Anda di halaman 1dari 9

Memaknai Program Corporate Social Responsibility:

Suatu Kajian Proses Transformasi Sosial


Berbasis Kearifan Lokal

Rismawati

STIE Muhammadiyah Palopo, Jl Jenderal Sudirman KM-3 Binturu, Palopo


Surel: rismastiem@gmail.com

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6020

Abstrak: Memaknai Program Corporate Social Responsibility: Suatu


Kajian Proses Transformasi Sosial Berbasis Kearifan Lokal. Peneli-
tian ini bertujuan menjabarkan bagaimana nilai perusahaan PT Vale
Indonesia yaitu “no bussiness interruption” dan nilai budaya lokal yaitu
budaya siri’ dan maseddisiri’ membentuk konsep pertanggungjawaban
sosial. Melalui studi kasus, peneliti ingin mengeksplorasi peran kedua
budaya ini dalam membentuk realitasnya. Hasil penelitian ini menemu-
kan bahwa no bussiness interruption dimaknai sebagai perintah
menjaga lingkungan dan keamanan serta keselamatan kerja karyawan
agar akti-vitas produksi tidak terhalang. Di sisi lain, nilai-nilai budaya
Luwu telah mengajarkan satu ikatan yang sangat kokoh berdasarkan
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
rasa malu (siri’).
JAMAL
Volume 6
Nomor 2 Abstract: Understanding Corporate Social Responsibility Program: a
Halaman 175-340 Social Transformation Process Analysis Based on Local Wisdom. This
Malang, Agustus 2015
ISSN 2086-7603 research aims to explain how corporate value of PT. Vale Indone-sia which is
e-ISSN 2089-5879 “no business interruption” and local value which is siri’ and maseddisiri’ form
the social responsibility concept. Through case study, researcher aims to
Tanggal Masuk:
explore the role of both of these cultures in reality forma-tion. The result
30 Maret 2015
Tanggal Revisi:
indicates that “no business interruption” is understood as order to maintain
2 Juli 2015 environment and the safety of workers, so that produc-tion activity will not be
Tanggal Diterima: hurdled. On the other hand, Luwu cultural values have taught one strong
8 Juli 2015 bond based on the value of siri’ (shamefulness).

Kata kunci: CSR, No Bussiness Interruption, siri’, maseddisiri’

Tanggung jawab sosial merupakan suatu sial yang biasa dilakukan bersama berubah
keharusan bagi sebuah perusahaan karena dan berganti menjadi aktivitas individualis-
dampak dari kehadirannya di teng- ah-tengah tik, mengejar target, dan karier sesuai tun-
masyarakat dapat mengubah setting tutan pekerjaan yang baru. Beberapa
lingkungan masyarakat dari segala aspek alasan ini menuntut ada keseimbangan
kehidupan. Tanggung jawab sosial pe- yang harus diberikan oleh perusahaan
rusahaan idealnya adalah bentuk penyeim- kepada komuni-tas yang “terusak”
bang yang dilakukan oleh perusahaan terha- keadaannya. Demikian halnya yang terjadi
dap komunitas yang ada di sekitarnya dan pada masyarakat Luwu dimana perusahaan
budaya pada komunitas tersebut (Pertiwi dan Internasional berada di wilayahnya.
Ludigdo 2013, Narsa dan Irwanto 2014). Hal Satu komunitas memiliki ciri tersendiri
ini disebabkan karena keberadaan pe- yang menjadi simbol atau pembeda dengan
rusahaan pada satu komunitas akan mem- komunitas lainnya. Demikian halnya PT Vale
bawa berbagai dampak (multiplier effect), yaitu Indonesia Tbk yang biasa disingkat PT VI
dampak sosial, budaya, dan ekono-mi. memiliki ciri tersendiri dengan no bussiness
Akhirnya- pola hidup masyarakat turut interruption-nya. Satu kalimat singkat yang
berubah seiring ritme yang ditawarkan oleh menjadi core yang setiap saat didengungkan
perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas so- oleh CEO, ditafsirkan secara berbeda (multi

