Jurnal Sembilan
Jurnal Sembilan
Rismawati
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6020
Tanggung jawab sosial merupakan suatu sial yang biasa dilakukan bersama berubah
keharusan bagi sebuah perusahaan karena dan berganti menjadi aktivitas individualis-
dampak dari kehadirannya di teng- ah-tengah tik, mengejar target, dan karier sesuai tun-
masyarakat dapat mengubah setting tutan pekerjaan yang baru. Beberapa
lingkungan masyarakat dari segala aspek alasan ini menuntut ada keseimbangan
kehidupan. Tanggung jawab sosial pe- yang harus diberikan oleh perusahaan
rusahaan idealnya adalah bentuk penyeim- kepada komuni-tas yang “terusak”
bang yang dilakukan oleh perusahaan terha- keadaannya. Demikian halnya yang terjadi
dap komunitas yang ada di sekitarnya dan pada masyarakat Luwu dimana perusahaan
budaya pada komunitas tersebut (Pertiwi dan Internasional berada di wilayahnya.
Ludigdo 2013, Narsa dan Irwanto 2014). Hal Satu komunitas memiliki ciri tersendiri
ini disebabkan karena keberadaan pe- yang menjadi simbol atau pembeda dengan
rusahaan pada satu komunitas akan mem- komunitas lainnya. Demikian halnya PT Vale
bawa berbagai dampak (multiplier effect), yaitu Indonesia Tbk yang biasa disingkat PT VI
dampak sosial, budaya, dan ekono-mi. memiliki ciri tersendiri dengan no bussiness
Akhirnya- pola hidup masyarakat turut interruption-nya. Satu kalimat singkat yang
berubah seiring ritme yang ditawarkan oleh menjadi core yang setiap saat didengungkan
perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas so- oleh CEO, ditafsirkan secara berbeda (multi
245
246 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 245-253
tafsir) oleh berbagai departemen yang ada di hubung-an kemanusiaan yang didasari atas
dalam perusahaan. Kalimat ini menegaskan ketulusan dan penerimaan sepenuh hati.
ketidakinginan perusahaan atau CEO terha- Ikatan hubungan maseddisiri’ atau “kema-
dap apapun yang dapat mengganggu aktivi- nunggalan rasa” tanpa syarat dan senan-
tas produksi. Akhirnya kalimat ini menjadi tiasa harus dibuktikan baik dalam ucapan,
budaya yang tersemat dan berterima bagi tingkah laku setiap individu kepada
siapa saja yang terikat atau mengikatkan diri individu lainnya ataupun individu kepada
pada perusahaan. Kondisi ini pernah kelompok ataupun sebaliknya.
diungkapkan oleh Robbins, (2003.82) bah- Ikatan hubungan ini dibuktikan de-
wasanya nilai secara mendasar dinyatakan ngan “menyamakan” keadaan orang lain (yang
sebagai suatu modus perilaku yang mem- susah atau lemah) pada tingkat rasa (bahagia
pengaruhi aktivitas kehidupan setiap indivi- atau kuat). Maseddisiri merupa- kan induk
du dan merupakan ciri khas kelompok indi- dari budaya Luwu yang memi-liki turunan
vidu tersebut. Pada Gambar 1 Dayaksini dan seperti sipakalebbi, sipakatau, sipakaraja
Yuniardi (2004:50) menggambarkan penga- yang artinya adalah sikap saling
ruh nilai-nilai budaya berpengaruh terhadap menghormati, menghargai dan memuliakan
nilai pribadi dan kebutuhan yang keduanya sesama manusia. Selain itu turunan lainnya
akan mempengaruhi sikap dan keyakinan adalah sipakatuo (saling menghidupi), sipa-
seseorang serta pada akhirnya akan mela- kainge’ (saling mengingatkan), sipakaruwi’
hirkan tingkah laku. (saling mengangkat). Berdasarkan uraian
Gambar 1 memperlihatkan fungsi nilai kearifan nilai-nilai budaya lokal dan nilai
dalam kehidupan manusia. Pertama, nilai perusahaan PT Vale Indonesia, maka peneli-
berfungsi sebagai standar, yaitu standar tian ini bertujuan menjabarkan bagaimana
tingkah laku dari berbagai cara pengambi- nilai perusahaan PT Vale Indonesia yaitu “no
lan keputusan rasional yang dapat diterima bussiness interruption” dan nilai budaya lo-kal
secara pribadi maupun kolektif. Kedua, ni- yaitu budaya siri’ dan maseddisiri’ mem-
lai berfungsi sebagai rencana umun dalam bentuk konsep pertanggungjawaban sosial.
