Anda di halaman 1dari 10

Profisiensi, Vol.7 No.

2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

Pengendalian Kualitas Dengan Metode Nominal Group Teknology (NGT)


dan Poka-Yoke untuk Mengurangi Jumlah Cacat Panel Assy di PT. XYZ

Zaenal Arifin
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Riau Keulauan Batam
E-Mail : zaenal@ft.unrika.ac.id

Abstrak
Pengendalian kualitas produksi merupakan aspek penting dalam menjamin keberhasilan proses
produksi. Pengamatan ini bertujuan untuk menganalisa penyebab terjadinya keterlambatan dalam
produksi Panel Assy. Metode Nominal Group Technique (NGT) merupakan metode yang digunakan
untuk mengidentifikasi penyebab cacat pada proses produksi dan menggunakan pendekatan Poka
yoke yaitu pada konsep 5W+1H. Hasil pengamatan yang didapat adalah jenis cacat paling dominan
pada proses produksi merupakan dimensi tidak standar sebesar 43 Nilai Error yang paling besar
disebabkan oleh proses pembekokan pada area Z, oleh karena itu diberikan usulan perbaikan dengan
dengan menggunakan lata anti salah pada ssat proses di Z area, jika alat/jig poka yoke tidak dapat
masuk maka haris ada perbaikan sebelum proses selanjut nya. Kemudian jig tersebut akan mengunci
sehingga panas spot weld tidak akan berefek di Z area sehingga memenuhi spesifikasi, menyediakan
fasilitas penunjang berupa meja yang mempunya roll yang bisa menggerakan Panel Assy untuk
diputar atau mendorong untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaan.

Kata kunci: Nomina Group Technique (NGT; Poka Yoke; fishbone diagram

Abstract
Control of production quality is an important aspect in ensuring the success of the production process.
This observation aims to analyze the causes of delays in Panel Assy production. Nominal Group
Technique (NGT) method is a method used to identify the cause of defects in the production process
and use the Poka yoke approach, namely the concept of 5W + 1H. The observation results obtained
are the most dominant type of defect in the production process is the non-standard dimensions of 43
The greatest error value is caused by the freezing process in the Z area, therefore given a proposed
improvement by using anti-wrong lata on the process in the Z area, if the tool / poka yoke jig cannot
enter then it must be repaired before the next process. Then the jig will lock so that the spot weld heat
will not have an effect in the Z area so that it meets specifications, provides supporting facilities in the
form of a table that has a roll that can move the Panel Assy to be rotated or push to be better at doing
work

Keywords : Nomina Group Technique (NGT; Poka Yoke; fishbone diagram

I. PENDAHULUAN sangat kompetitif, setiap perusahaan


menginginkan produksinya dapat
PT XYZ adalah perusahaan indutri menghasilkan produk bermutu dengan proses
manufaktur yang produksinya berupa alat produksi yang efektif, efisien dan dapat
transportasi vertikal yaitu, Elevator dan memuaskan konsumennya (Deming, 2017).
Eskalator. Pada akhir-akhir industri manufatur Dalam situasi kompetisi yang ketat di dunia
yang bergerak dalam transportasi vertikal industri harus mapu menghasilkan produk

