Anda di halaman 1dari 10

Kesmas@2019

PERILAKU SOSIAL

1. Pengertian Perilaku Sosial


Perilaku sosial adalah pola interaksi dan tindakan antara individu dengan lainnya
(Myers, 2010). Perilaku sosial menunjukkan kemampuan untuk menjadi orang yang
bermasyarakat. Perilaku sosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku umum yang ditunjukkan oleh individu dalam masyarakat, yang pada dasarnya
sebagai respons terhadap apa yang dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima oleh
kelompok sebaya seseorang. Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan,
sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain (Hurlock, 2003).
Perilaku sosial yang dapat diterima masyarakat dipandang sebagai perilaku yang
memberikan efek positif dalam masyarakat, seperti menolong, berbuat baik, atau disebut
dengan perilaku prososial, dan perilaku sosial yang tidak dapat diterima dipandang
sebagai perilaku yang memberikan efek negatif dalam masyarakat atau disebut dengan
perilaku antisosial (Baumeister & Bushman, 2011)
Perilaku secara bahasa berarti cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai
dengan sifat yang layak bagi manusia. Secara sosial berarti segala sesuatu mengenai
masyarakat atau kemasyarakatan. Sedangkan secara istilah diartkan sebagai berikut ini:
Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau
sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan
tuntutan sosial (Hurlock, 2003)..
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001),
perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan
dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi
seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001).
Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau
rasa hormat terhadap orang lain.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial seseorang
merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.
Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun,
sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya.
Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya
ingin mencari untung sendiri.

1
Kesmas@2019

2. Teori-teori Perilaku Sosial


Abu Ahmadi (2009 : 152-153) mengemukakan bahwa “ Perilaku sosial adalah
kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, terhadap objek
sosial( objeknya banyak orang dalam kelompok ) dan berulang–ulang. George Ritzer
(2014 : 73) mengemukakan bahwa, ada dua teori Perilaku sosial yaitu:
a. Teori Behavior Sosiologi Teori ini dibangun dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip
psikologi perilaku kedalam sosiologi. Memusatkan perhatiannya kepada hubungan
antara akibat dan tingkah laku yang terjadi didalam lingkungan aktor dengan tingkah
laku aktor. Konsep dasar behavioral sosiologi adalah ganjaran (reward). Tidak ada
sesuatu yang melekat dalam objek yang dapat menimbulkan ganjaran. Perulangan
tingkah laku tidak dapat dirumuskan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu sendiri.
Perilaku yang alami adalah perilaku yang dibawa sejak lahir yang berupa refelks dan
insting sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk melalui proses
belajar. Perilaku operan merupakan perilaku yang dibentuk, dipelajari dan dapat
dikendalikan oleh karena itu dapat berubah melalui proses belajar”.
b. Teori Pertukaran Sosial (Exchange ) Teori pertukaran sosial diambil dari konsep-
konsep dan prinsip-prinsip psikologi perilaku (behavioral psichology). Selain itu juga
diambil dari konsepkonsep dasar ilmu ekonomi seperti biaya (cost), imbalan (rewad)
dan keuntungan (profit). Dasar ilmu ekonomi tersebut menyatakan bahwa manusia
terus menerus terlibat antara perilaku-perilaku alternatif, dengan pilihan yang
mencerminkan cost and rewad (atau profit) yang diharapkan yang berhubungan garis-
garis perilaku alternatif itu. Teori Pertukaran sosial menyatakan bahwa semakin tinggi
ganjaran (rewad) yang diperoleh maka makin besar kemungkinan tingkah laku akan
diulang. Begitu pula sebaliknya semakin tinggi biaya (cost) atau ancaman hukuman
(punishment) yang akan diperoleh, maka makin kecil kemungkinan tingkah laku
serupa akan diulang. Sealin itu juga terdapat hubungan berantai antara berbagai
stimulus dan perantara berbagai tanggapan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial


Menurut Hassan Shadily seperti dikutip Abdulsyani, mengatakan bahwa manusia
akan tertarik untuk hidup bersama dalam masyarakat karena didorong oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Hasrat yang berdasar naluri (kehendak biologis yang di luar penguasaan akal) untuk
mencari teman hidup, pertama untuk memenuhi kebutuhan seksual yang sifatnya
biologis sebagaimana terdapat pada semua makhluk hidup.
b. Kelemahan manusia selalu mendesak untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat
dalam berserikat dengan orang lain, sehingga dapat bersama-sama dan dapat
memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan usaha bersama.
2
Kesmas@2019

c. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politicon, yaitu makhluk
sosial yang hanya menyukai hidup bergolongan, atau sedikitnya mencari teman untuk
hidup bersama, lebih suka daripada hidup sendiri.
d. Menurut Bergson, bahwa manusia ini hidup bersama bukan oleh karena persamaan,
melainkan oleh karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan
sebagainya. Ia mengatakan bahwa kenyataan hidup baru terasa dengan perbedaan
antara manusia masing-masing itu dalam kehidupan bergolongan”
Menurut Maslow yang dikutip oleh Slameto bahwa “Tingkah laku manusia
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan
ini yang memotivasi tingkah laku seseorang”.
Ahli psikologi mengatakan bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah kumpulan dari unsur kepribadian yang secara simulatan
mempengaruhi perilaku manusia sebagai berikut:
1) Kebutuhan biologis , seperti lapar yang mendorong manusia untuk makan dan
minum serta nafsu seks yang mendorong manusia melakukan hubungan seksual.
Selain itu faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor keturunan atau faktor
pembawaan. Faktor pembawaan atau faktor biologis mempunyai pengaruh yang
besar dalam pembentukkan tingkah laku manusia atau individu, dan tidak dapat
disanggal pengaruhnya tersebut terhadap tingkah laku manusia dimisalkan pada
hormonhormon yang bekerja dalam tubuh manusia. Dengan demikian jelaslah
bahwa faktor biologis memang ada pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.
2) Kebutuhan Psikologis, seperti kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, penerimaan
dan aktualitas diri. Kebutuhan- kebutuhan itu tidak muncul secara merata dan
dengan kadar yang sama pada setiap orang. Akan tetapi, masing-masing kebutuhan
jiwa itu melahirkan perilaku yang berbeda.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dipengaruhi dari luar diri manusia dan dapat dilihat dari
lingkungan seseorang tinggal. Lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu
1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang bersifat universal, yaitu
terdapat pada masyarakat di dunia atau suatu sistem sosial yang terbentuk dalam
sistem sosial yang lebih besar. Keluarga merupakan satuan sosial yang sederhana
dalam kehidupan manusia. Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya
mengembangkan pribadi seorang anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih
sayang dan memberikan pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan
sosial budaya sebagai faktor untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan
3
Kesmas@2019

anggota masyarakat yang sehat . Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami


bahwa kehidupan keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi
kebutuhan manusiawi, kebutuhan tersebut terutama pada pembentukan
kepribadianya serta pengembangan ras manusia.
2) Lingkungan Institusional
Lingkungan institusi ini ikut mempengaruhi perkembangan perilaku sosial yang
dapat berupa institusi formal seperti sekolah maupun nonformal seperti suatu
kumpulan atau organisasi. Sebagai institusi pendidikan formal sekolah juga ikut
memberikan pengaruh dalam perkembangan kepribadian anak. Wahjoetmo
mengatakan fungsi sekolah antara lain:
a) Menyempurnakan tugas keluarga dalam hal pendidikan
b) Memperluas wawasan dan pengalaman anak didik melalui transfer nilai dan
peradaban
c) Sebagai wahana penyucian dan pembersihan ilmu – ilmu dari penyelewengan
akidah Islam.
3) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat sebagai institusi ketiga setelah keluarga dan sekolah. Dilihat dari
konsep sosiologi masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal
dalam satu kawasan dan saling berinteraksi bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku seorang anak atau remaja.
Pengaruh yang diberikan oleh masyarakat bisa positif dan bisa juga negatif.