menyelesaikan konflik dan pengambilan
keputusan. Ketiga, nilai berfungsi sebagai METODE
motivasi dimana nilai memiliki komponen Untuk mendalami makna tanggung-
motivasional yang kuat. Keempat, nilai ber- jawab sosial dalam versi perusahaan mau-
fungsi sebagai pengarah perilaku serta tu- pun tuntutan tanggungjawab menurut bu-
juan akhir yang ingin dicapai. daya maseddisiri’, peneliti memilih meng-
Demikian halnya nilai budaya (local gunakan pendekatan studi kasus untuk me-
wishdom) seperti budaya siri’ ataupun mased- rekam budaya oraganisasi. Fokus dari studi
disiri’ adalah satu nilai yang dijunjung tinggi kasus lebih pada spesifikasi kasus dalam
oleh wija to Luwu (keturunan Luwu). Budaya suatu kejadian baik yang mencakup indivi-du
siri’ (malu) dapat dilihat dari ber-bagai kon- maupun kelompok (Yin 1989). Kusmarni
teks, misalnya siri’ apabila tetangga keparan (2012) juga memberikan pencerahan melalui
sedangkan dirumah kita makanan berlebih, tulisannya tentang studi kasus ini. Dalam
yang menggambarkan bahwa orang Luwu penjabarannya Kusmarni (2012) menjelas-kan
memiliki rasa empati yang sangat dalam pada bahwasanya studi kasus adalah upaya untuk
orang yang berada disekitarnya. Bu-daya mengeksplorasi data yang bersum-ber dari
maseddisiri’ merupakan satu ikatan “sebuah sistem yang terikat” atau
“suatu kasus/beragam kasus” dan lihan lahan purna tambang yang dilakukan
diperoleh sepanjang waktu penelitian yang oleh perusahaan. Selain untuk memenuhi
diperoleh melalui berberapa informan yang tuntutan perundang-undangan agar tidak
“kaya” in-formasi mengenai suatu konteks. terjadi “interruption” dari pemerintah maka
Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan perusahaan melakukan beberapa tahap mu-
tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari lai dari rehabilitasi lahan purna tambang,
satu program, peristiwa, aktivitas atau suatu revegasi hingga pemeliharaan. Keseriusan PT
individu. Dengan kata lain, studi ka-sus VI dalam penanganan lahan purna tam-bang
merupakan penelitian dimana peneliti diungkapkan oleh Decky Tetradiono
menggali fenomena tertentu dalam satu (Superintendent EHS) mengatakan bahwa:
kurun waktu dan kegiatan (program, even,
“sebenarnya penanganan lahan
proses, institusi, perusahaan atau kelompok
purna tambang telah kami laku-
sosial). Dalam studi kasus informasi dikum-
kan dengan sangat maksimal. Ibu
pulkan secara terinci dan mendalam dengan
bisa lihat penghargaan ini (sambil
menggunakan berbagai prosedur pengum-
menunjukkan sebuah foto Presdir
pulan data selama periode tertentu.
PT VI menerima piagam penghar-
Penelitian ini menggunakan nilai-nilai
gaan yang diberikan oleh Presiden
budaya Luwu untuk mengeksplorasi prog-
RI) diberikan kepada negara ke-
ram-program Corporate Social Responsibility
pada kami atas keberhasilan kami
PT. Vale Indonesia maupun aktivitas serta
dalam penanganan lahan purna
pandangan perusahaan terhadap lingkung-
tambang. Tetapi kami akui bahwa
an sosialnya. Program CSR perusahaan di-
kami tidak mampu memulihkan
katakan berhasil ketika terjadi transformasi
kondisi alam sesempurna ketika
sosial dalam lingkungan masyarakat. Hal
alam ini di ciptakan. Inilah resiko
ini bisa tercapai dengan mudah apabila
dari aktivitas tambang yang akan
peru-sahaan berterima dilingkungan di derita oleh lingkungan pur-na
dimana dia beroperasi (lihat Belkaoui 1981, tambang. Seoptimal apapun upaya
Tuanakota 1986, Carroll 1993 , kami, tetap akan mening-galkan
Suwaldiman, 2000 dan Azhar dan Azizul, bekas yang sangat lama, dan
2003). Untuk lebih jelas-nya model butuh ratusan tahun untuk
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. mengembalikan alam ini seperti
sediakala, atau bahkan mungkin
HASIL DAN PEMBAHASAN
tak akan pernah bisa kembali se-
Mengenali tafsir no bussiness inter-
bagaimana awalnya.”
