The aim of this research is to explain and describe The Role Of Social Institution
Through Teenager Moral Development In Bagunrejo Dusun 1 Kec. Gunung
Sugih, Central Lampung. The method which is descriptive qualitative with the
research subject is social institution includes family, educational, religious, and
legal institution. The data analysis are credibility test and triangulation. The result
of this research: there are some teenagers who have a poor morale in fack. Bad
habitual committing of criminal acts by teenager.
b. Moral Remaja
Moral remaja merupakan
segala prilaku yang dilakukan
Uji Kredibilitas Susukan Bpk Dulah Sajuri. Pada tahun
1958 Desa Bangunrejo Diusulkan
Terdapat beberapa strategi penelitian menjadi desa Definitif Dengan Nama“
kualitatif yang dapat dialakukan untuk BANGUNREJO” dengan Kepala Desa
uji kredibilitas, antara lain: Bpk Dulah Sajuri. Pada tahun 1962
1. Memperpanjang Waktu dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa
2. Triangulasi dan terpilihlah untuk yang pertama kali
dan terbentuklah Kepala Desa
Definitif.
Teknik Pengolahan Data
Tahap editing adalah tahap memeriksa
Pada tanggal 27 Maret 2013
kembali data yang berhasil diperoleh
dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa
dalam rangka menjamin keabsahan
dan terpilihlah Bpk Supranoto untuk
Masa Bakti th 2013 s/d 2019. Perlu
(validitas) untuk kemudian dipersiapkan
ke tahap selanjutnya. Tahap tabulasi
diketahui bahwa Desa Bangunrejo
adalah merupakan Desa Pertanian
adalah tahap mengelompokkan jawaban-
karna 80 % masyarakat hidup dengan
jawaban yang serupa dan teratur dan
bercocok tanam (bertani).
sistematis. Tahap ini dilakukan dengan
cara mengelompokkan data-data yang Diskripsi data
serupa. Tahap intepretasi data yaitu
tahap untuk memberikan penafsiran atau Berdasarkan dari observasi yang
penjabaran dari data yang ada pada tabel peneliti lakukan terdapat beberapa
untuk dicari maknanya yang lebih luas kasus kenakalan remaja seperti
dengan menghubungkan data dengan merokok, mencuri, minum-minuman
hasil yang lain, serta hasil dari alkohol, berjudi, seperti sabung
dokumentasi yang sudah ada. ayam,dsb. Dan dari beberapa kasus
kenakalan remaja tersebut peneliti
Hasil Dan Pembahasan
kemudian melakukan wawancara
Gambaran Umum Lokasi Penelitian terhadap beberapa pihak seperti
lembaga keluarga, aparat penegak
Desa Bangunrejo dibuka pada tahun hukum, tokoh agama, dan guru sebagai
1954 dengan penduduk 20 KK, pada lembaga pendidikan. Berikut
saat itu Desa Bangunrejo masih klasifikasi tingkat kenakan remaja di
menjadi bagian dari Dusun Seputih Desa Bagunrejo :
Timur. Dan pada tahun 1956
dibentuklah Susukan dengan kepala
Pembahasan
Lembaga Keluarga
Lembaga Pendidikan
Senada dengan pernayataan informan
Sekolah merupakan bagian dari LP1, informan LP2 juga
lembaga pendidikan formal dimana mengatakan“Ya jelas saya
sekolah disini berperan untuk memberikan pemahaman kepada
membentuk kepribadian anak didik murid, terutama saya mengajar
yang bersifat kognitif, afektif, dan matematika, karena dalam ilmu
psikomotorik. Dan diperoleh secara matetamtika anak disini di ajarkan
teratur, sistematis, bertingkat, dengan berhitung dan disini anak harus jujur,
mengikuti peraturan yang jelas. karena ilmu matematika ini
Peranan sekolah yakni mendidik dan mengajarkan anak untuk jujur”. LP2
mengajar serta memperbaiki dan dalam upaya pengawasan siswa juga
mengatakan “Tidak saya rasa, karena masyarakat merasa sejahtera, aman,
saya ini orangnya cuek, terlebih lagi stabil, dan sebagainya. Agama dalam
pengawasan dsb nya itu mungkin lebih masyarakat bisa difungsikan sebagai,
ke guru BK, kalok saya si diam saja, fungsi edukatif. fungsi penyelamatan,
kalau ada yang main hp dikelas, fungsi pengawasan sosial (social
mungkin saya sindir aja, kelanjutnnya control), fungsi memupuk
ya biarin ajalah, lalu kalau saya pernah persaudaraan, dan fungsi
liat anak-anak ngerokok di luar transformatif.
