Anda di halaman 1dari 4

Pendapatan Nasional

A.Pengertian Pendapatan Nasional


Pendapatan seseorang individu dapat didefinisikan sebagai jumlah penghasilan yang
diperoleh dari jasa-jasa produksi yang diserahkanya pada suatu waktu tertentu atau yang
diperolehnya dari harta kekayaannya. Pendapatan nasional tidak lebih dari pada penjumlahan
dari semua pendapatan individu.1
Pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua (a) upah, gaji, komisi-komisi, bonus,
dan lain-lain bentuk penghasilan kerja (sebelum dipotong pajak atau iuran jaminan sosial);
(b) pendapatan netro dari rented dan royalty; (c) pendapatan bunga; (d) dan laba, baik laba
korporasi, atau laba perusahaan yang terbentuk persekutuan maupun laba perusahaan
perseorangan, baik yang dibayarkan pada pemilik maupun yang ditahan didalam perusahaan,
dan sebelum dipotong pajak pendapatan.2
Pendapatan nasional dapat juga digolong-golongkan berdasarkan sektor yang
menghasilkannya : upah dan gaji serta tunjangan-tunjangan yang berkenaan yang berkenakan
tentang itu, misalnya, yang dibayarkan oleh dunia perusahaan, oleh pemerintah oleh
organisasi-organisasi swasta yang tidak bertujuan mencari laba, oleh dunia rumah tangga,
oleh orang-orang, firm-firm atau organisasi luar negri atau internasional.3
Apabila keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun dihitung maka akan
diperoleh produk nasional atau pendapatan nasional. Dengan demikian produk nasional atau
pendapatan nasional adalah nilai barang akhir dan jasa akhir yang dihasilkan sesuatu negara
dalam satu tahun tertentu.4
Suatu konsep yang berhubungan dengan pendapatan nasional adalah konsep “disposibel
personal income”. Konsep ini adalah lebih bersifat suatu penerimaan daripada sifat
penghasilan, dan dihitung setelah pajak.5
B.Penghitungan Pendapatan Nasional
Tiga cara untuk melakukan penghitungan menghitung pendapatan nasional, yaitu:
a.Cara perbelanjaan/pengeluaran
Cara perbelanjaan dilakukan dengan cara menghitung dan menaksir nilai aliran perbelanjaan
yang dilakukan oleh sektor rumah tangga, penanaman modal, pemerintah dan sektor luar
negeri. Aliran-aliran perbelanjaan ini merupakan nilai perbelanjaan yang dilakukan ke atas
barang-barang akhir dan jasa akhir yang diproduksi oleh sektor perusahaan. Dalam
penghitungan pendapatan nasional, investasi perusahaan dinamakan sebagai pembentukan
modal tetap domistik bruto.
b.Cara pendapatan
Dalam cara pendapatan, yang dihitung dan ditaksir adalah nilai aliran pendapatan faktor-
faktor produksi. Aliran pendapatan faktor-faktor produksi yang paling penting adalah gaji dan
upah.
c.Cara produksi neto atau nilai tambah
Untuk menghitung pendapatan nasional dilakukan dengan menghitung dan menaksir nilai
tambah yaitu pertambahan nilai uang dari suatu barang yang diwujudkan oleh setiap
perusahaan dalam perekonomian. Karena cara ini memperhatikan pertambahan nilai dalam
proses produksi, maka cara ini dinamakan cara produksi, dan sering dinamakan sebagai
pendekatan “net output” atau “output neto”.6
Faktor produksi (factors of production) adalah input yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa.7
Perhitungan pendapatan nasional akan memberikan kepada kita perkiraan GNP secara teratur,
yakni pengukuran dasar kinerja perekonomian dalam memproduksi semua barang dan jasa.
GNP adalah nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi
dalam negeri dalam satu periode waktu tertentu. Terdapat seluk-beluk kompleksitas yang
sangat halus dari perhitungn GNP.
-Barang-barang jadi dan nilai tambah.
Penekanan barang jadi dan nilai tambah adalah untuk memastikan bahwa kita tidak membuat
perhitungan ganda.