ruption: dari departemen EHS dan EXREL.
No bussiness interruption dalam tafsir de- Penjelasan ini menggugah kekhawatir-
partemen Environmental Healt and Safety an saya tentang wilayah kami. Selama ini
(EHS) adalah bentuk tanggungjawab sosial yang diyakini oleh wija to Luwu (turunan
perusahaan terhadap lingkungan alam yang Luwu) adalah alam Sawerigading Bumi
“terusak” karena aktivitas tambang, pemu- Bathara Guru sebagai wanua mappatuo na
ewai alena yang berarti bahwa satu wilayah rotan dan damar yang melimpah sepanjang
yang bisa menghidupi dirinya sendiri (kare- hamparan areal kontrak karya perusahaan.
na kesuburan dan kekayaan yang dimi- Dengan mimik wajah yang sedikit lesu,
liki). Sementara lahan purna tambang yang Decky melanjutkan:
nantinya seluas 124.000 ha (menurut kon-
“Kami tidak bermain-main de-
trak karya PT VI dengan Indonesia) adalah
ngan alam, kami hidup dari alam
wilayah yang tidak dapat dimanfaatkan dan
dan kami sadari bahwa alam-lah
tidak bisa menghidupi masyarakat yang be-
yang telah memberikan kami
rada disekitarnya.
keuntungan yang melimpah. Ang-
Bisa dibayangkan jika suatu saat PT VI
tidak lagi beroperasi diwilayah ini, maka yang gap saja hal yang paling sering di
tersisa adalah lahan purna tambang yang komentari oleh LSM lokal bahwa
hanya dapat di tumbuhi rumput dan jenis kami telah merusak hutan dan
tumbuhan yang tidak memiliki nilai membuang limbah ke danau. Ini
ekonomis. Hilanglah justifikasi Saweriga- ding adalah konsekuensi dari aktivi-tas
(tokoh mitologi Luwu) tentang daerah luwu produksi perusahaan dimana
yang tercatat dalam Sureg Galigo (kitab yang mewajibkan utuk membersihkan
mencatat kisah perjalanan Saweriga- ding dahulu lahan yang akan di tam-
atau sejenis kisah Mahabarata dari In-dia). bang setelah terlebih dahulu me-
Sawerigading mengatakan bahwa: tana Luwu lalui proses pengeboran untuk
tana Rigella, mai riluwu, lipu riongko Luwu pengambilan sampel kandungan
makebbettuangi punai usoro,ri pansen-re ri tanah yang akan di tambang.
ade’e yang artinya bahwa tanah Luwu ini Logikanya begini, jika debit air di ke-
adalah tanah yang dihamparkan bagai tiga danau (Matano, Mahalona dan Towuti)
permadani yang indah dan ditaburi dengan
berkurang maka suplai listrik juga akan
begitu banyak perhiasan yang membuat ta-
menurun, jika suplai listrik menurun maka
nah ini semakin indah. Tanah ini mampu
akan mengganggu proses produksi jika pro-
menghidupi masyarakatnya dengan catatan
ses produksi menurun tentu mbak tau ya...
bahwa seluruh yang hidup di dalamnya ma-
pasti akan berpengaruh pada pencapaian
sih menyandarkan seluruh urusan kepada
laba perusahaan khan? (sambil tersenyum
adat yang berlaku.
galau pak Decky mengusap wajahnya).”
Akar budaya Luwu adalah siri’ (malu).