4. Upaya Pembentukan Perilaku Sosial


Pembentukan perilaku tidak dapat terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarang
saja. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia, dan berkenaan
dengan objek tertentu. Menurut W.A. Gerungan, perilaku dapat terbentuk karena adanya
faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern individu yang memegang peranannya.
Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri, ini dapat
berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengelola pengaruh-
pengaruh yang datang dari luar.Dan faktor ekstern adalah faktor yang terdapat di luar
pribadi manusia yang bersangkutan, ini dapat berupa interaksi sosial di luar kelompok.

Perilaku dapat terbentuk melalui empat macam cara,


a. Adopsi adalah kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus,
lama kelamaan yang diserap pada individu sehingga mempengaruhi terbentuknya suatu
sikap.

4
Kesmas@2019

b. Deferensial berkaitan erat dengan intelegensi, banyaknya pengalaman, bertambahnya


usia, sehingga hal-hal yang dianggapnya sejenis dapat dipandang tersendiri lepas dari
jenisnya.
c. Integrasi dalam pembentukan perilaku ini terjadi secara bertahap bermula dari
pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu dan pada akhirnya terbentuk
perilaku mengenai hal tersebut
d. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan sehingga menimbulkan kesan
mendalam pada jiwa seseorang yang bersangkutan. Jadi perilaku terbentuk oleh
pengetahuan dan pengalaman seiring bertambahnya usia. Semakin luas pengetahuan
seseorang tentang objek dan banyaknya pengalaman yang berkaitan dengan objek akan
mengarahkan terbentuknya sikap yang kemudian dilanjutkan pada suatu perilaku
tertentu.
Dalam buku Psikologi Sosial suatu Pengantar, Bimo Walgito mengemukakan
bahwa pembentukan perilaku dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan
kondisioning atau kebiasaan, dengan pengertian atau insight, dan dengan menggunakan
model.
a. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Yaitu dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang di harapkan,
akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Misalnya : Dibiasakan bangun pagi.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Misalnya :
Masuk sekolah jangan sampai terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu
teman-teman, membersihkan kelas bersama sekelompok petugas piket itu baik karena
akan cepat selesai dan lebih ringan, dan sebagainya.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan cara menggunakan model atau
contoh. Misalnya : Orang tua berlaku sebagai contoh anak-anaknya, guru bertindak
sebagai contoh peserta didiknya, dan seorang pemimpin bertindak sebagai model atau
contoh yang dipimpinnya.

5. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial


Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya.
Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh caracara kegiatan yang sama
dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah
laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan,
1978:151-152).

5
Kesmas@2019

Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan
karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan
orang lain. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial
seseorang yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat jelas diantara anggota
kelompok yang lainnya. Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon
antar pribadi, yaitu
a. Kecenderungan Perilaku Peran
1) Sifat pemberani dan pengecut secara sosial
Orang yang memiliki sifat pemberani secara sosial, biasanya dia suka
mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak segan
melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam
mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut
menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya, seperti kurang suka
mempertahankan haknya, malu dan segan berbuat untuk mengedepankan
kepentingannya.
2) Sifat berkuasa dan sifat patuh
Orang yang memiliki sifat sok berkuasa dalam perilaku sosial biasanya
ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan,
percaya diri, berkemauan keras, suka memberi perintah dan memimpin langsung.
Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang
sebaliknya, misalnya kurang tegas dalam bertindak, tidak suka memberi perintah
dan tidak berorientasi kepada kekuatan dan kekerasan.
3) Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak
sauka mempersoalkan latar belakang, suka memberi masukan atau saran-saran
dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan.
Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh perilaku yang
bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang dominan
diam, kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.
4) Sifat mandiri dan tergantung
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya
dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan
sesuatu dengan cara-cara sendiri, tidak suak berusaha mencari nasihat atau
dukungan dari orang lain, dan secara emosiaonal cukup stabil. Sedangkan sifat
orang yang ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku sosial sebaliknya
dari sifat orang mandiri, misalnya membuat rencana dan melakukan segala
sesuatu harus selalu mendapat saran dan dukungan orang lain, dan keadaan
emosionalnya relatif labil.
6
Kesmas@2019

b. Kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial


1) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak
berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus
menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya
suak mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
2) Suka bergaul dan tidak suka bergaul
Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan sosial yang baik, senang
bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suak
bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.
3) Sifat ramah dan tidak ramah
Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang, dan
suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.
4) Simpatik atau tidak simpatik
Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan
keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas. Sedangkan
orang yang tidak simpatik menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya
c. Kecenderungan perilaku ekspresif
1) Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama)
Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan sosial sebagai
perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri
sendiri. Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifat yang
sebaliknya
2) Sifat agresif dan tidak agresif
Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung ataupun
tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka
bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan
perilaku yang sebaliknya.
3) Sifat kalem atau tenang secara sosial
Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain,
mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton
orang.
4) Sifat suka pamer atau menonjolkan diri
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan,
berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

6. Faktor-Faktor pembentuk Perilaku Sosial


7
Kesmas@2019

Baron dan Byrne (2003) berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat
membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter
santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang
berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul
dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku
seperti itu. Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan
dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan memberikan
pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu
perbuatan.
b. Proses kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang
menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku
sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian
hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan terus
berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku
sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa karena selalu memperoleh tantangan
dan pengalaman sukses dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif
terhadap aktivitas jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan
mendukung temantemannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
c. Faktor lingkungan
Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang.
Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa
berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di
lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
d. Tatar Budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran Sosial itu terjadi
Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa
berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis
budaya lain atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran yang terpenting adalah untuk
saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap anak

7. Penyimpangan Perilaku Sosial


Sosialisasi yang dijalani individu tidak selalu berhasil menumbuhkan nilai dan
norma sosial dalam jiwa individu. Akibat kegagalan mensosialisasikan nilai dan norma
sosial itu, kadang kala individu melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah
yang berlaku di masyarakat atau yang disebut dengan penyimpangan sosial atau

8
Kesmas@2019

perilaku menyimpang. Beberapa definisi penyimpangan sosial atau perilaku


menyimpang (penyimpangan sosial) sebagai berikut:
a. Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di
luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
b. Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari normanorma
yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang
berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
c. Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai suatu
pelanggaran terhadap nilai dan norma kelompok dalam masyarakat.
Emile Durkheim mengemukakan bahwa, perilaku menyimpang atau jahat kalau
dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal dalam bukunya “
Rules of Sociological Method” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal
karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku
dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam
masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada
sesuatu perbuatan yang tidak disengaja.
Ciri-ciri penyimpangan perilaku Sosial
Banyak ahli telah meneliti tentang ciri-ciri penyimpangan perilaku sosial di
masyarakat. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ciri-ciri yang bisa diketahui
dari penyimpangan perilaku sosial adalah sebagai berikut:
a. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai
menyimpang.
b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan
sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.
c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.
d. Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk
penyimpangan yang tersamar dan ada yang mutlak.
e. Penyimpangan bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya riil. Budaya ideal
merupakan tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui dan diharapkan
diikuti oleh anggota masyarakat. Sedangkan budaya riil mencakup hal-hal yang
betul-betul mereka laksanakan.
f. Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali
diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma penghindaran.

Sumber :
1. Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

9
Kesmas@2019

2. Azhari, Akyas. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta. Teraju


3. Baron, R.A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
4. Baumeister, R. F., & Bushman, B. J. 2011. Social Psychology and Human Nature
(2nd ed). Belmont: Cengage Learning
5. Gerungan, W.A,.1978, Psikologi Sosial, Bandung: PT.al-Maarif
6. Hurlock, B. Elizabeth. 2003. Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta
7. Ibrahim, Rusli 2001, Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Penjas. Jakarta: Ditjen
Dikdasmen, Depdiknas
8. Myers, D. G. 2010. Social Psychology (10th ed). New York. Mc Graw Hill
9. Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta
10. Walgito, Bimo. 2001. Psikologi Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi

10

Anda mungkin juga menyukai