-Output masa kini
GNP terdiri dari nilai output yang diproduksi masa kini. Dengan demikian, ia tidak meliputi
transaksi-transaksi dari komoditi yang sudah ada.
-Harga pasar
GNP menilai harga barang pada harga pasar.
-GNP dan produk domistik bruto
Terdapat perbedaan antara GNP dengan produk domistik bruto atau GDP atau nilai barang
jadi yang telah diproduksi di dalam negeri.8
Dalam prateknya, data GNP digunakan tidak hanya untuk mengukur berapa banyak barang
dan jasa yang sedang diproduksi, tetapi juga untuk mengukur tingkat kesejahtraan penduduk
suatu negara. Dalam pengukuran GNP terdapat tiga masalah pokok antara lain :
a.Sejumlah output diukur dengan sangat sembrono karena ia tidak diperdagangkan dipasar.
b.Sulit untuk menghitung secara tepat perbaikan dari kualitas barang- barang.
c.Sejumlah kegiatan yang diukur sebagai tambahan terhadap GNP nyata pada dasarnya
adalah memiliki penggunaan sumber-sumber untuk menghindarkan atau bahkan
mencakupkan “faktor-faktor yang negatif” seperti tindak kejahatan kriminal atau resiko yang
membahayakan keamanan negara.9
Tiga konsep pendapatan nasional dihitung nilainya yaitu: Produk Domistik Bruto (PDB) atau
Gross Domestic Product (GDP), Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product
(GNP) dan Pendapatan Nasional atau National Income.
Dalam menunjukkan data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara produksi neto atau
nilai tambah, ditemukan dua jenis data:
1)Pendapatan Nasional Pada Harga Tetap.
Produk Domistik Bruto atau GDP merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam
negara dengan mengunakan factor-faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk negara
tersebut dan penduduk/perusahaan negara lain. Penghitungan GDP dengan cara pengeluaran
membedakan perbelanjaan-perbelanjaan yang dilakukan dalam perekonomian kepada 5
komponen, yaitu:
a.Pengeluaran konsumsi yang meliputi perbelanjaan konsumsi rumah tangga dan konsumsi
pemerintah.
b.Pengeluaran investasi dan dinamakan pembentukan modal tetap domestik bruto,
mengambarkan keseluruhan pengluaran yang dilakukan dalam negara ke atas barang-barang
modal.
c.Perubahan dalam stok berarti perubahan nilai barang simpanan (stok) diberbagai
perusahaan di seluruh negara. Stok ini berupa barang mentah, barang yang sedang diproses
(barang setengah jadi) dan barang jadi.
d.Ekspor barang dan jasa, merupakan pembelian orang luar negeri ke atas produk negara kita.
Maka pengeluaran tersebut merupakan bagian dari pendapatan nasional.
e.Impor barang dan jasa, adalah pengeluaran penduduk dan perusahaan kita ke atas barang-
barang yang diproduksikan di negara-negara lain.10
2)Pendapatan Nasional Pada Harga Berlaku
Membandingkan data impor dengan data ekspor, apabila ekspor lebih besar dari impor maka
pendapatan nasional meningkat begitu juga sebaliknya jika impor lebih besar dari pada
ekspor maka pendapatan nasional berkurang.11
Pendapatan nasional: pendapatan faktor-faktor produksi. Jenis pendapatan faktor-faktor
produksi dibedakan kepada lima golongan, yaitu:
a.Ganjaran kepada pekerja atau gaji dan upah,
b.Bunga bersih adalah bunga yang diterima dari memberikan pijaman untuk kegiatan-
kegiatan produktif dalam perekonomian,
c.Pendapatan dari sewa,
d.Keuntungan perusahaan dan
e.Pendapatan usaha sendiri merupakan pendapatan usaha-usaha kecil-kecilan yang dijalankan
sendiri dan dengan bantuan anggota keluarganya.
Jumlah pendapatan yang diterima semua faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi dinamakan produk nasional neto (Net National Product atau NNP) menurut harga
faktor atau dikenal sebagai pendapatan nasional.12
Pendapatan pribadi (individu).
