Anda di halaman 1dari 10

Mengapa Menjadi Mahasiswa UGM?

telah masuk ke dalam prakteknya masyarakat

dan prakteknya hidup.

“MOMENTUM BEREFLEKSI” hidupkanlah terus

garis pahlawan geest-wil-daad,


Kinilah saat yang tepat
'tuk meluruskan kembali niat hidupkanlah terus
Apakah kita berada di tempat yang tepat
'tuk mempertaruhkan KUWAT garis perjuangan geest-wil-daad!
(kesempatan uang waktu alat dan tenaga) Gadjah Mada adalah mata airmu,
'tuk berilmu-beramal dunia-akhirat
Gadjah Mada adalah sumber airmu,

tinggalkanlah kelak Gadjah Mada ini


“PITUTUR, PITUDUH, & PITULUNGAN”
bukan untuk mati tergenang
Kiranya bukan tanpa makna
dalam rawanya ketiadaan amalan
ketika para tokoh Gadjah Mada
membangun Balairung, tujuh pintu atau rawanya kemuktian diri sendiri,
tujuh dalam bahasa Jawa berarti pitu
tetapi mengalirlah ke laut,

seolah pendiri Gadjah Mada tujulah ke laut, capailah laut,


ingin berwasiat pada sivitas akademikanya
sesungguhnya banyak pitutur, pituduh, & pitulungan Lautnya pengabdian kepada Negara dan Tanah Air,
di Gadjah Mada ini bagi mereka yang mengerti yang berirama, bergelombang, bergelora!
Wasiat Ir. Soekarno (Ir. Soekarno, 1951)
Kepada Mahasiswa (& dosen)
Universitas Gadjah Mada

dan engkau... FILOSOFI GEDUNG PUSAT UGM

engkau adalah mahasiswa-mahasiswa

pada Universitet Putera-Amal Nilai-Nilai Filosofis Pembangunan Gedung Pusat


UGM:
dan Putera-Perjoangan itu, Wasiat Ir. Soekarno (Pidato Peresmian Gedung Pusat
engkau adalah asuhan-asuhannya, UGM, 1959)

engkau adalah laksana anak-anak rajawali,

adelaarsjong-adelaarjong,

maka tetap setialah

kepada jiwa dan cita-cita indukmu ini.

sekarang dan kelak,

jikalau engkau
djiwa persatuan, disamping unsur djiwa berkorban
dan ichlas”

(Soekarno, 1959)

Pengisi Gedung Pusat UGM

“Harus Manusia Berjiwa Besar””

”Apa arti batu-batu ini, dan genteng-genteng ini, dan


kaju ini,

dan lantai ini, djikalau di dalam gedung ini tidak


diisikan

djiwa jang besar.

” (Soekarno, 1959)
“... gedung ini, didirikan dengan uang rakjat,

thus sebenarnya milik rakjat dan untuk rakjat.” Bukan sekedar membangun gedung....
(Soekarno, 1959)
”Bahkan saja berkata manakala kita membangun
Gedung Pusat UGM Karya Arsitek Indonesia gedung-gedung ini, sebenarnja kita membangun
barang jang lebih besar daripada gedung-gedung ini.
Kita membangun hari kemudian bangsa kita”

(Soekarno, 1959)

Membangun Gedung Pusat UGM


dalam tiga kerangka besar...”

 membangun satu NKRI dari Sabang sampai


ke Merauke.

“... siapa arsitek daripada gedung ini, sebab biasanja  mengisi NKRI itu, dengan satu masjarakat
sang arsitek itu dilupakan...arsiteknja ialah Sdr. adil dan makmur.
Pangeran Hadinegoro...” (Soekarno, 1959)
 menempatkan dan membangun dunia baru,
Membangun Gedung Pusat menempatkan Republik Indonesia ini dalam
Sebagai Ekspresi Unsur Keempat Jiwa Proklamasi : dunia baru, persaudaraan daripada bangsa-
“Jiwa Membangun dari Ketiadaan” bangsa.