76
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

yang unggul dan perusahaannya mampu wawancara, sedangkan data sekunder dapat
menjadi perusahaan berkelas dunia (world berupa kajian pustaka, laporan teknis yang
class manufacturing) yang mampu bersaing dimiliki perusahaan. Pengumpulan data
dengan perusahaan dari negara-negara lain., menggunakan data historis produk reiject pada
Kategori konsumen ada 2 macam yaitu : periode Juli 2018 sampai Desember 2018 yaitu
konsumen loyal yang kalau dia punya proyek dimensi tidak standar, scretch, Dent, bulging.
selalu menggunakan perusahaan ini dan swing Serta hasil wawancara dengan pihak yang
konsumen jika mendapatkan kualitas dan berkaitan pada bagian produksi, quality control
harga yang baik maka dia akan memeilih dan engineering
produk perusahaan ini. Pada penelitian ini saya
memilih salah satu komponen Elevator yaitu II.1 Diagram Pareto
Panel Assy. Panel Asy adalah komponen yang Diagram Pareto adalah sebuah metode untuk
berfungsi sebagai dinding Elevator. mengelola kesalahan, masalah, atau cacat
Pada periode Buaqlan Juli sampai dengan untuk membantu memusatkan perhatian pada
bulan Desember 2018 banyak terjadi kasus usaha penyelesaian masalah menurut Heizer
reject pada Panel Assy yang mengakibatkan dan Render (2014,255). Diagram ini
target perusahaan tidak dapat terpenuhi. berdasarkan pekerjaan Vilfredo Pareto,
Sehingga sebagaian panel assy di subcon kan seorang pakar ekonomi di abad ke-19.Joseph
agar target perusahaan terpenuhi. Rata-rata M. Juran mempopulerkan pekerjaan Pareto
riject pada periode itu 60 kali kejadian dengan menyatakan bahwa 80% permasalahan
sehingga menghambat laju produksi perusahaan merupakan hasil dari penyebab
keseluruhan yang berdampak pada output dan yang hanya 20%. Diagram pareto ini
delivery ke customer. merupakan suatu gambaran yang mengurutkan
Berdasarkan permsalahan diatas, maka perlu klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut
dilakukan penelitian penyebab terjadinya urutan ranking tertinggi hingga terendah
jumlah riject pada produksi pada Panel Assy. menurut Besterfield (2009:78). Hal ini dapat
Tools yang digunakan untuk mengevaluasi membantu menemukan permasalahan yang
pada masalah ini adalah CheckSheet, Diagram paling penting untuk segera diselesaikan
Pareto, dan fishbone diagram. Checksheet (ranking tertinggi) sampai dengan masalah
yang tidak harus segera diselesaikan (ranking
digunakan untuk mencatat jenis cacat yang
terendah) diagram pareto juga dapat
terjadi dan jumlah dari masing-masing cacat
mengidentifikasikan masalah yang paling
yang terjadi. Diagram Pareto digunakan untuk penting yang mempengaruhi usaha perbaikan
mengetahui cacat dominan pada suatu periode. kualitas.
Fishbone diagram digunakan untuk
menganalisis penyebab terjadinya suatu II.2. Fishbone diagram
masalah dari segi man, material, environment, Fishbone Diagram membantu mengungkap
method dan machine. semua gejala dari masalah bisnis karena
mengevaluasi penyebab dan sub-penyebab dari
suatu masalah (Bose, 2012). Fishbone
diagram merupakan salah satu seven tools
II. Tinjaun Pustaka
yang menunjukkan hubungan antara akibat
Pada penelitian akan dilakukan pada
dan sebab-sebab dari akibat tersebut.
Departemen Sheet Metal Assembly dalam
Hubungan antara akibat dan sebab-sebab dari
proses produksi Panel Assy untuk
permasalahan pada fishbone digambarkan
menganalisis jumlah reject.
dalam suatu gambar. Permasalahan utama
Tahapan untuk melakukan analisis terjadinya
akan dibuat pada tulang utama dan penyebab-
reject pada proses produksi Panel Assy dengan
penyebab masalah tersebut digambarkan pada
menggunakan metode Nominal Group
sub-sub tulang ikannya, ada 4 lingkup
Teknology ( NGT ). Pengumpulan data dalam
penyebab permasalahan yaitu environment,
penelitian ini menggunakan data primer yang
workers, machine dan management (Shelly &
diperoleh dari sumber pertama bisa berbentuk

