Anda di halaman 1dari 36

ETHIC AND THE AUDIT PROFESSIONAL

Anggota :

Millah Sucilia R 11160820000046


Indah Permatasari 1160820000069
Diniyas Ronggo N 11160820000072
Upaya untuk menghubungkan benda-benda atau
gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan

“Demikianlah, Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat –


Nya, agar kamu berpikir” (QS. Al Baqarah [2]: 219)”

Ciri-ciri :
Keterampilan
berfikir lancar
Keterampilan
berfikir luwes

01 02 03 04 05
Keterampilan
berfikir rasional
Keterampilan
mengelaborasi
Keterampilan menilai
ETHIC AND THE AUDIT PROFESSION
A. PRINSIP DASAR B. ATURAN ETIKA
ETIKA PROFESI PROFESI
Ancaman dan
5 Pencegahan
Prinsip –prinsip Dasar
Etika Profesi 1
Penunjukan Praktisi,
6 KAP, atau Jaringan KAP

Prinsip Integritas 2 Benturan


7 Kepentingan

Prinsip Objektivitas 3 8 Pendapat Kedua

Imbalan Jasa Profesional


Prinsip Kompetensi serta 9 dan Bentuk Keramah-
Sikap Kecermatan dan
Kehati-hatian Profesional
4 tamahan lainnya

Penyimpangan Aset
10 Milik Klien
Prinsip Kerahasiaan 5
Objektivitas Semua
11
Jasa Profesional
Prinsip Perilaku
Profesional
6 Indepedensi dalam
12 Perikatan Assurance
Bagian A
PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
What is Ethic ?
Kode etik
nilai-nilai, norma-norma, atau Mengapa seseorang bertindak
kaidah-kaidah untuk mengatur tidak etis?
perilaku moral dari suatu profesi
melalui ketentuan-ketentuan
- Standar etika seseorang berbeda
tertulis yg harus dipenuhi dan
dengan masyarakat umum
ditaati setiap anggota profesi
- Orang memilih untuk bertindak
mementingkan diri sendiri.

Tujuan Kode Etik :


Pentingnya Etika pada Profesi
a. melindungi kepentingan masyarakat dari Akuntansi
kemungkinan kelalaian, kesalahan atau
Bagi akuntan publik, kepercayaan klien dan
pelecehan, baik disengaja maupun tidak
pemakai laporan keuangan eksternal atas
disengaja oleh anggota profesi.
kualitas audit dan jasa lainnya sangatlah penting.
b. melindungi keluhuran profesi dari perilaku
perilaku menyimpang oleh anggota profesi
Menyelesaikan dilema etika :
Dilema Etika
situasi yang dihadapi oleh
seseorang dimana ia harus
mengambil keputusan tentang
06 Memutuskan tindakan yang
tepat.
.
perilaku yang tepat.

Para auditor, akuntan, serta 05 Mengidentifikasi konsekuensi yang


mungkin terjadi dari setiap alternatif.
pelaku bisnis lainnya
menghadapi banyak dilema
Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia
etika dalam karir bisnis
mereka. 04 bagi orang yang harus menyelesaikan dilema
tersebut.

Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat


03 dari dilema tersebut dan bagaimana setiap orang atau
kelompok itu terpengaruhi

Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta


02 .
tersebut

Memperoleh fakta yang relevan


01
PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI
Menurut Standar Profesi Akutan Publik :
PRINSIP
PRINSIP
INTEGRITAS
OBJEKTIVITAS

PRINSIP
KOMPETISI
PRINSIP SERTA SIKAP
PERILAKU KECERMATAN
PROFESIONAL DAN
KEAHLIAN
PROFESIONAL

PRINSIP
KERAHASIAAN
1. PRINSIP 2. PRINSIP
INTEGRITAS OBJEKTIVITAS

Setiap Praktisi harus tegas dan Setiap Praktisi tidak boleh


jujur dalam menjalin membiarkan subjektivitas,
hubungan professional dan benturan kepentingan atau
hubungan bisnis dalam pengaruh yang tidak layak dari
melaksanakan pekerjaannya pihak-pihak lain memengaruhi
pertimbangan Profesional atau
Praktisi tidak boleh terkait pertimbangan bisnisnya.
dengan laporan, komunikasi
atau informasi yang terdapat:

>>>>>>>>>
-Pernyataan yang menyesatkan
-Pernyataan yang diberikan
secara tidak hati-hati
-Pengahilangan atau
penyembunyian yang dapat
menyesatkan informasi yang
seharusnya diungkapkan >>>>>>>>>
3. PRINSIP KOMPETISI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN
KEHATIHATIAN PROFESIONAL

Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan


dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan
yang dipesyaratkan secara berkesinambungan,
sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima
jasa professional yang diberikan.

Kompetisi professional dapat dibagi menjadi :


-Pencapaian kompetisi professional
-Pemeliharaan kompetisi professional
4. PRINSIP KERAHASIAAN
Setiap praktisi wajib manjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai
hasil dari hubungan professional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan klien atau
pemberi kerja,kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan
hukum.

Situasi yang mungkin mengahruskan praktisi mengungkapkan informasi yang bersifat


rahasia:

A. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau
pemberi kerja
B. Pengungkakan yang harus dilakukan oleh hukum, contoh :
-Pengungkapan dokumen atau buktilain dalam siding pengadilan
-Pengungkapan kepada otoritas public yang tepat mengenai suatu pelanggaran
hukum
C. Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban professional untuk mengungkapkan
selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum
5. PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan
peraturan yang berlaku dan harus menghindari
semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.

Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dari


pekerjaannya setiap praktisi tidak boleh
merendahkan martabat profesi. Setiap praktisi
harus bersifat jujur dan tidak boleh bersikap atau
melakukan tindakan berikut:
a. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai
jasa professional yang dapat diberikan, kualifikasi
yang dimiliki, atau pengalaman yang telah
diperoleh.

b. Mebuat pernyataan yang merendahkan atau


melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti
terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
Bagian B
Aturan Etika PROFESI
ANCAMAN
Kepatuhan pada prinsip dasaretika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi . Ancaman-ancaman tersebut
dapat diklasifikasi sebagai berikut:

Ancaman Intimidasi 5
Ancaman intimidasi
Ancaman terjadi ketika praktisi
dihalangi bersikap objektif 4 Ancaman Kedekatan

Ancaman terjadi ketika praktisi terlalu


Ancaman Advokasi 3 bersimpati terhadap kepentingan pihak lain
akibat dari dekatnya hubungannya
Ancaman yang terjadi ketika praktisi
menyatakan sikap atau pendapat
mengenai suatu hal yang dapat
mengurangi objektivitas selanjutnya dari
2 Ancaman telaah pribadi
praktis tersebut
Ancaman yang terjadi ketika pertimbangan
yang diberikan sebelumnya harus
Ancaman kepentingan pribadi 1 dievaluasi kembali oleh praktisi yang
bertanggung jawab atas pertimbangan
Ancaman yang terjadi sebagai akibat tersebut
dari kepentingan keuangan meupun
kepentingan lainnya dari praktisi
maupun anggota keluarga langsung
atau keluarga dekat dari praktisi
PENCEGAHAN ANCAMAN

Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau mengurangi


ke tingkat yang dapat diterima dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

A. Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan ,


atau peraturan
Antara lain:
Persyaratan pendidikan , pelatihan , dan pengalaman untuk memasuki profesi
Standar profesi
Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi

B. Pencegahan dalam lingkungan kerja


-Melakuakan konsultasi pihak ketiga yang independen
-Mendiskusikan isu-isub etika profesi
Penyelesaian masalah yang terkait
dengan etika profesi

Ketika memulai proses penyelesain masalah


yang terkait dengan etika profesi, baik secara
formal maupun informal, setiap praktisi atau
koleganya harus mempertimbangkan hal-hal:

a. Fakta yang relavan


b.Masalah etika profesi yang terkait
c. Prinsip dasar etika profesi yang terkait
masalah etika profesi yang dihadapi
d. Prosedur internal yang berlaku tindakan
alternatif
Penunjukan praktisi, kap,atau jaringan kap