245
246 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 245-253

tafsir) oleh berbagai departemen yang ada di hubung-an kemanusiaan yang didasari atas
dalam perusahaan. Kalimat ini menegaskan ketulusan dan penerimaan sepenuh hati.
ketidakinginan perusahaan atau CEO terha- Ikatan hubungan maseddisiri’ atau “kema-
dap apapun yang dapat mengganggu aktivi- nunggalan rasa” tanpa syarat dan senan-
tas produksi. Akhirnya kalimat ini menjadi tiasa harus dibuktikan baik dalam ucapan,
budaya yang tersemat dan berterima bagi tingkah laku setiap individu kepada
siapa saja yang terikat atau mengikatkan diri individu lainnya ataupun individu kepada
pada perusahaan. Kondisi ini pernah kelompok ataupun sebaliknya.
diungkapkan oleh Robbins, (2003.82) bah- Ikatan hubungan ini dibuktikan de-
wasanya nilai secara mendasar dinyatakan ngan “menyamakan” keadaan orang lain (yang
sebagai suatu modus perilaku yang mem- susah atau lemah) pada tingkat rasa (bahagia
pengaruhi aktivitas kehidupan setiap indivi- atau kuat). Maseddisiri merupa- kan induk
du dan merupakan ciri khas kelompok indi- dari budaya Luwu yang memi-liki turunan
vidu tersebut. Pada Gambar 1 Dayaksini dan seperti sipakalebbi, sipakatau, sipakaraja
Yuniardi (2004:50) menggambarkan penga- yang artinya adalah sikap saling
ruh nilai-nilai budaya berpengaruh terhadap menghormati, menghargai dan memuliakan
nilai pribadi dan kebutuhan yang keduanya sesama manusia. Selain itu turunan lainnya
akan mempengaruhi sikap dan keyakinan adalah sipakatuo (saling menghidupi), sipa-
seseorang serta pada akhirnya akan mela- kainge’ (saling mengingatkan), sipakaruwi’
hirkan tingkah laku. (saling mengangkat). Berdasarkan uraian
Gambar 1 memperlihatkan fungsi nilai kearifan nilai-nilai budaya lokal dan nilai
dalam kehidupan manusia. Pertama, nilai perusahaan PT Vale Indonesia, maka peneli-
berfungsi sebagai standar, yaitu standar tian ini bertujuan menjabarkan bagaimana
tingkah laku dari berbagai cara pengambi- nilai perusahaan PT Vale Indonesia yaitu “no
lan keputusan rasional yang dapat diterima bussiness interruption” dan nilai budaya lo-kal
secara pribadi maupun kolektif. Kedua, ni- yaitu budaya siri’ dan maseddisiri’ mem-
lai berfungsi sebagai rencana umun dalam bentuk konsep pertanggungjawaban sosial.
menyelesaikan konflik dan pengambilan
keputusan. Ketiga, nilai berfungsi sebagai METODE
motivasi dimana nilai memiliki komponen Untuk mendalami makna tanggung-
motivasional yang kuat. Keempat, nilai ber- jawab sosial dalam versi perusahaan mau-
fungsi sebagai pengarah perilaku serta tu- pun tuntutan tanggungjawab menurut bu-
juan akhir yang ingin dicapai. daya maseddisiri’, peneliti memilih meng-
Demikian halnya nilai budaya (local gunakan pendekatan studi kasus untuk me-
wishdom) seperti budaya siri’ ataupun mased- rekam budaya oraganisasi. Fokus dari studi
disiri’ adalah satu nilai yang dijunjung tinggi kasus lebih pada spesifikasi kasus dalam
oleh wija to Luwu (keturunan Luwu). Budaya suatu kejadian baik yang mencakup indivi-du
siri’ (malu) dapat dilihat dari ber-bagai kon- maupun kelompok (Yin 1989). Kusmarni
teks, misalnya siri’ apabila tetangga keparan (2012) juga memberikan pencerahan melalui
sedangkan dirumah kita makanan berlebih, tulisannya tentang studi kasus ini. Dalam
yang menggambarkan bahwa orang Luwu penjabarannya Kusmarni (2012) menjelas-kan
memiliki rasa empati yang sangat dalam pada bahwasanya studi kasus adalah upaya untuk
orang yang berada disekitarnya. Bu-daya mengeksplorasi data yang bersum-ber dari
maseddisiri’ merupakan satu ikatan “sebuah sistem yang terikat” atau

Gambar 1. Pengaruh Nilai Terhadap Tingkah Laku


Sumber : Dayaksini & Yunardi (2004; 50)
Rismawati, Memaknai Program Corporate Social Responsibility: Suatu... 247

