Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENDAPATAN NASIONAL logo stie-66.

jpg HAIDIR NIM 136601109 BAB I


PENDAHULUAN Secara umum pendapatan nasional dapat diartikan sebagai total
pendapatan faktor produksi, atau total pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi,
yakni tenaga kerja, modal, dan tanah dalam periode tertentu biasanya dalam 1 tahun. Untuk
mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya dapat dilihat dari angka
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) dapat
diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional ( produksi nasional ) pada periode
tertentu. Oleh karena itu, nilai dari pendapatan nasional ( national income ) ini merupakan
gambaran dari aktivitas ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat
pendapatan nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi.
Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat kemakmuran
masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang berkembang maupun negara –
negara maju, semua mengiginkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Arus
pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan, pemerintah, ataupun luar negeri
merupakan pendapatan bagi parapemilik faktor produksi. Setiap orang akan memperoleh
pendapatan karena membantu proses produksi. Permasalahan Yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah: 1. konsep teori dan pembahasan tentang pendapatan nasional serta
perbandingan Negara Indonesia? 2. Bagaimnana perhitungan pendapatan nasional dengan
metode pendapatan, produksi, dan pengeluaran ? 3. Apa saja manfaat perhitungan pendapatan
nasional ? Tujuan dan Manfaat Pendapatan Nasional Selain bertujuan untuk mengukur
tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan
pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan
menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.
Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia
termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura
termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya. Disamping itu, data pendapatan
nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor
perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri,
perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan
kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara
atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah BAB II
PEMBAHASAN Pengertian Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional adalah Salah satu
tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah
pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk
mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang
diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian,
serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data pendapatan
nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian
negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis
untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan
perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno,
2008, p57). Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda dituliskan dengan huruf besar P
dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor
produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu
(Sukirno, 2008, p36). Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam perhitungan pendapatan
nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan domestic bruto. Konsep
Pendapatan Nasional Produk Domestik Bruto (GDP) Produk domestik bruto (Gross Domestic
Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang
yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor atau disebut juga
dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa
final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, p6), meliputi
faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik warga negara asing yang
melakukan produksi di dalam negara tersebut. Pendapatan nasional merupakan salah satu
ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara Produk Nasional Bruto (GNP) Produk Nasional
Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut atau
disebut juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa
dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara
tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor produksi yang digunakan di
luar negri, namun tidak menghitung produksi yang dimiliki penduduk atau perusahaan dari
negara lain yang digunakan di dalam negara tersebut (Sukirno, 2008, p35). Produk Nasional
Neto (NNP) Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian
barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan
kesalahan meskipun relatif kecil. Pendapatan Nasional Neto (NNI) Pendapatan Nasional Neto
(Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari
NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan Perseorangan (PI) Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung
pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan
yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi
para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu
misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh
setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah
tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja). Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI) Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan. Penghitungan Pendapatan Nasional Pendapatan negara dapat
dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu: Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan
seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi
yang diberikan kepada perusahaan. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai
seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan
niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah
nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi). Pendekatan
pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan
jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku
kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government),
pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut : g = {(PDBs-
PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin Contoh soal : PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun,
sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada
tahun 2007 ? jawab : g = {(467-420)/420}x100% = 11,19% Tiga metode yang dapat
digunakan untuk menghitung pendapatan nasional 1.Expenditure Approach Digunakan di
negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat, dimana
pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat memberi gambaran tentang sampai
dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana baiknya tingkat
pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, serta
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno,
2008, p37). Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat
komponen penting, * Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh
rumah tangga, termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya
pendidikan (Mankiw, 2006, p12), namun tidak termasuk investasi, seperti pembayaran
asuransi atau uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38). * Belanja pemerintah mencakup
pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah, yang dibedakan menjadi konsumsi dan
investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang termasuk dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan
tunjangan pegawai negri dan pembelian inventaris, sedangkan yang termasuk investasi adalah
pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan social untuk
fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi lainnya tidak termasuk dalam
belanja pemerintah, melainkan termasuk dalam pembayaran transfer, karena tidak ada
barang/jasa yang diproduksi (Mankiw, 2006, p13). * Investasi merupakan pembelian barang
yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12).
Investasi dapat digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal dan peralatan produksi,
perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk mendirikan
bangunan (Sukirno, 2008, p39). * Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri
oleh orang asing (ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara
tersebut (impor) dalam periode yang sama (Mankiw, 2006, p13). 2.Production Approach
Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan nasional dengan cara neto
diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan di berbagai
lapangan usaha dalam perekonomian negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi
tentang seberapa besar pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara.
3.Income Approach Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan
pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk mewujudkan
barang dan jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut digolongkan menjadi pendapatan
para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga
neto dan keuntungan perusahaan. Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional,
terdapat berbagai kendala, terutama di Indonesia. Masalah tersebut antara lain adalah *
Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi terdokumentasi
dengan baik * Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai
contoh adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak,
menanam palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum seperti transaksi
jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang tidak berupa uang, tidak termasuk
dalam perhitungan pendapatan nasional. * Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika
bahan yang sama dikonsumsi oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli
oleh ibu rumah tangga dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli
oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai produksi tepung
dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue, maka akan terjadi perhitungan
dua kali. * Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat menggunakan
harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar, dan lain sebagainya. *
Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat depresiasi, terutama
untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara. * Informasi kenaikan harga barang
membutuhkan informasi indeks harga. Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa
masalah, seperti penentuan barang yang akan digunakan dalam perhitungan. Manfaat
Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional Bertujuan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan
nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah
struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.
Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia
termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura
termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk
menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional,
misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data
tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke
waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan
perumusan kebijakan pemerintah. Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional
Permintaan dan penawaran agregat Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli
oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan
salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional Jika terjadi perubahan permintaan
atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan
pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga
dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga,
tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
Konsumsi dan tabungan Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-
barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan
untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal
ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption
yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan
pendapatan. Investasi Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting
dari pengeluaran agregat. Data Pendapatan Nasional Negara Indonesia PENDAPATAN
NASIONAL INDONESIA 2005-2009 Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik
Bruto(PDB) atau Gross Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa akhir
berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode
dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut.
Dalam konteks Negara, Indonesia juga menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun
waktu 1 tahun/periode. PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA tahun 2005-2009 No
Lapangan Usaha / Industrial Origin 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan/Agriculture,Livestock, Foresty and Fishery (%)(TrilliunRp)
13,39% (234,44) 13% (240,13) 13,7% (269,11) 14,5% (301,94) 15,3% (333,08) 2
Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying (%)(TrilliunRp) 10,44% (491,28) 11%
(203,18) 11,2% (220,01) 10,9% (226,97) 10,5% (228,58) 3 Industri
Pengolahan/Manufacturing Industry (%)(TrilliunRp) 28,06% (111,18) 27,5% (507,96) 27%
(530,37) 27,9% (580,97) 26,4% (574,72) 4 Listrik, Gas dan Air Bersih/Electricity, Gas and
Water Supply (%)(TrilliunRp) 0,92% (16,11) 0,9% (16,62) 0,9% (17,68) 0,8% (16,66) 0,8%
(17,42) 5 Konstruksi/Construction (%)(TrilliunRp) 6,35% (111,18) 7,5% (138,54) 7,7%
(151,25) 8,5% (177,00) 9,9% (215,52) 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran/Trade, Hotel and
Restaurant (%)(TrilliunRp) 15,75% (275,75) 15% (277,07) 15% (294,65) 14% (291,52)
13,4% (291,72) 7 Pengangkutan dan Komunikasi/Transport and Communication
(%)(TrilliunRp) 6,63% (116,08) 6,9% (127,45) 6,7% (131,61) 6,3% (131,18) 6,3% (137,15)
8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan/Finance, Real Estate and Business Services
(%)(TrilliunRp) 8,36% (146,37) 8,1% (149,62) 7,7% (151,25) 7,4% (154,10) 7,2% (156,74)
9 Jasa-jasa/Services (%)(TrilliunRp) 10,1% (176,83) 10,1% (186,56) 10,1% (198,40) 9,7%
(201,99) 10,2% (222,05) Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product 100(1679,22)
100(1847,13) 100(1964,33) 100(2082,33) 100(2176,98) PDB Tanpa Migas /GDP Without
Oil and Gas (%)(TrilliunRp) 88,93% (1557,01) 88,9% (1642,10) 89,5% (1758,10) 89,4%
(1861,59) 91,7% (1996,29) Sumber : Biro Pusat Statistik Dari data tersebut bisa kita
simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan Pendapatan Nasional.
Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan PDB terbesar didunia. Pendapatan terbesar
berada pada bidang Industri Pengolahan yg berkisar di atas 25% dari PDB. Pada tahun 2005
Pendapatan Nasional Indonesia terbesar dipasok dari sektor pertambangan sebesar Rp 491,28
triliuni. Dilihat dari PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh dari PDB dengan migas, itu
berarti sektor tersebut memberikan PDB yang cukup besar. Pendapatan Nasional Indonesia
terkecil berada pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang berkisar di bawah 1% dari PDB.
Sedangkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 sektor Industri yang paling besar
menyumbang Pendapatan Nasional. Dapat dikatakan bahwa Indonesia saat ini berkembang
menjadi Negara Industri walaupun Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa
demikian ? Indonesia menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri dengan SDM
yang ada dan dengan adanya teknologi yang berkembang cukup pesat saat ini. Dengan
menjadikan Industri sebagai tonggak utama Pembangunan dan diberdayakannya SDM yang
ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menciptakan peluang usaha guna mengurangi
tingkat pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat banyak. BAB
III Simpulan Pendapatan Nasional bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu
negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara selama satu periode, selain itu perhitungan pendapatan nasional
bertujuan untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,
pertanian, atau negara jasa Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://galihadi058.blogspot.com/2012/10/materi-makro-ekonomi.html
http://www.bps.go.id/booklet/Booklet_Agustus_2010.pdf
http://yanhasiholan.wordpress.com/2011/06/06/pendapatan-nasional-indonesia-2005-2009/

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Anda mungkin juga menyukai