Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN

ARBITRASE
KONSTRUKSI

BADAN ARBITRASE
DAN
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI
INDONESIA
PERATURAN ARBITRASE 1

PERATURAN
2015

1. UMUM
Setiap tahun, puluhan ribu kontrak konstruksi
ditandatangani dan diimplementasikan. Dalam
hal ini, sudah hampir pasti akan terjadi sengketa
konstruksi akibat perbedaan interpretasi maupun
akibat lain yang bersifat fisik maupun non fisik.
Penyelesaian sengketa secara umum di Indonesia
diatur dengan suatu perundangan dan saat ini
berlaku Undang Undang No 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Pada Undang Undang ini, terdapat beberapa cara
penyelesaian sengketa di luar pengadilan, yaitu
arbitrase, konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi,
atau penilaian ahli.
Penyelesaian dengan cara arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa terbukti efektif dalam
penyelesaian sengketa pada umumnya dan demikian
juga tentunya sengketa konstruksi pada khususnya.
BADAPSKI menjawab kebutuhan di atas dengan
adanya kelebihan dari lembaga arbitrase yang lain,
yaitu kekhususan di bidang konstruksi dan cara
pembiayaan, di mana bagi institusi pemerintah yang
tergantung pada dana APBN dan/atau APBD diberi
kelonggaran dengan menyampaikan surat jaminan
sebagai pengganti biaya administrasi yang nantinya
dibayarkan setelah tersedianya anggaran atau pada
saat putusan Majelis arbitrase diterbitkan, atau mana
yang terlebih dahulu terjadi.
Jika para pihak telah setuju untuk melakukan
arbitrase berdasarkan Peraturan ini, dan para pihak
BADAN ARBITRASE DAN
2 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA

sepakat untuk melakukan proses penyelesaian


sengketa melalui arbitrase oleh Badan Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Indonesia (selanjutnya disebut BADAPSKI), para pihak
wajib memberikan wewenang kepada BADAPSKI
untuk mengatur pelaksanaan proses arbitrase.
Kewenangan dan tugas BADAPSKI ditentukan dalam
perjanjian para pihak dan dalam Peraturan ini.

2. DEFINISI
a) BADAPSKI adalah Badan Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Indonesia;
b) Majelis Arbitrase BADAPSKI atau Majelis,
baik dalam huruf besar atau huruf kecil,
adalah Majelis yang dibentuk menurut
Peraturan BADAPSKI dan terdiri dari satu
arbiter tunggal atau tiga arbiter;
c) Putusan baik dalam huruf besar atau huruf
kecil, adalah setiap putusan yang ditetapkan
oleh Majelis arbitrase BADAPSKI;
d) Pimpinan adalah Pimpinan Pengurus
BADAPSKI. Pimpinan BADAPSKI dapat
menunjuk Anggota Pengurus yang lain
untuk melaksanakan tugas-tugas Pimpinan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
ini, termasuk dalam hal tertentu untuk
menunjuk satu atau lebih arbiter, dalam
hal mana rujukan kepada Pimpinan dalam
Peraturan ini berlaku pula terhadap Anggota
Pengurus yang lain yang ditunjuk tersebut;
e) Pemohon adalah pihak yang mengajukan
permohonan arbitrase;
f) Termohon adalah pihak terhadap siapa
permohonan arbitrase ditujukan;
PERATURAN ARBITRASE 3