“suatu kasus/beragam kasus” dan lihan lahan purna tambang yang dilakukan
diperoleh sepanjang waktu penelitian yang oleh perusahaan. Selain untuk memenuhi
diperoleh melalui berberapa informan yang tuntutan perundang-undangan agar tidak
“kaya” in-formasi mengenai suatu konteks. terjadi “interruption” dari pemerintah maka
Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan perusahaan melakukan beberapa tahap mu-
tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari lai dari rehabilitasi lahan purna tambang,
satu program, peristiwa, aktivitas atau suatu revegasi hingga pemeliharaan. Keseriusan PT
individu. Dengan kata lain, studi ka-sus VI dalam penanganan lahan purna tam-bang
merupakan penelitian dimana peneliti diungkapkan oleh Decky Tetradiono
menggali fenomena tertentu dalam satu (Superintendent EHS) mengatakan bahwa:
kurun waktu dan kegiatan (program, even,
“sebenarnya penanganan lahan
proses, institusi, perusahaan atau kelompok
purna tambang telah kami laku-
sosial). Dalam studi kasus informasi dikum-
kan dengan sangat maksimal. Ibu
pulkan secara terinci dan mendalam dengan
bisa lihat penghargaan ini (sambil
menggunakan berbagai prosedur pengum-
menunjukkan sebuah foto Presdir
pulan data selama periode tertentu.
PT VI menerima piagam penghar-
Penelitian ini menggunakan nilai-nilai
gaan yang diberikan oleh Presiden
budaya Luwu untuk mengeksplorasi prog-
RI) diberikan kepada negara ke-
ram-program Corporate Social Responsibility
pada kami atas keberhasilan kami
PT. Vale Indonesia maupun aktivitas serta
dalam penanganan lahan purna
pandangan perusahaan terhadap lingkung-
tambang. Tetapi kami akui bahwa
an sosialnya. Program CSR perusahaan di-
kami tidak mampu memulihkan
katakan berhasil ketika terjadi transformasi
kondisi alam sesempurna ketika
sosial dalam lingkungan masyarakat. Hal
alam ini di ciptakan. Inilah resiko
ini bisa tercapai dengan mudah apabila
dari aktivitas tambang yang akan
peru-sahaan berterima dilingkungan di derita oleh lingkungan pur-na
dimana dia beroperasi (lihat Belkaoui 1981, tambang. Seoptimal apapun upaya
Tuanakota 1986, Carroll 1993 , kami, tetap akan mening-galkan
Suwaldiman, 2000 dan Azhar dan Azizul, bekas yang sangat lama, dan
2003). Untuk lebih jelas-nya model butuh ratusan tahun untuk
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. mengembalikan alam ini seperti
sediakala, atau bahkan mungkin
HASIL DAN PEMBAHASAN
tak akan pernah bisa kembali se-
Mengenali tafsir no bussiness inter-
bagaimana awalnya.”
ruption: dari departemen EHS dan EXREL.
No bussiness interruption dalam tafsir de- Penjelasan ini menggugah kekhawatir-
partemen Environmental Healt and Safety an saya tentang wilayah kami. Selama ini
(EHS) adalah bentuk tanggungjawab sosial yang diyakini oleh wija to Luwu (turunan
perusahaan terhadap lingkungan alam yang Luwu) adalah alam Sawerigading Bumi
“terusak” karena aktivitas tambang, pemu- Bathara Guru sebagai wanua mappatuo na

Gambar 2. Model penelitian


248 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 245-253

ewai alena yang berarti bahwa satu wilayah rotan dan damar yang melimpah sepanjang
yang bisa menghidupi dirinya sendiri (kare- hamparan areal kontrak karya perusahaan.
na kesuburan dan kekayaan yang dimi- Dengan mimik wajah yang sedikit lesu,
liki). Sementara lahan purna tambang yang Decky melanjutkan:
nantinya seluas 124.000 ha (menurut kon-
“Kami tidak bermain-main de-
trak karya PT VI dengan Indonesia) adalah
ngan alam, kami hidup dari alam
wilayah yang tidak dapat dimanfaatkan dan
dan kami sadari bahwa alam-lah
tidak bisa menghidupi masyarakat yang be-
yang telah memberikan kami
rada disekitarnya.
keuntungan yang melimpah. Ang-
Bisa dibayangkan jika suatu saat PT VI
tidak lagi beroperasi diwilayah ini, maka yang gap saja hal yang paling sering di
tersisa adalah lahan purna tambang yang komentari oleh LSM lokal bahwa
hanya dapat di tumbuhi rumput dan jenis kami telah merusak hutan dan
tumbuhan yang tidak memiliki nilai membuang limbah ke danau. Ini
ekonomis. Hilanglah justifikasi Saweriga- ding adalah konsekuensi dari aktivi-tas
(tokoh mitologi Luwu) tentang daerah luwu produksi perusahaan dimana
yang tercatat dalam Sureg Galigo (kitab yang mewajibkan utuk membersihkan
mencatat kisah perjalanan Saweriga- ding dahulu lahan yang akan di tam-
atau sejenis kisah Mahabarata dari In-dia). bang setelah terlebih dahulu me-
Sawerigading mengatakan bahwa: tana Luwu lalui proses pengeboran untuk
tana Rigella, mai riluwu, lipu riongko Luwu pengambilan sampel kandungan
makebbettuangi punai usoro,ri pansen-re ri tanah yang akan di tambang.
ade’e yang artinya bahwa tanah Luwu ini Logikanya begini, jika debit air di ke-
adalah tanah yang dihamparkan bagai tiga danau (Matano, Mahalona dan Towuti)
permadani yang indah dan ditaburi dengan
berkurang maka suplai listrik juga akan
begitu banyak perhiasan yang membuat ta-
menurun, jika suplai listrik menurun maka
nah ini semakin indah. Tanah ini mampu
akan mengganggu proses produksi jika pro-
menghidupi masyarakatnya dengan catatan
ses produksi menurun tentu mbak tau ya...
bahwa seluruh yang hidup di dalamnya ma-
pasti akan berpengaruh pada pencapaian
sih menyandarkan seluruh urusan kepada
laba perusahaan khan? (sambil tersenyum
adat yang berlaku.
galau pak Decky mengusap wajahnya).”
Akar budaya Luwu adalah siri’ (malu).
Penjelasan panjang dari seorang super-
Siri’ untuk melakukan hal-hal yang melam-
intendent ini dapat disimpulkan bahwa apa-
paui batas, siri’ ketika tidak mampu ber-sikap
pun yang dilakukan oleh perusahaan beru-
adil baik kepada sesama manusia maupun
jung pada pencapaian laba. Aktivitas peru-
alam. Siri’ apabila dibawa dalam konteks
sahaan tersebut bukan atas dasar kemanu-
jamak adalah maseddisiri’ yang be-rarti
siaan ataupun satu ikatan yang lebih, yakni
pengakuan adanya satu ikatan kepada orang
ikatan masseddisiri’, namun hanya sekedar
lain maupun kelompok yang status-nya sama
ikatan berdasar profit (materi). Pengertian ini
dengan diri sendiri. Mengeksploi-tasi alam
sama dengan apa yang disampaikan oleh Zo-
sedemikian rupa, untuk semaksi-mal
har dan Marshall (2005) bahwa perusahaan
mungkin dipersembahkan bagi pemilik
perusahaan sebagai gain atas investasi modal kapitalis akan melakukan apapun untuk
adalah satu kezaliman yang legal. Upaya mendapatkan profit yang sebesar-besarnya.
untuk memaksimalkan “persemba-han” Penjelasan kedua ini, mengisyaratkan
diperlancar dengan nilai no bussiness bahwasanya “ruh kapitalis” sangat kuat me-
interruption yang memiliki aura ke”rakusan”, warnai pemahamannya tentang no bussiness
kesombong-an, individualistik dan ketidak- interruption. Hingga saat ini PT VI adalah
pedulian. Tidak terbersit sedikitpun pada perusahaan yang meproduksi nikkel dalam
kalimat itu suatu kesan kebersamaan, ke- matte dengan biaya termurah di dunia. Pen-
manunggalan rasa (maseddisiri’) dengan ko- capaian predikat ini karena didukung oleh
munitas dimana perusahaan ini berada. alam yang ada di wilayah kontrak karya.
Pengakuan Superintendent EHS ini bi-sa Disekitar perusahaan terdapat tiga danau
saja satu ungkapan dilema dari anak ma- yang bersusun/bersambung dan airnya
nusia yang memahami bahwa areal purna mengalir melalui satu saluran sungai hingga
tambang tidak akan bisa kembali seperti se- kelaut. Inilah yang dimanfaatkan oleh peru-
diakala. Areal yang sedianya ditumbuhi oleh sahaan untuk membangun Pembangkit Lis-
berbagai kayu terbaik seperti Eboni, Kalapi, trik Tenaga Air, hingga saat ini PT VI telah
Rismawati, Memaknai Program Corporate Social Responsibility: Suatu... 249

