Anda di halaman 1dari 17

ABSTRAK

PERAN LEMBAGA SOSIAL TERHADAP PEMBINAAN MORAL


REMAJA DI DESA BANGUNREJO

( Nurhayati, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa )

The aim of this research is to explain and describe The Role Of Social Institution
Through Teenager Moral Development In Bagunrejo Dusun 1 Kec. Gunung
Sugih, Central Lampung. The method which is descriptive qualitative with the
research subject is social institution includes family, educational, religious, and
legal institution. The data analysis are credibility test and triangulation. The result
of this research: there are some teenagers who have a poor morale in fack. Bad
habitual committing of criminal acts by teenager.

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan dan mendeskripsikan Peran Lembaga


Sosial Terhadap Pembinaan moral Remaja di Desa Bangunrejo Dusun 1
Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Metode penelitian yaitu
deskriptif kualitatif subjek penelitian yaitu Lembaga Sosial yang meliputi
Lembaga Keluarga, Lembaga Pendidikan, Lembaga Agama, dan Lembaga
Hukum. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi sedangkan analisis data menggunakan uji kredibilitas dan
triangulasi. Hasil penelitian ini: terdapat remaja yang memiliki moral kurang baik,
dengan fakta adanya kenakalan remaja.

Kata kunci : lembaga sosial, pembinaan moral remaja.


mereka.Karena fungsi lembaga
Latar Belakang Masalah sosial disini adalah sebagai
pedoman bertingkah laku atau
Terbentuknya moral yang baik bersikap, menjaga keutuhan
merupakan salah satu keberhasilan masyarakat, dan juga sebagai
dalam mencapai tujuan pendidikan, social control, yaitu sebagai sistem
hal ini didukung dengan adanya pengawasaan masyarakat terhadap
kurikulum 2013 yang menjadikan tingkah laku anggotanya.
aspek sikap sebagai salah satu Peran-peran lembaga sosial inilah
penilaian dalam ketuntasan belajar yang sangat di butuhkan untuk
siswa. Moral merupakan nilai yang membina dan menangani moral
berlaku dalam suatu lingkungan remaja yang sekarang ini sudah
sosial dan mengatur tingkah laku mengalami penurunan yang
seseorang, yang artinya moral segnifikan hal ini dibuktikan
menjadi tolak ukur yang dipakai oleh dengan adanya fakta
masyarakat untuk menentukan baik penyimpangan-penympangan
buruknya tindakan manusia sebagai prilaku remaja akibat degradasi
manusia. Disini manusia berhak moral.
menilai moral manusia lain baik atau
buruk berdasarkan tingkah laku yang Adapun fakta degradasi moral ini
di landasai dengan norma-norma terjadi di kalangan para remaja di
yang ada. Desa Bangun Rejo Dusun 1 kec
Gunung Sugih, yang dapat
Perubahan dan pola kehidupan yang diklasifikasikan antara lain
sedang berlangsung pada saat ini perjudian, pencurian, miras,
banyak menampilakan gambaran merokok di bawah umur, tutur kata
umum tentang anak-anak remaja yang tidak sopan dan perkelahian.
yang kerap melakukan perbuatan Jika dilihat dari fakta yang ada,
menyimpang, yang tentunya diduga penyebabnya adalah peran
penyimpangan-penyimpangan ini di lembaga sosial yang terdiri dari
lakukan oleh para remaja yang keluarga, sekolah, tokoh agama,
kurang memeiliki moral yang baik. dan penegak hukum dalam
Adapun faktor-faktor yang menyikapi atau membina para
menyebabkan remaja melakukan remaja yang ada di desa bagun rejo.
perbuatan menyimpang dikarenakan
adanya keterbelakangan dibidang Fokus Masalah
pendidikan, kurangnya peranan
lembaga sosial dan masih tidak Dalam penelilitian ini masalah
terpenuhinya hak-hak anak serta yang akan diteliti oleh penulis
masih sangat dirasakan kurangnya difokuskan pada “Peran lembaga
nilai kontrol diri dalam menghadapi sosial yang terdiri dari lembaga
realita kehidupan keluarga, sekolah, agama dan
hukum terhadap pembinaan moral
remaja di Desa Bangun Rejo Dusun
Sehingga peran lembaga sosial pun 1 Kec. Gunung Sugih Kab.
penting, agar dapat membina, Lampung Tengah”.
mengendalikan dan mencegah
adanya penyimpangan soasial yang
di lakukan remaja akibat
menurunnya moralitas
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Lembaga Sosial

Definisi Peran Robert Mac Iver dan Charles H.


