna abu-abu. Jadi Aldi
diobservasi  Apa yang kamu kerjakan tiap pagi? sekarang tahu kalau kelinci ada warna
Memahami: Menjelaskan  Berapa banyak? abu-abu juga ya.”
Menguraikan  Apa saja isi tasmu? Hari lainnya bu Mega mengajak anak-anak mengunjungi kandang kelinci pak Suherman.
Memperkirakan  Lihat di atas sana awannya terlihat gelap, kira-kira
Kunjungan langsung sebagai salah satu cara mengumpulkan informasi.
apa yang akan terjadi?
Anak-anak bertanya tentang kelinci
Menerapkan: Menggunakan  Apa yang kita perlukan agar air ini menjadi manis? kepada pak Suherman. Jadilah pak
pengetahuan dengan  Alat apa yang kita pakai untuk mencetak pasir ini?
Suherman sebagai nara sumber.
situasi baru
Alifa berkata, “Bu guru, kata pak
Analisa: Membandingkan  Mana yang lebih berat? Suherman kelincinya pintar…
Mengelompokkan  Dapatkah dikelompokkan roncean sesuai warna? melompat tapi tidak bisa memanjat.”
Membedakan  Bagaimana agar timbangan ini menjadi sejajar?
Mengatasi masalah  Apa yang harus kita lakukan agar tidak
Bu Mega mengajak diskusi, “Kelinci
kehujanan?
senang makan daun-daunan.”
Evaluasi: Mengkritisi  Apa yang terjadi bila ikan tidak memiliki sirip? Dafa menimpali, ”Kelinci suka
Menilai pernyataan  Ibu lihat hari ini kamu sangat senang. Apa yang kangkung tidak ya.?”
Memutuskan untuk membuatmu senang? “Ulat juga makan daun” kata Alifa
menolak atau  Bagaimana pendapat kamu kalau tiangnya
menyetujui sesuatu memakai balok yang kecil?
Mencipta: Merancang  Apa yang akan kamu buat dengan playdough ini? 4. Menalar (mengasosiasi)
Merencanakan  Apa yang akan kamu tanyakan pada pak petani Proses menalar untuk anak usia dini adalah menghubungkan
Membuat bayam? atau mencocokkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan
Menghasilkan  Bisa kamu ceritakan, apa saja yang sudah dibuat?
pengalaman baru yang didapatkannya.

28 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 29


Sepertinya pernyataan anak-anak di atas tidak nyambung, tetapi Sebaliknya bila guru mengabaikan pendapat anak atau menyalahkannya
sesungguhnya Dafa menghubungkan kangkung termasuk tumbuhan maka keinginan untuk mencari tahu dan mencoba hal baru menjadi hilang.
daun dan Alifa menghubungkan binatang yang suka makan daun. Dukungan guru saat anak mengomunikasikan karyanya adalah perhatian
Proses asosiasi dapat terlihat saat anak mampu: yang tulus.
a. Menyebutkan persamaan:
“Telinga kelinci panjang seperti telinga kambing” Contoh celoteh anak:

b. Menyebutkan perbedaan: “Bu guru....lihat ! Aku sudah membuat ………”


“Tapi telinga kelinci ujungnya ke atas, kalau telinga kambing Guru dapat memberi tanggapan sebagai berikut:
ujungnya ke bawah.” “Oh ya.. Bisa kamu ceritakan kepada ibu guru
c. Mengelompokkan: tentang gambar itu..?”

“Kelinci itu kakinya empat, seperti kodok, kambing, kucing, dan anjing” Untuk penguatan, guru dapat menyatakan,
”Kamu berhasil menyelesaikan tugasmu dengan
d. Membandingkan:
baik, apakah kamu mau melanjutkan dengan
“yang lompatnya paling cepat pastilah kanguru” menambah beberapa ide lain pada karyamu,
e. Dst. membuat karya lain lagi atau mencoba kegiatan
main yang lain..?
Sebagian besar anak mengalami kesulitan untuk membuat hubungan Guru mendengarkan anak bercerita
satu benda dengan benda lain atau satu kejadian dengan kejadian
lain. Guru bisa membantu membangun pemahaman anak dengan
Berikut ini adalah contoh dukungan yang dapat diberikan oleh guru pada
mengajukan pertanyaan.
setiap tahapan:
• Daun ini pinggirnya bergerigi seperti apa ya..?
Tahapan Contoh Penerapan Dukungan Guru
• Apabila anak menghubungkan dengan sesuatu , maka guru harus
Mengamati Anak-anak - Memberi waktu yang cukup untuk mengamati
menguatkan dan bertanya yang lebih luas lagi, misalnya: “Bu guru,
mengamati pohon (pengamatan pada tahap ini ditujukan untuk
daunnya warna coklat seperti warna pintu itu”. Guru bisa menguatkan: pisang mengetahui minat anak tentang pengalaman belajar
“Oh iya benar ……., terus apa lagi yang berwarna coklat ...?” yang menarik baginya).
- Mendorong anak menggunakan seluruh indera.
5. Mengomunikasikan; - Mendorong anak untuk mengamati dari berbagai
Mengomunikasikan adalah proses penguatan pengetahuan/ sudut/arah dan bagian-bagian pohon pisang.
keterampilan baru yang didapatkan anak. Mengomunikasikan dapat - Menyediakan alat dan bahan yang menunjang
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya bahasa lisan, gerakan, hasil pengamatan, misalnya kaca pembesar, sarung tangan,
sekop, dll.
karya. Kalimat yang sering dilontarkan anak, misalnya: “Bu guru, aku
tahu, kalau …….” Biasanya anak menyampaikannya dengan cara Menanya Guru memberikan - Memberi pertanyaan pancingan, misalnya, “Apa yang
menunjukkan karyanya. “Bu guru…aku sudah membuat….” waktu yang cukup ingin kalian ketahui dari pohon pisang ini?”
agar anak-anak - Mencermati ungkapan menanya anak baik melalui
Itu kalimat yang sering disampaikan anak. Dukungan guru yang bertanya kata-kata, ekspresi wajah atau gerak tubuh anak.
tepat akan menguatkan pemahaman anak terhadap konsep atau  Contoh ungkapan menanya melalui kata-kata, “Bu
pengetahuannya, proses berpikir kritis dan kreatifnya terus tumbuh. guru, ini apa sih?”

30 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 31


Tahapan Contoh Penerapan Dukungan Guru Tahapan Contoh Penerapan Dukungan Guru
 Contoh ungkapan menanya melalui ekspresi wajah Menalar Anak-anak - Memperjelas/mematangkan pengetahuan yang
(perhatikan raut muka anak, terutama kening dan membandingkan, diperoleh anak sesuai dengan standar pengetahuan
matanya. Ketika mendapati anak yang berekspresi mengelompokkan yang seharusnya dengan berbagai cara, contohnya:
kebingungan, pertanda ia sedang bertanya. Maka dan melakukan  Dengan membandingkan, misalnya, “Coba
guru dapat menggali hal yang ingin dipertanyakan pengukuran perhatikan kembali, apakah sama pelepah daun
anak, “Ada yang ingin kamu ketahui, Ali?” pisang tunas, dengan pelepah pisang yang muda
 Contoh ungkapan menanya melalui gerakan dan yang tua?”
anggota tubuh anak terutama bagian tangan.  Dengan mengelompokkan, misal, “Mari kita pilah
Jika anak menunjuk sesuatu maka guru dapat apakah semua pisangnya sudah matang?
merespons dengan, “Apa yang ingin kamu ketahui,  Dengan menganalisa,
Ali?” “Bagaimana kita tahu kalau buah pisang itu sudah
- Guru menjawab pertanyaan anak dengan kalimat atau matang?”
jawaban sederhana (sesuai dengan pemahaman anak)  Dengan melakukan pengukuran, misal, “Kira-kira
- Dari kegiatan menanya guru mendata pengalaman berapa jengkal panjang batang daun pisang itu?
belajar yang akan dilalui anak saat mengumpulkan Siapa yang akan mengukurnya.”
informasi nanti, seperti: - Berikan penguatan atas pengetahuan baru yang
 “Kita akan mencari tahu tentang batang pisang, didapatkan anak agar menjadi bagian pengetahuan
daun pisang, akar pohon pisang.” yang masuk ke dalam ingatan anak.
 “Kita juga akan belajar tentang manfaat buah Mengomu- Anak-anak - Memberi anak kesempatan mengomunikasikan
pisang, daun pisang dan batang pisang.” nikasikan mengomunikasikan pengetahuan baru melalui beragam cara, misalnya:
Mengum- Anak-anak berupaya - Memberi waktu yang cukup untuk mengeksplorasi apa yang telah  Cerita
pulkan mengumpulkan data pohon pisang melalui pengamatan mendalam mereka ketahui  Gambar/lukisan
informasi tentang pisang (pengamatan ini ditujukan agar anak mendapatkan terkait dengan  Grafik
pengalaman belajar lebih dalam dan mendapatkan pohon pisang  Kolase
informasi lebih rinci)  Coretan
- Guru memfasilitasi ekplorasi dan pengamatan anak,  Puisi/lagu
seperti ketika anak bertanya guru menjawab, ketika  Konstruksi bangunan
anak membutuhkan sesuatu untuk melanjutkan  Tulisan, dll
eksplorasi guru menyediakannya. - Memberi anak kesempatan untuk menemukan
- Bagi anak yang guru dapat membantunya dengan ide kreatif untuk mengembangkan/memperluas
pertanyaan-pertanyaan berikut: gagasannya lebih lanjut atas pengetahuan baru yang
 “Kalian sudah lihat bagian dalamnya? Coba kalian telah diperolehnya dan dikomunikasikannya. Contoh:
amati!” a. Anak menunjukkan hasil gambarnya, guru berkata,
 “Kalian sudah coba rasakan ada cairan di “Jika kamu diberi waktu lagi, apa yang akan kamu
bonggolnya? Coba kalian raba!” tambahkan pada gambar pohon pisang ini?”
- Mendorong anak untuk mencatat yang didapatnya b. Anak menunjukkan kebun pisang yang dibuatnya
dengan menggunakan coretan, gambar, symbol, atau dari balok-balok, guru menemukan bahwa belum
bentuk lainnya yang dikuasai anak. ada gubug tempat tukang kebun beristirahat, lalu
- Pastikan anak sudah mendapatkan pengalaman belajar guru berkata, “Coba kita cermati, dimana tempat
melalui berbagai inderanya. istirahat bagi tukang kebun yang merawat kebun
pisang ini?”