lingkungan sekolah, ya paling saya
bilang sama guru bk atau sesama guru Hal tersebut adalah fungsi atau
saja, soalnya saya gak mau ribet, kalok peranan agama yang seharusnya
orang bilang mah masa bodok waelah, dijalankan oleh seluruh lembaga
karena kan di luar lingkungan sekolah agama yang tentunya di jalankan oleh
ya tugas orang tua untuk mengawasi perwakilannya yaitu tokoh agama,
dan membina anak”. diamana lembaga agama atau para
tokoh agama disini harus mampu
memainkan perannya agar tujuan dari
Berdasarkan pengakuan para informan lembaga agama ini tercapai.
dengan wawancara yang dilakukan
kepada para guru yang ada di Desa Setelah melakukan penelitian terkait
Bagunrejo di peroleh informasi bahwa peranan lembaga agama yang ada di
menurut para informan mereka sudah desa bangunrejo terhadap pembinaan
menjalankan peran mereka sebagai guru moral remaja dan berdasarkan
untuk membina murid agar mereka penelitian yang peneliti lakukan
mempunyai moral yang baik ketika sebagaimana cuplikan wawancara
pembelajaran berlangsung disekolah, pada informan LA1 yang
tetapi setelah kegiatan ajar mengajar mengatakan“Jarang si ya, ya mungkin
telah usai peran mereka pun sudah tidak 1 bulan sekali sudah alhamdulilah,
digunakan lagi ketika di luar sekolah. karena belum ada programnya ya”
sementara dalam pengawasan
Lembaga Agama mengatakan bahwa “Kalok
mengawasi saya pikir tidak ya,
Agama mempunyai fungsi yang karenakan ketika kita melihat atau
sangat penting dalam pembangunan mengetahui prilaku yang kurang baik
nasional, terutama sebagai landasan di lakukan oleh remaja atau ya
moral dan etika dalam mewujudkan pemuda-pemuda seperti main sabung
masyarakat adil dan makmur, karena ayam, minum dll kita gak bisa ikut
agama disini merupakan jawaban dari campur atau menegur,nanti takutnya
semua masalah yang ada dikehidupan di bilangnya kok nyeramahin, saya
manusia. pikir itu lebih ke pengawasaan orang
tua ya, takutnya kalok kita ini ikut
Dalam masyarakat, agama berperan campur orang tuanya yang gak
dalam mengatasi persoalan-persoalan terima”.
yang timbul di masyarakat yang tidak
dapat dipecahakan secara empiris Senada dengan yang di katakan oleh
karena adanya keterbatasan informan LA2 yang mengatakan“ tidak
kemampuan dan ketidakpastian. Oleh pernah nak, selama saya disini saya
karena itu, diharapkan agama tidak pernah memberitahu atau
menjalankan fungsinya sehingga memberikan pemahaman apa-apa
kepada anak-anak, ya saya biarkan
saja karena urusan saya disini hanya oleh masyarakat ataupun remaja yang
mengikuti pengajian atau yasinan tentunya menyimpang dari ajaran
sebagai pembaca doa dan juga agama mereka cendrung bersikap seolah
ceramah jika ada undangan, udah itu tidak tahu akan hal itu, karena beberapa
saja”.Dan dalam pengawasan LA2 alasan yaitu diantranya bukan hak
juga mengatakan“ya kalau saya tau mereka untuk menceramahi atau buakan
anak-anak yang di daerah belakang wewenang mereka untuk menegur
lagi minum, merokok, atau sabung karena mereka juga mempunyai
ayam, ya saya biarkan saja , ya nanti kehidupan dan orang tua masing-
kalau saya bicara yang aneh-aneh masing, serta alasan yang lain yaitu
nanti dibilang sok-sokan, juga takut seperti tidak mau ikut campur urusan
sama ibu dan ayahnya, kalau di merreka karena tidak mau dianggap sok
adukan oleh orang tuanya, takutnya suci dan benar.
