Anda di halaman 1dari 37

Perjuangan Masa Muda Jalan Yang Lurus

Karya: Aulia Arsani Karya: Aulia Arsani

Semua indah pada masanya Sikapmu yang labil


Tetapi takkan indah bila tidak ada perjuangan Terkadang juga egois
Banyak rintangan yang harus engkau lalui Katanya kau masih dini
Karena hidup perlu perjuangan Engkau tak dapat membedakan yang baik dan buruk

Jangan pernah mengikuti yang salah Layaknya jalan yang berkelok tertutup kabut
Jadilah dirimu sendiri Namun diujungnya terdapat cahaya
Jangan pandang duniamu dengan sebelah mata Cahaya yang terang itu akan menuntunmu kejalan yang lurus
Karena setiap pekerjaan akan ada hasilnya Bagaimana caramu untuk bisa melewatinya?

Wahai jiwa muda,bangkit dan kejarlah cita-citamu Dengan hati yang bersih tanpa terkotori
Jangan perdulikan kata orang tentang kerja kerasmu Janganlah dirimu membuat orang tersakiti
Kobarkan api semangatmu dan berkaryalah Jika tua nanti telah menghampiri
Karena dirimu adalah jiwa mudah yang tangguh Dan engkau akan menyesali

Duniamu adalah milikmu Begitu banyak lika-liku hidup kan kau lalui
Kau adalah kunci segalanya Akan ada banyak cara kan kau temui
Mereka hanyalah aktor figuran Pegang teguh kepercayaanmu
Kamu adalah pemeran utama sesungguhnya Niscaya,jalan lurus akan kau tempuh
Retak Sudah Kembalikan Dunianya
Karya: Arliza Damanik Karya: Arliza Damanik

Dunia telah berubah Dunianya dulu terasa cerah


Dunia telah bersedih Senyum dan tawa mengisi hari-harinya
Semua kebahagiaan itu telah sirna Namun kini semua telah berubah
Harapan telah pupus dihantam keadaan Tawanya tak terdengar lagi

Dulu kau telah merangkai dan melukis Senyuman tidak lagi menghiasi bibirnya
Segala angan-angan dan mimpi Apa yang terjadi
Tapi dalam seketika Dia tidak lagi berjuang untuk cita-citanya
Mimpi dan angan-angan itu kau robek Dia pasrah

Apa yang sebenarnya terjadi Dia tersenyum tapi hambar


Apa yang telah mengubah keadaan ini Dia bercerita tapi tak kumengerti
Ego yang telah menguasaimu Kau yang begitu mengasihinya
Telah merusak dan melenyapkan segalanya Telah menggores luka dihatinya

Kau buat dia menangis Kembalikan perhatianmu padanya lagi


Kau buat dia kecewa Sebelum dia rusak dan berubah
Tolong hentikan air matanya Berubah menjadi kejam
Dan hapus air matanya Dan mengecewakan semuanya
Ketetapan Hati Ukiran Hidup
Karya : Fahmi Tegar Karya : Fahmi Tegar

Langkahkan kaki kearah benar Perbedaan meninggalkan perselisihan

Kuatkan hati ke masa depan Perselisihan yang merubah keadaan

Tetapkan hati sebagai pedoman Semuanya harus berfikir panjang

Pedoman menuju kesukacitaan Mengelabui segala kejahatan

Banyak rintangan yang dilalui Lihat keadaan segalanya

Banyak cobaan yang tidak dimengerti Sesalilah dengan pertobatan

Wujudkan impian dengan senang hati Curahkanlah dengan perubahan

Tanpa harus mengenal letih Perubahan yang memberikan kemaknaan

Sesalilah segala yang buruk Bagaimana aku ?

Banggakanlah segala yang diimpikan Aku hanyalah seorang remaja

Buatlah semua sebagai cerminan Remaja yang masih terombang-ambing

Cerminan yang memberikan pertobatan Pendirianku belum menjadi pedoman


Pedoman untuk masa depan

Setialah terhadap keberhasilan


Setialah terhadap pendirian Semuanya telah kusesali

Tetapkan pilihan sesuai harapan Semuanya telah berubah

Tanpa harus memberikan kesukaran Aku yakin perubahan menjadi kemenangan


Kemenangan mencapai apa yang kuimpikan
Gelap dan Terang Siapakah Kita?
Karya: Farecia Michella E Hutagalung Karya: Farecia Michella E Hutagalung
Apa itu remaja?
Siapa yang tak kenal arti kata nakal? Remaja adalah saat dimana kita melihat dunia yang indah
Siapa juga yang membuat diri kalian seperti itu? Remaja adalah dimana kita mulai bimbang memilih sesuatu
Ingat! Hanya kalian yang membuat harga diri tinggi! Remaja adalah dimana kita mulai mencari jati diri kita
Hanya kalian sendiri yang dapat menahan hawa nafsu kalian
Marilah berkembang dan maju
Berapa banyak gadis yang hamil waktu menempuh pendidikan? Tidakkah kita ingin menjadi sukses?
Jagalah kehormatanmu! Tidak ada orang didunia ini yang mau susah
Jagalah harga dirimu! Manfaatkanlah semua waktu yang ada
Kamu rendahkan itu dengan iming-iming janji?
Jangan sia-siakan waktumu dengan hal bodoh
Terlalu murahan kalian! Tetapi ingat! Tuntutlah ilmu mu setinggi mungkin
Mau jadi apa generasi bangsa ini? Semua yang diberikan kalian hargai dan kalian pelajari!
Pergaulan bebas dan pacaran adalah salah satu penyebabnya Ingat waktu dan masa depan kalian
Janganlah kalian menjadi rendah karena hal bodoh itu!
Kita adalah generasi penerus bangsa
Sadarilah perbuatan kalian! Jadikanlah diri kita cerdas dan bermoral
Itu semua tidak ada gunanya dan tidak ada artinya Tidak seperti anak rendahan dilluar sana
Jangan terus mengikuti kemauan gelap burukmu,itu hanya rayuan iblismu Tunjukkanlah siapa sesungguhnya dirimu kepada dunia
Ingat! Jangan rendahkan harga dirimu karena hal itu! Bangkit dan sadarlah!
MUTIARA BANGSA Rendakan Hatimu
Karya:Filippo Bonifacio P. Karya:Filippo Bonifacio Pardede