77
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

Rosenblatt, 2009). Pada penelitian ini b. Menggunakan sanksi bagi


penyebab masalah cacat paling dominan akan mereka yang berbicara atau
diolah dengan fishbone diagram, agar mengacaukan jalannya proses.
mengetahui penyebab-penyebab dari cacat c. Peserta yang telah selesai
tersebut. menulis tidak diperkenankan
memengaruhi peserta yang
II.3 Nominal Group Technique (NGT)
lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi
kita tidak terlepas dari pentingnyas ebuah 2. Recorded Round Robin Procedur
perencanaan. Salah satu aspek perencanaan (Round Robin Listing Of Ideas On
sebagai langkah yang pertama adalah Flip Chart) 11 Ketua atau moderator
menentukan prioritas masalah (problem akan menuliskan semua ide dari form
priority). Seringkali kita menemukan banyak NGT pada sebuah flip chart (tanpa
masalah berdasarkan data yang didapat di form NGT dikumpulkan). Setiap
lapangan, tetapi kita terbentur pada masalah peserta diminta untuk menyampaikan
keterbatasan ketersediaan sumber daya, atau membacakan ide yang telah
keterbatasan, biaya, dan keterbatasan waktu. ditulis pada form NGT, untuk ditulis
Sehingga mengharuskan kita untuk berpikir pada kertas flip chart. Sebaiknya
menentukan masalah mana yang akan kita setiap peserta menyampaikan satu ide
selesaikan terlebih dahulu. Salah satu metode saja dulu (ide yang lain disimpan),
untuk menentukan prioritas adalah Nominal agar memberikan kesempatan pada
Group Technique (NGT). Nominal group peserta yang lain. Bagi peserta yang
technique (NGT) is a structured method for mendapat kesempatan menyampaikan
group brainstorming that encourages ide, tetapi ide yang ingin disampaikan
contributions from everyone. (Tague, 2004) sudah disampaikan oleh peserta lain
Nominal Grup Technique merupakan suatu maka peserta tersebut dapat
metode terstruktur yang digunakan untuk menyatakan PAS, kemudian lanjutkan
menggali lebihd alam kontribus isetiap peserta dengan peserta berikutnya. Hal ini
NGT. The nominal group technique (NGT) is diulang lagi pada peserta pertama (jika
a group problem solving process involving masih punya ide yang belum
problem identification, solution generation, tersampaikan) sampai semua ide telah
and decision making. (Delbecq dan Vande tertulis pada kertas flip chart. Hal-hal
Ven, 1971) yang perlu diperhatikan
ketua/moderator:
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2017) a. Pencatat tidak diperkenankan
menjelaskan bahwa langkah - langkah dalam untuk mengklarifikasi,
melakukan NGT sebagai berikut: menambah, atau mengurangi
ide peserta.
1. Nominal Group Activity (Silent b. Hindarkan diskusi setiap ide
Generation of Ideas in writing) Peserta yang ditulis.
diminta untuk menuliskan masalah c. Peserta diperkenankan
pada from NGP dengan tanpa suara. engacungkan tangan apabila
Masalah boleh ditulis sebanyak- ada duplikasi ide.
banyaknya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh ketua/moderator: 3. Diskusi (Serial Discussion Of Ideas)
a. Peserta diminta memikirkan Tahap ini merupakan kesempatan bagi
kembali apa yang telah selesai peserta untuk mendiskusikan ideide
ditulis. yang telah ditulis pada kertas flip

78
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

chart, dengan pedoman diskusi prioritas pertama adalah


sebagai berikut: lingkungan kelas yang gaduh,
a. Peserta diminta prioritas kedua adalah
mendiskusikan ide-ide yang mahasiswa sering tidak siap
telah ditulis untuk mengikuti perkuliahan dan
mengklarifikasi (minta prioritas ketiga adalah jam
penjelasan maksud dari ide). kuliah sering tidak tepat.
Ketua/moderator meminta b. Penetuan ranking kedua.
peserta yang menyampaikan Dari ketiga prioritas ide dapat
ide tersebut memberikan dilanjutkan dengan meminta
penjelasan tanpa ada peserta melakukan ranking
argumentasi. ulang terhadap ketiga prioritas
b. Hindarkan penggabungan atau ide tersebut. ide yang penting
penghilangan salah satu ide. diberi nilai terendah (nilai 1)
c. Ide yang luas atau abstrak dan ide yang tidak penting
dirumuskan untuk menjadi diberi nilai tertinggi (nilai 3),
lebih spesifik. sesuai dengan jumlah ide yang
akan disusun menurut
4. Voting Priority prioritasnya. Kumpulkan
hasilnya, dan tulis pada kertas
a. Listing dan penentuan flip chartdan sajikan hasil
ranking. akhir NGT yang berupa urutan
Setiap peserta diminta prioritas.
membuat daftar ide-ide yang
paling penting dari yang ada Tabel 1. Menentukan urutan dari tiga
pada kertas 3x5 cm dengan prioritas
ditulis nomor ide atau uraian
idenya. Sebaiknya pilih
kurang dari 5 ide (umunya 2
atau 3 ide). 12 Kemudian
kertas dikumpulkan,
diserahkan pada pencatat dan
dituliskan pada kertas flip
chart. Hasil yang diharapkan
adalah mempertajam fokus
masalah, sehingga
mempermudah dalam 5. Diskusi Hasil (Discussion of Vote)
penyusunan prioritas, jumlah Mendiskusikan hasil prioritas yang
ide yang perlu disusun telah dilakukan untuk mendapatkan
menurut urutan pentingnya komentar, masukan untuk mencapai
masalah sudah dapat kesepakatan bersama. Apabila ada
ditentukan atas dasar yang masih belum puas maka tahap 4
kesepakatan bersama. Misal bisa diulang kembali pada tahap 6.
disepakati 3 atau 5 Apabila urutan prioritas sudah
masalah/ide yang mempunyai disepakati, maka proses NGT selesai
jumlah pemilih terbanyak dan dan hasil kesepakatan tersebut menjadi
hasil yang menunjukkan keputusan final