Pada hakekatnya pendapatan nasional menunjukkan jumlah pendapatn yang diterima faktor-
faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Faktor penyebab tidak samanya
pendapatan nasional dengan pendapatan seluruh rumah tangga adalah:
?Sebagian pendapatan rumah tangga diperoleh bukan dari menawarkan faktor-faktor
produksi. Contohnya beasiswa dan pendapatan berupa pensiun.
?Sebagian pendapatan faktor-faktor produksi tidak dibayarkan kepada rumah tangga.
Pendapatan yang sebenarnya diterima rumah tangga adalah sama dengan pendapatan nasional
yang dikurangi dengan pendapatan faktor yang tidak dibayarkan kepada rumah tangga dan
ditambah dengan pendapatan rumah tangga yang bukan berasal dari penawaran faktor-faktor
produksi.dengan demikian pendapatan pribadi dapat didefinisikan sebagai pendapatan yang
diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran ke atas penggunaan
faktor-faktor produksi yang dimilikinya dan dari sumber lain. Tiga komponen dari
pendapatan factor-faktor produksi yang tidak diterima oleh rumah tangga, yaitu:
1)Pajak keuntungan perusahaan korporat
2)Keuntungan yang tidak dibagi, dan
3)Kontribusi untuk dana pengganguran.
Sedang pendapatan yang diterima bukan dari penawaran faktor-faktor produksi adalah:
1)Pembayaran pidahan,
2)pendapatan pribadi dari bunga.
Pembayaran pindahan atau transfer payments merupakan pendapatan-pendapatan individu
yang diperoleh tanpa menyediakan tenaganya untuk memperoleh pendapatan tersebut.13
Pendapatan desposibel
Dari pendapatan pribadi dapat pula dihitung pendapatan disposibel, yaitu bagian dari
pendapatan pribadi yang sebenarnya dapat digunakan oleh rumah tangga untuk membiayai
konsumsi atau keperluan. Pendapatan desposibel dapat dihitung dengan mengurangi pajak
pendapatan perseorangan dari pendapatan pribadi.14
C.Distribusi Pendapatan Nasional
Jumlah output barang dan jasa, faktor-faktor produksi dan fungsi produksi juga menentukan
pendapatan nasional. Teori distribusi neo klasik berisi tentang bagaimana pendapatan
nasionaldibagi di antara faktor-produksi.15
Karena faktor harga merupakan salah satu dari unsur yang menentukan pendapatan faktor
produksi yang bersangkutan, suatu teori tentang harta factor penting bagi suatu teori
distribusi. Teori harta faktor produksi hanyalah merupakan kasus khusus dari teori harga;
harga tersebut tergantung pada permintaan dan penawaran faktor tersebut.16
Distribusi pendapatan nasional ditentukan olah harga-harga faktor. Harga faktor (factor
prices) adalah jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksi upah yang para kerja terima dan
sewa yang dikumpulkan para pemilik modal.17
Permintaan suatu faktor produksi merupakan suatu derived demand karena suatu perusahaan
memerlukan tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin, dan fator produksi lainnya, bukanlah
dipergunakan sendiri,tetapi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijualnya.18
---------------------------------
1.Paul Sitohang, teori ekonomi makro, UI Press, hlm. 34
2.Ibid., hlm. 36
3.Ibid., hlm. 37
4.Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.
28
5.Paul Sitohang, teori ekonomi makro, UI Press, hlm. 37
6.Ibid., hlm. 31-33
7.N. Gregory Mankiw, Teori Makro Ekonomi, Erlangga, hlm 42
8.Rudiger Dornbusch Stanley Fischer, Ekonomi Makro, PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 40-42
9.Ibid., hlm. 49-50
10.Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000,
hlm.35-37
11.Ibid., hlm. 39
12.Ibid., hlm. 41
13.Ibid., hlm. 42-43
14.Ibid., hlm. 44
15.N. Gregory Mankiw, Teori Makro Ekonomi, Erlangga, hlm 44
16.Richard G. Lipsey, Peter O. Steiner, pengantar ilmu ekonomi 2, Bina Aksara, hlm. 255
17.N. Gregory Mankiw, Teori Makro Ekonomi, Erlangga, hlm 44
18.Richard G. Lipsey, Peter O. Steiner, pengantar ilmu ekonomi 2, Bina Aksara, hlm.256

Anda mungkin juga menyukai