Page dalam Yesmil Anwar dan
Menurut Dewi Wulan Sari, (2009: Adang, (20013: 200) “Mengartikan
106) “Peran adalah konsep tentang lembaga sosial sebagai tata cara
apa yang harus dilakukan oleh atau prosedur yang telah diciptakan
individu dalam masyarakat dan untuk mengatur hubungan antar-
meliputi tuntutan-tuntutan prilaku manusia yang berkelompok dalam
dari masyarakat terhadap seseorang suatu kelompok kemasyarakatan
dan merupakan prilaku individu yang dinamakan association”.
yang penting bagi struktur sosial
masyarakat”. Alvin L. Bertrand dalam Dewi
Wulan Sari, (2009: 92) menyatakan
Maurice Duverger, (2010: 103) bahwa:
berpendapat bahwa Istilah “peran” Institusi-institusi sosial pada
(role) dipilih secara baik karena diya hakikatnya adalah kumpulan-
menyatakan bahwa setiap oarang kumpulan dari norma-norma sosial
adalah pelaku didalam masyarakat (struktur-struktur sosial) yang telah
dimana diya hidup, juga dia adalah diciptakan untuk melaksanakan
seorang aktor yang harus memainkan fungsi masyarakat. Institusi-
beberapa peranan seperti aktor-aktor institusi ini meliputi kumpulan-
profesional. kumpulan norma-norma dan bukan
norma-norma yang berdiri sendiri-
Menurut Maurice Duverger, (2010: sendiri.
102) menjelaskan pula bahwa
“Peranan adalah atribut sebagai Paul B. Harton dan Chester L. Hunt
akibat dari status, dan prilaku yang dalam Dewi Wulan Sari, (2009: 93)
diharapkan oleh anggota-anggota menyebutkan bahwa:
lain dari masyarakat terhadap Lembaga yang digunakan dalam
pemegang status, singkatnya, konsep sosiologi berbeda dengan
peranan hanyalah sebuah aspek dari yang digunakan oleh konsep umum
status”. lainnya. Sebuah lembaga bukanlah
sebuah bangunan, bukan
Berdasarkan pengertian peran dan sekelompok orang dan juga bukan
peranan diatas dapat disimpulkan sebuah organisasi. Lembaga
bahwa peran adalah suatu tindakan (institusi) adalah suatu sistem
atau aktivitas yang diharapakan norma untuk mencapai suatu tujuan
oleh masyarakat atau pihak lain atau kegiatan yang oleh masyarakat
untuk dilakukan oleh seseorang dipandang penting, atau secara
sesuai dengan status yang mereka formal, lembaga adalah
miliki sehingga peran atau peranan sekumpulan kebiasaan dan tata
tersebut dapat dirasakan kelakuan yang berkisar pada suatu
pengaruhnya dalam lingkup kegiatan pokok manusia.
kehidupan.
Berdasarkan teori peran dan lembaga orang entah duda atau janda dengan
sosial di atas dapat disimpulkan beberapa anak.
bahwa yang dimaksud dengan peran
lembaga sosial adalah aktivitas yang Menurut Robert M.Z. Lawang
dilakukan berdasarkan status dalam Dwi Narwoko dan Bagong
masing-masing yang dimiliki Suyanto, (2010: 228) keluarga
seorang individu atau kelompok, memiliki empat karakteristik, yaitu
dalam suatu sistem hubungan sosial a) Terdiri atas orang-orang yang
yang terorganisir atau teratur yang bersatu karena ikatan perkawinan.
memperlihatkan adanya nilai-nilai, b) Anggota keluarga hidup bersama
norma, peraturan, peran-peran dan dalam satu rumah dan membentuk
cara-cara berhubungan satu sama rumah tangga. c) Merupakan satu
lain, yang di atur bersama guna kesatuan orang yang berinteraksi
memenuhi kebutuhan manusia dalam dan berkomunikasi. d)
suatu masyarakat tertentu, yang Melaksanakan dan
tujuannya untuk bisa melakukan mempertahankan kebudayaan yang
kontrol terhadap setiap anggota. sama.
Dari definisi teori tentang keluarga di
atas dapat disimpulkan pengertian
Macam-macam Lembaga Sosial lembaga keluarga adalah sebagai
tempat yang paling inti atau dasar
1. Lembaga Keluarga untuk semua individu dalam
memperoleh perhatian,
Menurut Dwi Narwoko dan Bagong perlindungan, pembelajaran, dan
Suyanto, (2010 : 227) Keluarga juga pembinaan.
adalah lembaga sosial dasar dari
mana semua lembaga atau pranata 2. Lembaga Pendidikan
sosial lainnya berkembang. Di
Hasbullah, (2005: 134)
masyarakat mana pun di dunia,
berpendapat bahwa “Lembaga
keluarga merupakan kebutuhan
Pendidikan adalah tempat
manusia yang universal dan menjadi
berlangsungnya proses pendidikan
pusat terpenting dari kegiatan dalam
yang meliputi pendidikan keluarga,
kehidupan individu.
sekolah, dan masyarakat”.
Menurut Horton dan Hunt dalam Menurut M.J. Langeveld dalam
Dwi Narwoko dan Bagong Dwi narwako dan Bagong suyanto,
Suyanto, (2010 : 227) berpendapat (2010: 234) Pendidikan merupakan
bahwa: Istilah keluarga umumnya upaya manusia dewasa
digunakan untuk menunjuk membimbing manusia yang belum
beberapa pengertian (1) suatu dewasa kepada kedewasaan.
kelompok yang memeiliki nenek Pendidikan ialah usaha menolong
moyang yang sama; (2) suatu anak untuk melaksanakan tugas-
kelompok kekerabatan yang tugas hidupnya, agar bisa mandiri,
disatuka oleh darah dan akil-baliq, dan bertanggung jawab