79
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

6. Silent Rerank and Rate of Priorities Semakain besar r, semakin kuat korelasinya
Tahap ini digunakan apabila hasil
pada tahap 5 masih belum II.4 Usulan Perbaikan 5W+1H
mendapatkan kesepakatan. Urutan Tahap setelah mengetahui hubungan antara
prioritas tahap ini adalah final. penyebab dan efek dari cacat sampai mencari
penyelesaian dengan menggambarkan
keputusan terbaik tentang penerapan tindakan
Kemudian hasil dari NGT di uji dengan
yang tepat adalah mencari usulan perbaikan
statistik korelasi dengan persamaan berikut :
yang tepat untuk mengatasi penyebab dari efek
S xy
tersebut. Hal ini dilakukan dengan melakukan
r wawancara dengan pihak yang terkait dan
S xx.S  yy 
................. (pers. 1)
melakukan pengamatan langsung ke lokasi
produksi.
 x  y 
Sxy   xi yi   i  i
................. (pers.2)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
n Dari hasil pengamatan dan
 x  2
brainstorming yang dilakukan oleh karyawan
S xx   xi  ................... (pers.3)
2 i

n yang mengerjakan Panel Assy, terdapat


beberapa jenis cacat yang ada dalam proses
produksi. Berikut ini hasil identifikasi jenis
S  yy    yi 
2  y  i
2
.................. (pers.4) cacat yang ditemukan pada proses produksi
n dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 2. Hasil Brainstorming Penyebab cacat pada Panel Assy

80
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

II.1 Menganalisis dengan menggunakan Tempat kerja yang kurang ergonomis bisa
fishbone diagram karena berbagai faktor namun untuk mesin
Selajutnya Fishbone diagram dibuat spotweld area operator selalu berdiri selama
untuk mengidentifikasi faktor- faktor akar shift kerja dengan suhu area kerja diatas rata-
permaslahan yang yang menyebabkan cacat rata.
Panel Assy tidak sesuai standar dengan
Gambar teknik nya. Fishbone diagram dibuat -Machine
berdasarkan hasil brainstroming penyebab Penyebab cacat dimensi tidak standar dari
factor mesin dikarenakan mesin gerinda sering
reject yang dilakukan oleh seluruh group yang
rusak sehingga dapat menyebabkan material
mengerjakan Panel Assy dan diketahui
rusak, hal tersebut terjadi karena proses
penyebab terbesar dari masalah proses prduksi terputus tidak kontinyu.
sehingga menyebabkan reject. Gambar 1
merupakan fishbone diagram pada kasus cacat -Environment
dimensi tidak standar pada proses produksi Environment bisa jadi mengakibatkan dampak
wafer yang menyebabkan pekerja tidak nyaman
karean area kerja terlalu sempit. Karena tidak
nyamak maka dapat mengakibatkan kurang
fokus berimbas ke barang menjadi rijek.