memiliki empat PLTA untuk mendukung pada tataran manajemen peru-


proses produksi. sahaan. Mereka yang mengkaji
Namun sayangnya, tidak semua ma- dengan tingkat elite pemerin-tah
syarakat yang berada diwilayah ini ikut me- kabupaten... apapun yang
nikmati listrik dari empat pembangkit tena-ga dihasilkan, kami hanya seke-dar
listrik yang berada disekitar mereka. Bah-kan sebagai penyambung lidah
masyarakat yang dilintasi arus listrik manajemen. Masyarakat harus
bertegangan tinggi hidup dalam kegelapan. bisa menerima keputusan yang
Disini perusahaan tidak melihat bahwa ma- merupakan kesepakatan bersama
syarakat adalah bagian dari dirinya, konsep dengan pemerintah dan biasanya
individualistik terlihat dengan sangat jelas. kami menyerahkan langsung ke-
Pembuktian tanggungjawab sosial perusa- pada pemerintah untuk
haan diuji, gesekan sosial bisa saja terjadi mengatur rakyatnya...
dan pemicunya adalah tidak singkronnya
Sekali lagi tersirat dalam penjelasan
antara ucapan dan perbutan yang dilaku-kan
ini bahwasanya ada gab pemisah antara
oleh perusahaan. Ikatan maseddisiri’
perusahaan dengan masyarakat. Tidak ada
merupakan perjanjian tanpa kata yang sela-lu
perasaan satu rasa yang dicontohkan oleh
menuntut untuk dibuktikan, baik dalam
perusahaan, yang ada adalah kesan me-
ucapan tingkah dan laku maupun kebi-jakan.
misahkan diri dan tidak ingin bersentuhan
Satu “rasa” yang menginginkan pihak yang
secara langsung dengan komunitas yang
lain ikut merasakan apa yang sedang
dirasakan. Sejak berproduksinya PT VI ta-hun
ada disekitarnya. Hal yang sama bahkan
1977 hingga saat ini perusahaan tidak pernah
lebih arogan lagi diungkapkan oleh salah
rugi bahkan target produksi setiap tahun
seorang accounting analysts external
meningkat.
relation depar-tement yang sangat jaim
Konsekuensi lain dari aktivitas perusa-
bernama Mu’min Heba, dengan wajah yang
haan yang membendung aliran sungai yaitu
sangat tidak ber-sahabat sedikit agak sinis
meningkatnya debit air yang menyebabkan dia mengatakan bahwa;
tenggelamnya kebun-kebun masyarakat. PT VI ini bukan perusahaan so-
Hingga hari ini masalah ini belum dibahas sial yang harus mengurusi ma-
dengan tuntas. Pengakuan tanggungjawab syarakat. PT VI adalah perusa-
sosial perusahaan terhadap peningkatan haan bisnis. yaaa... dimana-
kesejahteraan masyarakat yang berada di- mana perusahaan bisnis pasti
wilayah operasinya dilihat dari berbagai ka- menge-jar keuntungan. Sekecil
sus yang ada sebenarnya hanya lip service. apapun dana yang dikeluarkan
Dengan kearoganannya CEO dapat mengu- oleh peru-sahaan tentu akan
capkan no bussiness interuption, sementara diperhitung-kan. Tentu dengan
dilain sisi masyarakat menanggung kerugian prinsip yang tegas, berapa yang
tidak dapat berkebun karena area perkebu- sudah dikelu-arkan dan berapa
nannya tenggelam karena regulasi perusa- yang akan kami terima.
haan untuk membangun dam-dam sebagai
Penjelasan dari salah seorang yang
sumber energy bagi proses produksi.
memiliki posisi penting pada departemen
Idealnya, perusahaan dapat lebih bijak
External Relation ini menguatkan keyakinan
melihat kenyataan ini sehingga antara uca-
saya bahwasanya apa yang telah dilakukan
pan, sikap, dan laku tetap seiring. Sehingga
oleh perusahaan selama ini hanyalah upaya
perusahaan masih memiliki nilai Siri’ dalam
untuk melancarkan aktivitas produksi dan
setiap tindakannya. Rasa malu karena ak- maksimalisasi laba. Perusahaan telah me-
tivitas maupun kebijakan perusahaan telah ninggalkan tradisi kebersamaan bahkan
merugikan masyarakat, rasa malu karena terkesan berupaya untuk memisahkan diri
belum memberikan solusi atas permasalah- sejauh mungkin dari masyarakat.
an yang ditimbulkan. Tidak hanya sekedar Saya mencoba memahami apa yang
dalam ucapan: sebagaimana yang di jelas-kan dijelaskan oleh Mu’min Heba dengan mene­
oleh Miftahuddin Hadilang seorang ex-ecutive laah apa yang dijelaskan oleh Siregar (2007).
officer exrel yang mengatakan bahwa: Siregar (2007:284) menjelaskan bahwasanya
Untuk masalah yang besar se- konsep corporate social responsibily adalah
perti ini kami serahkan hingga sebagai upaya untuk menegaskan hubung-
250 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 245-253