perkawinan; (3) pasangan secara susila. Pendidikan adalah
perkawinan dengan atau tanpa usaha mencapai penentuan-diri-
anak; (4) pasangan nikah yang susila dan tanggung jawab.
mempunyai anak; dan (5) satu
Menurut Horton dan Hunt dalam
Dwi Narwoko dan Bagong
Suyanto, (2010 : 292) fungsi 3. Lembaga Agama
lembaga pendidikan dibedakan
menjadi dua yaitu fungsi manifest Lembaga Agama adalah sistem
pendidikan dan fungsi laten keyakinan dan praktek keagamaan
pendidikan. dalam masyarakat yang telah
dirumuskan dan dibakukan. (Dwi
a. Fungsi manifest pendidikan Narwoko dan Bagong Suyatno,
merupakan fungsi yang tampak 2010: 263).
dan dapat dirasakan manfaat
nya secara langsung oleh Menurut Sunarto dalam Dwi
masyarakat. Narwoko dan Bagong Suyatno,
(2010: 251) mengemukakan bahwa
1) Mempersiapkan anggota “agama merupakan suatu institusi/
masyarakat untuk mencari lembaga penting yang mengatur
nafkah. kehidupan manusia”.
2) Mengembangkan bakat
perseorangan demi kepuasan Menurut Dwi Narwoko dan Bagong
pribadi dan bagi kepentingan Suyatno, (2010: 248) Agama secara
masyarakat. mendasar dan umum didefinisikan
3) Melestarikan kebudayaan. sebagai seperangkat aturan dan
4) Menanamkan keterampilan peraturan yang mengatur hubungan
yang perlu bagi partisipasi antara manusia dengan dunia gaib
dalam demokrasi. khususnya dengan tuhannya. Agama
juga merupakan seperangkat hukum
b. Fungsi laten lembaga atau aturan tingkah laku maupun
pendidikan adalah fungsi sikap yang selalu mengacu kepada
lembaga pendidikan yang kehendak yang maha kuasa. Juga
tersembunyi sebagai berikut. sebagai sumber nilai moral dan sosial
dalam masyarakat yang umumnya
1) Mengurangi pengendalian nilai-nilai agama sangat disakralkan
orang tua. dan dijadikan orientasi utama dalam
2) Menyediakan sarana untuk pembentukan sistem hukum dan
pembangkangan. kaidah sosial dalam masyarakat
3) Mempertahankan sistem kelas
sosial.
4) Memperpanjang masa remaja. Berdasarkan definisi di atas, dapat
disimpulkan bawasanya lembaga
Berdasarkan pengertian diatas agama adalah wadah yang berisi
dapat disimpulkan bahwa yang aturan atau norma yang berkaitan
dimaksud dengan lembaga dengan Kepercayaan terhadap sang
pendidikan adalah suatu wadah pencipta, yang tujuannya dapat
yang memberikan pembelajaran memberikan pemahaman dan
dan nilai-nilai norma dengan tujuan menjadikan agama sebagai tolak
untuk mengubah tingakah laku ukur dalam berprilaku baik dan
individu ke arah yang lebih baik buruk karena nilai-nilai yang
melalui lingkungan sekitar, juga terkandung dalam setiap agama
memberikan pengetahuan yang adalah nilai kebaikan.
tentunnya dilandasi dengan
peraturan yang mengatur
anggotanya baik di dalam sekolah,
keluarga, atau masyarakat
4. Lembaga Hukum pengawasaan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan”.
Menurut Leon Duguit dalam
Zainudin Ali,(2008: 75) Hukum Dari pengertian diatas dapat
adalah aturan tingkah laku anggota disimpulkan bahwa pembinaan
masyarakat, aturan yang daya adalah suatu konsep pembaharuan,
penggunaannya pada saat tertentu terencana dalam upaya
diindahkan oleh suatu masyarakat mengembangkan suatu
sebagai jaminan dari kepentingan potensi yang ada untuk mencapai
bersama dan yang pelanggaran sasaran yang dikehendaki, dengan
terhadapnya akan menimbulkan tujuan agar setelah dibina dapat
reaksi bersama terhadap pelakunya. menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya.
Sedangkan menurut Amin dalam
Tiena Masriani Yulies,(2004: 55)
Hukum merupakan kumpulan Definisi Moral
peraturan yang terdiri dari norma
dan sanksi, dengan tujuan Kata moral selalu mengacu pada
mewujudkan ketertiban dalam baik dan buruknya perbuatan
pergaulan manusia. manusia sebagai manusia. Seperti
yang dikatakan oleh Chaplin dalam
Berdasarkan definisi di atas dapat Sutarjo Adisusilo,(2013: 126)
disimpulkan bahwa yang dimaksud “moral mengacu pada akhlak yang
lembaga hukum adalah suatu sesuai dengan peraturan sosial, atau
tempat yang berisi aturan-aturan menyangkut hukum atau adat
tertulis yang berguna untuk kebiasaan bagi anggota suatu
mengontrol atau memberikan saksi budaya”.
terhadapa peraturan-peraturan
yang telah dilanggar oleh individu Menurut Hurlock dalam Asri Budi
atau kelompok. Ningsih (2008: 23) “Moral adalah
tata cara, kebiasaan, adat peraturan
Definisi Pembinaan prilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu
Menurut Dekdikbud, (1990: 117) budaya”. Sedangkan Menurut
“Pembinaan adalah proses Baron dalam Asri Budi Ningsih,
perbuatan, pembaharuan, (2008: 24) mengatakan bahwa
penyempurnaan, usaha, tindakan “moral adalah hal-hal yang
yang dilakukan secara berdayaguna berhubungan dengan larangan dan
dan berhasil guna untuk memperoleh tindakan yang membicarakan salah
hasil yang lebih baik”. atau benar”.