Penerimaan Penerimaan Perubahan dalam Benturan


klien perikatan penunjukan Kepentingan
Sebelum menerima Setiap praktisi hanya praktisi KAP
suatu klien , setiap Jika benturan
boleh memberikan jasa
Seorang praktisi kepentingan
praktisi harus profesionalnya jika
memiliki kompetisi yang ditunjuk menyebabkan ancaman
mempertimbangkan terhadap satu atau lebih
untuk melaksanakan menggantikan
potensi terjadinya prinsip dasar etika
perikatan praktisi lain atau
ancaman terhadap . profesi yang tidak dapat
tersebut.praktisi harus seorang praktisi ( dihilangkan maka
kepatuhan pada mempertimbangkan .
praktisi pengganti) praktisi harus menolak
prinsip dasar etika setiap ancaman
harus menentukan untuk menerima atau
profesi yang terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika ada tidaknya alasan mengundurkan diri dari
diakibatkan oleh perikatan tersebut
profesi yang dapat untuk menerima
diterimanya klien
terjadi dari diterimanya perikatan tersebut.
tersebut. perikatan tersebut
Benturan kepentingan
Jika benturan kepentingan menyebabkan
ancaman terhadap satu atau lebih prinsip
dasar etika profesi yang tidak dapat dihilangkan
maka praktisi harus menolak untuk menerima
atau mengundurkan diri dari perikatan
tersebut
Pendapat kedua

Ketika praktisi diminta untuk memberi


pendapat kedua mengenai penerapan auditing,
pelaporan, atau prinsip lain. Hal ini dapat
menimbulkan ancaman jika pendapat kedua
tidak berdasarkan fakta yang sama seperti
pendapat praktisi pertama.

Pencegahan tersebut mencangkup antara lain :


1. Meminta persetujuan dari klien untuk
menghubungi praktisi yang memberikan
pendapat pertama
2. Menjelaskan keterbatasan pendapat yang
diberikan dari klien
Imbalan Jasa Profesional dan
Bentuk Remunerasi Lainnya
Dalam melakukan negoisasi mengenai jasa
profesional yang diberikan, Praktisi dapat
mengusulkan jumblah imbalan jasa profesional yang
dipandang sesuai.

jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh


Praktisi yang satu lebih rendah dari Praktisi yang lain
merupakan bukan pelanggaran terhadap kode etik
profesi.

Namun , dapat menimbulkan ancaman terhadap


kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, yaitu :
a. ancaman kepentingan pribadi rerhadap Dengan situasi tertentu, Praktisi dapat
objektivitas kompetensi menerima imbalan jasa profesional rujukan
b. serta sikap kecermatan dan kehati-hatian atau komisi (referral fee) yang terkait dengan
profesional atas dasar pengaruh besaran imbalan dengan diterimanya suatu perikatan, sebagai
jasa profesional yang diusulkan. contoh:
jika Praktisi tidak memberikan jasa
Sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat profesional yang dibutuhkan, maka imbalan
dilaksanakannya perikatan dengan baik, jasa dapat diterima oleh Praktisi tersebut
berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang sehubungan dengan perujukan klien yang
berlaku. berkelanjutan (continuing client) tersebut
kepada tenaga ahli atau Praktisi lainnya
Pemasaran Jasa Profesional
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi ketika
Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran
lainnya. Contoh:
ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada perilaku profesional
dapat terjadi ketika jasa profesional, hasil pekerjaan, atau produk yang
ditawarkan tidak sesuai dengan prinsip perilaku profesional.
Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut:
a. membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat
diberikan. Kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh
b. membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang
tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
Penerimaan Hadiah atau Bentuk
Keramah-tamahan Lainnya
Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya
mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnya
(hospitability) oleh klien.
Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat terjadi
ketika anggota tim assurance, KAP, atau jaringan KAP menerima hadiah, untuk
membujuk agar auditor memberikan hasil yang menguntungkan bagi pemakai
jasa, walaupun hasil palsu hanya karena pemberian hadiah

Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman


terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh:

ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas dapat terjadi ketika hadiah


dari klien diterima, atau ancaman intimidasi terhadap objektivitas akibat adanya
pempublikasian penerimaan hadiah tersebut.