Sangat buruk negeri ini Janganlah tinggi hati

Melihat perilakumu yang sangat menyedihkan Karena engkau bukan siapa-siapa

Seperti kegelapan di siang hari Jika dibandingkan dengan bumi

Yang menghancurkan keindahan negeri ini Dan kota yang engkau tempati

Wahai penerus bangsa Wahai para remaja

Siapakah yang akan menjadi mutiara bangsa Jangan merusak bumimu

Akan jadi apa negeri ini Jangan merusak kotamu

Apakah akan hancur seperti masa lampau Karena engkau hanya manusia biasa

Wahai penerus bangsa Wahai para remaja

Tidak adakah rasa cintamu pada negeri ini Janganlah tinggi hati

Haruskah Tuhan memperingatimu Karena kiamat sudah dekat

Dengan memberikanmu musibah Karena ulahmu sendiri

Wahai penerus bangsa Wahai para remaja

Jadilah seperti matahari Perbaikilah sikapmu

Terangilah negeri ini Mendekatlah kepada sang khalik

Dengan cahayamu yang indah berseri Sebelum Ia menjemputmu


Sedingin Hujan Terukir Kenangan
Karya: Irene Theresia Melati Naibaho Karya: Irene Theresia Melati Naibaho

Aku bingung dengan sikapmu Dulu semua begitu manis


Kau begitu dingin denganku Dulu aku sangat bahagia
Kau selalu menganggapku tidak ada Kau datang dengan tiba-tiba
Apakah aku seburuk itu Memberi sejuta kenangan indah

Mungkin aku salah selama ini Saat hujan di sore itu


Salah karena telah mencintaimu Saat kita tertawa bersama
Salah karena tlah jatuh hati dengan pria sedingin engkau Entah mengapa aku sangat nyaman
Namun aku tak dapat membohongi diriku sendiri Kau membuatku sangat berarti bagiku

Aku mencoba terus mendekat Namun apa yang terjadi padamu


Mencoba terus tersenyum dengan sikapmu Seakan semua lenyap begitu saja
Tapi kau selalu saja begitu Hati ini terasa beku
Selalu saja sedingin hujan Saat kau ucap kata perpisahan

Apa kau merasa aku hanya pengganggu Kita hanya dipertemukan sementara
Aku sangat ingin melihat senyum itu Bukan untuk bersama selamanya
Aku ingin menjadi matahari Kau sama seperti senja
Yang bisa mencairkan sikap dingin itu Hanya memberi keindahan sementara
BENARKAH ? Gelap
Karya : Johana Rachel Siregar Karya : Johana Rachel Siregar

Benarkah mereka seperti ini Gelap ya gelap


Benarkah mereka sebebal ini Hanya kegelapan yang bisa kulihat
Benarkah mereka seburuk ini Tidak ada cahaya
Benarkah mereka masa depan bangsa ini Hanya kegelapan yang ada

Mengapa mereka melakukan hal itu Ingin sekali ku seperti mereka


Mengapa mereka sebebal itu Mereka yang bisa belajar dengan bebas
Mengapa mereka seburuk itu Mereka yang bisa menikmati keindahan alam
Mengapa mereka melakukan banyak hal terkutuk Mereka yang bisa melihat cahaya

Benarkah mereka generasi penerus bangsa Aku tau aku tak seperti mereka
Jika benar mengapa mereka seperti itu Aku tau aku menyedihkan
Melakukan banyak hal yang terkutuk Aku tau itu
Melakukan hal yang tidak sesuai norma Aku sangat tau

Padahal mereka generasi penerus bangsa Tetapi kami punya kesamaan


Mengapa mereka melakukan hal yang terkutuk Kami ini generasi penerus bangsa
Mereka pasti akan menyesalinya Walau aku punya keterbatasan
Aku yakin sekali ya aku sangat yakin Kan ku buktikan aku mampu
Menjadi generasi yang bisa diandalkan
Itu Pilihanmu Lain Sendiri
Karya : Mathias Paulido Nainggolan Karya : Mathias Paulido Nainggolan

Mirisnya hidupmu Saat orang lain sibuk berbenah diri


Hasrat kau pentingkan dari masa depanmu Kau sibuk merusak diri
Waktu kecil Disaat orang lain bersakit-sakit mencari ilmu
Banyak yang menaruh harap padamu Kau sibuk mencari kesenangan

Orang-orang yang mengasihimu Dahulu pendidikan itu sulit


Mereka yang mencintaimu Namun mereka rela melakukan apapun
Orangtua yang telah memperjuangkanmu Demi sebuah ilmu
Merekalah yang menaruh harap padamu Dengan mengenyam pendidikan

Tapi apa? Sekarang apa? Semua dipermudah


Semua harapan sirna dan sia-sia Tapi kau? Hanya santai saja
Lihat kotamu Tak mau belajar keras
Kota yang kau elu-elukan di rantau orang hancur sudah. Menyerap sebuah ilmu

Akankah berubah? Game, medsos, napza itulah mainanmu


Akankah kota ini berubah ditanganmu? Pendidikan tak kau hiraukan lagi
Itu pilihanmu Hidup di zaman ini memang sulit
Ubahlah dari sekarang Belajarlah sedari dini.
Mentari Kehidupan Harapan Kelabu
Karya : Nanda Wahyu Putri Karya : Nanda Wahyu Putri

Waktu telah mengubah segalanya Matahari bersinar di pagi hari


Hari demi hari telah berlalu Membuka lembaran baru dalam hidup
Sampai lah kini pada saatnya Memulai hari dengan senyuman
Kita telah menjadi remaja Berharap hari ini membawa tawa

Aku, kamu dan dirinya Aku adalah salah satu dari banyaknya remaja
Kita adalah remaja yang menikmati indahnya mentari di pagi hari
Remaja yang baru mengenal apa arti cinta yang menikmati indahnya pelangi setelah hujan
Remaja yang baru mengenal bagaimana kerasnya hidup yang berharap kebahagiaan selalu menyertai hidupnya

Dan kata orang masa remaja adalah masa yang indah Aku tahu bahagia tidak akan datang dengan sendirinya
Dikatakan indah jika masa remaja membawa kebahagiaan Aku tahu mendapat kebahagiaan itu tidaklah mudah
Bagaimana jika tidak ? Banyak yang harus kuperjuangkan
Apakah masa remaja tetap disebut masa yang indah ? untuk mendapat kebahagiaan itu

