217
MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS (STUDI KASUS: PT.
PRIMISSIMA (PERSERO) YOGYAKARTA)
1Jenni Natasha Rachman, 2Izzanisa’ Aulia, 3Nurcahyati, 4Larry Verdiarmand D
1Author’s Designation,
Islamic University of Indonesia, Jalan Kaliurang KM 14,5 Sleman, Yogyakarta, Central Java,
Indonesia
2Co-Author’s Designation, Islamic University of Indonesia, Jalan Kaliurang KM 14,5 Sleman, Yogyakarta, Central Java,
Indonesia
3Co-Author’s Designation, Islamic University of Indonesia, Jalan Kaliurang KM 14,5 Sleman, Yogyakarta, Central Java,
Indonesia
4Co-Author’s Designation, Islamic University of Indonesia, Jalan Kaliurang KM 14,5 Sleman, Yogyakarta, Central Java,
Indonesia
Email: 1jennirachman@yahoo.co.id, 2Co-Author’s email id, 2Co-Author’s email id, 2Co-Author’s email id.
Contact: 1Author’s contact no., 2Co-Author’s contact no, 2Co-Author’s contact no, 2Co-Author’s contact no.
Abstract:. Pertumbuhan pada industri manufaktur menuntut adanya pengendalian kualitas yang dapat
memenuhi standar sehingga dapat bersaing di pasaran dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen. PT.
Primissima sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang manufaktur tekstil
masih belum sepenuhnya dapat memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Pada produksi salah satu jenis kain
yaitu PS 217, jumlah cacat masih terbilang tinggi. Dilakukan analisis pengendalian kualitas menggunakan metode
Seven Tools untuk mengetahui jenis cacat dominan yang sering terjadi pada kain PS 217 dan mengidentifikasi
penyebabnya. Penelitian ini menggunakan Histogram untuk mengetahui jumlah cacat yang paling dominan; Peta
Kendali untuk mengetahui jenis cacat yang berada di luar batas kendali; Diagram Pareto untuk mengetahui
sebagian besar jenis cacat; dan Diagram Sebab Akibat untuk mengetahui akar penyebab masalah. Berdasarkan
analisis, didapat bahwa terdapat lima jenis cacat yang paling dominan yaitu pakan rangkap, sisa pakan teranyam,
benang bebas, lusi putus, lusi dobel, dan pakan jarang; dimana terdapat beberapa faktor penyebab risiko yang
sama, seperti kekurangtelitian tenaga kerja, operator yang tidak fokus, bekerja tidak sesuai SOP, pengaturan
mesin tidak presisi, umur mesin yang sudah tua, lingkungan kerja yang bising dan kotor, suhu lingkungan kerja
yang panas, serta kualitas bahan baku yang tidak sesuai.
Index terms:
1
THIS IS A SAMPLE PAPER THAT EVERY AUTHOR NEED TO FOLLOW
58
THIS IS A SAMPLE PAPER THAT EVERY AUTHOR NEED TO FOLLOW
Analisa
Kesimpulan
Selesai
Penelitian dimulai dengan melakukan
studi lapangan di Departemen Weaving
di PT. Primissima (Persero). Setelah
melakukan studi lapangan, peneliti
melakukan identifikasi masalah
berdasarkan fakta yang didapat di
lapangan. Dari pengidentifikasian
masalah, kemudian dirumuskan masalah
berupa jenis cacat dominan kain PS 217
dan penyebabnya. Dari rumusan
masalah, ditetapkan tujuan masalah yaitu
untuk mengetahui cacat dominan kain PS
217 dan penyebabnya serta batasan
59
THIS IS A SAMPLE PAPER THAT EVERY AUTHOR NEED TO FOLLOW
60
THIS IS A SAMPLE PAPER THAT EVERY AUTHOR NEED TO FOLLOW
Pakan Rangkap
Pengaturan mesin
tidak presisi
Kurangnya ketelitian
Bekerja tidak
sesuai SOP Terjadi miskomunikasi
61
THIS IS A SAMPLE PAPER THAT EVERY AUTHOR NEED TO FOLLOW
ruangan yang tinggi dan kebisingan yang disebabkan Pada faktor lingkungan sangat mempengaruhi kinerja
oleh mesin shuttel loom. Faktor kedua adalah faktor operator yang bekerja, dimana pada faktor ini sering
mesin. Salah satu penyebab terjadinya cacat adalah terjadi penumpukan kotoran benang akibat tidak
umur mesin yang sudah tua dan kebersihan mesin. dibersihkan secara rutin yang menyebabkan
Selain itu, salah satu penyebab kecacatan akibat faktor lingkungan kerja menjadi tidak bersih terutama pada
mesin adalah terlambat melakukan perawatan atau proses warping. Faktor kedua adalah faktor mesin.
maintenance yang dapate mempengaruhi kinerja Salah satu penyebab terjadinya cacat adalah umur
mesin dan berakibat pada kualitas kain yang mesin yang sudah tua dan pengaturan kecepatan mesin
dihasilkan. Faktor ketiga adalah faktor material. warping sering tidak sesuai, dimana dengan kecepatan
Faktor ini berkaitan dengan kualitas material yang yang melampaui batas dapat menyebabkan banyaknya
tidak sesuai standar. Kemudian, gulungan palet jumlah lusi yang putus. Faktor ketiga adalah faktor
benang pakan yang tidak sempurna, dimana ekor material yang disebabkan kualitas tidak memenuhi
benang terlalu panjang, menyebabkan benang putus syarat dan kerusakan benang dalam cones, yang
dan terjadi sisa pakan yang tidak teranyam. Selain itu, disebabkan oleh adanya kerusakan pada spinning.
proses persiapan juga berpengaruh penting, dimana Faktor keempat adalah faktor metode. Faktor ini
pada proses persiapan dilakukan uji bahan baku, dikarenakan Pengaturan sizing pada benang seringkali
sehingga jika terjadi kesalahan, dapat mempengaruhi tidak sesuai, dimana hal ini dapat menyebabkan proses
benang lusi. Faktor keempat adalah faktor metode terganggu. Faktor kelima adalah faktor manusia atau
dimana faktor ini berkaitan dengan pengaturan mesin tenaga kerja. Kemudian cacat ini terjadi karena faktor
tidak presisi dan karyawan yang tidak mengikuti SOP. manusia yang kelelahan dan kurang teliti saat
Faktor kelima adalah faktor manusia yang disebabkan memeriksa kain yang diproses. Kurangnya
oleh kelalaian operator saat proses produksi, pengawasan dari atasan juga berpotensi terjadinya
kelelahan, dan kurang teliti saat produksi maupun kelalaian operator.
pengecekan.
Kinerja mesin
Kualitas bahan menurun
baku kurang baik Lingkungan kerja
kurang bersih
Mesin mengalami
Lingkungan kerja breakdown
kotor
Lusi Dobel
Benang bebas
Pengaturan sizing Operator tidak fokus
tidak presisi
Kurangnya ketelitian
Pengaturan mesin
Kurang teliti
tidak presisi
kotornya mesin.
Kualitas bahan
baku tidak sesuai Operator tidak fokus
standar
Kurangnya ketelitian
Pengawasan kurang
disebabkan oleh faktor penyebab yang sama, seperti
pada kekurangtelitian tenaga kerja, operator yang tidak
fokus, bekerja tidak sesuai SOP, pengaturan mesin
62
THIS IS A SAMPLE PAPER THAT EVERY AUTHOR NEED TO FOLLOW
V. Kesimpulan
VI. Saran
REFERENCES
63