3. PROSES ARBITRASE

1) Umum
i. Apabila para pihak telah menyetujui secara
tertulis untuk menyelesaikan sengketa
di bidang Konstruksi melalui arbitrase
sesuai dengan Peraturan BADAPSKI,
maka: sengketa tersebut akan diselesaikan
atau diputus melalui arbitrase sesuai
dengan Peraturan BADAPSKI peraturan
perundang-undangan dan kebiasaan
internasional (international best practice);
yang diselenggarakan dan dikelola oleh
BADAPSKI sesuai dengan Peraturan.
ii. Perundangan yang berlaku untuk arbitrase
merupakan Perundangan yang berlaku
pada saat dimulainya arbitrase
iii. Para pihak yang melakukan klaim melalui
arbitrase sesuai dengan Peraturan ini akan
diminta untuk mengajukan permohonan
arbitrase kepada Pimpinan BADAPSKI
bersama dengan salinan Pemberitahuan
Arbitrase yang diberikan kepada Termohon
dan dilengkapi dengan:
iv. Salinan dari kontrak yang menunjukkan
adanya klausula arbitrase yang berlaku
(pactum de compromitendo) yang mengatur
pihak yang berkaitan dengan arbitrase atau
kesepakatan tentang pelaksanaan arbitrase
(akta kompromis).
v. Pemohon harus secara bersamaan
memberikan salinan permohonan arbitrase
dan klaim yang berlaku untuk pihak yang
dituntut dan memberikan konfirmasi kepada
Pimpinan BADAPSKI bahwa pemberitahuan
telah atau sedang disampaikan
BADAN ARBITRASE DAN
4 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA

vi. Tanggal dimulainya arbitrase adalah tanggal


terbentuknya Majelis arbitrase
vii. Setiap pemberitahuan yang perlu ditangani
dengan Peraturan ini, kecuali bila
diinstruksikan lain, harus disampaikan
secara langsung, melalui kurir, faksimili
atau e-mail dan dianggap berlaku pada
tanggal penerimaan.

2) Permohonan
i. Pendaftaran dan penyampaian permohonan
arbitrase oleh pihak yang memulai proses.
ii. Pemilihan dan penunjukan arbiter.
iii. Pembayaran biaya pendaftaran. biaya
administrasi dan biaya-biaya lain.

3) Penunjukan
i. Apabila para pihak telah menyepakati
secara tertulis untuk melaksanakan
penyelesaian sengketa melalui BADAPSKI
dan sepakat untuk mempergunakan
Peraturan BADAPSKI, maka BADAPSKI
akan menunjuk “Majelis Arbitrase” dalam
bentuk arbiter tunggal atau panel arbiter.
ii. Para Pihak berhak secara bebas
menentukan jumlah arbiter.
iii. Jika para pihak tidak dapat menunjuk atau
menentukan arbiter atau para arbiter,
Pimpinan BADAPSKI akan menetapkan:
1. 3 (tiga) arbiter untuk arbitrase
internasional dan nasional.
2. 1 (satu) arbiter tunggal untuk arbitrase
nasional dan/atau untuk kontrak UKM
PERATURAN ARBITRASE 5

3.
"Arbitrase internasional" adalah
arbitrase di mana
a. salah satu pihak yang ada dalam
perjanjian arbitrase, pada saat
penandatanganan perjanjian,
memiliki tempat usaha di Negara
selain INDONESIA.
b. salah satu dari pihak yang
bersengketa dan/atau lokasi
kejadian terletak di Negara selain
INDONESIA.
c. para pihak telah secara tegas
setuju bahwa pokok perjanjian
arbitrase yang berkaitan dengan
lebih dari satu Negara.
iv. Prosedur penunjukan 1 (satu) arbiter
tunggal adalah:
1. Jika para pihak telah sepakat untuk
menunjuk arbiter tunggal, para
pihak bebas untuk menyetujui secara
bersama-sama pada arbiter tunggal.
2. Jika dalam waktu 30 hari setelah
pihak lain menerima pemberitahuan
arbitrase, dan para pihak tidak
mencapai kesepakatan tentang
penunjukan arbiter tunggal, maka
salah satu pihak dapat meminta
arbiter tunggal yang ditunjuk oleh
Pimpinan BADAPSKI.
3. Kecuali para pihak menyetujui lain
v. Prosedur penunjukan 3 (tiga) arbiter adalah:
1. Jika para pihak telah sepakat untuk
menunjuk 3 (tiga) arbiter, masing-
BADAN ARBITRASE DAN
6 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA

masing pihak akan menunjuk seorang


arbiter. Dua arbiter yang ditunjuk akan
memilih arbiter ketiga yang akan
bertindak sebagai ketua arbiter dalam
panel arbitrase.
2. Jika dalam waktu 30 hari setelah
menerima pemberitahuan dari salah
satu pihak atas penunjukan arbiter,
pihak lain tidak memberitahukan
pihak pertama arbiter yang telah
ditunjuk, pihak pertama dapat
meminta Pimpinan BADAPSKI untuk
menunjuk arbiter kedua.
3. Jika dalam waktu 30 hari setelah
penunjukan arbiter kedua, kedua
arbiter tidak setuju pada pemilihan
ketua arbiter, arbiter akan ditunjuk
oleh Pimpinan BADAPSKI.
4. Kecuali para pihak menyetujui lain
vi. Jika, atas permintaan salah satu pihak,
BADAPSKI menunjuk arbiter tunggal, ketua
arbiter, arbiter, pengganti arbiter. Pimpinan
BADAPSKI akan menunjuk arbiter sesuai
dengan Peraturan dan Pimpinan dapat
melakukan semua kewenangan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan dalam
Peraturan.
vii. Jika para pihak telah sepakat bahwa
arbiter akan ditunjuk oleh para pihak, atau
oleh pihak yang berwenang yang disetujui
oleh para pihak, maka kesepakatan
akan dianggap sebagai suatu perjanjian
untuk penunjukan arbiter Sesuai dengan
Peraturan ini dan tunduk pada penunjukan
yang dibuat oleh Pimpinan BADAPSKI.
PERATURAN ARBITRASE 7

viii. Jika Pimpinan BADAPSKI akan menunjuk


satu atau lebih arbiter, Pimpinan BADAPSKI
dapat mencari informasi dari pihak-pihak
yang menurutnya tepat.
ix. Keberatan terhadap Arbiter
1. Penunjukan arbiter dapat ditolak jika
tidak bersedia membuat pernyataan
imparsialitasnya secara tertulis, atau
jika arbiter tidak memiliki persyaratan
kualifikasi yang diperlukan
sebagaimana disepakati kedua belah
pihak.
2.
Salah satu pihak yang telah
dinominasikan sebagai calon arbiter
dapat mengajukan keberatan terhadap
penunjukannya sebagai arbiter, jika
ada alasan yang disadari setelah
pengangkatan.
3. Keberatan terhadap calon arbiter dapat
dinyatakan dengan pemberitahuan
keberatan dalam waktu 15 hari
setelah diterimanya pemberitahuan
penunjukan arbiter atau keberatan
dalam waktu 15 hari
4.
Keberatan harus dikirim secara
bersamaan kepada Majelis arbitrase
dalam bentuk pemberitahuan dengan
menyampaikan juga kepada pihak
lain, arbiter yang mendapat keberatan,
anggota lain dari Majelis arbitrase,
jika ada, dan tembusannya dikirimkan
kepada Pimpinan BADAPSKI.
Pemberitahuan dilakukan secara
tertulis dengan menyebutkan alasan
keberatan. Pimpinan BADAPSKI dapat
BADAN ARBITRASE DAN
8 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA

memerintahkan proses penundaan


proses arbitrase sampai keberatan
ditanggapi dan ditindak lanjuti.
5. Keberatan atas pengajuan arbiter oleh
salah satu pihak, dan yang disetujui
oleh pihak lain. Arbiter yang mendapat
keberatan harus mengundurkan diri..
6. Jika dalam waktu 14 hari sejak
diterimanya pemberitahuan keberatan,
pihak lain yang tidak setuju dengan
keberatan dan arbiter yang mendapat
keberatan tidak mengundurkan diri
secara sukarela, maka keputusan
mengenai keberatan adalah tanggung
jawab Pimpinan BADAPSKI.
7. Arbiter pengganti ditunjuk sesuai
dengan prosedur yang ada untuk
menggantikan arbiter yang
mengundurkan diri.