an perusahaan dengan aktifitas perniagaan telah kami jalankan selama 15 ta-


yang diselenggarakan oleh para perusahaan. hun, dan dana yang dikeluarkan
Corporate Social Responsibility adalah suatu untuk ini tidaklah sedikit. Tetapi
bagian hubungan perniagaan yang melibat- itu adalah konsekuensi dari tang-
kan perusahaan di satu pihak dan masyara- gungjawab perusahaan. Tujuan
kat sebagai lingkungan sosial perusahaan di akhir dari seluruh program CSR PT
pihak yang lain. Melihat CSR dalam kacama- VI, bagaimana perusahaan mampu
ta teori yang didefinisikan sebagai tanggung- mengubah mindset ma-syarakat
jawab moral suatu perusahaan terhadap para atas ketergantungannya terhadap
stakeholdersnya, terutama komunitas atau perusahaan... atau ring-kasnya
masyarakat di sekitar wilayah kerja atau terjadi transformasi sosial kearah
oprasionalnya. Pemahaman tentang hakikat yang lebih mandiri...(sam-bil
ini yang mungkin belum sepenuh-nya tersenyum dan seolah-olah dia
merasuk dalam pemikiran sang accoun- ting berusaha yakin dengan yang
analyst. Lebih dari itu pemahaman ten-tang diucapkannya...).”
konsep maseddisiri’ telah hilang dari Sang superintendent melanjutkan
pemahaman sang analis dan yang tersisa penjelasannya dengan berguman dan tata-
hanyalah doktrin kearoganan no bussiness
pan kosong, seolah-olah ada beban yang
interuption dan doktrin kapitalis.
sangat berat yang berusaha ditekannya...
Telah terjadi degradasi nilai budaya
“...meskipun demikian transfor-
pada sebagian besar wija to Luwu yang telah
masi sosial yang ideal merupakan
bekerja di PT VI. Ini juga telah dibuktikan
tujuan akhir dari program ini se-
pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
perti masih jauh api dari pang-
Fardani (2012) yang menyimpulkan bahwa
gang. Ada beberapa kondisi di-
telah terjadi pergeseran nilai-nilai budaya
mana keputusan kebijakan bu-
pada sebagian besar masyarakat yang be-rada
kan berada wilayah kerja saya...
di sekitar perusahaan. Beberapa state-ment
terkadang saya melakukan hal-hal
perusahaan, anggap saja yang menjadi visi
yang bertentangan dengan hati
dari departemen external relation adalah
nurani. Coba bayangkan ndi’
“growing with the people in self-reliant com-
(panggilan adik dalam bahasa
munity who are supportive to PT Vale Indo-
Luwu), saya merasa sangat terpu-
nesia operation througt local-based resources
kul ketika mengitari Lioka (nama
mobilization” yang berarti bahwa perusa-haan
dusun di kecamatan Towuti) teru-
akan bertumbuh bersama masyarakat
tama pada malam hari... disana
menuju kemandirian dengan memobilisasi
sangat gelap, yang ada hanya ca-
sumberdaya lokal. Andi Erwin Syarif, super-
haya listrik yang bersumber dari
intendent External relation menjelaskan ten-
mesin diesel (genset) sedangkan
tang tujuh program unggulan dari program
diatas mereka dilintasi aliran lis-
Community development yaitu
trik tegangan tinggi. Sedangkan
“......pendidikan dan pelatihan, kami yang tinggal di Sorowako
kesehatan, pertanian dan agro- bermandikan cahaya, hampir se-
industri, perikanan dan kelau- luruh aktivitas kehidupan kami
tan, pengembangan usaha kecil menggunakan listrik dan itu free.
menengah, olahraga-sosial dan Ini baru contoh kecil... inipun
budaya, sarana dan prasarana. sudah membuat saya merasa malu
Program-program ini kami sam- untuk mengatakan bahwa
paikan kepada masyarakat, un- perusahaan adalah bagian dari
tuk didiskusikan hal-hal yang masyarakat...”
dapat diusulkan dalam satu prog- Berdasarkan penjelasan Andi Erwin,
ram. Kami mendampingi mereka saya bisa merasakan bahwa beliau meng-
sejak pengusulan program dan ungkapkan perasaannya dengan jujur. pera-
membantu mengelompokkan se- saan dari “bagian” dari perusahaan yang
suai dengan kelompok program memahami makna siri’ dan masseddisiri’ yang
yang ada. Setelah itu kami akan sebenarnya. Ada perasaan sedih yang
melakukan mendampingi, mem- tergambar jelas di raut wajahnya. Perlahan
fasilitasi dan membimbing me- saya bertanya tentang no bussiness inter-
reka hingga mandiri. Program ini ruption padanya, dengan sedikit menekan
Rismawati, Memaknai Program Corporate Social Responsibility: Suatu... 251