Penjelasan panjang dari seorang super-
Siri’ untuk melakukan hal-hal yang melam-
intendent ini dapat disimpulkan bahwa apa-
paui batas, siri’ ketika tidak mampu ber-sikap
pun yang dilakukan oleh perusahaan beru-
adil baik kepada sesama manusia maupun
jung pada pencapaian laba. Aktivitas peru-
alam. Siri’ apabila dibawa dalam konteks
sahaan tersebut bukan atas dasar kemanu-
jamak adalah maseddisiri’ yang be-rarti
siaan ataupun satu ikatan yang lebih, yakni
pengakuan adanya satu ikatan kepada orang
ikatan masseddisiri’, namun hanya sekedar
lain maupun kelompok yang status-nya sama
ikatan berdasar profit (materi). Pengertian ini
dengan diri sendiri. Mengeksploi-tasi alam
sama dengan apa yang disampaikan oleh Zo-
sedemikian rupa, untuk semaksi-mal
har dan Marshall (2005) bahwa perusahaan
mungkin dipersembahkan bagi pemilik
perusahaan sebagai gain atas investasi modal kapitalis akan melakukan apapun untuk
adalah satu kezaliman yang legal. Upaya mendapatkan profit yang sebesar-besarnya.
untuk memaksimalkan “persemba-han” Penjelasan kedua ini, mengisyaratkan
diperlancar dengan nilai no bussiness bahwasanya “ruh kapitalis” sangat kuat me-
interruption yang memiliki aura ke”rakusan”, warnai pemahamannya tentang no bussiness
kesombong-an, individualistik dan ketidak- interruption. Hingga saat ini PT VI adalah
pedulian. Tidak terbersit sedikitpun pada perusahaan yang meproduksi nikkel dalam
kalimat itu suatu kesan kebersamaan, ke- matte dengan biaya termurah di dunia. Pen-
manunggalan rasa (maseddisiri’) dengan ko- capaian predikat ini karena didukung oleh
munitas dimana perusahaan ini berada. alam yang ada di wilayah kontrak karya.
Pengakuan Superintendent EHS ini bi-sa Disekitar perusahaan terdapat tiga danau
saja satu ungkapan dilema dari anak ma- yang bersusun/bersambung dan airnya
nusia yang memahami bahwa areal purna mengalir melalui satu saluran sungai hingga
tambang tidak akan bisa kembali seperti se- kelaut. Inilah yang dimanfaatkan oleh peru-
diakala. Areal yang sedianya ditumbuhi oleh sahaan untuk membangun Pembangkit Lis-
berbagai kayu terbaik seperti Eboni, Kalapi, trik Tenaga Air, hingga saat ini PT VI telah
Rismawati, Memaknai Program Corporate Social Responsibility: Suatu... 249
perasaan- penasaran agar tidak mengubah stabil. Tapi ini sudah berlangsung bertahun-
mood sang superintendent... tahun... sehingga biaya “pemadam keba-
karan” jauh lebih besar. Tapi sayangnya itu
“Menurut saya pemaknaan atas
tidak dijadikan pembelajaran.
kalimat no bussiness interruption
Coba perhatikan, diawal saya sudah
selama ini terkesan berlebih-le-
menjelaskan bahwa tujuan akhir dari Exrel
bihan, benar-benar para pimpi-
adalah mengawal terjadinya transformasi
nan tutup mata dengan kemung-
sosial... mewujudkan masyarakat yang man-
kinan yang terjadi dengan ling-
diri. Dan tidak melihat perusahaan sebagai
kungan yang ada disekitar peru-
satu-satunya tumpuan hidup mereka... na-
sahaan. Anggap saja, untuk men-
mun setelah perhatian mereka mulai berge-
jaga debit air danau agar stabil
ser dari perusahaan ke pertanian dan perke-
maka perusahaan akan melaku-
bunan... perusahaan juga yang membuat
kan kebijakan untuk membuat
mereka kecewa... huuuffff... susah to???
hujan buatan jika dianggap bah-
Padahal untuk mengantisipasi
wa debit danau sudah pada level
interrup-tion in bussiness itu sederhana,
yang rendah dan akan menggagu
menjadikan masyarakat bagian tak terpisah
supplay listrik ke perusahaan
dari kebi-jakan perusahaan, tidak bersikap
dan ujung-ujungnya akan meng-
eksklusif yang menonjolkan perbedaan dan
ganggu proses produksi. Mereka
berinter-aksi dengan hati.”