4) Sidang
i. Atas permintaan salah satu pihak, Majelis
arbitrase dapat mengambil langkah-
langkah sementara
ii. Pada saat akan diadakan persidangan,
Majelis arbitrase akan memberikan para
pihak pemberitahuan terlebih dahulu
mengenai tanggal, waktu dan tempat
persidangan.
iii. Para saksi, termasuk saksi ahli, dapat
didengar sesuai dengan persyaratan dan
diperiksa dengan cara yang telah ditetapkan
oleh Majelis arbitrase.
iv. Persidangan arbitrase akan diadakan
PERATURAN ARBITRASE 9

secara tertutup kecuali para pihak


menyetujui sebaliknya. Majelis arbitrase
berhak menentukan siapa saja yang boleh
menghadiri sidang menyetujui pengunduran
diri saksi manapun atau para saksi,
termasuk saksi ahli.
v. Pihak yang memerlukan putusan sela
sebelum pembentukan Majelis arbitrase
dapat mengajukan putusan tersebut
vi. Penggabungan Gugatan dan Sidang
Bersamaan
1. Para pihak dapat setuju untuk:
a.
Proses arbitrase akan
dikombinasikan dengan proses
arbitrase lain; atau
b. Sidang bersamaan akan diadakan
di bawah ketentuan yang telah
disepakati.
2. Kecuali para pihak setuju untuk
tunduk kepada kewenangan Majelis
arbitrase, Majelis tidak memiliki
wewenang untuk memerintahkan
penggabungan proses arbitrase atau
sidang bersamaan.
vii. Pimpinan BADAPSKI harus, atas permintaan
Majelis arbitrase atau salah satu pihak,
menyediakan, atau mengatur, fasilitas
dan bantuan lainnya untuk pelaksanaan
proses arbitrase yang mungkin diperlukan,
termasuk akomodasi yang sesuai untuk
pertemuan Majelis arbitrase, bantuan
kesekretariatan, layanan transkripsi,
konferensi dan fasilitas penerjemah dengan
BADAN ARBITRASE DAN
10 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA

biaya dibebankan pada para pihak..


viii.
Majelis arbitrase dapat melaksanakan
arbitrase dengan cara yang dianggap tepat,
kecuali para pihak memutuskan lain.

5) Putusan
i. Majelis arbitrase akan memberikan
putusan akhir dalam jangka waktu 30 hari
sejak selesainya persidangan.. Perhitungan
waktu dimulai dari tanggal penyerahan
akhir secara lisan maupun tertulis. Majelis
arbitrase harus memberitahu Pimpinan
BADAPSKI mengenai tanggal tersebut.
ii. Batas waktu dapat diperpanjang jika Majelis
arbitrase mempertimbangkan perlunya
perpanjangan waktu tersebut setelah
berkonsultasi dengan Pimpinan BADAPSKI.
iii. Pimpinan BADAPSKI selanjutnya dapat
memperpanjang batas waktu tanpa
persetujuan pihak-pihak meskipun batas
waktu telah berakhir.
iv. Majelis arbitrase harus menyerahkan
salinan lengkap putusan yang memadai
kepada Pimpinan BADAPSKI. Putusan ini
hanya akan diberikan kepada pihak setelah
pelunasan biaya arbitrase.
v. BADAPSKI akan memberitahukan para
pihak mengenai putusan Majelis arbitrase.
Putusan tersebut dianggap telah diterima
oleh pihak setelah diterima langsung oleh
perwakilan resmi atau setelah dikirim
melalui pos tercatat kepada para pihak.
vi. Ketika para pihak mencapai penyelesaian
setelah dimulainya arbitrase, Majelis
PERATURAN ARBITRASE 11

arbitrase harus, jika diminta oleh para


pihak, mencatat penyelesaian dalam bentuk
putusan yang dibuat oleh persetujuan para
pihak. Apabila para pihak tidak memerlukan
persetujuan dari putusan tersebut, para
pihak harus memberitahu Pimpinan
BADAPSKI bahwa penyelesaian telah
tercapai. Arbitrase hanya akan dianggap
selesai dan Majelis arbitrase harus
dibubarkan setelah biaya arbitrase dilunasi.
vii. "Putusan" seperti yang disebutkan di sini
termasuk putusan sebagian, atau putusan
akhir.