Selanjutnya dalam buku pembinaan Berdasarkan pengertian moral di


watak menurut S. Imam Santoso atas dapat disimpulkan bahwa
(1981 : 26) “Pembinaan adalah suatu moral adalah suatu keyakinan
usaha yang dilakukan dengan sadar benar atau salah suatu tindakan
dan berencana, teratur dan terarah atau prilaku yang dilakukan oleh
untuk meningkatkan tindakan- manusia yang akan menimbulkan
tindakan pengarahan, bimbingan, penilaian benar, baik, atau buruk
pengembangan (aktualisasi), oleh manusia lain, dan berdasarkan
stimulasi dan teori perkembangan moral
bawasannya moral sudah ada pada
diri kita sejak kanak-kanak dan Metode Penelitian
sudah terbentuk dari kita kecil,
tetepi perubahan moral yang baik Jenis Penelitian
ke buruk atau sebaliknya melaikan
Penelitian ini menggunakan
pengaruh dari lingkungan luar atau
metode deskriptif kualitatif karena
kurangnya pengendalian dari
akan memberikan gambaran
dalam diri kita sehingga moral pun
tentang permasalahan melalui
dapat berubah.
analisis dengan mengguanakan
pendekatan ilmiah sesuai dengan
Definisi Remaja keadaan yang sebenarnya yaitu
Menurut Crlote Buhler dalam untuk mengetahui bagaimanakah
Ahmad dan mubiar, (2013: 67) masa Peran Lembaga Sosial Terhadap
remaja adalah suatu transisi ke Pembinaan Moral Remaja di Desa
periode masa pre-puberteit (pra Bagun Rejo Dusun 1 Kec.Gunung
remaja) berkisar antara 10-12 tahun Sugih Kab. Lampung Tengah.
dari kalender kelahiran yang
bersangkutan. Lokasi Penelitian

Menurut pendapat Ahmad dan Lokasi penelitian yang dipilih


mubiar, (2013: 69) penulis adalah di Desa Bagun Rejo
mengidentifikasikan remaja Dusun 1 Kec.Gunung Sugih Kab.
sebagai berikut: “Masa remaja Lampung Tengah dengan
adalah masa peralihan diantara pertimbangan bahwa lokasi
masa kanak-kanak dan masa tersebut terdapat penyimpangan
dewasa, dimana anak-anak moral yang dilakukan oleh para
mengalami perubahan cepat remaja dan terdapat pula
disegala bidang. Masa ini dimulai masyarakat yang sebagaian
kira-kira umur 13 tahun dan merupakan anggota dari lembaga
berakhir umur 21 tahun (tetapi sosial.
belum menikah)”.
DefinisiKonseptualdanOperasion
Berdasarkan beberapa definisi di al
atas, maka dapat disimpulkan
bahwa remaja adalah masa dimana DefinisiKonseptual
seorang individu atau kelompok
yang beraada pada masa-masa a. Peran Lembaga Sosial
berkembang dan mencari jati diri Prilakuataukarakter yang
dimana ada penggolongan umur diharapkanataudimilikiolehsese
didalmnya yaitu 13-20 tahun dan orang yang
belum menikah. berkedudukandalammasyarakat
dalam suatu kelompok
Tujuan Penelitian sebagaitatacaraatauproseduryan
g
Mendeskripsikan bagaimana Peran telahdiciptakanuntukmengaturh
Lembaga Sosial Terhadap ubunganantar-manusia yang
Pembinaan Moral Remaja Di Desa berkelompokdalamsuatukelomp
Bagunrejo Dusun 1 Kec. Gunung okkemasyarakatan, yang
Sugih Kab. Lampung Tengah. dibatasi
dengansuatusistemperaturan-
peraturandanadatistiadat yang
mempertahankannilai-nilaiyang oleh anak berusia 13 samapi 21
penting dalam masyarakat. tahun yang dapat dinilai baik,
buruk atau layak dan tidak
b. Moral Remaja layak untuk dilakukan oleh
remaja tersebut yang tentunya
Moral remaja adalah tatacara, dapat diukur dengan penilaian-
kebiasaan, adatperaturanprilaku penilain yang dilakukan oleh
yang masyarakat.
telahmenjadikebiasaanbagiangg
otasuatumasyarakat yang Informandan Unit Analisis
dilakukan oleh remaja yaitu
seseorang yang berada pada Dalampenelitiankualitatif,
masaperalihandiantaramasakan istilahsampeldisebutdenganinformanya
ak-kanakdanmasadewasa, itu orang yang
dimanaanak- merupakansumberinformasi.Adapun
anakmengalamiperubahancepat informan dalam penulisan ini yaitu
disegalabidang. lembaga sosial yang di wakili oleh
Masainidimulaikira-kiraumur 13 kepala keluarga, kelompok guru, tokoh
tahundanberakhirumur 21 tahun agama, dan polisi.
(tetapi belum menikah). Dalampenentuaninformanini,
penelitimenggunakantekniksnowboling
DefinisiOperasional sampling. MenurutArikunto (2009:16),
“snowboling
a. Peran Lembaga Sosial samplingmerupakanteknikpengumpula
Peran lembaga sosial n data dimanaantarasumber data yang
merupakan suatu aktifitas atau satudengan yang lainsalingberkaitan.”
prilaku yang dilakukan Informaninikemudianterdiridariinform
berdasarkan status atau ankuncidaninformanpendukung.
keajiban seseorang dalam suatu
Dalampenelitianini yang menjadi unit
masyarakat sosial, dimana
analisis data adalah Lembaga Sosial
tekandung prilaku-prilaku yang
atau anggota dari lembaga sosial yaitu
mencerminkan nilai-nilai dan
yang terdiri dari lembaga keluarga,
norma yang berlaku, peran
lembaga pendidikan, lembaga agama,
lembaga sosial disini adalah
dan lembaga hukum.
untuk memberikan
pemahaman, mengawasi dan Teknik Pengumpulan Data
memberikan pembinaan
terhadap seseorang yang Kegiatan pengumpulan data yang di
melanggar norma-atau moral peroleh dari wawancara, observasi, dan
yang ada dilingkungan dokumentasi tersebut berpedoman
masyaraka,t yang tujuannya pada panduan yang telah disusun
agar penyimpangan atau berdasarkan aspek yang telah diamati
pelanggaran tersebut dapat yang kemudian secara operasional
dikurangi atau dihilangkan, dituangkan dalam dimensi penelitian
sehingga tercipta keutuhan dan indikator-indikator.
dalam masyarkat.