-Material
Penyebab cacat dimensi tidak standar pada
kasus ini dapat disebabkan oleh faktor material
seperti salah memilih material karena material
tercampur atau terlalu dekat jaraknya antara
material yang satu dengan material yang lain.
Sedangkan rusty material karena penyimpanan
Gambar 1. Diagram Fishbone Jenis Cacat di tempatkan di area terbuaka.
Panel
-Method
Berdasarkan Gambar 2 masalah yang akan Penyebab cacat dimensi tidak standar dapat
dianalisis adalah cacat dimensi tidak standar. dipengaruhi oleh faktor metode yang
Pada fishbone diagram faktor-faktor yang dilaksanakan pada proses produksi. Presure
dianalisis adalah man, material, environment, yang tinggi agar barang cepat selesai bisa
method dan machine/Tools. Berikut ini analisis menyebakan terjadinya rijek karena dalam
masing-masing factor penyebab cacat: proses pengerjaan terburu-buru. Kemudian
dapat mengakibtakan kurang kontrol sehingga
-Man ada komponen yang tidak terakit alias
Faktor man yang diperlihatkan pada gambar 1 ketinggalan yang kadang juga pengiriman
cacat dimensi tidak standar terjadi akibat tidak komponen dari line sebelumnya tidak komplit.
memeahami gambar dapat mengakibatkan
salah dalam menentukan dimesi karena
pekerja tidak mengerti gambar kerja. Hasil III.2 Nominal Group Technique (NGT)
proses pembekokan tidak konsisten pada Z
area spodweld hal tersebut diakibatkan karena Pengolahan data dari tabel 2 dengan
operator kurang fokus sebagai akibat operator langkah langkah metode NGT dapat dilihat
merasa kelelahan pada saat proses produksi pada tabel 3 dibawah ini
karena tempat kerja kurang ergonomis.

Tabel 3. Hasil NGT untuk Nilai Rijek terbesar

81
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

No Penyebab Masalah Kader Ardi Juli Andang Afri Nilai Rangking

1 Rusty/Stain mark 6 5 4 7 5 27 IV

2 Hasil Potongan yang 10 10 7 8 7 42 II


tajam dan material yang
tidak halus pada
Moulding Panel Assy

3 Pengerjaan terburu – 3 4 5 2 3 17 IX
buru

4 Salah Material 8 10 7 6 8 39 III

5 Tidak memahami 2 4 5 3 4 18 VIII


gambar

6 Barang diterima tidak 4 4 6 7 4 25 V


komplit

7 Mesin Gerinda sering 4 2 6 4 3 19 VII


rusak

8 Hasil pembengkokan 10 8 10 8 7 43 I
yang tidak konsisten
pada Z area dan
pengaruh panas spot
weld ynag menyebabkan
ukuran rijek

9 Transportasi Forklift 2 4 6 6 2 20 VI
yang tidak mencukupi

10 Area kerja yang sempit 2 6 4 3 5 20 VI

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat jenis cacat selanjut nya di uji korelasi nya dengan statistik
tertinggi terdapat pada cacat proses proses korelasi dimana nilai r terbesar mempunyai
sebesar 43. Hasil berikut ini merupakan hasil korelasi yang kuat yang menyatan nilai
pengolahan data. Data yang dipakai didapat nominal tertinggi penyebab rijek terbesar.
dengan cara pengumpulan data sekunder
maupun primer. Dengan persamaan 1, 2, dan 3 dapat diperoleh
hasil seperti dalam tabel berikut :

Tabel 4. Hasil uji korelasi


Kode Faktor Penyebab r

A Rusty/Stain Mark -0.12

82
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

B Hasil potongan yang tajam dan material yang tidak halus pada panel 0.6
Assy

C Barang diterima tidak komplit -0.11

D Hasil Pembekokan yg tidak konsisten pada Z area dan pengaruh panas 0.77
spot weld yg menyebabkan ukuran rijek

III.3 Diskripsi Rijek Tertinggi dengan Gambar 2. Diagram Pareto Rijek Panel Assy
menggunakan Diagram Pareto
Dari hasil uji korerlasi untuk meperjelas
atau mendapatkan gambaran mengenai rijek III.4. Usulan Perbaikan Dengan 5W+1H
pada panel Assy maka hasil pengolahan data Usulan perbaikan ini dianalisis dengan
diatas dibuat diagram Paretonya
melakukan pengamatan secara langsung ke
lokasi produksi dan dengan melakukan
wawancara dengan pihak-pihak yang yang
terkait seperti seperti operator, Section head
production, section head quality control,
section head Teknik, Departement Head
production, Departement Head Quality
Control, Department Head Teknik dan pihak
lainnya

.Tabel 5. Usulan Perbaikan dengan 5W+1h

83
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

III.5 Perbaikan dengan Metode Poka Yoke dengan membuat alat anti salah ada 2 alat yang
dibikin, kemudian diuji coba hasil nya dapat
Tahap selanjut nya menyelesaikan
dilihat pada tabel dibawah ini
permasalahan ini melakukan perbaikan

