Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Sosiologi
Pemdidikan
Dosen Pengampu: Ana Dwi Wahyuni, S.pd.I., M.pd.I
Disusun oleh:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Modal Sosial................................................................................3
B. Unsur-Unsur Modal Sosial…………………...……………………………..4
C. Pengertian Modal Budaya .............................................................................7
D. Peran Modal Sosial Dan Budaya Dalam Pendidikan.....................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konsep modal sosial merupakan unsur terpenting yang diharapkan mampu
membentuk untuk meningkatkan kualitas sekolah karena memuat, nilai-nilai,
norma-norma, kepercayaan, kerjasama, jringan sosial dan partisipasi. Dalam hal
ini, kualitas sekolah dipengaruhi oleh bagaimana sekolah dapat memanfaatkan
peran modal sosial budaya yang telah dimiliki oleh sekolah. Kunci keberhasilan
suatu negara ditentukan oleh sejauh mana masyarakat dengan sekolah
bekerjasama dalam meningkatkan kualitas sekolah. Orang berhubungan melalui
serangkain jaringan dan mereka cenderung memiliki kesamaan nilai dengan
anggota lain dalam jaringan tersebut. Jaringan tersebut akan menjadi sumber
daya, dan nantinya dapat dipandang sebagai modal. Selain dapat memberi
manfaat langsung, modal-modal ini seringkali bisa dimanfaatkan dalam latar
yang lain. Jadi semakin banyak jaringan yang kita bangun (mengenali satu sama
lain) maka semakin banyak kita memiliki kesamaan cara pandang dengan
mereka, sehingga semakin banyak modal sosial kita.
Dalam pendidikan sekolah modal sosial sangat dibutuhkan untuk membangun
jejaring antar sesama komunitas atau kelompok (sekolah lain).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian modal sosial ?
2. Apa saja unsur-unsur modal sosial ?
3. Apa yang dimaksud dengan modal budaya ?
4. Bagaimana peran modal sosial dan budaya dalam pendidikan ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian modal sosial
2. Dapat mengetahui unsur-unsur modal sosial
3. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan modal budaya
4. Dapat mengetahui bagaimana peran modal sosial budaya dalam pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
5
a. Kepercayaan (Trust)
Menurut Giddens, kepercayaan adalah keyakinan akan reliabilitas seseorang atau
sistem, terkait dengan berbagai hasil dan peristiwa, dimana keyakinan itu
mengekspresikan suatu iman (faith) terhadap integritas cinta kasih orang lain atau
ketepatan prinsip abstrak (pengetahuan teknis)
Sedangkan menurut Fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di
dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan
kerja sama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama.
Kepercayaan berfungsi untuk meminimalisasi bahaya yang berasal dari aktivitas
tertentu. Kepercayaan biasanya terikat bukan kepada risiko, namun kepada berbagai
kemungkinan. Kepercayaan memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama
bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif, tetapi melalui pertimbangan dari
suatu ukuran penyangga antara keinginan yang sangat dibutuhkan dan harapan secara
parsial akan mengecewakan. Kerjasama tidak mungkin terjalin kalau tidak didasarkan
atas adanya saling percaya di antara sesama pihak yang terlibat dan kepercayaan dapat
meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian.
b. Nilai dan Norma (Norms)
Menurut Horton dan Hunt, nilai adalah gagasan tentang apakah pengalaman itu berarti
atau tidak. Nilai merupakan bagian penting dari kebudayaan, suatu tindakan dianggap
sah apabila harmonis dan selaras dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung
oleh masyarakat dimana tindakan tersebut dilakukan.
Nilai dan norma adalah hal dasar yang terdapat pada proses interaksi sosial. Nilai
dan norma mengacu pada bagaimana seharusnya individu bertindak dalam
masyarakat. Norma merupakan bagian dari modal sosial yang terbentuknya tidak
diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah,
tokoh karismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau sesuatu
kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal sosial secara spontan
dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan
kepentingan kelompok.