b. Moral Remaja
Moral remaja merupakan
segala prilaku yang dilakukan
Uji Kredibilitas Susukan Bpk Dulah Sajuri. Pada tahun
1958 Desa Bangunrejo Diusulkan
Terdapat beberapa strategi penelitian menjadi desa Definitif Dengan Nama“
kualitatif yang dapat dialakukan untuk BANGUNREJO” dengan Kepala Desa
uji kredibilitas, antara lain: Bpk Dulah Sajuri. Pada tahun 1962
1. Memperpanjang Waktu dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa
2. Triangulasi dan terpilihlah untuk yang pertama kali
dan terbentuklah Kepala Desa
Definitif.
Teknik Pengolahan Data
Tahap editing adalah tahap memeriksa
Pada tanggal 27 Maret 2013
kembali data yang berhasil diperoleh
dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa
dalam rangka menjamin keabsahan
dan terpilihlah Bpk Supranoto untuk
Masa Bakti th 2013 s/d 2019. Perlu
(validitas) untuk kemudian dipersiapkan
ke tahap selanjutnya. Tahap tabulasi
diketahui bahwa Desa Bangunrejo
adalah merupakan Desa Pertanian
adalah tahap mengelompokkan jawaban-
karna 80 % masyarakat hidup dengan
jawaban yang serupa dan teratur dan
bercocok tanam (bertani).
sistematis. Tahap ini dilakukan dengan
cara mengelompokkan data-data yang Diskripsi data
serupa. Tahap intepretasi data yaitu
tahap untuk memberikan penafsiran atau Berdasarkan dari observasi yang
penjabaran dari data yang ada pada tabel peneliti lakukan terdapat beberapa
untuk dicari maknanya yang lebih luas kasus kenakalan remaja seperti
dengan menghubungkan data dengan merokok, mencuri, minum-minuman
hasil yang lain, serta hasil dari alkohol, berjudi, seperti sabung
dokumentasi yang sudah ada. ayam,dsb. Dan dari beberapa kasus
kenakalan remaja tersebut peneliti
Hasil Dan Pembahasan
kemudian melakukan wawancara
Gambaran Umum Lokasi Penelitian terhadap beberapa pihak seperti
lembaga keluarga, aparat penegak
Desa Bangunrejo dibuka pada tahun hukum, tokoh agama, dan guru sebagai
1954 dengan penduduk 20 KK, pada lembaga pendidikan. Berikut
saat itu Desa Bangunrejo masih klasifikasi tingkat kenakan remaja di
menjadi bagian dari Dusun Seputih Desa Bagunrejo :
Timur. Dan pada tahun 1956
dibentuklah Susukan dengan kepala

Tabel 4.7 Klasifikasi Kenakalan Remaja di di Kampung Bangunrejo Kec. Gunung


Sugih Kab. Lampung Tengah Tahun 2014
N Katagori
O Bentuk kenakalan Pernah Jarang Sering
1 Merokok 
2 Minum-minuman keras 
3 Sabung Ayam 
4 Mencuri 
5 Berkelahi 
6 Balapan Liar 

Sumber : wawancara dari kepala dusun desa bangun rejo


Berdasarkan tabel tersebut menunjukan terjadi hal ini menunjakan bahwa,
bahwa kenakalan remaja, merokok, moral remaja di desa bagunrejo masih
sabung ayam, mencuri, minim- sangat rendah.
minuman alkohol, masih sering

Tabel 4.8. Jumlah Kenakalan Remaja di Desa Bangun Rejo


No Jenis Kenakalan Remaja Jumlah
1. Merokok 20
2. Minum-minuman keras 15
3. Sabung Ayam 10
4 Mencuri 5
Jumlah 50
Sumber : Observasi dan Wawancara dengan Kepala Dusun dan Masyarakat
seharusnya dapat memberikan peran
yang sesungguhnya, dimana peran
Berdasarkan tabel tersebut terdapat 50
kasus kenakalan remaja di desa
Bangunrejo dan berdasarkan hasil
wawancara kasus tersebut sering
terjadi di desa Bangunrejo.

Analisis Hasil Penelitian

Data-data variabel yang akan diteliti


didapat dengan pengamatan secara
mendalam baik dengan teknik
wawancara, teknik dokumentasi, dan
teknik observasi. Ketiga teknik ini
saling mendukung untuk memperkuat
kebenaran dan akurasi data. Teknik
awal yang digunakan peneliti adalah
wawancara, kemudian hasil tersebut
didokumentasikan, dan setelah itu
untuk menguji keakuratan data
dilakukan konfirmalitas dengan cara
observasi atau pengamatan dan
konfirmasi antar sumber dan teknik.