Nikmatilah masa remajamu, karena masa remaja Sama halnya seperti berjuang
hanya akan datang sekali saja dalam hidupmu mengharapkanmu datang kepadaku
Buatlah masa remajamu menjadi masa remaja yang indah Walaupun aku tahu itu tidaklah mungkin terjadi
Semoga masa remajaku, masa remajamu Terkadang aku berfikir lebih baik aku hidup dalam imajinasi
dan masa remaja dirinya selalu disertai dengan kebahagiaan Karena hidup dalam imajinasi akan jauh lebih menyenangkan
Bendungan Nasib Sang Waktu
Karya : Nur’aini Batubara Karya : Nur’aini Batubara

Jeritan para anak bangsa Aku pernah meminta pada sang waktu
Penyesalan tiada berkesudahan Berikanlah aku kesempatan
Tangisan tiada henti Kesempatan mengubah masa
Menyisakan luka dihati Masa ketika aku buta

Sikap yang selalu meremehkan Jika aku boleh berharap


Sudah menjadi darah daging Mengabaikanmu adalah suatu hal yang tak ingin kulakukan
Dimana kita cari jati diri kita? Namun yang bisa kulakukan hanyalah menyesal
Jikalau itu sudah melekat didiri Janjiku padamu adalah kepedulianku

Sikap yang senantiasa menolong Sejarahku akan kulukis dengan indah


Kini tercermin bagai bunga tak berkembang Dan aku tidak akan mengecewakanmu lagi
Selalu layu walaupun terus disiram Aku akan berusaha mengubah semua ini
Diberi pupuk pun tak berkembang Menjadi bunga yang indah nan wangi

Lalu siapa yang harus disalahkan? Tuhan...


Sebab semua tinggal kenangan Beri aku waktu untuk berubah
Bagaikan bintang yang hilang karena timbulnya pagi Beri aku kesempatan untuk membuatnya bangga
Kesadaranlah yang menjadi solusi Dan menangis haru didepanku
Generasi Kotaku Candu Maut
Karya:Rifka Theresia S Karya:Rifka Theresia S

Kota dimana aku dilahirkan Berawal dari coba-coba


Kota dimana aku dibesarkan Lama kelamaan ketagihan
Kota dimana aku tumbuh dan berkembang Dan akhirnya kecanduan
Kota dimana aku tertawa girang bersama-sama Itulah narkoba yang merusak masa depan

Sekarang…. Wahai….narkoba cobalah engkau berhenti


Kota ini rusak oleh generasi Merusak jiwa dan raga remaja sekarang
Yang mempunyai sifat yang dapat Jangan engkau buat mereka kecanduan
Mencemari nama baik kotaku Hanya oleh kenikmatan sesaatmu

Generasi kotaku berpikir egoisme Pergaulan mereka menuntun


Mereka menganggap mereka hanya hidup sendiri Mereka kearah gerbang kematian
Dan tidak perlu bantuan siapa-siapa Mereka tidak lagi memikirkan resiko
Sifat egoisme yang menonjol dalam diri mereka Karna otak mereka telah kecanduan akan narkoba
Dapat merusak citra kotaku
Wahai….remaja buatlah benteng
Wahai….generasi kotaku,sadarlah…. Pertahananmu agar engkau tidak
Kau adalah manusia yang akan selalu membutuhkan siapapun Tergoda akan hal-hal yang hanya
Tanpa bantuan siapapun Sesaat dan dapat mernghancurkan segalanya
Kau bukanlah apa-apa sampai saat ini
JIWA BARU KESEMPATAN TERAKHIR
Karya : Rio Manuppak Siahaan Karya : Rio Manuppak Siahaan

Berada di masa muda sangatlah sulit Waktuku hampir tiba

Luapan emosi ingin kupancarkan Masa pengujian terberatku

Tapi keteguhanku bimbang Suka duka mengunjungiku

Entah apa yang harus kupegang Akankah aku berhasil bertahan ?

Jiwaku bimbang Waktu tak pernah berhenti

Aku kira jiwaku tidak dapat bertahan Persiapanku belum sempurna

Sampai , jiwaku memberontak Apa yang harus ku lakukan

Terbakar dalam api perubahan Ku termenung terdiam

Ku timba senjataku Sampai waktunya ku sadar

Ku perkuat keteguhanku Aku menghitung apa yang telah ku buat

Entah apa yang dikatakan orang lain Sebelum waktu penyesalan tiba

Aku selalu tersenyum


Aku tak mau berhenti

Inilah aku yang sekarang Selagi tubuh masih kuat

Rasanya aku terlahir kembali Selagi waktu masih berjalan

Senjataku sudah cukup Sampai waktunya , aku menjadi tua

Untuk memasuki era bimbing ini


Kuning yang Labil Bujukan Emas
Karya: Rizky Pratiwi Nababan Karya: Rizky Pratiwi

Tahukah kamu? Bukankah kamu merasa bahagia?


Warna yang menyinari keberanianku? Melihat tawa lepas remaja dikota ini
Warna itu adalah kuning dari mentari Atau bahkan kamu kesal
Seperti selogan kotaku Kepada pelanggar lalu lintas
Yang menyinari kehidupan kami
Aku tahu
Apakah kamu sudah menebak Hal itu kamu rasakan bersamaan
Siapakah kami? Aku juga tahu kami remaja nakal
Kami adalah orang sembronoh Yang lengkap dengan rasa ingin tahu
Sang labil yang angkuh
Serta keraguan berbuat baik
Kenakalan kami merusak nama kota Yang kurang mencintai diri
Prestasi kami mengharumkan nama kota Merasa hidup tidak bahagia
Yang kami tahu tidaklah banyak Apabila tidak mengikuti trend
Yang kami inginkan sangatlah banyak
Yang diagungkan para remaja
Kami hanya tahu berjanji Ayolah teman
Berjanji kepada diri kami Mau sampai kapan kita begini?
Untuk selalu menyinari nama kota kami Mau sampai kapan kita mengotori waktu?
Seperti sang mentari yang tidak lelah untuk bersinar Apa kita tidak memikirkan masa tua kita?
Marilah teman mengubah kelam menjadi terang
Bebas Terikat Terjerat
Karya: Sheryl Mais Karya: Sheryl Mais