tidak pernah berpikir, apa yang
Pernyataan yang sama diungkapkan
mereka lakukan akan berdam-
oleh Opu Andi Antong Pangerang (buda-
pak buruk bagi petani merica...
yaaa... iyyyallah...seharusnya hu- yawan Luwu) mengenai penjelasan makna
jan adalah proses alamiah, tetapi siri’ dan masseddisiri...
khusus diwilayah ini tidak pernah “Siri’na to Luwu itu kompleks, siri’
ada musim kemarau... selalu ada bisa bermakna malu (malu jika
hujan bila dibutuhkan... Hebat- tidak berlaku adil, menang-gung
kan?... hehehe... tapi yang ingin rasa malu bila melanggar aturan
saya tonjolkan bukan kehebatan dan norma yang berlaku),
tekhnologi yang digunakan tetapi ketegasan, harga diri dan keber-
akibat dari itu...petani akan ber- samaan. Orang Luwu jika sudah
teriak... merica mereka mati, ga-gal berbicara tentang siri’ berarti se-
panen karena buah layu du-luan. dang membicarakan sesuatu yang
Mereka memang tidak ikut sangat penting. Harga siri’ bagi
merasakan apa yang Exrel alami masyarakat Luwu adalah dirinya
dilapangan... kami yang bertemu atau nyawa. Sedangkan massed-
langsung dengan masyarakat yang disiri’ adalah pengakuan hubung-
melihat kemarahan mereka, yang an laiknya saudara kandung ke-
bisa merasakan kekecewaan pada orang lain setana Luwu.
mereka dan bisa meresakan ge- Ikatan masseddisiri’ merupakan
tirnya satu kegagalan... penerimaan orang lain sama se-
perti diri kita sendiri. Sehingga
Kalau kemudian mereka bersatu dan
apabila terjadi hal-hal yang meng-
demo yang berakibat terganggunya aktivitas
ganggu siri’nya (harga dirinya)
produksi dengan menahan semua karyawan
maka kita akan membelanya
yang akan bekerja (sambil merendahkan
suaranya- Andi Erwin bergumam) secara ma- hingga titik darah penghabisan. Ko
nusiawi saya menilai itu adalah sesuatu yang masseddisiri’ki sipatujui ki siri’
wajar... sssttt... tapi ini off the record yaaa... (ketika kita sudah mengikrarkan
kita satu rasa maka kita akan
setidaknya masyarakat ingin memberikan
bersama-sama menjaga dan me-
pembelajaran, bahwa gagal itu pahit... coba
lindungi harga diri kita).
lihat kalau sudah terjadi yang seperti ini-
kan.. lagi-lagi exrel yang kewalahan... deal- Syarat dari ikatan masseddisiri’ ini
deal yang terjadi dijalanan menjadi sasaran adalah malempu (jujur), magetteng (tegas)
empuk mereka yang memanfaatkan kesem- sipakalebbi (saling menghargai), sipakatau
patan dibalik kesempitan... perusahaan tak (saling melindungi), sipakaraja (saling meng-
segan-segan untuk menggelontorkan dana hormati), sipakainge’ (saling mengingatkan).
besar untuk memulihkan kondisi menjadi Pengakuan ikatan masseddisiri’ bagi orang
252 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2015, Hlm. 245-253
Luwu tidak pernah dilafaskan dengan lisan, gab antara entitas dengan lingkungan so-
tetapi selalu menuntut bukti lewat tingkah sialnya. Hal ini berakibat pada ketidakmam-
laku, sikap atau bukti nyata. Hubungan ini puan perusahaan menangani “interruption in
dibangun diatas kesucian dan ketulusan bussiness” dengan cara yang lebih holistik
niat untuk saling menjaga, melindungi dan dan humanis. Doktrin dan gab ini juga telah
menyayangi, jauh dari hitungan materi.” “merusak” jati diri wija to Luwu yang men-jadi
Terdapat sinkronisasi penjelasan dari bagian dari perusahaan (terutama pada sifat
budayawan Luwu dengan sang superinten- arogan dan individualistik).
dent, dimana perusahaan dalam segala akti- Penanganan lingkungan yang dilaku-
vitasnya belum menjadikan masyarakat dan kan oleh perusahaan tidak didasari atas
lingkungannya sebagai bagian dari dirinya rasa tanggungjawab yang tinggi dan demi
sendiri. Prinsip-prinsip materialistik sangat keberlangsungan hidup masyarakat yang
kuat melingkupi seluruh aktivitas perusa- berada di wilayah tambang. Motivasi utama
haan, sehingga optimalisasi gain menjadi penanganan lingkungan yang telah dilaku-
satu-satunya ukuran keberhasilan yang sa- kan tetap berorientasi pada no bussiness
ngat prestisius, hingga apapun akan dilaku- interuption untuk mencapai target produksi
kan untuk sampai pada titik itu. Meskipun dan laba. Seoptimal apapun penanganan
demikian, dalam “rahim” perusahaan yang la-han purna tambang tidak mampu
sama, ternyata bisa melahirkan orang-orang mengem-balikan kondisi alam seperti
yang memiliki pandangan dan sikap yang sediakala, dibutuhkan waktu ratusan
berbeda terhadap nilai no bussiness interup- tahun bahkan mungkin selamanya untuk
tion. Beberapa orang dalam perusahaan ini mengembalikan wilayah purna tambang
melihat no bussiness interuption adalah satu seperti kondisinya awalnya.
kondisi dimana perusahaan merupakan sa-tu Secara konseptual departemen Exrel
komunitas yang berdiri sendiri serta steril dari bertugas untuk mengawal terwujudnya
kepentingan lain selain kepentingan un-tuk transformasi sosial di lingkungan masyara-kat
berproduksi seoptimal mungkin. yang berada di wilayah tambang. Ama-nah ini
Namun demikian selalu ada kelom-pok dideskripsikan dalam tujuh program
orang yang memiliki pemikiran berbeda dalam community development. Pada tataran imple-
memaknai no bussiness interrution. Kelompok mentasi program, Exrel belum berhasil dan
ini berpendapat bahwa no bus-siness sering menghadapi kondisi “dilematis” kare-na
interrution semestinya merupakan upaya kebijakan pimpinan perusahaan yang ti-dak
optimal dari perusahaan untuk meli-batkan memikirkan imbas dari keputusannya. Upaya
dan menjadikan masyarakat adalah bagian membangun trust masyarakat pada etikat
dari perusahaan. Dengan melibatkan baik perusahaan melalui departemen Exrel
masyarakat menjadi bagian dari perusahaan sering mengalami kegagalan, sehingga
maka konsep maseddisiri’ merupakan kon- memicu terjadinya interruption- interruption in
sep bersama dan tanggung jawab bersama. bussiness sampai saat ini.
Sehingga apapun yang menjadi target peru- Ada perbedaan penafsiran dan pe-
sahaan dalam produksi juga menjadi satu ngambilan sikap dari setiap individu dalam
dambaan masyarakat yang ada disekitarnya. menginterpretasikan makna no bussiness in-
Apabila ada kenyataannya perusahaan tidak terruption. Sebagian besar menganggap bah-
mampu memenuhi target maka ini akan wa no bussiness inerruption hanya sebatas
menjadi beban siri’ masyarakat juga. Inilah pencapaian target produksi dan optimalisasi
pemahaman atas ikatan maseddisiri’ yang gain pada pada pemilik modal. Namun seba-
menginginkan seluruh aktifitas dilakukan gian kecil menganggap bahwa no bussiness
didasari oleh kemanunggalan rasa atau pe- interruption sebaiknya adalah upaya optimal
rasaan solidaritas. Mengedepankan unsur dalam melibatkan masyarakat akan dilaku-
sipakalebbi (saling menghargai), sipakatau kan oleh perusahaan untuk mencegah ter-
(saling menghormati) dan sipakainge’ (saling jadinya interruption, atau dengan kata lain
mengingatkan). menjadikan masyakat menjadi bagian yang
tak terpisahkan. Membangun ikatan mased-
SIMPULAN disiri’ sehingga terjadi komunikasi dua arah
Corporate value yang dianut oleh PT VI dengan dasar hubungan sipakatau, sipa-
(no bussiness interuption) telah menciptakan kainge, sipakalebbi dan sipakaraja.
Rismawati, Memaknai Program Corporate Social Responsibility: Suatu... 253