Pembahasan

Lembaga Keluarga

Keluarga memegang peranan penting


dalam menangani moral remaja atau
anaknya, dalam hal ini orang tua
orang tua dalam keluarga yaitu
keluarga dituntut berperan dan
berfungsi untuk mencapai suatu
masyarakat sejahtera yang di huni
oleh individu (anggota keluarga)
yang bahagia dan sejahtera.

Fungsi keluarga perlu di jalankan


sebagai tugas yang harus diperankan
oleh keluarga sebagai lembaga sosial
terkecil seperti yang diterangkan oleh
BKKBN yang meliputi: fungsi
keagamaan, fungsi sosial budaya,
fungsi cinta kasih, fungsi melindungi,
fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi
dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan
fungsi pembinaan lingkungan, yang
harapanya agar maksimal dalam
membina anggota keluarga terutama
anak agar anak bisa tumbuh dengan
baik dan mempunyai moral yang baik
juga.

Tetapi setelah melakukan penelitian


mendalam terkait masalah moral,
dengan subjek penelitian yakni
lembaga keluarga pada kasus
pembinaan moral remaja di Desa
Bangunrejo berdasarkan, pengakuan
para informan sebagaimana cuplikan
wawancara pada informan LK2 yang
mengatakan “dalam memberikan
pemahaman, pembinaan juga
pengawasan saya dalam
menyampaikan pada anak ya kalau memperhalus tingkah laku anak didik
sering ya tidak, ya kan anak sekarang yang dibawa dari keluarganya.
susah untuk di nasehati, yang penting
ya kalau ada salah atau kejadian apa Peran seorang guru yang sebagai
gitu ya dinasehatin saja, syukur kalau di pendidik harus memikul pertanggung
dengar kalau tidak ya gimana lagi, jawaban untuk mendidik, yaitu
emang dasar anaknya yang susah dimana seorang guru harus mampu
dibilangin”.Senada dengan informan membentuk peserta didik dalam aspek
LK2 informan LK4 juga mengatakan afektif, kognitif, dan psikomotorik
“ya kalau bude tidak sering-sering agar guru dan murid dapat dikatakan
menasehati, takutnya anak malah gak berhasil mencapai tujuan pendidikan
mendengarkan nak takut bosen, nanati yang sebenarnya.
takutnya malah kejadian yang gak
diharapkan, ya kalau anak melakukan Guru yang ada di sekolah merupakan
hal yang salah ya saya nasehati, itu pendidik formal secara langsung
tidak boleh nanti kalau di lakuin jadinya menerima kepercayaan dari sekolah
bagaimana, ya gitu aja kalau bude maupun masyarakat untuk memangku
keterlaluan kasian sama anak.” jabatan dan tanggung jawab
pendidikan. Dimana seharusnya guru
Berdasarkan penelitian dan memberikan pembelajaran,
wawancara yang dilakukan oleh pembinaan pembelajaran, dan juga
informan di peroleh informasi bahwa pengawasan seabagai bentuk peranan
para orang tua, mereka kurang perduli yang sesungguhnya dalam
terhadap perkembangan moral anak pembentukan moral serta kognitif
mereka, mereka lebih memperdulikan pada peserta didik.
kebahagian anak mereka untuk
bermain, dibandingkan fokus kepada Sementara itu berdasarkan hasil
pendidikan dibidang ilmu penelitian dan wawancara sebagaimana
pengetahuan dan agama, para cuplikan wawancara pada informan LP1
informan menganggap bahwa apa yang mengatakan“Saya rasa
yang dikerjakan oleh anaknya akan memberikan pemahaman itu sudah ada
baik ketika itu membuat mereka dikurikulum, yang mengharuskan saya
merasa nyaman, tidak ada aturan di memberikan pemahaman kepada anak
dalam keluarga merupakan dominasi agar mempunyai akhlak yang baik. Apa
dari kehidupan keluraga sehingga lagi saya disini adalah guru agama dan
anak bebas untuk bepergian dan nilai sikap sudah ada di nilai afektif
melakukan hal-hal yang mereka suka. dalam pembelajaran”.