Ancaman yang dapat terjadi sangat beragam, tergantung sifat, nilai, dan maksud
di balik pemberian tersebut.
Penyimpangan Aset Milik Klien
Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau aset lain milik klien karena
dapat menimbulkan ancaman terhadap prinsip dasar etika profesi, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan
hukum yang berlaku dan jika demikan, Praktisi wajib menyimpan aset tersebut dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
Praktisi yang dipercaya menyimpan uang atau aset lainnya milik pihak lain harus melakukan pencegahan:

siap mempertanggung
menyimpan aset tersebut jawabkan aset tersebut
secara terpisah dari aset kepada individu yang berhak
KAP atau Jaringan KAP, atau atas aset tersebut (seluruh
aset pribadinya. penghasilan, dividen, atau
keuntungan) yang dihasilkan
dari aset tersebut

mematuhi semua ketentuan


hukum dan peraturan yang
berlaku sehubungan dengan
menggunakan aset tersebut
penyimpanan dan
hanya untuk tujuan yang mempertanggungjawabkan
telah ditetapkan aset tersebut
Objektivitas Semua Jasa Profesional

Dalam melakukan jasa profesionalnya, setiap Praktisi harus


mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan
dalam, atau hubungan dengan klien maupun direktur, pejabat, atau
karyawannya, sebagai contoh:
• ancaman yang muncul dari hubungan keluarga
• hubungan kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.

Setiap Praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap


independen terhadap klien assurance. Artinya, Praktisi harus bebas
dari benturan kepentingan atau pengaruh pihak lain.
Independensi dalam Perikatan
Assurance

Dalam melaksanakan perikatan assurance, Kode Etik ini mewajibkan


anggota tim assurance, KAP, dan jaringan KAP, untuk bersikap
independen terhadap klien assurance sehubungan dengan kapasitas
mereka untuk melindungi kepentingan publik. Independensi yang
diatur dalam Kode Etik mewajibkan setiap Praktisi untuk bersikap
sebagai berikut:

a. independensi dalam pemikiran.


b. independensi terhadap penampilan
.
Pendekatan Konseptual atas
Independensi
Anggota tim assurance, KAP, atau jaringan KAP harus menerapkan kerangka
kerja konseptual yang terdapat dalam Kode Etik sesuai dengan situasi yang
dihadapinya.

Selain mengidentifikasi hubungan antara anggota tim assurance, KAP, atau


jaringan KAP dengan klien assurance, pertimbangan mengenai ada tidaknya
ancaman terhadap independensi yang timbul dari hubungan antara pihak-
pihak luar tim assurance dengan klien assurance harus dilakukan juga.

Oleh karena itu, KAP atau jaringan KAP harus mengevaluasi setiap situasi, sifat
perikatan assurance, dan ancaman terhadap independensi yang relevan untuk
menentukan tepat tidaknya menerima atau melanjutkan suatu perikatan, sifat
pencegahan yang dibutuhkan, dan terlibat tidaknya seseorang dalam tim
assurance.
Jaringan dan Jaringan KAP
Untuk meningkatkan kemampuan KAP dalam memberikan
jasa profesional, seringkali dilakukan pembentukan suatu
yang lebih besar dengan KAP atau entitas lain. sebagai
contoh:
pembentukan suatu struktur yang lebih besar yang
bertujuan untuk memfasilitasi pekerjaan rujukan tidak
dengan sendirinya memenuhi kriteria sebagai suatu
jaringan.