Tabel 5. Perbaikan proses dengan merancang alat anti salah

Untuk lebih detail nya bisa dilihat gambar


flow chart dibawah ini. Gambar ini
Gambar 3. Flow chart Proses sebelum
menjelaskanproses seblem menggunakan jig
menggunakan Poka yoke
poka yoke atau masih menggunakan metode
proses yang lama, tampak jelas proses tersebut
memakan waku yangsangat lama yang
menyebabkan output tidak memenuhi target.
Prose baru yang lebih simpel dengna
menggunkan alat anti salah proses menjadi
sederhana dan dapat menghemat waktu
sehingga target yang ditetapkan perusahaan
dapat tercapai

Gambar 4. Flow chart setelah Poka yoke

84
Profisiensi, Vol.7 No.2; 76-85
Desember 2019
P-ISSN 2301-7244
E-ISSN 2598-9987

Proses pengerjaan nya lebih sederhana jika 2. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
dibandingkan dengan proses yang lama, mengetahui dan menentukan penyebab
sebelum menggunakan alat poka yoke utama produk cacat wafer.
3. Melakukan pelatihan kepada karyawan
agar dapat mengoperasikan mesin lebih
IV. KESIMPULAN DAN SARAN baik, sehingga dapat meminimalisasi
kecacatan yang terjadi karena faktor
IV.1 Kesimpulan operator.
Berdasarkan hasil dari pengamatan dan uji 4. Perusahaan melakukan pengawasan
coba , dapat diambil kesimpulan mengenai terhadap pemberlakuan Standard
penyebab cacat pada produk Panel Assy r serta Operasional Procedure (SOP) yang
usulan peningkatan pengendalian kualitas pada dijalankan.
produk tersebut. Kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan pengamatan dan pengendalian
kualitas wafer adalah sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Terdapat penyebab cacat dengan nilai .
terbesar yaitu pembekokokan pada area Z Crosby, Philip B. 1979. Quality Is Free. New
yang tidak konsisten sebesar 43 nilai error York: New American Library.
ang berefek pada keterlambatan Deming, W. Edwards. 1982. Guide to Quality
pembuatan produk panel Assy. Control. Cambirdge: Massachussetts
2. Usulan perbaikan yang harus dilakukan Institute Of Technology
perusahaan adalah: Gaspersz, Vincent. 2001. Metode Analisis
a. Diberikan informasi secara lisan Untuk Peningkatan Kualitas. Cetakan
maupun tertulis kepada operator Pertama, Jakarta: PT. Gramedia
mengenai cara kerja mesin. Pustaka Utama
b. Pelatihan penggunaan mesin kepada Gaspersz, Vincent. 2008. Total Quality
operator. Control. Jakarta: PT. Gramedia
c. Operator diberikan buku panduan Pustaka Utama.
penggunaan mesin. lmai, Maasaki. Kaizen, 2008. Kunci Sukses
d. Diberikannya tools poka yoke untuk Jepang Dalam Persaingan. Penerbit
melakukan pemeriksaan area sekaligus PPM. Jakarta.
untuk memproses. Iswanto, A., Rambe, A. M., & Ginting, E.
e. Adanya penambahan waktu istirahat 2014. Aplikasi Metode Taguchi
untuk operator. Analysis dan Failure Mode and
f. Adanya pengawasan dan pengontrolan Effect Analysis (FMEA) untuk
sebelum proses produksi. Perbaikan Kualitas Produk di PT.
XYZ. Jurnal Teknik Industri, 13-18
IV.2 Saran Montgomery. Douglas C. 2013 Pengertian
Berdasarkan hasil penelitian, Kualitas. dalam Syukron, Amin dan
pembahasan dan analisis yang telah dilakukan Kholil Muhammad (ed), Six Sigma
terhadap sistem perusahaan dan sistem Quality For Business Improvement.
pengendalian kualitas, penulis memiliki saran Jakarta: Graha Ilmu. 4
sebagai acuan perusahaan untuk melakukan Sari, D. P., Rosyada, Z. F. & Rahmadhani, N.
evaluasi yang dianggap perlu agar lebih ideal. 2011. Analisa Penyebab Kegagalan
Saran yang dapat bermanfaat bagi pihak Produk Woven Bag dengan
perusahaan adalah sebagai berikut : Menggunakan Metode Failure Mode
1. Dilakukannya implementasi terhadap and Effects Analysis (Studi Kasus di
usulan perbaikan yang telah diberikan. PT Indomaju Textindo Kudus).
Prosiding Seminar Nasional Sins
dan Teknologi. Semarang

85

Anda mungkin juga menyukai