Abstract .This study aim to determine the effect of auditor independence on audit quality. Analysis Unit were Public
Accounting Office in Bandung, Observation unit were Auditor. Sample in this study were 67 Auditors from Public
Accounting Office in Bandung. Sampling were taken with probability sampling technique. This Study taken primary
data and secondary data with quantitative approachand explanatory method. Based on the result of research
known that auditor independence has siginificant influence to audit quality
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit. Unit
analisis yang akan diteliti adalah Kantor Akuntan Publik berdomisili di Kota Bandung, sedangkan unit observasi
adalah para Auditor. Sampel dalam penelitian ini adalah Auditor sebanyak 67 orang pada Kantor Akuntan Publik
yang berdomisili di Kota Bandung. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif (quantitative approach), metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode explanatory.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas
independensi auditor terhadap kualitas audit.
yaitu kemampuan auditor untuk bersikap (1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-
bebas, jujur, dan objektif dalam melakukan baiknya dan jika digunakan asisten harus
penugasan audit. (2) Independen dalam disupervisi dengan semestinya. (2)
penampilan (independence in appearance) Pemahaman memadai atas pengendalian intern
Independen dalam penampilan adalah harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
independen yang dipandang dari pihak-pihak menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang berkepentingan terhadap perusahaan yang akan dilakukan. (3) Bukti audit kompeten
yang diaudit yang mengetahui hubungan yang dukup harus diperoleh melalui inspeksi,
antara auditor dengan klienya. (3) Independen pengamatan, permintaan keterangan, dan
dari keahlian atau kompetensinya konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
(independence in competence). Independensi menyatakan pendapat atas laporan keuangan
dari dari sudut keahlian behubungan erat yang diaudit.
dengan kompetensi atau kemampuan auditor
dalam melaksanakan dan menyelesaikan Standar Pelaporan
tugasnya. (1) Laporan harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan Standar
Kualitas Audit Akuntansi Keuangan di Indonesia. (2) Laporan
auditor harus menunjukan atau menyatakan,
De Angelo (1981), mendefinisikan kualitas
jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip
audit adalah:
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
“Audit quality is define as the probability that
periode berjalan dibandingkan dengan
an auditor will both discover material
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam
misstatements in the client’s financial
periode sebelumnya. (3) Pengungkapan
statements (competence) and truthfully report
informatif dalam laporan keuangan harus
such material errors, misrepresentation, or
dipandang memadai kecuali dinyatakan lain
ommisions in client’s financial statements in
dalam laporan auditor. (4) Laporan auditor
the auditor’s audit report (independence)”.
harus memuat suatu pernyataan pendapat
Berdasarkan Standar Profesional
mengenai laporan keuangan secara
Akuntan Publik (2011), audit yang
keseluruhan atau suatu asersi bahwa
dilaksanakan akuntan publik dapat berkualitas
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
jika memenuhi ketentuan standar auditing.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
Standar auditing merupakan pedoman umum
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
untuk membantu akuntan publik memenuhi
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan
tanggung jawab profesionalnya atas laporan
laporan keuangan, maka laporan auditor harus
keuangan yang diaudit. Standar auditing juga
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
mencakup kualitas profesional (professional
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada,
quality) dan petimbangan (judgement) akuntan
dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
publik yang digunakan dalam pelaksanaan dan
auditor.
penyusunan laporan audit. Pernyataan Standar
Auditing (PSA) No. 1 (SA 150) meliputi:
Kerangka Pemikiran
Standar Umum
(1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau Independensi menurut Arens et al, (2012)
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan dapat diartikan mengambil sudut pandang
teknis yang cukup sebagai auditor. (2) Dalam yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus
semua hal yang berhubungan dengan independen dalam fakta, tetapi juga harus
perikatan, independensi dalam sikap mental independen dalam penampilan.
harus dipertahankan oleh auditor. (3) Dalam Independen berarti akuntan publik tidak
pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak
auditor wajib menggunakan kemahiran dibenarkan memihak kepentingan siapapun.
profesionalnya dengan cermat dan saksama. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak
Standar Pekerjaan Lapangan hanya kepada manajemen dan pemilik
perusahaan, namun juga kepada kreditur dan penelitian yang meliputi pengumpulan data
pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas untuk diuji hipotesis atau mejawab pertanyaan
pekerjaan akuntan publik. Sikap mental megenai hubungan sebab akibat.
independen tersebut meliputi independen Penelitian ini dilakukan dengan
dalam fakta (in fact) maupun dalam menggunakan kuesioner yang disebar pada
penampilan (in appearance). Terdapat empat akuntan publik di 26 Kantor Akuntan Publik
hal yang menggangu independensi akuntan yang berdomisili di Kota Bandung, sejumlah
publik, yaitu: (1) akuntan publik memiliki 206 akuntan publik.
mutual atau conflicting interest dengan klien, Dalam penelitian ini unit analisis yang
(2) mengaudit pekerjaan akuntan publik akan diteliti adalah Kantor Akuntan Publik
sendiri, (3) berfungsi sebagai manajemen atau berdomisili di Kota Bandung, sedangkan unit
karyawan dari klien dan (4) bertindak sebagai observasi adalah para Auditor. Dengan
penasihat (advocate) dari klien. Akuntan demikian maka yang menjadi sampel dalam
publik akan terganggu independensi jika penelitian ini adalah Auditor pada Kantor
memiliki hubungan bisnis, keuangan dan Akuntan Publik yang berdomisili di Kota
manajemen atau karyawan dengan kliennya. Bandung. penarikan sampel dilakukan dengan
Mutual interest terjadi jika akuntan publik teknik probability sampling yaitu teknik
berhubungan dengan audit committee yang ada pengambilan sampel yang memberikan
di perusahaan, sedangkan conflict intetrest jika peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
akuntan publik berhubungan dengan populasi untuk dipilih menjadi anggota
manajemen. sampel. Teknik penarikan sampel dari populasi
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat menggunakan Simple Random Sampling
diartikan bahwa auditor yang memiliki Jumlah sampel yang diambil ditentukan
independensi akan memiliki sikap mental yang dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,
tidak bisa mudah dipengaruhi, tidak 2005 : 78) :
dikendalikan pihak lain dan adanya 𝑁
𝑛=
pertimbangan yang objektif tidak memihak 1 + 𝑁𝑒 2
dalam diri auditor dalam merumuskan dan Keterangan:
menyatakan pendapatnya sehingga n = Ukuran Sampel
menghasilkan audit yang berkualitas. Hal N = Ukuran Populasi
tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang e = Derajat kelonggaran ketidaktelitian
dilakukan oleh Nugrahanti (2013); Muliani karena kesalahan pengambilan
dan Bawono (2010); Alim, Hapsari dan sampel yang masih dapat ditolerir
Purwanti (2007); dimana hasil penelitiannya atau diinginkan dalam penelitian ini
menunjukan bahwa independensi berpengaruh (presisi sebesar : e = 10%)
terhadap kualitas audit. Presisi adalah tingkat ketepatan hasil
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka penelitian berdasarkan sampel yang
hipotesis dalam penelitian ini adalah: menggambarkan karakteristik populasi.
Independensi Auditor memiliki pengaruh Presisi yang digunakan dalam penelitian ilmu
terhadap kualitas audit. sosial adalah 5% - 10%, dalam penelitian ini
presisi ditetapkan sebesar 10%. Jumlah
METODOLOGI PENELITIAN populasi dalam penelitian ini sebanyak 206,
maka dengan rumus Slovin di atas ukuran
Penelitian ini dilakukan dengan sampel minimal sebagai berikut:
menggunakan pendekatan atau metode
kuantitatif (quantitative approach). Bertujuan 206
𝑛=
untuk menunjukkan apakah terdapat hubungan 1 + 206 (0, 10)2
antarvariabel yang diteliti.
metode penelitian yang digunakan dalam = 67
penelitian ini adalah metode explanatory yaitu
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas dimensi dari masing-masing variable dapat
maka jumlah sampel paling sedikit sebanyak dilihat dalam tabel 1.
67 responden. Pada penelitian ini pengujian hipotesis
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
adalah data primer dan data sekunder. sederhana, adalah metode statistik untuk
Dalam penelitian ini metode menguji pengaruh satu variabel dependen
pengumpulan data dilakukan dengan terhadap variabel independen.
menggunakan dua cara yaitu: (1) Penelitian Persamaan regresi adalah sebagai berikut:
lapangan (Field Research). Dengan melakukan
penelitian lapangan ini diharapkan dapat Y = α + β1.x1 + ε
diperoleh data primer, yaitu data yang
diperoleh dari sumber pertama. Dalam Dimana:
penelitian ini data primer diperoleh dari para Y = Kualitas audit;
auditor pada Kantor Akuntan Publik yang α = Konstanta;
berdomisili di Kota Bandung, Penelitian β1 = Koefisien regresi;
lapangan ini dilakukan dengan cara wawancara X1 = Independensi;
dan kuesioner: (2) Penelitian Kepustakaan ε = Error term
(Library Research). Penelitian kepustakaan
dimaksudkan untuk memperoleh berbagai Sebelum dilakukan pengujian model
informasi tentang konsep teoritis dari berbagai persamaan regresi berganda di atas, terlebih
variabel yang diteliti, dengan mempelajari dahulu akan dilakukan pengujian distribusi
buku-buku teks, majalah, dan jurnal-jurnal data dan pengujian asumsi klasik. Pengujian-
yang dapat menunjang pembahasan terhadap pengujian tersebut dilaksanakan dengan
masalah yang sedang diteliti serta analisis bantuan komputer dengan menggunakan
penelitian di lapangan. program SPSS 18.
Untuk mengetahui besarnya hubungan
Terdapat dua jenis variabel dalam antar variabel, maka hasil penelitian harus
penelitian ini, yakni variabel bebas (variabel diinterprestasikan sesuai dengan data teori dan
independen), yaitu independensi auditor dan nalar. Interprestasi besarnya hubungan antar
variabel terikat atau variabel yang terpengaruh variabel dalam penelitian ini menggunakan
terhadap variabel bebas (variabel dependen) model sebagaimana terlihat dalam tabel 2.
yaitu kualitas audit, dengan indikator dan
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Tabel 2
Pedoman dalam Menginterprestasikan Koefisien Korelasi
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 Jika hasil pengujian menolak Ho,
dikatakan reliable jika memberikan nilai berarti ß > 0. Agar dapat diketahui ß
Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994). Jika yang secara benar mempengaruhi
Conbach Alpha < 0,70 hal ini mengindikasikan variabel endogenus maka perlu
ada beberapa responden yang menjawab tidak dilakukan pengujian secara parsial
konsisten, sehingga untuk meningkatkan alpha dengan hipotesis sebagai berikut :
responden tersebut harus dibuang. Untuk Ho : ß = 0, artinya variabel X tidak
menentukan keeratan hubungan setelah berpengaruh signifikan terhadap Y
didapat alpha bisa menggunakan kriteria Ha : ß > 0, artinya variabel X
Gulford (1956), sebagai berikut: berpengaruh signifikan terhadap Y
a. Kurang dari 0,20: Hubungan sangat kecil 2. Melakukan pengujian statistik :
dan bisa diabaikan Alat uji statistik yang digunakan untuk
b. 0,20 < 0,40 : Hubungan kecil (tidak pengujian secara parsial yaitu Uji-t.
erat) Besarnya thitung, dapat dihitung dengan
c. 0,40 < 0,70 : Hubungan cukup erat rumus, yaitu :
d. 0,70 < 0,90 : Hubungan erat
e. 0,90 < 1,00 : Hubungan sangat erat
f. 1,00 : Hubungan sempurna
memberikan hampir semua informasi Bagi yang berjenis kelamin pria menunjukan
yang dibutuhkan untuk memprediksi Cronbach’s Alpha sebesar 0,706 sehingga hasil
variasi variabel dependen. yang ditunjukan reliabel, sedangkan untuk
yang berjenis kelamin wanita memiliki
Koefisien Determinasi Cronbach’s Alphasebesar 0,610 dan masih
Koefisien determinasi menunjukan dikatakan reliabel juga. Selain itu jumlah
persentase variasi nilai variabel independen presentase pria dan wanita yang tidak begitu
yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi signifikan, melihat hanya ada perbedaan 7,6%
yang dihasilkan. Nilai tersebut juga dapat antara total jenis kelamin wanita dan pria.
digunakan untuk melihat sampai seberapa jauh
model yang terbentuk dapat menerangkan Tabel 4
kondisi yang sebenarnya. Koefisien Pengelompokan Jabatan Responden
determinasi (R2) diartikan sebagai ukuran
ketepatan atau kecocokan garis regresi yang Jabatan Frekuensi Persentase
diperoleh dari hasil perkiraan terhadap data
hasil penelitian. Partner 3 4,4%
Kelemahan utama penggunaan koefisien Manajer 8 11,9%
determinasi adalah bias terhadap jumlah Senior 21 31,4%
variabel independen yang dimasukan kedalam Auditor
model, sehingga banyak peneliti Junior 35 52,3%
menganjurkan untuk menggunakan nilai Auditor
adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana Lainnya - -
model regresi yang terbaik. Total 67 100%
Sumber: Kuesioner
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Responden Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar
Kuesioner yang digunakan sebagai sampel jabatan auditor yang menjadi responden adalah
dalam penelitian ini berjumlah 67 kuesioner Junior auditor dengan persentase sebanyak
yang dapat dikelompokkan menjadi 52,3%, Senior auditor 31,4% dan persentase
paling kecil adalah jabatan Partner sebanyak
Tabel 3 4,4%.
Pengelompokan Jenis Kelamin Responden
Tabel 5
Jenis Frekuensi Persentase Pendidikan Terakhir Responden
Kelamin
Pria 37 55,2% Pendidikan Frekuensi Persentase
Wanita 30 44,8% SMK - -
Total 67 100% D3 9 13,4%
Sumber: Kuesioner (2017) S1 55 82,1%
S2 3 4,5%
Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa Lainnya - -
mayoritas responden berjenis kelamin pria Total 67 100%
yakni mencapai persentase 55,2% dan sisanya Sumber: Kuesioner
sebesar 44,8% berjenis kelamin wanita.
Sebaran kuesioner yang tidak merata dalam hal Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar
jenis kelamin dianggap tidak memiliki responden memiliki pendidikan terakhir S1
pengaruh yang signifikan terhadap data hasil dengan persentase sebesar 82,1% dan tidak
penelitian yang akan diolah. Hal ini telah diuji sedikit juga responden yang memiliki
melalui uji realibilitas yang dilakukan secara pendidikan terakhir D3 sebesar 13,4%,
terpisah. walaupun demikian terdapat juga responden