perasaan- penasaran agar tidak mengubah stabil. Tapi ini sudah berlangsung bertahun-
mood sang superintendent... tahun... sehingga biaya “pemadam keba-
karan” jauh lebih besar. Tapi sayangnya itu
“Menurut saya pemaknaan atas
tidak dijadikan pembelajaran.
kalimat no bussiness interruption
Coba perhatikan, diawal saya sudah
selama ini terkesan berlebih-le-
menjelaskan bahwa tujuan akhir dari Exrel
bihan, benar-benar para pimpi-
adalah mengawal terjadinya transformasi
nan tutup mata dengan kemung-
sosial... mewujudkan masyarakat yang man-
kinan yang terjadi dengan ling-
diri. Dan tidak melihat perusahaan sebagai
kungan yang ada disekitar peru-
satu-satunya tumpuan hidup mereka... na-
sahaan. Anggap saja, untuk men-
mun setelah perhatian mereka mulai berge-
jaga debit air danau agar stabil
ser dari perusahaan ke pertanian dan perke-
maka perusahaan akan melaku-
bunan... perusahaan juga yang membuat
kan kebijakan untuk membuat
mereka kecewa... huuuffff... susah to???
hujan buatan jika dianggap bah-
Padahal untuk mengantisipasi
wa debit danau sudah pada level
interrup-tion in bussiness itu sederhana,
yang rendah dan akan menggagu
menjadikan masyarakat bagian tak terpisah
supplay listrik ke perusahaan
dari kebi-jakan perusahaan, tidak bersikap
dan ujung-ujungnya akan meng-
eksklusif yang menonjolkan perbedaan dan
ganggu proses produksi. Mereka
berinter-aksi dengan hati.”
tidak pernah berpikir, apa yang
Pernyataan yang sama diungkapkan
mereka lakukan akan berdam-
oleh Opu Andi Antong Pangerang (buda-
pak buruk bagi petani merica...
yaaa... iyyyallah...seharusnya hu- yawan Luwu) mengenai penjelasan makna
jan adalah proses alamiah, tetapi siri’ dan masseddisiri...
khusus diwilayah ini tidak pernah “Siri’na to Luwu itu kompleks, siri’
ada musim kemarau... selalu ada bisa bermakna malu (malu jika
hujan bila dibutuhkan... Hebat- tidak berlaku adil, menang-gung
kan?... hehehe... tapi yang ingin rasa malu bila melanggar aturan
saya tonjolkan bukan kehebatan dan norma yang berlaku),
tekhnologi yang digunakan tetapi ketegasan, harga diri dan keber-
akibat dari itu...petani akan ber- samaan. Orang Luwu jika sudah
teriak... merica mereka mati, ga-gal berbicara tentang siri’ berarti se-
panen karena buah layu du-luan. dang membicarakan sesuatu yang
Mereka memang tidak ikut sangat penting. Harga siri’ bagi
merasakan apa yang Exrel alami masyarakat Luwu adalah dirinya
dilapangan... kami yang bertemu atau nyawa. Sedangkan massed-
langsung dengan masyarakat yang disiri’ adalah pengakuan hubung-
melihat kemarahan mereka, yang an laiknya saudara kandung ke-
bisa merasakan kekecewaan pada orang lain setana Luwu.
mereka dan bisa meresakan ge- Ikatan masseddisiri’ merupakan
tirnya satu kegagalan... penerimaan orang lain sama se-
perti diri kita sendiri. Sehingga
Kalau kemudian mereka bersatu dan
apabila terjadi hal-hal yang meng-
demo yang berakibat terganggunya aktivitas
ganggu siri’nya (harga dirinya)
produksi dengan menahan semua karyawan
maka kita akan membelanya
yang akan bekerja (sambil merendahkan
suaranya- Andi Erwin bergumam) secara ma- hingga titik darah penghabisan. Ko
nusiawi saya menilai itu adalah sesuatu yang masseddisiri’ki sipatujui ki siri’
wajar... sssttt... tapi ini off the record yaaa... (ketika kita sudah mengikrarkan
kita satu rasa maka kita akan
setidaknya masyarakat ingin memberikan
bersama-sama menjaga dan me-
pembelajaran, bahwa gagal itu pahit... coba
lindungi harga diri kita).
lihat kalau sudah terjadi yang seperti ini-
kan.. lagi-lagi exrel yang kewalahan... deal- Syarat dari ikatan masseddisiri’ ini
deal yang terjadi dijalanan menjadi sasaran adalah malempu (jujur), magetteng (tegas)
empuk mereka yang memanfaatkan kesem- sipakalebbi (saling menghargai), sipakatau
patan dibalik kesempitan... perusahaan tak (saling melindungi), sipakaraja (saling meng-
segan-segan untuk menggelontorkan dana hormati), sipakainge’ (saling mengingatkan).
besar untuk memulihkan kondisi menjadi Pengakuan ikatan masseddisiri’ bagi orang
252 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 245-253