32 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 33


Lampiran
Penutup

Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Berbagai Model Pembelajaran

Kelompok
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, bahwasanya Model Kelompok berdasarkan Sentra
berdasarkan sudut Area
Pedoman pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini telah selesai Tahapan Kegiatan kegiatan pengaman
kegiatan
disusun. Kami menyadari masih banyak keterbatasan di sana-sini.
Penyiapan - Guru menata - Guru menata 4 - Guru menata ragam - Guru menata
Semoga pedoman ini dapat memberi inspirasi pada para Guru PAUD
Lingkungan Main ragam main tempat kegiatan main sesuai dengan ragam main sesuai
tentang bagaimana menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia sesuai dengan main yang terdiri area yang akan dengan sentra yang
Dini dengan pengelolaan pembelajaran menggunakan pendekatan sudut yang dari 3 tempat untuk digunakan (minimal digunakan (minimal
saintifik. akan digunakan kegiatan utama dan 4 area) 4 kegiatan main).
(minimal 4 sudut). 1 tempat untuk - Satu area dapat diisi - Untuk anak yang
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik diharapkan
- Satu sudut kegiatan pengaman. dengan beragam sudah mampu
mampu mengoptimalkan potensi anak, sehingga anak usia dini tumbuh
dapat diisi kegiatan main dapat dilibatkan
dan berkembang menjadi sumber daya manusia yang mempuni, handal, dengan beragam dalam penataan
kompetitif, kreatif, dan tangguh. kegiatan main. lingkungan main
Apabila dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan saintifik - Di setiap tempat kegiatan main tersedia alat, bahan, sumber atau media yang dapat
mengalami kesulitan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan guru inti dieksplorasi untuk menerapkan pendekatan saintifik.

dan mendiskusikannya di Gugus PAUD. Silakan kontak kami di http/ - Lingkungan yang disiapkan memungkinkan terbangunnya pemahaman anak yang
mendalam terhadap topik atau tema yang dibahas
www.paud-kemdiknas.go.id.
Pembukaan - Guru memfasilitasi (menunjukkan, membacakan, mengajak, menampilkan, dll) anak
dengan beragam alat ,bahan, sumber atau media untuk diamati, baik di dalam ruangan
atau di luar ruangan sesuai dengan tema/sub tema
- Anak mengamati (dengan berbagai indera) alat, bahan, sumber atau media
Guru yang berhasil adalah guru yang selalu berani - Anak diberi kesempatan untuk menanya dan mengungkapkan perasaannya

dan mencoba - Guru dan anak menyepakati fokus dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan anak saat
kegiatan inti
Tak pernah mengenal lelah dan selalu berupaya. Inti - Anak beraktifitas - Anak beraktifitas - Anak beraktifitas di - Anak beraktifitas

Membimbing ananda sepanjang masa di sudut untuk di kelompok untuk area untuk mengum- di sentra untuk
mengumpulkan mengumpulkan pulkan informasi mengumpulkan
Untuk menggapai cita-cita mulia di masa dewasa informasi informasi - Guru melakukan informasi
- Guru mendampingi individualisasi - Guru memberikan
salah satu kelom- kepada anak agar pijakan agar anak
pok agar anak anak mendapatkan mendapatkan
mendapatkan informa- informasi yang lebih informasi yang lebih
si yang lebih optimal optimal optimal

34 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 35


- Dalam kegiatan mengumpulkan informasi anak diberi kesempatan untuk mengamati dan
Daftar Pustaka
menanya secara lebih luas dan mendalam
- Anak melakukan uji coba/eksperimen/praktek dengan alat, bahan, sumber atau media
yang tersedia secara individu maupun berkelompok
- Anak membandingkan, mengelompokkan, melakukan pengukuran, dll dengan
menggunakan alat, bahan, sumber atau media
Bredekamp, S., & Copple, C. (2009). Developmentally Appropriate Practice. In Early Childhood
- Anak diberi kesempatan untuk membuat berbagai karya dengan menggunakan alat, Programs Serving Children From Birth Through Age 8. 3rd ed. NAEYC Books: Washington
bahan, sumber atau media sesuai dengan minat, ide dan kreativitas masing-masing
Brierley.J.,(1994). Give Me A Child Until He Is Seven. Brain Studies And Early Childhood Education.
- Guru menghargai setiap ide yang dilontarkan oleh anak, mendorong anak untuk The Fallmer Press: Washinton DC
memunculkan kreativitasnya, membangun minat anak dan juga terjadinya proses belajar Dale, Edgar.(1969). Audio-Visual Methods in Teaching, 3rd ed., Holt, Rinehart & Winston, New
- Guru memperjelas/mematangkan pengetahuan yang diperoleh anak serta mendorong York, p.
anak untuk dapat memperluas gagasan dan hasil karyanya Developing Child at Harvard University (2011).Building the Brain’s “Air Traffic Control” System: How
- Guru memberikan penguatan atas pengetahuan baru yang didapatkan anak agar menjadi Early Experiences Shape the Development of Executive Function: Working Paper No.11.
bagian pengetahuan yang masuk ke dalam ingatan anak. Dyer, J.H et al. (2009): ”The Innovator’s DNA”, ” in “Harvard Business Review”, December , pp. 2-8.
Penutup - Anak diberi waktu untuk menyampaikan pengalaman yang diperolehnya di hadapan Goldberg, E. (2009). The New Executive Brain: Frontal Lobes in a Complex World. New York: Oxford
University Press.
teman-temannya
- Dalam proses ini anak didorong untuk menumbuhkan keinginan dalam menggali Grantham-McGregor. S., Cheung. Y.B., Cueto. S., Glewwe. P., Richter. L., Strupp. B, & the
International Child Development Steering Group. (2007). Developmental potential in
pengetahuan lebih jauh lagi the first 5 years for children in developing countries. Lancet; 369: 60–70
- Guru mendorong anak agar tumbuh keinginan untuk terus menggali pengetahuan yang
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem
lebih jauh lagi Pendidikan Nasional
- Guru menyampaikan rencana ke depan untuk menindaklanjuti kegiatan selaras dengan ide Kementerian Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
yang disampaikan anak Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 dan perubahan yang kedua dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 60 Tentang
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160
Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 pasal
7.
Mc Lachlan. C., Fleer .M., & Erwards. S (2010). Early Childhood Curriculum. Planning. Assesment
& Implementation. Cambridge University Press
Sekolah Bukit Aksara, Semarang, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak,
http://www.bukitaksara.sch.id

36 PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 37


Alamat Tim Penulis
Ali Nugraha (email: alinugraha.fip.upi@gmail.com)
Utin Ritayanti (email: u_teen@yahoo.com)
Yulianti Siantayani (email: yulie_aksara@yahoo.com)
Sisilia Maryati (email: siesielampung@yahoo.com)