saya yang di cap jelek, kenapa kok
mengurusi anaknya diya kan jadi Lembaga Hukum
repot, jadi ya saya biarkan saja, toh
kan mereka punya ibu dan ayah yang Dalam Undang-undang Nomor 2
mengurus”. Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia polisi
Adapun pernayataan yang di adalah instansi yang berperan dalam
keluarkan oleh informan LA2 yang penegakan hukum dan norma yang
mengejutkan, LA2 mengatakan“ya hidup dalam masyarakat.Dalam hal ini
sekarang nak, pak... haji, ulama suka polisi atau aparat penegak hukum
ceramah juga, punya anak laki-laki berperan aktif sebagai alat dari
yang kerjaanya minum, maen judi lembaga sosial hukum yang tentunya
terus, narkoba juga iya, kyak gitu saja mempunyai kewajiban untuk
gak dibilngin atau anaknya yang gak membina, mengawasi, dan menindak
mau denger, yah biarin aja ya kalau lanjut apa bila ada pelanggran yang
jelek kan anaknya yang dapat bertentangan dengan uud yang telah
jeleknya, nanti juga kena batunya, ada.
ulama seperti itu saja punya anak
kayak gitu nak yang pasti diya gak Seperti tugas aparat atau peran aparat
mungkin nyeramahin atau melarang sebagai BIMMAS, dimana setiap aparat
orang lain, karena anaknya aja kepolisian mempunyai peran ini
seperti itu kan”. meskipun mereka berada di bagian-
bagian berbeda, berikut merupakan
Berdasarkan pengakuan para informan peranan Polisi selaku Bimmas yaitu :1)
dengan wawancara yang dilakukan Membimbing, mendorong,
kepada para tokoh agama bahwa dalam mengarahkan dan menggerakkan,
upaya memberikan pengetahuan, masyarakat guna terwujud daya tangkal
pembinaan, dan pengawasan para tokoh dan daya cegah. 2) Tumbuhnya daya
agama disini hanya melakukan hal perlawanan masyarakat terhadap
tersebut, ketika mereka dimintai oleh kriminalitas serta terwujud ketaatan
seseorang untuk mengisi acara dalam serta kesadaran hukum masyarakat. 3)
pengajian, acara sharing, juga saat Pembinaan potensi masyarakat untuk
mengajar megaji. memelihara dan menciptakan situasi
dan kondisi masyarakat yang
Tetapi dalam hal yang berhubungan menguntungkan bagi pelaksanaan tugas
langsung dengan prilaku remaja, atau kepolisian serta mencegah timbul faktor
ketika real melihat apa yang dilakukan kriminogen.4)
Menyelenggarakan dan memberikan
bimbingan dan penyuluhan.
Setelah melakukan penelitian terkait
peran lembaga hukum yang ada di desa
bangunrejo terhadap pembinaan moral
remaja dan berdasarkan penelitian yang
peneliti lakukan sebagaimana cuplikan
wawancara pada informan LH1 yang
mengatakan bahwa memberikan
pemahaman“Pihak kepolisian
mempunyai istilah yaitu POLMAS
(polisi masyarakat) yaitu dimana polisi
bekerjasama dengan masyarakat
setempat untuk pembinaan anak,
Dengan penyuluhan, samabang,
pantauan, sentuhan, dan tatap muka,
dimana penyuluhan di lakukan di setiap
desa atau perkelurahan yang dijadikan
satu wilayah penyuluhan, dan
penyuluhan ini dilakukan satu bulan
sekali jika terprogram dengan baik dan
biasnaya penyuluhan disini biasanya
membahas tentang keaamanan dan
pembanguan desa, untuk masalah
moral atau tingkh laku para remaja
yang menyimpang yang jelas ada di
komplek belakang ini biasanya kita
selipkan di sela-sela pembicaraan”.
Kesimpulan
Peran lembaga sosial yang ada di Desa
Bangunrejo kurang berperan, hal ini
didasari oleh penelitian dan
wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dalam mengamati peranan
tersebut dengan adanya bukti bahwa
masih banyak para remaja yang
berrilaku menyimpang seperti
minuman keras, merokok dibawah
umur, berjudi seperti sabung ayam,
serta adanya hamil diluar nikah, yang
tentunya terjadi di dalam kalangan
anak remaja di desa bangunrejo.
Daftar Pustaka