”...kita sedjak dari mulanja berdjiwa hendak


membangun sebagaimana telah saja katakan,
bahwa djiwa proklamasi 17 Agustus 1945
mempunjai unsur membangun dari ketiadaan
disamping unsur djiwa merdeka, disamping unsur
Ajaran Mahapatih Gadjah Mada besar memakan tempo berbulan-
yang relevan bagi Universitas Gadjah Mada bulan lamanya, maka dicari jalan
(Soekarno, 1959) supaya dikerjakan juga lain bagian
dari bangunan komplek UNGM di
Sumpah Palapa = ”jiwa asketik” Bulaksumur itu.
4. Dengan berdirinya Jajasan Guna
Ajaran Mahapatih Gadjah Mada: Dharma dengan Sri Sultan sebagai
motornya, dapat menarik kantor
1. trisna, tan satrisna (jangan pilih kasih)
Planologi dengan Prof. Ir.
Poerbodiningrat sebagai pemimpin
2. haniakan musuh (mengenyahkan musuh:
dan Praktik Ir Djojosoegardo
imperialisme, kolonialisme & kapitalisme).
sebagai ontwerpernya, maka
3. satya haprabu (setia kepada negara). tambahlah tenaga-tenaga yang
turut memikirkan, merancang,
4. ginong prati dina (dibuat besar saban hari menciptakan, membangun, bagian-
/produktif) bagian lain dari bangunan yang
bersifat besar itu. (LTR, 1953: 10)