6) Eksekusi Putusan
i. Dengan menyetujui arbitrase di bawah
Peraturan ini, para pihak segera
menjalankan putusan dan tanpa penundaan,
serta mereka memberikan pernyataan
yang tidak dapat ditarik kembali untuk
melepaskan hak-hak mereka pada setiap
upaya banding, tinjauan, atau upaya lain ke
pengadilan atau otoritas peradilan lainnya
secara sah dan para pihak selanjutnya
setuju bahwa putusan adalah tetap final dan
mengikat para pihak sejak tanggal putusan.
ii. Putusan arbitrase tersebut harus
didaftarkan ke Pengadilan yang memiliki
yuridiksi.
iii. BADAPSKI akan membantu pendaftaran
Putusan ke Pengadilan untuk eksekusi.

4. MAJELIS ARBITRASE
Arbiter dapat dipilih dari daftar arbiter BADAPSKI
adalah mereka yang memenuhi syarat, baik ahli
BADAN ARBITRASE DAN
12 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA

hukum maupun praktisi bidang konstruksi. Daftar


BADAPSKI ini dapat berubah dari waktu ke waktu
dan akan diperbaharui dan dilengkapi secara
berkelanjutan.

Dalam hal akan dipergunakan arbiter dari luar


BADAPSKI maka disyaratkan:
a. Cakap melakukan tindakan hukum
b. Sekurangnya berusia 40 tahun
c. Tidak memiliki hubungan keluarga sedarah
semenda
d. Tidak ada benturan kepentingan
e. Bagi praktisi, berpengalaman dan
memahami bidang konstruksi.
f. Imparsial, dengan membuat pernyataan di
atas meterai.

5. BIAYA
i. Biaya meliputi biaya yang wajar yang
dikeluarkan oleh BADAPSKI sehubungan
dengan arbitrase, biaya pendaftaran
dibayarkan pada saat pendaftaran, biaya
administrasi bagi pihak yang pembiayaannya
dibiayai dengan APBN dan/atau APBD
dapat ditangguhkan dengan surat jaminan
pembayaran (payment guarantee letter)
untuk kemudian pembayaran dilakukan
pada saat setelah keluarnya Putusan,
biaya fasilitas BADAPSKI yang disediakan
oleh BADAPSKI dibayarkan pada saat
penggunaan fasilitas.
ii. Tanpa mengesampingkan Peraturan di
atas, para pihak dan Majelis arbitrase
PERATURAN ARBITRASE 13

memiliki kebebasan untuk menyetujui


remunerasi dan biaya pengadilan arbitrase
dalam waktu 30 hari setelah penunjukan
Majelis arbitrase dan Majelis arbitrase
harus menginformasikan kepada Pimpinan
BADAPSKI.
iii. biaya administrasi akan ditentukan oleh
Pimpinan BADAPSKI.
iv. Imbalan Majelis arbitrase dan biaya
administrasi arbitrase ditentukan
berdasarkan jumlah yang dipersengketakan.
Untuk tujuan perhitungan jumlah dalam
sengketa, nilai setiap tuntutan dan
tuntutan balik akan ditambahkan ke jumlah
penuntutan.
v. Ketika klaim atau balasan tidak menyatakan
nilai uang, maka nilai yang sesuai untuk
klaim atau balasan harus ditetapkan oleh
Pimpinan BADAPSKI setelah berkonsultasi
dengan Majelis arbitrase dan para pihak
untuk tujuan perhitungan remunerasi
arbiter dan biaya administrasi.
vi. Majelis arbitrase dapat menentukan bagian
biaya yang harus ditanggung oleh para
pihak.
vii. Setelah dimulainya arbitrase. Pimpinan
BADAPSKI akan menentukan Deposit dalam
jumlah uang muka sementara bertujuan
untuk menutupi biaya arbitrase. Semua
penyetoran uang muka sementara akan
dibayar oleh para pihak dalam bagian yang
sama dan akan dianggap sebagai bagian
pembayaran oleh para pihak atas biaya
Deposit yang ditetapkan oleh Pimpinan
BADAN ARBITRASE DAN
14 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA

BADAPSKI
viii. Apabila salah satu pihak yang bersengketa
adalah Institusi pemerintah yang
menggunakan dana APBN dan/atau APBD,
maka wajib membuat surat jaminan
pembayaran (payment guarantee letter), yang
berisi kesediaan untuk membayar biaya
penyelesaian sengketa kepada BADAPSKI
setelah terbitnya putusan Majelis arbitrase.
ix. Deposit sementara itu dapat dibayar dalam
waktu 21 hari atas permintaan BADAPSKI.
Jika salah satu pihak gagal untuk membayar
deposit, Pimpinan BADAPSKI akan
menginformasikan para pihak jika salah
satu pihak tidak bersedia menempatkan
Deposit, dan menawarkan kesediaan pihak
yang lain untuk membayar. Majelis arbitrase
tidak akan melanjutkan proses arbitrase
hingga Deposit dibayar penuh.
x. Pimpinan BADAPSKI akan mempersiapkan
estimasi imbalan dan pengeluaran Majelis
arbitrase dan biaya administrasi yang
ditanggung oleh para pihak dengan jumlah
yang sama. Dalam waktu 21 hari dari
pemberitahuan tertulis oleh Pimpinan
BADAPSKI mengenai estimasi tersebut,
masing-masing pihak harus menyetorkan
bagian dari estimasinya ke BADAPSKI.
xi. Selama proses arbitrase, Pimpinan
BADAPSKI dapat kembali meminta Deposit
berikutnya dari para pihak yang harus
dibayar oleh pihak dengan jumlah bagian
yang sama dalam waktu 21 hari dari
permintaan tersebut.
PERATURAN ARBITRASE 15

xii. Jika terdapat tuntutan balik yang diajukan


oleh termohon, Pimpinan BADAPSKI dapat
menetapkan Deposit terpisah atas biaya
untuk tuntutan dan tuntutan balik. Jika
Pimpinan BADAPSKI telah menetapkan
Deposit awal terpisah atas biaya, masing-
masing pihak harus membayar Deposit
awal terkait dengan klaimnya.
xiii.
Jika Deposit yang diperlukan tidak
dibayar penuh, Pimpinan BADAPSKI
harus memberitahukan para pihak agar
salah satu pihak atau pihak lain dapat
melakukan pembayaran yang diperlukan.
Jika pembayaran tidak dilakukan, majelis
arbitrase, setelah berkonsultasi dengan
Pimpinan BADAPSKI, dapat memerintahkan
penangguhan atau penghentian proses
arbitrase.
xiv. Pimpinan BADAPSKI memiliki keleluasaan
untuk menentukan bagian DEPOSIT yang
harus dibayar oleh para pihak.

Setelah putusan dibuat, Pimpinan BADAPSKI


akan memberikan penghitungan kepada pihak-pihak
atas Deposit dan mengembalikan sisa Deposit yang
tidak digunakan kepada para pihak berdasarkan
kontribusi dari para pihak.


Jl. Kemang Raya no. 17A
Jakarta 12730, Indonesia
T: (62 21) 968 489 93
E: info@badapski.org
W: www.badapski.org

Anda mungkin juga menyukai