Lembaga Pendidikan
Senada dengan pernayataan informan
Sekolah merupakan bagian dari LP1, informan LP2 juga
lembaga pendidikan formal dimana mengatakan“Ya jelas saya
sekolah disini berperan untuk memberikan pemahaman kepada
membentuk kepribadian anak didik murid, terutama saya mengajar
yang bersifat kognitif, afektif, dan matematika, karena dalam ilmu
psikomotorik. Dan diperoleh secara matetamtika anak disini di ajarkan
teratur, sistematis, bertingkat, dengan berhitung dan disini anak harus jujur,
mengikuti peraturan yang jelas. karena ilmu matematika ini
Peranan sekolah yakni mendidik dan mengajarkan anak untuk jujur”. LP2
mengajar serta memperbaiki dan dalam upaya pengawasan siswa juga
mengatakan “Tidak saya rasa, karena masyarakat merasa sejahtera, aman,
saya ini orangnya cuek, terlebih lagi stabil, dan sebagainya. Agama dalam
pengawasan dsb nya itu mungkin lebih masyarakat bisa difungsikan sebagai,
ke guru BK, kalok saya si diam saja, fungsi edukatif. fungsi penyelamatan,
kalau ada yang main hp dikelas, fungsi pengawasan sosial (social
mungkin saya sindir aja, kelanjutnnya control), fungsi memupuk
ya biarin ajalah, lalu kalau saya pernah persaudaraan, dan fungsi
liat anak-anak ngerokok di luar transformatif.
lingkungan sekolah, ya paling saya
bilang sama guru bk atau sesama guru Hal tersebut adalah fungsi atau
saja, soalnya saya gak mau ribet, kalok peranan agama yang seharusnya
orang bilang mah masa bodok waelah, dijalankan oleh seluruh lembaga
karena kan di luar lingkungan sekolah agama yang tentunya di jalankan oleh
ya tugas orang tua untuk mengawasi perwakilannya yaitu tokoh agama,
dan membina anak”. diamana lembaga agama atau para
tokoh agama disini harus mampu
memainkan perannya agar tujuan dari
Berdasarkan pengakuan para informan lembaga agama ini tercapai.
dengan wawancara yang dilakukan
kepada para guru yang ada di Desa Setelah melakukan penelitian terkait
Bagunrejo di peroleh informasi bahwa peranan lembaga agama yang ada di
menurut para informan mereka sudah desa bangunrejo terhadap pembinaan
menjalankan peran mereka sebagai guru moral remaja dan berdasarkan
untuk membina murid agar mereka penelitian yang peneliti lakukan
mempunyai moral yang baik ketika sebagaimana cuplikan wawancara
pembelajaran berlangsung disekolah, pada informan LA1 yang
tetapi setelah kegiatan ajar mengajar mengatakan“Jarang si ya, ya mungkin
telah usai peran mereka pun sudah tidak 1 bulan sekali sudah alhamdulilah,
digunakan lagi ketika di luar sekolah. karena belum ada programnya ya”
sementara dalam pengawasan
Lembaga Agama mengatakan bahwa “Kalok
mengawasi saya pikir tidak ya,
Agama mempunyai fungsi yang karenakan ketika kita melihat atau
sangat penting dalam pembangunan mengetahui prilaku yang kurang baik
nasional, terutama sebagai landasan di lakukan oleh remaja atau ya
moral dan etika dalam mewujudkan pemuda-pemuda seperti main sabung
masyarakat adil dan makmur, karena ayam, minum dll kita gak bisa ikut
agama disini merupakan jawaban dari campur atau menegur,nanti takutnya
semua masalah yang ada dikehidupan di bilangnya kok nyeramahin, saya
manusia. pikir itu lebih ke pengawasaan orang
tua ya, takutnya kalok kita ini ikut
Dalam masyarakat, agama berperan campur orang tuanya yang gak
dalam mengatasi persoalan-persoalan terima”.
yang timbul di masyarakat yang tidak
dapat dipecahakan secara empiris Senada dengan yang di katakan oleh
karena adanya keterbatasan informan LA2 yang mengatakan“ tidak
kemampuan dan ketidakpastian. Oleh pernah nak, selama saya disini saya
karena itu, diharapkan agama tidak pernah memberitahu atau
menjalankan fungsinya sehingga memberikan pemahaman apa-apa
kepada anak-anak, ya saya biarkan
saja karena urusan saya disini hanya oleh masyarakat ataupun remaja yang
mengikuti pengajian atau yasinan tentunya menyimpang dari ajaran
sebagai pembaca doa dan juga agama mereka cendrung bersikap seolah
ceramah jika ada undangan, udah itu tidak tahu akan hal itu, karena beberapa
saja”.Dan dalam pengawasan LA2 alasan yaitu diantranya bukan hak
juga mengatakan“ya kalau saya tau mereka untuk menceramahi atau buakan
anak-anak yang di daerah belakang wewenang mereka untuk menegur
lagi minum, merokok, atau sabung karena mereka juga mempunyai
ayam, ya saya biarkan saja , ya nanti kehidupan dan orang tua masing-
kalau saya bicara yang aneh-aneh masing, serta alasan yang lain yaitu
nanti dibilang sok-sokan, juga takut seperti tidak mau ikut campur urusan
sama ibu dan ayahnya, kalau di merreka karena tidak mau dianggap sok
adukan oleh orang tuanya, takutnya suci dan benar.
saya yang di cap jelek, kenapa kok
mengurusi anaknya diya kan jadi Lembaga Hukum
repot, jadi ya saya biarkan saja, toh
kan mereka punya ibu dan ayah yang Dalam Undang-undang Nomor 2
mengurus”. Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia polisi
Adapun pernayataan yang di adalah instansi yang berperan dalam
keluarkan oleh informan LA2 yang penegakan hukum dan norma yang
mengejutkan, LA2 mengatakan“ya hidup dalam masyarakat.Dalam hal ini
sekarang nak, pak... haji, ulama suka polisi atau aparat penegak hukum
ceramah juga, punya anak laki-laki berperan aktif sebagai alat dari
yang kerjaanya minum, maen judi lembaga sosial hukum yang tentunya
terus, narkoba juga iya, kyak gitu saja mempunyai kewajiban untuk
gak dibilngin atau anaknya yang gak membina, mengawasi, dan menindak
mau denger, yah biarin aja ya kalau lanjut apa bila ada pelanggran yang
jelek kan anaknya yang dapat bertentangan dengan uud yang telah
jeleknya, nanti juga kena batunya, ada.
ulama seperti itu saja punya anak
kayak gitu nak yang pasti diya gak Seperti tugas aparat atau peran aparat
mungkin nyeramahin atau melarang sebagai BIMMAS, dimana setiap aparat
orang lain, karena anaknya aja kepolisian mempunyai peran ini
seperti itu kan”. meskipun mereka berada di bagian-
bagian berbeda, berikut merupakan
Berdasarkan pengakuan para informan peranan Polisi selaku Bimmas yaitu :1)
dengan wawancara yang dilakukan Membimbing, mendorong,
kepada para tokoh agama bahwa dalam mengarahkan dan menggerakkan,
upaya memberikan pengetahuan, masyarakat guna terwujud daya tangkal
pembinaan, dan pengawasan para tokoh dan daya cegah. 2) Tumbuhnya daya
agama disini hanya melakukan hal perlawanan masyarakat terhadap
tersebut, ketika mereka dimintai oleh kriminalitas serta terwujud ketaatan
seseorang untuk mengisi acara dalam serta kesadaran hukum masyarakat. 3)
pengajian, acara sharing, juga saat Pembinaan potensi masyarakat untuk
mengajar megaji. memelihara dan menciptakan situasi
dan kondisi masyarakat yang
Tetapi dalam hal yang berhubungan menguntungkan bagi pelaksanaan tugas
langsung dengan prilaku remaja, atau kepolisian serta mencegah timbul faktor
ketika real melihat apa yang dilakukan kriminogen.4)
Menyelenggarakan dan memberikan
bimbingan dan penyuluhan.
Setelah melakukan penelitian terkait
peran lembaga hukum yang ada di desa
bangunrejo terhadap pembinaan moral
remaja dan berdasarkan penelitian yang
peneliti lakukan sebagaimana cuplikan
wawancara pada informan LH1 yang
mengatakan bahwa memberikan
pemahaman“Pihak kepolisian
mempunyai istilah yaitu POLMAS
(polisi masyarakat) yaitu dimana polisi
bekerjasama dengan masyarakat
setempat untuk pembinaan anak,
Dengan penyuluhan, samabang,
pantauan, sentuhan, dan tatap muka,
dimana penyuluhan di lakukan di setiap
desa atau perkelurahan yang dijadikan
satu wilayah penyuluhan, dan
penyuluhan ini dilakukan satu bulan
sekali jika terprogram dengan baik dan
biasnaya penyuluhan disini biasanya
membahas tentang keaamanan dan
pembanguan desa, untuk masalah
moral atau tingkh laku para remaja
yang menyimpang yang jelas ada di
komplek belakang ini biasanya kita
selipkan di sela-sela pembicaraan”.