- Nilai-Nilai Filosofis
Nilai filosofis dari masing masing tokoh Pembangunan Gedung Pusat UGM:
Belajar dari Jiwa Besar Mohammad Hatta
- Nilai-Nilai Filosofis ... Wakil Presiden Mohamad Hatta
Pembangunan Gedung Pusat UGM: senantiasa memeriksa jalannya
Belajar dari Jiwa Besar Prof. Sardjito Prof. pembangunan gedung-gedung yang banyak
Sardjito mengajarkan ketekunan, dikritik karena tidak kunjung selesai
kemandirian, kesabaran, tanggungjawab (LTR, 19/9/1953:10-11)
dan kerelaan berkorban Belajar dari Jiwa Besar Mohammad Hatta
- Nilai-Nilai Filosofis Ketika Membangun Gedung Pusat UGM :
Pembangunan Gedung Pusat UGM: 1. Pada Dies Natalis pertama dari
Belajar dari Jiwa Besar Sri Sultan HB IX Universitas kita pada tanggal 19
“peduli, tanggungjawab, & iklhas berkorban Desember 1950. Rektor UGM
sedikit bicara, banyak kerja dan karya” melaporkan segala kesukaran yang
Kepedulian, Tanggungjawab, & Keikhlasan dijumpai usaha gedung-gedung
Sri Sultan HB IX dan ruangan-ruangan kuliah.
1. Pada awal berdirinya UGM, berkat 2. Laporan tadi telah menarik
kemurahan hati Sri Sultan HB IX, perhatian PJM Wakil Presiden
UNGM (sebelumnya BPT Gadjah (Moh Hatta) sedemikian rupa
Mada) diijinkan menempati sehingga setelah upacara Dies
sebagian besar fasilitas keraton selesai, Dewan Kurator dan
Ngayogyokarto Hadiningrat (LTD, Pengurus Senat Universitas Gadjah
1954:5) Mada dipanggil untuk
2. Sultan HB IX “meminjamkan tanah” membicarakan tentang pembelian
Bulaksumur dan Sekip untuk tanah dan pendirian gedung-
kampus UGM gedung Universitas.
3. Membikin gambar proyek untuk 3. Hasil pembicaraan dengan PJM
bestek dari bangunan yang bersifat Wakil Presiden itu yalah akan
diusahakannya kredit sebesar lima pertama kali mendapat kepercayaan untuk
belas juta rupiah untuk pembelian membuat rentjana jang tidak mudah dapat
tanah seluas 100 Ha, terletak di dikerdjakan.”
sebelah utara kota Yogyakarta. (Pidato GPH Hadinegoro pada peletakan
(Sardjito, 1958) batu pertama pembangunan gedung pusat
4. Mengenai cara bekerjanya, oleh UGM, 1951)
PJM Wakil Presiden telah Konsep Filosofis Gedung Pusat UGM
dianjurkan supaya Universitas (Harun Hadinegoro, 2013)
janganlah menggantungkan Filosofi dua polar: Gunung Merapi dan Laut
nasibnya pada anggaran belanja Selatan sebagai axis imajiner
negara setiap tahun, melainkan Axis imajiner ini diikuti secara konsisten
berusaha mendapat pinjaman uang dalam site plan kampus dan site plan
dengan tanggungan Pemerintah gedung pusat:
Pusat.  As: utara-selatan
5. Universitas harus juga mempunyai  Simetris dan geometris
sumber penghasilan tertentu, yang  Pintu masuk tepat pada as selatan
dapat juga menjamin tertibnya  Orientasi matahari barat dan timur
pembayaran kembali dari uang
pinjaman.(Sardjito, 1958) Letak Geografis Kota Djogjakarta sangat
baik untuk Kota Universitas
Bung Hatta mengajarkan
- Di pusat bekas-bekas kesenian Djawa-Hindu
“kemandirian dan tanggungjawab” dan di tengah-tengah kebudayaan Djawa.
- Mudah dihampiri dengan memakai jalan
- Nilai-Nilai Filosofis raja dan kereta api dari utara, barat, dan
Pembangunan Gedung Pusat UGM: timur.
Belajar dari Sang Arsitek GPH - Di atas lereng gurung Merapi, kering, tidak
Hadinegoro“beliau adalah seorang yang terlalu panas, tidak jauh dari laut
correct, rapih, sistematis, segala sesuatu
direncanakan dengan matang, disiplin, Belajar dari Arsitektur Gedung Pusat UGM
hemat, tetapi juga selalu tampil serasi,
lembut dan berselera humor tinggi.” (Harun  Gedung Pusat dan Kawasan Kampus UGM
Hadinegoro, 2011) dihadirkan berdasarkan perpaduan puncak-
puncak pikiran arsitektur yang ada sampai
saat itu (1957): Mesir,Yunani, Romawi,
Eropa, Hindu, dan Jawa.
Arsitek Gedung Pusat Dipercayakan
Kepada Arsitek Warga Negara Indonesia:  Gedung Pusat adalah state of the arts
(ujung sejarah) arsitektur saat itu
“Memupuk semangat nasionalisme &
percaya diri”  Penggunaan skala agung dan geometri suci
“Tugas jang dilimpahkan atas diri kami telah melahirkan mahakarya arsitektur yang
untuk membuat rentjana complex gedung sampai saat ini belum ada yang
Universitas Gadjah Mada adalah suatu melampauinya
pekerjaan jang kami hargai, karena kami
sebagai warga negara Indonesia buat  Penggunaan skala agung dan geometri suci
telah menjadikan Gedung Pusat sebagai
maha karya yang sangat berwibawa, Nilai-nilai Dasar UGM
mencekam tetapi memberi damai,
merengkuh tetapi membiarkan, membuka Semangat perjuangan dan kesetiaan pada NKRI nilai-
tetapi membatasi, memanggil tetapi nilai Pancasila dan Kebudayaan Indonesia seutuhnya
mengantar, menciutkan tetapi & nilai-nilai keilmuan dan kenyataan
membesarkan
MAKNA UNIVERSITAS
(SUDARYONO SASTROSASMITO, 2011)
Menurut sejarah, nama universitas dipilih untuk
Kesimpulan : mewadahi akademi, sekolah tinggi, dan balai
perguruan tinggi
Gedung Pusat UGM dibangun:

 oleh orang-orang yang berjiwa


besar, MAKNA GADJAH MADA

 untuk orang yang berjiwa besar Sejumlah ajaran Mahapatih Gadjah Mada yang
relevan bagi UGM (Ir. Soekarno)
 demi cita-cita besar
1. trisna, tan satrisna (jangan pilih kasih)

2. haniakan musuh (mengenyahkan musuh:
FILOSOFI UGM: MAKNA SIMBOLIS imperialisme, kolonialisme & kapitalisme).
& JATI DIRI UGM
3. satya haprabu (setia kepada negara).

4. ginong prati dina (dibuat besar saban hari


Simbol dan atribut UGM /produktif)

• Identitas dan Status UGM Makna Hari Lahir UGM 19 Desember 1949

• Lambang & Atribut UGM • “Dipilih tanggal 19 Desember, agar supaja


detik kesedihan dan kemalangan dalam
• Hymne UGM
perdjoangan kemerdekaan kita, jang
• Bendera UGM terkandung padanja, secara asosiasi dapat
dihilangkan sifatnja kesedihan dan
• Gedung Pusat dan Kawasan UGM kemalangan itu dengan mendjadikannja
suatu saat nasional jang penting, ialah
Jati diri UGM pendirian sebuah Universiteit negeri jang
nasional” (Prof. Dr. Sardjito, Rektor I UGM)
• Universitas Nasional

• Universitas Perjuangan MAKNA KOTA YOGYAKARTA BAGI UGM

• Universitas Pancasila • UGM berdiri sebagai suatu hasil perjuangan


panjang masyarakat Yogyakarta dalam
• Universitas Kerakyatan mencerdaskan bangsa Indonesia.

• Universitas Pusat Kebudayaan


• Pada saat UGM didirikan, Yogyakarta kujunjung kebudayaanmu kejayaan Indonesia
merupakan ibukota RI, dan di Jakarta telah
didirikan Universiteit van Indonesie oleh Bagi kami almamater kuberjanji setia
NICA.
kupenuhi dharma bakti tuk Ibu Pertiwi
• Pada waktu Yogyakarta diduduki Belanda,
tidak satupun pegawai DIY yang bersedia di dalam persatuanmu jiwa seluruh bangsaku
menjadi pegawai Belanda. (Koesnadi
kujunjung kebudayaanmu kejayaan Nusantara
Hardjasoemantri, 2004: 3).

Makna Lambang UGM


Makna Bendara UGM

Warna kuning emas dan putih = silih asih


melambangkan

kemurnian dan kesucian

sebagai landasan dan jalan


(Versi STATUTA UGM 2013)
dalam pengembangan ilmu dan kebudayaan dalam
Lambang UGM berwarna kuning emas rangka mencapai

sebagai warna silih asih hakikat kenyataan dan pemenuhan kewajiban

yang melambangkan seluruh warga universitas

kesatuan ilmu pengetahuan, kenyataan, kewajiban, untuk menjaga harmoni


kesucian, kepahlawanan, serta perjuangan nasional
dalam rangka hubungan
dari UGM
dengan Tuhan, alam, dan manusia.
yang semuanya saling mempengaruhi dan diliputi
serta dijiwai
MAKNA SIMBOLIK CEMARA TUJUH

kebudayaan bangsa dan Pancasila


Melambangkan sifat sapta resi

Syair Hymne Gadjah Mada


(sifat begawan yang tujuh)

Lagu : Suthasoma
1. jujur

Arr. : Kusbini
2. enggan berbuat jahat

3. enggan menyalahi janji

Bakti kami mahasiswa Gadjah Mada semua


4. enggan memakai/memakan

ku berjanji memenuhi panggilan bangsaku


barang yang tidak halal

di dalam Pancasilamu jiwa seluruh nusaku


5. tidak suka pujian dan kekokohan

6. tidak suka kepada yang kotor Wahai Gadjah Mada

7. tidak suka bersungguh-sungguhkan kau menanam pohon bodhi

segala macam barang pesolek Karena bodhi bukanlah pohon tanpa makna

sebab dia bernama ficus religiousa menyimbolkan


pecerahan dan pembebasan
FILOSOFI PENATAAN TETUMBUHAN
Wahai Gadjah Mada
DI UGM
bersungguh-sungguhkan kau merawat hutan

Karena hutan bukanlah sekedar kumpulan tanaman


Puisi :
sebab di sana ada kehidupan menyimbolkan rakyat
Ketika Tuhan dan Alam
dengan kebhinnekatunggalikaan
Menyapa Gadjah Mada Melalui Tetumbuhannya
Ketika lambang Gadjah Mada
Apakah tanpa makna...?
yang seharusnya putih dan kuning emas
Ketika pohon beringin di lapangan Pancasila
di beberapa tempat telah menjadi putih dan separoh
tumbang diterpa badai puting beliung yang menggila hitam,

Apakah tanpa makna...? bahkan kuning total atau hitam legam

Ketika pohon bodhi di depan Gedung Pusat padahal kita tahu

tumbuh kurang sehat karena digerogoti benalu lebat bahwa putih dan kuning emas

Apakah tanpa makna...? bermakna “murnining suci marganing kasunyatan”

Ketika hutan di utara kantor yang berarti kesucian dan keikhlasan

rusak dan kotor karena dinodai burung predator jalan menunju kenyataan

Wahai Gadjah Mada Ketika cemara tujuh sudah tidak lagi menjulang
tinggi
bersungguh-sungguhkah kau menanam pohon
beringin dan dibawahnya sudah jarang ada diskusi

Karena beringin bukanlah pohon sembarangan padahal kita tahu bahwa cemara tujuh bermakna
saptarsi
sebab dia menyimbolkan kerakyatan, pengayoman,
yang melambangkan 7 sifat resi
yang jujur, enggan berbuat jahat, enggan menyalahi Oleh : Hotel Eastparc, 3 Oktober 2016
janji, enggan barang yang tidak halal, tidak suka
dipuji, Heri Santoso

tidak suka pada yang kotor,

dan tidak suka barang pesolek (agar tersohor).

Ketika dahulu hingga kini

kiri kanan jalan utama

menuju gedung pusat Gadjah Mada

ditanami pohon sawo kecik dengan rimbunnya

kiranya penanamnya berpesan pada kita

”wahai civitas akademika Universitas Gadjah Mada

hidup dan belajarlah dari sawo kecik

yang mengajarkan hidup sarwo becik (jw- serba


baik)”

Ketika jalan utama Gadjah Mada diberi nama Jalan


Pancasila

Yang bermakna kita awali kehidupan

Dari ketuhanan berujung keadilan

Ketika di kiri kanan jalan utama ditanam pohon


damar

Yang berarkonotasi “handamari”

Yang bermakna doa semoga kita diberi jalan terang

Sebagai penerang kehidupan

Kiranya bukan tanpa makna

ketika alam pikir simbolik yang kaya makna

telah diganti sekedar alam pikir fungsional

yang beroritentasi fungsi tapi miskin arti


Filofosi tanaman 4. didukung & dikembangkan dalam budaya
organisasi oleh civitas akademika UGM
1. Pohon damar di Boulevard 5. diapresiasi baik oleh publik di luar UGM

Simbol keindahan, kekokohan & hikmah ARTI NILAI-NILAI KE-UGM-AN

2. Pohon Beringin di Lapangan Pancasila sifat atau kualitas yang membuat suatu itu berharga,
menyimbolkan jiwa kerakyatan & pengayoman layak diingini atau dikehendaki, dipuji, dihormati,
dan dijunjung tinggi, pantas dicari, diupayakan, dan
3. Pohon Sawo Kecik di kiri kanan jalan utama dicita-citakan perwujudannya, pemandu dan
menuju Gedung Pusat UGM Menyimbolkan “warga pengarah hidup sivitas akademika.
UGM harus hidup harus serba baik” (sarwo becik -jw)
FUNGSI NILAI-NILAI KE-UGM-AN
4. Pohon bodhi
Memberi arah, tujuan, dan makna bagi diri dan
= Ficus religiosa keseluruhan hidup sivitas akademika UGM,
membentuk identitas diri dan menentukan masa
Simbol pencerahan
depannya
Hutan
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN UGM
= simbol rakyat

kecendekiawan & kenegarawanan yang patriotis,


nasionalis ikhlas & merakyat pancasilais berbudaya
UGM menata tanaman dan pepohonan bukan tanpa Indonesia mengabdi & berbakti untuk bangsa &
makna... umat manusia

 dari barat ke timur melambangkan NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM STATUTA