Luwu tidak pernah dilafaskan dengan lisan, gab antara entitas dengan lingkungan so-
tetapi selalu menuntut bukti lewat tingkah sialnya. Hal ini berakibat pada ketidakmam-
laku, sikap atau bukti nyata. Hubungan ini puan perusahaan menangani “interruption in
dibangun diatas kesucian dan ketulusan bussiness” dengan cara yang lebih holistik
niat untuk saling menjaga, melindungi dan dan humanis. Doktrin dan gab ini juga telah
menyayangi, jauh dari hitungan materi.” “merusak” jati diri wija to Luwu yang men-jadi
Terdapat sinkronisasi penjelasan dari bagian dari perusahaan (terutama pada sifat
budayawan Luwu dengan sang superinten- arogan dan individualistik).
dent, dimana perusahaan dalam segala akti- Penanganan lingkungan yang dilaku-
vitasnya belum menjadikan masyarakat dan kan oleh perusahaan tidak didasari atas
lingkungannya sebagai bagian dari dirinya rasa tanggungjawab yang tinggi dan demi
sendiri. Prinsip-prinsip materialistik sangat keberlangsungan hidup masyarakat yang
kuat melingkupi seluruh aktivitas perusa- berada di wilayah tambang. Motivasi utama
haan, sehingga optimalisasi gain menjadi penanganan lingkungan yang telah dilaku-
satu-satunya ukuran keberhasilan yang sa- kan tetap berorientasi pada no bussiness
ngat prestisius, hingga apapun akan dilaku- interuption untuk mencapai target produksi
kan untuk sampai pada titik itu. Meskipun dan laba. Seoptimal apapun penanganan
demikian, dalam “rahim” perusahaan yang la-han purna tambang tidak mampu
sama, ternyata bisa melahirkan orang-orang mengem-balikan kondisi alam seperti
yang memiliki pandangan dan sikap yang sediakala, dibutuhkan waktu ratusan
berbeda terhadap nilai no bussiness interup- tahun bahkan mungkin selamanya untuk
tion. Beberapa orang dalam perusahaan ini mengembalikan wilayah purna tambang
melihat no bussiness interuption adalah satu seperti kondisinya awalnya.
kondisi dimana perusahaan merupakan sa-tu Secara konseptual departemen Exrel
komunitas yang berdiri sendiri serta steril dari bertugas untuk mengawal terwujudnya
kepentingan lain selain kepentingan un-tuk transformasi sosial di lingkungan masyara-kat
berproduksi seoptimal mungkin. yang berada di wilayah tambang. Ama-nah ini
Namun demikian selalu ada kelom-pok dideskripsikan dalam tujuh program
orang yang memiliki pemikiran berbeda dalam community development. Pada tataran imple-
memaknai no bussiness interrution. Kelompok mentasi program, Exrel belum berhasil dan
ini berpendapat bahwa no bus-siness sering menghadapi kondisi “dilematis” kare-na
interrution semestinya merupakan upaya kebijakan pimpinan perusahaan yang ti-dak
optimal dari perusahaan untuk meli-batkan memikirkan imbas dari keputusannya. Upaya
dan menjadikan masyarakat adalah bagian membangun trust masyarakat pada etikat
dari perusahaan. Dengan melibatkan baik perusahaan melalui departemen Exrel
masyarakat menjadi bagian dari perusahaan sering mengalami kegagalan, sehingga
maka konsep maseddisiri’ merupakan kon- memicu terjadinya interruption- interruption in
sep bersama dan tanggung jawab bersama. bussiness sampai saat ini.
Sehingga apapun yang menjadi target peru- Ada perbedaan penafsiran dan pe-
sahaan dalam produksi juga menjadi satu ngambilan sikap dari setiap individu dalam
dambaan masyarakat yang ada disekitarnya. menginterpretasikan makna no bussiness in-
Apabila ada kenyataannya perusahaan tidak terruption. Sebagian besar menganggap bah-
mampu memenuhi target maka ini akan wa no bussiness inerruption hanya sebatas
menjadi beban siri’ masyarakat juga. Inilah pencapaian target produksi dan optimalisasi
pemahaman atas ikatan maseddisiri’ yang gain pada pada pemilik modal. Namun seba-
menginginkan seluruh aktifitas dilakukan gian kecil menganggap bahwa no bussiness
didasari oleh kemanunggalan rasa atau pe- interruption sebaiknya adalah upaya optimal
rasaan solidaritas. Mengedepankan unsur dalam melibatkan masyarakat akan dilaku-
sipakalebbi (saling menghargai), sipakatau kan oleh perusahaan untuk mencegah ter-
(saling menghormati) dan sipakainge’ (saling jadinya interruption, atau dengan kata lain
mengingatkan). menjadikan masyakat menjadi bagian yang
tak terpisahkan. Membangun ikatan mased-
SIMPULAN disiri’ sehingga terjadi komunikasi dua arah
Corporate value yang dianut oleh PT VI dengan dasar hubungan sipakatau, sipa-
(no bussiness interuption) telah menciptakan kainge, sipakalebbi dan sipakaraja.
Rismawati, Memaknai Program Corporate Social Responsibility: Suatu... 253