Sebaliknya, pembentukan struktur yang lebih besar


bertujuan untuk melakukan kerjasama dengan
menggunakan secara bersama nama merek (brand name)
, sistem pengendalian mutu, atau sumber daya profesional
dalam jumlah yang signifikan, dapat dianggap sebagai
suatu jaringan.
Perikatan Assurance Pelaporan
Langsung

Dalam perikatan assurance pelaporan


langsung, anggota tim assurance, KAP,
atau jaringan KAP wajib menjaga

>>>>>>>>>
independensinya terhadap klien
assurance (pihak yang bertanggung
jawab atas hal pokok.
>>>>>>>>>
Laporan Assurance yang
Penggunaannya Terbatas
Pihak-pihak yang tercantum dalam suatu laporan
assurance yang penggunaannya terbatas yang
ditujukan kepada :
-klien
-selain klien
audit laporan keuangan dapat diasumsikan
memiliki pemahaman yang memadai mengenai
tujuan, informasi hal pokok, dan keterbatasan
laporan sehubungan dengan keterlibatan mereka
dalam menentukan sifat dan lingkup prosedur
yang dilakukan dalam perikatan tersebut guna
untuk mencegah terjadinya ancaman atas
independensi dalam tampilan.
Periode Perikatan

Setiap anggota tim assurance dan KAP wajib menjaga


independensinya terhadap klien assurance selama periode
perikatan assurance. Periode dimulai sejak tim assurance
mulai melaksanakan perikatan dan berakhir ketika laporan

>>>>>>>>>
assurance diterbitkan

>>>>>>>>>
Ancaman terhadap Independensi dalam Perikatan
Assurance beserta Pencegahannya
Ketentuan yang Berlaku bagi Setiap Kepentingan Keuangan
Klien Assurance
Kepentingan keuangan pada klien assurance
Setiap KAP harus mempertimbangkan dapat menimbulkan kepentingan pribadi.
pencegahan yang dapat diterapkan Pertimbangan mengenai sifat dari setiap
ketika terjadi pelanggaran secara tidak kepentingan keuangan harus dilakukan dalam
sengaja yang berkaitan dengan mengevaluasi signifikasi dari ancaman dan
kepentingan keuangan pada klien pencegahan untuk menghilangkan ancaman
assurance. Pencegahannya mencakup: tersebut atau menguranginya. Hal ini
mencakup pengevaluasian peran dari pihak
a. melibatkan Praktisi lainnya yang yang memiliki kepentingan keuangan, serta
tidak terlibat dalam perikatan materialitas dan jenis kepentingan keuangan.
assurance untuk menelaah hasil
pekerjaan yang telah dilakukan
oleh anggota tim assurance, atau
b. tidak melibatkan personel yang
bersangkutan dalam setiap
pengambilan keputusan penting
yang berkaitan dengan perikatan
assurance.
Hubungan Keluarga dan Hubungan
Pribadi dengan Klien Assurance
Hubungan Keluarga dan hubungan pribadi yang
terjadi anatara anggota tim assurance dengan
karyawan tertentu, atau pejabat klien assurance
dapat menimbulkan ancaman kepetingan pribadi

Hal Ini sangat berbahaya dalam hal auditor


mengaudit laporan keuangan yang berorientasi
kepada kepentingan tertentu atas dasar hubungan
keluarga dan hubungan pribadi tersebut.
Pemberian Jasa Penilaian kepada Kilen
Audit Laporan Keuangan

Suatu Penilaian terdiri dari pembuatan


asumsi-asumsi yang berkaitan dengan
perkembangan di masa yang akan datang
yang lebih akurat dan terpercaya
Pemberian Jasa Penunjang Litigasi kepada Klien Audit
Laporan Keuangan

Jasa penunjang litigasi mencakup sebagai saksi


ahli, menghitung estimasi kerugian atau
jumlah piutang atau utang yang timbul dari
litigasi atau sengketa hukum lainnya, dan
membantu pengelolaan dan pemerolehan
kembali dokumen yang terkait dengan
perselisihan atau litigasi
THANK YOU!
Any Question

Sumber :
Standar Profesional Akutan Publik (SPAP)
CASE
Pada tahun 2004. Mulyana W Kusuma seorang anggota KPU diduga menyuap
anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan
pengadaan logistic pemilu (Kotak suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan
teknologi informasi).

Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta


dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan
laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada sebelumnya,
kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan
akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya.

Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan
disepakati pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar
penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak
melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman
Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerja sama
dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK
memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan menggunakan
alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat
auditor yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini,
sedangkan pihak lain berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan
perbuatan tersebut karena hal tersebut telah melanggar kode etik akuntan.

Anda mungkin juga menyukai