Indonesia & DASAR HUKUM UGM

 dari selatan ke utara di bagian tengah - SK BERDIRINYA UGM 1949


(bunderan-hutan) melambangkan - STATUTA UGM 1950
perjalanan hidup seorang ilmuwan - STATUTA UGM 1977
- STATUTA UGM 1992
- AD UGM 2000
- (PP UGM SEBAGAI PT BHMN)
NILAI-NILAI KE-UGM-AN - STATUTA UGM 2013

VISI UGM
(Statuta UGM, 2013, Ps. 2)
Nilai ke UGM an
- Sebagai pelopor perguruan tinggi nasional
1. digagas dan dikembangkan oleh pendiri berkelas dunia yang unggul dan inovatif
UGM - Mengabdi kepada kepentingan bangsa dan
2. dimuat dalam Statuta/AD UGM kemanusiaan
3. diwujudkan dalam simbol-simbol UGM - Dijiwai nilai-nilai budaya bangsa
Berdasarkan Pancasila
MISI UGM Lembaga nasional
(Statuta UGM, 2013, Ps. 3)
(1) ilmu pengetahuan,
- Melaksanakan Pendidikan Penelitian
Pengabdian kepada masyarakat (2) Kebudayaan,
- Pelestarian dan pengembangan ilmu yang
unggul dan bermanfaat bagi masyarakat (3) Pendidikan & pengajaran tinggi

LANDASAN PENYELENGGARAAN UGM = penjelmaan dan pelaksanaan Pancasila & UUD


1945
- Pancasila & UUD NRI 1945
- Kebudayaan Indonesia Yang diwujudkan = cita-cita proklamasi dalam Pembukaan UUD 1945
dalam Dasar kerokhanian, Dasar nasional,
TUJUAN UGM
Dasar demokrasi, Dasar kemasyarakatan, &
Dasar kekeluargaan
(khusus)
(versi Statuta UGM, 2013, Ps 3.b.)
Catatan kritis: “Landasan keilmuan dan kenyataan”
tidak tercantum dalam Statuta ini, padahal dalam
Membentuk :
draft Statuta, landasan ini dimuat di bagian
Pembukaan. Karena pertimbangan teknis “MANUSIA SUSILA”
“Pembukaan Statuta” dihilangkan maka, dasar
keilmuan juga ikut hilang... Insyaf dan bertanggungjawab atas kesejahteraan
Indonesia dan dunia
DASAR BAWAAN PANCASILA & KEBUDAYAAN
INDONESIA - berjiwa bangsa Indonesia

- Dasar Kerohanian (Ketuhanan & - manusia budaya Indonesia


Kemanusiaan)
- Dasar Nasional - berketuhanan YME
- Dasar Demokrasi
- Dasar Kemasyarakatan - berperikemanusiaan YA&B
- Dasar Kekeluargaan
- demokratis
DASAR BAWAAN
KEILMUAN & KENYATAAN Diliputi oleh kenyataan dan kebenaran, cerdas,
kreatif, terampil, mampu berkomunikasi,
1. Sifat universal & objektif ilmu untuk mencapai berkesadaran lingkungan, pemelihara dan
kenyataan dan kebenaran pengembang kebudayaan...

2. Kebebasan akademik, mimbar akademik STATUS UGM


dilaksanakan dengan hikmah & bertanggungjawab
Merupakan “PTN BADAN HUKUM” Mengelola bidang
3. Sifat beradab dan teleologis ilmu guna keadaban, akademik & non akademik secara otonom
kemanfaatan, & kebahagiaan kemanusiaan

TUJUAN UGM

Mewujudkan:

Anda mungkin juga menyukai