Sedangkan menurut informan lain di


luar informan LH mengatakan“ tidak
ada, setau bapak pak...(aparat
hukum) belum pernah mengadakan
penyuluhan, dll tapi kalau ada
perkara, permasalahan, ya diya
menangani. Ya mungkin karena
beliau sibuk, jadi tidak bisa
mengadakan penyuluhan dll, tapi si A
(aparat juga) itu malah diya kenak
narkoba juga, dan ikut minum seperti
miras juga di TKP bersama dengan
yang lain.

Berdasarkan informasi setelah peneliti


melakukan observasi peran lembaga
hukum yang ada di desa bagunrejo
terkait kasus pembinaan moral remaja
di Desa Bangun rejo, peneliti
memperoleh informasi darihasil
wawancara dengan lembaga hukum
juga informan dari lembaga lain, terkait
kenakalan para remaja seperti miras,
mencuri dan berjudi peneliti
mendapatakan keterangan dari
informan bahwa mereka telah
mengadakan penyuluhan terkait hal
tersebut serta memberikan pembinaan
dan mengawasi sebagaimana mestinya
tugas dari seorang aparat penegak
hukum, dengan dalih suatu pembinaan
dan pengawasn tersebut di lakukan di
kelurahan yang diselenggarakan satu
bulan sekali, sementara untuk penangan
langsung belum pernah terjadi
disebabkan hal itu harus dilakukan
ketika tidak dalam kondisi mereka
melakukan perbuatan tersebut. Namun
hal ini diragukan dengan pernayataan
dari informan lain yang mengatakan
bahwa lembaga hukum tidak pernah
melakukan pembinaan seperti yang
telah di katakan.

Kesimpulan
Peran lembaga sosial yang ada di Desa
Bangunrejo kurang berperan, hal ini
didasari oleh penelitian dan
wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dalam mengamati peranan
tersebut dengan adanya bukti bahwa
masih banyak para remaja yang
berrilaku menyimpang seperti
minuman keras, merokok dibawah
umur, berjudi seperti sabung ayam,
serta adanya hamil diluar nikah, yang
tentunya terjadi di dalam kalangan
anak remaja di desa bangunrejo.
Daftar Pustaka

Adisusilo Sutarjo, 2013. Pendidikan


Moral Peserta Didik, Jakarta, Rineka
Cipta
Ahmad Zulpika Nurisan, Mubiar
Agustin. 2013. Dinamika
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Refika Aditama
Ali Zainudin, 2008. Sosiologi Hukum.
Jakarta, Sinar Grafika
Budi Asri Ningsih, 2008.
Pembelajaran Moral. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dewi Wulansari, 2009. Sosiologi
Konsep dan Teori. Bandung, Refika
Aditama
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto.


2010. Sosiologi Teks Pengantar Dan
Terapan. Jakarta : Kencana
Prenadamedia Group.
Maurice Duverger, 2010. Sosiologi
Politik. Jakarta, Rajagrafindo
Persada. 426 Halaman.

Yulies Tiena Masriani, 2004.


Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta,
Sinar Grafika
Yesmil Anwar, Adang, 2013.
Sosiologi Untuk Universitas.
Bandung, Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai