Matematika Arab
Matematika Arab
ISI
2. Aljabar
Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī isāb al-jabr wa-l-muqābala (Arab: حساب في المختصر الكتاب
والمقابلة الجبرatau Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan
Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis Al-Khawarizmi pada tahun
830. Kitab ini merangkum definisi aljabar.
Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan
menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini
b dan c adalah bilangan bulat positif), yaitu :
kuadrat sama dengan akar (ax2 = bx)
kuadrat sama dengan bilangan konstanta (ax2 = c)
akar sama dengan konstanta (bx = c)
kuadrat dan akar sama dengan konstanta (ax2 + bx = c)
kuadrat dan konstanta sama dengan akar (ax2 + c = bx)
konstanta dan akar sama dengan kuadrat (bx + c = ax2)
Contoh :
a. x2 = 40x – 4x2 dapat diubah menjadi bentuk aljabar 5x2 = 40x
b. 50 + x2 = 29 + 10x dapat diubah menjadi x2 + 21 = 10x.
Dalam aljabar dia menyusun aturan untuk menentukan pendekatan akar suatu
persamaan yang diseebut aturan letak dua kali salah. Secara aritmatika dikerjakan
sebagai berikut:
𝑥2 𝑓(𝑥1 )−𝑥1 𝑓 (𝑥2 )
X3 = 𝑓 (𝑥1 )−𝑓 (𝑥2 )
contoh :
Tentukan pendekatan salah satu akar dari x3 - 3x2 + 3 = 0
Penyelesaian : f(1) = 1, f(2) = 8-12+3 = -1
Salah satu akarnya tentu di antara 1 dan -1
𝑥2 𝑓(𝑥1 )−𝑥1 𝑓 (𝑥2 )
Maka, x3 = 𝑓 (𝑥1 )−𝑓 (𝑥2 )
2.1−1 (−1)
x3 = 1−(−1)
3
x3 = 2 = 1,5
B. Al-Battani
Di kalangan ilmuwan Barat, al-Battani dikenal dengan sebutan Albategni atau
Albategnius. Sarjana Muslim yang cemerlang ini menggunakan prinsip-prinsip
trigonometri saat melakukan observasi astronomi di observatorium yang dibangun
Khalifah Makmun al-Rasyid, khalifah Abbasiyah. Pengertian Sinus dan Kosinus
diperkenalkan al-Battani untuk menggantikan istilah Chord atau tali busur yang biasa
digunakan dalam perhitungan astronomi dan trigonometri di masa itu. Dalam bahasa
Arab, istilah Sinus disebut Ja’ib yang berarti teluk atau garis bengkok. Sedangkan
Kotangen dalam bahasa Arab adalah bayangan lurus atau garis istiwa’ (khatulistiwa)
dari Gnomon. Gnomon adalah semacam alat seperti papan yang digunakan untuk
mengukur cahaya matahari setelah dibagi menjadi dua belas bagian. Menurut al-
Battani, Tangen adalah garis bayang-bayang melintang jatuh di permukaan Gnomon.
Ia mengukur garis lurus khatulistiwa melalui pengukuran bayang-bayang yang
muncul pada alat Gnomon. Garis lurus itulah yang dikenal dengan sebutan Kotangen,
sedangkan garis melintangnya disebut Tangen. Teori Tangen dan Kotangen inilah
yang kemudian menjadi pilar dasar bagi ilmu trigonometri.