DAFTAR RUJUKAN publikasikan. Universitas Hasanuddin.


Abubakar, M. Dahlan, Asdar Muis RMS, Makassar.
dan Joko Susilo. 2007. Inco Mengalir Faturrochman, A. 2012. Transparansi In-
di Te-ngah Gejolak Pertambangan. Per- dustri pertambangan, makalah Presen-
cetakan Jalasutra. Yogyakarta. tasi PT Vale Indonesia Edisi November.
Azwar, S. 2011. Sikap Manusia – Teori dan Freeman, R.E. 1997 . A Stakeholder Theory Of
Pengukurannya. Putaka Pelajar. The Modern Corporation, in T. Beau-
Yogya-karta. champ and N. Bowie (eds), Ethical The-
Budimanta, A.P. dan B. Rudito. 2004. Corpo- ory and Business (Prentice Hall), 66-78
rate Social responsibility: Jawaban bagi Freeman, R. E. 1984. Strategic Mnagement :
Model pembangunan Indonesia masa A Stakeholder Approach, Journal of Phi-
kini. Penerbit ISCD. Jakarta losophy Boston. Fitment. USA
Dayaksini, T dan S. Yuniardi. 2004 Jhon W Creswell. 1998. Qualitative Inquiry
psikologi lintas budaya. cetakan And Research Design: Choosing Among
Kedua, UMM Press Malang. Five Traditions. SAGE Publication.
Donaldson, T and T. Dunfee. 1994. “Toward Lon-don.
A Unifield Conception of Business Eth- Kusmarni, Y. 2012. Studi Kasus. UGM Jur-
ics: Integrative Social Contracts Theo- nal Edu. UGM Press
ry”. Academy of Management Review, Narsa, I. N dan A. Irwanto. 2014.
Vol. 19, No. 2,hlm 252-284. "Implemen-tasi Tanggungjawab Sosial
Donaldson, T and L.E. Preston. 1995. “The PT. Petro-kimia Gresik pada
Stakeholder Theory of The Corporation: Masyarakat Lokal: Apa Kata mereka?"
Concepts, Evidence, and Implications.” Jurnal Akuntansi multiparadigma,
Academy of Management Review, Vol. Vol. 5, No. 3, hlm 450-465.
20, No. 1, hlm 65-91. pertiwi, I.D.A.E dan U. ludigdo,2013. "Imple-
Fardani, A. 2012. Dampak Sosial Ke- mentasi Corporate Social Reponsibility
beradaan PT. Vale Indonesia Tbk Ter- Berlandasksn Budaya Tri Hita karana".
hadap Kehidupan Masyarakat (Studi jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol.
Kasus Sorowako Kecamatan Nuha Ka- 4, No. 3, hlm 430-455.
bupaten Luwu Timur ). Tesis tidak di- Yin, K.R. 1989. Case Study Research Design
And Methods. COSMOS. Washington.

Anda mungkin juga menyukai