Norma-norma dan nilai-nilai sosial, mencakup kepercayaan budaya yang luas
dan pengaruh kepercayaan yang dimaksud terhadap berfungsinya masyarakat secara
umum. Norma-norma dan nilai-nilai mendukung bentuk-bentuk modal sosial lainnya
sekaligus merepresentasi bentuk paling umum dan paling sulit dari modal sosial.
c. Jaringan Sosial (networks)
2
Jaringan adalah ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan
dengan media (hubungan sosial) yang diikat dengan kepercayaan. Kepercayaan itu
dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak. Jaringan adalah
hubungan antar individu yang memiliki makna subjektif yang berhubungan atau
dikaitkan sebagai sesuatu sebagai simpul dan ikatan.
Jaringan terbentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan kepercayaan
politik atau agama, hubungan genealogis, dan lain-lain. Pembentukan jaringan
masyarakat untuk mendapatkan modal sosial perlu diorganisasikan dalam suatu
institusi dengan perlakuan khusus.
2
karya seni, kecuali jika kebetulan sang penjual barang-barang tersebut menjelaskan
signifikansi karya seni tersebut kepada pembeli.
Modal budaya seseorang terkait dengan habitus (kecenderungan-kecenderungan
alamiah) dan ranah (posisi sosial) yang dimilikinya, yang dikonfigurasi sebagai
struktur hubungan sosial. Ranah adalah tempat atau posisi sosial yang didasari
konflik-konflik yang terjadi ketika kelompok-kelompok sosial berusaha membangun,
serta mendefinisikan apa yang menjadi 'modal budaya' baginya, dalam ruang sosial
terberi. Oleh karena itu, berdasarkan ranah sosial, suatu jenis modal budaya dapat
sekaligus menjadi sah atau tidak sah. Dengan cara itu, legitimasi (pengakuan sosial)
atas suatu jenis modal budaya dapat berubah-ubah dan diturunkan dari modal
simbolis.
2
“soal hubungan”. Maksudnya adalah bahwa dengan membangun hubungan dengan
sesama dan menjaganya agar terus berlangsung sepanjang waktu, orang mampu
bekerja bersama-sama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat dilakukan
sendirian. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin mengenal orang lain dan
semakin banyak memiliki kesamaan cara pandang dengan mereka, maka semakin
kaya modal sosial. Berikut disajikan uraian pandangan dari tiga tokoh teori modal
sosial, yaitu James Coleman, Pierre Bourdieu, dan Robert Putnam.
Minat Coleman pada modal sosial lahir dari upaya menjelaskan hubungan antara
ketimpangan sosial dengan prestasi akademik di sekolah. Coleman menegaskan
bahwa asal-usul dari bentuk modal sosial yang paling efektif adalah hubungan yang
dibangun sejak lahir. Modal sosial, menurut Coleman, mempresentasikan sumber
daya karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas, dan melampaui individu
manapun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya
diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Modal sosial bisa dikatakan sebagai sesuatu yang merujuk pada norma-norma
yang membentuk kualitas hubungan-hubungan yang tercipta, dan merujuk pada
norma-norma yang membentuk kualitas hubungan dalam masyarakat. Modal sosial
bisa dilazimkan apabila dikaitkan dengan upaya mengelola, meningkatkan dan
mendayagunakan relasi-relasi sosial sebagai sumber daya yang di investasikan untuk
memperoleh keuntungan ekonomi atau manfaat sosial. Maka premis dari modal sosial
itu terletak pada hubungan sosial, sebab dengan hubungan sosial dapat mendatangkan
keuntungan-keuntungan melalui dari proses interaksi sosial seperti adanya rasa saling
percaya, sama pandangan dan nilai-nilai yang dianut secara bersama akan membentuk
ikatan sosial yang kuat antar sesama, sehingga dalam pendidikan sekolah modal sosial
dapat dijadikan sebuah jaringan untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Pengoptimalisasian modal sosial dalam sekolah sejatinya disetiap sekolah sudah
mempunyai modal sosial masing-masing, tinggal seberapa gereget pihak sekolah
2
untuk mengembangkan dan menguatkan semua modal sosial tersebut. Maka, dalam
mengoptimalisasikan modal sosial di sekolah diperlukannya penguatan semua unsur-
unsur dari modal sosial itu sendiri, yang dianggap sebagai energi sosial sebagai upaya
perbaikan kualitas sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
2
2