Bebas namun terikat Saat ini

Seperti itulah kiranya tersirat Banyak yang terjerat

Remaja dikota besar Mereka bergaul dengan bebas

Yang kian hari semakin hingar bingar Tanpa memikirkan apa pun

Narkoba, tindik, rokok Saat semua terlena dengan kebebasan

Adalah hal pokok Masih ada yang sibuk dengan bacaan

Mereka kata tak gaul maka tak keren Mereka mengerti akan keadaan

Yang mengabaikannya mereka sebut cemen Bahwa belajar adalah kewajiban

Semua sibuk bergaya Ketika mereka sibuk dengan keangkuhan

Merasa yang paling juara Ada yang masih sibuk dengan keramahan

Tak sadar bahwa pagi siang malam ada Ketika narkoba merajalela

Yang bekerja keras untuk mereka Prestasi mereka jadikan juara

Kawan bagaikan keluarga Pergaulan bebas merebak

Lantas keluarga mereka bukan siapa siapa Namun masih ada yang tak ikut terjebak

Beruntungnya kita Orang tua adalah pengingat

Yang masih tak terikut dunia Sehingga mereka enggan terjerat


Padam Sudah Perubahan hidup
Karya:Tessia Sinaga Karya:Tessia Sinaga

Aku mencarimu Tak terasa


mengingat puing-puing kenangan masa sekolah kita Dulu kecilku penuh dengan kebahagiaan
Terkadang hanya bisa putus asa dan terus berharap Tidak ada beban pikiran
Hingga pada akhirnya ku menemukanmu kembali Hanya ada canda dan tawa

Masih seperti terakhir kalinya Waktu tak terasa telah berlalu


Kau masih seperti seseorang yang ku kenal Sudah saatnya kuberanjak dewasa
Tawa canda dan senyum manis Mewujudkan banyak angan
Yang selalu mengingatkan kenangan bahagia kita Meninggalkan banyak kenangan

Hingga pada akhirnya ku menyadari Memulai semuanya menjadi hal baru


Ku pernah bertemu orang yang sangat berarti Belajar dari beberapa kesalahan
Menemukanmu adalah hal terbaik di dalam hidupku Mengandalkan pikiran dalam segala tindakan
Yang seharusnya tak pernah lepas dari genggamanku Menekuni khayalan menjadi kenyataan

Tapi kenyataannya Sudah saatnya..


Kau pergi dari hidupku Kesalahan yang dulu menjadi pelajaran
Menciptakan rasa rindu Berkembang menjadi pedoman hidup
Meninggalkan bekas kenangan Dalam menggapai mimpi dan sebuah harapan
Gambaran Sesungguhnya Gelora Api
Karya : Utari Estetica Pane Karya : Utari Estetica Pane

Warna warni adalah kegiatanmu Kubangun dengan semangat bergelora


Coretan tinta adalah dosamu Kuawali hari dengan gembira
Setiap penghapus adalah pertobatannya Ingin rasanya bersenandung ria
Kertas adalah kota tempat tinggalmu Hidupku penuh dengan sukacita

Hitam menjadi dasar hidup Beribu cita tertanam di hati


Warna mati yang tidak pernah redup Beribu inspirasi kan menjadi materi
Hidup sendiri dan terus tertutup Itu semua adalah realita diri
Akankah ini menjadi akhir hidup? Yang tak akan menjadi ilusi

Hidupmu seakan tidak bermakna Matahari bersinar cerah


Penuh dengan coretan tinta Kulangkahkan kaki ke segala arah
Ingin rasanya menghapus semua Kubangun diri dengan pondasi teguh
Takkan terwujud hanya dengan kata Melawan segala cobaan hidup

Kertas, inilah kertas itu Disinilah kumulai berkarya


Kertas yang menjadi tempat tinggalmu Di kota yang penuh dengan makna
Menanggung segala suka dan duka Kembangkan kreativitas demi kemajuannya
Inilah gambaran yang sesungguhnya Mengabdi untuk cita-cita bangsa
Pastikan Labirin pikiranku
Karya : tata lithani Karya : tata lithani

Dimana aku berada ? Masih bisakah aku mencarinya


Langit biru itu menjadi saksi remaja kita
Dikota metropolitan ini, masih bisakah aku berdiri untuk berjuang
Sejuknya pagimembekukan pikiran pesimis kita
Aku hanya menatap langit berusaha mencari tujuan hidup ku
Dinegara ini, dikota ini sudah terlalu banyak yang gagalJangan biarkan
Perlahan aku tersadar arti hidup ini
hembusan angin membawa ke tempat entah berantah

Kini kusadar aku bisa meraih mimpi ku


Mungkin kita bukan siapa - siapa untuk saat ini
Lewat doa ini kusingkirkan pikiran negatif
Tetapi kelak kita adalah siapa bagi mereka
Kan ku goreskan tinta ini untuk cerita ku
Yang kau kenal tetapi tidak kau ingat
Kan ku jelajahi seluruh dunia bersama orang terkasih
Apakah kelak dia akan menjadi lawan atau kawan ?

Walaupun begitu hati ini masih bimbang sekali


Wahai remaja bijaklah dalam berteman
Masih mencari sebuah alasan untuk bangkit
Bukan ingin mengasingkan tetapi hanya untuk memastikan
Kini hati dan pikiran ku mulai berlaga
Wahai remaja bijaklah bertindak
Meratapi hanya itulah yang bisa kulakukan
Bukan ingin mentudutkan tetapi hanya untuk memastikan

Hiruk pikuk beban pikiran menyuarakan keinginan ku


Pergilah ke semburat masa depan mu
Tapi aku terlalu takut untuk menjadikan nya nyata
Fokus selalu pada tujuan mu
Ia melekat selalu pada pikiran ku
Jangan takabur akan godaan dunia
Seolah hari ini adalah hari itu
Karena itu pastikan apa yang kau inginkan
Mengenang Masa Lautan Duri
Karya: MHD RAFLI LUBIS Karya:MHD RAFLI LUBIS

Ku ingin engkau tau Mereka bilang aku penuh duri

Masa muda lalu milkku Hidup di tempat tanpa arti

Tanpa sesat tanpa tipu Kegelapan yang mengelilingi

Hanya cakrawala biru yang menyipu Sepi rasa ini...