38
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Kata Sambutan

U
ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
Diterbitkan oleh: pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

vi+ 30 hlm + foto; 21 x 28,5 cm Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
ISBN: yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
978-602-73704-2-5 konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
Pengarah: pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
Ir. Harris Iskandar, Ph. D. tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
Penyunting:
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
Dra. Kurniati Restuningsih, M. Pd
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
Tim Penulis: kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Enah Suminah
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
Yulianti Siantayani
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
Dona Paramitha
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
Utin Ritayanti
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
Ali Nugraha
juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
Desain/Layout: antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Surya Evendi
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
Rulnaidi
guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
Kontributor: rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
Ebah Suhaebah satuan pendidikannya.
Dumaria Simanjuntak
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
Foto-foto: merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Dokumen Penulis Terima kasih.
Sekretariat: Jakarta, Oktober 2015
Amalia Khairati Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Yuyut Setyowati
dan Pendidikan Masyarakat,
Suryani Sinulingga

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

ii PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI iii


Kata Pengantar Daftar Isi

P
edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kata Sambutan ...................................................................................................... iii
merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori, Kata Pengantar ..................................................................................................... iv
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai Daftar Isi ................................................................................................................ v
dengan contoh-contoh penerapannya. Apa itu Penilaian? ............................................................................................ 1
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat Mengapa perlu dilakukan penilaian? ............................................................. 1
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD Apa yang dinilai? ............................................................................................. 2
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan
Kapan melakukan penilaian terhadap anak? ................................................ 2
kajian-kajian yang melandasinya.
Siapa yang melakukan penilaian terhadap anak? ......................................... 3
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
Bagaimana melakukan proses penilaian? ....................................................... 4
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan Perhatikan prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian. ........................ 4
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, Lakukan proses pengamatan terhadap anak .......................................... 5
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan Di mana menyimpan semua data/informasi tentang anak? ......................... 13
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka Bagaimana cara mengolah data/informasi tentang anak? .......................... 14
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami
Langkah-langkah dalam mengolah data ................................................ 14
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan
Kompilasi hasil penilaian data ................................................................. 17
penyempurnaan.
Mengisi Data ke dalam Penilaian Perkembangan Anak ........................ 19
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
Bagaimana pelaporan perkembangan anak kepada orang tua? ................ 19
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa Etika Pelaporan ......................................................................................... 19
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan Jenis Pelaporan ......................................................................................... 20
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini. Waktu Pelaporan ...................................................................................... 20
Bentuk Pelaporan Semester ..................................................................... 20
Jakarta, Oktober 2015 Penutup ............................................................................................................. 29
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini, Daftar Pustaka ....................................................................................................... 30

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI v


Apa itu Penilaian?
Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap
hasil dari kegiatan belajar anak. Penilaian kegiatan belajar
di PAUD menggunakan pendekatan penilaian autentik.
Menilai pembelajaran bukanlah suatu tugas Penilaian autentik merupakan penilaian proses dan
hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian
yang berat bagi guru, jika dilakukan dengan cinta. kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan,
Justru pekerjaan itu akan menjadikan seorang guru dan keterampilan berdasarkan fakta yang
menjadi guru yang lebih baik. sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur,
Yulianti Siantajani berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun
waktu tertentu.

Mengapa perlu dilakukan penilaian?


Dalam keseharian guru bekerja bersama anak.
Selain guru memfasilitasi anak, guru juga melakukan
pengamatan. Guru mengamati hal-hal apa saja yang
anak tahu, apa saja yang anak bisa, dan apa saja yang
“ Wahai para
guru….,
Kenalilah apa yang
menjadi kebiasaan anak.
menjadi minat,
Harapannya, bahwa setelah guru mengetahui tiga hal
tersebut, guru dapat merancang program pengembangan
kekuatan dan
pembelajaran sesuai dengan minat, kekuatan, dan
kebutuhan anak. Program pengembangan pembelajaran
kebutuhan anak!

yang disusun dan direncanakan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan
anak akan menstimulasi potensi anak menjadi anak yang kompeten. Anak
yang semakin tahu, semakin bisa, dan semakin memiliki kebiasaan yang baik.
Berbagai informasi tentang kemajuan anak ini
merupakan hasil belajar yang perlu disampaikan pada
orang tua. Dengan diperolehnya berbagai informasi
“ Wahai para guru,
pikirkanlah salah satu
murid baru anda!
tentang anak, orang tua dan guru memperoleh
Apakah anda ingin
gambaran capaian hasil belajar anak. Capaian ini diukur
berdasarkan standar PAUD yang telah ditetapkan mengetahui:
secara nasional, yang tertulis di dalam Permendikbud • “Apa yang dia tahu?”
No. 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD dan 146 • “Apa yang dia bisa?”
tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD. • “Apa kebiasaannya?”

vi PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1
Harapannya, guru dan orang tua dapat bekerja sama dalam
meningkatkan kemampuan-kemampuan yang belum dicapai anak “ Nanta tahu mengelompokkan
benda berdasarkan bentuknya
sehingga tumbuh kembang anak berlangsung secara optimal. (KI 3 : pengetahuan)
Nanta bisa mengelompokkan
Apa yang dinilai? benda yang bentuknya sesuai
Lingkup penilaian mencakup pertumbuhan dan perkembangan
(KI 4: keterampilan)
anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik yang
diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi Nanta memiliki kebiasaan yang
badan/panjang badan, dan lingkar kepala. Sementara itu, penilaian baik, yaitu mau mengembalikan
perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan ke tempatnya dan bertanggung
dengan bertambahnya fungsi psikis anak, yaitu nilai moral dan agama, jawab terhadap permainannya
perkembangan fisik motorik (gerakan
motorik kasar dan halus, serta kesehatan Nanta mengembalikan balok ke rak balok sesuai kelompoknya
(KI 1 & 2 : sikap)

fisik), sosial emosional, komunikasi (berbicara Siapa yang melakukan penilaian terhadap
h d anak?
k?
dan bahasa), kognitif (pengetahuan), dan seni Penilaian dilakukan oleh guru karena guru memiliki fungsi sebagai
(kreativitas). penilai (assessor) selain juga berfungsi sebagai fasilitator dan fungsi-
Enam program pengembangan yang menjadi fungsi lainnya.Guru di sini bukan hanya satu guru, tetapi dapat
area
a penilaian mengarah melibatkan guru lain yang biasa bersama anak dalam keseharian anak
pada
p tercapainya Kompetensi belajar. Guru juga dapat menggali informasi kepada orang tua agar dapat
Ellen berbagi payung dengan teman
Inti
In yang menjadi Standar mengenali perilaku anak selama berada di rumah. Informasi ini penting
Tingkat
T Pencapaian Perkembangan Anak. Silahkan para dalam menambah pengetahuan guru tentang siapa anak itu, dan dapat
pembaca
p mengingat kembali empat kompetensi inti yang memberikan informasi yang berharga dalam memaknai perkembangan
merupakan
m penjabaran dari kompetensi sikap spiritual, dan belajar anak. Tidak kalah pentingnya guru melibatkan anak dalam
sikap
si sosial, pengetahuan, dan keterampilan. menilai dirinya sendiri. Percakapan guru dengan anak dapat menggali
tentang pemahaman anak terhadap dirinya sendiri.
Kapan melakukan penilaian terhadap anak?
K Contoh
Penilaian pada anak dilakukan pada saat anak Guru : “Coba Aya sebutkan, benda yang mana
m
melakukan kegiatan. Penilaian dapat dilakukan dalam saja yang lebih Aya sukai! Coba jelaskan,
b
berbagai aktivitas anak, sejak anak datang, berbaris, mengapa Adinda lebih menyukai benda-
m
mengikuti proses belajar, mencuci tangan, makan benda itu ?”
b
bekal, bermain bebas, sampai pulang kembali. Penilaian
Aya : “Aku suka yang bulet-bulet ini yang
it
itu dilakukan secara alami, baik berdasarkan kondisi
warnanya kuning. Aku juga suka pisang,
n
nyata yang muncul dari perilaku anak selama proses
Aya memilih benda yang disukainya soalnya warnanya kuning.
b
berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut. Itulah
ya
yang disebut penilaian autentik.
Ikko menyusun kreasi dari bentuk geometri

2 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 3


Bagaimana melakukan proses penilaian? Lakukan proses pengamatan terhadap anak.
Saat anak melakukan berbagai kegiatan,
Perhatikan prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian.
guru dapat mengamati segala hal yang
1. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan,
dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
dilakukan anak ataupun diucapkan anak,
termasuk ekspresi wajah, gerakan, dan karya
“ Untuk mengamati
anak, dapat dilakukan
anak. 3 teknik berikut :
2. Berkesinambungan
1. Ceklis
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus-menerus untuk Dalam melakukan pengamatan, guru
2. Catatan anekdot
mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perlu melakukan pencatatan sebagai bukti
perkembangan anak. “
Melakukan penilaian
terhadap anak dan
sekaligus pengingat terhadap segala hal
yang diamatinya.
3. Hasil karya

3. Objektif pembelajaran yang
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria dilakukan anak Teknik yang digunakan dalam melakukan pencatatan, berupa :
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai adalah sebuah proses. Ceklis
sehingga menggambarkan data atau informasi yang Menentukan status perkembangan anak pada akhir periode
sesungguhnya. Apakah terasa rumit?
penilaian.
4. Akuntabel Wahai para guru…. Ada empat skala, yaitu :
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan Sesungguhnya
kriteria yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
tidaklah demikian!!!
5. Transparan
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
Semakin kita
terlibat aktif dalam BB artinya Belum Berkembang: bila anak
hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua
melakukannya harus dengan bimbingan atau
pemangku kepentingan yang relevan. mengamati anak
dicontohkan oleh guru;
6. Sistematis
dan menilai anak,
kita akan semakin MB artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai
memahami anak. Hal masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru;
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
menggunakan berbagai instrumen. ini akan membuat kita BSH artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak
7. Menyeluruh menjadi guru yang sudah dapat melakukannya secara mandiri dan
Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan semakin baik. Guru konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan
perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun
keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh
yang kompeten.
“ oleh guru;

BSB artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah


keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk dapat melakukannya secara mandiri dan sudah
anak yang berkebutuhan khusus. dapat membantu temannya yang belum mencapai
8. Bermakna kemampuan sesuai dengan indikator yang
Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat diharapkan.
bagi anak, orang tua, guru, dan pihak lain yang relevan.

4 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 5


Contoh Contoh ceklis per kelas
Contoh perilaku anak pada tingkat Format Skala Capaian Perkembangan Harian
kemampuan “berdoa sebelum belajar”: Kelompok :…………………Tanggal: ……………..………

1. BB : Bila anak berdoa sebelum belajar, No Indikator Penilaian Dona Ida Nia Adi Dst
Terbiasa mengucapkan rasa syukur terhadap
baik lafal doa maupun sikapnya masih 1 BSH
ciptaan Tuhan.
harus men-dapatkan bimbingan dan/ 2 Berdoa sebelum dan sesudah belajar. MB
atau dicontohkan oleh guru 3 Terbiasa mencuci tangan dan menggosok gigi. MB
2. MB : Bila anak berdoa sebelum belajar, Menyebutkan nama anggota tubuh dan fungsi
4 BSH
baik lafal doa maupun sikapnya anggota tubuh.
5 Terbiasa merawat diri sesuai dengan tata caranya. MB
masih harus diingatkan oleh guru:
6 Terbiasa berlaku ramah. BSH
”Nia, kita berdoa dulu. Bagaimana
7 Terbiasa mengikuti aturan. MB
sikap berdoanya?” Anak berdoa dengan bimbingan guru.
Mengelompokkan berdasarkan warna (merah,
3. BSH : Bila anak berdoa, baik lafal doa 8 BB
biru, kuning).
maupun sikapnya sudah dimunculkan 9 Menjawab pertanyaan terkait cerita yang dibacakan. BSH
secara utuh, mandiri, dan konsisten 10 Menyanyikan lagu“Aku Ciptaan Tuhan”. BSH
tanpa harus diingatkan oleh guru
lagi.
Contoh ceklis per anak
4. BSB : Bila anak berdoa, baik lafal doa
maupun sikapnya sudah dimunculkan Format Skala Capaian Perkembangan Harian
secara utuh, mandiri, dan konsisten Nama : Dona Kelompok : TK A
serta dapat mengingatkan temannya Minggu :I Bulan : September 2015
Anak terbiasa berdoa bersama.
TANGGAL
No INDIKATOR PENILAIAN
...... ...... ...... ...... ......
Menetapkan indikator penilaian
Terbiasa mengucapkan rasa syukur terhadap
Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat 1 BSH
ciptaan Tuhan.
perencanaan pembelajaran sesuai dengan tema yang telah 2 Berdoa sebelum dan sesudah belajar. MB
ditetapkan. Masih ingat bukan tentang Rencana Program 3 Terbiasa mencuci tangan dan menggosok gigi. MB
Pengembangan Harian (RPPH) yang pernah kita pelajari bersama? Menyebutkan nama anggota tubuh dan fungsi
4 BSH
Lihat * Pada RPPH tersebut telah ditentukan pula rancangan penilaian
5
anggota tubuh.
Terbiasa merawat diri sesuai dengan tata caranya. MB
yang akan dilakukan? Nah, dalam RPPH tersebut memuat 6 Terbiasa berlaku ramah. BSH
dokumen indikator pencapaian perkembangan yang akan dijadikan 7 Terbiasa mengikuti aturan. MB
instrumen penilaian dalam bentuk ceklis. Mengelompokkan berdasarkan warna (merah,
8 BB
RPPH! Ceklis dapat dibuat per anak dalam satu periode tertentu, atau biru, kuning).
9 Menjawab pertanyaan terkait cerita yang dibacakan. BSH
dapat pula dibuat per periode dengan mencatat nama semua
10 Menyanyikan lagu“Aku Ciptaan Tuhan”. BSH
anak.

6 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 7


Contoh
Catatan anekdot
Catatan anekdot digunakan untuk mencatat
Ignas (2.5 tahun)
mengambil mainan buah “ Sumber belajar:
• Wadah plastik aneka bentuk
seluruh fakta, menceritakan situasi yang terjadi, berbentuk stoberi dan beberapa buah
apa yang dilakukan dan dikatakan anak. Catatan mengisinya ke dalam 2 gelas
• Benda-benda kecil, misalnya buah
anekdot sebagai jurnal kegiatan harian mencatat plastik.Ia mempertemukan

“ Tips sederhana
menulis catatan
kegiatan anak selama melakukan kegiatan
setiap harinya. Catatan anekdot memungkinkan Ignas menumpuk 2 gelas
permukaan dua gelas
secara vertikal.
mainan, biji-bijian.
Hasil belajar:
anekdot: untuk mengetahui perkembangan anak yang • Melakukan berbagai gerakan
Pada hari pertama setelah
• Bawa kertas kecil indikatornya baik tercantum maupun tidak terkoordinasi secara terkontrol,
libur Idul Fitri selama 2
dan alat tulis tercantum pada RPPH. seimbang, dan lincah.
minggu, Ellen (3 tahun)
dalam saku. Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan datang ke sekolah dengan • Terampil menggunakan tangan
• Sewaktu-waktu anekdot meliputi nama anak yang dicatat menangis. Guru menyambut kanan dan kiri dalam berbagai
diperlukan, perkembangannya, kegiatan main atau dari gendongan orang tua aktivitas.
keluarkanlah dari pengalaman belajar yang diikuti anak dan Ellen menangis saat datang ke sekolah dan menenangkan Ellen. • Terbiasa menunjukkan aktivitas
perilaku, termasuk ucapan yang disampaikan yang bersifat eksploratif dan
saku!
anak selama berkegiatan.
• Tulis kata singkat menyelidik (apa yang terjadi
Catatan anekdot dibuat dengan menuliskan apa
atau gambar yang
mencerminkan
yang dilakukan atau dibicarakan anak secara
objektif, akurat, lengkap dan bermakna tanpa
jika…)

perilaku bermakna
penafsiran subjektif dari guru. Akurat (tepat),
yang sedang
terjadi.
objektif (apa adanya, tanpa memberi label
misalnya: cengeng, malas, nakal), spesifik (khusus/ “ Ajaklah anak untuk bermain
angka.
Setelah anak-anak tertentu), sederhana (tidak bertele-tele), dan
Sumber belajar:
pulang, salinlah catatan guru terkait dengan indikator yang muncul
• Angka-angka dari plastik.
dari perilaku anak. Catatan berupa jurnal kegiatan
dalam buku/catatan • Baki angka
akan lebih baik bila disertai foto kegiatan anak.
khusus anekdot. Hasil belajar:
Jika guru sedang sibuk memfasilitasi anak,
Cukup beberapa • Menyebutkan lambang
dan pada saat yang bersamaan guru sempat
kalimat.
“ menangkap suatu aktivitas bermakna yang
dilakukan anak, guru dapat mencoret-coret
Safa mengurutkan angka
bilangan 1-10
• Mengurutkan lambang
dengan kode atau kata-kata singkatan sebagai Safa (5 tahun) meilah angka-angka dari dalam bilangan
pengingat. Jika memiliki kamera akan lebih baki, mengambil, dan meletakkannya di meja • Menyelesaikan tugas
mudah untuk merekam berupa foto atau video. sambil menggumam menyebutkan nama-nama meskipun menghadapi
Setelah anak pulang, barulah peristiwa tersebut
ditulis lebih lengkap.
bilangan.Dimulai dari angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12.
kesulitan.

8 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 9
“Ajaklah anak untuk membangun balok sesuai dengan
tema yang telah ditentukan. Berdiskusilah dengan
Penulisan beberapa catatan anekdot dapat dalam bentuk sebagai anak, berikan gagasan tentang konsep bangunan.
berikut:
Misalnya : Dukung anak untuk mulai merencanakan bangunan
Khanza dan Jesica yang akan dibangunnya. Setelah selesai membangun,
CATATAN ANEKDOT
menyusun balok- mintalah anak untuk bercerita tentang bangunan
Tanggal : 28 Juli 2015
balok unit secara tersebut!
Usia / Kelas : 4 tahun / TK A Nama Guru : Ibu Gema vertikal berbentuk Sumber belajar:
Nama lingkaran memenuhi • Balok aneka bentuk
Tempat Waktu Peristiwa/Perilaku
Anak alas balok yang • Asesoris balok
b e r b e n t u k
Rosa turun dari boncengan sepeda motor ayahnya, kakinya Bangunan yang dibuat • Alas geometri untuk membangun balok
Halaman Khanza dan Jesica lingkaran. Ada celah
Rosa Pk. 07.30 menghentak-hentak ke lantai sambil menangis dan Hasil belajar:
sekolah
berteriak. selebar satu unit balok yang kosong
yang memisahkan rangkaian balok
• Menyusun perencanaan kegiatan yang akan
Dona mengambil bola besar, melempar ke ring bola, dilakukan.
Taman berbentuk lingkaran itu. Di tengah
Dona Pk 07.40 mengambilnya, dan melemparkannya kembali berulang-
bermain • Berani mengemukakan pendapat.
ulang. lingkaran berdiri tumpukan balok
setengah unit yang ditumpuk ke atas • Mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pendapat
Area Rio menggunting kertas bergambar kepala, badan dan
Rio Pk. 08.00 sebanyak 4 kolom. Pada bagian paling
Keaksaraan kaki. Rio menggunting di luar menggunakan tiga jari. dengan kalimat sederhana dalam berkomunikasi
atas ditaruh balok rongga berbentuk dengan anak atau orang dewasa.
Aisyah membuka bekalnya. Ada nasi dengan sayur kacang
Ruang panjang dan telur. Aisyah makan nasi dan telur. Aisyah me- segitiga yang panjangnya sama dengan • Mengenal benda dengan menghubungkan satu
Aisyah Pk. 08.30
makan nutup kotak bekalnya yang masih berisi sayur kacang pan- panjang 4 balok setengah unit.
jang. ditinggalkan di kotak bekalnya. benda dengan benda yang lain.

Hasil karya Setelah guru mengamati hasil bangunan anak, guru bertanya kepada
Hasil karya adalah buah pikir anak yang dituangkan dalam bentuk Khanza dan Jesica, siswa TK B (usia 5 tahun):
karya nyata dapat berupa pekerjaan tangan, karya Guru : ”Bangunan apa yang sedang kalian bangun?”
seni atau tampilan anak, misalnya: gambar, lukisan, Khanza : ”Istana Putri.”
lipatan, hasil kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan- Guru : ”Mengapa kalian mengatakan ini istana putri?”
coretan, hasil roncean, bangunan balok, tari, dan Khanza : ”Karena di dalam istana ini tinggal putri cantik.”
hasil prakarya. (Sambil tangannya menunjuk ke bangunan tinggi di
tengah lingkaran.)
Tuliskan nama dan tanggal hasil karya tersebut dibuat.
Guru : ”Apa maksud diletakkan sebuah segitiga di atas rumah
Data ini diperlukan untuk melihat perkembangan
putri itu ?”
hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya.
Khanza : ”Itu kan atapnya…”
Saat anak telah menyelesaikan karyanya, guru dapat
Guru : ”Mengapa perlu diberi atas pada bagian atas rumah itu?”
menanyakan tentang hasil karya tersebut. Tuliskan
Jesica : ”Agar putrinya tidak kehujanan dan tidak kepanasan.”
semua yang dikatakan oleh anak untuk mengonfirmasi
Guru : (sambil menunjuk celah di lingkaran) ”Kalau lubang
hasil karya yang dibuatnya agar tidak salah saat guru
sebesar satu balok unit di sini untuk apa ya ?”
membuat interpretasi karya tersebut.
Hasil karya Jesica: Bunga di Taman Jesica : ”Itu kan pintu masuknya putri ke istananya.”

10 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 11


Contoh karya-karya anak lainnya:
Jika memungkinkan, setelah anak melakukan proses dalam menghasilkan
Berikut ini adalah hasil pekerjaan guru mengumpulkan hasil karya anak.
karya, berikanlah kesempatan pada anak untuk menikmati karya tersebut.
Ajaklah anak untuk memajang karyanya sebagai bentuk apresiasi terhadap
karya tersebut.
Berbagai catatan dan hasil karya anak disimpan dalam portofolio untuk
selanjutnya dianalisis. Hasil karya yang dianalisis dapat dipilih dari hasil karya
yang terbaik (menunjukkan tingkat perkembangan tertinggi) yang diraih
anak. Hasil karya tersebut bisa yang paling akhir atau dapat pula yang di
Bangunan balok karya Dewo Roncean rantai buatan Ino tengah bulan.

Karya Aisyah“Pohon Apel”


Karya seni Rency Finger Painting

Di mana menyimpan semua data/informasi tentang anak?


HASIL KARYA ANAK HASIL PENGAMATAN Semua data yang telah dikumpulkan guru selama
Karya Khanza dan Jessica * Menggunakan balok unit, setengah unit, segitiga, mmengamati anak, baik berupa ceklis, catatan anekdot dan hasil
“Istana Putri” dan setengah lingkaran. kkarya perlu dikumpulkan dalam satu berkas dalam wadah yang
* Balok unit dibuat berbentuk lingkaran sesuai dditata rapi. Satu anak memiliki satu wadah yang telah diberi
dengan alas.
iidentitas tentang anak tersebut. Kumpulan data tersebut
* Balok setengah unit ditumpuk dalam 4 kolom.
ddiurutkan berdasarkan tanggal
* Ada segitiga pada bagian atas bangunan vertical.
* Ada celah terbuka di antara ujung lingkaran.
pperistiwa. Kumpulan semua Logo lembaga
PAUD
* Dua setengah lingkaran digabung menjadi iinformasi tersebut dinamakan
bulatan dengan benda-benda kecil di dalamnya. pportofolio. Format portofolio
* Menggunakan asesoris lain seperti gelas dan ddapat dikembangkan oleh setiap
cawan, meja, dan kursi. llembaga. Sampul depan berisi
Karya Keela “Ikan Hiu” ffoto dan identitas anak. Lembar
Berkas dokumen dalam portofolio anak
* Ada bulatan dua buah yang bergabung dengan isi berisi: foto kegiatan anak,
bagian panjang yang berwarna biru. catatan guru tentang kegiatan anak (ditulis saat
* Ada garis-garis panjang yang keluar dari bagian Aisyah
mengamati anak), dan analisis Kompetensi Dasar. TK A
biru tersebut di sekelilingnya dengan setiap ujung
garis memiliki bulatan kecil. Contoh sampul muka wadah portofolio satu Nama dan alamat
lembaga PAUD
orang anak dapat dilihat seperti berikut :
Sampul muka portofolio Aisyah

12 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 13


Bagaimana cara mengolah data/informasi tentang anak? 3. Untuk memudahkan menentukan kemampuan anak sebaiknya
guru merujuk pada rubrik penilaian.
Semua data/informasi tentang anak yang 4. Kumpulkan semua data anak yang diperoleh dati ceklist, catatan

“ Ajaklah anak untuk bermain


angka.
telah terkumpul di dalam portofolio perlu diolah
untuk dianalisis. Lakukan pengolahan secara
anekdot, dan hasil karya untuk diolah

Pehtikan tahapan berkala.Pengolahan bulanan perlu dilakukan Contoh


mengolah data anak: agar guru dapat melakukan penilaian bulanan.
1. Ikuti Langkah-langkah Hasil pengolahan bulanan dijadikan acuan untuk
Data dari catatan anekdot
dalam mengolah data melakukan penilaian semester.
Nama : Aisyah Kelas : TK A
2. Kompilasi hasil penilaian Langkah-langkah dalam mengolah
Periode : Bulan Agustus Tahun : 2015
data data.
3. Mengisi Data ke dalam 1. Seluruh catatan skala capaian perkembangan Capaian
Tanggal Peristiwa/Perilaku KD & Indikator
harian disatukan berdasarkan indikator dari KD Perkembangan
Penilaian Perkembangan
yang sama. Walaupun dalam format ceklis (V)
Anak
“ harian indikatornya memuat tema dan materi,
untuk dimasukkan ke dalam penilaian bulanan
3 Agt Aisyah mencicipi
satu sendok makan
2.1. Makan makanan
bergizi
BB

sayur bayam, lalu


cukup melihat indikator dari KD yang tercantum dalam format
mengembalikan sendok
penilaian perkembangan umum. Apabila dalam indikator yang
itu ke mangkoknya.
sama dalam satu KD terdapat perbedaan capaian, capaian
Ia diam, mengamati
perkembangan yang tertinggi dijadikan capaian akhir.
teman-temannya makan
2. Semua kemampuan anak dianalisis untuk mengetahui capaian
sayur bayam. Guru
kemampuan anak, apakah anak tersebut berada pada
mendekati dan meminta
kemampuan BB, MB, BSH, atau BSB.
Aisyah menghabiskan
Misalnya : sayurnya. Aisyah
menggelengkan kepala.

Misalnya: kemampuan Aisyah berjalan menuju 2.7. Sikap mau BSH


Aisyah membaca doa ke barisan paling menunggu
belakang. giliran.
sebelum dan sesudah
makan adalah :BB, 12 Agt Aisyah bersama teman 2.6. Mengatur diri BSH
menunggu giliran untuk sendiri
BB, BB, MB; maka
mengikuti permainan
Aisyah mengarah pada
halang rintang.
kemampuan MB.
Dst

14 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15


Contoh data dari hasil karya.
Contoh
Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak dengan teliti. Semakin
guru mampu melihat dengan rinci maka akan lebih banyak
Data dari catatan anekdot
informasi yang didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut.
Nama : Aisyah Kelas : TK A Hubungkan dengan indikator pada KD, dan tuliskan capaian
Periode : Bulan September Tahun : 2015 perkembangan kemampuan anak terhadap karya tersebut.

Capaian
Tanggal Peristiwa/Perilaku KD & Indikator Contoh
Perkembangan
2 Sept Setelah guru mengijinkan 3.3-4.3. Terampil BSH
Data dari Hasil Karya
2015 semua anak bekerja, Aisyah menggunakan
mengambil kertas buram tangan kanan Nama : Aisyah Kelas : TK A
yang sudah berpola. Ia dan kiri dalam Periode : Bulan September Tahun: 2015
mengambil kertas warna berbagai Hasil Karya & Capaian
No KD & Indikator
kuning, merah dan biru lalu aktivitas. Pengamatan Perkembangan
menyobek kertas warna itu 1 3.6-4.6 BSH
dengan kedua tangannya 3.6-4.6 Mengenal BSH * Mengenal nama buah “apel”
menjadi bagian-bagian warna * Mengenal benda berdasarkan BSH
kecil. Ia mengambil lem dan ukuran (apelnya banyak, apel
menempel serpihan kertas besar)
itu ke kertas buram berpola. 3.8-4.8
10 Sept Aisyah duduk berdampingan 2.1.Makan makanan MB * Mengenal lingkungan alam ada BSH
pohon, gunung, sungai dan batu
2015 dengan Keela yang bergizi
membawa segelas jus sayur 3.15-4.15
dengan tiga buah ceri di 2.10. Mengucapkan BSH * Menampilkan hasil karya seni BSB
atasnya. Aisyah mengambil terimakasih dalam bentuk gambar
sebuah gelas plastic kecil
2 Dst
dari rak lalu menyodorkan
ke Keela. Keela menuang jus
sayur ke gelas Aisyah. Aisyah
berkata, “mau ceri nya juga Kompilasi hasil penilaian data.
satu.” Lalu Aisyah minum Semua data yang telah diolah dapat dikumpulkan ke dalam satu
satu teguh jus sayur dan format sehingga mudah untuk dibaca hasil dari capaian kemampuan
mengunyah buah cerinya. anak pada tiap kompetensi dasar. Berikut adalah contoh kompilasi
Sisa jus sayur dibiarkan di data satu orang anak:
dalam gelas.

16 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 17


Contoh
Mengisi Data ke dalam Penilaian Perkembangan Anak
KOMPILASI DATA Setelah semua data dianalisis langkah selanjutnya semua data dimasukkan
Nama : Aisyah Kelas : TK A
ke dalam format penilaian perkembangan anak. Format perkembangan
Periode : Bulan September Tahun: 2015
digunakan untuk mencatat perkembangan bulanan, juga digunakan untuk
Program Kompetensi Catatan Hasil Capaian mencatat perkembangan anak selama satu semester.
Ceklis
Pengembangan & Indikator Anekdot Karya Akhir
Untuk mengisi kolom penilaian bulanan dan hasil akhir semester, guru perlu
2.1 Terbiasa
Melakukan kegiatan MB MB MB memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
kebersihan diri
1. Semua data yang diolah dijadikan bahan analisis.
3.3-4.3 Mengenal
2. Apabila menggunakan guru sentra yang berarti guru sebagai tim, penilaian
anggota tubuh dan BSH BSH BSH BSH
fungsinya ditetapkan secara bersama oleh semua guru yang menangani anak,
Nilai agama & 3.3-4.3 Terampil sedangkan pengisian laporan dilakukan oleh guru wali.
moral menggunakan 3. Data capaian perkembangan anak pasti cukup banyak sehingga dalam satu
tangan kanan dan BSH BSH BSH BSH
kiri dalam berbagai indikator bisa muncul data berulang-ulang dengan tingkat pencapaian
aktivitas yang berbeda. Untuk menentukan pengisian pada kolom capaian
3.4-4.4 Melakukan perkembangan, digunakan capaian terbaik dengan pengertian kemampuan
kebiasaan hidup MB MB MB
anak berkembang tersebut. Contoh untuk kemampuan kemandirian anak
bersih dan sehat
:BB-MB-MB-BSH-BSH-BSB diambil BSB (Berkembang Sangat Baik) artinya
2.5 Berani menge- kemampuan anak berkembang ke arah sangat baik.
Sosial emosional mukakan pendapat BB BB BB
dan keinginan
Bagaimana pelaporan perkembangan anak kepada orang tua?
3.6 – 4.6 Mengenal Pelaporan merupakan kegiatan mengomunikasikan n
benda dengan
dan menjelaskan hasil penilaian tentang perkembangan n
mengelompokkan BSH MB BSH BSH
berbagai benda di anak setelah mengikuti layanan/kegiatan pembelajaran dii
lingkungannya satuan PAUD. Berikut ini hal hal yang perlu diperhatikan
n
Kognitif
3.7 Menyebutkan guru saat akan menulis laporan perkembangan anak.
nama anggota
keluarga dan teman MB BSH BSH BSH Etika Pelaporan
serta ciri-ciri khusus Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan n
mereka hasil penilaian tentang tingkat pencapaian n
2.14 Terbiasa ramah
BSB BSB BSB perkembangan. Pelaporan berupa deskripsii Tampilan sampul muka Buku Laporan Perkembangan
menyapa siapapun Anak di KB & TK Bukit Aksara Semarang
pertumbuhan fisik dan perkembangan kompetensi
3.10 – 4.10 Mencerita- sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.
Bahasa kan kembali apa
yang didengar BSH BSH BSH BSH Laporan perkembangan anak didik dibuat secara tertulis oleh guru. Penyampaian
dengan kosakata
laporan dilakukan secara tatap muka sehingga dimungkinkan adanya hubungan dan
yang lebih banyak
informasi timbal balik antara pihak lembaga dengan orang tua. Dalam pelaksanaan
Dst
kegiatan ini hendaknya kerahasiaan data atau informasi dijaga, artinya bahwa data

18 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 19


atau informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan dibicarakan Tata cara penulisan laporan
dengan orang tua anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam Tata cara dalam penulisan laporan
rangka bimbingan selanjutnya.
1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat positif dan santun
Para orang tua ingin tahu tentang kondisi perkembangan anaknya 2. Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan perkembangan hasil
tetapi juga memiliki keterbatasan waktu, oleh karena itu saat belajar anak secara nyata (bersumber pada data autentik, tidak mengada-ada)
bertemu lebih difokuskan pada hal-hal berikut: 3. Isi laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak yang telah mencapai
1. Keadaan anak waktu belajar secara fisik, sosial, dan emosional. BSH dan BSB di setiap indikator pada kompetensi dasar program pengembangan
2. Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan di lembaga PAUD. 4. Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orang tua untuk
3. Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak. mengembangkan kemampuan anak yang indikator perkembangannya masih
4. Hal-hal yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan dalam BB dan MB
mengembangkan anak lebih lanjut. 5. Laporan bersifat personal (individual) yang menggambarkan perilaku khusus
anak di kelas
Jenis Pelaporan
Pelaporan hasil perkembangan anak dapat dibedakan menjadi
laporan insidental dan laporan berkala. Tips mudah menuliskan narasi pada laporan perkembangan anak.
1. Pelaporan berkala disesuaikan dengan jadwal kalender akademik Tips mudah menuliskan narasi di laporan perkembangan anak.
yang ditetapkan satuan PAUD. 1. Peganglah kompilasi data anak. Ini merupakan input yang utama dalam menuliskan
2. Pelaporan secara insidental disampaikan apabila ada hal-hal laporan.
yang terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting
Apabila simpulan akhir adalah BSH dan BSB, masukkanlah indikator-indikatornya
untuk segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan ke dalam teks laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini
insidental dapat disampaikan secara lisan atau dicatat dalam merupakan kekuatan dan kompetensi anak.
buku penghubung.
Apabila simpulan akhir adalah BB dan MB, masukkanlah indikator-indikatornya
Waktu Pelaporan ke dalam teks laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini
merupakan rekomendasi bagi anak. Harapannya orang tua dan guru membantu
Pemberian laporan dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
menstimulasi untuk waktu-waktu yang akan datang.
seperti laporan triwulan atau enam bulan (satu semester).
2. Berikan pengantar pada paragraf PENDAHULUAN. Tuliskan hal-hal umum
Bentuk Pelaporan Semester tentang anak, misalnya kehadiran, dan kepibadian anak).
Laporan semester disampaikan dalam bentuk narasi, hasil rangkuman 3. Tuliskan 6 program pengembangan (nilai agama & moral, fisik motorik, sosial
perkembangan anak didik sebagai dampak dari proses belajar selama emosional, bahasa, kognitif dan seni). Dalam tiap program
m
satu semester.Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan pengembangan masukkan kompetensi dasar yang telah
kalimat yang efektif/ tidak terlalu rumit dan obyektif sehingga tidak diberikan. Jangan lupa tulis pula indikator-indikator
menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua atau bagi yang yang muncul dari kompetensi dasar tersebut. Apabila
berkepentingan terhadap laporan perkembangan anak didik. ada fakta-fakta dari catatan anekdot atau hasil karya,
masukkanlah untuk membuktikan kompetensi anak
Laporan yang ditulis guru hendaklah dalam kalimat positif, jelas, mudah
tersebut. Jika memiliki foto, lampirkanlah…. !
dipahami, serta menggunakan tata bahasa dan ejaan yang benar.
MUDAH BUKAN ?

20 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 21


Berikut adalah contoh laporan tertulis hasil evaluasi perkembangan anak:

LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK gerakan berdoa dan melafalkan ayat-ayat suci Alquran sesuai petunjuk
TRIWULAN PERTAMA TAHUN AJARAN 2015/ 2016 guru. Ananda adalah anak yang memiliki moral yang baik. Ia berperilaku
“KB & TK BUKIT AKSARA SEMARANG” santun, sabar mendengarkan orang lain yang sedang berbicara dan terbiasa
mengucapkan terima kasih setelah dibantu atau diberi sesuatu oleh teman
atau guru.
Nama : Ratu Aisyah Arsy Tanggal lahir : 11 Juni 2011
Perkembangan Fisik Motorik
Kelas : TK A Kelompok : Hiu
Perkembangan motorik
Pendahuluan berkembang sesuai dengan
Mengikuti perkembangan ananda pada awal tahun ajaran baru ini, sungguh harapan. Ia mampu menggunakan
merupakan pengalaman yang menyenangkan. Kemandirian ananda semakin otot-otot besarnya pada tangan
tampak ketika tiba di sekolah. Ananda telah terbiasa dengan segala rutinitas dan kaki secara terkontrol dalam
yang ada di sekolah. Tingkat kehadiran ke sekolah sangat tinggi, hanya 1 kali merangkak, meniti di atas papan
dalam tengah semester ini ananda tidak hadir ke sekolah. Ia datang dengan titian dan berayun melewati
ceria setiap pagi. halang rintang.

Perkembangan Nilai Agama & Moral Koordinasi otot-otot tangan dan mata
berkembang sesuai usianya. Ananda mampu
Perkembangan agama dan moral Ananda berkembang sesuai dengan
merobek kertas dan menempelkannya di atas kertas HVS menjadi bentuk
harapan. Beberapa perkembangan agama yang dicapai antara lain mengenal
orang. Tangan mungil ananda merobek kertas menjadi bagian kecil-kecil
dan mempercayai Tuhan melalui Ciptaan-Nya. Hal ini tampak ketika ananda
kemudian ditempel di kertas putih. Ia
mampu menyebutkan flora dan fauna laut sebagai ciptaan Tuhan yaitu ikan
mampu menggunakan kuas dan krayon
hiu, cumi-cumi, ubur-ubur, kuda laut, bintang laut, lumba-lumba dan terumbu
untuk menggambar dan melukis.
karang. Selain itu ananda juga mampu memimpin doa sebagai ungkapan
Tangan mungil ananda juga tampak
syukur kepada Tuhan, ketika mengikuti Holy Morning. Ananda juga mampu
luwes ketika bermain meronce huruf.
melafalkan Surat Al- Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Alaq, Al-Kausar,
Ananda mampu memasukkan benang
Al-Kafirun dan Al-Baqarah ayat 255 (ayat kursi).
ke dalam lubang balok huruf tanpa
Ananda juga mampu melakukan mengalami kesulitan.
kegiatan beribadah sehari-hari dengan
Ananda juga mulai menunjukkan perkembangan yang berarti dalam hal
tuntunan orang dewasa. Setiap pagi, ia
hidup sehat. Awalnya ananda tampak ragu untuk makan sayur, namun karena
telah menyiapkan diri bersama teman-
dukungan teman dan guru, ananda akhirnya mau mencoba makan sayur
teman untuk mengikuti kegiatan
sebagai sumber makanan bergizi. Ananda juga mampu menolong
pagi. Hal ini terlihat
diri sendiri untuk hidup sehat. Hal ini tampak ketika ananda
ketika Ananda mengikuti
berinisiatif mencuci piring dan peralatan memasak usai digunakan.

22 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 23


Karena itu, mohon orang tua dapat bekerja sama dalam meningkatkan Perkembangan Bahasa.
perilaku hidup sehat Ananda dengan memotivasi agar gemar makan sayur di Perkembangan bahasa ananda berkembang sesuai dengan harapan.
rumah. Membawakan bekal berupa kreasi sayur dan makanan sehat lainnya Ananda mampu menyimak instruksi guru dengan memberikan respon yang
dapat menjadi rekomendasi untuk meningkatkan perkembangan fisik Ananda. tepat. Kemampuan menyimak petunjuk yang diberikan guru juga tampak
Perkembangan Sosial Emosional ketika ia membuat karya dari kertas buram yang sudah diberi pola kemudian
disobek menjadi bagian-bagian kecil membentuk tubuh manusia lengkap.
Perkembangan sosial emosional ananda
Ananda mampu mengerjakan tugas tersebut dengan baik.
berkembang sesuai dengan harapan. Beberapa
perkembangan yang tercapai antara lain ananda Ananda mampu bercerita kepada guru
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tentang apa yang dibuatnya. Baik saat
taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih selesai membangun karya dari balok-balok
kedisiplinan. Ananda mampu mentaati aturan atau karya dari cat dan kertas. Hampir setiap
yang telah disepakati bersama ketika bermain ananda mendapatkan kesempatan untuk
seperti saling berbagi mainan, menggunakan tangan dan kaki dengan baik dan bercerita, ia menceritakan karya tangan
membereskan mainan setelah selesai digunakan. Ananda juga memiliki perilaku yang dibuatnya.
yang mencerminkan sikap sabar untuk melatih kedisiplinan. Hal ini tampak “Aku buat nahkoda…” Saat bermain peran di Sentra
ketika ananda mau menunggu Drama, ananda membangun komunikasi secara wajar
giliran dengan berbaris rapi ketika dengan teman-teman mainnya.
hendak melakukan suatu kegiatan. Perkembangan bahasa lainnya yang tampak,
Ananda juga memiliki perilaku yang antara lain ananda mampu menunjukkan kemampuan
mencerminkan sikap tanggung keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya. Ananda
jawab, peduli kepada teman dan mampu meronce huruf-huruf yang ada di kartu
bekerja sama dalam bermain atau namanya, dan berusaha merangkainya sesuai dengan
membereskan alat-alat main setelah urutan huruf dengan bantuan guru. Hal ini menunjukkan
selesai menggunakannya. kemampuan membaca dan menulis mulai berkembang.
Perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri ananda tampak mulai Pada dasarnya perkembangan bahasa ananda
berkembang. Dengan demikian, diharapkan orang tua semakin memberi berkembang baik, baik bahasa reseptif ataupun bahasa ekspresif. Untuk
kesempatan dan memotivasi ananda untuk pengenalan terhadap keaksaraan, sesuai usianya, ananda boleh diajak
lebih berani tampil di depan umum dan mengenali bunyi huruf-huruf yang ada di sekitarnya.
lingkungan sosialnya. Dapat juga dengan
Perkembangan Kognitif
memberikan kepercayaan dan
tanggung jawab pada tugas-tugas Pencapaian perkembangan kognitif ananda hingga akhir
sederhana yang dapat ananda triwulan ketiga ini berkembang sesuai harapan. Beberapa
kerjakan sendiri. perkembangan yang tercapai antara lain ananda mampu