Cita dan cinta yang menemani Sinis mata itu melihatku

Dan hati yang tak enggan di rasuki Tandus rasa itu menyentuhku

Sayap berliku tuk terbang tinggi Kedinginanlah yang menyelimuti

Dunia hanya milik sendiri Dosa dan nafsu yang menemani ku

Patah hati walau saling menyukai Cinta yang tak pernah menyinari

Meskipun hati sukar tuk melewati Hati yang tak enggan di masuki

Demi cita cita tinggi nan menusuk bumi Cita cita yang hanyut dalam naluri

Untuk fokus menggapai masa depan yang kumiliki Keluar... keluarkan aku dari duri penuh liku

Kini rambutpun sudah memutih Masa remajaku

Tangan gemetar lesu yang memegang tongkat putih Bagai kelabu berduri yang menipu

Masa remaja yang sudah kulalui Orang tua yang tak henti membisu

Masa muda indah milikku ini Masa remaja kelam milikku


Lubang Dosa Batu Kekejaman
Karya: Fentnesya Grace Sitohang Karya: Fentnesya Grace Sitohang

Hantaman dunia yang menyedihkan Pergaulan penuh dengan kekerasan


Ke kegelapan dunia yang penuh dosa Pergaulan penuh dengan tangisan
Tanpa adanya rasa kesadaran Pergaulan penuh dengan penderitaan
Perbuatan dan tingkah laku menjadi leluasa Pergaulan penuh dengan kematian

Oh muda-mudi Cucuran darah selalu mengalir


Kekejaman telah membeludak segalanya Tindakan keji selalu diperbuat
Pencitraan buruk selalu diprioritaskan Semuanya untuk keinginan duniawi
Hanya untuk memenuhi keinginan duniawi Semuanya untuk kesombongan diri

Hai muda-mudi Jeritan tangis yang menyedihkan


Berfikirlah kamu untuk masa depan Keterpaksaan yang dilakukan
Bertobatlah dengan penuh penyesalan Penindasan tiada berkesudahan
Lakukanlah hidupmu dengan penuh kebaikan Tanpa adanya rasa kesadaran

Biarkanlah masa lalu adalah sejarah Bertobatlah dengan penuh penyesalan


Biarkanlah masa depan adalah impian Bertobatlah dengan pembaharuan hidup
Biarkanlah masa sekarang adalah pencobaan Laluilah hidupmu dengan penuh usaha
Pencobaan yang dilalui dengan penuh kesabaran Usaha yang positif demi masa depan
INI AKU PENIKMAT KEMERDEKAAN
Karya: Dion Stiven Karya: Dion Stiven

Ini aku Penjunjung bangsa di masa depan adalah remaja


Aku hanya seorang remaja Remaja yang mempunyai tekad
Remaja yang masih bergantung kepada orang tua Remaja yang mempunyai mimpi
Berjuang di jenjang pendidikan Demi bangsa ini

Aku.. Atmosfer masa depan


Remaja yang lahir di kota medan Membuat bangsa ini menjadi jaya
Baru mengenal cinta dan cita Dimana pun engkau berada
Namun belum bisa menemukan jati diri Dan ingat lah arah jalan pulang pada saat di luar sana

Namun... Wahai remaja


Aku mempunyai mimpi dan tekad Engkau lah penerus bangsa ini
Mimpi yang besar Jangan lah engkau hanya menjadi penikmat kemerdekaan
Tekad yang luar biasa Bertanggung jawab lah

Kerja keras dan percaya diri Aku mungkin sama dengan kalian semua
Untuk membuat nyata mimpi dan tekad ku Mempunyai tekad dan mimpi yang besar untuk bangsa ini
Karena aku percaya Jadi lah penanggung jawab
Semua usaha tidaklah menghiyanati hasil Jangan hanya penikmat kemerdekaan saja
KUKUHKAN DIRI Salah Siapa?
Karya : Viona Maharani Karya: Viona Maharani

Coba, lihatlah aku Lampu-lampu kota menerangi sudut jalab


Berdiri dibawah terik, dibasahi hujan Tapi, tak semua sempurna
Tapi aku berusaha tampak tenang
Tapi, apa kau tahu isi pikiranku? Bukan, bukan karena ingin menghemat
Tapi, itu olah orang tak tahu diri
Tangga yang ku naiki mungkin tak selamanya kokoh
Tapi, itu hanya pondasi yang tak kuat
Cita-cita dan anganku akan tetap ku perjuangkan Coba kau tebak, akan jadi apa dinding polos itu nanti?
Walaupun, sebagian menatapku lemah
Bisa ku tebak, goresan cat semprot akan menutupinya nanti
Apa ada yang ingin bertukar peran? Itu akan bewarna, hasil karya mereka
Aku ingin menyuarakan isi hatiku, isi pikiranku
Menegaskan bahwa setiap orang punya hak untuk berambisi Aku suka, tapi apa sudah ijin?
Orang yang dianggap lemah, mungkin akan berjas nantinya Aku merasa miris melihatnya

Untuk kalian, yang sama sepertiku Dimana kotaku yang aman itu?
Jangan menyerah, jangan lemaskan lututmu Kemana perginya itu semua?
Berdiri tegak, angkatlah kepalamu
Masih banyak pintu emas yang belum menemukan pemiliknya. Dimana lapangan tempatku bermain dulu?

Ini salah siapa?


Semua tanggung jawab bersama, ku tahu
Tapu, kurasa hanya kesadaran dari tiap individu yang harus ditingkatkan
Apa kau tak rindu tempat yang aman dan nyaman itu?
MASA MUDA JADI BAHAGIA
Karya:Emiya unjuktha ginting Karya:Emiya unjuktha ginting

Saat ini engkau muda Hidupmu adalah tentang dirimu


Masa-masa yang sulit Hidupmu adalah duniamu
Masa-masa labilmu Lantas kenapa engkau tidak nyaman?
Masa-masa egoismu Hidup apa yang kau inginkan?

Apa yang kau lakukan? Usiamu masih muda


Apa engkau masih ingin bermain -main? Banyak hal yang bisa membuat mu bahagia
Apa engkau tidak peduli masa depan? Banyak hal juga yang bisa kau lakukan
Apa engkau tidak ingin maju? Agar engkau nyaman dengan dirimu

Ayo isi masa mudamu Belajarlah bersyukur


Jadikan masa ini titik loncatmu Belajarlah menjadi diri sendiri
Titik loncat untuk dirimu maju Buatlah dirimu bahagia
Jangan lagi bermain-main Buatlah dirimu menjadi lebih baik

Jadilah remaja yang berfikir dewasa Masa remaja mu harus bermanfaat


Jangalah terlalu labil Jangan sia-siakan kesempatan ini
Bermimpilah di masa remajamu Karena disinilah engkau harus berjuang
Lalu lakukanlah agar kau dapat mewujudkannya Untuk meraih sukses dimasa depan
Kayu Maut. Tak Dikenali
Karya: Jessica Sessi Amanda Sitompul. Karya: Jessica Sessi Amanda Sitompul.