24 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 25


menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. Suatu saat, pada jam makan Apresiasi seni ananda
snack, ada teman yang tidak mendapatkan kursi. Ananda langsung berinisiatif juga tampak ketika ananda
mengambil kardus dan mengatakan kepada teman tersebut untuk uduk di menggambar pohon apel
kardus itu. Ananda juga mengenal lingkungan sosialnya, seperti pekerjaan menggunakan krayon.
(profesi) yang menjadi pembahasan dalam tema triwulan pertama ini tentang Ananda membuat bentuk
laut. Ananda menyebutkan jenis pekerjaan seperti nelayan, nahkoda, polisi unik sesuai dengan kreasinya
laut, dan penjual ikan. sendiri yang mewakili pohon
Ananda mampu menyajikan berbagai hasil karya yang berhubungan dengan apel dan buahnya yang
lingkungan alam dalam bentuk gambar. Ananda mampu menggambar ada di gunung dan sungai.
pohon apel dan menyebutkan bagian- Setelah selesai menggambar
bagian pohon apel yaitu buah apel. Selain ananda menempelkan
itu ananda juga mampu menyebutkan kertas gambarnya pada
gunung, sungai dan batu-batuan yang sebuah frame yang sudah
merupakan bagian dari lingkungan alam. disediakan. Kemudian ananda
Ananda juga mengenal dan mampu menempelkan hasil karyanya
menyebutkan nama-nama binatang laut ke papan untuk memajang
seperti: ikan hiu, lumba-lumba, penyu, hasil karya. Ananda tampak
paus, cumi-cumi dan ikan buntal. Ananda puas telah menyelesaikan
mampu menyebutkan ciri-ciri ikan antara gambarnya dan memajang hasil karyanya di tempat umum supaya dinikmati
lain mata, ekor dan sirip. Selain itu, ananda juga mengenali bagian tubuh oleh teman-teman.
cumi-cumi yang disebut tentakel. Hal ini menunjukkan bahwa ananda
mampu menunjukkan karya dan
Perkembangan Seni
aktivitas seni menggunakan berbagai
Perkembangan seni ananda
media. Karya dan aktivitas seni ananda
berkembangan sesuai harapan. Ananda
juga tampak ketika ananda berperan
mampu menunjukkan kreatifitas
seolah-olah sebagai seorang nelayan,
dalam berbagai karya. Ananda mampu
ananda mampu berinteraksi dengan
menciptakan pola tersendiri dan unik ketika
meja yang dibalik yang ia gunakan
membuat orang-orangan dari kertas buram yang sudah diberi pola sebelumnya.
untuk mewakili sebuah perahu. Ananda juga membuat sendiri alat pancing
Setelah selesai, ananda menggunakan replika orang-orangan yang dibuatnya
dari kertas koran dan tali. Sesekali ananda memperagakan gerakan seorang
untuk bermain drama tentang nahkoda di laut. Ananda meletakkan
nelayan yang sedang melempar pancing ke laut saat mencari ikan.
replika orang tersebut di dalam kapal yang sudah dibuatnya terlebih
Hal ini menunjukkan bahwa ananda adalah anak yang kreatif.
dahulu bersama kelompoknya dan memainkannya seolah-olah ada
nelayan dan nahkoda sedang naik kapal di lautan.

26 PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 27


Penutup
Penutup
Pada umumnya, pencapaian perkembangan ananda hingga akhir triwulan Kemampuan belajar anak di lembaga pendidikan, khususnya di
pertama ini berkembang sesuai harapan. Kemandirian, tanggung jawab dan lembaga PAUD perlu ketahui dengan seksama melalui penilaian yang
kreativitas ananda berkembang sesuai usianya. Harapan kami pada triwulan efektif.Penilaian yang efektif adalah penilaian yang berlangsung terus-
berikutnya, ananda semakin mampu mengembangkan ide-ide kreatifnya menerus dan dilakukan secara komprehensif.Hal ini sesuai dengan
dan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah ada. Juga semakin menunjukkan perkembangan anak yang bersifat dinamis dan terus mengalami proses.
perkembangan kesehatan yang baik seiring dengan kesukaannya terhadap Untuk selanjutnya hasil dari penilaian menjadi rujukan dalam melakukan
makanan yang berasal dari sayur. Semoga guru dan orang tua dapat perencanaan pembelajaran selanjutnya.Dengan demikian pembelajaran
senantiasa bekerja sama dalam memberikan stimulasi-stimulasi yang dapat menjadi suatu siklus antara penilaian, perencanaan, dan pelaksanaan
memaksimalkan potensi, bakat, dan kreativitasnya demi perkembangan yang yang berlangsung secara terus-menerus.
optimal.
Guru yang memahami perkembangan anak menjadi syarat mutlak
Semarang, 10 Oktober 2015 agar pendidik dapat melakukan penilaian dengan baik. Kerjasama antar
guru serta orang tua akan memberikan gambaran yang utuh terhadap
Kepala Sekolah, Guru Wali, anak dalam pengumpulan berbagai bukti tentang perkembangan anak.
Anak yang berkembang secara optimal akan menjadi anak yang
berpotensi untuk menjadi anak yang matang dalam setiap tahap
dan aspek perkembangannya. Dengan demikian diharapkan bahwa
Ninuk Helista, S. Psi Gemma Mirda C, S. Psi
anak dapat memasuki tingkat pendidikan selanjutnya sesuai dengan
kematangan usia dan kemampuannya, menjadi anak yang kompeten
Komentar Orang Tua
dan berkepribadian.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Ayah dan Ibu Guru.....,
……………………………………………………………………………………………
Yuk temani aku bermain.
Semarang, ……………… Lihatlah, aku sekarang sudah
lebih pintar dari kemarin!

(Orang Tua/ Wali)

28 PEDOMAN
PED
PPE
EED
DO
DOMA
OMA
OM
MA
M AN PENILAIAN
PEENI
EN
NIILLA
N LAI
AIAN
IA
AN
N PE
PPEM
PEMBELAJARAN
EEMBELLAJA
AJARAN
RA PENDIDIKAN
RAN PEENDI
N DIDIK
KAN AN
ANA
ANAK
AK U
USIA
SIA
IA DINI
DIN
DINI 29
29
Daftar Pustaka

Beaty, Janice J. 2010. Observing Development of The Young Child. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Dodge,Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum For
Preschool Fourth Edition, Washington DC : Cengage Learning.
Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum Eight
Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.
Essa, Eva L., Introduction to Early Childhood Education, Annotated Student’s Edition, 6th ed.
Belmont, USA: Wadsworth, 2011.
http://www.educate.ece.govt.nz/learning/curriculumAndLearning/Assessment for learning/Kei
TuaotePae/Book1/WhatAreTheEarlyChildhoodExemplars.aspx
Huffman, Priscilla D. “Look What I Did!” Why Portfolio-Based Assesment Works,
EarlychildhoodNews, University of Wisconsin, 2007.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.
National Alliance, Provocations on Assesment in Early Childhood Education, Children’s Services
Central, New South Wales, 2012.
Sekolah Bukit Aksara, Semarang, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak,
http://www.bukitaksara.sch.id
Wortham, Sue. Assessment in Early Childhood Education, Ohio: Pearson
Merrill Prentice Hall, New Jersey, Columbus, 2005.

Alamat Tim Penulis


Enah Suminah (email: enahsuminah@kemdikbud.go.id)
Yulianti Siantayani (email: yulie_aksara@yahoo.com)
Dona Paramitha (email: donaparamitas@gmail.com)
Utin Ritayanti (email: u_teen@yahoo.com)
Ali Nugraha (email: alinugraha.fip.upi@gmail.com)

30

Anda mungkin juga menyukai