Darah itu Tak lagi dikenali


Mengalir deras Tanah Deli yang asri
Darah itu Tak lagi dikenali
Mengucur deras Tanah Deli yang abadi

Di tempat itu Rusak


Di kota ini, Melayu Deli Hancur
Darah muda itu menuju maut Oleh zaman yang begitu pelik
Karena selisih Era globalisasi

Dua kubu bersatu Tak dikenal siapa Deli


Di suatu tempat yang dijanjikan Karena remajanya sendiri
Bukan karena ingin berbagi canda tawa Oleh muda-mudinya sendiri
Melainkan ingin menunjukkan kerasnya kayu mereka Deli telah mati

Kayu yang mereka bawa Remaja Melayu Deli


Kayu yang mereka genggam Bangkitkan tanah ini
Kayu yang keras Agar orang kembali mengenali
Kayu maut. Kota Medan, Melayu Deli.
Perangkai Bangsa Warna
Karya oleh:Adam J. Wirawan Karya oleh:Adam J. Wirawan

Perangkai bangsa.... Masa remaja...


Adalah perangkai yang pemberani Adalah masa yang penuh warna
Perangkai yang pantang menyerah... Penuh lika-liku kehidupan
Dalam menggapai cita-cita.. Yang akan membuat kita tangguh di masa depan

Perangkai bangsa.. Masa remaja...


Adalah perangkai yang berbudi pekerti Adalah dimana kita menerima manis pahitnya kehidupan
Peraturan selalu dipatuhi.. Adalah dimana kita menetahui apa arti persahabatan
Sopan santun selalu ditaati.. Adalah dimana kita sedang mencari jalan kehidupan

Kota Medan...disanalah kami berpijak.. Remaja adalah dimana kita sedang mencari jati diri
Disanalah kami tinggal Menginginkan kebebasan
Disanalah kami menuntut ilmu Mendambakan apa arti kecintaan
Disanalah tempat kelahiranku Mendambakan apa arti kehidupan

Inilah kami perangkai bangsa Inilah kami remaja kota Medan


Perangkai yang penuh semangat Remaja yang akan berguna bagi bangsa
Perangkai yang takkan putus asa Serta menunjukkan siapa diriku sebenarnya
Untuk mencapai kesuksesan.. Untuk membanggakan remaja kota Medan
Pewaris Bangsa Siksaan
Karya:Danlyano Purba Karya:Danlyano Purba

Pewaris bangsa ini Masa mudaku yang menyiksa

Pewaris yang pantang menyerah Karenanya aku sengsara

Pewaris yang tidak akan pernah putus asa Rapuhkan semua cita-cita

Penerus yang selalu bekerja keras Aku dipenjara narkoba

Pewaris bangsa ini Kini aku sudah sampai di tepi

Pewaris yang menginginkan bangsanya maju Tidak dapat kuulang lagi

Pewaris yang menginginkan masa depan yang cerah Hidupku tidak memiliki arti

Pewaris yang mempunyai visi misi untuk bangsanya Aku tidak dihargai lagi

Pewaris bangsa ini Aku kehilangan segalanya

Harus mempunyai akhlak yang baik Aku kehilangan orang yang kukasihi

Harus mempunyai sopan santun Aku tidak mengenal tuhanku

Harus menaati aturan bangsa ini Aku tidak mengenal keluargaku

Pewaris bangsa ini Kini aku sudah jauh terjerumus

Adalah remaja yang berpendidikan tinggi Dunia ini terasa sepi

Yaitu remaja kota medan Dunia ini terasa gelap

Remaja yang memiliki kota yang baik Tuhan...jangan biarkan aku sendiri
Generasi Berikut Dekrit Pemuda
Oleh : Bobby Julian Akbar Oleh : Bobby Julian Akbar

Kota Medan Wahai saudara-saudari


Remajanya adalah remaja Kota Medan Selamat datang ke Kota Medan
Remajanya adalah generasi Kota Medan Kami mewakili Kota ini
Itulah remaja Kota Medan Sebagai generasi berikutnya

Ini Kota tercinta


Seluruh warga Kota Medan Kota kesayangan kami
Adalah remaja Kota Medan Kami hidup di sini
Kecuali anak-anak dan yang dewasa Kami sekolah di sini
Karena mereka bukan remaja
Kami adalah penerus Kota Medan
Dan penerus Negeri ini
Generasi Medan Kami bermental baja
Tinggal di Medan Bukan kaleng-kaleng
Remaja Kota Medan
Sekolah di Medan Kami bisa menggemparkan Dunia
Kalau ada niat dan kesempatan
Kami bisa membeli apa saja
Tetapi, jika engkau sekolah di Kota lain Kalau ada uang
Bukan remaja Kota Medan namanya
Dan jika engkau sudah dewasa
Bukan remaja lagi namanya
Segenap Asa Kertas Putih
Karya : Fithri Zahirah Daulay
Karya : Fithri Zahirah Daulay

Di kertas putih ini


Ini aku yang telah tumbuh Ku goreskan hitamnya jiwa
Setelah merangkai beberapa kisah Bersama kekosongan batin
Bersama jiwa dan raga Yang tak dapat tergantikan
Menjadi seorang jiwa muda

Seharusnya aku pergi berjalan


Aku hanya ingin meneruskan perjuanganku Membawa sebuah impian nyata
Untuk menjadi penerus bangsa Dan sebuah harapan penuh
Yang mampu menyinari negaraku Dengan segala usahaku
Dengan semangat empat lima

Tapi aku berbalik arah


Panjang jalan ku tempuh Berjalan menuju keremangan
Menanti matahari di pagi hari Melewati jalan yang curam
Dengan harapan penuh Tanpa berfikir panjang
Dan impian yang ku nanti

Tuhan sucikan jiwa dan ragaku


Inilah aku sang jiwa muda Sadarkan aku dari kegelapan ini
Jiwa yang berguna bagi bangsa Biarkan aku meraihmu
Yang akan menunjukkan siapa diriku sebenarnya Dan kembali di jalanmu
Untuk menginspirasi semua jiwa
Masa Menemukan Pelabuhan
Karya : Putri Wanda Suhailah Karya : Putri Wanda Suhailah

Masa remaja ialah masa kegembiraan Berlayar mengitari seluruh penjuru


Mencari jati diri mulai dilakukan Untuk mencari secercah ilmu
Masa dimana kau ingin diperhatikan oleh insan Terik, hujan, badai pun dilalui
Saat - saat dimana kau mulai berpikir ke depan Agar tidak dihantui oleh penyesalan sewaktu - waktu

Bakat dan minat sudah diasah Banyak generasi bangsa yang menyianyiakan waktu
Agar kelak remaja kota Medan menjadi terdepan Padahal waktu merupakan jawaban dari segala pertanyaan
Hari - hari penuh dengan kejutan Akhirnya penyesalan tiba diwaktu yang mendatang
Misteri perlahan - lahan mulai diketahui Dan cita - cita pun hanyalah sebuah harapan

Dimasa ini banyak yang ingin terbang bebas Semoga remaja di kotaku
Dengan melanggar batas - batas Tidak menjadi generasi yang memilukan
Janganlah hanya berdoa dijauhkan dari masalah Jangan menyalahkan kerasnya kota Medan nanti
Tetapi berdoalah meminta kekuatan untuk menghadapinya Karena, sungguh untuk pencapaian yang besar diperlukan usaha setimpal

Ketika berbicara haruslah hati - hati karena dimasa remaja ini Jangan mengharap pada keberuntungan
Sangat mudah menciptakan pertikaian Jika usaha pun engkau tak mau
Karena ketika emosi sudah tidak dapat tertahan Dan jangan sombong atas semua yang kau punya sekarang
Pikiran pun tak lagi dipergunakan Bisa jadi kedepannya kau akan diberikan kesedihan yang panjang
Karena semua yang kau punya sekarang hanyalah sebuah titipan
Mimpi Tertimbun Semangat Remaja
Karya :Tessa Veronika Npt Karya : Tessa Veronika Npt

Hai kotaku.. Kuawali hari dengan senyuman


Kami adalah bagianmu ,remaja penerus bangsa ini Menandakan pagi menggantikan malam
Mimpi besar kami yang diambang batas Naiknya matahari menghilangkan bintang
Tertimbun tanah yang berbekas Menapakkan kaki memulai kisah

Kami bukanlah siapa-siapa Inilah sebuah awal...


Tapi kami akan berusaha menjadi siapa-siapa Disini tempat sebuah ruang yang sepi
Gentar dan takut bukanlah milik kami Kuletakkan jinjingan dan mendudukkan diri
Untuk melawan ego mereka yang terlalu besar Menyiapkan materi untuk dipelajari

Ingin berteriak sekuat jiwa dan raga kami Ramai telah bersuara menandakan sunyi kan tiada
Bahwa mimpi kami masih terkubur dan ingin bersuara Mulai berbagi cerita bersama dengan mereka
Deretan gigi yang makin mengeras dan keras Berbagi keluh kesah yang terus mengasah
Ditekan dengan banyaknya ilusi yang membatasi kami bermimpi Agar menjadi remaja yang berada

Kami terkekang dengan adanya batasan bermimpi Akan kuukir sebuah sejarah
Kami butuh ruang untuk menumbuhkan mimpi yang tlah lari Menciptakan sebuah kisah yang indah
Berlari bebas keujung dunia bahwa mimpi kami punya suara Agar menjadi kebanggaan orangtua
Akan kami runtuhkan tembok keras yang dibangun oleh kota ini Yang memiliki arti sepanjang masa
PAHLAWAN PERUBAHAN RAJA PERANTAU
Karya : Irwan Saragih Karya : Irwan Saragih

Siang hari yang cerah


Kerasnya kehidupan kotaku
Membuat panasnya cahaya seiring membara
Membuatku harus mencari kehidupan yang layak di kota lain
Dibawah teriknya matahari
Medan, sosok nama kota kelahiranku
Aku berdiri di kota ini, kota Medan
Kota yang dihuni oleh para raja perantau

Banjir, polusi, pencemaran lingkungan


Kotaku kota raja rantau
Semua itu terjadi karena sikap para
Kota yang memiliki remaja-remaja
Penerus bangsa yang tidak peduli
Yang tangguh kuat bermartabat
Pada keadaan kota ini
Serta remaja yang memiliki jiwa-jiwa para raja

Wahai remaja kota medan


Aku remaja kota medan
Bangkitlah dari jiwa tidurmu
Remaja kota rantau
Sadarlah dari keterlamunamu
Remaha jiwa para raja
Bahwa kota ini sangat memerlukanmu
Remaja penerus bangsa

Wahai remaja kota medan


Aku remaja kota medan
Remaja para penerus bangsa
Remaja kota anak rantau
Remaja yang akan mengubah dunia
Karena dimana pun aku berada
Menjadi seperti sediakala
Aku bisa menjadi raja
Surat Kasih Sayap Gelora
Karya: Anastasya Hutagalung Karya: Anastasya Hutagalung

Tanahku yang meratapi kesedihan


Ku ingin terbang semakin tinggi
Tak ada lagi canda tawa
Menggapai langit cakrawala
Remaja, para penerus bangsa
Asaku kian membara
Hancur, ditelan dunia yang penuh kesesatan
Semangatku bergelora tiada henti

Semua norma hilang ditelan masa


Masa mudaku adalah milikku
Tak ada lagi yang tersisa
Kan ku taklukan dengan caraku
Hanya kelamnya dunia
Ini adalah masa remajaku
Tinggal bersama jejak putus asa
Kalian, hanya pemanis dihidupku

Wahai para remaja


Bukan mudah untukku menahan nafsu
Sampai kapan kalian akan seperti ini
Sunggih, duniaku penuh tipu
Berlarut dalam kesenangan duniawi
Gemerlap duniaku membawa nikmat
Bersenang-senang dalam nikmat sementara
Hingga nyaris saja aku tersesat

Bangkitlah wahai para remaja


Hanya tinggal menunggu masa
Lawan segala ego yang membara
Sampai aku menjadi seperti garuda
Kita bangun kota kita tercinta
Terbang tinggi di angkasa
Bersama, kita bisa
Menggapai segala cita-cita
Dibalik Gerbang Mantra yang Hilang
Karya: Joyce Siagian Karya: Joyce Siagian

Saat fajar menyongsong


Kau bagaikan mantra
Saat itu kisah kita dimulai
Yang menyihirku
Menapak kaki dengan gembira
Agar aku selalu bahagia
Untuk memulai hari yang indah
Tawamu adalah candu bagiku

Bosan dan sepi yang mencekamku


Tetapi,
Berangsur-angsur mulai terganti
Kini kau telah menghilang
Oleh canda dan tawa
Membawa semua kisah kita
Karena sahabat sang pelipur lara
Menghancurkan sejuta harapan

Kisah ini akan semakin berwarna


Aku merindukanmu
Karena adanya dia
Rindu yang selalu menyapaku
Seseorang yang membuat jantungku berdebar
Rindu yang kutitipkan pada angin dan hujan
Walau hanya perasaan terpendam
Namun tak pernah sampai-sampai sejuknya

Indahnya kisah remaja ini


Apakah ada yang lain?
Kisah yang paling berarti
Atau aku yang terlalu membosankan?
Kisah yang memiliki tempat khusus dihati ini
Yang ku tau, kau terlalu berharga tuk pergi
Kisah putih abu-abu
Sayang, aku terlambat menyadarinya
Siapa Kami Kota Menangis
Karya: Fachrul Rozi Karya: Fachrul Rozi

Siapa kami...
Sekitarku penuh hiruk pikuk
Kami adalah kumpulan orang yang tangguh...
Kebebasan tanpa batas yang tak berasas
Orang-orang yang pemberani
Kesenangan duniawi yang tak bernorma
Orang-orang yang bertanggung jawab
Selalu menjadi konsumsi di depan mata

Mungkin...
Kota menangis
Semua orang belum mengenal kami
Meratapi penerusnya yang tenggelam
Belum tahu keberadaan kami
Tenggelam bersama dosa dan nafsu duniawi
Dan tidak tahu kehidupan kami
Terbawa nikmatnya arus globalisasi

Tetapi...
Siapa lagi yang harus merubah
Kami hanya orang-orang biasa
Siapa lagi yang harus membangun
Hanya orang-orang kecil
Itu semua tugas kita
Yang tinggal disebuah kota
Para generasi muda

Wahai pemimpin kami...


Aku tahu bagaimana ini akan berakhir
Tegakkan keadilanmu...
Penyesalan tak berujung akan hadir
Kami adalah calon penerus bangsa...
Nasibmu, ada di tanganmu
Yang akan memperjuangkan negeri ini...
Kota ini, adalah tanggung jawabmu
Darah Juang Seribu Kenangan
Karya: Ihza Ryandi Karya: Ihza Ryandi

Kami adalah remaja


Desiran daun kala pagi ini
Yang siap memimpin bangsa
Menggerogoti segenap sanubari
Kami adalah remaja
Aku hanyalah embun menutupi kelayuan
Yang siap menjaga negara
Bersama semerbak imajinasi kota impian

Disini kami berjuang


Kota seribu kenangan
Disini kami mengasah pedang
Menyisakan sejuta penantian
Dibawah teriknya sang surya
Dalam nostalgia sebuah harapan
Kami berusaha terbaik mungkin
Mengikis hasrat dan kasih sayang

Melawan rasa lelah


Kota impian...
Melawan rasa letih
Dalam dekapan kerinduan
Melawan rasa malas
Akulah remaja masa depan
Dan melawan rasa kantuk
Generasi di kota metropolitan

Untuk menatap masa depan


Kota medanku
Agar menjadi lebih indah
Engkaulah lahir batinku
Dimasa muda ku kini
Pelampiasan terindahku
Kuharus berjuang sehebat mungkin
Dan pelarian keistimewaanku
Dunia Luar Tersesat Sejenak
Karya: Ezra Faudiyah Karya: Ezra Faudiyah

Menatap alam dengan berbagai jenis keindahannya


Tak bisa disangkal
Tak jarang banyak remaja yang menyukai senja itu
Masaku adalah yang terindah
Tapi, bukan tentang senja yang mereka sukai
Penuh canda tawa
Akan tetapi, tentang dengan siapa mereka menikmati senja itu
Penuh tangis haru

Hura-hura itulah yang membuat mereka senang


Tertawa, hingga hampir lupa dengan cita-cita
Tak bisa dipungkiri
Pergaulan yang mempengaruhi pola pikir
Duniaku begitu gemerlap
Bermuka dua, gelap mata, hilang kesadaran
Kenangan-kenangan indah
Terangkai jadi memori bahagia
Gemerlap bintang dan teriknya mentari
Telah menjadi saksi bisu para remaja
Remaja yang belum banyak menelan garam kehidupan
Tapi ketika kumenatap keluar
Ia masih seperti abu diatas angin
Semuanya berbanding terbalik
Dunia sekitarku, kelam seperti gelapnya malam
Bermuka dua dan gelap mata
Dosa ada dimana-mana
Sesuatu yang masih tertanam didirinya
Yang tidak tau kapan itu hilang
Hilang dengan sendirinya ataupun dipaksa
Raut wajah putus asa
Jerit tangis penuh pilu
Entah akan jadi apa dunia sekitarku
Akupun, tak tau harus apa
Pemuda Beraksi Pemuda Bangsa
Karya: Rahmat Hidayat Karya: Rahmat Hidayat

Melodi gitar nan kian merdu


Alunan embun di pagi hari
Menuntun arah yang dituju
Mempesona penuh sensasi
Melalui generasi yang baru
Dalam fantasi melodi nan sepi
Kami berharap kontribusimu
Menghias hati nan kian sendiri

Heiii.. Pemuda bangsa ini


Kami pemuda bangsa
Mulailah kau beraksi
Menyatukan indonesia lewat kata
Melalui aksi tanpa anarki
Melalui sajak buta
Dengan semangat seperti kobaran api
Dan kiasan hasrat senja

Heiii... Pemuda bangsa


Tentang pribadi kami
Berjuanglah dengan bangga
Hanya naluri yang mampu meresapi
Demi lambang garuda di dada
Dalam surga dunia ini
Untuk mewujudkan Indonesia sejahtera
Dan dalam sanubari nan kian terpungkiri

Wahai para pemuda


Tuhan...
Setiap aksimu untuk bangsa
Terimakasih atas negeri yang kau titipkan
Membuktikanmu mencintai negara
Melalui pemuda bangsa nan mengagumkan
Dan kau menepati sumpah pemuda
Pemuda bangsa tombak kebhinekaan

Anda mungkin juga menyukai